IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 6 AGUSTUS 2024
SURAT YUDAS
Subtema: MENGHAMPAKAN DIRI
Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya, Ia mengulurkan dua tangan-Nya bagi kita untuk menghimpunkan kita di atas gunung TUHAN yang kudus untuk beribadah kepada TUHAN lewat Ibadah Doa Penyembahan. Itu berarti, sebentar kita akan merendahkan diri di hadapan TUHAN, tersungkur di kaki salib-Nya sujud menyembah kepada Dia karena Dia adalah Allah yang sepatutnya untuk kita sembah dari sekarang sampai selama-lamanya.
Saya tidak lupa untuk menyapa anak-anak TUHAN yang juga turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming; youtube, facebook, dimanapun saudara berada dalam dan luar negeri, TUHAN kiranya ada di sana, di tengah-tengah kita untuk memberi damai sejahtera-Nya, sehingga kita boleh bahagia duduk diam mendengar Sabda Allah.
Namun jangan lupa untuk tetap berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan ini meneguhkan kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Mari kita sambut KITAB YUDAS sebagai Firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.
Yudas 1:3 dengan perikop: "Hukuman atas guru-guru palsu"
(1:3) Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.
Yudas merasa terdorong untuk menulis surat kepada orang-orang yang terpanggil. Dalam surat ini, Yudas mendapat kesempatan untuk menasihati mereka.
Tujuan dari nasihat: Supaya mereka berjuang untuk mempertahankan iman, hingga nanti mencapai iman yang sempurna.
Terkait dengan iman, langsung saja kita hubungkan dengan…
Yakobus 2:17
(2:17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Iman tanpa perbuatan, pada hakekatnya adalah mati.
Saya yakin kita semua memiliki iman, namun kadar iman itu tergantung bagaimana penyerahan kita kepada TUHAN.
Bukti bahwa kita memiliki iman: kita ada malam ini datang menghadap TUHAN lewat Ibadah Doa Penyembahan.
Namun harus kita ketahui, iman tanpa perbuatan, pada hakekatnya adalah mati. Jangan sampai kita beriman kepada TUHAN, tetapi ujung-ujungnya binasa, ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Yakobus 2:18
(2:18) Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
Di sini kita melihat; ada orang Kristen yang menyangka bahwa...
Cukup hanya memiliki iman, tanpa disertai perbuatan.
Artinya; datang kepada TUHAN lewat ibadah, tetapi tidak perlu ada perbuatan, tidak perlu ada korban persembahan yang harus kita dipersembahankan. Apakah itu mungkin dan benar dihadapan TUHAN? Saya kira tidak mungkin dan tidak benar.
Yang lain menyangka; ia dapat menunjukkan suatu perbuatannya tetapi tanpa iman (tanpa memandang salib Kristus).
Yang benar adalah iman tidak dapat dipisahkan dari perbuatan. Sebaliknya, menunjukkan suatu perbuatan harus disertai dengan iman, jangan karena dorongan-dorongan daging dan manusia daging, sebab joli (pasangan) dari iman adalah perbuatan -- sebaliknya, pasangan dari perbuatan adalah iman. Pendeknya, antara iman dan perbuatan tidak boleh terpisah, itu seiring sejalan.
Yakobus 2:22
(2:22) Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
Iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan.
Jadi, dari sini kita bisa melihat bahwa; iman tidak dapat dipisahkan dari perbuatan atau perbuatan tidak dapat dipisahkan dari iman. Kenapa? Sebab, oleh perbuatan-perbuatan kita dihadapan TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan ini, nanti iman kita menjadi sempurna. Jadi tidak cukup hanya memiliki iman tanpa perbuatan.
Itu berarti, iman tidak sempurna kalau tidak ada perbuatan-perbuatan dengan lain kata; iman tidak sempurna kalau kita tidak mau melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN.
Saudara, setiap kali TUHAN menyatakan kasih-Nya, kalau menurut saudara itu penting, secepatnya diperhatikan dan ditangkap, jangan dilalukan begitu saja, biar kehendak TUHAN yang jadi.
Kita lihat contoh; iman disertai perbuatan…
Yakobus 2:24-25
(2:24) Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. (2:25) Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?
Manusia dibenarkan Allah karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman, seperti Rahab; dibenarkan Allah karena perbuatan-perbuatannya. Padahal kita tahu bahwa…
Rahab adalah orang Kanaan bukan bangsa Israel.
Itu berarti Rahab adalah bangsa kafir disebut juga orang-orang yang tidak bersunat, sangat mudah diseret kepada berhala-berhala yang bisu.
Rahab adalah seorang pelacur atau perempuan sundal yang telah menajiskan banyak orang.
Berarti, Rahab hidup di dalam kenajisan percabulannya.
Itulah keadaan dari Rahab bangsa kafir, selain lemah tidak berdaya karena mudah diseret kepada berhala-berhala, ia juga hidup dalam kenajisan percabulannya. Tetapi Alkitab berkata; Rahab dibenarkan oleh perbuatan-perbuatannya. Lalu, kalau Rahab dibenarkan oleh perbuatan-perbuatannya, apa bedanya Rahab dengan kita yang notabennya sama-sama bangsa kafir?
Adapun perbuatan Rahab sehingga ia dibenarkan Allah, antara lain...
Rahab menyembunyikan kedua orang pengintai di dalam rumahnya.
Menolong kedua pengintai itu lolos melalui jalan yang lain.
Perlu untuk diketahui:
Kisah tentang iman dan perbuatan Rahab tersebut ditulis oleh Yosua dengan jelas dalam kitab Yosua itu sendiri, secara khusus Yosua 2:6-11.
Ayat 6-7, bicara tentang perbuatan-perbuatan Rahab.
Ayat 8-11,bicara tentang iman yang telah diakui oleh Rahab secara langsung kepada kedua pengintai di atas sotoh rumahnya.
Saudara, hal menyembunyikan kedua pengintai telah diterangkan beberapa waktu lalu dengan beberapa seri.
Sekarang kita kembali penjelasan tentang:
RAHAB MENOLONG KEDUA PENGINTAI ITU LOLOS MELALUI JALAN YANG LAIN
Yosua 2:1 dengan perikop: Pengintai-pengintai di Yerikho
(2:1) Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: "Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ.
Yosua melepas dua orang pengintai dari Sitim untuk mengamat-amati negeri Kanaan secara khusus kota Yerikho.
Tugas atau misi penyelidikan ini tidak boleh diketahui oleh siapapun sebab di sini kita melihat; Yosua dengan diam-diam melepas kedua pengintai. Namun tanpa perencanaan sebelumnya, sampailah kedua pengintai tersebut di rumah Rahab lalu tidur di situ, padahal Rahab adalah pelacur (perempuan sundal).
Bayangkan, dua hamba TUHAN diutus untuk menyelidiki kota Yerikho, tetapi di tengah pengutusan mereka justru bermalam di rumah seorang pelacur. Kalau pikiran orang negatif, pasti mereka mengira dua hamba TUHAN ini cabul. Tetapi inilah rencana TUHAN, begitu dalamnya kasih TUHAN kepada kita, sehingga kita tidak dapat menyelami segala keputusan-keputusan TUHAN -- tak terselami jalan-jalan TUHAN.
Yosua 2:2-3
(2:2) Kemudian diberitahukanlah kepada raja Yerikho, demikian: "Tadi malam ada orang datang ke mari dari orang Israel untuk menyelidik negeri ini." (2:3) Maka raja Yerikho menyuruh orang kepada Rahab, mengatakan: "Bawalah ke luar orang-orang yang datang kepadamu itu, yang telah masuk ke dalam rumahmu, sebab mereka datang untuk menyelidik seluruh negeri ini."
Kedatanganan kedua pengintai untuk menyelidiki kota Yerikho, ternyata diketahui oleh raja Yerikho. Oleh sebab itu, raja Yerikho meminta supaya Rahab menyerahkan kedua pengintai tersebut kepadanya dengan perantaraan suruhannya.
Kita lihat sikap Rahab terhadap permintaan raja Yerikho…
Yosua 2:4-6
(2:4) Tetapi perempuan itu telah membawa dan menyembunyikan kedua orang itu. Berkatalah ia: "Memang, orang-orang itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka, (2:5) dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka." (2:6) Tetapi perempuan itu telah menyuruh keduanya naik ke sotoh rumah dan menyembunyikan mereka di bawah timbunan batang rami, yang ditebarkan di atas sotoh itu.
Intinya, Rahab tidak mau menyerahkan kedua pengintai tersebut ke tangan raja Yerikho karena sesungguhnya Rahab telah menyembunyikan kedua pengintai tersebut di bawah timbunan batang rami yang ditebarkan di atas sotoh rumahnya.
Perlu untuk diketahui:
Sekalipun kehidupan kita adalah bangsa kafir yang digambarkan seperti batang rami, tetaplah berjuang untuk mempertahankan iman, sampai iman itu sempurna, sama seperti Rahab tetap berjuang untuk mempertahankan kedua pengintai (utusan) tersebut.
Kedua utusan menunjuk kepada...
Firman Allah, suatu kebenaran yang berkuasa untuk menyucikan kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Roh Allah yang berkuasa memimpin sekaligus memberi kekuatan bagi kita semua, supaya kita kuat dalam mengikuti TUHAN
Kita tidak bisa mengandalkan daging sebab daging terbatas kemampuannya. Kadang, ada ujian sedikit saja kita langsung bersungut-sungut, marah, emosi tidak karu-karuan. Sebab itu, mari kita berjuang untuk mempertahankan iman, termasuk berjuang mempertahankan kedua utusan TUHAN. Kita harus memberi diri dipimpin, dituntun, dengan lain kata; Roh TUHAN berkuasa dalam diri kita, supaya kita bertahan dan kuat di dalam hal mengikuti TUHAN, sekalipun menghadapi banyak ujian dan cobaan dalam hidup.
Batang rami adalah gambaran dari kehidupan yang kering-kering berarti; tidak berbuah, dan sudah dekat dengan kutuk pembakaran. Tetapi bagi TUHAN tidak ada yang mustahil, asal kita mau menggunakan kesempatan yaitu; menghargai kedua utusan itu, yakni; FIRMAN ALLAH dan ROH KUDUS.
Kita adalah bangsa kafir, dahulu mudah sekali diseret untuk menyembah berhala. Tidak berhenti sampai di situ, dahulu kita juga hidup dalam kenajisan percabulan -- inilah kehidupan yang kering-kering. Tetapi, bagi TUHAN tidak ada yang mustahil, asal kita mau mempergunakan waktu (kesempatan) ini untuk menghargai apa yang sudah diutus oleh TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang, Cilegon, Banten, Indonesia.
Pendeknya, di dalam TUHAN juga ada pengharapan, sebagaimana yang tertulis dalam 1 Petrus 1:3-4.
1 Petrus 1:3-4
(1:3) Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, (1:4) untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.
Oleh kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, membawa kita kepada suatu hidup yang penuh pengharapan untuk menerima suatu bagian:
Yang tidak dapat binasa.
Yang tidak dapat cemar.
Yang tidak dapat layu.
Semuanya tersimpan dengan baik di Sorga bagi kita.
Jadi, percayalah, bagi TUHAN tidak ada yang mustahil, sekalipun kita ini adalah bangsa kafir sama seperti batang rami -- kering-kering -- tidak berbuah – bahkan sekalipun sudah dekat dengan kutuk pembakaran.
Ayat referensi yang lain:
Kata Yesus: "Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah. (Lukas 18:27)
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. (Lukas 1:37)
Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya! (Markus 9:23)
Manfaat menyembunyikan kedua pengintai (berjuang untuk mempertahankan iman).
Yosua 2:4-5
(2:4) Tetapi perempuan itu telah membawa dan menyembunyikan kedua orang itu. Berkatalah ia: "Memang, orang-orang itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka, (2:5) dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka."
Untuk melihat manfaat menyembunyikan kedua pengintai, dapat dilihat dari pernyataan Rahab yaitu; aku tidak tahu dari mana mereka datang, dan tidak tahu kemana mereka pergi.
Kita lihat dahulu…
Yohanes 3:6
(3:6) Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
Perlu untuk diketahui:
Manusia daging lahir dari daging.
Manusia Roh lahir dari roh itu sendiri.
Saudara, bukankah saat ini kita berada dalam kegiatan Roh -- berada di tengah ibadah dan pelayanan sampai akhirnya, nanti kita dilahirkan menjadi manusia Roh? Kalau kita jauh dari ibadah dan pelayanan, itu yang disebut manusia daging, lahir dari keinginan dagingnya sendiri.
Jadi, untuk menjadi manusia Roh; tetaplah hargai kegiatan Roh itulah ibadah dan pelayanan, hargai juga karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus yang TUHAN percayakan. Itu dulu yang harus kita ketahui.
Barulah kita masuk….
Yohanes 3:7-8
(3:7) Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. (3:8) Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Singkat kata, kehidupan yang dilahirkan dari Roh: menghampakan (mengosongkan) dirinya seperti angin yang bertiup -- tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Ini harus benar-benar kita perhatikan, supaya kita benar-benar mengosongkan diri seperti angin yang bertiup -- tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi.
Biarlah Roh TUHAN yang terus memimpin dan berkuasa atas kehidupan kita pribadi lepas pribadi. Beri kesempatan bagi Roh TUHAN bekerja, jangan egois.
Kita lihat kehidupan yang menghampakan diri dalam…
Filipi 2:5-7
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Kalau kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Yesus Kristus, maka yang terjadi adalah; sama seperti yang dialami oleh Yesus Kristus itu sendiri, yaitu; melepaskan segala reputasi = berani meninggalkan segala:
Kemuliaan-Nya.
Bapa-Nya di Sorga.
Rumah-Nya di Sorga.
Lalu turun ke bumi.
Untuk apa Yesus melepaskan reputasi-Nya sedemikian rupa? Supaya Yesus dapat mengosongkan diri. Sebab, kalau seseorang masih mempertahankan reputasinya, kemuliaan yang ada di dalam dirinya yang berasal dari daging dan dunia ini, mempertahankan egonya, mempertahankan harga dirinya, sampai kapanpun, orang semacam ini tidak akan sampai dalam keadaan menghampakan (mengosongkan) diri.
Lihatlah, TUHAN kita itu begitu mulia, luhur perbuatan-Nya, Ia melepaskan segala reputasi supaya Ia dapat mengosongkan diri. Beda dengan manusia, suka mempertahankan diri -- sampai kapanpun ia tidak akan pernah menjadi sama seperti angin yang bertiup, dengan lain kata; tidak dapat menjadi kehidupan yang dapat menghampakan (mengosongkan) diri. Padahal, mengosongkan diri adalah hal yang penting, tidak boleh diabaikan.
Dalam kesempatan Ibadah Raya Minggu, saya sampaikan; kita tidak boleh malu pikul salib, tidak boleh malu merendahkan diri apalagi memperkatakan iman kita kepada TUHAN. Mestinya kita malu kalau sibuk dengan perbuatan daging dan segala kejahatan-kejatahan dari daging, itu yang harus kita waspadai. Tetapi manusia malu merendahkan diri, karena dia menganggap sudah punya titel, menganggap dirinya besar karena predikat yang ia miliki, tetapi bagi TUHAN semua predikat itu tidak ada apa-apanya, karena TUHAN jauh lebih besar dari apa yang kita punya.
Itu sebabnya, mau tidak mau, kita harus melepaskan segala reputasi, supaya dengan mudah untuk mengosongkan (menghampakan) diri, karena ini yang TUHAN inginkan dari setiap kehidupan hamba-hamba-Nya, apalagi seorang imam yang melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan ini.
Mengosongkan diri = berada di titik nol, disebut juga titik nadir -- titik terendah.
Mari kita lihat titik nadir -- tidak terendah…
Pada Kejadian 1:1 “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”. Tetapi dalam Yohanes 1:1 “Pada mulanya adalah Firman..” Yang benar yang mana; Firman dulu atau langit bumi dulu? Yang benar adalah Firman dulu.
Kemudian,,
Kejadian 1:2
(1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Di sini kita melihat, bumi belum berbentuk, kemudian masih kosong (belum nampak wujudnya), sehingga keadaannya pun gelap gulita. Tetapi pada waktu itu Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Permukaan air adalah; titik nol -- titik terendah.
Jadi, untuk mengukur suatu ketinggian, termasuk ketinggian gunung, itu dimulai dari titik nol -- titik terendah; permukaan air laut, di situlah Roh Allah melayang-layang. Demikian juga kehidupan yang mau menghampakan (mengosongkan) diri; Roh TUHAN sangat besar bekerja dan berkuasa, serta sangat besar mempengaruhi dirinya.
Beda dengan orang yang suka membesarkan diri karena predikat atau sesuatu yang dia miliki, termasuk harga diri yang masih dipertahankan, di situ tidak ada Roh TUHAN, Roh TUHAN tidak bekerja (beraktivitas). Roh TUHAN beraktivitas di dalam diri seorang hamba yang mau menghampakan (mengosongkan) dirinya. Adakah kita mau menjadi hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang menghampakan (mengosongkan) diri supaya hari demi hari kita semakin berkenan dihadapan TUHAN?
Walau kita mempunyai, seolah-olah kita tidak mempunyai sebagaimana dalam 1 Korintus 7:29-30 Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli; -- Ini namanya menghampakan (mengosongkan) diri.
Bukan berarti, kalau kita memiliki ijazah sarjana, lalu ijazah itu kita robek, tetapi yang membeli seolah-olah tidak membeli apa yang mereka beli, itu namanya menghampakan (mengosongkan) diri. Di situ nanti Roh TUHAN begitu deras sekali mengalir dan beraktivitas. Kalau Roh TUHAN beraktivitas, maka segala pergumulan dapat diatasi, seperti kehidupan yang melayang mengatasi persoalan di bumi ini. Kita saling mendoakan satu dengan yang lain.
Kita kembali untuk memperhatikan…
Yohanes 3:7
(3:7) Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
TUHAN berkata kepada Nikodemus: Kamu harus dilahirkan kembali. Selanjutnya TUHAN berkata tentang angin pada ayat 8, supaya ia menjadi hamba yang menghampakan (mengosongkan) diri.
Yohanes 3:1-2
(3:1) Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. (3:2) Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."
Kehidupan yang belum dilahirkan kembali; tidak tahu tentang kebenaran. Buktinya apa? Sekalipun Nikodemus adalah guru agama Yahudi, ia masih sibuk soal tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat.
Yohanes 3:3
(3:3) Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
Nikodemus masih manusia daging. Tetapi TUHAN minta, sebagai guru agama orang Yahudi, Nikodemus harus betul-betul mengalami kelahiran kembali -- dilahirkan oleh Roh supaya ia menjadi manusia Roh, tandanya; mampu menghampakan (mengosongkan) dirinya kepada TUHAN. Itu yang terpenting dihadapan TUHAN saat kita menghadap TUHAN, apalagi imam yang melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, bukan soal tanda heran, mujizat-mujizat, dan perbuatan ajaib. Apa artinya mujizat terjadi tetapi tidak dilahirkan oleh Roh? Tidak ada artinya.
Ciri-ciri melihat kerajaan Sorga.
Yosua 2:8-9
(2:8) Tetapi sebelum kedua orang itu tidur, naiklah perempuan itu mendapatkan mereka di atas sotoh (2:9) dan berkata kepada orang-orang itu: "Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu.
Rahab berkata kepada kedua pengintai; Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu.
Pendeknya, Rahab tahu rencana TUHAN yaitu: membawa manusia berdosa kembali kepada Dia di dalam kerajaan Sorga, sebab kita adalah milik TUHAN, jadi harus kembali kepada TUHAN.
Kita ada di bumi ini karena dosa Adam dan Hawa, mereka melanggar hukum Allah, hingga akhirnya diusir dari taman Eden, bagaikan kita sekarang dilemparkan ke bumi ini. Sudah berapa beribu tahun kita terpisah dari TUHAN?
Dari Adam sampai ke Abraham 2000 tahun, itulah zaman Allah Bapa.
Dari Abraham sampai ke Yesus naik ke Sorga 2000 tahun, itulah zaman Allah Anak.
Kemudian, Yesus naik Roh Kudus turun 2000 tahun, bahkan sudah 2023 tahun.
Berarti, kita terpisah dari TUHAN 2000 tahun lebih. Tetapi lihatlah, Rahab tahu rencana TUHAN untuk membawa kita kembali kepada TUHAN, itu janji TUHAN kepada Abraham, Ishak dan Yakub.
Padahal sudah ribuan tahun berlalu, tetapi Rahab yang notabennya bukan bangsa Israel, kemudian ia juga seorang pelacur; tahu rencana TUHAN yaitu; untuk membawa kembali kehidupan kita kepada Sang Khalik, Sang Pencipta, karena kita adalah miliknya TUHAN. Tidak selamanya kita ada di bumi ini, sebab itu; jangan kita terlena dengan segala yang disuguhkan oleh dunia ini.
Ibrani 11:13
(11:13) Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
Orang yang tahu rencana TUHAN pasti rindu untuk kembali kepada Sang Khalik, kembali ke kerajaan Sorga. Maka, cerminan hidupnya adalah: ia merasa orang asing dan pendatang di bumi ini, dengan lain kata; tidak terlena dengan semua yang ada di bumi ini. Sekalipun ada kesempatan terbuka lebar bagi dia dengan segala yang disuguhkan oleh dunia ini, namun ia tidak mau kembali, karena dia rindu tanah air Sorgawi.
Ibrani 11:8-9
(11:8) Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. (11:9) Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
TUHAN menjanjikan tanah air Sorgawi kepada Abraham, maka kalau kita hidup dari iman Abraham, maka kita juga turut menjadi ahli waris dari kerajaan Sorga yang dijanjikan TUHAN.
Kerajaan Sorgalah yang menjadi milik pusaka kita, dan itu harus kita buktikan saat ini dengan cara; ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan harus menjadi milik pusaka kita -- karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada (Matius 6:21).
Kalau harta kita di Sorga, maka hati kita juga harus berpaut dengan ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan di bumi ini, tidak lepas dari situ lagi.
Inilah hebatnya Rahab, kemurahan TUHAN besar dinyatakan kepada dia. Jangankan Rahab seorang pelacur besar, kadang yang sejak lahir sudah Kristen saja tidak mau tahu dengan rencana TUHAN yang besar dan indah ini, seolah-olah ia bisa menyelamatkan dirinya dengan kekuatan, kemampuan yang ia miliki. Tetapi, malam ini, oleh karena kasih karunia TUHAN, dengan kesabaran yang sangat besar yang telah ditunjukkan kepada kita, marilah kita hargai. Karena TUHAN yang menciptakan kita, maka kita milik TUHAN. Sekalipun sudah terpisah ribuan tahun lamanya, kita harus kembali kepada TUHAN. Rahab sekalipun jauh dari TUHAN, ia tetap ingat janji TUHAN, ingat rencana TUHAN yang indah yaitu; kembali kepada Sang Khalik. Mari kita semua berjuang untuk mempertahankan iman, sampai nanti iman itu sempurna.
Setelah Rahab berkata: aku tidak tahu dari mana mereka datang, kemana mereka pergi, selanjutnya….
Yosua 2:5
(2:5) dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka."
Rahab berkata kepada suruhan Raja: segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka.
Ini adalah cara Rahab untuk menolong kedua pengintai lolos dari jalan yang lain -- Rahab bijaksana.
Saya berdoa, kiranya hikmat dari Sorga menyatu dengan akal kita supaya kita menjadi satu pribadi yang bijaksana sama seperti Rahab bijaksana.
Yosua 2:7
(2:7) Maka pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesudah pengejar-pengejar itu keluar.
Akhirnya, suruhan raja Yerikho mengejar kedua pengintai ke arah sungai Yordan, ke arah tempat-tempat penyeberangan. Itu memang masuk akal, sebab kedua pengintai tersebut datang dari sungai Yordan. Jadi, betapa bijaksananya Rahab ini.
Jikalau TUHAN kehendaki, kita akan melihat hal ini di minggu yang akan datang, mungkin sebagai seri yang terakhir. Berdoa saja supaya kita tahu apa yang menjadi rencana TUHAN di dalam hidup kita lewat kisah Rahab. Rahab bukan saja perempuan cerdas, tetapi juga bijaksana dalam mengambil keputusannya.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment