IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 20 AGUSTUS 2024
SURAT YUDAS
Subtema: LOLOS DARI INTAIAN MATA ULAR (JALAN YANG LAIN)
Salam sejahtera di dalam kasih-Nya TUHAN Yesus Kristus yang telah memungkinkan kita untuk berada di atas gunung TUHAN yang kudus beribadah lewat Ibadah Doa Penyembahan, itu berarti sebentar kita akan tersungkur di kaki salib TUHAN, sujud menyembah kepada Dia. Namun, biarlah kiranya Firman Allah yang akan kita terima meneguhkan setiap hati kita, membawa kita rendah di ujung kaki salib, sujud menyembah kepada TUHAN.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, yang juga turut bergabung dalam penggembalaan GPT Betania Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat online/live streaming/video internet; Youtube, Facebook, dimanapun saudara berada. Biarlah damai sejahtera dan bahagia di saat kita mendengar Sabda Allah. Namun jangan lupa tetap berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan hati kita malam ini.
Mari kita sambut SURAT YUDAS sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.
Yudas 1:3 dengan perikop: "Hukuman atas guru-guru palsu"
(1:3) Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.
Kalau orang-orang kudus berjuang untuk mempertahankan iman, maka sebagai suatu kehidupan yang terpanggil, kita juga harus berjuang untuk mempertahankan iman, walaupun kita non Yahudi (bangsa kafir).
Kemudian di sini kita melihat; Yudas merasa terdorong untuk menulis surat kepada orang-orang yang terpanggil.
Yang terpanggil di sini bukan saja orang Yahudi, tetapi juga orang-orang yang bukan Yahudi disebut juga bangsa kafir. Kemudian, dalam surat itu, Yudas mendapat kesempatan untuk menasihati mereka.
Tujuan dari nasihat: Supaya mereka berjuang untuk mempertahankan iman, hingga nanti mencapai iman yang sempurna.
Jadi, perjuangan dari orang-orang yang berjuang tidak akan menjadi sia-sia.
Terkait dengan iman kita telusuri pada…
Yakobus 2:17
(2:17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Iman tanpa perbuatan, pada hakekatnya adalah iman yang mati.
Jadi, iman itu harus disertai perbuatan, itulah yang disebut orang yang berjuang untuk mempertahankan iman.
Yakobus 2:18
(2:18) Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
Di sini kita melihat; ada orang Kristen yang menyangka bahwa...
Cukup hanya dengan memiliki iman, tanpa disertai perbuatan.
Contohnya; mengaku sebagai orang Kristen bahkan ada di tengah ibadah itu sendiri, tetapi sama sekali tidak terbeban dengan pekerjaan TUHAN. Jangan kita seperti itu, karena pada hakekatnya kita semua harus berjuang mempertahankan iman dengan perbuatan-perbuatan kita dihadapan TUHAN. Jangan kita keraskan hati dan pura-pura tidak tahu.
Yang lain menyangka; seseorang boleh menunjukan perbuatannya tanpa iman = berada di bawah hukum Taurat -- ibadah dan pelayanannya hanya sebatas rutinitas semata -- apapun yang diperbuat bukan karena iman tetapi didorong oleh kehendak daging. Ibadah semacam ini tidak menyenangkan hati TUHAN. Kalau seseorang hidup seperti ini, hatinya tidak disukai oleh TUHAN.
Yakobus 2:22
(2:22) Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
Yang benar adalah iman tidak dapat dipisahkan dari perbuatan sebab iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan.
Jadi, iman tidak berdiri sendiri, demikian juga halnya dengan perbuatan; tidak berdiri sendiri, selalu bersama-sama.
Pendeknya, iman bekerjasama dengan perbuatan, sebaliknya perbuatan juga harus didorong oleh iman, jangan didorong oleh kepentingan-kepentingan, itu yang nanti membuat seseorang munafik; marah dan tidak suka melihat orang yang maju rohaninya
Kemudian, oleh perbuatan-perbuatan itu kita menjadi sempurna. Berarti kita tidak akan sampai kepada kesempurnaan kalau iman tidak dilanjutkan dengan perbuatan (aktivitas) di tengah ibadah dan pelayanan. Jadi, kita harus memiliki iman yang aktif bukan yang pasif. Pendeknya, iman tidak bekerja sendiri, demikian juga perbuatan tidak bekerja sendiri, iman dan perbuatan selalu bersama-sama.
Yakobus 2:24-25
(2:24) Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. (2:25) Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?
Manusia dibenarkan Allah karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman, sama seperti Rahab; dibenarkan Allah karena perbuatan-perbuatannya. Padahal kita tahu…
Rahab adalah orang Kanaan bukan bangsa Israel.
Itu berarti, Rahab adalah bangsa kafir disebut juga orang-orang yang tidak bersunat. Lagi pula bangsa kafir (orang yang bukan Yahudi) sangat mudah diseret kepada berhala-berhala yang bisu yaitu; roh-roh dunia yang lemah dan miskin.
Rahab adalah seorang pelacur (perempuan sundal) yang telah menajiskan banyak orang = hidup di dalam kenajisan percabulan
Adapun perbuatan Rahab sehingga ia dibenarkan Allah, antara lain:
Rahab menyembunyikan kedua orang pengintai di dalam rumahnya.
Menolong kedua pengintai itu lolos melalui jalan yang lain.
Perlu untuk diketahui:
Kisah tentang iman dan perbuatan Rahab tersebut ditulis oleh Yosua dengan lengkap dalam kitab Yosua itu sendiri, secara khusus Yosua 2:6-11.
Ayat 6-7, berbicara tentang perbuatan Rahab.
Ayat 8-11, berbicara tentang iman yang telah diakui oleh Rahab secara langsung kepada kedua pengintai di atas sotoh rumahnya.
Malam ini kita akan mengikuti kembali penjelasan tentang:
RAHAB MENOLONG KEDUA PENGINTAI LOLOS MELALUI JALAN YANG LAIN
Yosua 2:1 dengan perikop: Pengintai-pengintai di Yerikho
(2:1) Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: "Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ.
Intinya, Yosua melepas dari Sitim dua orang pengintai.
Tugas kedua pengintai: untuk menyelidiki (mengamat-amati) negeri itu secara khusus kota Yerikho.
Kemudian, sampailah kedua pengintai di rumah Rahab lalu tidur di situ, yang sebelumnya tidak direncanakan.
Ini adalah suatu kemurahan hati TUHAN kepada Rahab. Sebab “TUHAN menaruh belas kasihan kepada siapa TUHAN mau menaruh belas kasihan dan TUHAN akan bermurah hati kepada siapa TUHAN mau bermurah hati." (Roma 9:15). Jadi semata-mata bukan karena kehendak manusia. Kita selamat bukan karena hasil usaha, tetapi karena kemurahan hati TUHAN semata.
Kemudian adapun tugas penyelidikan itu sifatnya rahasia, itu berarti tidak boleh diketahui oleh siapapun.
Yosua 2:2-3
(2:2) Kemudian diberitahukanlah kepada raja Yerikho, demikian: "Tadi malam ada orang datang ke mari dari orang Israel untuk menyelidik negeri ini." (2:3) Maka raja Yerikho menyuruh orang kepada Rahab, mengatakan: "Bawalah ke luar orang-orang yang datang kepadamu itu, yang telah masuk ke dalam rumahmu, sebab mereka datang untuk menyelidik seluruh negeri ini."
Ternyata kedatangan dari kedua pengintai itu diketahui oleh raja Yerikho. Oleh sebab itu, lewat suruhan-suruhannya, raja Yerikho meminta supaya Rahab menyerahkan kedua pengintai tersebut kepadanya. Pendeknya tugas penyelidikan terbongkar.
Yosua 2:4-6
(2:4) Tetapi perempuan itu telah membawa dan menyembunyikan kedua orang itu. Berkatalah ia: "Memang, orang-orang itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka, (2:5) dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka." (2:6) Tetapi perempuan itu telah menyuruh keduanya naik ke sotoh rumah dan menyembunyikan mereka di bawah timbunan batang rami, yang ditebarkan di atas sotoh itu.
Rahab tidak mau menyerahkan kedua pengintai ke tangan raja Yerikho, sebab kepada suruhan-suruhan raja Yerikho ia berkata: Memang, orang-orang itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka -- aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi.
Yohanes 3:6-7
(3:6) Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. (3:7) Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
Perlu untuk diketahui:
Manusia daging lahir dari daging.
Sedangkan manusia Ilahi (manusia Roh) lahir dari Roh Allah yang suci.
Dan kita semua harus dilahirkan kembali. Itulah yang ditegaskan oleh Yesus kepada Nikodemus, sementara Nikodemus adalah guru agama Yahudi.
Dahulu kita berpikir seorang guru agama adalah kehidupan yang sungguh luar biasa di dalam kesuciannya. Tetapi kenyataannya, guru agama Yahudi pun harus dilahirkan kembali, menunjukkan bahwa dia manusia daging yang lahir dari tabiat daging. Maka sekalipun dia guru agama, TUHAN berkata; janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
Yohanes 3:8
(3:8) Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Setiap orang yang lahir dari Roh (manusia Ilahi); ia menghampakan dirinya, sama seperti angin yang bertiup; tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi.
Menghampakan diri = mengosongkan diri.
Filipi 2:5-7
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Kehidupan yang telah menghampakan diri (mengosongkan diri) adalah pribadi yang telah melepaskan segala reputasinya seperti Yesus Anak Allah:
Ia telah melepaskan segala kemuliaan-Nya.
Ia telah meninggalkan Bapa-Nya di Sorga.
Ia telah meninggalkan rumah-Nya di Sorga.
Dari sini kita bisa melihat, seseorang mungkin menghampakan diri (mengosongkan diri) atau lahir dari Roh, sebelum ia melepaskan reputasinya, segala egonya, harga dirinya dan kelebihan di dalam dirinya
Pendeknya, kehidupan yang dilahirkan kembali adalah manusia Ilahi yang mampu menghampakan diri (mengosongkan dirinya). Ini yang harus kita perjuangkan, jangan bertahan dengan reputasi di bumi ini.
Kita bersyukur dengan gelar sarjana, S1, S2, S3, dengan kedudukan, jabatan, pangkat, bisnis yang kita punya, tetapi bukan itu yang nomor satu. Karena, tujuan hidup kita adalah kerajaan Sorga, tidak selamanya kita bertahan di bumi ini, karena pada akhirnya yang ada ini (langit dan bumi yang pertama dengan unsur-unsurnya) itulah yang saya sampaikan di atas tadi; gelar sarjana, kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi dan yang lainnya, semua itu akan diambil alih oleh antikris.
Jadi, kita semua harus dilahirkan kembali menjadi manusia Ilahi, itulah kehidupan yang menghampakan diri seperti angin yang bertiup; kita bisa mendengar, tetapi kita tidak tahu darimana ia datang dan kemana ia pergi. Ini harus dipelajari sungguh-sungguh. Saya, imam-imam, sampai kepada sidang jemaat, sama-sama kita belajar dan mau dikoreksi oleh Firman TUHAN.
Filipi 2:8-9
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (2:9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
Sejauh mana kita merendahkan diri di bumi ini (di hadapan Allah), sejauh itulah Allah akan meninggikan kita.
Berarti sebaliknya, kalau kita mempertahankan reputasi, bersikap angkuh, arogan, sombong, tinggi hati, kita tidak akan sampai ke tempat yang tinggi yang diharapkan semua orang.
Kembali kita memeriksa…
Yohanes 3:13
(3:13) Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
Jadi, jelas sekali; sejauh mana kita merendahkan diri di bumi ini, sejauh itulah TUHAN meninggikan kita ditempat yang tinggi itulah kerajaan Sorga. Oleh sebab itu, kalau pengalaman kematiannya benar, maka tentu saja kebangkitannya juga benar, tidak palsu.
Kebangkitan yang benar itu diukur dari pengalaman kematian. Kalau pengalaman kematiannya benar, tidak ada lagi suara daging, sungut-sungut, tidak ngomel walaupun pahit dan menderita, maka kebangkitannya juga benar, tidak palsu. Ini harus menjadi pendirian kita selama di bumi, asal kita tidak menjadi lemah dan putus asa. Dan kalau kita bertekun atas pendirian itu, kelak kita akan dipermuliakan bersama dengan Dia di dalam kerajaan Sorga itulah tempat yang tinggi.
Dari sini kita bisa melihat betapa kita kagum dibuat oleh TUHAN lewat perbuatan Rahab yang notabennya; perempuan pelacur (hidup dalam kenajisan percabulan) dan perempuan Moab (bukan bangsa Israel), tetapi rencana TUHAN dinyatakan kepada Rahab.
Ini suatu teladan yang harus diikuti oleh gereja-gereja TUHAN di hari-hari terakhir.
Sekali lagi saya tandaskan; tempat yang tinggi itu sejauh mana kita merendahkan diri.
TUHAN Yesus dari tempat tinggi turun ke dunia yang paling rendah itulah dunia orang mati, itu sebabnya TUHAN meninggikan Dia di atas segala nama.
Belajarlah untuk menghampakan diri, sehingga dengan demikian kita bisa melepaskan segala reputasi, kelebihan yang kita punya, egosentris, kepentingan diri dan lain sebagainya, termasuk harga diri. Itulah Rahab.
Yohanes 3:14-15
(3:14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, (3:15) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Sarana yang tepat untuk membawa kita masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus: harus senantiasa meninggikan (menjunjung) tinggi salib Kristus (Korban Kristus) selama kita hidup di bumi ini, seperti Musa meninggikan ular dari tongkat tembaga. Itulah sebabnya, kita tidak boleh jauh dari pertemuan-pertemuan ibadah, tidak boleh tinggalkan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, dengan demikian kita senantiasa meninggikan salib di Golgota.
Perkataan Rahab selanjutnya kepada suruhan-suruhan raja...
Yosua 2:5B
(2:5) dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka."
Perkataan Rahab yang pertama: memang mereka datang kepadaku tetapi aku tidak tahu dari mana mereka datang dan kemana mereka pergi. Perkatan selanjutnya: segeralah kejar mereka tentulah kamu dapat menyusul mereka.
Dari sini kita dapat melihat betapa bijaksananya perbuatan dari Rahab yang notabennya adalah perempuan Moab dan seorang pelacur (perempuan sundal).
Memang tidak dipungkiri kalau kita berada di jalur perlombaan, ada di dalam jalan kehidupan jalan salib, dengan lain kata ada di dalam rencana TUHAN yang indah, maka orang seperti ini menjadi bijaksana baik di dalam perkataan maupun dalam perbuatan. Tetapi orang yang sombong dan pongah, angkuh dalam perkataan dan perbutan seperti Moab; tidak diizinkan masuk menjadi jemaah TUHAN, menjadi Bait Suci Allah sampai keturunan yang kesepuluh bahkan sampai selama-lamanya (Ulangan 23:3).
Itu sebabnya, kalau Rahab perempuan Moab diizinkan masuk menjadi jemaat Israel, itu kemurahan TUHAN saja.
Mulai dari malam ini, jangan kita berlaku sombong, kita harus berjuang untuk mempertahankan iman, kita harus belajar melepaskan segala reputasi supaya kita semua ada di dalam rencana TUHAN.
Kehidupan yang ada di dalam rencana TUHAN adalah kehidupan yang bijaksana, baik perkataan dan perbutannya tidak pongah, akhirnya diizinkan menjadi jemaah TUHAN.
Jadi, orang yang tidak mau melepaskan reputasinya tidak akan pernah layak masuk dalam pembangunan tubuh Kristus – camkan itu dengan sungguh-sungguh, saya tidak sedang mengancam, tetapi serius menyatakan kebenaran.
Yosua 2:7
(2:7) Maka pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesudah pengejar-pengejar itu keluar.
Setelah mendengar perkataan dari Rahab (orang bijaksana), akhirnya suruhan raja itu pergi mengejar kedua pengintai ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyebrangan dari hulu sampai ke hilir.
Yosua 2:16
(2:16) Berkatalah ia kepada mereka: "Pergilah ke pegunungan, supaya pengejar-pengejar itu jangan menemui kamu, dan bersembunyilah di sana tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang; kemudian bolehlah kamu melanjutkan perjalananmu."
Setelah pengejar-pengejar itu pergi, selanjutnya, berkatalah Rahab kepada kedua pengintai: pergilah ke pegunungan dan bersembunyilah di sana tiga hari lamanya.
Artinya bagi kita sekarang: kita harus pergi ke gunung kudus TUHAN -- beribadah di bumi ini sampai pada puncak ibadah itulah doa penyembahan.
Pendeknya, doa penyembahan adalah jalan yang lain untuk meloloskan kita dari kejaran musuh yaitu; antikris si mata ular. Kalau kita masih tetap ada di jalan yang lama, di jalan daripada antikris dengan lain kata; tetap mempertahankan reputasi akan menjadi sasaran musuh. Tetapi, kalau kita melalui jalan yang lain itulah doa penyembahan, maka kita lolos dari kejaran musuh, kita lolos dari mata ular naga itulah antikris.
Jangan kita mempertahankan reputasi (harga diri), itu jalan lama, jalan dari antikris, karena semua ini akan diambil alih oleh antikris. Tetapi kita harus melalui jalan yang baru (jalan yang lain) itulah doa penyembahan, lolos dari kejaran musuh, lolos dari intaian mata ular naga itulah antikris. Tidak ada cara lain untuk meloloskan diri dari mata ular naga (kejaran musuh) selain doa penyembahan.
Berterimakasihlah kepada TUHAN. Andaikata TUHAN berdiam diri dan tidak menunjukkan jalan yang lain apa jadinya hidup kita, hidup nikah rumah tangga kita, bagaimana masa depan kita dan kelurga kita? Ya binasalah.
Saya berani berkata; tidak lolos yang lolos dari antikris kalau tidak hidup dalam Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Tidak akan menjadi mempelai wanita TUHAN kalau tidak hidup dalam Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel.
Saya berani mengatakan bahwa Pengajaran Mempelai adalah satu-satunya sarana untuk sampai kepada jalan yang lain.
Itu sebabnya, mulai dari sekarang, pemuda-pemudi hati-hati untuk mencari pasangan. Pasangan hidupmu harus mau digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, kalau tidak mau jangan lanjutkan, itu sama saja bunuh diri. Kalau Rahab perempuan Moab saja tertolong oleh kemurahan TUHAN, harusnya kita juga hidup dalam kemurahan yang sama.
Pendeknya, Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel sudah menjadi harga mati bagi kita sama seperti Rut. Pengajaran mempelai adalah harga mati bagi Rut sebab itu ia berkata: …. ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan (Rut 1:16-17). Jadi, Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel sudah harus menjadi harga mati.
Ayub 39:29
(39:29) Oleh pengertianmukah burung elang terbang, mengembangkan sayapnya menuju ke selatan?
Dari ayat ini kita bisa melihat; lepas dari aniaya itulah antikris, bukan karena pengertian dan kekuatan manusiawi, bukan karena kecakapan, kepandaian dan segala reputasi yang kita miliki di bumi ini, tetapi oleh karena kemurahan hati TUHAN. Hiduplah oleh kemurahan, hiduplah oleh karena kasih karunia. Jangan lagi sesekali berjuang mengandalkan manusia dan kekuatan / kemampuannya.
Ayub 39:30
(39:30) Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi?
Berada pada puncak ibadah (gunung batu yang tertinggi) yakni doa penyembahan, juga karena kemurahan TUHAN
Ayub 39:31
(39:31) Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi.
Doa penyembahan adalah satu-satunya cara (jalan yang lain) untuk melepaskan diri dari kejaran musuh itulah antikris.
Ayub 39:32
(39:32) Dari sana ia mengintai mencari mangsa, dari jauh matanya mengamat-amati;
Berada pada puncak ibadah menunjukkan bahwa seseorang memiliki pandangan nubuatan -- pandangan yang jauh ke depan -- mengamat-amati yang tidak terlihat. Tetapi, kalau seseorang masih mempertahankan nyawanya, mempertahankan reputasinya, tidak menyerah kepada TUHAN, tidak berada pada rencana TUHAN, tidak mau dipimpin sampai puncak ibadah itulah doa penyembahan, pemikirannya dangkal (pendek) -- tidak berpikir jauh ke depan untuk memperoleh keselamatan jiwa.
Tetapi lihatlah Rahab, dia sungguh bijaksana, berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan -- jalan yang lain untuk lolos dari intaian mata ular naga, karena dia memiliki pandangan yang jauh, dia cerdas, tidak bodoh tetapi bijaksana.
Ciri-ciri sampai kepada doa penyembahan
Yosua 2:16
(2:16) Berkatalah ia kepada mereka: "Pergilah ke pegunungan, supaya pengejar-pengejar itu jangan menemui kamu, dan bersembunyilah di sana tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang; kemudian bolehlah kamu melanjutkan perjalananmu."
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas; doa penyembahan (puncak ibadah) adalah tempat bersembunyi dari kejaran musuh itulah antikris.
Ciri-ciri sampai ke doa penyembahan: bersembunyi tiga hari.
Artinya; mengalami pembaharuan atau rela dibaharui lewat pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Jadi, pembaharuan terjadi lewat pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Yohanes 2:19-22
(2:19) Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." (2:20) Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" (2:21) Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. (2:22) Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
Bait Allah dirombak (dibaharui) hanya dengan tiga hari.
3 hari 🡪 pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kenapa harus dirombak? Karena bangunan itu didirikan selama 46 tahun -- artinya; hidup rohani didirikan di bawah hukum Taurat. Dengan perincian…
Angka 4 🡪 4 hukum Allah yang ditulis dalam loh batu yang pertama.
Angka 6 🡪 6 hukum yang ditulis dalam loh batu yang kedua.
Dahulu kita hidup dibawah hukum Taurat dan yang hidup di bawah hukum Taurat harus dirombak, harus dibaharui.
Ciri-ciri ibadah taurat:
Ibadah dan pelayanannya dijalankan secara hukum Taurat atau rutinitas, disebut juga dengan ibadah liturgis -- beribadah karena ada sesuatu.
Dosa tidak dapat diampuni, berarti masalah tidak dapat diselesaikan (diatasi) dengan lain kata masalah terus berlangsung.
Contoh: tangan ganti tangan mata ganti mata gigi ganti gigi = kejahatan dibalas dengan kejahatan.
Kehidupan semacam ini harus dirombak (dibaharui), selanjutnya, hidup rohaninya dipimpin sampai kepada puncak ibadah yaitu; doa penyembahan.
Matius 2:11
(2:11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Orang majus sudah berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan.
Kemudian orang majus itu mempersembahkan 3 (tiga) hal yaitu:
Emas bicara soal kemurnian 🡪 Firman Allah yang murni, gambaran dari Musa.
Kemenyan bicara soal doa penyembahan 🡪 kasih Allah gambaran dari Henokh
Minyak mur 🡪 Roh Kudus gambaran dari Elia.
Dari sini kita bisa melihat bahwa orang-orang majus adalah gambaran dari manusia Ilahi seperti Musa, Henokh dan Elia. Hanya tiga orang ini yang diangkat hidup-hidup oleh TUHAN naik ke Sorga.
Seperti itulah kehidupan Rahab ini, begitu hebat dan bijaksana dihadapan TUHAN. Saya rindu kita semua dilahirkan oleh Roh menjadi manusia Ilahi seperti orang majus; Musa, Henokh dan Elia.
Matius 2:12
(2:12) Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
Jadi jelas, doa penyembahan adalah jalan yang lain untuk meloloskan kita dari kejaran musuh.
Malam ini kita juga diingatkan oleh TUHAN lewat pembukaan rahasia Firman Allah, seperti orang majus diingatkan lewat mimpi. Lepaskan reputasi, berikan diri dipimpin sampai kepada puncak ibadah itulah jalan yang lain.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment