IBADAH RAYA
MINGGU, 18 AGUSTUS 2024
KITAB WAHYU
Wahyu 17:12
(Seri:1)
Subtema:
KESEPULUH
TANDUK BINATANG DAN AKTIVITASNYA
Shalom.
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, oleh karena rahmat-Nya kita
dihimpunkan oleh dua tangan Tuhan yang penuh kasih dan berkuasa di atas gunung
Tuhan yang kudus, beribadah dan melayani di tengah Ibadah Raya Minggu disertai
dengan kesaksian koor. Puji Tuhan.
Saya
juga tidak lupa menyapa saudara, Bapak/Ibu terkasih, Saudara/Saudari yang
sedang bergabung dalam penggembalaan GPT Betania, Serang Cilegon, Banten,
Indonesia, lewat Live Streaming atau
online atau video internet, Youtube, Fcebook atau media sosial apa saja di
dalam negeri dan luar negeri, dimanapun saudara berada, kiranya Tuhan hadir di
tengah-tengah kita sebagai Imam Besar Agung untuk melayani, berdoa, dan
memperdamaikan dosa kita, memberikan rasa damai sejahtera di dalam kita duduk
diam mendengarkan Firman Tuhan Allah.
Secepatnya
kita sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Kitab Wahyu dan kita maju melangkah pada ayat
selanjutnya. Setelah kita menikmati Wahyu
17:8-11; tentang binatang yang keluar dari dalam laut, secara khusus
mempunyai tujuh kepala. Terkait dengan tujuh kepala telah diterangkan beberapa
minggu berturut-turut dan klimaknya adalah pada minggu yang lalu. Sekarang kita
akan masuk pada Wahyu 17:12.
Tetapi
jangan lupa berdoa baik yang hadir di malam ini secara tatap muka maupun yang
mengikuti secara online, video internet, Youtube, Facebook, tetaplah berdoa
dalam Roh, mohon kemurahan Tuhan supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan
setiap hati kita pribadi lepas pribadi di malam ini.
Wahyu
17:12
(17:12)
Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh raja,
yang belum mulai memerintah, tetapi satu jam lamanya mereka akan menerima kuasa
sebagai raja, bersama-sama dengan binatang itu.
Kesepuluh tanduk adalah kesepuluh
tanduk binatang yang keluar dari dalam laut.
Untuk
mengenal kesepuluh tanduk binatang ini, mari kita baca dahulu di dalam…
Perikop: “Binatang yang keluar dari dalam laut.”
Wahyu
13:1
(13:1)
Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk
sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh
mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Kemudian,
kita akan melihat binatang ini lebih dalam lagi di dalam…
Wahyu
17:8
(17:8)
Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan
muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang
diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak
dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah
ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
Binatang
tersebut dikatakan; telah ada -- tidak
ada -- namun muncul lagi dari lobang jurang maut.
Ini
berbicara soal pengalaman kematian dan kebangkitan yang palsu.
Perlu
untuk diketahui; kalau kematian dan kebangkitan palsu, maka:
-
Ibadah
yang dikerjakan palsu.
- Pelayanan yang dikerjakan palsu.
- Mujizat dan tanda-tanda heran yang terjadi
palsu.
- Bahkan orang-orang yang menyelenggarakan
kebaktian itu juga palsu.
- Pemimpin sidang jemaat yang mengadakan
kebakitan tersebut juga palsu.
Kenapa?
Karena kematian dan kebangkitannya palsu. Sehingga sekalipun ada mujizat
kesembuhan terjadi, ada perbuatan ajaib terjadi, tetap itu dikatakan palsu.
Jadi
kita tidak perlu kagum dengan tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat apabila itu
terjadi di tengah ibadah dan pelayanan, karena sesungguhnya karya Allah yang
terbesar adalah salib Kristus di Golgota. Dan itu sebetulnya sumber kehidupan
dan mendidik kehidupan dari setiap orang. Sekalipun sejuta kali mujizat terjadi
di depan mata, itu tidak akan pernah memberikan didikan, yang memberikan didikan
adalah pengajaran salib, Anak domba disembelih, Roti telah dipecah-pecahkan di
atas kayu salib, itu yang semestinya dinikmati.
Tetapi
saya tambahkan sedikit, mujizat boleh saja terjadi, tanda heran terjadi, yang
sakit sembuh dan lain sebagainya, dan memang itu harus, tetapi asalkan
pengajaran salib jangan diabaikan dari tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu, sebab
itu nomor satu, sehingga seandainya berikutnya disusul terjadinya tanda-tanda
heran, mujizat terjadi maka itu benar, tidak palsu.
Jadi
sekali lagi saya sampaikan, kalau kematian dan kebangkitannya palsu maka ibadah
dan pelayanan itu palsu, kalaupun ada mujizat terjadi di tengah ibadah
pelayanan, itu juga palsu, termasuk pemimpin jemaat yang menyelenggarakan
kebaktian itu juga adalah palsu. Termasuk sepuluh tanduk dan tujuh kepala dari
binatang itu, itu juga merupakan perkara-perkara yang palsu.
Jadi
kita jangan terkesima dengan sepuluh tanduk dan tujuh kepala dari binatang yang
keluar dari dalam laut tersebut.
Kemudian,
terkait dengan ketujuh kepala dari binatang tersebut telah diterangkan pada minggu-minggu
yang lalu, klimaksnya adalah pada minggu yang lalu. Kiranya jangan dilupakan,
catatannya diperhatikan. Seri pemberitaan Firman terus diikuti sehingga dengan
demikian kita tahu perkembangan zaman, dunia ini kemana arusnya.
Maka,
malam ini kita akan memperhatikan,
Tentang:
KESEPULUH tanduk dari
binatang.
Kesepuluh tanduk
dari binatang
itu adalah sepuluh raja yang belum
menerima kerajaannya, tetapi sekalipun demikian mereka akan berkuasa seperti raja-raja bersama-sama
dengan binatang tersebut (binatang yang keluar dari dalam laut).
Lebih
jauh kita melihat tentang sepuluh tanduk yang juga telah dinubuatkan oleh nabi
Daniel di dalam…
Daniel
7:24
(7:24) Kesepuluh
tanduk itu ialah kesepuluh raja yang muncul dari kerajaan itu. Sesudah
mereka, akan muncul seorang raja; dia berbeda dengan raja-raja yang dahulu dan
akan merendahkan tiga raja.
Sepuluh
tanduk itulah sepuluh raja yang muncul dari kerajaan binatang itu.
Itu
berarti, terjadi/terbangunlah suatu perserikatan (persekutuan) bangsa-bangsa.
Akan
tetapi, binatang yang keluar dari dalam laut itu tetaplah yang memegang kendali,
sebab segala kuasa ada di dalam tangan binatang itu;
-
Baik itu ekonomi/dagang/niaga.
-
Teknologi yang semakin canggih dan
mutakhir.
-
Juga atas segala pemerintahan di
tiap-tiap bangsa-bangsa di muka bumi ini.
Semuanya
itu ada di dalam tangan kekuasaan dari binatang ini.
Pendeknya,
dengan adanya penyatuan dari kesepuluh raja (kesepuluh tanduk) itu, maka
dukungan terhadap binatang (antikris) akan semakin besar, sehingga kekuasaan
dari binatang atas sentero dunia itupun semakin kuat dan besar. Tidak bisa
ditandingi atau dilawan dengan kekuatan manusia, dengan pengetahuan manusia,
bahkan dengan segala harta kekayaan yang kita punya, tidak bisa saudara.
Nah
ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Maka
kalau hal itu terjadi suatu kali kelak, tidak lama lagi maka secara otomatis,
yang terdesak/tertindas pada masa itu adalah orang-orang Kristen atau
orang-orang yang ikut Tuhan, secara khusus:
-
Orang-orang
Kristen yang tidak sungguh-sungguh.
- Orang-orang Kristen yang suam.
Ayat
referensinya saudara bisa baca di dalam suratan 1 Yohanes 2:18.
Sebab
itu kita harus sungguh-sungguh sekarang ini untuk sangkal diri, pikul salib, ikut Tuhan, jangan bermain-main lagi.
Saudara
berpikir sekarang aman-aman, tetapi besok, kita tidak bisa seketika berkata; “Tuhan tolong,” lalu pertolongan Tuhan
datang, tidak segampang itu. Tuhan lihat kesetiaan, karena Tuhan itu adil dan
benar. Jangan saudara berpikir gampang seperti Tuhan menyelamatkan yang di
sebelah kanan Anak Allah, itu juga ada pengertiannya, itu pengertiannya luas,
bukan hanya Tuhan tolong lalu tertolong. Kiranya ini dipahami dengan baik.
Kemudian
yang terdesak (tertindas) pada masa kesesakan itu adalah orang-orang Kristen yang suam.
Terkait
dengan suam ini mari kita baca sedikit di dalam…
Perikop: “Jemaat di Laodikia.”
Wahyu
3:15-16
(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin
dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! (3:16) Jadi karena engkau suam-suam
kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau
dari mulut-Ku.
Kristen suam: tidak dingin
tetapi juga tidak panas. Padahal keinginan TUHAN adalah hendaknya dingin atau
panas sekalian = sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada TUHAN. Kalau tidak
demikian, TUHAN berkata; “Aku akan
memuntahkan engkau dari mulut-Ku,” berarti menjadi sesuatu yang menajiskan
dan menjijikkan. Sesuatu yang menajiskan dan menjijikkan suatu kali akan
diinjak-injak saudara. Artinya kehidupan yang masih mempertahankan hidupnya di
dalam kenajisan percabulan suatu kali akan masuk dalam aniaya (diinjak-injak)
antikris, itu muntahan.
Wahyu
3:17
(3:17)
Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan
aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau
melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
Ciri orang
Kristen yang suam
(tidak dingin dan tidak panas): menaruh pengharapannya kepada harta dan
kekayaan, hidupnya bergantung kepada harta dan kekayaan, dan berjuang untuk memperkaya dirinya,
seolah-olah dengan harta dan kekayaan itu ia dapat mempertahankan hidupnya pada
masa aniaya antikris.
Tetapi
Tuhan berkata kepada jemaat di Lodikia; “engkau
tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.”
Berarti
hidup kita tidak boleh bergantung kepada harta dan kekayaan, perkara-perkara di
bawah ini. Jangan merasa nyaman dengan berkat-berkat satu bulan, jangan merasa
terpelihara dengan gaji satu bulan, dengan bisnis yang dikelola. Puji Tuhan.
Tetapi
di sini kita melihat, karena jemaat di Laodikia, bergantung kepada harta,
kekayaan, dan memang mereka memperkayakan diri, tetapi di mata TUHAN mereka ada
dalam tiga golongan:
1.
Melarat, malang,
miskin.
2.
Buta.
3.
Telanjang.
Ada orang melarat, miskin, dan banyak
malang-malangnya (musibah yang dialami), tetapi tidak buta. Tetapi lihatlah
jemaat Lodikia ini, selain miskin mereka juga buta. Jadi betapa dalamnya mereka
jatuh pada kubangan yang paling dalam.
Inilah yang dimaksud dengan orang
Kristen yang tidak sungguh-sungguh dan orang Kristen yang suam, inilah nanti
yang terdesak dan tertindas pada masa antikris menjadi raja dengan kekuatan dan
kekuasaan yang begitu besar sekali karena didukung oleh sepuluh tanduk yang muncul
dari kepala binatang itu. Itulah sepuluh orang raja yang belum menerima
kerajaannya, tetapi tetap berkuasa bersama-sama dengan binatang itu sehingga
kekuasaan binatang itu semakin besar dan kuat atas seantero dunia; timur,
barat, utara, selatan. Kemudian, kekuatan dan kekuasaannya tidak bisa dilawan
dengan kekuatan dan kemampuan manusia, dengan pengetahuan, termasuk dengan
kelebihan yang kita punya. Sama seperti jemaat di Laodikia, sekalipun kaya,
tetapi tetap melarat dan malang. Kapan mereka mengalami kemalangan oleh karena
mengandalkan kekayaan? Jawabnya; pada saat aniaya antikris terjadi.
Wahyu
17:12A
(17:12)
Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh raja,
Kesepuluh
tanduk itu adalah kesepuluh raja yang muncul dari kerajaan binatang tersebut.
Kemudian,
Wahyu
17:13-14
(17:13) Mereka seia sekata, kekuatan dan kekuasaan
mereka mereka berikan kepada binatang itu. (17:14) Mereka akan berperang melawan Anak Domba.
Sepuluh raja tersebut sehati sepikir, kemudian seia sekata untuk memberi dukungan kepada binatang itu, baik
kekuatan maupun kekuasaan yang mereka miliki. Selanjutnya, mereka akan
bersekutu untuk berperang melawan Anak Domba.
Jadi
saking merasa besar dan kuat, akhirnya perserikatan bangsa-bangsa, itulah sepuluh
raja (sepuluh tanduk) yang mendukung binatang itu (antikris) sehingga mereka
merasa besar dan kuat, akhirnya menjadi sombong, buktinya berani melawan Allah/Anak
Domba.
Saudara,
tanpa kita sadari, kita juga sering kali melawan Allah/Anak Domba. Apa
buktinya? Dengan kita tidak mau datang menghadap Tuhan, itu sama saja dengan
berani melawan Anak Domba. Karena kita tahu ibadah ini seharga dengan darah
salib. Kenapa seharga dengan darah salib? Karena ibadah ini sumbernya dari
salib, dari sorga turun ke bumi, Yesus turun ke bumi untuk memberi ibadah,
Yesus juga mati di atas kayu salib untuk memberi karunia-karunia dan
jabatan-jabatan Roh El Kudus kepada orang-orang kudusnya demi terwujudnya pembangunan
tubuh Kristus yang sempurna. Kemudian, dengan mati-Nya Yesus, Dia mempercayakan
juga hamba-hamba dengan lima jabatan.
Jadi
dengan kita jauh dari ibadah, tinggalkan jam-jam ibadah, sebetulnya ini adalah
orang-orang yang berani melawan Tuhan, walaupun saudara berkata saya tidak
melawan Tuhan. Tetapi prakteknya, jikalau kita meninggalkan jam-jam ibadah,
ketekunan tiga macam ibadah pokok itu sama dengan berani melawan Anak Domba
yang telah disembelih. Nanti puncaknya di sini, seperti yang kita baca pada Wahyu 17:13-14A. Sekarangpun sudah
terjadi perlawanan, tetapi klimaks dari perlawan itu ada pada Wahyu 17:13-14A.
Setan
untuk mempengaruhi jiwa, tidak serta merta menunjukkan wujudnya yang seram,
tetapi setan untuk membawa kepada suatu kedudukan yang tidak baik (seram) itu
pelan-pelan. Nanti puncak perlawanan dari setan adalah Wahyu 17:13-14A.
Jadi
ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Mari
kita lihat kesombongan mereka lebih jelas lagi di dalam…
Perikop: “Binatang yang keluar dari dalam laut.”
Wahyu
13:4-6
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang
penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk
melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. (13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat
nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Karena
ada dukungan baik dari naga maupun
dari sepuluh tanduk itulah sepuluh raja tersebut, akhirnya binatang
itu dengan kesombongan membuka mulutnya untuk menghujat:
1.
Allah Bapa.
2. Allah Anak.
3. Kemah kediaman-Nya (Allah Roh Kudus).
Kalau
sudah sampai pada penghujatan yang ketiga, maka tidak ada lagi pengampunan.
Menghujat Bapa masih ada kesempatan untuk bertobat, menghujat Yesus Anak Allah,
masih ada kesempatan untuk bertobat, tetapi menghujat Roh El Kudus, tidak ada
lagi kesempatan untuk diampuni oleh Tuhan. Ini harus diperhatikan dengan
sungguh-sungguh.
Wahyu
13:7
(13:7)
Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk
mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan
umat dan bahasa dan bangsa.
Persekutuan
antara kesepuluh raja
dan binatang itu, akhirnya memerangi
orang-orang kudus dan mengalahkan
mereka yaitu; dari setiap suku, kaum, bahasa, dan bangsa.
Jadi
saudara, sudah sangat jelas sekali, yang terdesak dan tertindas saat itu jelas
orang kristen yang tidak sungguh-sungguh dan yang suam (tidak dingin dan tidak
panas). Itu yang terdesak nanti.
Saudara,
untuk menjadi hidup kudus apalagi sempurna tidak semudah membalikkan telapak
tangan, tetapi kita harus berjuang tekun dalam tiga macam ibadah pokok sampai
nanti Tuhan memimpin kita kepada kesempurnaan. Maka perjuangan kita harus
dimulai dari malam ini.
Wahyu
13:8
(13:8) Dan
semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang
namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak
Domba, yang telah disembelih.
Orang-orang
Kristen yang suam, setelah terdesak dan mengalami penindasan, akhirnya mau
tidak mau menyerah dan mereka menyembah binatang itu. Tetapi mereka yang
menyembah binatang itu adalah orang-orang
yang namanya tidak tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba yang
tersembelih.
Jadi
saking berat (besar) nya nanti penindasan pada masa itu akhirnya orang-orang
Kristen yang tidak sungguh-sungguh, orang-orang Kristen yang suam rohaninya
akan menyerah kepada binatang itu. Apa buktinya mereka menyerah kepada binatang
itu? merekapun menyembah binatang itu. Siapakah mereka? Mereka adalah
orang-orang yang namanya tidak tertulis dalam Kitab Kehidupan Anak Domba yang
tersembelih.
Wahyu
13:9
(13:9)
Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Gunakanlah
sepasang telinga untuk mendengar dan memperhatikan apa yang Tuhan nyatakan bagi
kita malam ini.
Wahyu
13:10
(13:10)
Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa
ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang.
Jadi
singkat kata; dari orang-orang Kristen yang suam dan tidak sungguh-sungguh:
- Ada
yang ditentukan untuk ditawan oleh antikris.
- Ada
yang ditentukan untuk dibunuh dengan pedang antikris.
Saudara,
doa saya jangan ini menimpa kehidupan kita, nikah kita, dan buah nikah kita. Kalau
memang tidak mau mengalami ini, mulailah dari malam ini. Berjuanglah
sungguh-sungguh ikut Tuhan, camkanlah apa yang saya sampaikan di atas tadi.
Menjadi hidup kudus apalagi sempurna tidak semudah membalikkan telapak tangan,
kalau kita tahu hal itu tidak mudah, ayo berjuanglah mulai dari malam ini,
mulai dari sekarang, mulai dari tekad hati kita malam ini, jangan bermasa bodoh
sebab satu kali nanti Tuhan bermasa bodoh. Kemudian pada saat itu kita minta
tolong dan menyesal, tidak ada artinya. Selagi masih ada kesempatan saudara.
Sebab
orang Kristen yang tidak sungguh-sungguh dan suam ada yang ditentukan untuk
ditawan oleh antikris (dianiaya) dan ada juga yang ditentukan untuk mati
terbunuh oleh pedang antikris. Kalau mati terbunuh masih enak saudara. Tetapi
kalau tertawan teraniaya dan diinjak-injak itu yang membuat kita menderita. Dan
pada masa itu kita mau minta ampun dan bertobat, tidak ada lagi kesempatan
untuk mohon pertolongan dari Tuhan. Sekarang masih ada waktu dan kesempatan
saudara ku, sekalipun waktu yang tersisa sudah sangat singkat sekali,
gunakanlah dengan baik.
Kita
kembali memperhatikan…
Wahyu
17:12
(17:12)
Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh raja, yang belum
mulai memerintah, tetapi satu jam lamanya mereka akan menerima kuasa
sebagai raja, bersama-sama dengan binatang itu.
Kesepuluh
tanduk itu adalah kesepuluh raja yang belum menerima kerajaannya. Tetapi di
sini dikatakan; “Satu jam lamanya mereka
akan menerima kuasa sebagai raja, bersama-sama dengan binatang itu.” Pendeknya,
satu jam berkuasa sebagai raja.
Saudara,
mengapa tidak dikatakan, 24 jam lamanya berkuasa di bumi bersama-sama dengan
binatang itu, atau lebih hebat lagi 2x24 jam supaya lebih lama lagi. Tetapi di
sini, cukup satu jam lamanya berkuasa sebagai raja bersama-sama dengan binatang
itu. Tetapi sekalipun hanya satu jam, itu sangat membuat orang-orang Kristen akan
menderita hebat.
Mari
kita melihat pengertian dari 1 (satu) jam.
PENGERTIAN SATU
JAM YANG PERTAMA.
Matius
20:12, 6
(20:12)
katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan
engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan
menanggung panas terik matahari. (20:6) Kira-kira
pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula,
lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang
hari?
Satu
jam di sini menunjuk kepada pukul 5 (lima) sampai pukul 6 (enam) petang,
disebut juga dengan hari-hari yang terakhir menjelang gelap malam. Disitulah
sepuluh tanduk binatang atau sepuluh orang raja itu menjalankan aksinya.
Saudara,
G-20 sudah ada, tidak ada maksud untuk menentang pemerintahan kita, saya hormat
kepada pemerintah, saya hanya memberitahukan. G-20 sudah ada dan itupun
tertulis di lautan Bali sana. Nanti tidak lama lagi hadir G-10, perserikatan
sepuluh raja yang muncul dari kerajaan binatang itu di hari-hari terakhir
menjelang kedatangan Tuhan kembali. Pukul lima sampai pukul enam petang, itu
satu jam, itu berbicara tentang hari-hari terakhir. Di situ nanti sepuluh raja
akan muncul, G-10 akan muncul.
Sebenarnya,
pengaruh dari sepuluh tanduk sudah nyata
dan dapat dilihat oleh mata jasmani dan mata rohani.
Saya
akan tunjukkan di dalam injil…
Lukas
17:26-27
(17:26) Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh,
demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: (17:27) mereka makan dan minum,
mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam
bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
Menjelang
kedatangan Anak Manusia (hari-hari terakhir) keadaan dunia sama persis seperti pada
zaman
Nuh.
Dimana
orang-orang Kristen dikuasai oleh dosa, antara lain:
-
Dosa makan minum --> dosa
yang disebabkan oleh hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
-
Dosa kawin dan
mengawinkan
--> dosa kenajisan percabulan.
Pendeknya, hanya karena sesuap nasi
banyak orang meninggalkan ibadah dan pelayanan. Ini yang disebut dengan
kenajisan percabulan, persis seperti Esau dalam Ibrani 12:16; jelas di situ dikatakan; “Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang
menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.”
Sesungguhnya hidup dalam kenajisan
percabulan itu nafsu rendah, kenapa? Karena seolah-olah Tuhan tidak mampu
memelihara kehidupan saya dan saudara, tetapi karena terlalu besar kuatir di
dalam dirinya, akhirnya dikuasai oleh kenajisan percabulan.
Inilah
keadaan pada pukul lima sampai pukul enam sore, keadaan di hari-hari terakhir
menjelang kedatangan Tuhan, dimana-mana, dari kota sampai ke pelosok, bahkan di
tiap-tiap gang, penuh dengan kuliner, makan dan minum dan biasanya itu akan
ditindak lanjuti sampai pada dosa kawin dan mengawinkan, puncaknya dosa. Itulah
keadaan dunia menjelang kedatangan Tuhan kembali, keadaan di hari-hari
terakhir.
Lukas
17:28-29
(17:28) Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot:
mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam
dan membangun. (17:29) Tetapi
pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang
dari langit dan membinasakan mereka semua.
Menjelang
kedatangan TUHAN kembali, dunia ini sama persis seperti zaman Lot.
Dimana
orang-orang Kristen dikuasai oleh dosa, antara lain:
-
Dosa
makan minum -> dosa yang disebabkan oleh hawa nafsu dan
keinginan-keinginan daging yang jahat.
-
Dosa
membeli dan menjual, disebut juga dengan roh jual beli.
Bebas menjual
dan membeli, tetapi syaratnya; baik tangan kanan ataupun dahi mereka harus
menerima tanda 666 (Eam ratus enam puluh enam) …Wahyu 13:16-17. Karena desakan keadaan, mau tidak mau mereka harus
menerima tanda 666 (Eam ratus enam puluh enam) di tangan kanan atau di dahi
mereka semua. Memang bebas menjual dan membeli atau dikuasai oleh roh jual beli, tetapi ada syaratnya; mereka harus
menerima tanda (cap) meterai dari antikris yaitu 666 (enam ratus enam puluh
enam), baik di tangan kanan ataupun di dahi. Ini harus diperhatikan dengan
sungguh-sungguh.
Jadi ini yan
terlihat nanti. Zaman Nuh sudah nampak jelas, tetapi zaman Lot sudah mulai menyusul
itulah segala meterai-meterai dari antikris sudah muncul sekarang, itulah
jus-jus racikan itu. Tetapi kalaupun terlanjur, hendaknya mulai dari sekarang
berjuang sungguh-sungguh saudara, jangan bermasa bodoh.
-
Mereka
menanam dan membangun.
Tujuannya; jelas tidak lain tidak bukan,
hanya untuk mencari nama, mencari ketenaran dan popularitas/menjadi populer.
Sama persis seperti pada saat pembangunan menara Babel. Setelah mereka membuat
kota lalu di tengah-tengahnya mereka mendirikan menara, tujuannya untuk mencari
nama… Kejadian 11:4; “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota
dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari
nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.”
Jadi ada ibadah
(kota), kemudian ada kegiatan membangun dan menanam, tetapi tujuannya tidak
lain tidak bukan hanya untuk mencari nama. Lihat keadaan manusia termasuk orang
kristen yang tidak sungguh-sungguh, kalaupun sekarang membangun dan menanam
modal, membangun bisnis, tujuannya hanya untuk mencari nama, mencari ketenaran,
dan popularitas, tidak ada yang lain. Percayalah ini sudah nampak, berarti
keadaan sekarang sudah berada pada pukul lima sampai pukul enam, ini hari-hari
terakhir, saudara jangan main-main, dan saya tidak sedang mengancam, saya hanya
mengingatkan sebab itu tugas saya sebagai penjaga/pengawal/gembala.
Memperhatikan kawanan domba, tidak membiarkan mereka terpuruk. Puji Tuhan.
Jangan kita
seperti orang kaya bodoh ya, berusaha untuk memiliki umur panjang dan
memelihara kelangsungan hidup hanya dengan memperkayakan diri dan memperbesar
lumbung untuk menanam saham, dan membangun bisnis.
Sampai
pada akhirnya…
Lukas
17:32-33
(17:32) Ingatlah akan isteri Lot! (17:33) Barangsiapa berusaha memelihara
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia
akan menyelamatkannya.
Jadi
Sodom dan Gomora dilululantahkan Tuhan dengan api dan belerang, tetapi pada
hari-hari terakhir menjelang hari kelepasan dari bumi yang penuh penindasan,
bayak orang Kristen sama persis seperti istri Lot; menoleh ke belakang,
artinya hatinya terikat dengan harta,
kekayaan, dan segala kelimpahan yang ada di bumi. Kalau tidak terikat tidak
mungkin menoleh.
Jadi
itu sama artinya dengan mempertahankan
nyawa, tidak rela kehilangan nyawa. Perlu untuk dikertahui; barangsiapa
mempertahankan nyawa, ia akan kehilangan nyawa, tetapi barangsiapa rela
kehilangan nyawa, sangkal diri, pikul salib, ikut Tuhan sungguh-sungguh, maka
dia akan menyelamatkan nyawanya, memperoleh hidup kekal.
Jadi
saudara, begitu hebat pengaruh dari sepuluh tanduk ini, pada waktu satu jam
saja mereka akan beraksi, itu berbicara tentang hari-hari terakhir menjelang
kedatangan Tuhan kembali, tetapi pengaruh mereka begitu hebat dan sekarang
sudah mulai nyata. Sama persis seperti zaman
Nuh, makan dan minum, kawin dan
mengawinkan, meningkat lagi seperti zaman
Lot; makan dan minum, kemudian jual
beli, kemudian menanam dan membangun. Akhirnya roh itu mantap di dalam diri
orang kristen yang suam, hidupnya persis seperti istri Lot, menoleh ke
belakang, pada saat kelepasan oleh penindasan (penghukuman) atas dunia.
Dunia hendak dihukum, tetapi dia sempat-sempatnya menoleh ke belakang. Kenapa?
Karena roh itu sudah mantap menguasai (mengikat) hatinya.
Hidup
kita ini tegantung roh, manusia terjadi dari tubuh, jiwa, dan roh. Ada tubuh
tidak ada roh manusia mati, ada roh tidak ada tubuh itulah malaikat, kalau
berdosa, jadi setan.
Jadi,
motor penggerak dari kehidupan ini adalah roh. Roh Tuhan atau roh setan. Tetapi
akhirnya roh setan menguasai kehidupan daripada istri Lot, itu sebabnya dia
menoleh ke belakang tepat di hari-hari terakhir pada saat kelepasan dimana
dunia dalam penindasannya. Tetapi kalau kita ada dalam pengaruh dari Roh Tuhan
yang besar itu tentu Roh Tuhan yang akan terus memimpin kita, tidak perlu
menoleh ke belakang dan tidak mungkin mempertahankan nyawa.
Saya
kira, mohon maaf ya, mungkin terlalu kasar perkataan saya ini; terlalu bodohlah
orang mempertahankan nyawa,mempertahankan yang ada ini, tetapi dia harus
kehilangan sorga, dia harus binasa di dalam api neraka selama-lamanya. Ingat!
Di dalam neraka itu selama-lamanya, kemudian kalau kita selamat, di dalam sorga
juga selama-lamanya, tidak akan berpindah lagi dari situ.
Jadi
ingat itu saudara, hari ini kita ada kesempatan untuk berjuang.
Seharusnya,
di hari-hari terakhir menjelang kedatangan TUHAN...
Lukas
17:30-31
(17:30) Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak
Manusia menyatakan diri-Nya. (17:31)
Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan
barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya,
dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali.
Justru
dihari-hari terakhir ini kita harus menunjukkan 2 (dua) sikap dihadapan TUHAN,
antara lain:
1.
Berada di
peranginan di atas rumah.
Artinya berada di tengah-tengah kegiatan Roh itulah ibadah dan pelayanan.
Dan kalau sudah ada di peranginan di atas
rumah, jangan turun untuk memperhatikan barang-barang; perkara-perkara lahiriah,
jangan turun dari tengah-tengah ibadah dan pelayanan hanya karena perkara lahiriah.
Tidak lama lagi, langit bumi dan unsur-unsurnya akan dihanguskan, camkan itu. Bertahanlah
dengan ketekunan tiga macam ibadah pokok, imam-imam tetaplah layani Tuhan
sesuai karunia jabatan yang Tuhan percayakan, jangan turun dari sana, rugi
sendiri nanti.
Berapa banyak hajaran dan teguran
setelah kita turun? Itu tanda belas kasih Tuhan, tetapi kalau terus mengeraskan
hati, tidak ada lagi teguran, semua sama saja, berbuat baik sama, berbuat tidak
baik juga sama, jadi kita tidak tahu kapan Tuhan berbicara. Tetapi pada saat
kita turun, di situ banyak teguran-teguran, tidak sadar jatuh secara fisik dan jatuh
juga dalam dosa yang lain, dan karena kejatuhan itu banyak mengalami derita,
tetapi itu teguran, itu tanda Tuhan memperhatikan (mengasihi). Namun kalau terus
mengeraskan hati, tidak ada lagi teguran, sehingga aman-aman saja, melangkah
tidak pernah jatuh, melakukan apapun tidak jatuh, itu tanda sesungguhnya dia
sedang jauh dari Tuhan (tanpa perhatian Tuhan).
2.
Sedang berada di
ladang/bekerja di ladang TUHAN.
Yang bekerja di
ladang TUHAN; tetaplah bekerja, layani Tuhan, layani perkerjaan Tuhan dengan
sungguh-sungguh, jangan kembali kepada tabiat lama (masa lalu). Songsonglah
sesuatu yang akan kita terima dari sorga. Yang kita harapkan sekarang ini
adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata, kalau yang dilihat mata, itu
bukan yang diharapkan. Sudah dilihat, tidak diharapkan lagi (Roma 8:24-25).
Karena ini sudah
menunjuk pukul lima sampai pukul enam, hari terakhir menjelang kedatangan
Tuhan.
Itulah
pengertian satu jam yang pertama.
PENGERTIAN SATU
JAM YANG KEDUA.
Matius
26:36
(26:36)
Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang
bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah
di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa."
Yesus
membawa murid-murid ke taman Getsemani, lalu berada pada satu titik; duduk di
situ.
Matius
26:37-38
(26:37) Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus
serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, (26:38) lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih,
seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan
Aku."
Kemudian,
dari titik yang pertama, Yesus membawa tiga murid itulah Petrus, Yakobus, dan
Yohanes.
Kalau
dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Ruangan Suci dengan tiga macam
alat di dalamnya, diantaranya:
-
Yakobus
terkena kepada Meja Roti Sajian -->
ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab
disertai dengan perjamuan suci, bicara hal iman.
-
Petrus terkena kepada Pelita Emas --> ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan
kesaksian Roh, bicara hal pengharapan.
-
Yohanes
terkena kepada Mezbah Dupa -->
ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan,
bicara hal kasih.
Belum berhenti dalam tiga macam ibadah pokok, mari kita baca lagi…
Matius
26:39
(26:39)
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku,
jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi
janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau
kehendaki."
Dari
sini kita bisa melihat, setelah membawa tiga murid berada pada satu titik duduk
di situ, selanjutnya Yesus maju sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah
Imam Besar Agung, tugasnya melayani, berdoa, dan memperdamaikan dosa manusia, dengan
lain kata; memimpin anak-anak Tuhan/orang-orang Kristen/ibadah-ibadah di bumi
ini sampai kepada puncak ibadah; doa penyembahan. Itu sebabnya kalau kita
perhatikan tiga macam alat yang ada pada Ruangan Maha Suci, yang paling
menonjol atau yang paling dekat dengan tirai (perobekan daging) dari atas
sampai ke bawah itulah doa penyembahan.
Supaya
terbukti tugas Imam Besar memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai kepada puncak
ibadah, kita bisa temukan di dalam…
Perikop: “Meterai yang ketujuh.”
Wahyu
8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia
pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya
diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan
doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan
bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke
hadapan Allah.
Yesus
betul-betul Imam Besar Agung, memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi atau
disebut juga puncak ibadah itulah doa
penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan, naik ke hadirat Allah, menembusi
takhta Allah.
Jadi
Tuhan mau supaya kita semua berada pada tingkat ibadah yang tertinggi; itulah
doa penyembahan, tetapi kita harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok
sebagaimana di dalam Injil Lukas
17:34-36.
Lukas
17:34-36
(17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang
di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan
ditinggalkan. (17:35) Ada dua orang
perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain
akan ditinggalkan." (17:36)
Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain
akan ditinggalkan.
- Tempat
tidur -> Ibadah Doa Penyembahan.
-
Mengilang
-> Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan Perjamuan Suci.
-
Ladang
-> Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
Lukas
17:37
(17:37)
Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka:
"Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."
Jadi
kalau kita sudah berada pada tingkat ibadah yang tertinggi, puncak ibadah; doa penyembahan, kepada mereka
dipercayakan sayap burung nasar yang
besar.
Jadi
untuk sampai pada tingkat ibadah yang tertinggi yakni; doa penyembahan harus
tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Tidak boleh hanya mengambil satu bagian
ibadah saja; umpama hanya tekun dalam ibadah doa penyembahan, atau hanya tekun
dalam ibadah raya minggu, atau hanya tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, itu
tidak boleh. Tetapi harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok dan setia dalam
ketekunan itu.
Itulah
tugas Imam Besar Agung, memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai kepada tingkat
ibadah yang tertinggi atau disebut puncak ibadah itulah doa penyembahan,
bagaikan asap dupa kemenyan, naik ke hadirat Allah, menembusi takhta Allah. Maka
kehidupan yang sudah sampai kepada doa penyembahan mengalami perobekan daging
untuk tembus masuk ke dalam kerajaan sorga. Kalau belum mengalami perobekan
daging, jangankan diri ini, doa-doa permohonan pun tidak tembus ke sorga.
Itu
sebabnya kita harus berjuang, jangan ikut-ikutan sama seperti kebanyakan orang
Kristen, yang penting ada ibadah sudah cukup, dia merasa dengan cara ibadah
seperti itu, dia selamat, belum tentu. Sebab itu kita harus ikut Tuhan dengan
rumus yang akurat. Itulah pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel,
membawa kita dengan akurat masuk dalam kerajaan sorga. Kalau rumusnya akurat,
maka kita juga dibawa masuk dengan akurat, kalau ajarannya tidak akurat, maka
kita juga dipimpin dengan tidak akurat, arahnya tidak jelas.
Mari
kita baca kembali...
Matius
26:40
(26:40)
Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka
sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup
berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
“Tidakkah kamu
sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?”
Jadi,
1 (satu) jam di sini --> doa penyembahan.
Inilah
yang mau dihalangi (dirintangi) oleh sepuluh tanduk (sepuluh raja). Mereka
tidak suka (sudi) melihat gereja TUHAN ibadahnya memuncak sampai doa
penyembahan, mereka suka dengan gereja yang asal-asalan. Yang hanya
mengutamakan perkara lahiriah, tetapi mengabaikan Pengajaran Salib. Itu
sebabnya, sepuluh tanduk itupun sekarang sudah ada di gereja-gereja di
hari-hari terakhir ini.
Itu
harus diperhatikan saudara. Apa buktinya? Menjadi hamba Tuhan, tetapi untuk
mencari ketenaran (membangun menara). Bukankah itu arus dari sepuluh tanduk
telah masuk dalam rumah Tuhan. Kemudian, melayani Tuhan, tetapi sibuk
mengadakan tanda-tanda heran, sibuk mengadakan mujizat, sibuk mengadakan
perbuatan ajaib, namun hal yang penting, sumber keselamatan yakni; pengajaran
salib, diabaikan. Apa itu namanya kalau bukan pengaruh dari sepuluh raja (sepuluh
tanduk)?
Saya
kira jelas sekali Tuhan berbicara kepada kita. Kalau ada satu diantara kita
tidak selamat, Tuhan tidak salah. semuanya sudah terpaparkan dalam setiap
pertemuan-pertemuan ibadah kita. Puji Tuhan.
Hai
suami, saya sendiri, doakan istri masing-masing, demikian juga para istri
doakan suami mu, supaya menerima ajaran yang akurat, tidak asal menjalankan ibadah
sesuka hati, ibadah yang hanya ukuran logika manusia/pengertian manusia. Hai orang
tua doakan anak-anak mu dengan jeritan tangis air mata sebentar dan lanjutkan
nanti di rumah masing-masing, jikalau itu perlu untuk menyelamatkan keluarga
mu. Atau anak-anakpun bisa mendoakan orang tua, bilamana orang tua masih jauh
dari pengertian yang benar, doakan supaya menerima pengertian yang benar,
supaya kita bersama-sama digembalakan Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, bukan hanya duduk di taman
Getsemani, tetapi juga harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok sama seperti
Yakobus, Petrus, dan Yohanes, bahkan nanti memuncak dari ketekunan itu sampai
kepada doa penyembahan.
Jangan
sampai ibadah-ibadah di bumi dipengaruhi oleh sepuluh tanduk (sepuluh raja).
Dan kita harus mempunyai komitmen mulai dari saat ini juga.
Tuhan
Yesus begitu baik bukan? Ada didikan dan nasihat, tetapi Tuhan bermaksud untuk
menyelamatkan kita, karena Tuhan sendiri sudah tercambuk dengan cemeti; “… Tali tiga lembar tak mudah diputuskan…” Pengkhotbah
4:12.
Itu
cemeti, itu Firman yang diurapi, mendidik, tetapi terjadi penyucian.
Sebagaimana dengan Yesus menyucikan Bait Allah di Yerusalem, semua dosa
dibongkar, akar dosa dicabut, sampai imam-imam kepala dan tua-tua marah
sejadi-jadinya, tetapi Tuhan tidak perduli. Semua dihamburkan, Tuhan tidak
perduli dengan:
-
Uang yang di
meja-meja penukar uang.
-
Berapa banyak
lembu sapi, kambing domba, dan merpati di situ.
-
Kedudukan,
jabatan, dan pangkat.
Tuhan
tidak merasa sayang dengan semua itu, yang terpenting tali dua tiga lembar tak
mudah diputuskan, Firman yang diurapi, cemeti hidup kita, berkuasa untuk
mengadakan penyucian terhadap hidup kita.
Saudara,
sekali lagi saya sampaikan, sepuluh tanduk itulah raja-raja yang bersekutu
dengan binatang (antikris), tidak rela, tidak sudi melihat gereja, ibadahnya
berada pada tingkat ibadah yang tertinggi, ibadahnya memucak sampai kepada doa
penyembahan.
Inilah
yang mau dihalang-halangi oleh sepeuluh tanduk, inilah aksi dari sepuluh
tanduk. Tetapi kita jangan berhenti tekun tiga macam ibadah pokok sampai nanti
Imam Besar Agung memimpin hidup rohani kita sampai kepada doa penyembahan,
puncak ibadah, di situ nanti terjadi perobekan daging untuk menembusi takhta
Allah. Daging ini harus dirobek-robek.
Matius
26:41
(26:41) Berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang
penurut, tetapi daging lemah."
Jadi
penyembahan melepaskan kita dari masa pencobaan yang memuncak pada saat
antikris menjadi raja atas seantero dunia. Mereka akan memerintah dengan tangan
besi dan menjalankan kekuasaannya dengan keras atas mereka. Itu puncak
pencobaan.
Maka
mau tidak mau tentunya kita harus sampai pada puncak ibadah, doa penyembahan,
berjaga-jaga selama satu jam.
Dan
ini yang tidak dikehendaki oleh sepuluh tanduk, sepuluh tanduk tidak menyukai
ini terjadi.
“…roh memang
penurut, tetapi daging lemah."
Jikalau
ibadah kita sudah sampai kepada doa penyembahan, maka; Roh TUHAN yang menguasai
kehidupan kita semua, terjadi perobekan daging. Ini yang Tuhan mau, tetapi apa
yang dikehendaki oleh Tuhan tidak disukai oleh sepuluh tanduk (sepuluh raja).
Wahyu
13:10
(13:10)
Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan
untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di
sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.
Yang
penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.
2
Korintus 5:4,6-8
(5:4)
Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya
tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa
menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup. (5:6) Maka oleh karena itu hati kami
senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh
ini, kami masih jauh dari Tuhan, (5:7) --
sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat
-- (5:8) tetapi hati kami tabah,
dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.
Banyak
tekanan, banyak kesulitan, banyak derita sengsara, tetapi merindukan untuk
beralih kepada Tuhan, beralih kepada kemah yang abadi, itulah kerajaan sorga berarti
yang diperlukan adalah ketabahan,
jangan mudah bersungut-sungut, tabah saja. Kemudian bertahan dengan iman; jangan bergeser dari apa yang
sudah kita terima dari Tuhan supaya kita tidak sama seperti orang-orang Kristen
yang suam dan tidak sungguh-sungguh, ditentukan untuk ditawan dan dibunuh
dengan pedang antikris.
Itulah
kesepuluh tanduk (sepuluh raja) yang muncul dari kerajaan binatang itu. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment