IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 11 AGUSTUS 2012
Tema :
YUSUF
(seri
41)
Shalom!
Salam sejahtera, salam dalam kasih
Tuhan Yesus Kristus.
Segera kita memeriksa Kejadian 37.
Kejadian 37: 12-13
(37:12)
Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya menggembalakan kambing domba
ayahnya dekat Sikhem.
(37:13)
Lalu Israel berkata kepada Yusuf: "Bukankah saudara-saudaramu
menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada
mereka." Sahut Yusuf: "Ya bapa."
11 saudara-saudara Yusuf,
menggembalakan kambing domba dekat Sikhem, kemudian Yakub menyuruh Yusuf untuk
menyusul saudara-saudaranya itu.
Kita lihat di sini, ketika Yakub
menyuruh Yusuf, jawaban dari Yusuf adalah; “Ya
bapa”.
Jawaban “Ya bapa”, menunjukkan bahawa Yusuf adalah;
- Anak yang
penurut.
- Anak yang
baik, anak yang manis.
- Anak yang
mau menerima segala kekurangan, kelemahan sesamanya.
Saudaraku, anak yang baik, anak yang
manis, disebut juga anak-anak Allah. Anak-anak Allah berarti hidup oleh Roh
Allah.
Roma 8: 14-15
(8:14)
Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
(8:15)
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi,
tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu
kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Anak-anak Allah hidup oleh Roh Allah,
kemudian, oleh karena Roh Allah itulah anak-anak Allah dimampukan untuk berkata
“ya Bapa”, walaupun terkadang tidak
sesuai dengan keinginan hati.
Terkadang rasa pahit terjadi dalam
hidup kita, tetapi karena kita semua adalah anak-anak Allah, dipimpin Roh
Allah, sehingga oleh Roh itu, kita dimampukan untuk berkata “Ya bapa”.
2 Korintus 1: 18-19
(1:18)
Demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak
"ya" dan "tidak".
(1:19)
Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah
kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah "ya" dan
"tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya".
Di dalam Kristus, hanya ada satu kata saja, yaitu “ya”.
Jadi, di dalam Tuhan, bukanlah
serentak “ya” dan “tidak”; mulut berkata “ya” tetapi hati “tidak”.
Ini harus kita perhatikan dengan
sungguh-sungguh. Sebagai anak Tuhan yang baik dan manis, kita membuktikan diri
dengan cara mengatakan “ya”, sebab di
dalam Kristus hanya ada satu kata saja, yaitu “ya”.
Sedikit
kesaksian.
Tahun 2005, ada seorang pengerja
laki-laki yang sedang membantu pelayanan dalam kandang penggembalaan di
Serang-Cilegon, saya menyampaikan dengan kasih kepadanya, bahwa letak
keberhasilan itu, jikalau seorang pelayan Tuhan hanya mengatakan “ya”, bukan “tidak”. Puji Tuhan, sekarang
pengerja ini menjadi seorang gembala sidang yang dipakai Tuhan dengan luar
biasa di daerah Kalimantan.
Oleh
sebab itu, jangan berkata “ya” ketika
mendengar firman Tuhan, namun “tidak”
untuk melakukannya
Ada
kalanya ketika kita memulai sesuatu hal yang tidak enak dalam hati, mungkin
mulut berkata “ya”, tetapi hati
menolak, disinilah letak kegagalan anak-anak Tuhan, meskipun dia tergembala
dalam satu kandang satu gembala.
Ketika
Yakub memerintahkan Yusuf, Yusuf berkata “ya
bapa”, sebab dia tahu, bahwa di dalam Kristus hanya ada satu kata saja,
yaitu; “ya” = mengerti rencana Allah
di dalam hidupnya = dapat memandang ke depan.
Sebagai bukti; ada 3 hal
perbuatan-perbuatan yang tidak baik dari saudara-saudara Yusuf.
PERBUATAN
PERTAMA
Kejadian 37: 2
(37:2)
Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun --
jadi masih muda -- biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan
saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf
menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
Saudara-saudara Yusuf berlaku jahat terhadap Yusuf.
1 Korintus 5: 8
(5:8)
Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula
dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang
tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Perbuatan jahat, itu merupakan ragi
keburukan.
Secara khusus ada 3 macam ragi;
1. Ragi Farisi, yaitu kemunafikan.
Munafik artinya; di
luar dan di dalam tidak sama.
Di luar tampak
kelihatan baik, tetapi tidak sesuai dengan apa yang ada di dalamnya, itulah
munafik.
2. Ragi Saduki, yaitu tidak
percaya adanya kebangkitan.
Berarti;
mempertahankan hidup yang lama.
3. Ragi Herodes, yaitu membunuh.
- Herodes membunuh
anak-anak di Betelehem, yang berumur 2 tahun ke bawah.
- Herodes
membunuh Yohanes Pembaptis.
- Herodes
membunuh Yakobus.
Bayangkan, bila bersama-sama dengan
kita, ada orang yang hidup dalam kemunafikan
(ragi Farisi), mempertahankan hidup yang lama / tidak percaya adanya kebangkitan (ragi Saduki), dan dengan seorang pembunuh (ragi Herodes), tentu sangat
menyakitkan hati, tetapi di sini kita perhatikan Yusuf tetap berkata “Ya bapa” kepada Yakub.
Mari kita perhatikan akar dari kejahatan.
1 Timotius 6: 10
(6:10)
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu
uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan
berbagai-bagai duka.
Kalau kita perhatikan di sini, bahwa;
akar dari kejahatan adalah cinta uang.
Cinta akan uang = serakah, tamak, sampai
akhirnya merampas milik Tuhan, yaitu sepersepuluh, dan merampas milik orang
lain.
PERBUATAN
KEDUA.
- Kejadian 37:
4
(37:4) Setelah dilihat oleh
saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya,
maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan
ramah.
Saudara-saudara Yusuf membenci Yusuf.
1 Yohanes 3: 15
(3:15) Setiap orang yang membenci
saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa
tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam
dirinya.
Orang yang membenci
saudaranya adalah seorang pembunuh.
Jadi, membenci =
pembunuh.
Contoh pembunuh;
1 Yohanes 3: 12-13
(3:12) bukan seperti Kain, yang berasal
dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia
membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
Seperti Kain;
membunuh adiknya, Habel, karena Kain berasal
dari si jahat.
Tetapi kalau kita
perhatikan selanjutnya, Tuhan tidak mengindahkan Kain dan persembahannya,
demikian halnya, seorang pelayan Tuhan, bila membenci sesamanya / dikuasai roh
kebencian, maka Tuhan tidak akan mengindahkannya dan korban persembahannya.
- Kejadian 37:
5
(37:5) Pada suatu kali bermimpilah Yusuf,
lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah
mereka lebih benci lagi kepadanya.
Saudara-saudara
Yusuf semakin membenci Yusuf, karena
Yusuf menceritakan mimpinya.
Yeremia 23: 28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah
menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan
firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan
gandum? demikianlah firman TUHAN.
Sesungguhnya, mimpi
harus diceritakan, seperti Yusuf menceritakan mimpinya kepada
saudara-saudaranya, itulah yang benar.
Sesuai dengan nas
firman Tuhan, yaitu; nabi yang beroleh
mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu = nabi yang beroleh firman Tuhan, biarlah menderitakan firman Tuhan
dengan benar.
Membenci Yusuf dan
menolak mimpi Yusuf, menunjukkan bahwa saudara-saudara Yusuf digambarkan
seperti jerami.
Jerami = batang yang
kering, arti rohaninya; kehidupan yang kering-kering, kehidupan yang tidak
menghasilkan / berbuah, seperti ranting yang tidak melekat pada pokoknya /
tanpa persekutuan dengan Kristus sebagai kepala.
1 Yohanes 2: 15
(2:15) Janganlah kamu mengasihi dunia
dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan
Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Selain digambarkan
seperti jerami, saudara-saudara Yusuf adalah manusia duniawi, itu sebabnya
mereka membenci Yusuf, sebab barangsiapa mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa
tidak ada di dalam orang itu.
PERBUATAN
KETIGA.
Kejadian 37: 11
(37:11)
Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan
hal itu dalam hatinya.
Saudara-saudara Yusuf iri hati kepada Yusuf
Yakobus 3: 14-15
(3:14)
Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri,
janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!
(3:15)
Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia,
dari nafsu manusia, dari setan-setan.
Iri hati dan mementingkan diri
sendiri, itu bukanlah hikmat yang berasal dari atas / dari sorga, tetapi
berasal dari;
- Dunia, dengan segala
pengaruhnya.
- Nafsu manusia = keinginan daging.
- Setan-setan, itulah roh jahat
dan roh najis.
Yakobus 3: 16
(3:16)
Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada
kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
Dimana ada iri hati dan mementingkan
diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
Berarti, saudara-saudara Yusuf telah
melakukan segala macam perbuatan jahat kepada Yusuf.
Saudaraku, 3 hal inilah perbuatan
yang tidak baik dari saudara-saudara Yusuf, namun Yusuf menerima segala
perbuatan yang tidak baik dari saudara-saudaranya, dengan bukti; Yusuf tidak
menolak ketika Yakub memerintahkan Yusuf untuk memperhatikan saudara-saudaranya
yang sedang menggembalakan kambing domba dekat Sikhem.
Roma 12: 19-21
(12:19)
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan,
tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu
adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
(12:20)
Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah
dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas
kepalanya.
(12:21)
Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan
kebaikan!
Perkataan “ya bapa”, itu menujukkan bahwa kejahatan
dibalas dengan kebaikan = Yusuf tidak
membalas kejahatan dengan kejahatan, berarti dalam hal ini, Yusuf telah
mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.
Kemudian, kalau kita perhatikan di
sini, firman Tuhan mengatakan; pembalasan
itu adalah hak-Nya Tuhan.
Berarti, membalas kejahatan dengan
kejahatan = mencari apa yang menjadi milik / hak-Nya Tuhan.
Bila Yusuf mengingat
perbuatan-perbuatan jahat dari saudara-saduaranya, bisa saja Yusuf membalas
kejahatan dengan kejahatan, dan Yusuf tidak akan mau menyusul
saudara-saudaranya yang sedang menggembalakan kambing domba dekat Sikhem, namun
itu berarti; Yusuf menolak rencana Allah di dalam hidupnya.
Cara
untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan;
1. Jika seteru
lapar, berilah ia makan.
Makanan rohani,
itulah firman Tuhan sebagai kebenaran.
Berarti, memberi
makan = menyatakan kebenaran kepada musuh.
Oleh sebab itu,
sebagai anak-anak Tuhan yang baik dan manis; tidak perlu membalas kejahatan
dengan kejahatan, tetapi nyatakanlah kebenaran firman Tuhan, sebagai makanan
rohani, supaya musuh tidak merasa lapar.
Lapar ->
kehidupan tanpa kebenaran.
2. Jika seteru
haus, berilah ia minum.
Air minum ->
urapan Roh Kudus.
Berarti, memberi
minum; memberi kepuasan sampai akhirnya musuh mengakui segala
kejahatan-kejahatannya, sama halnya seperti Yesus; ketika memberi minum kepada perempuan
Samaria di sumur Yakub, dan selanjutnya perempuan Samaria tersebut mengakui
segala kejahatan dan kenajisannya (Yohanes 4).
Haus -> kehidupan
yang tidak mengalami kepuasan.
Dampak positif jika berkata “ya
bapa”.
Roma 8: 16-17
(8:16)
Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak
Allah.
(8:17)
Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya
orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan
menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama
dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Dampak positifnya; sebagai anak Allah, menjadi ahli waris.
Maksudnya adalah; berhak menerima janji-janji Allah.
Terlebih dahulu kita perhatikan; syarat untuk
menjadi ahli waris.
Roma 8: 17
(8:17)
Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya
orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya
bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama
dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Syaratnya; menderita bersama-sama dengan Kristus.
1 Petrus 4: 1
(4:1)
Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun
harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa
telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa --,
Barangsiapa
telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa.
Kristus sendiri pun telah menderita
penderitaan badani, oleh sebab itu, biarlah kita mempersenjatai diri dengan
pikiran yang demikian.
Sebagai
contoh bahwa Kristus telah menderita penderitaan badani.
Matius 26: 39-44
(26:39)
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku,
jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi
janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau
kehendaki."
(26:42)
Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku
jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya,
jadilah kehendak-Mu!"
(26:44)
Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya
dan mengucapkan doa yang itu juga.
3 kali Yesus berkata “Ya Bapa-Ku, cawan ini tidak mungkin lalu,
kecuali apabila Aku meminumnya”
Artinya; Yesus harus menanggung
penderitaan badani di atas kayu salib.
Cawan -> penderitaan yang harus
ditanggung oleh Yesus Kristus di atas kayu salib.
Kembali kita membaca 1 Petrus 4:
15-16.
(4:15)
Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau
pencuri atau penjahat, atau pengacau.
(4:16)
Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu,
melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
Menderita, jangan karena sebagai pembunuh
atau pencuri atau penjahat atau pengacau.
Tetapi sekiranya, biarlah kita
mempersenjatai diri dengan penderitaan badani, seperti Kristus. Selanjutnya, janganlah
ia malu ketika mengalami penderitaan badani, melainkan hendaklah ia memuliakan
Allah.
Mari kita lihat penderitaan yang dialami oleh Yusuf.
Kejadian 40: 15
(40:15)
Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di
sini pun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak
dimasukkan ke dalam liang tutupan ini."
Di dalam Kristus, semuanya “ya”, sekalipun itu sangat menyakitkan,
sesuai dengan pernyataan Yusuf kepada juru minuman dan juru roti; ia dicuri
diculik dari tanah Kanaan, di bawa ke tanah Mesir, lalu dimasukkan ke dalam
liang tutupan, sekalipun bukan karena kejahatannya.
Dari Kanaan ke Mesir -> pengalaman
kematian dan kebangkitan.
Mari kita lihat persamaan ayat ini.
Yohanes 3: 16
(3:16)
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Yusuf dicuri diculik dari Kanan ke
Mesir, itu sama seperti Yesus turun ke bumi untuk menyelamatkan orang yang
berdosa, lewat kuasa kematian dan kebangkitan-Nya.
Hasil jika berkata “ya
bapa”.
2 Korintus 1: 20
(1:20)
Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah
sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.
Kristus
adalah “ya” bagi semua janji Allah.
Berarti, dengan berkata “Ya bapa”, janji-janji Allah tergenapi.
JANJI-JANJI
ALLAH SEBAGAI HASIL PERTAMA.
Kejadian 45: 4-8
(45:4)
Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat."
Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu
jual ke Mesir.
(45:5)
Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena
kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh
aku mendahului kamu.
(45:6)
Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun
lagi orang tidak akan membajak atau menuai.
(45:7)
Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan
keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian
besar dari padamu tertolong.
Kalau Allah Bapa mengaruniakan anak-Nya
yang tunggal, supaya hidup manusia di dunia ini terpelihara dengan baik, bahkan
memperoleh keselamatan. Sama halnya dengan Yusuf; kalau ia dicuri diculik dari
Kanan ke Mesir, itu semua karena rencana Allah untuk menjamin kelanjutan
keturunan manusia di bumi, dan memelihara hidup manusia.
Oleh sebab itu, biarlah kita
memperhatikan firman Tuhan pada malam ini dengan baik, supaya kehidupan kita
berhasil, kehidupan kita terpelihara. Belajarlah seperti Yusuf, jadilah seperti
Yusuf, dan berkata “ya bapa”.
JANJI-JANJI
ALLAH SEBAGAI HASIL KEDUA.
Kejadian 45: 8
(45:8)
Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang
telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh
istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
Justru ketika Yusuf berkata “ya”, di situlah letak keberhasilan Yusuf,
dengan bukti;
- Allah
menempatkan Yusuf sebagai bapa bagi Firaun = kasih Allah.
- Tuan atas
seluruh istananya = firman Tuhan.
- Sebagai
kuasa atas seluruh tanah Mesir = Roh
Kudus.
Kesimpulannya; bila seseorang berkata
“ya bapa”, maka 3 oknum Allah nyata
dalam kehidupan seseorang, yaitu:
- Kasih Allah,
sifat tabiat dari Allah Bapa.
- Firman
Tuhan, sebagai kebenaran, sifat tabiat dari Allah Anak.
- Roh Kudus,
yang senantiasa berkuasa, memimpin, mengajar, sebagai sifat tabiat dari Allah Roh Kudus.
Bagaimana saudaraku, apakah masih ada
kata-kata tidak dalam ibadah pelayanan, dalam kandang penggembalaan? Mulai
malam hari ini, cukup berkata “ya”
saja, jangan ada kata “tidak”. Belajarlah
memandang jauh ke depan.
Kalau
saja Yusuf berkata “tidak”, berarti;
ia menolak perintah Yakub, ayahnya, untuk menyusul / memperhatikan
saudara-saudaranya yang sedang menggembalakan kambing domba dekat Sikhem,
dengan demikian dia tidak akan dijual
oleh saudara-saudaranya kepada orang Ismael, maka rencana Allah tidak akan
terwujud dalam hidup Yusuf dan manusia turun temurun.
Tetapi, di dalam diri Yusuf hanya ada
satu kata, yaitu “ya bapa”. Itu
menujukkan bahwa ia adalah anak yang baik, anak yang manis, disebut juga anak
Allah; hidup oleh Roh Allah.
Dalam hal ini, Yusuf mengerti rencana
Allah yang indah, itu sebabnya Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya; “bukanlah
kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan
atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir”
Masa
depan kita, hidup kita, ada di tangan Tuhan, tidak terletak pada ijazah,
kepintaran, kekuatan seseorang, harta kekayaan seseorang, oleh sebab itu,
biarlah kita mengerti rencana Allah, supaya kita berada di dalam rencana Allah
yang begitu indah.
Seringkali
sesuatu yang tidak enak kita abaikan begitu saja, padahal, mungkin saja itu
bagian dari rencana Allah di dalam hidup seseorang. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman;
Gembala
Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment