IBADAH
RAYA MINGGU, 12 AGUSTUS 2012
Tema: BELAS KASIHAN YESUS TERHADAP ORANG BANYAK
(seri 11)
Shalom!
Salam sejahtera, salam dalam kasih
Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita
dimungkinkan untuk beribadah melayani malam hari ini.
Biarlah lewat ibadah ini, betul-betul
kita dikenyangkan dari rasa lapar dan dahaga, sehingga kita pulang membawa
berkas-berkas, dengan penuh sukacita dan sorak sorai.
Kita kembali melanjutkan firman Tuhan
dari injil Matius 9: 35-38, namun hanya membaca ayat 37 saja.
(9:37) Maka kata-Nya
kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya “Tuaian
memang banyak, tetapi pekerja sedikit”.
Kalau tuaian lebih banyak dari
pekerja, keadaan menjadi tidak seimbang, keadaan tidak menjadi lebih baik dari
waktu-waktu yang lalu.
2 Tawarikh 29: 32-33
(29:32) Jumlah korban bakaran yang dibawa jemaah ialah: lembu tujuh
puluh ekor, domba jantan seratus ekor dan domba
muda dua ratus ekor. Semuanya sebagai korban bakaran bagi TUHAN.
(29:33) Persembahan-persembahan kudus terdiri dari: lembu sapi enam
ratus ekor dan kambing domba tiga ribu ekor.
Jumlah korban bakaran yang dibawa jemaah ialah;
- Lembu 70 ekor.
- Domba jantan 100 ekor.
- Domba muda 200 ekor.
Kemudian, persembahan-persembahan kudus terdiri dari;
- Lembu sapi 600 ekor.
- Kambing domba 3000 ekor
Jumlah keseluruhan korban bakaran yang dibawa jemaah untuk dipersembahkan
kepada Tuhan adalah 3970 ekor. Ini adalah jumlah yang sangat banyak tentunya.
Untuk mengerjakan 1 ekor lembu sapi, membutuhkan tenaga kerja 3-4 orang,
berarti untuk mempersembahkan 3970 ekor, dibutuhkan kurang lebih 12.000 tenaga
kerja.
2 Tawarikh 29: 34
(29:34) Tetapi jumlah imam terlalu sedikit, sehingga mereka
tidak sanggup menguliti semua korban bakaran. Oleh sebab itu
saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi, membantu mereka sampai pekerjaan itu
selesai dan sampai para imam menguduskan dirinya. Sebab orang-orang
Lewi itu lebih bersungguh-sungguh menguduskan dirinya dari pada para imam.
Tetapi kalau kita perhatikan di sini saudaraku, jumlah imam / jumlah
pekerja-pekerja untuk menguliti korban bakaran, terlalu sedikit, sehingga
mereka tidak sanggup menguliti semua korban bakaran.
Saudaraku, jumlah yang sedikit memberi arti rohani;
- Tidak sungguh-sungguh menguduskan diri di hadapan Tuhan.
- Tidak sungguh-sungguh menyerahkan dirinya kepada Tuhan.
- Tidak sepenuh hati beribadah melayani Tuhan.
Itulah arti jumlah yang sedikit, sehingga keadaan tidak menjadi lebih baik
dari waktu-waktu sebelumnya.
Imamat 1: 6
(1:6) Kemudian haruslah ia menguliti korban bakaran itu
dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu.
Korban bakaran itu memang harus dikuliti, selanjutnya potongan-potongan dari daging korban bakaran itu,
dipersembahkan kepada Tuhan, di atas Mezbah Korban Bakaran. Berarti, kalau
korban bakaran tidak dikuliti, tidak mungkin dipersembahkan kepada Tuhan.
Kejadian 3: 21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk
manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk menutupi dosa ketelanjangan Adam dan Hawa.
Berarti, kalau para imam tidak sanggup menguliti seluruh korban bakaran,
maka apa yang menjadi kerinduan dari Tuhan, tidak terwujud / tidak tercapai/
Kerinduan dari Tuhan adalah supaya dosa
ketelanjangan tertutupi.
Jalan
keluarnya.
Matius 9: 38
(9:38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya
Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
Jalan keluarnya bagi kita; mintalah
kepada tuan yang empunya tuaian itu, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja
untuk tuaian itu = meminta
pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian.
Tuan yang empunya tuaian adalah Tuhan Yesus Kristus.
Mintalah maka akan
diberikan. Karena yang kita minta adalah untuk mendatangkan hormat
dan kemuliaan bagi Tuhan, maka saya percaya, apa yang kita minta, akan
diberikan oleh Tuhan. (Matius 7: 7)
Tetapi cara untuk meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian,
tidak sama seperti meminta sesuatu hal kepada seseorang.
Lukas 10: 2-3
(10:2) Kata-Nya
kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu
mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
(10:3) Pergilah,
sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke
tengah-tengah serigala.
Cara meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu adalah; memberi diri untuk diutus, seperti
Yesus Kristus mengutus 70 murid yang lain.
Mari kita lihat tindakan dari seorang utusan di tengah-tengah pengutusan.
TINDAKAN
DI TENGAH-TENGAH PENGUTUSAN (Bagian III).
TINDAKAN KETIGA,
bagian A;
Lukas 10: 8-9
(10:8) Dan jikalau
kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang
dihidangkan kepadamu,
(10:9) dan sembuhkanlah
orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan
Allah sudah dekat padamu.
Ketika seorang utusan memasuki suatu kota, ia menyembuhkan orang-orang sakit yang ada di situ.
Mari kita lihat ketika Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus dan orang-orang
lain yang menderita sakit.
Matius 8: 14-16
(8:14) Setibanya di
rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam.
(8:15) Maka
dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Ia pun bangunlah
dan melayani Dia.
(8:16) Menjelang malam
dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah
kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita
sakit.
Demam = panas dingin.
Arti rohaninya;
-
panas, berarti; seperti orang yang
kesetanan = bisa lupa diri.`
-
dingin, berarti; tidak mampu
mengasihi Tuhan dan sesama.
Baik isteri kepada suami, suami kepada isteri, maupun kepada orang lain, ia
tidak peduli.
Saya tidak menguraikan mengenai penyakit demam, tetapi saya hanya memberi
tahu bahwa; Yesus menyembuhkan ibu
mertua Petrus dari sakit demam, juga menyembuhkan orang-orang lain yang
menderita sakit.
Matius 8: 17
(8:17) Hal itu terjadi
supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah
yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."
Ketika seorang utusan memasuki suatu kota, dia harus menyembuhkan
orang-orang di situ, supaya nubuatan Yesaya tergenapi, yaitu; Dialah yang memikul kelemahan kita dan
menanggung penyakit kita.
Mari kita perhatikan nubuatan Yesaya
tersebut.
Yesaya 53: 4-5
(53:4)
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan
kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan
ditindas Allah.
(53:5)
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena
kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan
kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Lewat penderitaan-Nya, Yesus telah
menanggung segala kelemahan kita, penyakit kita, kesengsaraan kita di atas kayu
salib.
Kelemahan kita memang telah
ditanggung di atas kayu salib, selanjutnya, oleh bilur-bilur Yesus, penyakit
kita telah disembuhkan.
Bilur-bilur itu tidak akan nyata di
dalam daging / di sekujur tubuh Yesus kalau tidak melalui proses.
Selanjutnya, mari kita perhatikan; proses ketika
bilur-bilur terjadi di sekujur tubuh Yesus.
Ulangan 25: 3
(25:3)
Empat puluh kali harus orang itu dipukuli, jangan lebih; supaya jangan
saudaramu menjadi rendah di matamu, apabila ia dipukul lebih banyak lagi.
Orang yang berlaku salah, dia harus
dipukuli / dicambuk sebanyak 40 kali.
Memang, dalam peristiwa detik-detik
penyaliban Yesus, tidak tertulis bahwa Yesus dipukuli sebanyak 40 kali.
Tetapi untuk menguatkan kita, mari
kita perhatikan pengalaman Rasul Paulus.
2 Korintus 11: 24
(11:24)
Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang
satu pukulan,
Di tengah-tengah pengutusan, Rasul
Paulus 5 kali disesah orang Yahudi, setiap kali disesah empat puluh kurang satu
pukulan, berarti tiap kali disesah, Rasul Paulus harus menerima 39 kali pukulan
/ cambuk.
Kita telah diyakinkan bahwa
bilur-bilur di sekujur tubuh Yesus sebanyak 40 bilur-bilur jumlahnya.
Jumlah bilur-bilur di seluruh tubuh
Yesus, lebih banyak dari Rasul Paulus.
Bilur-bilur
itu terjadi, ketika Yesus dipukul, disesah, dicambuk / Yesus harus menanggung
penderitaan.
Kuasa bilur-bilur Yesus.
Yesaya 53: 4-5
(53:4)
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita
yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas
Allah.
(53:5)
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena
kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan
kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Bilur-bilur Yesus yang mampu memberi kesembuhan, bukan yang lain.
Kita patut bersyukur, karena kita
memiliki seorang tabib, seorang penyembuh untuk menyembuhkan segala sakit
penyakit yang kita derita; Dialah Yesus, Dialah yang sangat mengerti keadaan
kita, mengerti perasaan kita, mengerti segala sesuatu yang sedang kita alami,
intinya; Yesus merasakan apa yang kita rasakan.
Praktek supaya bilur-bilur terwujud, untuk menyembuhkan segala
penyakit.
1 Petrus 2: 22-24
(2:22)
Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
(2:23)
Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika
Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang
menghakimi dengan adil.
(2:24)
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya
kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya
kamu telah sembuh.
Oleh bilur-bilur Yesus, kita telah
disembuhkan.
Prakteknya;
1. Ia tidak berbuat dosa.
= hidup suci di
dalam seluruh kehidupan, sama seperti Allah, kudus adanya (1 Petrus 1: 15-16).
2. Tipu tidak ada di dalam mulutnya.
= mulut tidak berdusta.
Hati-hati dengan
dusta. Kalau seseorang suka berdusta, Roh kudus tidak akan mengurapinya,
terlebih imam-imam yang menjadi tiang gereja. Oleh sebab itu, kalau mau menjadi
penopang yang baik, mulut seorang imam tidak boleh ada perkataan dusta, sebab
dari mulut yang satu tidak boleh keluar kutuk dan berkat, supaya doa didengar
oleh Tuhan. Kalau “ya” katakan “ya”, kalau “tidak” katakan “tidak”,
dengan demikian, kita dapat merasakan hadirat Tuhan, urapan Tuhan. Ini harus
terjadi, demi kemajuan pelayanan.
3. Ketika ia dicaci maki, ia tidak membalas
dengan mencaci maki
= kejahatan tidak
dibalas dengan kejahatan = tidak hidup di bawah hukum taurat.
4. Ketika ia menderita, ia tidak mengancam
tetapi menyerahkannya kepada Dia yang menghakimi dengan adil.
Serahkanlah seluruh
persoalan kepada Tuhan, sebab Tuhan adalah hakim yang adil. Jangan mengambil
alih, apa yang menjadi bagian dari Tuhan, sebab pembalasan itu adalah hak-Nya
Tuhan (Roma 12: 19).
Kesimpulannya; masuk dalam pengalaman kematian, yaitu mulut / daging tidak
bersuara.
Mari kita lihat gambaran dari pengalaman kematian.
Yesaya 53: 7
(53:7)
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba
yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka
mulutnya.
Digambarkan;
- Seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian.
Berbeda dengan
kambing, belum disembelih, sudah mengembek duluan, tetapi anak domba yang
dibawa ke pembantaian untuk dibantai, tidak membuka mulutnya.
- Seperti induk domba yang mulutnya kelu di depan
orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Inilah tujuan, mengapa seorang utusan
di tengah-tengah pengutusan harus menyembuhkan orang yang sakit, supaya
tergenapilah nubuatan nabi Yesaya, dan orang-orang harus mengetahui bahwa Yesus
sanggup menyembuhkan segala sakit penyakit oleh karena bilur-bilur-Nya, dan
hanya Dia sajalah yang sanggup memberi kesembuhan.
Tetapi harus dengan praktek; masuk
dalam pengalaman kematian, supaya bilur-bilur itu nyata bukan hanya pada diri
Yesus tetapi pada diri kita semua, dan itulah yang menyembuhkannya.
Amsal 20: 30
(20:30)
Bilur-bilur yang berdarah membersihkan kejahatan, dan pukulan
membersihkan lubuk hati.
Bilur-bilur dan pukulan adalah satu
paket, yang tidak terpisahkan.
- Bilur-bilur
yang berdarah membersihkan kejahatan manusia.
- pukulan
membersihkan lubuk hati yang jahat.
Jadi, kita bersyukur bahwa Yesus
telah menerima pukulan sampai ia diremukkan dan bilur-bilur-Nya memberi
kesembuhan.
TINDAKAN
DI TENGAH-TENGAH PENGUTUSAN (Bagian III).
TINDAKAN
KETIGA, bagian B;
Lukas 10: 9
(10:9)
dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada
mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.
Katakanlah
kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.
Matius 24: 32
(24:32)
Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila
ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas
sudah dekat.
Kedatangan Tuhan sudah tidak lama
lagi, tanda-tandanya sudah terlihat, oleh sebab itu, ketika memasuki suatu kota,
seorang utusan harus berkata “Kerajaan
Allah sudah dekat padamu”.
Kerajaan sorga sudah dekat, kita dapat
mempelajarinya dari; perumpamaan tentang pohon ara.
Pelajaran yang kita terima dari pohon ara.
PELAJARAN
PERTAMA.
Apabila RANTING-RANTINGNYA MELEMBUT dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa
musim panas sudah dekat.
- Ranting
-> kehidupan anak-anak Tuhan.
- Melembut
-> rendah hati.
Berarti; ranting-ranting yang
melembut -> kehidupan anak-anak Tuhan yang melembut dan rendah hati.
Matius 11: 29
(11:29)
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku
lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Lemah lembut = rendah hati.
Ciri-ciri orang yang rendah hati;
1. memikul kuk = memikul salib =
aniaya karena firman = sengsara salib = menanggung penderitaan yang tidak harus
ia tanggung.
2.
Belajar
kepada Yesus
Berarti; menempatkan
diri sebagai murid di hadapan Tuhan.
Mari kita lihat
kalau seseorang menempatkan diri sebagai murid di hadapan Tuhan.
Yohanes 8: 31-32
(8:31) Maka kata-Nya kepada orang-orang
Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu
benar-benar adalah murid-Ku
(8:32) dan kamu akan mengetahui
kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Berpegang teguh
kepada kebenaran firman Tuhan, disebut; murid.
Seorang murid mengetahui
kebenaran, selanjutnya, kebenaran itu yang memerdekakan seorang murid dari
segala dosa.
Itulah tentang ranting yang melembut.
PELAJARAN
KEDUA.
Apabila ranting-rantingnya melembut
dan mulai BERTUNAS, kamu tahu, bahwa
musim panas sudah dekat.
Yesaya 11: 1-2
(11:1)
Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh
dari pangkalnya akan berbuah.
(11:2)
Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh
nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan
TUHAN;
Suatu tunas akan keluar dari tunggul
Isai, itu menunjuk kepada pribadi Yesus Kristus, Ia memiliki 7 Roh Allah;
1. Roh Tuhan ada
padanya. 5. Roh keperkasaan.
2. Roh hikmat. 6. Roh pengenalan.
3. Roh
pengertian. 7. Roh takut
akan Tuhan.
4. Roh nasihat
Mari kita lihat 7 Roh Allah.
Wahyu
4: 5
(4:5)
Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor
menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Ketujuh Roh Allah, itulah tujuh obor
yang menyala-nyala, berarti; menjadi kesaksian, menjadi terang di tengah-tengah
dunia yang gelap karena dosa.
Sebagai contoh;
Wahyu 1: 4
(1:4)
Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan
damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang
akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,
Tujuh sidang jemaat di Asia kecil
menjadi kesaksian, menjadi terang di
tengah-tengah dunia yang gelap karena dosa, bagaikan tujuh obor yang menyala-nyala, karena Tuhan menyingkapkan /
mengambil kelemahan-kelemahan, menyucikan dosa 7 sidang jemaat, sehingga kasih
karunia, damai sejahtera menyertai tujuh sidang jemaat di Asia kecil.
Demikian halnya, kalau seseorang
menjadi terang dunia, menjadi kesaksian di tengah-tengah dunia ini, kasih
karunia, damai sejahtera menyertai senantiasa.
Oleh
sebab itu, seorang utusan harus berkata “Kerajaan
Allah sudah dekat padamu”.
Kalau
kerajaan sorga sudah dekat, kita dapat tarik pelajaran dari pohon ara; apabila
ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas
sudah dekat.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman;
Gembala
Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment