IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 24 AGUSTUS
2021
KITAB KOLOSE
(Seri:157)
Subtema: PEKERJAAN PENDAMAIAN
KARENA YESUS KEPALA
Segala puji dan segala hormat,
selayaknya kita naikkan hanya bagi TUHAN yang sudah memungkinkan kita untuk
berada di tengah-tengah perhimpunan ibadah doa penyembahan di malam ini.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat Tuhan yang ada di
Bandung, di Malaysia, bahkan umat Tuhan yang setia dalam ketekunan ibadah doa
penyembahan yang digembalakan oleh GPT BETANIA Serang
dan Cilegon, Banten, baik di dalam negeri tanah air Sabang sampai Merauke
maupun di luar negeri, di mancanegara, di tiap-tiap negara, dimanapun anda
berada.
Marilah kita berdoa, kita mohonkan segala kemurahan Tuhan
supaya kiranya Firman Tuhan keluar, yakni terjadi pembukaan Firman yang akan
meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Mengingat hari ini adalah hari yang jahat, antikris sudah berada di ambang pintu, yang disebut juga kehidupan yang murtad dan pendurhaka. Sesudah itu barulah Tuhan datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Biarlah kiranya kita senantiasa tekun dalam TIGA MACAM IBADAH POKOK, bahkan ibadah
itu yang akan memuncak sampai DOA PENYEMBAHAN. Sebab manakala kita senantiasa
berada di dalam rumah Tuhan, di rumah Allah Yakub, maka Yesus akan tampil
sebagai Kepala Gereja, Kepala Rumah Tuhan yang memimpin ibadah kita dan tampil
sebagai Imam besar Agung melayani berdoa dan memperdamaikan dosa kita.
Kita bersyukur kepada Tuhan, Dialah sarana yang di jadikan
oleh Tuhan untuk membawa kita sampai kepada kehidupan yang kekal,
keselamatan yang sudah di sediakan oleh Tuhan bagi kita umat manusia.
Marilah kita sambut Firman penggembalaan untuk ibadah doa
penyembahan, yang di tulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose. Dengan
perikop: “Hubungan antara anggota-anggota rumah tangga”
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah istrimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Pendeknya;
- Seorang suami harus tahu untuk mengasihi istrinya dengan benar.
-
Kemudian seorang suami dilarang untuk berlaku kasar terhadap istrinya.
Lebih rinci tentang keberadaan tentang seorang suami di
dalam 1 Petrus.
1 Petrus 3:7
(3:7) Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Seorang suami juga di tuntut untuk; berlaku bijaksana terhadap istrinya.
Yesus Kristus adalah kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorga,
Dialah suami dalam kebenaran dan dalam keadilan,
berarti; Tuhan Yesus adalah suami yang berlaku BIJAKSANA kepada Gereja Tuhan.
Terkait Kebijaksanaan maka kita akan baca di dalam Daniel
12.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Orang-orang bijaksana = bintang-bintang yang bercahaya di
cakrawala = bersinar terang di dalam kegelapan.
Adapun tugas dari orang-orang bijaksana: Menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Maka dari itu, kita harus berdoa dan menaikkan permohonan
kepada Tuhan supaya kiranya Tuhan mengirimkan hikmat, akal budi, dan
kebijaksanaan, lewat pembukaan rahasia Firman Allah yang murni dan benar, dalam
setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita di bumi ini.
Tujuannya adalah; untuk menuntun, untuk menggiring, bahkan untuk menggembalakan hidup rohani kita sampai kepada kebenaran yang sejati, yang sekarang duduk di sebelah kanan Allah yang maha besar. Seperti tuntutan dari injil Matius 6:33.
Sebagaimana
Rasul Paulus terhadap sidang jemaat di Korintus, dengan perikop: “Israel
sebagai suatu peringatan.”
1 Korintus 10:14-15
(10:14) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! (10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
Singkat kata; sebagai seorang yang bijaksana, Rasul Paulus
menghimbau dan mengingatkan sidang jemaat di Korintus supaya mereka menjauhkan
diri mereka dari penyembahan berhala.
Pada 15b, Rasul Paulus
berkata: “Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan”. Kita hubungkan pada 1
Korintus 10:19.
1 Korintus 10:19-20
(10:19) Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat. (10:21) Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
Maksud Rasul Paulus adalah; bahwa persembahan bangsa Israel
adalah persembahan kepada roh-roh jahat bukan kepada Allah.
Itulah sebabnya Rasul Paulus dengan tegas menghimbau sidang jemaat di Korintus; agar mereka jangan bersekutu dengan roh-roh jahat seperti bangsa Israel selama 40 tahun dalam perjalanan di Padang Gurun.
Ternyata..Sekalipun bangsa Israel menjadi suatu barisan
jemaat yang di pimpin oleh Musa atau menjadi rombongan yang nampaknya beribadah
kepada Allah di padang gurun, namun kenyataannya; persembahan mereka adalah
persembahan kepada roh-roh jahat bukan kepada Allah.
Ini suatu tindakan yang sangat di sayangkan karena
persembahan mereka bukan kepada Allah melainkan kepada roh-roh jahat. Mengapa
hal itu bisa terjadi?
Kamu
tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat….tidak dapat minum dari cawan Tuhan atau beribadah melayani
yang di hubungkan dengan Salib, tetapi dalam kesempatan yang lain bersekutu
dengan roh-roh jahat.
Kita tidak dapat mendapatkan bagian dalam perjamuan Tuhan
atau kita tidak dapat melakukan kehendak Allah Bapa di Surga apabila dalam
kesempatan yang lain bersekutu dengan roh-roh jahat. Jadi, dalam satu sisi melakukan hal yang baik dan satu
sisi yang lain melakukan hal yang tidak baik.
Itu tidak bisa di lakukan secara serentak, oleh sebab itu
Rasul Paulus juga di dalam hal menjalankan rencana-rencana pelayanannya di
hadapan Tuhan, juga tidak melakukan secara serentak atau secara serampangan.
Kita tidak dapat untuk hidup suci, namun di kesempatan yang lain melakukan hal yang jahat. Itu tidak bisa di lakukan secara bersamaan.
Mari kita melihat persekutuan bangsa Israel dengan roh-roh
jahat di padang gurun selama 40 tahun pada 1 Korintus 10.
1 Korintus 10:6-18
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya kita jangan menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: “Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.” (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada suatu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
Adapun persekutuan bangsa Israel terhadap roh-roh jahat
selama 40 tahun di padang gurun, antara lain:
1. Pada ayat 6: Bangsa Israel menginginkan hal-hal yang jahat.
2.
Pada
ayat 7: Bangsa Israel menyemah berhala.
3.
Pada
ayat 8: Bangsa Israel melakukan
percabulan.
4.
Pada
ayat 9: Bangsa Israel mencobai TUHAN.
5.
Pada
ayat 10: Bangsa Israel bersungut-sungut
di hadapan TUHAN.
Kita kembali mengikuti penjelasan dari hal yang ke-2, yaitu:
Bangsa
Israel menyembah berhala.
Adapun peristiwa tersebut tertulis dengan jelas pada kitab Musa yang kedua, yaitu Keluaran 32:1-35.
Adapun Keluaran 32:1-35 menurut pembagiannya, antara lain:
a. Ayat 1-6 tentang lembu emas.
b.
Ayat
7-14 tentang murka Allah kepada bangsa
Israel.
c.
Ayat
15-20 tentang 2 (dua) loh batu yang
dipecahkan.
d.
Ayat
21-29 tentang Musa marah kepada Harun,
abangnya.
e.
Ayat
30-35 tentang Musa berdoa untuk bangsa
Israel.
Kita masih mengikuti penjelasan tentang: MUSA BERDOA UNTUK
BANGSA ISRAEL.
Namun terlebih dahulu kita membaca atau memeriksa pada Keluaran 32:31-32; ini bagian terakhir tentang lembu emas tuangan.
Keluaran 32:30-31
(32:30) Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu." (32:31) Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
Singkat kata dari apa yang sudah di baca; Musa tampil
menghadap Allah untuk mengadakan pendamaian karena dosa besar yang telah di
perbuat oleh bangsa Israel, yaitu: berhala lembu emas, itu dosa besar. Berhala
adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, misalnya; karena pekerjaan
meninggalkan ibadah dan pelayanan, karena kesibukan lalu meninggalkan ibadah
dan pelayanan, karena pendidikan, karena bisnis, dll. Itu adalah merupakan
penyembahan berhala, termasuk kekerasan di hati itu juga merupakan penyembahan
berhala, jadi sementara penyembahan
berhala adalah DOSA BESAR di hadapan Tuhan, itu bukan dosa biasa. Jadi jangan sampai kita meninggalkan ibadah
dan pelayanan hanya karena sesuatu, itu dosa besar dan apapun alasannya; itu
sebabnya pada ayat sebelumnya Tuhan izinkan Bani Lewi untuk mendapat kesempatan
melayani Tuhan, tetapi dengan syarat harus menyandang pedang roh itulah Firman
Allah, supaya membunuh tabiat daging dari orang-orang yang terdekat, tidak
kompromi terhadap tabiat daging dari orang-orang terdekat; baik tabiat daging
dari saudaranya, tabiat daging dari temannya, tabiat daging dari tetangganya,
bahkan di dalam Kitab ulangan, tabiat daging dari anak laki-laki, maupun tabiat
daging dari anak perempuan, bahkan tabiat daging dari orang tuapun harus di
bunuh dengan pedang roh.
Anak harus hormat kepada orang tau, tetapi tabiat dagingnya
harus di bunuh dengan pedang roh. Sehingga dengan demikian dia layak untuk
melayani Tuhan, layak untuk melayani pekerjaan Tuhan.
Jadi singkat kata; Dosa penyembahan berhala itu merupakan dosa besar bukan dosa biasa. Untuk itulah Musa tampil di hadapan ALLAH untuk
mengadakan pendamaian terhadap dosa besar yang telah di perbuat oleh bangsa
Israel.
Dengan perikop: “Kristus pengantara kita”
Pengantara, berarti ; menjadi pendamaian terhadap dosa. Imam-imam adalah pengantara antara Allah dengan manusia, demikian juga Kristus sebagai Imam besar adalah pengantara bagi kita, Dia akan mengadakan pendamaian terhadap dosa.
1 Yohanes2:1-2
(2:1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2:2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu jangan berbuat dosa...Firman Allah yang di tuliskan oleh karena
ilham Roh Kudus di sampaikan, tujuannya adalah; supaya kita semua tidak berbuat
dosa.
Namun jika seorang berbuat dosa...mengapa kalimat ini ada? karena Roh itu penurut, tetapi daging lemah, sehingga apabila seorang berbuat dosa kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa yaitu Yesus Kristus yang adil, Ia adalah pendamaian untuk segala dosa manusia, bahkan untuk dosa dunia.
Memang tugas dari seorang imam, apalagi seorang pemimpin di
dalam rumah Tuhan itulah Gembala sidang adalah untuk mengadakan pendamaian terhadap dosa dari sidang jemaat yang di layani, sesuai
dengan suratan tahbisan 1 Timotius 3:3.
Memang tahbisan dari seorang hamba Tuhan, tahbisan dari
seorang imam, tahbisan dari seorang penilik, tahbisan dari seorang diaken,
adalah; kepada Tuhan bukan kepada perkara-perkara lahiriah, bukan untuk memuji
diri atau bermegah terhadap perkara lahiriah.
Pendeknya; Sebagai pengantara Yesus Kristus memperdamaikan dosa kita bahkan dosa seantero dunia.
Dengan perikop: “Pelayanan untuk pendamaian”
2 Korintus 5:18-20
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (5:20) Jadi kami adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan
perantaraan Kristus telah
mendamaikan kita dengan Allah dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian
itu kepada hamba Tuhan Rasul Paulus. Bahkan mendamaikan dunia dengan Allah oleh
Kristus.
Sebagai pengantara
Kristus telah:
- Mendamaikan manusia dengan Allah, memperdamaikan dosa manusia dengan Allah.
-
Bahkan
mendamaikan dosa dunia dengan Allah.
Jadi bukan hanya memperdamaikan
dosa manusia, tetapi bahkan memperdamaikan
dosa dunia dengan ALLAH.
Ia
telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami...Kepada seorang hamba Tuhan, kepada seorang imam, juga di
percayakan berita pendamaian itu; kepada seorang imam, kepada seorang penilik, kepada
seorang diaken, kepada seorang pemimpin rumah Tuhan itulah gembala sidang.
Singkat kata; Allah telah mempercayakan berita pendamaian itu
kepada Rasul Paulus dan kepada rasul-rasul lainnya.
Pendeknya; sebagai utusan-utusan Kristus hamba-hamba Tuhan, pelayan-pelayan Tuhan, imam-imam, hendaklah membawa berita pendamaian = membawa berita salib. Yesus mengerjakan penebusan dan pendamaian itu di atas kayu salib, membawa berita pendamaian = membawa berita salib, dan itu di tegaskan di dalam 1 Petrus 2:9. Dengan perikop: “Yesus Kristus batu penjuru”
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib;
Kamulah bangsa yang terpilih = imamat yang rajani = bangsa
yang kudus = umat kepunyaan Allah sendiri.
Adapun tugas, adalah; memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, itulah karya di Golgota.
Jadi memberitakan salib Kristus dimanapun berada itu tugas dari seorang imamat rajani, tugas dari seorang imam-imam, pelayan Tuhan, diaken-diaken, penilik-penilik atau pemimpin rumah Tuhan itulah gembala sidang. Hendaklah kita membawa berita salib dimanapun kita berada, baik dalam perkataan maupun perbuatan, tanda salib itu harus ada. Jangan kita terlalu mudah untuk berucap kata-kata hanya karena tidak sesuai dengan hati, dan jangan juga kita dengan mudah bertindak dengan tindakan yang tidak berkenan kepada Tuhan, dan juga karena tidak sesuai dengan hati. Yang pasti tugas dari seorang imam, tugas dari seorang pelayan Tuhan, tugas dari seorang pemimpin rumah Tuhan itulah gembala sidang, adalah; membawa berita salib, membawa berita pendamaian dimanapun berada dan dalam situasi kondisi apapun, supaya kita layak di mata Tuhan, layak dan berkenan kepada Tuhan. Jangan kita disebut imamat rajani, pelayan Tuhan tapi tidak membawa berita salib dan pendamaian, itu adalah suatu hal yang tidak masuk akal.
Kita harus belajar untuk melakukan apa yang di inginkan oleh
Tuhan; belajar melakukan apa yang baik, apa yang benar, apa yang suci, apa yang
mulia, kepada Tuhan. Belajar terus, jangan pernah berhenti untuk belajar, terus
belajar, karena saya pribadi pun terus belajar, setiap saat, setiap hari
saya belajar dan saya juga selalu di ajar oleh situasi, kondisi, keadaan yang
ada dan saya juga mau belajar supaya berkenan dan semakin nyata
pemakaian Tuhan, supaya di atas segalanya nama TUHAN dipermuliakan dan kita
betul-betul ada di dalam rencana Allah yang besar.
Kita akan perhatikan 1 Petrus 1, jadi tugas dari imamat
rajani milik kepunyaan Allah sendiri memberitakan perbuatan yang besar dari Dia
itulah salib di Golgota; baik perkataan di tandai dengan salib, perbuatan juga
di tandai dengan darah salib, bahkan
dari ujung rambut sampai ujung kaki semuanya di tandai dengan darah salib,
walaupun demikian tidak perlu tawar hati.
1 Petrus 1:9-11
(1:9) karena kamu telah telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu. (1:10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. (1:11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
karena
kamu telah telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu... Tujuan iman adalah
keselamatan jiwa, jadi tujuan iman bukan perkara lahiriah, bukan
berkat jasmani, datang ke ibadah bukan untuk melihat tanda-tanda heran ataupun
mencari sensasi dari seorang hamba Tuhan; tetapi tujuan iman adalah keselamatan
jiwa. Maka didalam pengikutan kita, kita sudah seharusnya mentahbiskan diri ini
kepada iman, bukan mentahbiskan diri kepada perkara lahiriah atau berkat-berkat
lahiriah.
Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh
nabi-nabi, bahkan nabi-nabi bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan
bagi manusia pada masa ini. Jadi nabi-nabi tidak berbuat tentang bilur-bilur
Yesus tetapi nabi-nabi bernubuat tentang keselamatan yang berasal dari kasih
karunia, kemurahan Tuhan yang akan dinyatakan bagi manusia pada masa sekarang.
Apabila bilur-bilur Yesus yang memberi kesembuhan itu bagian dari keselamatan, jadi keselamatan bukan bagian dari bilur-bilur yang memberi kesembuhan tetapi bilur-bilur yang memberi kesembuhan adalah bagian dari keselamatan; itu sebabnya nabi-nabi bernubuat tentang keselamatan, tentang kasih karunia, tentang salib di Golgota sumber kasih karunia, sumber kemurahan. Supaya cara pikir kita berubah jangan menggunakan cara pikir yang lama . Mujizat oleh karena bilur-bilur yang memberi kesembuhan itu Puji Tuhan, karena memang itu harus terjadi tetapi nabi-nabi bernubuat tentang keselamatan, tentang kasih karunia yang bersumber dari salib Golgota yang memberi keselamatan jiwa, itu yang di teliti dan diselidiki oleh nabi-nabi, jadi jangan sibuk dengan perkara yang lain di tengah ibadah pelayanan dan di dalam sebuah penggembalaan.
Nabi-nabi meneliti keselamatan itu sesuai dengan pimpinan
Roh El-Kudus, sesuai pimpinan Roh kudus yang menguasai nabi-nabi
Tuhan tersebut, bukan menurut kehendak daging, bukan menurut pengertian manusia
sendiri, karena di dalam 2 Petrus 1:20, adalah:
2 Petrus 1:20
(1:20) Yang pertama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
Tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri...Firman
tidak boleh di tafsir-tafsir, tetapi ayat menerangkan ayat, ayat menjelaskan
ayat, sesuai dengan ilham Roh Kudus. Sebab tidak pernah nubuat di hasilkan
dengan kehendak manusia tetapi oleh dorongan Roh Kudus, hamba-hamba Tuhan,
nabi-nabi Tuhan, berbicara atas nama Tuhan. Jangan sampai menyampaikan Firman
Tuhan sesuai dengan pengertiannya sendiri akibatnya banyak yang salah dan
sesuai dengan keadaan, situasi dan kondisi, JANGAN TIDAK BOLEH.
Seorang hamba Tuhan meneliti dan menyelidiki Firman nubuatan itu harus dengan pimpinan Roh Tuhan, tetapi kalau di sampaikan hanya karena sesuai dengan situasi dan kondisi, kemudian di sampaikan hanya sesuai dengan pengertian manusia daging, itu bukan hamba Tuhan yang di pakai oleh Tuhan, itu adalah hamba Tuhan yang AMBISIUS di dalam melayani Tuhan.
Bahkan Roh Kudus telah bersaksi kemudian...Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus … Meneliti sesuai dengan pimpinan Roh Kudus, sesuai dengan pengaruh Roh Kudus itu yang menguasai mereka; bahkan Roh Tuhan memberikan kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus.
Jadi sebelum Yesus mati di atas kayu salib untuk mengerjakan
penebusan dan pendamaian dosa manusia dan dosa seantero dunia, Roh Kudus sudah
memberi tahu tentang segala penderitaan yang akan menimpa Yesus Kristus, Roh
Kudus sudah memberikan kesaksian segala penderitaan yang akan di alami oleh
Yesus Kristus di atas kayu salib, Jauh sebelum Yesus mati di atas kayu salib,
jauh sebelum Yesus menderita di atas kayu salib, Roh Kudus itu sudah bersaksi
kepada nabi-nabi tentang penderitaan yang akan di alami oleh Yesus supaya
manusia dapat mengalami pendamaian
terhadap dosa, bahkan dunia ini mengalami pendamaian terhadap dosa.
Maka sudah sangat jelas bahwasanya sentral dari sebuah ibadah, sentral
dari sebuah pelayanan adalah salib di Golgota dan tidak boleh lari dari hal itu. Dan Roh yang sama juga bersaksi tentang segala
kemuliaan yang menyusul sesudah penderitaan yang di alami oleh Tuhan Yesus Kristus di atas kayu salib, jadi di balik salib
ada kemuliaan tujuannya; supaya umat manusia tidak berputus asa, jangan rendah
diri. Namun di balik kemuliaan ada salib supaya umat manusia tidak menjadi
pribadi yang sombong, tidak menjadi pribadi yang suka bermegah terhadap
kelebihan-kelebihan, tidak menjadi pribadi yang suka memuji diri sebab orang
yang memuji diri tidak tahan uji,
tetapi orang yang di puji Tuhanlah yang tahan uji, orang yang bermegah terhadap
kelemahan, orang yang bermegah terhadap salib itulah yang tahan uji .
Jika seorang hamba Tuhan sibuk bermegah dalam kelebihan,
sibuk memuji diri, sibuk berbicara tentang berkat, sibuk berbicara soal
keberhasilan = memuji diri; orang yang memuji diri tidak tahan uji. Kalau
andaikata orang tersebut tahan uji pasti sangkal diri pikul salib, tetapi
karena tidak tahan uji terpaksa bermegah dengan kelebihan tetapi tidak mendapat
pujian dari TUHAN.
Singkat kata; nabi-nabi bernubuat tentang keselamatan oleh penebusan dan pendamaian
yang di kerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib.
1 Petrus 1:12
(1:12) Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
Seorang hamba Tuhan yang di pimpin dan di kuasai oleh Roh
Tuhan, ia di utus untuk menyampaikan berita Injil dan itulah berita PENDAMAIAN,
mengapa? karena berita itu ingin sekali diketahui oleh para malaikat-malaikat.
Perlu sekali di ketahui ; seorang imamat rajani atau seorang
hamba Tuhan di utus membawa berita pendmaian bukan untuk melayani dirinya
sendiri, berarti membawa berita pendamaian = rela menderita.
Inilah berita pendamaian yang ingin diketahui oleh para malaikat-malaikat, tetapi berita pendamaian itu tidak di sampaikan untuk para malaikat-malaikat tetapi di sampaikan untuk kita umat manusia bahkan untuk seantero dunia, oleh sebab itu kalau malaikat berbuat dosa langsung berubah menjadi setan dan sementara waktu di simpan di dalam gua untuk menantikan penghukuman kekal, kematian kekal dan di lemparkan ke dalam api neraka untuk selama-lamanya mati binasa. Oleh sebab itu jangan di gua-gua, jangan suka menyembunyikan dosa .
Seorang hamba Tuhan yang di utus untuk membawa berita
pendamaian bukan untuk melayani dirinya sendiri,
berarti membawa berita pendamaian sudah harus rela MENDERITA. Melayani itu harus rela korban, jangan melayani hanya tampil di
mimbar tetapi tenaga, pikiran, waktu, harta, kekayaan, uangnya tidak korban itu
tidak imam namanya tetapi seorang hamba Tuhan yang di urapi di tengah pengutusannya dia harus rela menderita itu korban pendamaian.
Yesus datang ke dalam dunia ini untuk mengerjakan penebusan dan pendamaian di atas kayu salib = rela menderita
Secepatnya kita hubungkan hal itu di dalam 2 Korintus 5.
2 Korintus 5:19-21
(5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa
karena manusia dan dosa seantero dunia supaya didalam Yesus Kristus kita
dibenarkan oleh Allah ini adalah kasih karunia, inilah keselamatan yang di
selidiki oleh para nabi, inilah yang semestinya diberitakan di tengah ibadah dan
pelayanan untuk mendapatkan keselamatan, keselamatan yang kita terima itu
adalah kasih karunia dan kemurahan oleh darah salib Kristus di Golgota.
Itulah keadaan seorang hamba Tuhan, dipercayakan untuk
membawa berita pendamaian berarti menjadi korban untuk mendamaikan dosa manusia
Dia yang harus menjadi korban.
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa
karena kita dan dosa dunia supaya
di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.Untuk memperdamaikan dosa manusia maka
seorang imam harus menjadi korban, rela menderita itu adalah imam. Kalau belum
sampai jangkauan pikiran kita ke sana segeralah
belajar dulu untuk mempraktekkan Firman sampai pengertian itu ada dalam akal
ini, pengertian indah itu di kandung oleh akal, jadi jangan sembarang melayani,
dan jangan sakit hati. Tetapi kalau hanya untuk tampil-tampil saya kira tidak
layak untuk melayani Tuhan. Seorang hamba Tuhan, seorang imam di dalam hal
mengerjakan pendamaian itu sudah seharusnya
rela menderita untuk memperdamaikan dosa sesama harus rela berkorban, rela
menderita; jangan sampai sebaliknya kita membuat orang lain menderita, melayani
tapi orang lain menderita itu tidak benar, itu tidak pendamaian terhadap dosa tetapi merusak damai.
Tugas dari seorang imam “mengadakan pendamaian terhadap dosa”
berarti, rela berkorban, rela menderita, yang penting dosa orang lain
diperdamaikan kepada Allah.
Terkhusus kepada Imam; biarlah pengertian
itu sampai melekat supaya tidak terkaget-kaget dalam pelayanannya.
Ibrani 2:13-18
(2:13) dan lagi: “Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya,” dan lagi: “Sesungguhnya. inilah Aku dan anak-anak yang telah berikan Allah kepada-Ku.” (2:14) Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu iblis, yang berkuasa atas maut; (2:15) dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. (2:16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. (2:17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. (2:18) Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
“Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya,”...Yesus anak
Allah.
Singkat kata; Allah memberikan kepercayaan yang teramat besar kepada Yesus Kristus, sehingga dengan demikian Ia harus mati di atas kayu salib, untuk:
a. Memusnahkan pekerjaan iblis yang berkuasa atas maut.
b.
Untuk
membebaskan manusia yang terdiri dari darah dan daging dan dari perhambaan
dosa.
Ini suatu tanggung jawab yang besar, sebab pada ayat 13; “Aku menaruh kepercayaan
kepadanya” Yesus anak Allah dan lagi; sesungguhnya inilah Aku dan anak-anak
yang telah diberikan Allah kepada-Ku. Jadi kepercayaan ALLAH kepada Anak adalah
suatu tanggung jawab yang besar supaya seantero dunia ini selamat, karena Dia
harus mengerjakan penebusan, pendamaian dosa di atas kayu salib
Jadi kepercayaan Tuhan kepada seorang hamba Tuhan semakin banyak maka tanggung jawabnya semakin besar; jangan sampai banyak pelayanan tapi dosa semakin bertambah-tambah, jangan sampai hal itu terjadi sebagaimana dalam Hosea 8:11.
Bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan
Abraham yang TERDIRI DARI DARAH DAN DAGING, yang masih ditandai dengan
kelemahan.
Jadi berita pendamaian itu betul-betul sangat ingin di ketahui oleh para malaikat-malaikat tetapi berita pendamaian tidak berlaku untuk malaikat, kecuali untuk keturunan Abraham yang terdiri dari darah dan daging yang masih ditandai dengan kelemahan. Kalau malaikat satu kali berbuat dosa langsung berubah menjadi setan tetapi keturunan Abraham yang terdiri dari darah dan daging sungguh luar biasa, perhatian Tuhan, belas kasihan Tuhan luar biasa.
Berarti Ibrani 2:16
= Petrus 1:11-12, malaikat-malaikat
Sorgawi penasaran dengan berita pendamaian karena sebetulnya mereka ingin sekali
manakala jatuh dalam dosa masih mendapatkan pengampunan, tetapi mereka tidak memiliki wadah, sebaliknya manakala
manusia jatuh dalam dosa ada wadah untuk menampung yaitu darah salib
Kristus. Manusia terdiri dari darah dan daging; ada wadah untuk menampung darah
Yesus Kristus, ada wadah untuk menampung kasih yang penuh dengan pengampunan,
berarti; manusia sangat istimewa bagi Allah dan lebih berharga dari para
malaikat.
Jadi manusia lebih berharga di mata Tuhan, oleh sebab itu kita harus menjunjung tinggi korban
Kristus darah salib (simbiosis mutualisme)
saling menghargai, kalau kita di permuliakan oleh Tuhan kita juga harus
menjunjung tinggi korban, hargai darah salib, tampung darah salib
sebanyak-banyaknya, tampung kasih dalam pengampunan yang besar karena kita
berharga di mata Tuhan.
Kita adalah wadah dari darah salib, kita adalah wadah dari
pengampunan kasih, itu tanda kita mulia di mata Tuhan.
Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan
dengan saudara-saudara-Nya...Tuhan
harus menjadi manusia, dari sorga turun ke dunia dan sebagai manusia Ia
merendahkan diri di atas kayu salib supaya
Ia menjadi sebagai Imam Besar Agung, Ia menaruh belas kasihan dan setia kepada Allah untuk mengadakan
pendamaian dosa kita dan dosa seantero dunia.
Jadi penebusan dan pendamaian yang di kerjakan oleh Yesus
Kristus sebagai Imam Besar Agung di latarbelakangi oleh:
a. Belas kasihan kepada keturunan Abraham yang di tandai dengan darah dan daging.
b.
Di
pandang setia kepada Allah.
Jadi seorang imam sudah seharusnya memiliki roh yang
senantiasa mau menaruh belas kasihan. Perhatian dan belas kasihan kepada sesama, tidak boleh egois.
Saya juga belajar untuk memperhatikan bukan saja diri saya
tetapi saudara-saudara (sidang jemaat)
saya perhatikan dan saya belajar untuk terus memperhatikan supaya semakin nyata
pemakaian Tuhan, menaruh Roh belas kasih. Jangan lupa roh belas kasih itu
penting, jangan melayani karena ambisi, tetapi milikilah roh belas kasihan karena kita juga hidup oleh karena
kemurahan Tuhan dan perlakukanlah orang lain sebagaimana Tuhan memperlakukan kita dengan belas kasihan.
Belajar untuk setia dalam perkara kecil supaya kita juga di
percaya dalam perkara yang lebih besar. Kita tidak mungkin setia dalam perkara besar kalau tidak setia dalam perkara kecil,
kita harus terlebih dahulu buktikan untuk setia dalam perkara kecil, jangan
menginginkan sesuatu yang besar sebelum membuktikan diri untuk setia dalam
perkara kecil, percayalah ini sering banyak orang salah pengertian; ingin hal
yang besar tapi dalam perkara yang kecil tidak setia, lupa!
Saudara ingat ini suatu rumus yang sangat menarik, kita
dapat menolong mereka yang dicobai namun karena sudah terlebih dahulu menderita
karena pencobaan, kalau kita sudah terlebih dahulu menderita cobaan maka tentu
saja seorang imam dapat menolong mereka yang dicobai.
Kalau setan mencobai manusia tidak tanggung-tanggung, kalau tidak dapat menguasai diri hati panas itu bisa hancur-hancuran, nikah rumah tangga juga bisa hancur-hancuran. Bantu doa supaya saya juga bisa dapat menolong mereka yang menderita karena pencobaan, kita semua harus saling mendoakan; itu sebabnya setia rabu pukul 19.00 malam ada Biston keluarga, Rumah tangga. Di situ kesempatan untuk saling mendoakan jangan sampai kita jauh dari Biston keluarga karena itu sangat penting, kita satu dengan yang lain harus saling mendoakan.
Ibrani
3, dengan perikop: “Yesus lebih tinggi dari Musa.”
Pada Keluaran 32 Musa tampil di hadapan Allah untuk mengadakan pendamaian atas dosa besar yang di perbuat oleh Israel; itulah berhala lembu emas. Pada pasal ini juga akan di jelaskan begitu, biarlah kiranya kita SETIA.
Ibrani 3:1-3
(3:1) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, (3:2) yang setia kepada Dia yang telah menetapkan -Nya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumah-Nya. (3:3) Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.
Kita semua yang sekarang berada dalam ibadah dan pelayanan
dengan lain kata yang sudah mendapat
panggilan sorgawi PANDANGLAH YESUS jangan pandang yang lain-lain, sebab:
-
Dia adalah Rasul
yang di akui untuk memberitakan hal-hal yang akan datang, itulah kemuliaan
kekal sorgawi.
-
Dia adalah Imam Besar yang kita akui untuk mengerjakan penebusan dan pendamaian
terhadap dosa manusia dan dosa dunia.
Oleh sebab itu yang sudah mendapatkan bagian panggilan dalam
sorgwai pandanglah Yesus, jangan pandang yang lain; kalau kita pandang yang
lain apalagi kalau untuk di jadikan sebagai barometer kita ini nanti mudah
sekali lemah. Kalau perkara lahiriah di jadikan dasar kita untuk melayani Tuhan
dan melayani pekerjaan Tuhan ini sama seperti
rumah yang di bangun di atas dasar pasir, tidak tahan uji, sebab itu pandanglah
Yesus.
Mengapa kita mengakui Yesus sebagai Rasul dan Imam yang
Besar Agung? sebab Dia setia kepada Allah seperti Musa setia dalam segenap rumah
TUHAN (Tabernakel) Jangan pandang yang tidak setia, jangan pandang yang tidak
kekal.
Ibrani 3:4
(3:4) Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah.
Singkat kata; Yesus terlebih besar dari pada Musa, walaupun
Musa setia dalam rumah TUHAN (Tabernakel).
Ibrani 3:5
(3:4) Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian. (3:5) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
Perbedaan antara Musa dan Yesus Kristus:
- Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian.
-
Yesus
Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai, tubuh-Nya, rumah-Nya; dan rumah-Nya
ialah hidup kita.
Orang bisa saja setia dalam segenap rumah TUHAN menjadi
pelayan dalam rumah TUHAN, tetapi dia tidak akan mungkin dapat melakukan
seperti apa yang dilakukan Yesus Anak Allah, mengepalai tubuh-Nya.
Yesus datang ke dunia ini bukan untuk dilayani, karena Dia
bukan pemalas, Dia datang bukan untuk menjadi
pengangguran, bayangkan kalau Dia datang sebagai pengangguran, serigala dan
burung bekerja aktif , kalau sampai serigala dan burung menjadi kepala atas
tubuh, maka Anak Manusia tidak mempunyai
tempat untuk meletakkan kepala-Nya atas
tubuh.
Dia setia untuk mengepalai rumah Tuhan, sekalipun tubuh Kristus yang bermacam corak, karakter,
perangai, tabiat-tabiat manusia, Yesus
tetap setia mengepalai tubuh-Nya yang bermacam corak ini, ada yang; egois,
merasa diri hebat, merasa diri mampu, susah ditegur, pemalas, tetapi sekalipun
bermacam corak, Dia setia mengepalai rumah-Nya, tubuh-Nya.
Adakalanya seorang yang terdekat, tidak sesuai dengan di
hati, maka sangat menjengkelkan sekali, dan itu baru kepada seseorang, tetapi
lihat Yesus Anak Allah setia kepada Dia untuk mengepalai rumah-Nya, tubuh-nya
yang bermacam corak, perangai, dan tabiat.
Musa seorang hamba Tuhan yang paling lembut di atas muka
bumi ini, sampai hari ini tidak ada yang bisa menandingi kerendahan hati dan
kelemah lembutan Musa, tetapi sekali waktu Musa lepas kontrol, dia memukul batu
karang, tidak sesuai kehendak Tuhan karena memang keluar air banyak jemaat
dipuaskan tetapi tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, artinya Musa tidak setia.
Tetapi Yesus Kristus setia sebagai Kepala atas tubuh-Nya yang bermacam corak. inilah yang diharapkan
Tuhan dari seorang imam, jangan hanya sibuk memikirkan dirinya, tabiat orang
terdekat dengan dia. Kalau sudah tergembala jangan lagi sibuk dengan tabiat
dari orang terdekat mu, terutama seorang imam, maka
kejarlah kasih, damai, kesetiaan bersama-sama dengan orang yang berseru-seru
kepada Tuhan dengan hati nurani yang murni.
Musa melayani tetapi dia bisa juga terpancing emosi, tetapi
Yesus setia kepada Allah untuk menjadi Kepala atas tubuh-Nya yang bermacam
corak ragam ini.
Dengan
perikop: “Kristus adalah pengantara dari
perjanjian yang baru.”
Ibrani
9:11-12
(9:11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini,-- (9:12 ) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
Yesus
telah mengadakan penebusan dan pendamaian terhadap dosa, bukan dengan darah
domba jantan dan darah anak lembu tetapi dengan membawa
darah-Nya sendiri. Ini jelas dan dengan itu Dia mendapat kelepasan KEKAL; ini
jelas berbicara tentang penyerahan diri dan dengan demikian Ia dapat
mengerjakan penebusan dan pendamaian terhadap dosa. Yesus adalah Tabernakel sejati, jadi Ia tidak perlu membawa darah
lembu emas dan darah domba jantan tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri, ini
berbicara tentang PENYERAHAN DIRI sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
Dengan
perikop: “Ketekunan.”
Ibrani 10:19
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, (10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
Mengalami
perobekan daging = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat
kehendak Allah.
Ia
lah Imam Besar Agung, Ia lah kepala rumah Tuhan yang setia kepada Tuhan. Jadi,
sebagai Imam Besar Agung, sebagai kepala rumah Tuhan yang setia untuk
mengepalai tubuh-Nya, berarti Dia membawa tubuh-Nya sampai pada kemuliaan
kekal, karena Dia sudah mengalami perobekan
daging dengan demikian jalan yang baru akan terbuka untuk kita boleh berada di
dalam kerajaan atau kemuliaan KEKAL wujudnya Wahyu 8:3-4.
(Seri:157)
Mengingat hari ini adalah hari yang jahat, antikris sudah berada di ambang pintu, yang disebut juga kehidupan yang murtad dan pendurhaka. Sesudah itu barulah Tuhan datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah istrimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
- Seorang suami harus tahu untuk mengasihi istrinya dengan benar.
1 Petrus 3:7
(3:7) Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Adapun tugas dari orang-orang bijaksana: Menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Tujuannya adalah; untuk menuntun, untuk menggiring, bahkan untuk menggembalakan hidup rohani kita sampai kepada kebenaran yang sejati, yang sekarang duduk di sebelah kanan Allah yang maha besar. Seperti tuntutan dari injil Matius 6:33.
(10:14) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! (10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
(10:19) Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat. (10:21) Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
Itulah sebabnya Rasul Paulus dengan tegas menghimbau sidang jemaat di Korintus; agar mereka jangan bersekutu dengan roh-roh jahat seperti bangsa Israel selama 40 tahun dalam perjalanan di Padang Gurun.
Kita tidak dapat untuk hidup suci, namun di kesempatan yang lain melakukan hal yang jahat. Itu tidak bisa di lakukan secara bersamaan.
1 Korintus 10:6-18
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya kita jangan menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: “Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.” (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada suatu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
1. Pada ayat 6: Bangsa Israel menginginkan hal-hal yang jahat.
Adapun peristiwa tersebut tertulis dengan jelas pada kitab Musa yang kedua, yaitu Keluaran 32:1-35.
Adapun Keluaran 32:1-35 menurut pembagiannya, antara lain:
a. Ayat 1-6 tentang lembu emas.
Namun terlebih dahulu kita membaca atau memeriksa pada Keluaran 32:31-32; ini bagian terakhir tentang lembu emas tuangan.
(32:30) Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu." (32:31) Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
Pengantara, berarti ; menjadi pendamaian terhadap dosa. Imam-imam adalah pengantara antara Allah dengan manusia, demikian juga Kristus sebagai Imam besar adalah pengantara bagi kita, Dia akan mengadakan pendamaian terhadap dosa.
(2:1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2:2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Namun jika seorang berbuat dosa...mengapa kalimat ini ada? karena Roh itu penurut, tetapi daging lemah, sehingga apabila seorang berbuat dosa kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa yaitu Yesus Kristus yang adil, Ia adalah pendamaian untuk segala dosa manusia, bahkan untuk dosa dunia.
2 Korintus 5:18-20
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (5:20) Jadi kami adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
- Mendamaikan manusia dengan Allah, memperdamaikan dosa manusia dengan Allah.
Pendeknya; sebagai utusan-utusan Kristus hamba-hamba Tuhan, pelayan-pelayan Tuhan, imam-imam, hendaklah membawa berita pendamaian = membawa berita salib. Yesus mengerjakan penebusan dan pendamaian itu di atas kayu salib, membawa berita pendamaian = membawa berita salib, dan itu di tegaskan di dalam 1 Petrus 2:9. Dengan perikop: “Yesus Kristus batu penjuru”
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib;
Adapun tugas, adalah; memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, itulah karya di Golgota.
Jadi memberitakan salib Kristus dimanapun berada itu tugas dari seorang imamat rajani, tugas dari seorang imam-imam, pelayan Tuhan, diaken-diaken, penilik-penilik atau pemimpin rumah Tuhan itulah gembala sidang. Hendaklah kita membawa berita salib dimanapun kita berada, baik dalam perkataan maupun perbuatan, tanda salib itu harus ada. Jangan kita terlalu mudah untuk berucap kata-kata hanya karena tidak sesuai dengan hati, dan jangan juga kita dengan mudah bertindak dengan tindakan yang tidak berkenan kepada Tuhan, dan juga karena tidak sesuai dengan hati. Yang pasti tugas dari seorang imam, tugas dari seorang pelayan Tuhan, tugas dari seorang pemimpin rumah Tuhan itulah gembala sidang, adalah; membawa berita salib, membawa berita pendamaian dimanapun berada dan dalam situasi kondisi apapun, supaya kita layak di mata Tuhan, layak dan berkenan kepada Tuhan. Jangan kita disebut imamat rajani, pelayan Tuhan tapi tidak membawa berita salib dan pendamaian, itu adalah suatu hal yang tidak masuk akal.
(1:9) karena kamu telah telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu. (1:10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. (1:11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
Apabila bilur-bilur Yesus yang memberi kesembuhan itu bagian dari keselamatan, jadi keselamatan bukan bagian dari bilur-bilur yang memberi kesembuhan tetapi bilur-bilur yang memberi kesembuhan adalah bagian dari keselamatan; itu sebabnya nabi-nabi bernubuat tentang keselamatan, tentang kasih karunia, tentang salib di Golgota sumber kasih karunia, sumber kemurahan. Supaya cara pikir kita berubah jangan menggunakan cara pikir yang lama . Mujizat oleh karena bilur-bilur yang memberi kesembuhan itu Puji Tuhan, karena memang itu harus terjadi tetapi nabi-nabi bernubuat tentang keselamatan, tentang kasih karunia yang bersumber dari salib Golgota yang memberi keselamatan jiwa, itu yang di teliti dan diselidiki oleh nabi-nabi, jadi jangan sibuk dengan perkara yang lain di tengah ibadah pelayanan dan di dalam sebuah penggembalaan.
(1:20) Yang pertama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
Seorang hamba Tuhan meneliti dan menyelidiki Firman nubuatan itu harus dengan pimpinan Roh Tuhan, tetapi kalau di sampaikan hanya karena sesuai dengan situasi dan kondisi, kemudian di sampaikan hanya sesuai dengan pengertian manusia daging, itu bukan hamba Tuhan yang di pakai oleh Tuhan, itu adalah hamba Tuhan yang AMBISIUS di dalam melayani Tuhan.
Bahkan Roh Kudus telah bersaksi kemudian...Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus … Meneliti sesuai dengan pimpinan Roh Kudus, sesuai dengan pengaruh Roh Kudus itu yang menguasai mereka; bahkan Roh Tuhan memberikan kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus.
(1:12) Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
Inilah berita pendamaian yang ingin diketahui oleh para malaikat-malaikat, tetapi berita pendamaian itu tidak di sampaikan untuk para malaikat-malaikat tetapi di sampaikan untuk kita umat manusia bahkan untuk seantero dunia, oleh sebab itu kalau malaikat berbuat dosa langsung berubah menjadi setan dan sementara waktu di simpan di dalam gua untuk menantikan penghukuman kekal, kematian kekal dan di lemparkan ke dalam api neraka untuk selama-lamanya mati binasa. Oleh sebab itu jangan di gua-gua, jangan suka menyembunyikan dosa .
2 Korintus 5:19-21
(5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
(2:13) dan lagi: “Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya,” dan lagi: “Sesungguhnya. inilah Aku dan anak-anak yang telah berikan Allah kepada-Ku.” (2:14) Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu iblis, yang berkuasa atas maut; (2:15) dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. (2:16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. (2:17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. (2:18) Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Singkat kata; Allah memberikan kepercayaan yang teramat besar kepada Yesus Kristus, sehingga dengan demikian Ia harus mati di atas kayu salib, untuk:
a. Memusnahkan pekerjaan iblis yang berkuasa atas maut.
Jadi kepercayaan Tuhan kepada seorang hamba Tuhan semakin banyak maka tanggung jawabnya semakin besar; jangan sampai banyak pelayanan tapi dosa semakin bertambah-tambah, jangan sampai hal itu terjadi sebagaimana dalam Hosea 8:11.
Jadi berita pendamaian itu betul-betul sangat ingin di ketahui oleh para malaikat-malaikat tetapi berita pendamaian tidak berlaku untuk malaikat, kecuali untuk keturunan Abraham yang terdiri dari darah dan daging yang masih ditandai dengan kelemahan. Kalau malaikat satu kali berbuat dosa langsung berubah menjadi setan tetapi keturunan Abraham yang terdiri dari darah dan daging sungguh luar biasa, perhatian Tuhan, belas kasihan Tuhan luar biasa.
a. Belas kasihan kepada keturunan Abraham yang di tandai dengan darah dan daging.
Kalau setan mencobai manusia tidak tanggung-tanggung, kalau tidak dapat menguasai diri hati panas itu bisa hancur-hancuran, nikah rumah tangga juga bisa hancur-hancuran. Bantu doa supaya saya juga bisa dapat menolong mereka yang menderita karena pencobaan, kita semua harus saling mendoakan; itu sebabnya setia rabu pukul 19.00 malam ada Biston keluarga, Rumah tangga. Di situ kesempatan untuk saling mendoakan jangan sampai kita jauh dari Biston keluarga karena itu sangat penting, kita satu dengan yang lain harus saling mendoakan.
Pada Keluaran 32 Musa tampil di hadapan Allah untuk mengadakan pendamaian atas dosa besar yang di perbuat oleh Israel; itulah berhala lembu emas. Pada pasal ini juga akan di jelaskan begitu, biarlah kiranya kita SETIA.
(3:1) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, (3:2) yang setia kepada Dia yang telah menetapkan -Nya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumah-Nya. (3:3) Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.
(3:4) Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah.
(3:4) Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian. (3:5) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
- Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian.
(9:11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini,-- (9:12 ) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
Ibrani 10:19
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, (10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment