IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 30 JULI 2024
SURAT YUDAS
Subtema: SIKAP ORANG ASING DAN PENDATANG DI BUMI
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, yang sudah menarik kita di atas gunung TUHAN yang kudus oleh dua tangan TUHAN yang penuh kasih dan berkuasa. Dan sekarang kita dihimpunkan oleh TUHAN di atas gunung TUHAN yang kudus.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten Indonesia lewat live streaming; Youtube, Facebook atau media sosial apa saja dimana saudara berada. Namun, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan-Nya, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan hati kita.
Mari kita sambut KITAB YUDAS sebagai Firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.
Yudas 1:3
(1:3) Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.
Yudas merasa terdorong untuk menulis surat kepada orang-orang yang terpanggil (orang-orang kudusnya TUHAN). Kemudian, dalam surat itu, Yudas mendapat kesempatan untuk menasihati mereka.
Tujuan dari nasihat: Supaya mereka berjuang untuk mempertahankan iman, hingga nanti mencapai iman yang sempurna.
Terkait dengan iman yang memang harus kita perjuangkan, saya akan mengajak saudara untuk membaca..
Yakobus 2:17
(2:17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Iman tanpa perbuatan, pada hakekatnya adalah mati.
Yakobus 2:18
(2:18) Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
Di sini kita melihat, ada orang Kristen yang menyangka bahwa...
Cukup hanya memiliki iman, tanpa disertai perbuatan.
Yang lain menyangka; ia boleh menunjukkan suatu perbuatannya tetapi tanpa iman (tanpa memandang salib Kristus)
Perlu untuk diketahui:
Menunjukkan suatu perbuatan tanpa iman = berada di bawah hukum Taurat.
Tetapi yang benar adalah iman tidak dapat dipisahkan dari perbuatan. Sebaliknya, menunjukkan suatu perbuatan dihadapan TUHAN harus dengan iman, bukan didorong oleh daging atau kepentingan-kepentingan yang lain, sebab joli (pasangan) dari iman adalah perbuatan.
Yakobus 2:24-25
(2:24) Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.(2:25) Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?
Manusia dibenarkan Allah karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman, persis seperti Rahab; dibenarkan oleh karena perbuatan-perbuatannya. Padahal.....
Rahab adalah orang Kanaan bukan bangsa Israel.
Itu berarti Rahab adalah bangsa kafir, yang sangat mudah diseret kepada berhala-berhala yang bisu.
Dahulu, sebelum kita terpanggil dan tergembala secara khusus dalam penggembalaan ini, kita juga sama seperti Rahab. Biarpun kita sudah disebut orang Kristen sejak lahir, tetapi sangat mudah sekali diseret kepada berhala-berhala yang bisu, itu harus kita akui.
Rahab adalah seorang pelacur atau perempuan sundal yang telah menajiskan banyak orang.
Adapun perbuatan Rahab sehingga ia dibenarkan Allah, antara lain...
Rahab menyembunyikan kedua orang pengintai di dalam rumahnya.
Menolong kedua pengintai itu lolos dari jalan yang lain.
Inilah iman dan perbuatan Rahab.
Perlu untuk diketahui:
Kisah tentang iman dan perbuatan Rahab tersebut, semuanya itu ditulis oleh Yosua dengan lengkap dan rinci di dalam kitab Yosua itu sendiri, secara khusus Yosua 2:6-11.
Ayat 6-7, berbicara tentang perbuatan-perbuatan dari Rahab.
Ayat 8-11, berbicara tentang iman yang telah diakui oleh Rahab secara langsung kepada kedua pegintai tersebut di atas sotoh rumahnya.
Yang pasti saudara, Rahab dibenarkan oleh perbuatan-perbuatannya, yakni; selain menyembunyikan kedua pengintai, juga menolong mereka lolos dari jalan yang lain. Saudara, hal mengenai menyembunyikan kedua pengintai tersebut telah diterangkan beberapa waktu yang lalu.
Malam ini kita akan melihat
Penjelasan tentang: RAHAB MENOLONG KEDUA PENGINTAI LOLOS DARI JALAN YANG LAIN.
Berawal dari….
Yosua 2:1 dengan perikop: Pengintai-pengintai di Yerikho
(2:1) Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: "Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ.
Yosua melepas dua orang pengintai dari Sitim.
Tugas mereka: mengamat-amati negeri Kanaan dimulai dari kota Yerikho.
Tugas ini tidak boleh diketahui oleh siapapun, ini merupakan tugas rahasia, sebab di sini kita melihat Yosua dengan diam-diam melepas kedua pengintai tersebut.
Namun, tanpa perencanaan sebelumnya, ternyata, sampailah kedua pengintai tersebut ke rumah Rahab, lalu tidur di situ, padahal Rahab adalah perempuan sundal (pelacur). Yosua tidak pernah menyuruh kedua pengintai untuk bermalam di rumah Rahab -- perempuan sundal itu, dengan lain kata; mereka tidak pernah merencanakan hal itu. Tetapi, tugas pengintaian ini harus dikerjakan dengan aliran-aliran yang datang dari Sorga. Jadi, kita juga datang kepada TUHAN harus mengalir, tidak boleh diatur oleh daging dan keinginan daging.
Berarti, ini adalah suatu rahmat yang dinyatakan Allah kepada perempuan sundal (pelacur) itulah Rahab. Dan Rahab sendiri tidak pernah menduga kalau kedua pengintai itu akhirnya bermalam di situ dengan lain kata; Rahab tidak pernah menduga kalau Allah akan melawat Dia. Ini adalah rahmat yang dianugerahkn TUHAN. Jadi memang, kasih TUHAN itu tidak bisa diselami oleh pikiran manusia daging.
Roma 11:29
(11:29) Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.
Kalau TUHAN menyatakan rahmat-Nya kepada perempuan sundal, TUHAN tidak menyesal. Kalau TUHAN berkemurahan kepada siapapun; TUHAN tidak menyesal, sebagaimana dalam Roma 9:14-15 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."
TUHAN tidak menyesali panggilan-Nya kepada saya dan saudara. Bukankah kita ini sama seperti Rahab -- bukan bangsa Israel (orang Yahudi)? Kita adalah orang Indonesia. Semua banga di luar Yahudi disebut bangsa kafir. Kalau TUHAN memanggil kita dan sekarang menjadi satu kawanan domba Allah dan tergembala dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, itu kemurahan TUHAN, dan TUHAN tidak menyesali panggilan-Nya kepada kita semua. Tetapi, kita perlu menghargai kemurahan dan panggilan TUHAN.
Roma 11:30
(11:30) Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka,
Dahulu (waktu hidup di luar TUHAN) kita tidak taat kepada TUHAN:
Mungkin karena kenajisan percabulan
Mungkin karena berhala-berhala di bumi ini yang begitu hebat.
Berhala-berhala di bumi ini mempunyai daya tarik untuk menarik orang-orang yang hidup di luar TUHAN,
Tetapi di sini dikatakan: Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya kepada saya dan saudara.
TUHAN tidak pernah menyesali menyatakan suatu kemurahan kepada Rahab pelacur besar dan bangsa kafir. TUHAN tidak menyesal memanggil Rahab dari lembah kenistaan.
Roma 11:33
(11:33) O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
Manusia tidak dapat menyelidiki…
Keputusan-keputusan TUHAN.
Jalan-jalan TUHAN.
Dan akhirnya, rasul Paulus, dalam pengakuan yang besar berkata; O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah!
Kekayaan TUHAN melebihi dari semua kekayaan di bumi.
Hikmat TUHAN melebihi dari segala hikmat di bumi.
Pengetahuan Allah melebihi pengetahuan-pengetahuan yang ada di bumi.
Pengetahuan di bumi ini tidak akan membawa kita masuk dalam kerajaan Sorga.
Sekaran kita membaca…
Yosua 2:2-3
(2:2) Kemudian diberitahukanlah kepada raja Yerikho, demikian: "Tadi malam ada orang datang ke mari dari orang Israel untuk menyelidik negeri ini." (2:3) Maka raja Yerikho menyuruh orang kepada Rahab, mengatakan: "Bawalah ke luar orang-orang yang datang kepadamu itu, yang telah masuk ke dalam rumahmu, sebab mereka datang untuk menyelidik seluruh negeri ini."
Kedatanganan kedua pengintai untuk menyelidiki kota Yerikho ternyata diketahui oleh raja Yerikho. Bahkan, ketika kedua pengintai tersebut masuk ke dalam rumah Rahab juga diketahui oleh raja Yerikho. Oleh sebab itu, suruhan raja Yerikho meminta supaya Rahab menyerahkan keduanya kepada raja Yerikho. Karena memang, tugas dari kedua pengintai adalah untuk mengamat-amati -- mengintai -- menyelidiki kota itu.
Sekarang kita lihat, reaksi Rahab terhadap permintaan raja Yerikho tersebut.
Yosua 2:4-7
(2:4) Tetapi perempuan itu telah membawa dan menyembunyikan kedua orang itu. Berkatalah ia: "Memang, orang-orang itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka, (2:5) dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka." (2:6) Tetapi perempuan itu telah menyuruh keduanya naik ke sotoh rumah dan menyembunyikan mereka di bawah timbunan batang rami, yang ditebarkan di atas sotoh itu. (2:7) Maka pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesudah pengejar-pengejar itu keluar.
Rahab menjawab raja Yerikho: "Memang, orang-orang itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka, dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi.
Dari jawaban ini, menunjukkan bahwa Rahab tidak mau menyerahkan kedua pengintai tersebut ke tangan raja Yerikho. Ini adalah awal yang sangat baik dari seorang pelacur (perempuan sundal) sekaligus bangsa kafir.
Kenapa Rahab tidak mau menyerahkan kedua pengintai? Karena sesungguhnya, Rahab telah menyembunyikan kedua pengintai tersebut di bawah timbunan batang rami di atas sotoh rumahnya.
Perlu untuk diketahui:
Sekalipun kehidupan kita seperti batang rami, namun tetaplah kita mempertahankan kedua utusan itu yaitu:
Firman Allah, suatu kebenaran yang dasarnya adalah pengajaran salib -- diutus untuk menyelidiki hati kita semua. Tetapi raja dunia (setan); tidak terima dan berusaha untuk menggagalkan rencana-rencana TUHAN.
Roh Allah yang suci, berkuasa memimpin sekaligus memberi kekuatan di dalam hal mengikuti jejak TUHAN yaitu; mati dan bangkit.
Saat ini kita dalam kegiatan Roh, berarti berada dalam suasana kebangkitan. Tetapi harapan saya, biarlah kita satu dalam pengalaman kematian yang benar supaya bangkitanya benar. Daging itu mati, Roh Allah yang membangkitkan.
Mati dan bangkit adalah jejak Allah di bumi, dan ini harus menjadi pendirian kita dan Roh TUHAN yang memberi kemampuan atas hal itu.
Batang rami adalah gambaran dari kehidupan yang kering-kering (tidak berbuah) -- sudah dekat dengan kutuk pembakaran. Tetapi, sekalipun demikian bagi TUHAN tidak ada yang mustahil dan tidak ada yang mustahil bagi orang-orang yang percaya, asal kita mau mempertahankan kedua pengintai yang diutus oleh TUHAN dari Sorga. Kalau TUHAN berkemurahan, TUHAN tidak pernah menyesal termasuk memanggil kita orang berdosa ini.
Pendeknya, sekalipun kita seperti batang rami, jangan lekas putus asa sebab tidak ada yang mustahil bagi TUHAN, di dalam TUHAN ada pengharapan.
1 Petrus 1:3-4 dengan perikop: Pengharapan, iman dan kasih
(1:3) Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, (1:4) untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.
Oleh kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, kita dibawa kepada suatu hidup yang penuh harapan untuk menerima suatu bagian:
Yang tidak dapat binasa.
Yang tidak dapat cemar.
Yang tidak dapat layu.
Semuanya tersimpan dengan baik di Sorga bagi kita.
Berarti, kalau kita tetap dalam suasana Sorga, dengan lain kata; di tengah ibadah dan pelayanan ada dalam hadirat TUHAN, maka:
Kita tidak cemar.
Kita tidak binasa.
Kita tidak layu (kering-kering).
Ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh.
Singkat kata, inilah yang menjadi alasan Rahab untuk tidak menyerahkan kedua pengintai kepada raja Yerikho.
Mari kita kembali membaca…
Yosua 2:8-9
(2:8) Tetapi sebelum kedua orang itu tidur, naiklah perempuan itu mendapatkan mereka di atas sotoh (2:9) dan berkata kepada orang-orang itu: "Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu.
Rahab tahu tentang rencana TUHAN yakni; menyerahkan negeri Kanaan yang telah dijanjikan TUHAN kepada Abraham, Ishak dan Yakub (Israel).
Di atas tadi kita sudah melihat: oleh kematian dan kebangkitan Yesus, kita telah dilahirkan kembali dan dibawa kepada suatu hidup yang penuh pengharapan untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang semunya tersimpan dengan baik bagi saya dan saudara.
Maka, jelas sekali, Rahab tidak mau menyerahkan kedua pengintai, sebab Rahab tahu rencana TUHAN.
Saudaraku, setiap kali kita menerima pesan Sorgawi, semuanya itu harus secepatnya ditangkap jangan dilepaskan. Jangan abaikan Firman yang dibukakan, supaya kelak kehidupan kita tidak terabaikan, tetapi turut menerima apa yang dijanjikan oleh TUHAN.
Ibrani 11:8-10
(11:8) Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. (11:9) Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. (11:10) Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.
TUHAN telah menjanjikan tanah Kanaan kepada Abraham untuk menjadi milik pusakanya dan keturunannya yaitu; Ishak dan Yakub, yang juga turut menjadi ahli waris yang satu itu.
Ibrani 11:13
(11:13) Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
Keturunan Abraham (yang hidup dari iman Abraham), mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. Itu berarti, sebagai orang asing dan pendatang di bumi ini, kita tidak boleh terlena dengan segala sesuatu yang disuguhkan oleh dunia ini apapun itu bentuknya:
Baik harta, kekayaan, mamon.
Maupun kedudukan, jabatan, pangkat termasuk keberhasilan-keberhasilan.
Itulah yang dimaksud dengan orang asing dan pendatang di bumi.
Tidak sedikit orang Kristen terlena dengan segala sesuatu yang disuguhkan oleh dunia baik oleh karena kedudukan, jabatan, harta, kekayaan, mamon dan lain sebagainya. Kalau terlena, biarpun dia orang Israel -- keturunan Abraham, mereka bukan Anak Allah. Tetapi, biarpun bangsa kafir, kalau hidup dari iman Abraham, kitalah yang disebut anak-anak Allah -- kitalah yang disebut sebagai orang asing dan pendatang di bumi.
Saudara, tangkap visi dan misi TUHAN ini, jangan sampai kelimpungan lagi, bertanya kepada TUHAN lagi, padahal sudah jelas jawabannya di sini. Hanya untuk meloloskan keinginan dagingnya, ia harus bertanya kepada TUHAN, padahal sudah jelas ini jawabannya. Bukan berarti saya mengajarkan saudara tidak dengar-dengaran, memang harus dengar-dengaran. Kalau memang belum tahu jangan sok tahu. Tetapi, kalau belum tahu, tinggal merendahkan diri, itu juga dengar-dengaran.
Ciri-ciri orang asing dan pendatang di bumi.
Ibrani 11:14-16
(11:14) Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. (11:15) Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. (11:16) Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
Ciri-ciri orang asing: merindukan tanah air Sorgawi.
Prakteknya: menyangkal diri, pikul salib dan ikut TUHAN.
Sebagai tambahan:
Perbedaan pribumi dengan orang asing dan pendatang.
Pribumi; disebut inlander itu berarti; terikat dengan bumi yang dipijak.
Orang asing dan pendatang: harus menyangkal dan memikul salibnya (rela kehilangan nyawa).
Pendeknya, orang asing dan pendatang harus berjuang untuk bertahan hidup.
Kita lihat, apakah kita benar-benar orang asing dan pendatang di bumi ini.
Kejadian 3:23
(3:23) Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa ternyata kita adalah orang asing dan pendatang di bumi.
Adam dan Hawa telah melanggar perintah Allah sehingga ia di usir dari taman Eden, bagaikan kita sekarang dilempar ke bumi ini. Ini sudah cukup menyatakan bahwa kita adalah orang asing dan pendatang di bumi.
Pendeknya, kita adalah orang asing dan pendatang di bumi, tetapi merindukan tanah air Sorgawi.
Itulah Rahab, memang di dalam kitab Yosua, di situ tidak dinyatakan sangkal diri dan pikul salib, tetapi dari sikap itu, bila ditelusuri lebih dalam lagi, Rahab ini adalah pribadi yang menyangkal diri dan pikul salib, dan ia menyadari sebagai orang asing dan pendatang di bumi.
Kejadian 3:24
(3:24) Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
TUHAN menghalau manusia di sebelah Timur taman Eden.
Bumi, Eden dan taman Eden kalau dikaitkan dengan pengajaran Tabernakel…
Bumi terkena kepada daerah Halaman.
Eden terkena kepada Ruangan Suci.
Sementara taman di Eden terkena kepada Ruangan Maha Suci di situ ada pohon kehidupan dan pohon pengetahuan.
Tetapi karena Adam dan Hawa melanggar hukum Allah -- makan buah pohon pengetahun yang baik dan yang jahat, mereka diusir dari taman Eden, bagaikan kita dilempar di bumi ini. Jadi jelas, kita ini adalah orang asing dan pendatang di bumi ini, tetapi merindukan suatu tanah air itulah tanah air Sorgawi yang lebih baik dari bumi.
Kemudian, di atas tadi kita sudah melihat bahwa TUHAN menghalau manusia di sebelah Timur taman Eden.
Dalam pola Tabernakel berarti sudah berada di sebelah Timur. Kalau sebelah Barat; Ruangan Maha Suci.
Tetapi Rahab merindukan suatu tanah air itulah tanah air Sorgawi dengan praktek; sangkal diri, pikul salib = rela kehilangan nyawa. Itulah praktek orang asing dan pendatang di bumi.
Kalau dalam pola Tabernakel, di mulai dari Timur sampai terus ke Barat, berarti…
Mengenal dua alat di Halaman itulah Mezbah Korban Bakaran dan Kolam Pembasuhan
Mengenal perkembangan selanjutnya itulah Ruangan Suci di dalamnya terdapat tiga macam alat 🡪 ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Meja Roti Sajian 🡪 Ibadah Pendalaman Alkitab.
Pelita Emas 🡪 Ibadah Raya Minggu.
Mezbah Dupa 🡪 ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Tetapi tidak berhenti sampai di situ, di atas tadi kita sudah lihat; ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Berarti, betul-betul kita harus menyangkal diri dan memikul salib, karena kita rindu satu tanah air Sorgawi. Dengan lain kata, untuk kembali ke taman Eden (tanah air Sorgawi), TUHAN membuat kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar berarti; sangkal diri, pikul salib.
Di dalam pintu Tirai ada kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar -- kalau mau kembali ke taman Eden, harus sangkal diri dan pikul salib dan itu sudah dialami oleh Yesus. Yesus menderita sengsara dan mati di atas kayu salib, dan pada saat itulah Tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah sebagaimana dalam Matius 27:50-51 Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah.
Tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai kebawah 🡪 perobekan daging.
Karena Yesus telah mengalami perobekan daging, maka kita juga harus mengalami perobekan daging.
Pedang yang bernyala-nyala 🡪 pengalaman Yesus di atas kayu salib. Dalam Yohanes 2:17 Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." -- Yesus dihanguskan oleh sengsara dan derita di atas kayu salib, ini berbicara soal penyucian -- pedang yang bernyala-nyala. Sehingga, kita juga boleh mengalami penyucian dari TUHAN.
Jadi, kalaupun kita diajar untuk menyangkal diri dan pikul salib, itu adalah pedang bernyala-nyala -- hangus oleh derita dan sengsara salib, supaya kita mengalami penyucian.
Berapa banyak ujian, pencobaan itulah pergumulan hidup yang sudah kita alami? Ada ujian yang terjadi karena kesalahan sendiri, ada ujian bukan karena kesalahan anggap saja itu untuk menyucikan hidup kita. TUHAN sedang mengadakan penyucian besar-besaran -- pedang bernyala-nyala.
Jadi, setelah ditelusuri, demikianlah kehidupan daripada Rahab untuk kembali ke taman Eden.
Siapa yang rindu kembali ke tanah air Sorgawi? Berarti harus melewati dua kerub dengan pedang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar -- sangkal diri dan pikul salib, itulah penyucian.
Jadi, saudara jangan lagi bertanya-tanya, kenapa aku mengalami penderitaan begini-begitu. Jadi saudara, karena TUHAN melihat hati kita yang rindu akan tanah air Sorgawi, tidak ada ada cara lain selain melewati dua kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar.
Namun, TUHAN sudah terlebih dahulu mengalaminya, karena TUHAN kita bukan hanya TUHAN yang hanya bisa bicara, istilah dunia omong doang. TUHAN sudah memberi suatu teladan.
Kejadian 3:21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Allah menyembelih seekor binatang, tidak lain tidak bukan, itulah Yesus Anak Domba Allah yang telah disembelih di atas kayu salib. Lalu Allah mengambil kulit dari binatang itu untuk menutupi dosa ketelanjangan mereka berdua.
Jadi, TUHAN sudah terlebih dahulu mengalami derita dan sengsara di atas kayu salib dan Dia sudah dikuliti supaya menutupi dosa, menutupi perbuatan yang sangat memalukan itu. Ini adalah suatu teladan yang harus kita ikuti.
Kejadian 3:22
(3:22) Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
Di sini kita melihat, dalam keadaan berdosa, manusia dilarang untuk makan buah pohon kehidupan, supaya manusia jangan tinggal tetap dalam dosanya (kekal di dalam dosanya). Ini adalah kasih TUHAN.
Jadi, kalau TUHAN rela menderita sengsara di atas kayu salib untuk menutupi segala dosa ketelanjangan manusia yang memalukan, itu karena kasih TUHAN kepada kita semua, supaya manusia jangan kekal di dalam dosa. TUHAN mau angkat manusia dari dosa supaya dosa itu jangan kekal di dalam diri manusia.
Perhatian TUHAN sungguh luar biasa kepada kita semua, tetapi kita keras hati, susah rendah hati. Maunya TUHAN, rendah hatinya itu tulus, jangan dibuat-buat, hanya untuk dilihat manusia, tetapi biarlah kerendahan hati itu betul-betul untuk TUHAN -- dari TUHAN untuk TUHAN, kemuliaan hanya bagi Dia.
Matius 16:24
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Setiap orang yang mengikut TUHAN harus....
Sangkal diri
Pikul salib
Ikut TUHAN
Mengapa harus demikian?
Jawabnya: Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? (Matius 16:25-26).
Kita semua bukan pribumi, tetapi orang asing dan pendatang selama ada di bumi. Berarti, kita harus sangkal diri dan pikul salib -- melewati kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar.
Masakan datang ibadah hanya untuk mendengar khotbah cerita, khotbah guyon, khotbah pidato saja, janganlah, harus melewati sengsara salib.
Ibrani 11:15
(11:15) Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
Saya tambahkan ayat ini untuk mengingatkan kita semua.
Di atas tadi saya sudah sampaikan, selama ada di bumi ini, jangan kita terlena dengan segala sesuatu yang disuguhkan oleh dunia ini apapun bentuknya. Bahkan, sekalipun ada kesempatan untuk meraih dunia ini, bukan hanya satu predikat yaitu menjadi seorang intelektual, melainkan meraih seisi dunia ini, jangan terlena. Lihatlah orang asing dan pendatang, mereka tidak mau kembali pulang ke tempat asal sekalipun ada kesempatan-- tidak mau menggunakan kesempatan itu. jangan sampai karena ada kesempatan, jiwamu binasa (tidak terselamatkan). Kiranya kita betul-betul memperhatikan hal ini.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, pemudi, jangan karena laki-laki tinggalkan TUHAN. Sebaliknya, laki-laki jangan karena seorang perempuan, engkau kehilangan tanah air Sorgawi. Atau, kalau ada suatu kesempatan menjadi seorang cendikiawan, menjadi youtuber dan lain sebagainya, tetapi membawa kepada kebinasaan; stop (berhenti)! Jangan lanjutkan niat-niat tidak baik seperti itu, harus tegas, tidak boleh pakai perasaan sekalipun itu anak, orangtua. Sudah salah dibela-bela; tidak boleh. Ingat, TUHAN datang untuk mengadakan pemisahan, oleh sebab itu, jangan keras hati -- tidak mau dipisahkan dengan tabiat daging dari orangtua, anak.
Kita gunakan baik-baik moment yang indah ini, seperti Rahab, tidak membuang kesempatan -- kesempatan yang ada langsung ditangkap. Padahal dahulu dia tidak akan menduga kedua pengintai datang ke rumahnya, Yosua juga tidak merencanakan supaya kedua pengintai harus tidur di rumahnya, tetapi kasih dari Sorga mengalir memenuhi Rahab, demikian juga hidup kita, nikah rumah tangga kita, orang tua dan anak kita.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment