IBADAH RAYA
MINGGU, 11 AGUSTUS 2024
KITAB WAHYU
Wahyu 17:9
(Seri 1)
Subtema: 7 KEPALA (7 GUNUNG) & 7 RAJA
Shalom…
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, yang oleh karena kemurahan hati-Nya,
kita dibawa untuk berada di atas gunung Tuhan yang kudus, beribadah melayani Tuhan
lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh. Saya juga tidak lupa
menyapa anak-anak Tuhan, umat ketebusan Tuhan, Saudara/saudari, Bapak/Ibu yang
terkasih, yang turut bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat
online (live streaming) atau video
internet, Youtube, Facebook, dimanapun saudara, biarlah kiranya damai sejahtera
dari sorga turun di tengah-tengah kita sekaliannya sehinggga kita boleh
merasakan sukacita (bahagia) saat kita duduk menikmati sabda Allah.
Dan
selanjutnya mari kita sambut Firman pengembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari
Kitab Wahyu 17:9 dan kita akan sampai
pada ayat 10 jika Tuhan menghendaki
malam ini. Namun jangan lupa, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan hati
Tuhan supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi
lepas pribadi, baik juga saudara/saudari yang terkasih yang mengikuti secara
online atau live streaming atau video
internet Youtube, Facebook atau
apapun, tetaplah berdoa dalam Roh supaya kita menikmati kebesaran kasih Tuhan
di malam ini.
Wahyu
17:9
(17:9)
Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala
itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk,
Alkitab
berkata: yang penting ialah akal
mengandung hikmat. Kalau akal/pikiran/rasio kita menyatu dengan hikmat dari
Sorga, maka kita adalah satu pribadi yang bijaksana dihadapan TUHAN, tidak
bodoh di dalam menyongsong kedatangan Tuhan Yesus Kristus, sebagai Kepala dan
Mempelai Pria Sorga pada kali yang kedua seperti lima gadis yang bijaksana.
1
Korintus 1:22-24
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (1:23) tetapi kami memberitakan Kristus
yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang
bukan Yahudi suatu kebodohan, (1:24)
tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang
bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Di
sini kita melihat...
-
Orang-orang Yahudi menghendaki tanda (perbuatan-perbuatan ajaib)
termasuk mujizat-mujizat di tengah ibadah dan pelayanan.
-
Orang-orang Yunani (non Yahudi)
mencari hikmat di tengah ibadah dan
pelayanan.
Namun hikmat di
sini berbicara soal kekayaan, kelimpahan secara duniawi, itu berarti kaya (limpah)
dalam pengetahuan/ilmu, kemudian kaya (limpah) dalam berpolitik, limpah dalam
menjalankan bisnis/usaha, dan seterusnya.
Jadi hikmat di
sini bukan soal pembukaan rahasia Firman Allah, tetapi soal kekayaan dan
kelimpahan, itu yang dikehendaki oleh orang dunia (non Yahudi) sedangkan orang
Yahudi mengendaki tanda-tanda (pebuatan ajaib) dan lain sebagainya.
Akan tetapi rasul Paulus tidak tepengaruh dengan apa yang dikehendaki oleh
orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani di tengah-tengah ibadah dan pelayanan,
sebab Rasul Paulus tetap memberitakan
Kristus yang disalibkan. Itu berarti Rasul Paulus memiliki pendirian yang
kuat sebab ia tidak mau dipengaruhi oleh kehendak dari orang-orang Yahudi dan
tidak mau dipengaruhi oleh kehendak dari orang-orang Yunani.
Demikianlah
kiranya pemimpin sidang jemaat dihadapan Tuhan, tetaplah memberitakan
Pengajaran salib dan siap menerima resikonya. Rasul Paulus juga siap menerima resiko,
dia tidak mau terpengaruh dengan apa yang dikehendaki oleh orang Yahudi dan apa
yang dikehendaki oleh non Yahudi (orang Yunani).
Jadi
seorang pemimpin sidang jemaat tetaplah memberitakan pengajaran salib dan
siaplah menerima resiko apapun yang terjadi, itu namanya murni. Sebab kita
tahu:
-
Pengajaran salib untuk orang-orang
Yahudi adalah suatu batu sandungan.
-
Pengajaran salib untuk orang-orang
bukan Yahudi adalah suatu kebodohan.
Akan
tetapi untuk mereka yang terpanggil, baik itu Yahudi maupun non Yahudi,
pengajaran salib yang disampaikan itu adalah:
-
Kekuatan
Allah
- Hikmat Allah
Jadi
di sini kita melihat tampilnya 3 golongan:
-
Golongan
yang pertama itulah orang-orang Yahudi
yang menghendaki tanda-tanda heran,
mujizat-mujizat, dan perbuatan-perbuatan ajaib di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan. Kemudian,
-
Golongan
yang kedua itulah orang-orang Yunani (non
Yahudi) menghendaki hikmat di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Jadi baik Yahudi maupun non Yahudi
mereka tidak menghendaki pengajaran salib,
-
Golongan
yang ketiga itulah orang-orang yang
terpanggil di dalam Tuhan, bagi mereka pengajaran salib adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Biarlah
kiranya kita masuk pada golongan yang ketiga yaitu kehidupan yang terpanggil di
dalam Tuhan berarti senantiasa menikmati pengajaran salib.
Jadi
saudara, pengajaran salib yang disampaikan oleh Rasul Paulus tidak boleh
dikategorikan sebagai theology penderitaan.
Biasanya
kalau ada pemimpin sidang jemaat membuat suatu kategori seperti itu, namanya
pemalas, dia tidak mau menyampaikan pengajaran salib seperti anjing bisu, dia
tidak berani menyalak, sebagaimana yang
dituliskan oleh nabi Yesaya di dalam Yesaya
56:10. “Anjing-anjing bisu tidak tahu
menyalak.”
Jadi
karena dia adalah anjing bisu, tidak berani menyalak, tidak berani menyampaikan
pengajaran salib akhirnya pengajaran salib dia kategorikan sebagai theology penderitaan. Itu tidak boleh,
memang semestinya pengajaran salib disampaikan di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan dimanapun kita berada di atas muka bumi ini. Bukan hanya dalam
negeri, luar negeri, di Amerika, di Eropa, di Asia, di Afrika, dimana saja
ibadah-ibadah itu diselenggarakan, yang semestinya disampaikan oleh pemimpin
sidang jemaat di tengah-tengah ibadah itu adalah pengajaran salib, jangan
dikategorikan sebagai theology
penderitaan. Kenapa tidak boleh dikategorikan sebagai theology penderitaan? Karena kalau dikategorikan sebagai theology penderitaan maka nanti pemimpin
sidang jemaat bisa membuat suatu kategori yang lain yaitu dia akan membela
dirinya, dengan berkata; saya bukan theology
kemakmuran, saya bukan theology kejayaan,
saya bukan theology proseperity, dan
ini menjadi suatu pembelaan diri bagi pemimpin sidang jemaat. Maka ini harus
diketahui oleh umat Tuhan, dimanapun berada, apalagi yang sedang mengikuti secara
online. Kita semua harus berhikmat ya saudara, karena yang terpenting adalah
hikmat Allah.
Jadi
singkat kata; pengajaran salib adalah hikmat Allah.
Selanjutnya
marilah kita melihat pribadi-pribadi yang memiliki hikmat. Kita akan melihat
ada satu raja besar dan ada satu nabi besar.
Dimulai
dengan hikmat yang dimiliki oleh satu
raja besar di dalam…
1
Raja-raja 3:5,9
(3:5)
Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu
malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan
kepadamu." (3:9) Maka berikanlah
kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi
umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab
siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"
Salomo
meminta hikmat kepada Tuhan, ia tidak meminta yang lain-lain dan Tuhan pun
memberikan hikmat itu kepada Salomo.
Tidak selamanya apa yang kita doakan
(mohonkan) kepada Tuhan, itu akan Tuhan berikan, karena TUHAN yang lebih tahu
untuk menjawab permohon dalam doa. Kalau permohonan itu nanti menjadi berkat
bagi jemaat, umat Tuhan di dalam hal penyerahan dirinya kepada Tuhan, pasti
Tuhan kabulkan. Tetapi kalau itu untuk menjerumuskan hidupnya, membuat jauh
dari Tuhan, Tuhan tidak mungkin kabulkan. Tetapi ada juga orang memaksakan diri
untuk menjadi kaya, berhasil, dengan menggunakan cara-cara lain; menggunakan cara
duniawi , kekuatan dan kemampuan manusiawi. Tetapi hati-hati resikonya tinggi.
Jadi Tuhanpun memberikan hikmat itu
kepada Salomo dengan mempunyai dasar.
1
Raja-raja 3:11
(3:11)
Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal
yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa
musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum,
Salomo
tidak meminta kepada TUHAN apa yang sangat diinginkan oleh kebanyakan manusia
(orang) yaitu:
1.
Tidak meminta
umur panjang.
Manusia kabanyakan maunya umur panjang
sampai selama-lamanya.
2.
Tidak
meminta kekayaan.
3.
Tidak
meminta nyawa musuh.
Tetapi
Salomo meminta hikmat:
1.
Pengertian untuk
memutuskan hukum.
2.
Hati yang paham
untuk menimbang perkara atau
3.
Dapat membedakan
antara yang baik dan yang jahat.
Kalau tidak memiliki hikmat maka tidak
bisa membedakan antara yang baik dan yang jahat sehingga ia menjadi bodoh.
Orang bodoh cenderung merasa diri baik dan benar sekalipun dia salah. Itu
sebabnya yang kita cari adalah hikmat dari sorga, bukan yang lain-lain.
Tetapi
yang pasti Salomo tidak mengingini nyawa
musuh, padahal musuh seringkali membuat kita sengsara, menderita, terpuruk
sampai merana, yang disebut juga duri dalam daging. Seperti yang dialami oleh
Rasul Paulus; kehidupannya diberi suatu duri dalam daging yaitu; utusan iblis
(musuh) menggocoh, berarti dia menderita sengsara sangat. Tetapi sekalipun ia
sudah menderita sangat, seperti duri dalam daging menggocoh hidupnya, tetapi
dia tetap tidak meminta nyawa musuh. Puji Tuhan.
Singkat
kata; dari sini kita melihat Salomo berpegang teguh kepada pengajaran salib
sementara pengajaran salib adalah hikmat. Itu yang Tuhan berikan kepada Salomo
sehingga dia menjadi raja besar.
Jadi
bukan tanpa alasan Tuhan berikan hikmat, Tuhan mau memberikan hikmat kepada
kita, asal saja kita mau berpegang teguh kepada pengajaran salib, sudah diawali
di dalam 1 Korintus 1:22-24.
Jadi
sama, bukan tanpa alasan Tuhan memberikan hikmat kepada Salomo, Salomo memiliki
hikmat karena dia berpegang teguh kepada pengajaran salib, itu saja.
Kemudian, kita akan melihat satu nabi
besar yang juga memiliki hikmat…
Daniel
2:20,23
(2:20)
Berkatalah Daniel: "Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai
selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan! (2:23) Ya Allah nenek moyangku, kupuji
dan kumuliakan Engkau, sebab Engkau mengaruniakan kepadaku hikmat dan kekuatan,
dan telah memberitahukan kepadaku sekarang apa yang kami mohon kepada-Mu:
Engkau telah memberitahukan kepada kami hal yang dipersoalkan raja."
Pada ayat 20, 23 di situ kita menemukan
kata hikmat dan kekuatan Allah, bila kita bandingkan dengan 1 Korintus 1:22-24 berarti dari sini kita bisa melihat; Daniel
berpegang teguh kepada Pengajaran Salib, sehingga oleh pengajaran salib itulah
Daniel memiliki hikmat.
Daniel
2:19,28
(2:19)
Maka rahasia itu disingkapkan kepada Daniel dalam suatu penglihatan malam. Lalu
Daniel memuji Allah semesta langit. (2:28)
Tetapi di sorga ada Allah yang menyingkapkan rahasia-rahasia; Ia telah
memberitahukan kepada tuanku raja Nebukadnezar apa yang akan terjadi pada
hari-hari yang akan datang. Mimpi dan penglihatan-penglihatan yang tuanku
lihat di tempat tidur ialah ini:
Oleh
hikmat yakni pembukaan rahasia Firman Allah, TUHAN memberitahukan kepada raja
Nebukadnesar dan kepada kita apa yang akan terjadi pada hari-hari yang akan
datang, sehingga kita tidak salah lagi di masa yang akan datang. Kemudian kita juga
berbahagia di masa yang akan datang, oleh kebahagiaan ini, kita setia untuk
memuji Allah. Mengapa kita senantiasa setia memuji Allah dan setia untuk tekun
dalam 3 macam ibadah pokok? Karena yang kita cari adalah yang terpenting,
itulah hikmat yang dari sorga (pembukaan rahasia Firman Allah).
Kalau
karena mujizat, sukacitanya itu bukan dalam bentuk memuji Tuhan, walaupun
memang seperti memuji Tuhan, tetapi sebetulnya tidak, itu hanya luapan
sukacita. Tetapi kalau kita bersukacita memuji Tuhan karena pembukaan rahasia
Firman, itu pure (murni) memuji Tuhan.
Sekarang
kita lihat persamaannya juga, apakah hal yang senada dirasakan oleh raja Salomo?
1
Raja-raja 3:9
(3:9)
Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara
untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang
jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar
ini?"
Oleh
hikmat (pembukaan rahasia Firman): kita faham
menimbang perkara, maksudnya dapat membedakan antara yang baik dan yang
jahat, termasuk kita dapat mengerti tentang ketujuh kepala dari binatang itu.
Jadi
apa artinya kita beribadah, tetapi tidak dapat menimbang perkara, tidak dapat
membedakan yang baik dan yang jahat. Kita pikir semua ibadah itu baik, memang
baik, tetapi kalau misalnya ibadah itu mengabaikan/menyingkirkan korban
sehari-hari; itulah korban santapan dan korban sembelihan, menyingkirkan
pengajaran salib, maka ibadah itu palsu, pelayanan yang ada di tengah ibadah
itu juga palsu, yang melayani juga palsu, bahkan sekalipun terjadi mujizat di
tengah ibadah pelayanan itu, itupun mujizat palsu.
Kenapa
orang-orang yang diam di bumi kagum terhadap kepalsuan? Jawabnya; karena mereka
tidak memiliki hikmat, atau tidak mendapatkan pembukaan rahasia Firman dari
sorga, dari Allah, karena dia datang beribadah sama seperti orang Yahudi, yang
dikehendaki tanda-tanda heran, mujizat-mujizat, perbuatan ajaib termasuk
pengusiran setan. Kemudian yang dikehendaki di tengah ibadah pelayanan hanyalah
hikmat (kekayaan) dan kelimpahan secara duniawi. Mereka merasa dengan kekayaan
dan kelimpahan, itu akan membawa mereka ke sorga. Ada juga yang menyangka
dengan adanya mujizat di tengah ibadah dan pelayanan, menganggap itu ibadah
yang murni. Tetapi justru sekalipun itu ada, kalau pengajaran salib diabaikan,
itu adalah ibadah palsu, pelayanan palsu, bahkan mujizat palsu. Jangan kita mau
dibodoh-bodohi oleh setan tritunggal (naga, antikris, nabi palsu).
Jadi
intinya; dengan hikmat kita memahami
segala sesuatu termasuk tujuh kepala dari binatang tersebut.
Wahyu
13:1
(13:1)
Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk
sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh
mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Binatang
yang keluar dari dalam laut itu menunjuk kepada antikris berkepala 7 (tujuh)
dan kita akan tahu kepala 7 (tujuh) ini.
Mari
kita berdoa, kiranya hikmat dari sorga betul-betul memperlengkapi kita untuk
mengenal 7 (tujuh) kepala dari binatang itu.
Wahyu
17:9B
(17:9b) ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang
di atasnya perempuan itu duduk,
Ketujuh kepala
adalah tujuh gunung,
yang di atasnya perempuan itu duduk. Atau tujuh gunung itu sudah ditunggangi
oleh perempuan babel. Sama artinya; hari perhentian telah diduduki oleh
perempuan Babel, dengan lain kata; ibadah dan pelayanan telah dikuasai oleh
kenajisan percabulan dan kekejian bumi.
7 gunung itu -> 7 ibadah. Ibadah itu
adalah hari ketujuh; hari perhentian, telah diduduki oleh perempuan babel,
telah dikuasai oleh kenajisan percabulan dan kekejian bumi, sebagaimana yang
tertulis di dalam Wahyu 17:4-5; “Dan perempuan itu memakai kain ungu dan
kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh
dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. Dan pada
dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari
wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
Cawan
emas di tangan perempuan Babel isinya penuh dengan:
1. Kekejian.
2. Kenajisan percabulan.
Praktek kekejian bumi: Korban
sehari-hari yaitu; korban sembelihan dan korban santapan tidak ditemukan lagi
di tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu. Kita tidak perlu lagi berulang-ulang
untuk membahas hal ini.
Saya
sederhanakan saja;
1.
Berdoa,
tetapi tidak mau mendengar Firman, itu kekejian (Amsal 28:9).
2.
Membesarkan
syikal, mengecilkan efa, itu juga kekejian (Amos 8:5).
Efa itu takaran
untuk gandum (Firman Tuhan), sedangkan Syikal itu berbicara soal keuntungan
(uang dan lain sebagainya).
Jadi kalau efa
dikecilkan, dan syikal dibesarkan, itu praktek kekejian di bumi. Tetapi sangat
disayangkan banyak juga orang Kristen tidak memahami soal ini.
Mohon maaf
sedikit bersaksi; satu kali saya berbicara dengan satu rekan hamba Tuhan di
Jawa Tengah, saya sampaikan mengenai satu hamba Tuhan, sekarang sudah almarhum,
kepada rekan ini, saya katakan; “Jangan
terima ajaran itu, masakan setiap kali KKR, setiap kali dalam pertemuan ibadah,
sibuk hanya berbicara soal uang, yang dibahas soal uang, sedikit-sedikit seminar
uang,” kemudian saya katakan; “Anak
Tuhan, kalau sudah diurapi oleh Tuhan dan pandangannya selalu terarah kepada
salib, dia sudah termanage soal keuangan. Dia tidak mungkin memboroskan uangnya
untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan -- memboroskan sesuatu yang bukan untuk
gandum -- (Yesaya 55:1).” Lalu
dia katakan; “Oh tidak, seminar keuangan itu
perlu.”
Tetapi saya
katakan, itu tidak benar, eh tidak lama orang tersebut meninggal, jemaatnya
besar sekali, di Jawa Tengah dan kemudian gereja itu pecah, entah dua atau
tiga, saya tidak mengerti. Anak dan ibu bertengkar, jadinya begitu, itulah
warisan karena membesarkan syikal, mengecilkan efa. Dan saya masih banyak tahu
gereja-gereja semacam ini, pecah antara anak dan orang tua.
Tetapi
kita harus tetap berdoa supaya dalam setiap pertemuan ibadah, kita senantiasa
menikmati sesuatu yang terpenting dari sorga, itulah hikmat; pembukaan rahasia
Firman Tuhan, sumbernya adalah pengajaran salib. Salib itu adalah kekayaan. Itu
adalah praktek kekejian secara sederhana. Saya tidak perlu membahas secara
tuntas, karena itu sudah dibahas berulang-ulang dari tahun lalu.
Praktek
kenajisan percabulan: Ibadah dan pelayanan sibuk membicarakan berkat-keberkatan,
berhasil-keberhasilan, kejayaan, kemakmuran, dan lain sebagainya.
Itulah
yang terkait dengan ketujuh kepala, yang
merupakan tujuh gunung, tempat beribadah. Tetapi tujuh gunung itu telah
diduduki oleh perempuan babel, dengan lain kata; ibadah pelayanan itu sudah
dikuasai oleh kekejian bumi dan kenajisan percabulan.
Wahyu
17:10
(17:10) ketujuhnya
adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yang satu ada
dan yang lain belum datang, dan jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja.
Ternyata
7 kepala dari binatang itu juga 7 raja (7 pemimpin), sebab kepala
adalah raja (pemipin), dengan rincian:
-
5
(lima) dari antara ketujuh kepala tersebut sudah jatuh.
- Yang satu ada (raja ke-6), dan yang lain
(raja ke-7) belum datang.
Tentang: Lima dari antara ketujuh kepala tersebut sudah
jatuh
Semoga
saja saya tidak membawa suatu ajaran yang keliru soal lima dari antara kepala
tersebut sudah jatuh supaya kita jangan keliru.
Daniel
2:31
(2:31)
Ya raja, tuanku melihat suatu penglihatan, yakni sebuah patung yang amat besar!
Patung ini tinggi, berkilau-kilauan luar biasa, tegak di hadapan tuanku, dan
tampak mendahsyatkan.
Nebukadnezar
dalam sebuah mimpi melihat patung yang amat besar kemudian tinggi
berkilau-kilauan (silau).
Keangkuhan,
kesombongan, termasuk kekerasan di hati adalah penyembahan berhala, sekalipun
ia tidak mendirikan patung atau arca di rumah masing-masing sebagaimana dalam 1 Samuel 15:23; Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung; mendurhaka,
memberontak, itu sama dengan dosa bertenung, berarti mencari petunjuk dari
dukun, setan, arwah. Maka jangan suka mendurhaka, sebab dosa tersebut setara
dengan dosa berdukun. Sedangkan kedegilan
adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim, patung, dan arca.
Itu
sebabnya saya tadi katakan, keangkuhan, kesombongan, termasuk kekerasan di hati
adalah penyembahan berhala walaupun seseorang tidak mendirikan patung, terafim,
arca di rumah masing-masing.
Kadang
kala, dengan adanya patung-patung/tuhan-tuhan kecil di bumi seperti berhasil di
pekerjaan, berhasil dalam study,
menjadi orang cendikiawan, pejabat tinggi, ini bisa menjadi patung besar yang tinggi
berkilau-kilauan. Maka dengan segala kesombongan, keangkuhan, termasuk
kekerasan di hati, jelas itu adalah penyembahan berhala.
Saya
sering sekali sampaikan, saya tidak silau dengan kekayaan, tidak silau dengan
jabatan, pangkat, kedudukan yang tinggi, saya hanya silau dengan hikmat Allah,
saya hanya silau dengan pembukaan rahasia Firman Allah. Kita hanya silau dengan
sesuatu yang terpenting itulah hikmat
atau pembukaan rahasia Firman Allah.
Kalau
ada hamba Tuhan yang berkata saya tidak silau dengan pembukaan rahasia Firman
Allah, salah kaprah, ia keliru. Itu adalah kesombongan dari seorang hamba Tuhan
dan itu berhala.
Kenapa
hal itu bisa kita ketahui? Jelas karena hikmat, maka itulah perlunya kita
berdoa untuk senantiasa meminta hikmat (pembukaan rahasia Firman) dalam setiap
pertemuan ibadah. Bukan soal mujizat, tanda heran, perbuatan ajaib, juga bukan
soal berkat keberkatan, berhasil keberhasilan, bukan itu yang disodorkan oleh
seorang pemimpin sidang jemaat di tengah ibadah pelayanan. Pengajaran salib itu
hikmat, kekuatan, itu kekayaan untuk membawa kita ke sorga. Orang miskin tidak bisa
masuk sorga, hanya orang kaya yang masuk sorga. Kaya rohani walaupun miskin
jasmani, asal kaya pembukaan rahasia Firman.
Daniel
2:32-35
(2:32) Adapun patung itu, kepalanya dari emas tua, dada
dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, (2:33) sedang pahanya dari besi dengan
kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat. (2:34) Sementara tuanku melihatnya,
terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung
itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk. (2:35) Maka dengan sekaligus diremukkannyalah
juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu, dan semuanya menjadi
seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas, lalu angin
menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan. Tetapi batu
yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi.
Adapun
wujud dari patung itu:
1.
Kepalanya dari
emas.
Isi dari pikiran manusia, walaupun dia berilmu dan mempunyai pengetahuan yang sangat tinggi di bumi; itu tidak boleh
dijadikan sebagai pemimpin dan raja, tidak boleh kita jadikan sebagai emas
murni, walaupun kepala isianya pikiran yang begitu brilian, smart, cerdas, berilmu, berpengetahuan.
Hal itu tidak boleh kita jadikan sebagai raja, jangan kita jadikan itu sebagai
emas, itu salah.
2.
Dada dan lengan
dari perak.
Dahulu kita pernah "pasang
dada/membusungkan dada" merasa
hebat, merasa kuat, mungkin ada sesuatu yang kita miliki, termasuk lengan,
perbuatan hidup kita, hal itu dulu pernah menjadi raja, pernah menjadi pemimpin,
sebenarnya hal itu tidak boleh. Seolah-olah itu berbicara soal penebusan terhadap dosa (perak). Sebab
perak itu berbicara soal penebusan.
Tetapi orang dunia, suka membusungkan
dada dengan segala lengan perbuatan hidupnya, dahulu juga kita pernah begitu.
3.
Perut
dan pinggang dari tembaga.
Dahulu juga kita
sempat mempertuhankan perut dan pinggang yaitu; kecakapan untuk bekerja. Tetapi jangan salah, itu juga bukan Tuhan,
bukan raja (pemimpin). Banyak juga pelayan-pelayan, pemimpin jemaat dikatakan
mempertuhankan perut dalam Filipi 3:19;
“… Tuhan mereka ialah perut mereka,
kemuliaan mereka ialah aib mereka…” Itu pernah menjadi raja (pemimpin),
pernah menjadi kepala. Itu dahulu, tetapi sekarang kita telah dikoreksi oleh
Tuhan Yesus Kristus.
Kalau dahulu kita
mempertuhankan perut, yang seolah-olah kita berpikir sudah menerima sesuatu
hasil yang baik, sebagaimana dengan Tuhan Yesus, menerima hukuman, dimana
tembaga itu berbicara soal penghukuman yang diterima oleh Tuhan supaya manusia bebas
dari dosa, kehidupan kita ditebus, berarti diampuni oleh darah salib.
Demikian juga
dengan hamba-hamba yang mempertuhankan perut, demi sesuap nasi, segalanya kita
kerjakan, alasannya demi istri, anak, dan lain sebagainya, tetapi dia
tinggalkan Tuhan, perut jadi kepala (raja), itu salah.
Jangan kita
mempertuhankan perut demi sesuap nasi, maka kita berkata dosa kita telah
ditebus, itu salah, itu bukan tembaga, itu bukan penghukuman terhadap dosa.
4.
Paha
dari besi.
Paha dari besi
pernah kita jadikan kuda-kuda untuk
memimpin kehidupan kita semua, jadi seolah-olah itu raja/pemimpin.
Jadi kalau sudah
kuat kuda-kuda sudah aman rasanya hidup ini dan aman rasanya keluarga ini.
Tidak juga, itu dahulu, itu salah.
5.
Kakinya
sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat.
Kaki berbicara
soal perjalanan hidup, sedangkan tanah
liat -> kehinaan. Kita banyak berbuat sesuatu yang hina dan kita anggap itu
suatu kemuliaan. Lihat preman-preman, dia bertingkah dengan sesuka hati, itu
perbuatan yang hina. Demikian juga, dalam perjalanan hidup kita, kita banggakan
sesuatu dan kita jadikan itu sebagai Tuhan/pemimpin/raja. Itu salah.
Sama seperti
preman di jalanan, dia melakukan sesuatu yang sesuka hati, begitu hina seperti
tanah yang hina. Dia anggap dengan perbuatan yang hina semacam ini, itu menjadi
raja/pemimpin/kepala, itu salah, tetapi itu dahulu.
Inilah
lima raja yang pernah kita jadikan raja, tetapi sudah jatuh (tidak lagi bertahan).
Terkait
dengan 5 raja yang sudah jatuh untuk melengkapi saja, kita juga pernah tahu
bahwa:
1.
Mesir pernah menjadi
kepala (raja) pada saat bangsa Israel diperbudak selama 430 tahun di Mesir.
Mereka tidak
bisa beribadah, akhirnya yang menjadi kepala (pemimpin) adalah Mesir dan
Firaun. Dahulu kita diperbudak, akhirnya Mesir gambaran dari dunia menjadi
raja.
2.
Babelonia
juga pernah jadi raja saat Israel dibuang di Babel dan diperbudak selama 70
tahun di sana.
3.
Persia
juga pernah menjadi raja atas Israel, tepatnya pada saat kerajaan Babelonia
pecah.
Jadi babelonia dipimpin oleh Nebukadnesar,
setelah Nebukadnesar mati, diganti oleh anaknya Belsyazar, tetapi Belsyazar ini
tidak takut akan Tuhan karena sering kali menajiskan perabotan-perabotan di
dalam Tabernakel, perabotan-perabotan itu disalahgunakan untuk berpesta pora
dengan para pejabat-pejabat tinggi pada waktu itu. Akhirnya karna perbuatannya
itu, ada tulisan jari tangan di dinding, yakni; “mene mene tekel ufarsin.” Dari situ kerajaan itu pecah menjadi
kerajaan Media dan Persia. Jadi Persia juga pernah menjadi raja atas Israel.
Puji Tuhan.
4.
Yunani
juga pernah menjajah tanah Israel.
5.
Romawi
juga penah menjajah Israel sampai pada zaman Yesus Kristus.
Tetapi,
lima kerajaan ini sudah jatuh.
Jadi
lima raja terdahulu sudah jatuh. Dengan kejatuhan dari lima raja, ini adalah suatu
kemurahan bagi kita semua.
Dahulu
suka membusungkan dada, dahulu pemikiran yang brilian kita jadikan raja, dahulu
pernah mempertuhankan perut, bahkan membuat kuda-kuda kita sebagai raja
(seperti seorang yang hebat), juga dahulu perjalanan hidup yang banyak kita
lalui, kita andalkan dan kita jadikan raja, tetapi sekarang sudah jatuh.
Demikian juga, Raja Mesir, Raja Babelonia, Raja Persia, Raja Yunani, termasuk
Romawi yang pernah menjajah Israel sudah jatuh karena kemurahan Tuhan.
Jadi
kalau kita akhirnya menjadi satu kehidupan yang rendah hati, itu kemurahan
Tuhan. Orang tidak bisa rendah hati dengan otaknya sendiri, dengan membusungkan
dada dan lengan, dengan mempertuhankan perut, dengan kuda-kuda, dengan
perjalanan hidup yang banyak itu, tidak bisa. Nanti sesudah itu jatuh barulah
kita bisa menjadi satu kehidupan yang rendah hati, lemah lembut, penuh dengan kasih
mesra dihadapan Tuhan, memperhatikan sesama.
Daniel
2:34-35
(2:34) Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas
sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu,
tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk. (2:35) Maka dengan sekaligus
diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu, dan
semuanya menjadi seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas,
lalu angin menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan.
Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh
bumi.
Pada
akhirnya, sebuah batu besar menimpa patung besar lagi tinggi dan
berkilau-kilauan itu, tepat pada kakinya, lalu meremukkan seluruh patung itu,
mulai dari kaki yang terbuat dari besi dan sebagian dari tanah liat, kemudian
meremukkan tembaga, meremukkan perak dan meremukkan emas, dari patung yang besar
dan tinggi berkilau-kilauan itu.
Dan
sesudah remuk, patung itu akhirnya menjadi seperti sekam di tempat pengirikan.
Apa itu sekam di
tempat pengikirkan?
Matius
3:12
(3:12) Alat
penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan
mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan
dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
“Alat penampi
sudah ditangan-Nya.”
Jadi Tuhan ijinkan penampian terjadi pada saat antikris menjadi raja. Kenapa
penampian harus terjadi? Karena Tuhan mau membersihkan tempat pengirikan-Nya,
malam ini kita ada di tempat pengirikan, kemudian Tuhan mau kumpulkan
gandumnya, kehidupan yang bernas (berisi Firman Allah), satu kali akan
dikumpulkan dalam lumbung kerajaan sorga. Tetapi debu jerami (sekam) itu akan dibakarnya
dalam api, tidak terpadamkan.
Jadi
setelah lima raja ini diremukkan, tadinya besar, sombongnya minta ampun, karena
dia punya. Tetapi jangan salah saudara, itu tidak bertahan lama, itu sebabnya
saya sampaikan berkali-kali, sabar saja dalam penggembalaan ini,
sungguh-sungguh memberi diri untuk digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel, jangan andalkan lima raja di dalam diri kita
masing-masing, tidak lama itu bertahan, satu kali akan diremukkan oleh batu
besar. Ketika diremukkan persis seperti sekam di tempat pengirikan.
Sekam
ini juga berbicara soal kerohanian yang kering-kering (tidak berbuah -- tidak
bernas), tidak ada sesuatu yang bisa diperbuat di tengah ibadah dan pelayanan.
Saya
tidak sedang menakut-nakuti, tetapi saya sedang memberi suatu pengertian,
semoga saudara mengerti dan memahaminya, jangan tersinggung.
Lihat
kerohanian yang tidak berbuah disebut kehidupan rohani yang kering-kering,
tidak bisa berbuat apa-apa.
Yohanes
15:5-6
(15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab
di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. (15:6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke
luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan
dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Jadi
sekam ini juga berbicara soal kerohanian yang kering-kering, tidak berbuah,
tidak bernas. Ujung-ujungnya kehidupan yang kering-kering rohani akan
dicampakkan ke dalam api neraka, kutuk pembakaran.
Jadi
saudara, jangan pernah jadikan lima hal itu sebagai raja, tidak akan bertahan
lama, satu kali batu besar akan terungkit, menimpa patung yang besar itu. Penyembahan
berhala, termasuk kekerasan di hati akan dijatuhkan sampai akhirnya remuk,
ketika sudah remuk, digambarkan seperti sekam di tempat pengirikan.
Tetapi
batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar, yang memenuhi seluruh bumi.
Daniel
2:35
(2:35) Maka dengan sekaligus diremukkannyalah juga besi,
tanah liat, tembaga, perak dan emas itu, dan semuanya menjadi seperti sekam di
tempat pengirikan pada musim panas, lalu angin menghembuskannya, sehingga tidak
ada bekas-bekasnya yang ditemukan. Tetapi batu yang menimpa patung itu
menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi.
Tadi
kita sudah melihat, riwayat patung dalam mimpi Nebukadnesar, gambaran dari;
perjalanan lima raja, yang pada akhirnya jatuh dan remuk.
Sebaliknya,
dengan batu yang menimpa patung itu, pada akhirnya menjadi gunung besar
memenuhi seluruh bumi.
Inilah
perbedaannya, ini akhir dari episode perjalanan rohani setiap insani di atas
muka bumi.
Gunung
besar jelas, tidak lain, tidak bukan adalah GUNUNG SION.
Ayat
referensi:
Yesaya
2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung
tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang
tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi
serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub,
supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan
menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari
Yerusalem."
Jadi
gunung Sion itu melebihi gunung-gunung, tempat peribadatan yang lain, melebihi
bukit-bukit yang lain, akhirnya bangsa-bangsa datang berduyun-duyun ke gunung
Sion. Gunung Sion menjadi guunung besar gambaran dari Mempelai Wanita Tuhan.
Kenapa gunung Sion menjadi gunung besar? Karena dari Sion keluar pengajaran,
fungsinya adalah untuk mengajar kita tentang jalan-jalan Tuhan.
Jalan
Tuhan itu sudah digambarkan oleh raja Salomo di dalam…
Amsal
30:18-19
(30:18) Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat
hal yang tidak kumengerti: (30:19) jalan
rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut,
dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.
Jalan
Tuhan ada empat tahap:
1.
Jalan rajawali
di udara.
Itu gambaran dari Yesus Raja di atas
segala raja yang sudah diurapi.
2.
Jalan ular di
atas cadas.
Berbicara soal sengsara Yesus di atas
kayu salib, dari sorga turun ke bumi menjadi manusia, menderita sengsara,
seperti ular di atas batu-batu cadas, membuat tubuhnya menderita.
3.
Jalan kapal di
tengah-tengah laut.
Menunjukkan Yesus adalah hamba yang
membawa kekayaan-kekayaan di lautan dunia ini, berlayar di lautan dunia ini
mencari pelabuhan hati kita masing-masing.
4.
Jalan seorang
laki-laki dengan seorang gadis.
Ini perjalanan gereja masuk dalam pesta
kawin Anak Domba.
Ini
gunung besar. Jadi kalau tidak sampai kepada cita-cita ini, bukan gunung besar,
itu hanya gunung yang teratasi, yang bisa digeser oleh penampian yang akan terjadi.
Kalau
saudara sudah mendapatkan pemahaman semacam ini, bagaimana mungkin hati dan
pikiran saudara masih bergeser ke gunung lain, saya tidak habis pikir. Kenapa
pendek sekali pemikiran ini saudara, hanya karena pengaruh dari orang di
sekitar-sekitar, entah dimanapun berada, tidak berpikir ke depan? Tidakkah batu
yang terungkit, yang menimpa lima raja itu akhirnya menjadi gunung besar?
Itu
kerinduan kita saudara. Bagaimanapun pengaruh orang yang di sekitar mu bertahan
dengan kebenaran Firman Allah.
Jangan
sebentar-sebentar berpikir begini, begitu, jadilah seperti laki-laki, itu pesan
Salomo kepada Daud dan pesan Musa kepada Yosua, yang melanjutkan tongkat
Estafet sampai ke Gunung Sion.
Tentang
Gunung Sion bisa kita baca di dalam…
-
Wahyu 14:1.
-
Wahyu 12:1.
-
Wahyu
21:1-2,9-17.
Itulah
gunung yang besar (Gunung Sion).
Tetapi
perlu untuk diketahui: kita tidak mungkin serta merta berada pada gunung yang
besar (Gunung Sion), tidak mungkin.
Ada
jalur yang harus kita lalui dan jalur itu ada pada diri dari seorang hamba
Tuhan yang sungguh-sungguh dan tulus hatinya untuk membangun tubuh Kristus.
Kalau tidak tulus hatinya, tidak mungkin dia memiliki batu itu.
Zakharia
4:6
(4:6) Maka
berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan
dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku,
firman TUHAN semesta alam.
Zerubabel
ini bupati Yehuda sedang ada dalam pembuangan di Persia, pecahan dari Babelonia
dan waktu itu yang menjadi raja adalah Raja Darius. Melayani Tuhan bukan dengan
gagah, kuat, dan hebat, kita melayani Tuhan dengan Roh Tuhan sendiri.
Kalau
kita melayani dengan Roh Tuhan maka…
Zakharia
4:7
(4:7) Siapakah
engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia
akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali
batu itu!"
Kalau
melayani dengan Roh TUHAN, pergumulan yang tinggi besar menjadi rata. Tetapi kalau
melayani dengan akal/pikiran/logika/perasaan manusia daging, pergumulan dan pengorbanan
kecil saja rasanya berat. Kenapa? Karena dia datang beribadah bukan dengan
dorongan Roh Kudus sehingga batu kecil saja tidak bisa dilewati. Tetapi
lihatlah sang bupati Yehuda walaupun sedang terbuang di Babel atau Persia,
gunung besar di depan Zerubabel menjadi tanah rata. Mau korban berapa saja,
tidak takut, tidak mikir dua kali dan tidak pusing dengan pengajaran yang
sungguh-sungguh murni (pengajaran salib), tidak jengkel kepada hamba Tuhan yang
memiliki batu itu. Tetapi banyak anak Tuhan kalau melihat hamba Tuhan memiliki
batu yang besar, yang terungkit menimpa kaki patung itu tadi, tidak suka. Diajar
untuk menghancurkan keangkuhan (kesombongan), berhala, matanya tajam melihat
atau cepat berpaling lepaskan diri dari situasi itu karena tidak suka dengan
ajaran batu itu.
Bagaimana
dengan kita malam ini? Masih bertahan dengan patung lima raja? Saya kira itu
harus jatuh, tidak boleh lagi dipertahankan. Jangan kita marah kepada seorang
hamba Tuhan yang tulus hatinya menyentuh (memegang) atau di tangannya ada
sebuah batu yang terungkit dari sorga. Jangan kita marah kepada hamba Tuhan
yang tulus hatinya menyampaikan pengajaran salib. Haleluya…
Kemudian
perhatikan kalimat; “Ia akan mengangkat
batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
Ini
kerinduan hati saya, saudara juga harus mendukung pekerjaan Tuhan dalam
penggembalaan GPT “Betania” Serang Cilegon ini. Sekalipun di tengah ibadah dan pelayanan
kita disertai dengan pengorbanan, tetapi kita harus berkata; “Bagus, bagus sekali pelayanan itu!” PPT
bulan Desember, kita harus berkata; “Bagus,
bagus sekali batu itu.” Dimanapun Tuhan mengutus kita dengan segala
pengorbanan, jerih payah, jerih lelah, katakan; “Bagus sekali batu itu di tangan Zerubabel.” Jangan malah kita
bersungut-sungut dan berkata; “pindah
gereja saja.” Hati-hati saudara, saudara sudah mendapatkan pemahaman,
tetapi berani meninggalkan pengertian yang seperti ini, hati-hati, jauh lebih
baik malam ini, batu yang besar/batu yang terungkit meremukkan kesombongan di
dalam diri ini, jangan ada lagi kesombongan, kekerasan di hati, termasuk
berhala-berhala di bumi.
Hati-hati,
jangan cobai Tuhan, hari ini bisa saja seseorang mencobai Tuhan, tetapi tidak
lama, satu kali batu itu terungkit, untuk menghancurkan segala berhala di bumi,
termasuk kesombongan yang dibanggakan itu.
Kiranya
kita semua menjadi pengikut-pengikut atau disebut gereja Zerubabel, bilamana
batu (Pengajaran Salib) disampaikan kita berkata; “Bagus, bagus sekali batu itu.” Yesus adalah batu penjuru, yang
telah mati di atas kayu salib, itulah pengajaran salib. Dalam penggembalaan ini
ada batu penjuru yang mahal, batu utama, itulah pengajaran salib, sekarang ada
di tangan kita, bagaimana respon kita melihat batu itu? Biarlah kiranya kita
semua menjadi pengikut ajaran Zerubabel rohani, pengajaran salib kita akui
bagus sekali.
Karena
tidak mungkin kita menjadi gunung yang besar, Mempelai Wanita Tuhan kalau tidak
dimulai dari Zerubabel ini, hamba Tuhan yang tulus ini, tidak mungkin. Lebih
baik hari ini kita ditimpa daripada besok ditimpa binasa. Lebih baik
kesombongan kita hari ini dijatuhkan supaya besok kita tertolong, menjadi
Gunung Besar (Gunung Sion), menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
Zakharia
4:8-9
(4:8) Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku,
demikian: (4:9) "Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan
tangannya juga akan menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN
semesta alam yang mengutus aku kepadamu.
Kita
harus tahu; mana hamba TUHAN diutus TUHAN dan mana hamba Tuhan yang tidak diutus
TUHAN. Yang pasti gerak dari pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel ini,
menggembalakan kita untuk membawa kita masuk sampai kepada pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna, itulah gunung Sion, Mempelai Wanita Tuhan.
Dari
situlah saudara harus ketahui mana hamba Tuhan yang diutus Tuhan, mana hamba
Tuhan yang tidak diutus Tuhan. Kita harus tahu geraknya kemana, kalau hanya
berputar soal berkat keberkatan, berhasil keberhasilan, bagaimana mungkin bisa
sampai menjadi gunung besar, itu tidak mungkin.
Jadi
harus melalui tangan hamba Tuhan yang tulus hatinya menerima batu yang
terungkit tadi supaya kesombongan kita hancur sekarang. Dari situlah mulai
pembangunan itu terjadi, sampai sempurna, itulah pembangunan tubuh Mempelai.
Zakharia
1:1-3 Hagai 1:1-2
(1:1) Dalam bulan yang kedelapan pada tahun kedua zaman
Darius datanglah firman TUHAN kepada nabi Zakharia bin Berekhya bin Ido,
bunyinya: (1:2) "Sangat murka
TUHAN atas nenek moyangmu. (1:3)
Sebab itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kembalilah
kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Aku pun akan kembali
kepadamu, firman TUHAN semesta alam.
“Kembalilah
kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Aku pun akan kembali
kepadamu, firman TUHAN semesta alam.” Tuhan kembali kalau kita mau kembali,
akhirnya nanti dari pembuangan Babel dikembalikanlah mereka ke Yerusalem,
barulah Zerubabel dan Imam Besar Yosua -- imam dan pemerintah-- sama-sama
membangun bait Allah yang runtuh di Yerusalem.
Demikian
juga di dalam…
Hagai
1:1-2
(1:1) Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam
bulan yang keenam, pada hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan
perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada
Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya: (1:2)
"Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang
belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!"
Rumah
TUHAN yang sudah runtuh dibangun kembali oleh imamat rajani pada waktunya TUHAN.
Tunggu waktu Tuhan, yang pasti untuk sampai ke sana menjadi Gunung Sion/Gunung
besar/Mempelai Wanita Tuhan harus dimulai dari hamba Tuhan yang tulus hatinya
menerima batu yang terungkit/batu yang besar itu. Memang resikonya banyak,
tidak sedikit sidang jemaat bersungut-sungut karena waktu itu tidak tahu
apa-apa. Tetapi kalau kita sudah mendapatkan pemahaman, ayo belajar rendah
hati. Sabar untuk mengikuti bagaimana cerita alur hidup kita dari musim ke
musim yang harus kita lalui sampai menjadi Gunung Besar, Gunung Sion, Mempelai
Wanita Tuhan.
Di
tangan Zerubabel sudah ada batu, apakah nanti kita akan menjadi Gunung Besar
(Gunung Sion)?
Perikop: “Yesus Kristus batu penjuru.”
1
Petrus 2:1
(2:1)
Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam
kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
Terkait
dengan pembangunan tubuh sampai nanti menjadi Batu Besar (Gunung Sion),
pertama-tama kita harus membuang lima hal:
1.
Kejahatan.
2.
Tipu muslihat.
3.
Kemunafikan. Hal ini tidak boleh menjadi raja di
dalam diri setiap anak-anak Tuhan.
4.
Kedengkian.
5.
Fitnah.
Maka
sesudah lima hal itu dihancurkan oleh batu pengajaran salib, lima luka utama
Yesus melawan lima daging utama manusia, barulah kita lihat…
1
Petrus 2:4-5
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu,
yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat
Allah. (2:5) Dan biarlah kamu
juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani,
bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena
Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Jadi
untuk menjadi batu hidup/Gunung Sion/Mempelai Wanita Tuhan, datanglah kepada
batu itu, sampai kita kelak menjadi imamat rajani yang membangun dan dibangun.
Jadi harusnya kita beryukur, berterima kasih kepada Tuhan, begitu besar rahmat
Tuhan kepada kita, begitu besar jasa-jasa-Nya kepada kita, belum sebanding
dengan korban dan jasa-jasa kita di tengah ibadah pelayanan ini saudara. Itulah
soal lima raja yang sudah jatuh.
Tentang: Yang satu ada (raja keenam), dan yang lain (raja
yang ketujuh) belum datang.
Wahyu
17:8 ,10
(17:8)
Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan
muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang
diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak
dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah
ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi. (17:10) ketujuhnya adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah
jatuh, yang satu ada dan yang lain belum datang, dan jika ia datang,
ia akan tinggal seketika saja.
Raja keenam = Ada = telah ada.
Raja ketujuh = belum datang,
jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja = tidak ada, tetapi satu kali ia akan muncul
lagi dari jurang maut.
Inilah
dua raja berikutnya; raja keenam sudah ada, tetapi raja yang ketujuh belum
muncul dari jurang maut.
Jadi
apa yang dilihat oleh Rasul Yohanes di Pulau Patmos, itulah binatang yang
keluar dari dalam laut, sebetulnya telah
ada, namun tidak ada, kemudian
satu kali dia akan muncul lagi dari
jurang maut. Inilah cikal bakal dari antikris, memerintah di atas muka bumi
ini selama 3.5 tahun (tiga setengah tahun) lamanya.
Sebagaimana
dengan yang dinyatakan oleh Yesus kepada murid-murid di dalam…
Matius
20:25
(20:25)
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah
bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar
menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Satu
kali antikris akan memerintah di atas muka bumi ini:
-
Mereka
memerintah dengan tangan besi.
-
Menjalankan
kuasa dengan kekerasan (otoriter).
Lukas
22:25
(22:25)
Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat
mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
Bahkan satu kali
antikris akan tampil menjadi Allah yang harus disembah (pelindung-pelindung),
tetapi lamanya mereka berkuasa di atas muka bumi ini adalah 3,5 tahun (tiga setengah
tahun), tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan
memusnahkannya, kalau Ia datang kembali (2
Tesalonika 2:8).
Jadi inilah
perincian dari tujuh kepala; lima sudah jatuh, raja keenam ada, raja ketujuh
belum ada, tetapi kalau ia muncul hanya seketika saja (3,5 tahun).
Jadi saudara, Tuhan
telah menyatakan sebuah pengertian sebagai kemurahan hati Tuhan bagi kita
semua. Yang pasti dari pengertian ini atau lewat pembukaan rahasia Firman Tuhan
ini, kita memiliki suatu hikmat. Yang terpenting adalah hikmat dan biarlah
hikmat itu menyatu dengan akal kita, jangan lepaskan oleh karena
hasutan-hasutan dunia. Siapapun yang menghasut, jangan lepaskan, ini masa depan
kita.
Saudara sendiri
melihat di tangan Zerubabel ada batu, itu cikal bakal untuk sampai ke Gunung
Sion. Dan akhirnya merekapun dikembalikan untuk membangun tubuh Kristus yang
sempurna, segambar dan serupa dengan Tuhan. Inilah doa harapan saya sebagai
pemimpin sidang jemaat supaya kita semua dibawa masuk dalam pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna. Selagi hari masih siang (selagi masih ada kesempatan)
manfaatkanlah dengan baik. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA
MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment