IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 10 AGUSTUS 2021
KITAB KOLOSE
(Seri:155)
Subtema: IMAMAT RAJANI SEBAGAI
PENDAMAIAN
Damai
Kristus kiranya memerintah di hidup kita masing-masing dan kita berdoa untuk
kemurahan Tuhan, kiranya Firman yang dibukakan meneguhkan setiap kehidupan
kita. Mari kita membawa diri kita rendah dibawah kaki Salib, tersungkur
dihadapan Tuhan dan sujud menyembah Allah yang hidup.
Saya
tidak lupa menyapa sidang jemaat Tuhan yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan
umat ketebusan Tuhan yang senantiasa setia dalam ketekunan Ibadah Doa
Penyembahan, kiranya Tuhan hadir disana memberkati dan melawat setiap kehidupan
kita lewat pembukaan Firman yang akan kita terima.
Firman
penggembalaan ibadah Doa Penyembahan; Kolose 3:
Kolose
3:19
(3:19)
Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap
dia.
Pendeknya:
-
Seorang suami harus tahu
untuk mengasihi istrinya dengan benar.
-
Seorang suami janganlah berlaku kasar terhadap istrinya.
Tentang
hal ini kita kaitkan langsung dengan 1 Petrus 3.
1
Petrus 3:7
(3:7)
Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan
isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman
pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Seorang
suami di tuntut untuk hidup bijaksana terhadap istrinya
Yesus
Kristus adalah kepala Gereja dan mempelai laki-laki Sorga, Yesuslah suami dalam
kebenaran dan dalam keadilan = Suami yang bijaksana.
Hal
kebijaksanaan dalam Daniel 12.
Daniel
12:3
(12:3)
Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala,
dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti
bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Orang-orang
bijaksana sama seperti bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala.
Tugas
dari orang-orang bijaksana: Menuntun banyak
orang kepada kebenaran.
Kita
berdoa dan memohon kemurahan hati Tuhan supaya kiranya Tuhan senantiasa memberi
hikmat, akal budi, dan kebijaksanaan, untuk menuntun hidup rohani kita kepada
kebenaran. Demikianlah halnya Rasul Paulus terhadap sidang jemaat di Korintus.
1
Korintus 10:14-15
(10:14)
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!
(10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana.
Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
Sebagai
hamba Tuhan yang bijaksana dalam nasehat yang suci, nasehat yang tulus dan
murni Rasul Paulus menghimbau dan mengingatkan supaya sidang Jemaat di Korintus
secepatnya menjauhi penyembahan berhala.
Dalam
hal ini Rasul Paulus berjuang keras untuk menuntun sidang jemaat di Korintus
kepada KEBENARAN.
Inilah
tanggung jawab dari seorang Gembala, dari seorang pemimpin rohani; Berjuang
keras dalam menuntun sidang jemaat Tuhan.
-
Pada ayat 14 bagian B
Rasul Paulus berkata “Jauhilah penyembahan berhala.”
-
Pada ayat 15 bagian B
Rasul Paulus berkata “Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!”
Kita
akan temukan maknanya di dalam 1 Korintus 10.
1
Korintus 10:19-20
(10:19) Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu?
Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20)
Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan
kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu
dengan roh-roh jahat.
Yang
dimaksud Rasul Paulus pada ayat 14-15 bahwa persembahan dari bangsa Israel
adalah persembahan kepada roh-roh jahat bukan kepada Allah. Selanjutnya Rasul
Paulus berkata kepada jemaat di Korintus “Aku tidak mau bahwa kamu bersekutu
dengan roh-roh jahat.”
Singkat
kata: Rasul Paulus meminta agar Jemaat di Korintus jangan bersekutu dengan
roh-roh jahat seperti bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun
selama 40 tahun.
Sekalipun
bangsa Israel menjadi suatu barisan Jemaat yang dipimpin oleh Musa atau menjadi
rombongan Jemaat yang nampaknya beribadah kepada Tuhan di padang gurun, namun
pada kenyataannya segala persembahan dari bangsa Israel adalah persembahan
kepada roh-roh jahat bukan kepada Allah.
1
Korintus 10:21
(10:21)
Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh
jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan
juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
Perlu untuk kita ketahui:
Kita
tidak mungkin dapat beribadah kepada Tuhan dan tidak mungkin kita dapat
melakukan apa yang menjadi kehendak Allah, apabila dalam kesempatan yang lain
kita juga bersekutu dengan roh-roh jahat yang menunjuk kepada: Orang-orang
yang mendua hati, tidak mendapatkan apa-apa.
Itu
sebabnya Rasul Paulus berkata dengan tegas dan menghimbau jemaat di Korintus
dengan tegas supaya mereka jangan bersekutu dengan roh-roh jahat,
seperti bangsa Israel yang dalam perjalanan mereka ke padang gurun selam 40
tahun lamanya.
Selanjutnya
kita akan melihat Persekutuan Bangsa Israel Dengan Roh-roh Jahat pada 1
Korintus 10.
1
Korintus 10:6
(10:6)
Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita,
supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah
mereka perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah
berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis:
"Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka
dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari
telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai
Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga
mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan
oleh malaikat maut.
Adapun
persekutuan bangsa Israel terhadap roh-roh jahat selama 40 tahun di padang
gurun, antara lain:
1.
Pada ayat 6: Bangsa
Israel menginginkan hal-hal yang jahat.
2.
Pada ayat 7: Bangsa Israel
menyemah berhala.
3.
Pada ayat 8: Bangsa
Israel melakukan percabulan.
4.
Pada ayat 9: Bangsa
Israel mencobai TUHAN.
5.
Pada ayat 10: Bangsa
Israel bersungut-sungut di hadapan TUHAN.
Kita
kembali mengikuti penjelasan dari hal yang ke-2, yaitu: Bangsa Israel
menyembah berhala.
Adapun
peristiwa tersebut tertulis dengan jelas pada kitab Musa yang kedua,
yakni Keluaran 32:1-35.
Keluaran
32:1-35 menurut pembagiannya, antara lain:
a. Ayat 1-6 tentang lembu emas.
b. Ayat 7-14 tentang murka Allah kepada bangsa
Israel.
c. Ayat 15-20 tentang 2 (dua) loh batu yang
dipecahkan.
d. Ayat 21-29 tentang Musa marah kepada Harun,
abangnya.
e. Ayat 30-35 tentang Musa berdoa untuk bangsa
Israel.
Kita
masih mengikuti penjelasan tentang: MUSA MARAH KEPADA HARUN DAN BANGSA
ISRAEL.
Kisah
itu ditulis pada Keluaran 32:21-29. Kita tidak akan membaca secara
keseluruhan, langsung saja kita membaca Keluaran 32:29
Keluaran
32:29
(32:29)
Kemudian berkatalah Musa: “Baktikanlah dirimu mulai hari ini kepada Tuhan,
masing-masing dengan membayarkan jiwa anaknya laki-laki dan saudaranya--yakni supaya
kamu diberi berkat pada hari ini.”
Kepada
Bani Lewi, Musa berkata: Baktikanlah dirimu mulai hari ini kepada Tuhan, masing-masing
dengan membayarkan jiwa anaknya laki-laki dan saudaranya.
Karna
Bani Lewi telah berpihak kepada Tuhan serta membunuh saudaranya, membunuh
temannya, dan membunuh tetangganya, bahkan membunuh anak laki-lakinya, yaitu
yang tertulis pada Keluaran 32:27-28.
Sehingga
mereka dianggap layak dan di khususkan untuk melayani Tuhan dan melayani
pekerjaan Tuhan.
Biarlah
kiranya kita semua berpihak kepada TUHAN, berarti: jangan bertahan dengan
pendirian menurut perasaan manusia daging supaya kita dianggap layak untuk
melayani TUHAN dan dianggap layak untuk melayani pekerjaan TUHAN.
Janganlah
kita berpihak kepada orang lain tetapi berpihaklah kepada TUHAN, berpihak
dengan ibadah pelayanan, berpihaklah dengan penggembalaan yang TUHAN
percayakan.
Pada
Ibadah Raya Minggu; Tuhan menjelaskan, bahwa Penggembalaan ini adalah tangan
kanan TUHAN yang membela kita dari sekarang sampai kepada kesudahan dunia,
sampai pada masa puncak aniaya antikris.
Tangan kanan TUHAN adalah pembelaan, jadi kita
mutlak harus tergembala supaya kita mendapatkan pertolongan, perlindungan,
pemeliharaan, dan pembelaan dari tangan kanan TUHAN.
Perlu untuk di ketahui; kehidupan yang di khususkan untuk melayani
TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, seharga dengan setetes darah Salib Yesus.
Untuk
membuktikan hal itu, kita baca Wahyu 1.
Wahyu
1:5-6
(1:5)
dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara
orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang
mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya. (1:6)
dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi
Allah, Bapa-Nya,--bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.
Amin.
Singkat
kata; Yesus Kristus, adalah:
a.
Saksi yang setia.
b.
Yang pertama bangkit dari antara orang mati.
c.
Berkuasa atas raja-raja bumi ini.
Tiga
hal itulah orang-orang yang di khususkan untuk membaktikan dirinya kepada
TUHAN; itulah hamba-hamba Tuhan dan pelayan-pelayan Tuhan.
Dari
ayat 5B-6; sebagai anak domba Allah,
Dia telah menghapus dan melepaskan kita dari dosa oleh darah-Nya, supaya kita
dijadikan imam-imam dan raja-raja bagi-Nya.
Jadi
sudah sangat jelas imam-imam dan raja-raja itulah suatu kehidupan yang
dikhususkan untuk melayani Tuhan dan pekerjaan Tuhan yaitu seharga dengan
setetes darah salib KRISTUS.
Hal
yang senada kita baca dalam Wahyu 5.
Wahyu
5:9-10
(5:9)
Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Engkau layak menerima
gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah
disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari
tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (5:10) Dan Engkau telah
membuat mereka suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan
mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.”
Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru
katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya;
karena Engkau telah disembelih dan
dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap
suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
Singkat kata; Wahyu 5:9-10 = Wahyu 1:5b-6.
Lebih
jauh kita akan melihat tentang imam-imam dan raja-raja bagi Allah (Imamat
rajani).
1
Petrus 2:9
(2:9)
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang
besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib:
Bangsa
yang terpilih = imamat yang rajani = bangsa yang kudus = umat kepunyaan Allah
sendiri.
Adapun
tugas hamba-hamba Tuhan dan pelayan-pelayan Tuhan:
Untuk
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, bukan memberitakan
perbuatan-perbuatan yang kecil, berarti; menjadi imam-imam dan raja-raja bagi
Allah adalah suatu kedudukan yang teramat tinggi dan teramat istimewa.
Kedudukan
seorang imam itu kedudukan yang teramat tinggi dan istimewa.
Jangan
dianggap biasa dan jangan dianggap sepele, jangan kita sama seperti Esau yang
menjual hak kesulungannya kepada adiknya.
Dengan
perikop: “Kedatangan Raja kemuliaan dalam Bait Allah”
Mazmur
24:1-2
(24:1)
Mazmur Daud. Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta
yang diam di dalamnya. (24:2) Sebab Dialah yang mendasarkannya di
atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
Singkat
kata; Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam
di dalamnya. Termasuk orang-orang yang mengkhususkan dirinya untuk membaktikan
dirinya kepada TUHAN.
Itulah
orang-orang yang melayani Tuhan dan pekerjaan Tuhan. Mereka itu adalah milik
kepunyaan Allah sendiri; alasannya ada dua, yaitu:
1.
Dialah
yang mendasarkannya di atas lautan, artinya: Dasar untuk menjadi imam-imam dan raja-raja ialah
kematian dan kebangkitan Kristus, sebab laut adalah gambaran dan bayangan dari
Baptisan, yakni; kematian dan kebangkitan Kristus.
2.
Ditegakkan
di atas sungai-sungai,
artinya: Berdiri menghadap Tuhan dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah
pelayanan hanya oleh karena kemurahan TUHAN, kelimpahan kasih karunia yang di
gambarkan seperti sungai-sungai yang mengalir.
Inilah
dua dasar, sehingga imam-imam dan raja-raja di percayakan suatu pekerjaan yang
mulia, diberikan kesempatan untuk menghadap TUHAN.
Jadi
berdiri menghadap Tuhan atau dilayakkan untuk melayani Tuhan dan melayani
pekerjaan Tuhan,jelas itu:
1.
Karena kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus, inilah dasar kita untuk melayani Tuhan.
2.
Karena kemurahan Tuhan,
seperti sungai-sungai yang mengalir.
Inilah
dasar untuk kita menghadap Tuhan, dasar kita untuk datang beribadah dan
melayani kepada Tuhan.
Mazmur
24:3-4
(24:3) “Siapakah
yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya
yang kudus?” (24:4) “Orang-orang yang bersih tangannya dan
murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan
yang tidak bersumpah palsu.
Syarat
untuk di anggap layak untuk menjadi imam-imam dan raja-raja, ialah:
a. Orang yang bersih tangannya = perbuatannya
bersih, tindak tanduknya, kelakuannya, tabiatnya bersih, di hadapan Tuhan.
b. Orang yang murni hatinya = melayani tanpa
kepentingan, tidak untuk mencari kemuliaan dan kehormatan bagi dirinya sendiri.
c. Orang yang tidak menyerahkan dirinya pada
penipuan dan tidak di kuasai oleh roh penipu = orang yang jujur, tulus
hatinya.
d. Orang yang tidak bersumpah palsu = tidak berkata
dusta; “Ya” di atas “Ya”, “Tidak” di atas “Tidak”, sebab lebih dari itu datang
dari setan.
Orang-orang
yang melayani Tuhan harus bersih perbuatannya, tidak boleh kotor, karena yang
di layani oleh imam-imam dan raja-raja adalah pribadi yang suci, sempurna dan
mulia.
Mazmur
24:5-6
(23:5)
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi
kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. (23:6) Kebajikan dan
kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam
rumah TUHAN sepanjang masa.
Jadi
jelas, orang-orang yang melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan, adalah;
orang yang akan menerima berkat dari pada Tuhan, orang yang menerima keadilan
dari ALLAH yang menyelamatkan Dia, mereka adalah angkatan orang-orang yang
menanyakan Dia dan yang mencari wajah-Nya.
Lebih
jauh kita melihat; “Bersih tangannya, bersih hatinya”
Matius
5:8-9
(5:8)
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. (5:9)
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak
Allah.
Orang
yang suci hatinya, itulah imam-imam dan raja-raja atau orang yang mengkhususkan
dirinya untuk membaktikan dirinya kepada TUHAN.
Orang-orang
yang melayani Tuhan dan pekerjaan Tuhan, disebut juga pendamaian terhadap dosa.
Rela berkorban, rela menderita, supaya dosa orang lain diperdamaikan oleh
Allah, itulah orang-orang yang suci hatinya dan orang-orang yang membawa
pendamaian kepada Allah.
2
Korintus 5:18-21
(5:18)
Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan
kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu
kepada kami. (5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya
oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (5:20) Jadi kami ini
adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan
perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu
didamaikan dengan Allah. (5:21) Dia yang tidak mengenal dosa
telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan
oleh Allah.
Hamba-hamba
atau si sebut juga imam-imam dan raja-raja, tugas mereka adalah; untuk
memperdamaikan dosa manusia kepada Allah.
Untuk
memperdamaikan dosa manusia kepada Allah, maka wujudnya di tengah ibadah dan
pelayanan di hadapan TUHAN, adalah; Ia yang tidak mengenal dosa telah
dibuat-Nya menjadi dosa, karena supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh ALLAH.
Tuhan
dijadikan korban, sehingga dengan demikian orang lain diperdamaikan kepada
Allah.
Rela
menjadi korban, itulah pendamaian terhadap dosa.
Jadi,
orang-orang yang melayani Tuhan harus rela berkorban untuk memperdamaikan dosa
orang lain. Jangan kita seringkali menjadi penipu, supaya orang lain jangan
menjadi korban penipuan; tetapi kita yang harus menjadi korban pendamaian,
supaya orang lain diperdamaikan terhadap Tuhan.
Kita
bersyukur kepada Tuhan, oleh karena Rahmat-Nya kita dipercayakan untuk berada
di tempat yang maha tinggi dan istimewa, berada di atas Gunung Sion, yaitu
gunung yang teramat tinggi dan sangat istimewa.
Kita
kembali memperhatikan Mazmur 18.
Mazmur
18:21-22
(18:21)
TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku, Ia membalas kepadaku
sesuai dengan kesucian tanganku, (18:22) Sebab aku tetap mengikuti
jalan TUHAN dan tidak berlaku fasik terhadap Allahku.
Untuk
memperdamaikan manusia kepada Allah, maka yang akan jadi korbannya adalah para
imam-imam dan raja-raja.
Tetapi,
“TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku, Ia membalas kepadaku sesuai
dengan kesucian tanganku.”
Artinya: Setiap orang yang
membawa damai dan di tengah-tengahnya dia rela berkorban akan mendapatkan upah
sesuai dengan sejauh mana dia mengorbankan dirinya untuk memperdamaikan dosa
manusia.
Tuhan
membalas sesuai dengan perbuatan tangan kita masing-masing.
Imam-imam
dan raja-raja di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya kepada TUHAN, tidak
boleh berlaku fasik, tidak boleh berlaku sombong, tetapi imam-imam dan
raja-raja di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya harus di sertai dengan
segala kerendahan di hati.
Sehingga
dengan demikian, sejauh mana kita merendahkan diri dihadapan Tuhan, sejauh
itulah Tuhan akan meninggikan kita di tempat yang maha tinggi itulah Gunung Sion
dan wujudnya adalah PENYEMBAHAN dan lewat penyembahan kita akan merendahkan
diri serendah-rendahnya di ujung kaki Salib TUHAN. Haleluya … Amin …
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment