IBADAH
RAYA MINGGU, 19 AGUSTUS 2012
Tema: BELAS KASIHAN YESUS TERHADAP ORANG BANYAK
(seri 12)
subtema: AIR
KEHIDUPAN DI DALAM KOTA ALLAH YANG MAHATINGGI
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam
dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya, kita
dimungkinkan untuk beribadah melayani Tuhan malam hari ini.
Malam ini, saya ingin membawa saudara
kembali melihat tindakan yang kedua ketika seorang utusan memasuki suatu kota.
Tetapi terlebih dahulu kita
perhatikan Matius 9: 35-38, namun kita fokus membaca ayat 37.
(9:37) Maka kata-Nya
kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
Tuaian / pekerjaan-pekerjaan memang
banyak, tetapi pekerja sedikit
Kalau tuaian lebih banyak dari
pekerja, ini menunjukkan keadaan yang tidak seimbang, sehingga hasil pekerjaan
tidak akan lebih baik, tidak akan maksimal = keadaan tidak lebih kondusif,
keadaan tidak lebih baik.
Sebagai pembuktiannya, kita
perhatikan 2 Tawarikh.
2 Tawarikh 29: 32-33
(29:32) Jumlah korban bakaran yang dibawa jemaah ialah: lembu tujuh
puluh ekor, domba jantan seratus ekor dan domba
muda dua ratus ekor. Semuanya sebagai korban bakaran bagi TUHAN.
(29:33) Persembahan-persembahan kudus terdiri dari: lembu sapi enam
ratus ekor dan kambing domba tiga ribu ekor.
Korban bakaran yang dipersembahkan jemaat kepada Tuhan;
- Lembu 70 ekor
- Domba jantan 100 ekor
- Domba muda 200 ekor
Persembahan-persembahan kudus kepada Tuhan, terdiri dari;
- Lembu sapi 600 ekor
- Kambing domba 3000 ekor
Jumlah keseluruhan korban bakaran yang dipersembahkan kepada Tuhan adalah
3970 ekor. Ini adalah jumlah yang sangat banyak, dan tentunya diperlukan tenaga
kerja yang sangat banyak.
Untuk memotong 1 ekor sapi dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 3-4 orang,
berarti untuk mengerjakan 3970 ekor, dibutuhkan ± 12.000 tenaga kerja.
2 Tawarikh 29: 34
(29:34) Tetapi jumlah imam terlalu sedikit, sehingga mereka
tidak sanggup menguliti semua korban bakaran. Oleh sebab itu
saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi, membantu mereka sampai pekerjaan itu
selesai dan sampai para imam menguduskan dirinya. Sebab orang-orang
Lewi itu lebih bersungguh-sungguh menguduskan dirinya dari pada para imam.
Tetapi kalau kita perhatikan di sini, jumlah imam / jumlah tenaga kerja
terlalu sedikit, sehingga para imam tidak sanggup menguliti semua korban
bakaran. Ini sangat disayangkan tentunya.
Jumlah yang sedikit bukan dilihat dari nominalnya yang sedikit.
Jumlah yang sedikit memberi arti rohani;
- Tidak sungguh-sungguh menguduskan diri di hadapan Tuhan.
- Tidak sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan, di tengah-tengah
pelayanan.
- Tidak sepenuh hati dalam setiap ibadah yang Tuhan percayakan.
Imamat 1: 6
(1:6) Kemudian haruslah ia menguliti korban bakaran itu
dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu.
Kalau kita perhatikan di sini, korban
bakaran itu memang harus dikuliti, selanjutnya potongan-potongan daging
korban bakaran itu, dipersembahkan kepada Tuhan di atas Mezbah Korban Bakaran.
Kejadian 3: 21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk
manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk Adam dan isterinya
itu, karena setelah Adam jatuh ke dalam dosa, mereka telanjang di hadapan
Tuhan.
Berarti, kalau seorang imam tidak sanggup menguliti semua korban bakaran,
apa yang menjadi kerinduan Tuhan, tidak terwujud.
Kerinduan dari Tuhan adalah untuk
menutupi dosa ketelanjangan manusia.
Yesus sudah dikuliti, ditelanjangi di atas kayu salib untuk menutupi dosa
manusia.
Sekarang, mari kita perhatikan jalan keluarnya.
Matius 9: 38
(9:38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya
Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
Jalan keluarnya; meminta
pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian.
Tuan yang empunya tuaian, adalah Tuhan Yesus Kristus, Dialah yang empunya
pekerja-pekerja di rumah Tuhan.
Biarlah malam hari ini kita meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang
empunya tuaian itu, supaya dosa ketelanjangan tertutupi, bukan hanya saat
beribadah melayani Tuhan tetapi di luar ibadah juga, sebab ini merupakan
tanggung jawab kita sebagai imam.
Kalau kita meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu,
maka ia akan mengirimkan pekerja-pekerja itu.
Sesuai dengan Matius 7: 7, Mintalah
maka akan diberikan. Karena yang kita minta adalah untuk mendatangkan
hormat dan kemuliaan bagi Tuhan, maka saya percaya, apa yang kita minta, akan
diberikan oleh Tuhan.
Belajarlah meminta, tetapi apa yang kita minta itu, biarlah hanya untuk
kemuliaan nama Tuhan. Sebaliknya, kalau meminta untuk kepentingan-kepentingan
sendiri, Tuhan tidak akan memberikannya.
Sebagai contoh.
Bertahun-tahun Hana menangis kepada Tuhan untuk menginginkan anak, tetapi
doanya tidak dikabulkan Tuhan (1 Samuel 1: 5).
Pada akhirnya, Tuhan mengabulkan doa Hana, karena; dia bernazar
kepada Tuhan “TUHAN semesta alam, jika
sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat
kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu
ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk
seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya”.
Selanjutnya, setelah Hana dikaruniakan seorang anak laki-laki, Hana mempersembahkan
anak itu kepada Tuhan untuk seumur hidupnya. (1 Samuel 1: 10-15)
Tuhan mengabulkan doa Hana karena permintaannya hanya untuk mendatangkan
hormat dan kemuliaan bagi Tuhan.
Untuk meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu, tidak
sama seperti meminta sesuatu hal kepada seseorang.
Lukas 10: 2-3
(10:2) Kata-Nya kepada
mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah
kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja
untuk tuaian itu.
(10:3) Pergilah,
sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke
tengah-tengah serigala.
Cara meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu adalah memberi diri diutus, seperti Yesus Kristus
mengutus 70 murid-murid yang lain.
Berilah diri diutus oleh Tuhan, jangan ijinkan hati mengutus dirimu, supaya
saudara tidak menuruti keinginan hati, sebab tidak selamanya hati benar, tetapi
firman Tuhan selamanya benar.
Jangan kecilkan ibadah pelayanan, jangan mengecilkan sesuatu yang Tuhan
percayakan dalam kandang penggembalaan.
Sekarang kita maju melangkah, kita perhatikan tindakan di tengah-tengah
pengutusan.
TINDAKAN
DI TENGAH-TENGAH PENGUTUSAN (Bagian II A).
Lukas 10: 8
(10:8) Dan jikalau
kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa
yang dihidangkan kepadamu,
Tindakannya; seorang utusan memasuki
sebuah kota.
Terlebih dahulu kita memperhatikan; KOTA.
Kota = tempat yang ramai -> rumah Tuhan / Bait Suci;
1. Tempat beribadah.
2. Tempat melayani Tuhan.
Saat kita beribadah melayani Tuhan, itu berarti berada di dalam keramaian
kota.
Ketika Yerusalem ditinggalkan, dia disebut laksana janda, sunyi sepilah ia,
karena kota Yerusalem membunuh dan
melempari nabi-nabi = kurang menghargai firman nubuatan, yaitu firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan, yang sifatnya mengoreksi dan menyucikan
dosa-dosa.
Kita menaikkan pujian dengan luar biasa, itu adalah suasana keramaian kota.
Tetapi seorang janda yang ditinggal suaminya, ia akan mengalami sunyi sepi,
sekalipun di tengah-tengah keramaian kota.
Bukti
bahwa kota adalah tempat beribadah dan tempat melayani Tuhan.
-
Yesaya 33: 20
(33:20) Pandanglah Sion, kota pertemuan raya kita!
Matamu akan melihat Yerusalem, tempat kediaman yang aman, kemah yang tidak
berpindah-pindah, yang patoknya tidak dicabut untuk seterusnya, dan semua
talinya tidak akan putus.
Pandanglah Sion kota pertemuan raya
kita.
Kota pertemuan raya = tempat
beribadah kepada Tuhan.
-
Mazmur 48: 3
(48:3) Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai,
adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah
utara, kota Raja Besar.
Gunung Sion / rumah Tuhan adalah kota
Raja Besar.
Raja disebut juga para imam, yaitu mereka yang mengambil bagian dalam
pelayanan.
Kesimpulannya;
-
Rumah Tuhan, kota Tuhan adalah
tempat beribadah kepada Tuhan.
-
Rumah Tuhan, kota Tuhan adalah
tempat melayani Tuhan.
Jangan jadikan kota Tuhan / tempat Tuhan, sebagai tempatnya bisnis. Bukan!
Ini adalah tindakan yang salah.
Saya sedih sekali, kalau kota Tuhan menjadi tempatnya bisnis dan lain-lain,
bukan menjadi tempat beribadah dan tempat melayani Tuhan.
Mazmur 48: 2
(48:3) Gunung-Nya yang
kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung
Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar.
(48:2) Besarlah
TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita!
Kalau kita sungguh-sungguh beribadah dan melayani Tuhan di kota Tuhan, di
rumah Tuhan;
-
Nama Tuhan itu besar di kota Allah.
Bukan nama orang lain yang besar.
-
Nama Tuhan itu sangat terpuji.
Jangan puji yang lain.
Jangan mengecilkan nama Tuhan di kota-Nya, seperti;
-
mengadakan lelang,
-
kemudian membesarkan nama orang
lain, dengan cara membesar-besarkan seorang artis, karena kesaksian hidupnya,
sehingga akhirnya, setiap orang datang ke kota Allah hanya untuk melihat
artisnya, dan lain-lain.
Seharusnya yang benar adalah, membesarkan dan memuji nama Tuhan.
Jangan mencuri kemuliaan Tuhan. Jangan mau dibodoh-bodohi lagi dengan
pelayanan yang demikian.
Saya tambahkan.
Hai pemuda remaja, jangan memuji-muji manusia dengan menggandrungi seorang
artis, jangan menyimpan-nyimpan lagu-lagu dunia di Hand Phone, laptop, dan
media elektronik yang lain, selain lagu-lagu rohani. Menyimpang lagu-lagu dunia, itu adalah perbuatan yang bodoh karena selain tidak membangun jiwa, tidak mempermuliakan nama Tuhan.
Padahal, manusia / artis tidak mengenal saudara secara pribadi. Hanya Tuhan
yang mengenal hati saya dan saudara, kemudian Tuhan memberi nafas hidup kepada
saya dan saudara. Oleh sebab itu, biarlah kita berada di dalam keramaian kota
untuk beribadah dan melayani Tuhan, membesarkan dan memuji nama Tuhan.
Saudaraku, hanya Tuhan yang mengenal saya dan saudara, Tuhan mengenal
kesedihan kita, Tuhan mengenal keluh kesah, pergumulan kita. Oleh sebab itu,
mulai malam ini, pujilah Tuhan selalu, tinggikanlah Dia
Di kota Allah, nama Tuhan
dibesarkan.
Di kota Allah, nama Tuhan
sangat dipuji.
Lebih rinci;
Mazmur 87: 1-3
(87:1) Mazmur bani
Korah: suatu nyanyian. Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya:
(87:2) TUHAN lebih
mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub.
(87:3) Hal-hal yang
mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah. S e l a
Di kota Allah, nama
Tuhan dimuliakan.
Mazmur 46: 5
(46:5) Kota Allah,
kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.
Kota Allah, itu merupakan kediaman Yang Mahatinggi; Allah berada, Allah bersemayam, Allah berhadirat di dalamnya.
Pemuda remaja, jangan berada di tempat-tempat yang lain untuk bertemu si
Ningsih dan si Udin.
Suatu kesempatan yang baik kalau kita beribadah melayani Tuhan, berjumpa
dengan Allah, sebab kota Allah merupakan kediaman Yang Mahatinggi.
Mari
kita lihat; sesuatu yang luar biasa di dalam kota itu.
Mazmur 46: 5
(46:5) Kota Allah,
kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.
Di dalam kota Allah, rumah Tuhan, ada sebuah sungai yang mengalir, itulah yang menyukakan hati kita.
Mari kita lihat sebuah sungai yang menyukakan hati kita.
Wahyu 22: 1 -2
(22:1)
Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih
bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak
Domba itu.
(22:2)
Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada
pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan
daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Aliran-aliran sebuah sungai yang
menyukakan hati, itulah sungai air
kehidupan.
Ciri-cirinya; jernih bagaikan kristal.
Saudaraku, air kehidupan yang jernih,
itulah injil kerajaan = firman pengajaran yang rahasianya dibukakan = firman
yang tidak dicampur-campur.
Firman yang dicampur-campur, itu
berarti tidak jernih.
Air -> firman Tuhan yang
memberi kehidupan.
Kalau air yang jernih dicampur, maka air tersebut
menjadi kotor. Tetapi air yang jernih, yang murni, tidak ada campuran, seperti air yang
mengalir dari atas gunung.
Apa
yang dimaksud dengan campuran, yang membuat air tidak jernih?
Itulah firman Tuhan yang ditambahkan dan dikurangkan, sehingga air itu tidak jernih.
- Ditambahkan.
Artinya; firman
Tuhan yang disampaikan, disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng
nenek-nenek tua, takhayul-takhayul.
- Dikurangkan.
Artinya; pemberitaan
firman Tuhan tentang salib Kristus, diganti dengan teori kemakmuran dan
mujizat-mujizat semata.
Teori kemakmuran
adalah orang Kristen tidak boleh miskin, orang Kristen harus kaya.
Saudaraku, jangan suka mendengar
firman yang seperti itu, sebab pemberitaan firman yang demikian, bukanlah
firman yang menyukakan hati, itu adalah ajaran setan (Matius 16: 21-23).
Firman yang menyukakan hati, itu jernih; ayat yang satu menjelaskan /
menerangkan ayat yang lain = saling menguatkan.
Kalau ada firman Tuhan yang
lucu-lucu, itu bukan air yang jernih, bukan air kehidupan, tetapi itu adalah air
yang mati. Kalau hamba Tuhan menyampaikan firman dengan lelucon, itu menandakan
bahwa hamba Tuhan tersebut tidak ada kuasa. Oleh karena tidak ada kuasa, ia
hanya bisa melucu supaya menarik perhatian banyak orang.
Sebagai contoh; Simson, ketika rambutnya
dicukur = hilang kemuliaan / tidak ada kuasa, dan matanya buta, ia hanya bisa
melucu di kuil dagon (Hakim-hakim 16: 21-25).
Kuasa sungai air kehidupan:
Kalau air yang jernih mengalir sampai
ke hati, berarti hati yang kotor menjadi
jernih seperti kristal.
Kristal artinya; transparan, tidak
ada yang ditutupi, jujur, polos, tampil apa adanya, tidak menyembunyikan dosa, tidak harus dipaksa untuk mengaku dosa.
Kalau hati sudah dibersihkan dari
segala noda, dosa, kejahatan, dengan air yang jernih, maka hati seseorang penuh dengan kesukaan sorgawi.
Tetapi selama hati itu masih menjadi
tempatnya dosa kejahatan, tidak akan ada kesukaan yang berasal dari sorga.
Mengapa seseorang tidak penuh dengan
sukacita? Itu karena hatinya penuh dengan kekotoran / noda dosa.
Tetapi malam ini, air yang jernih ini
sudah kita terima, dan hati ini sudah dibersihkan = air sungai kehidupan menyukakan hati.
Oleh sebab itu, dalam ayat lain
dikatakan; Bila tersingkap,
firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh. (Mazmur
119: 130)
IJINKANLAH
AIR YANG JERNIH ITU MENGUASAI, MEMBERSIHKAN HATI KITA SEKARANG, SUPAYA SAYA DAN
SAUDARA MENJADI PRIBADI YANG TRANSPARAN, SEPERTI KRISTAL, TERLIHAT JELAS, APA
ADANYA, TIDAK BODOH, TIDAK MENYEMBUNYIKAN DOSA KEJAHATAN.
Yehezkiel 47: 1, 3-5
(47:1)
Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air
keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur;
sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah bagian
samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah.
(47:3)
Sedang orang itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya,
ia mengukur seribu hasta dan menyuruh aku masuk dalam air itu, maka
dalamnya sampai di pergelangan kaki.
(47:4)
Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam
air itu, sekarang sudah sampai di lutut; kemudian ia mengukur seribu
hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu, sekarang
sudah sampai di pinggang.
(47:5)
Sekali lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah
menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air
itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang
tidak dapat diseberangi lagi.
Kalau air yang jernih memenuhi
seluruh kehidupan kita, maka disitulah ada
kehidupan, seperti ikan-ikan yang berenang / berkeriapan di dalam air. Itu
sebabnya dalam Wahyu dikatakan bahwa; air itu adalah air kehidupan.
Artinya; bila air kehidupan semakin
menguasai kehidupan kita, akan nyata kehidupan, seperti ikan yang berkeriapan di
dalamnya.
Gambaran
kehidupan / ikan di dalam air, sesuai dengan ketinggian air.
- 1000 hasta
yang pertama; air itu hanya sepergelangan
kaki.
Kalau air setinggi sepergelangan
kaki, ikan apa yang hidup di sana, selain ikan-ikan yang kecil?
- 1000 hasta
yang kedua; air itu setinggi lutut.
Mungkin, ikan yang
ada di dalamnya, diperkirakan hanya sebesar ikan mujahir.
- 1000 hasta
yang ketiga; air itu sepinggang.
Kalau air tingginya sepinggang,
ukuran ikan yang ada di dalamnya, bertambah besar, mungkin sebesar ikan mas,
ikan lele jumbo, ikan gabus, dan lain-lain.
- 1000 hasta
yang keempat, airnya sudah menjadi
sungai / melebihi manusia.
Air itu sudah
menjadi sungai dan tidak dapat diseberangi lagi, sehingga manusia tidak dapat
berjalan lagi, melainkan berenang. Itulah yang memberi hidup.
Ikan -> jiwa-jiwa
/ gereja Tuhan.
Kesimpulannya;
- Ketika air
setinggi sepergelangan kaki, selutut, sepinggang, manusia dapat berjalan,
artinya; hidup karena mengandalkan kekuatan sendiri.
- Jika airnya
sudah menjadi sungai / tingginya melebihi manusia, maka manusia tidak dapat
lagi berjalan, artinya; manusia hidup karena air kehidupan itu, seperti ikan-ikan
yang hidup berkeriapan di dalam air, ikan bertambah besar dan bertambah
jumlahnya.
berarti, jika air sungai kehidupan menguasai seseorang, maka ia tidak lagi mengandalkan kekuatannya = tidak dapat berjalan lagi.
Yehezkiel 47: 9-10
Yehezkiel 47: 9-10
(47:9)
sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang
berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak,
sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana
saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup.
(47:10)
Maka penangkap-penangkap ikan penuh sepanjang tepinya mulai dari En-Gedi sampai
En-Eglaim; daerah itu menjadi penjemuran pukat dan di sungai itu ada
berjenis-jenis ikan, seperti ikan-ikan di laut besar, sangat banyak.
Oleh karena air kehidupan itu, maka
segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan;
- Menjadi
sangat banyak.
- Bertambah
besar
Sejauh mana air kehidupan itu
menguasai saudara, maka sejauh itulah pertumbuhan rohani saudara.
Kalau air itu meluap keluar dari
takhta Allah menguasai kehidupan kita, maka kerohanian saya dan saudara akan
bertambah-tambah, baik kuantitas maupun kualitas.
- Kuantitas =
membawa, menjaring banyak jiwa karena kesaksian hidup.
- Kualitas =
bertambah dewasa rohani.
Puncak kedewasaan rohani; mengarah
kepada pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, masuk dalam pesta nikah Anak Domba, menjadi mempelai perempuan Tuhan.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman;
Gembala
Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment