“PERJANJIAN TUHAN TERHADAP BANI LEWI”
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam
dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya, kita boleh
berada di rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, terpujilah nama Tuhan.
Biarlah kiranya Tuhan memberkati kita
malam hari ini, sehingga ibadah kita malam ini, bukanlah ibadah yang sia-sia,
bukan ibadah rutinitas.
Kembali kita memeriksa kitab Maleakhi
2.
Maleakhi 2: 4
(2:4)
Maka kamu akan sadar, bahwa Kukirimkan perintah ini kepadamu, supaya
perjanjian-Ku dengan Lewi tetap dipegang, firman TUHAN semesta alam.
Firman Tuhan malam hari ini kita
perhatikan secara khusus dari Maleakhi 2: 4, yaitu “Maka kamu akan sadar, bahwa Kukirimkan perintah ini kepadamu”.
Tuhan
mengirimkan perintah kepada para imam yang melayani Tuhan di Tabernakel.
Mengirimkan
perintah, maksudnya adalah; Tuhan akan mengirimkan hukuman, sesuai dengan
firman Tuhan yang dinyatakan kepada para imam yang melayani di Tabernakel.
Inilah
hukuman yang akan diterima oleh para imam.
Maleakhi 2: 3
(2:3)
Sesungguhnya, Aku akan mematahkan lenganmu dan akan melemparkan
kotoran ke mukamu, yakni kotoran korban dari hari-hari rayamu, dan orang
akan menyeret kamu ke kotoran itu.
Hukuman yang akan dikirimkan oleh Tuhan;
- Tuhan akan
mematahkan lengan para imam.
- Tuhan akan
melemparkan kotoran ke muka para imam yang melayani di Tabernakel.
Inilah yang dimaksud Tuhan
mengirimkan perintah kepada para imam yang melayani Tuhan di Tabernakel.
Kalau Tuhan mengirimkan perintah itu
kepada para imam, itu disebabkan oleh karena; para imam tidak mendengarkan dan
tidak memperhatikan firman Tuhan yang disampaikan secara khusus kepada para
imam yang melayani di Tabernakel, sesuai dengan Maleakhi 2: 1-2.
Ini adalah ketegasan dari Tuhan,
kepada para imam yang melayani di Tabernakel.
Ini perlu kita perhatikan dengan
sungguh-sungguh, baik saya dan saudara yang dipercayakan pelayanan oleh Tuhan.
Tujuan Tuhan mengirimkan perintah tersebut kepara para imam.
Maleakhi 2: 4
(2:4)
Maka kamu akan sadar, bahwa Kukirimkan perintah ini kepadamu, supaya
perjanjian-Ku dengan Lewi tetap dipegang, firman TUHAN semesta alam.
Supaya para imam yang melayani di
Tabernakel sadar dan melihat dengan jelas, bahwa; orang-orang Lewi berpegang pada perjanjian
yang dibuat oleh Tuhan.
Oleh sebab itu, saya ulangi dengan
tegas;
Para imam yang melayani Tuhan di
tempat kudus, perhatikan firman Tuhan malam ini, jangan lewatkan begitu saja.
Bilangan 3: 11-13
(3:11)
TUHAN berfirman kepada Musa:
(3:12)
"Sesungguhnya, Aku mengambil orang Lewi dari antara orang Israel ganti
semua anak sulung mereka, yang terdahulu lahir dari kandungan, supaya orang
Lewi menjadi kepunyaan-Ku,
(3:13)
sebab Akulah yang punya semua anak sulung. Pada waktu Aku membunuh semua anak
sulung di tanah Mesir, maka Aku menguduskan bagi-Ku semua anak sulung yang ada
pada orang Israel, baik dari manusia maupun dari hewan; semuanya itu
kepunyaan-Ku; Akulah TUHAN."
Orang
Lewi menjadi anak sulung bagi Tuhan Allah, ganti anak sulung orang-orang Israel, inilah
perjanjian yang telah dibuat Tuhan dengan orang Lewi, dimana orang Lewi
berpegang pada perjanjian itu.
Keluaran 3: 22-23
(4:22)
Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah
anak-Ku, anak-Ku yang sulung;
(4:23)
sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah
kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan
membunuh anakmu, anakmu yang sulung."
Anak sulung = hak kesulungan, yaitu ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
Kalau imam-imam yang dipercayakan
oleh Tuhan untuk melayani di tempat kudus, tidak sungguh-sungguh mendengar dan
memperhatikan firman Tuhan, mengabaikan apa yang Tuhan percayakan, suatu saat
kelak nanti Tuhan akan menunjukkan perjanjiannya kepada orang Lewi. Ini harus
kita sadari.
Oleh sebab itu, jangan mengabaikan
apa yang sudah Tuhan percayakan bagi kita semua.
Dampak positif menjadi anak sulung / dipercayakan ibadah
pelayanan.
Bilangan 3: 12-13
(3:12)
"Sesungguhnya, Aku mengambil orang Lewi dari antara orang Israel ganti
semua anak sulung mereka, yang terdahulu lahir dari kandungan, supaya orang
Lewi menjadi kepunyaan-Ku,
(3:13)
sebab Akulah yang punya semua anak sulung. Pada waktu Aku membunuh semua
anak sulung di tanah Mesir, maka Aku menguduskan bagi-Ku semua anak sulung
yang ada pada orang Israel, baik dari manusia maupun dari hewan; semuanya itu
kepunyaan-Ku; Akulah TUHAN."
Dampak positifnya;
- Menjadi
kepunyaan Allah.
- Sekaligus
dikuduskan oleh Tuhan.
Kalau kita sungguh-sungguh beribadah melayani Tuhan, kita merasakan bahwa kita
adalah milik kepunyaan Allah, dengan
demikian, kita belajar dan berusaha sampai segambar serupa dengan Allah, sungguh-sungguh dalam pengudusan.
Lebih
rinci kita perhatikan.
Keluaran 19: 5-6
(19:5)
Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang
pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari
antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
(19:6)
Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus.
Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Milik
kepunyaan Allah, bangsa yang kudus, berarti; melakukan 2 perkara:
- Sungguh-sungguh
mendengar firman Tuhan.
- Sungguh-sungguh
berpegang pada perjanjian yang telah dibuat oleh Tuhan.
Sekarang, mari kita perhatikan
keterangan;
SUNGGUH-SUNGGUH
MENDENGAR FIRMAN TUHAN
1 Petrus 2: 7-9
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang
percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah
dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah
menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
(2:8)
Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah;
dan untuk itu mereka juga telah disediakan.
(2:9)
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan
yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib:
Milik kepunyaan Allah, bangsa yang
kudus; taat kepada firman Allah.
Taat = dengar-dengaran = patuh pada
ajaran yang benar, ditandai dengan; ketundukan.
Berbanding terbalik dengan mereka
yang tidak taat pada pemberitaan firman tentang salib Kristus; mereka tidak
menghargai batu penjuru, sebab para tukang-tukang bangunan membuang batu
penjuru, sama seperti para imam yang melayani di Tabernakel, tidak
memperhatikan firman Tuhan.
Keterangan;
SUNGGUH-SUNGGUH
BERPEGANG PADA PERJANJIAN YANG DIBUAT OLEH TUHAN.
Bilangan 8: 14
(8:14)
Demikianlah harus engkau mentahirkan mereka dari tengah-tengah orang
Israel, supaya orang Lewi itu menjadi kepunyaan-Ku.
Orang Lewi adalah milik kepunyaan Allah, karena telah ditahirkan.
Tahir = dibersihkan dari noda dosa.
Bilangan 8: 15
(8:15)
Barulah sesudah itu orang Lewi boleh masuk untuk melakukan pekerjaan
jabatannya pada Kemah Pertemuan, sesudah engkau mentahirkan mereka dan
mengunjukkan mereka sebagai persembahan unjukan.
Selanjutnya, orang Lewi dikaruniakan
jabatan imam, untuk melayani di Kemah Pertemuan.
Bilangan 8: 18-19
(8:18)
Maka Aku mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung yang ada pada
orang Israel,
(8:19)
dan Aku menyerahkan orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel sebagai
pemberian kepada Harun dan anak-anaknya untuk melakukan segala pekerjaan
jabatan bagi orang Israel di Kemah Pertemuan, dan untuk mengadakan
pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah apabila
mereka mendekat ke tempat kudus."
Dikaruniakan jabatan imam untuk
melayani di Kemah Pertemuan, dan untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel,
dengan maksud; supaya orang Israel jangan
kena tulah, apabila mereka mendekat ke tempat kudus = membawa damai.
Jadi, tugas seorang imam, setelah
dipercaya melayani di tempat kudus, yaitu; untuk memperdamaikan dosa,
memperdamaikan Israel kepada Tuhan, sehingga bangsa Israel tidak kena tulah dan
apa yang dipersembahkan bangsa Israel kepada Tuhan, semuanya berkenan, ini
artinya; bani Lewi membawa damai.
Jangan sampai di antara kita membawa
sesuatu yang tidak damai, baik lewat perkataan, sikap, tingkah laku, cara
berfikir, sudut pandang, dan gerak gerik sekecil apapun.
Berulang kali saya sampaikan; jika
seorang utusan masuk ke dalam rumah, ia harus membawa damai ke dalam rumah itu.
Seorang imam harus membawa damai,
kalau tidak membawa damai, bagaimana sidang jemaat berdamai dengan Tuhan,
justru yang terjadi sidang jemaat kena tulah karena imam kurang memperhatikan
firman Tuhan. Tetapi di sini kita melihat; bahwa
bani Lewi betul-betul menjadi pendamaian bagi bangsa Israel.
Kita telah jauh melihat keadaan orang
Lewi.
Sekarang kita memperhatikan; awal
penyerahan diri orang-orang Lewi kepada Tuhan.
Keluaran 32: 25-26
(32:25)
Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang --
sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan
mereka --
(32:26)
maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa
yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya
seluruh bani Lewi.
Bani Lewi / suku Lewi / orang-orang
Lewi mengawali penyerahan diri mereka; pada
saat bangsa Israel menyembah patung lembu emas tuangan.
Ketika bangsa Israel menyembah patung
lembu emas tuangan, mereka menjadi buah
cemooh bagi lawan mereka = menjadi bahan cerita / buah bibir yang tidak
baik = menjadi perguncingan.
Sebab, ketika bangsa Israel menyembah
patung lembu emas tuangan, mereka juga
berzinah / makan dan minum.
Kalau bangsa Israel hanya menyembah patung lembu emas tuangan, bangsa-bangsa lain tidak akan mencemooh mereka, karena bangsa-bangsa lainpun menyembah berhala. Tetapi yang menyebabkan bangsa Israel menjadi cemooh adalah; selain menyembah berhala, bangsa Israel berzinah dengan perempuan-perempuan Moab = dosa / makan dan minum.
Saudaraku, di dalam penyembahan
berhala, terdapat roh najis, itulah yang menyebabkan bangsa Israel berzinah.
Berhala adalah; segala sesuatu yang
melebihi dari Tuhan, apapun itu bentuknya, bila itu melebihi dari Tuhan, itu
adalah berhala, itulah yang menyebabkan bangsa Israel jatuh dalam perzinahan,
sehingga menjadi cemooh.
Sebagai
contoh.
Jika seseorang menjadi rentenir, dan seseorang
sibuk dengan pekerjaan sampai meninggalkan ibadah pelayanan, itu tidak menjadi
cemooh bagi orang-orang dunia, tetapi kalau penyembahan berhala disertai dengan
perzinahan, itulah yang menjadi cemooh bagi orang-orang dunia.
Selanjutnya; bangsa Israel
digambarkan seperti kuda lepas kandang = liar, tidak terkendali.
Saya tidak menginginkan sidang jemaat
menjadi bahan cemooh. Saya bertanggung jawab atas domba-domba yang Tuhan
percayakan. Kalau sidang jemaat menjadi bahan cemooh, gembala terlibat di dalamnya,
sebaliknya, kalau gembala menjadi cemooh, secara tidak langsung, sidang jemaat
pun menjadi cemooh.
Segala sesuatu yang terjadi dalam
kandang penggembalaan, gembala sidanglah yang menanggung beban itu, bukan yang
lain.
Keluaran 32: 26
(32:26)
maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa
yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya
seluruh bani Lewi.
Pada
saat itu, semua bani Lewi / suku Lewi / orang-orang Lewi, berpihak kepada
Tuhan.
Ini
adalah awal pertama sekali mereka menyerahkan diri kepada Tuhan.
Hanya satu suku ini saja yang
berpihak kepada Tuhan, berarti 11 suku yang lain tidak berpihak kepada Tuhan.
Yesus berasal dari keturunan suku
Yehuda, tetapi meskipun demikian, Tuhan tidak berpihak kepada suku Yehuda,
sebab mereka bersalah di hadapan Tuhan.
Kesempatan yang baik bagi kita malam
hari ini, untuk lebih menyerahkan diri kepada Tuhan.
Kalau hari-hari lalu kita sudah
menyerahkan diri kepada Tuhan, malam ini
harus lebih lagi menyerahkan diri kepada Tuhan.
Tanda kalau lebih taat menyerahkan diri kepada Tuhan.
Keluaran 32: 27
(32:27)
Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel:
Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan
berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu
gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan
tetangganya."
Tandanya; mengikat pedang pada
pinggang mereka / menyandang pedang, artinya; berikatpinggangkan kebenaran.
Pedang -> firman Tuhan, sebagai
kebenaran.
Orang yang berpihak kepada Tuhan, pertama-tama
berikatpinggangkan kebenaran.
Efesus 6: 14
(6:14)
Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan
keadilan,
Berikatpinggangkan kebenaran, inilah
perlengkapan rohani yang pertama.
Itu sebabnya saya katakan tadi, tanda
penyerahan pertama-tama dilihat dari; mengikatkan pedang pada pinggang.
Saya beri sedikit ilustrasi.
Kalau tidak ada ikat pinggang, nanti
terlihat ketelanjangan. Tetapi kalau berikatpinggangkan kebenaran, tidak nampak
ketelanjangan, karena terikat dengan kebenaran.
Efesus 6: 17
(6:17)
dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
Setelah berikatpinggangkan kebenaran,
selanjutnya, memiliki perlengkapan rohani yang terakhir adalah; pedang Roh, yaitu firman Allah.
Keluaran 32: 27
(32:27)
Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel:
Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan
berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu
gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan
tetangganya."
Pedang
itu digunakan untuk membunuh saudaranya, temannya, dan tetangganya.
Artinya; melepaskan diri dari ikatan-ikatan / perbuatan-perbuatan daging atau mematikan perbuatan-perbuatan daging.
Saudara, teman, tetangga, itu adalah saudara
sedarah sedaging.
Kita mengetahui, dalam kitab Galatia
ada 15 perbuatan daging, berarti; membunuh saudaranya, temannya, tetangganya
dengan pedang = dilepaskan dari 15 perbuatan daging, itulah kegunaan dari
pedang Roh, firman Allah.
Para imam, anak-anak Tuhan yang
dikaruniakan jabatan imam, sebaiknya jangan terikat dengan daging, jangan
terikat dengan kegiatan-kegiatan / perbuatan-perbuatan daging, sebab itu
merupakan hawa nafsu dari daging itu sendiri.
Sebaliknya, biarlah firman itu
mendarah daging dalam kehidupan kita semua, itulah yang disebut membunuh
saudara, teman, tetangga dibunuh oleh pedang = firman Tuhan medarah daging.
Saya
mau tambahkan sedikit.
Kalau para imam, anak-anak Tuhan hidup
menurut keinginan-keinginan / perbuatan-perbutan daging itu sendiri, saya tidak
yakin, ia mampu melakukan firman dengan sungguh-sungguh.
Biarlah kita berusaha untuk
meminimalisir dosa, dengan cara tetap tinggal di kemah, tinggal di rumah Tuhan,
seperti Yakub. Berbanding terbalik dengan Esau, ia suka tinggal di padang dan seorang
yang pandai berburu daging.
Para imam harus tetap tinggal di
dalam rumah Tuhan. Jangan beri kesempatan untuk daging.
Jika saudara berada dalam rumah Tuhan,
itu berarti saudara berusaha untuk meminimalisir dosa. Ini adalah kemurahan
Tuhan, dan kesempatan ini tidak dimiliki oleh banyak orang. Kita harus
bersyukur, semua ini karena kasih karunia Tuhan tentunya.
Keluaran 32: 28-29
(32:28)
Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah
kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu.
(32:29)
Kemudian berkatalah Musa: "Baktikanlah dirimu mulai hari ini kepada
TUHAN, masing-masing dengan membayarkan jiwa anaknya laki-laki dan
saudaranya -- yakni supaya kamu diberi berkat pada hari ini."
Mulai dari sejak itu, bani Lewi membaktikan dirinya kepada Tuhan,
dengan membayarkan jiwa anaknya laki-laki dan saudaranya, supaya diberi berkat
oleh Tuhan.
Selanjutnya mari kita lihat; kesetiaan /
konsistensi orang Lewi di tengah-tengah pelayanan.
Bilangan 25: 10-11
(25:10)
TUHAN berfirman kepada Musa:
(25:11)
"Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari
pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatan-Ku di
tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku.
Imam Harun dan anak-anaknya, yaitu
Pinehas dan Eleazar, serta suku Lewi yang lain, membela kehormatan Tuhan.
Mereka tidak turut berzinah dengan
perempuan-perempuan Moab, dan juga tidak membaktikan diri kepada Baal-Peor,
Baal orang Moab, ini merupakan dosa kekerasan hati bangsa Israel.
Tetapi Musa, Harun dan kedua anaknya,
serta suku Lewi yang lain, mereka semua menjaga kehormatan Tuhan, tidak turut
berzinah dengan perempuan-perempuan Moab, tidak membaktikan diri pada dewa
keaiban, itulah Baal-Peor.
Satu
kali suku Lewi menyerahkan diri, seterusnya melayani dengan setia, tidak
terpengaruh dengan hal-hal yang menimbulkan dosa. Ini adalah konsistensi yang
luar biasa.
Ketika Musa, Harun dan kedua anaknya
serta suku Lewi yang lain menjaga kehormatan Tuhan, Tuhan menyurutkan niat-Nya untuk membinasakan bangsa Israel = suku
Lewi menjadi pendamaian bagi bangsa
Israel. Ini adalah tugas yang mulia.
Andai saja mereka tidak menjaga
kehormatan Tuhan, sudah tentu Tuhan membinasakan bangsa Israel, tanpa
terkecuali, pada hari itu juga.
Hai para imam, apakah kita sudah
sadar, apakah kita sudah melihat dengan jelas perjanjian yang dibuat Tuhan
dengan Lewi, dimana orang Lewi itu sendiri berpegang terhadap perjanjian yang
dibuat oleh Tuhan.
Saya bersyukur, sebab firman ini
pertama-tama ditujukan kepada saya, sebagai gembala sidang, selanjutnya kepada sidang
jemaat.
Dampak positif bila konsisten melayani Tuhan:
Bilangan 25: 11-12
Bilangan 25: 11-12
(25:11)
"Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari
pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatan-Ku di
tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku.
(25:12)
Sebab itu katakanlah: Sesungguhnya Aku berikan kepadanya perjanjian
keselamatan yang dari pada-Ku
Bani Lewi dipercaya, dikaruniakan
jabatan imam untuk melayani Tuhan di tempat yang kudus, untuk selama-lamanya =
menjadi imamat yang rajani secara permanen, kekal sampai selama-lamanya, sampai
masuk ke dalam kerajaan 1000 tahun damai.
Bani Lewi menjadi pendamaian bagi bangsa Israel, betul-betul mereka berpihak kepada Tuhan dan menjaga kehormatan Tuhan.
Bani Lewi menjadi pendamaian bagi bangsa Israel, betul-betul mereka berpihak kepada Tuhan dan menjaga kehormatan Tuhan.
Ini = perjanjian Allah kepada orang Lewi adalah perjanjian keselamatan.
Kalau dikaruniakan jabatan imam,
maksudnya supaya Tuhan memberi
keselamatan, ini bukanlah akal-akalannya Tuhan, bukan juga akal-akalan
gembala sidang.
Tuhan tidak pernah membodoh-bodohi
saya dan saudara, kalau Tuhan mengaruniakan jabatan imam untuk melayani di
tempat yang kudus; TUHAN MEMBERIKAN
JANJI KESELAMATAN, BUKAN JANJI SEMU. Sebab yang memberikan keselamatan
adalah firman Tuhan. Janji Tuhan ya dan amin, tidak perlu diragukan.
Hati-hati, iblis setan banyak memberikan
janji semu;
- Iblis setan
menjanjikan roti makanan.
Sedangkan manusia
hidup bukan dari roti saja, melainkan dari setiap perkataan yang keluar dari
mulut Allah / firman Tuhan.
- Iblis setan
menjanjikan suatu kedudukan yang sangat
tinggi.
Tetapi saudaraku,
jangan salah, kedudukan yang sangat tinggi bukanlah suatu jaminan untuk memberi
keselamatan.
- Iblis setan
menjanjikan kerajaan dunia, kemegahan
dunia serta kemewahan yang ada di dalamnya.
Inipun tidak memberi
jaminan untuk keselamatan jiwa manusia.
Namun semua itu sifatnya semu, tidak
mengandung keselamatan jiwa.
Hasil jika konsisten melayani Tuhan, seperi bani Lewi.
HASIL
PERTAMA
Ulangan 12: 18-19
(12:18)
Tetapi di hadapan TUHAN, Allahmu, haruslah engkau memakannya, di tempat yang
akan dipilih TUHAN, Allahmu, engkau ini, anakmu laki-laki dan anakmu perempuan,
hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu,
dan haruslah engkau bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, karena segala
usahamu.
(12:19)
Hati-hatilah, supaya jangan engkau melalaikan orang Lewi, selama engkau
ada di tanahmu.
Tuhan
tidak pernah melupakan orang Lewi, seperti bangsa Israel tidak
melalaikan suku Lewi dalam segala sesuatu.
Saya mau tambahkan sedikit:
Kalau saudara sudah menikmati makanan
dan minuman di rumah Tuhan, kemudian bersukacita karena berkat-berkat Tuhan,
jangan lupa terhadap orang Lewi, sebagai pendamaian bagi jiwa kita.
Saya sebagai gembala sidang,
menghargai apa yang diperbuat oleh sidang jemaat, itu merupakan perhatian Tuhan
bagi saya.
JADILAH
LEWI
di tempat bekerja, di rumah, di tempat menuntut ilmu, di mana saja; sebab Tuhan tidak akan melupakan kita. Kalau
di situ ada Lewi, Tuhan tidak akan pernah lupakan.
Asal
saja kita konsisten melayani Tuhan, membela kehormatan Tuhan, tidak menjadi
cemooh, tidak mengeraskan hati seperti bangsa Israel, sekecil apapun yang
menjadi kebutuhan kita, itu tidak luput dari pandangan Tuhan. Tetapi
persoalannya, APAKAH MATA ROHANI SUDAH TERCELIK DAN SADAR?
HASIL
KEDUA.
Ulangan 18: 1-2
(18:1)
"Imam-imam orang Lewi, seluruh suku Lewi, janganlah mendapat bagian milik
pusaka bersama-sama orang Israel; dari korban api-apian kepada TUHAN dan apa
yang menjadi milik-Nya harus mereka mendapat rezeki.
(18:2)
Janganlah ia mempunyai milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya; TUHANlah
milik pusakanya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadanya.
Tuhanlah
yang menjadi milik pusaka bagi orang Lewi.
Barangkali kita tidak memiliki
apa-apa di dunia ini, tetapi saya himbau, biarlah kiranya Tuhan menjadi milik
pusaka kita semua. Itu jauh lebih baik, sebab Tuhan lebih dari segala-galanya.
Ulangan 18: 6-8
(18:6)
Apabila seorang Lewi datang dari tempat mana pun di Israel, di mana ia tinggal
sebagai pendatang, dan dengan sepenuh hati masuk ke tempat yang akan dipilih
TUHAN,
(18:7)
dan menyelenggarakan kebaktian demi nama TUHAN, Allahnya, sama seperti
semua saudaranya, orang-orang Lewi, yang melayani TUHAN di sana,
(18:8)
maka haruslah mereka mendapat rezeki yang sama, dengan tidak terhitung
apa yang ia peroleh dengan menjual harta nenek moyangnya."
Selanjutnya, kalau orang Lewi
melayani kebaktian di mana saja dan kapan saja, biarlah orang Lewi mendapatkan
berkat-berkat lewat ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
Jika milik pusaka kita hanyalah Tuhan,
di mana saja kita melayani, di situlah Tuhan menyediakan berkat-berkat bagi
saya dan saudara.
Kalau pekerjaan, kita jadikan suatu
pelayanan, di situlah kita menikmati berkat-berkat Tuhan. Oleh sebab itu, saya
himbau, jangan jadikan pekerjaan menjadi beban, sebab nanti jauh dari berkat,
secara lahiriah, maupun secara rohani.
Janganlah saudara jadikan pekerjaan itu
suatu beban, nanti saudara akan mengalami stress, tetapi jadikanlah pekerjaan
itu suatu pelayanan kepada Tuhan. Biarlah kita mengerti firman Tuhan malam ini
= mengerti maksud dan rencana Tuhan.
Bilangan 1: 47-50
(1:47)
Tetapi mereka yang menurut suku bapa leluhurnya termasuk orang Lewi, tidak turut
dicatat bersama-sama dengan mereka itu.
(1:48)
Sebab TUHAN telah berfirman kepada Musa:
(1:49)
"Hanya suku Lewi janganlah kaucatat dan janganlah kauhitung jumlahnya
bersama-sama dengan orang Israel,
(1:50)
tetapi tugaskanlah mereka untuk mengawasi Kemah Suci, tempat hukum
Allah dengan segala perabotan dan perlengkapannya; mereka harus mengangkat
Kemah Suci dengan segala perabotannya; mereka harus mengurusnya dan harus
berkemah di sekelilingnya.
Kesimpulannya; orang Lewi bertugas
untuk mengawasi kemah suci, serta peralatan yang ada di dalamnya.
Kalau kita merawat dan memelihara /
memperhatikan peralatan yang ada di kemah suci, seperti itulah Tuhan merawat
memelihara, memperhatikan kita, di tengah-tengah pelayanan yang Tuhan
percayakan.
- Kalau kita
memperhatikan TEMPAT HUKUM ALLAH (tabut),
maka hubungan kita dengan Tuhan
terpelihara dengan baik.
Tabut -> hubungan
antara tubuh dengan kepala / gereja Tuhan dengan Kristus, sebagai kepala, dari
tiap-tiap gereja.
- Kalau kita
memelihara / memperhatikan PELITA EMAS;
kita menjadi terang dunia.
- Kalau kita
memelihara MEJA ROTI SAJIAN, maka
kita akan disucikan oleh firman Tuhan, dan firman Tuhan memperoleh tempat di dalam hati.
- Kalau kita
merawat MEZBAH DUPA, maka kita hidup
dalam doa penyembahan, sampai kita hanyut
tenggelam dalam kasih Allah Bapa.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman;
Gembala
Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment