IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 31 AGUSTUS 2012
subtema: PENGAJARAN
YANG BENAR MEMBAWA GEREJA TUHAN DALAM SUASANA KEBANGKITAN
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam
dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh
beribadah malam hari ini. Kita merindukan sabda Allah malam ini, supaya firman
/ sabda Allah itu sendiri, memberi jalan keluar dari setiap masalah yang kita
hadapi, menolong dan memulihkan kita semua.
Kembali kita memeriksa Maleakhi 2,
tiba saatnya kita memeriksa ayat 6.
Maleakhi 2: 6
(2:6)
Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak
terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti
Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
Saudaraku, terlebih dahulu saya
mengingatkan saudara, bahwa;
- pada ayat 1
dan 2:
para imam yang
melayani di Tabernakel, tidak mendengar, tidak memperhatikan firman Tuhan yang
ditujukan kepada mereka,
- sehingga,
pada ayat 3:
Allah berfirman “Aku akan mematahkan lenganmu dan melemparkan
kotoran ke muka para imam”,
- selanjutnya,
pada ayat 4-5:
Tuhan memberitahukan
kepada para imam, perjanjian yang dibuat Tuhan kepada orang Lewi.
Kemudian, pada ayat 6 ini, Tuhan
memberitahukan keberadaan orang Lewi kepada para imam yang melayani di Tabernakel,
bahwasanya, 3 hal kelebihan dari orang Lewi;
1. Pengajaran
yang benar ada dalam mulutnya.
2. Kecurangan
tidak terdapat pada bibirnya.
3. Dalam damai
sejahtera dan kejujuran, orang Lewi mengikuti Tuhan.
3 perkara ini ada pada diri orang
Lewi, dan selanjutnya diberitahukan Tuhan kepada para imam.
Kalau kita perhatikan dalam 2
Tawarikh 29, para imam yang melayani di Tabernakel tidak sanggup menguliti
semua korban bakaran sehingga orang-orang Lewi mengambil alih pekerjaan itu
sampai selesai dan sampai para imam selesai menguduskan diri mereka.
Dapat kita ambil kesimpulan bahwa
orang Lewi;
- lebih
sungguh-sungguh menguduskan diri kepada Tuhan,
- lebih
sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan,
- sepenuh hati
beribadah melayani Tuhan.
Mari kita memperhatikan keterangan pertama;
PENGAJARAN
YANG BENAR ADA DI DALAM MULUTNYA
Berkaitan dengan itu, mari saya akan
mengajak saudara, untuk melihat ketika Yesus menyatakan pengajaran-Nya kepada
orang-orang banyak dan orang Saduki secara khusus.
Mari kita perhatikan Matius 22: 23-33,
namun kita hanya membaca ayat 33.
(22:33)
Orang banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.
Yesus menyampaikan pengajaran-Nya
kepada orang banyak dan kepada orang-orang Saduki yang ada di situ, setelah
mendengar pengajaran itu, takjublah mereka
semua.
Berarti, di mulut Yesus ada pengajaran yang benar.
Saudaraku,
Yesus menyampaikan pengajaran yang benar, ada kaitannya dengan pendapat orang
Saduki.
Mari
kita lihat pendapat orang Saduki.
Matius 22: 23
(22:23)
Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang
berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
Orang-orang Saduki berpendapat bahwa;
tidak ada kebangkitan.
Itu sebabnya, Yesus menyatakan
pengajaran-Nya kepada orang Saduki dan kepada orang banyak.
1 Korintus 15: 12-13
(15:12)
Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang
mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada
kebangkitan orang mati?
(15:13)
Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak
dibangkitkan.
Kalau orang mati tidak dibangkitkan,
maka Kristus pun tidak dibangkitkan dari kematian.
Oleh sebab itu, kalau orang
mengatakan tidak ada kebangkitan, itu adalah hal yang bodoh, termasuk saksi Yehuwe.
Ini adalah ajaran sesat yang diadopsi saksi Yehuwe sampai saat ini; tidak ada
kebangkitan, karena memang mereka tidak percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat.
Kalau
Yesus tidak dibangkitkan, apa arti hidup ini?
1 Korintus 15: 14, 17
(15:14)
Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan
kami dan sia-sialah juga
(15:17)
Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu
dan kamu masih hidup dalam dosamu.
Andaikata Kristus tidak dibangkitkan,
maka yang terjadi adalah;
- Sia-sialah pemberitaan firman Tuhan yang
disampaikan oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Korintus.
Demikian juga
halnya, andaikata tidak ada kebangkitan diantara orang mati, sia-sialah kita
beribadah malam ini, sia-sia jugalah saya menyampaikan firman malam ini = semua
menjadi kesia-siaan.
Oleh sebab itu,
setiap kali kita beribadah, biarlah kita merendahkan diri di bawah tangan Tuhan
yang kuat, supaya ibadah ini tidak menjadi rutinitas / ibadah yang lahiriah /
ibadah yang sia-sia, namun ibadah ini mengandung janji, baik janji di masa
sekarang, maupun di masa yang akan datang.
- Sia-sialah kepercayaan kita kepada Kristus.
Kalau tidak percaya
pada kebangkitan Kristus, orang yang berdosa, tetap tinggal dalam dosa =
berujung kepada kebinasaan, sebab upah dosa adalah maut.
1 Korintus 15: 18
(15:18)
Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.
Orang-orang yang dalam Kristus,
mereka semua mati / binasa = hidup tanpa berarti.
Apa yang kita perjuangkan selama ini,
semuanya sia-sia.
Kita bersyukur, Tuhan menyatakan
pengajaran-Nya dengan benar kepada orang banyak dan kepada orang Saduki,
sehingga lewat peristiwa itu, kita bisa mengerti apa yang Tuhan maksud, apa
yang menjadi rencana Tuhan bagi kita.
1 Korintus 15: 19
(15:19)
Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus,
maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
Kalau hidup hanya satu kali saja, kemudian
menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang yang paling bodoh, orang
yang paling malang dari kota Malang (yang ada di Jawa Timur).
Jikalau
kita hanya dalam hidup ini saja, memberi arti;
- hidup hanya
satu kali, tanpa kebangkitan = mempertahankan hidup yang lama.
- Tidak ada pengharapan = putus asa dan menjadi
kecewa.
- Tidak ada
Yerusalem yang baru = tidak memiliki kerajaan sorga.
Sedikit
kesaksian.
Suatu hari, setelah saya menikah,
saya dan isteri mengunjungi saudara-saudara yang tidak bisa hadir mengikuti
penikahan kami di Semarang.
Ketika kami berbincang-bincang dengan
saudara (ada satu keluarga), tentang firman Tuhan, tiba-tiba saya dikagetkan dengan
pernyataan keluarga ini, dia mengatakan bahwa; “sorga itu hanya ada di dalam hati. jadi, tidak perlu kita susah-susah
untuk mencari kerajaan sorga.”
Saya kaget sekali dengan pernyataan
itu, padahal dia disebut seorang yang rohaniawan di dalam suatu gereja.
Ibrani 6: 18-19
(6:18)
supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak
mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat
untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.
(6:19)
Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah
dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
Pengharapan itu adalah sauh yang kuat
dan aman bagi jiwa kita. Kalau sauh itu dilabuhkan, keadaan bahtera itu kuat
dan aman, sekalipun ada angin ribut menghempaskan bahtera itu, sekalipun ada
gelombang laut yang bergelora, bahtera itu tetap kuat dan aman.
Sauh = jangkar kapal.
Kalau kita perhatikan di sini, sauh
itu dilabuhkan sampai ke belakang tabir, sampai ke Ruangan Maha Suci, sesungguhnya,
itu yang benar.
Berati, kalau Yesus tidak
dibangkitkan dari antara orang mati; hidup hanya satu kali, tanpa pengharapan,
tidak memilki kerajaan sorga, kemudian jiwa kita tidak kuat dan aman.
Ruangan Maha Suci itulah gambaran
dari Yerusalem yang baru, kota empat persegi = Kerajaan Sorga.
Ruangan Maha Suci, panjang dan lebar
sama = empat persegi.
Kita perhatikan Roma 6: 4
(6:4)
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan
dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup
yang baru.
Oleh
karena kemuliaan Allah Bapa, Yesus telah dibangkitkan dari antara orang mati.
Kuasa kebangkian Kristus; menjadikan
saya dan saudara, hidup dalam hidup yang
baru = yang lama sudah berlalu.
Jadi, suasana kebangkitan itu adalah
suasana pembaharuan = hidup baru.
Puncak pembaharuan itu sendiri adalah
Yerusalem yang baru.
Kembali saya katakan, betapa
malangnya seseorang kalau hidup hanya satu kali saja, kemudian menaruh harap
pada Kristus.
Ciri-ciri bila tidak percaya adanya kebangkitan.
Matius 22: 24, 28
(22:24)
"Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan
anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan
bagi saudaranya itu.
(22:28)
Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada
hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia."
Ciri-cirinya; hanya memikirkan soal kawin dan mengawinkan.
Kalau tidak percaya adanya
kebangkitan, yang dipikirkan hanyalah soal kawin dan mengawinkan = dikuasai roh
najis = daging ditunggangi roh najis.
Berbeda dengan seseorang yang
bersuasana kebangkitan, dia hidup oleh Roh Allah, daging tidak ditunggangi oleh
roh najis = tidak memikirkan soal kawin dan mengawinkan.
Wahyu 17: 3-5
(17:3)
Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan
duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan
nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
(17:4)
Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas,
permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan
segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
(17:5)
Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu
dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
Perempuan Babel duduk di atas seekor
binatang = daging ditunggangi oleh roh najis.
- Binatang
-> manusia tanpa Roh Allah.
- Perempuan
Babel -> ibu dari segala wanita-wanita pelacur.
Saudaraku, kalau kita perhatikan di
sini, di tangan perempuan Babel itu ada
suatu cawan emas, penuh dengan kenajisan.
Kalau kita kaitkan dalam pola
Tabernakel, cawan emas itu ada di atas mezbah, di dalamnya ada dupa yang
dipersembahkan kepada Tuhan, sebagai persembahan yang berbau harum di hadapan
Tuhan.
Tetapi yang kita perhatikan di sini,
di tangan perempuan Babel itu ada sebuah cawan emas, isinya penuh dengan kenajisan.
Jadi, kalau seseorang tidak percaya
adanya kebangkitan, daging ditunggangi oleh roh najis, seperi orang Saduki.
Itu sebabnya saya katakan, kalau
beribadah namun ibadahnya rutinitas / lahiriah, itu sama seperti orang yang
tidak percaya adanya kebangkitan = tidak bersuasanakan kebangkitan; tetap
mempertahankan hidup yang lama, sehingga ibadah tidak mengandung janji dan
tidak ada kuasa dalam ibadah pelayanan = sia-sia.
Wahyu 17: 4
(17:4)
Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas,
permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan
segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
Kalau kita perhatikan, cawan yang di
tangan perempuan Babel tersebut, penuh dengan kenajisan dan kekejian.
Kalau daging ditunggangi oleh roh najis, maka perbuatannya adalah kekejian di hadapan Tuhan, itu sudah pasti.
Mari
kita lihat kekejian.
1. Amsal 28: 9
(28:9) Siapa memalingkan telinganya
untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.
Memalingkan telinga
untuk tidak mendengarkan firman Tuhan, doanya adalah kekejian.
Doa merupakan
persembahan, namun doa menjadi kekejian, jika seseorang memalingkan telinganya,
tidak mau mendengar firman Tuhan, ini adalah perbuatan kekejian di hadapan
Tuhan.
Hati-hati, jangan
selalu menaikkan doa tetapi memalingkan telinga dari firman Tuhan.
2. Ulangan 17:
1
(17:1) Janganlah engkau mempersembahkan
bagi TUHAN, Allahmu, lembu atau domba, yang ada cacatnya, atau sesuatu
yang buruk; sebab yang demikian adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu."
Mempersembahkan
korban persembahan kepada Tuhan dari binatang yang cacat dan buruk, itu juga
kekejian di hadapan Tuhan.
Mari kita lihat
lebih rinci mengenai binatang yang cacat.
Ulangan 15: 21
(15:21) Tetapi apabila ada cacatnya,
jika timpang atau buta, bahkan cacat apa pun yang buruk, maka
janganlah engkau menyembelihnya bagi TUHAN, Allahmu.
Binatang yang cacat
itulah;
a.
Binatang
yang timpang
Timpang artinya;
- Tidak
memiliki pendirian yang benar, seperti kaki yang satu lebih pendek, yang lain
lebih panjang.
- Bercabang
hati / mendua hati, seperti apa yang dikatakan oleh nabi Elia kepada nabi-nabi
dan bangsa Israel yang mengikuti Izebel (1 Raja-Raja 18: 20-21).
b.
Binatang
yang buta
Buta arti rohaninya;
tinggal dalam kegelapan dosa = tidak mempunyai mata.
Dalam Matius 6: 22,
mata adalah pelita, sedangkan dalam Mazmur 119: 105, firman adalah pelita.
Berarti kalau buta;
tidak berjalan dalam terang, melainkan tinggal dalam kegelapan dosa.
Kalau binatang yang
buta dipersembahkan, itu merupakan kekejian bagi Tuhan.
Banyak orang berlaku keji di hadapan Tuhan,
meskipun ia tahu kebenaran, namun ia tetap berlaku keji, dan orang yang seperti
ini, lebih terlihat rohani, sesungguhnya yang benar: orang Yahudi sejati, yang tidak nampak keyahudiaannya (Roma 2: 29).
Sama halnya seperti nabi Mikha,
ketika ia menyatakan kebenaran, justru raja Ahab lebih mendengarkan para nabinya,
karena para nabi tersebut, terlihat lebih dipakai Tuhan untuk mendengarkan
suara Tuhan.
Akibat tidak percaya adanya kebangkitan Kristus.
Matius 22: 29
(22:29)
Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab
Suci maupun kuasa Allah!
Akibatnya; menjadi sesat, sesuai dengan pernyataan Yesus Kristus kepada
orang-orang Saduki.
Apalagi di hari-hari terakhir ini,
marak sekali ajaran sesat.
Kemudian saya mau beritahu sedikit,
orang yang menerima ajaran yang sesat, orang semacam ini, paling sukar untuk
diluruskan karena mereka yang menganut ajaran sesat, merasa lebih benar, lebih
mengerti kebenaran firman Tuhan. Lebih mudah membawa seorang penjahat bertobat
dari pada seseorang yang sudah terlanjur menerima ajaran yang sesat.
Mari kita lihat; sesat.
Bagian
pertama.
Matius 18: 12-13
(18:12)
"Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan
seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan
puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?
(18:13)
Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih
besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh
sembilan ekor yang tidak sesat.
Mempunyai 100 ekor domba, seekor
diantaranya sesat.
Matius 18: 14
(18:14)
Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak
ini hilang."
Pengertian sesat adalah hilang = anak-anak Tuhan yang terhilang.
Kalau kita memperhatikan kisah
mengenai anak yang bungsu, ketika ia terhilang, yang terjadi adalah;
- ia
memboroskan uangnya, hanya untuk kawin dan mengawinkan = jatuh dalam dosa perzinahan. (Lukas 15: 13, 30)
- Setelah
jatuh dalam dosa perzinahan, ia menjadi hamba atas seseorang. (Lukas 15: 15)
Ia menjadi hamba
atas seseorang, berarti ia bukan menjadi hamba Tuhan = menjadi hamba dosa.
Ketika anak yang
terhilang menjadi hamba dosa, ia makan dari apa yang dimakan oleh babi (Lukas
15: 16), berarti; kalau seseorang menjadi hamba dosa, ia sama dengan babi.
Sesungguhnya, Tuhan tidak menghendaki
ini terjadi, sesuai dengan apa yang Yesus nyatakan kepada orang-orang di situ.
Bagian
kedua.
Ibrani 3: 9-10
(3:9)
di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka
melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya.
(3:10)
Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat
hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku,
Sesat hati berarti tidak mengenal jalan Tuhan.
Apa
jalan Tuhan??
Mari kita lihat; jalan Tuhan.
Yohanes 14: 4-5
(14:4)
Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."
(14:5)
Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi;
jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?"
Tomas tidak tahu jalan Tuhan, karena
ia memiliki iman yang salah, yaitu; melihat dulu baru percaya. Sehingga dengan
demikian, kalau kita perhatikan di sini, ia tidak tahu jalan Tuhan.
Yohanes 14: 6
(14:6)
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
- Jalan Tuhan
adalah jalan kebenaran, itulah
firman Tuhan yang menguduskan saya dan saudara.
- Jalan Tuhan
adalah jalan hidup = memberi diri
dipimpin Roh-El Kudus, sebab daging itu mati, rohlah yang memberi hidup.
Jadi, jalan Tuhan itu adalah firman
Tuhan dan Roh Kudus, bagaikan 2 kaki Tuhan yang sedang melangkah menuju rumah Bapa
di sorga.
Dampak negatif bila seseorang sesat.
Matius 22: 29
(22:29)
Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti
Kitab Suci maupun kuasa Allah!
Orang yang sesat; tidak mengerti kitab Suci maupun kuasa Allah.
- Kitab Suci,
di dalamnya tertulis firman Tuhan, itulah pedang Roh, senjata untuk mengalahkan tipu daya iblis setan.
- Kuasa Allah,
kalau kita perhatikan dalam 1 Korintus 1: 20-25, itulah pemberitaan firman
tentang salib Kristus. Pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Kekuatan Allah dan
hikmat Allah = kuasa Allah.
Dalam kitab Hosea 4: 6,
Umat-Ku
binasa
karena tidak mengenal Allah; karena menolak pengajaran yang benar.
Sesungguhnya, takjub kepada
pengajaran untuk mengenal Allah, sehingga terlepas dari kebinasaan.
Jalan keluar supaya bersuasanakan kebangkitan.
Matius 22: 30
(22:30)
Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan
melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
Jalan keluarnya; pada waktu
kebangkitan, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan, melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
Berarti, supaya bersuasanakan
kebangkitan, hidup seperti malaikat di sorga.
Malaikat di sorga, tidak memiliki
tubuh dan darah, artinya; tidak lagi
menuruti hawa nafsu dan keinginan-keinginan
daging.
Jika tidak menuruti hawa nafsu dan
keinginan-keinginan daging, maka daging tidak lagi ditunggangi oleh roh najis =
tidak memikirkan soal kawin dan mengawinkan.
Matius 22: 31-32
(22:31)
Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang
difirmankan Allah, ketika Ia bersabda:
(22:32)
Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang
mati, melainkan Allah orang hidup."
Dialah Allah Abraham, Allah Ishak dan
Allah Yakub, Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.
Jadi, kalau kita berbicara Allah
Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, itu berbicara Allah orang hidup.
Allah
orang hidup memberi arti; bahwa Yesus telah dibangkitkan dari antara orang
mati, oleh kemuliaan Allah Bapa.
Allah orang hidup memberi; iman,
harap dan kasih.
- Allah
Abraham -> Allah Bapa, sifat tabiat-Nya; kasih.
- Allah Ishak
-> Allah Anak, sifat tabiatnya; hidup benar sesuai firman Tuhan.
- Allah Yakub
-> Allah Roh-El Kudus, sifat tabiatnya; menghibur, memimpin, menopang
sekaligus menguatkan = parakletos.
Kalau
Allah orang mati, tidak memberi iman, tidak memberi pengharapan tidak memberi
kasih, itulah barang yang fana, emas dan perak, dan saya tambahkan lagi; harta,
kekayaan, dan sebagainya.
Oleh
sebab itu, jangan beriman, jangan menaruh harap, jangan mengasihi, kepada barang
yang fana, yaitu; emas dan perak, termasuk harta kekayaan, karena semuanya itu
bersifat sementara, tidak kekal = tidak hidup / mati.
Matius 22: 33
(22:33)
Orang banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.
Kita sudah mendengarkan pengajaran
yang benar keluar dari mulut Yesus, biarlah kita takjub pada pengajaran yang benar.
Takjub pada pengajaran yang benar,
artinya;
- Kagum, berarti;
terkagum-kagum terhadap pengajaran yang benar.
- Heran, berarti;
terheran-heran terhadap pengajaran yang benar.
SAYA MENGHIMBAU KEPADA SAUDARA/I YANG
SAYA KASIHI, BUKAN HANYA SIDANG JEMAAT YANG SAYA LAYANI DI DALAM KANDANG PENGGEMBALAAN,
TETAPI JUGA BAGI ANAK-ANAK TUHAN YANG SETIA MENGIKUTI BULI-BULI EMAS BERISI
MANNA, BAIK ANAK-ANAK TUHAN YANG DI DALAM NEGERI, MAUPUN DI LUAR NEGERI,
TAKJUBLAH KEPADA PENGAJARAN YANG BENAR, ITULAH PENGAJARAN MEMPELAI DALAM
TERANGNYA TABERNAKEL, YANG MENDEWASAKAN KITA SAMPAI DIBAWA MASUK DALAM PESTA
NIKAH ANAK DOMBA, MENJADI MEMPELAI PEREMPUAN, YAITU PERAWAN SUCI, YANG TIDAK
BERNODA DAN TIDAK BERCACAT CELA DI HADAPAN-NYA, CEMERLANG TANPA KERUT, ATAU
YANG SERUPA ITU, SEHINGGA IBADAH DAN PELAYANAN TIDAK MENJADI SIA-SIA,
PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN JUGA TIDAK SIA-SIA, BAHKAN SEGALA SESUATU YANG KITA
PERSEMBAHKAN TIDAK MENJADI SIA-SIA, BAIK WAKTU, TENAGA, PIKIRAN, UANG,
PERASAAN, JERIH LELAH, SEMUANYA TIDAK MENJADI SIA-SIA, KARENA SUATU SAAT NANTI,
TUHAN GANTI RATAP TANGIS, DUKA CITA DENGAN SUKACITA, ITULAH SUKACITA MEMPELAI
DI DALAM KERAJAAN SORGA, HIDUP DI DALAM KEKEKALAN. AMIN.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman;
Gembala
Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang