IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 18 SEPTEMBER 2012
Tema: HAL BERDOA
(seri 15)
Subtema: STATUS YANG JELAS, DI HADAPAN TUHAN
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena
kasih-Nya kita boleh beribadah pada malam hari ini, lewat ibadah doa
penyembahan kepada Tuhan, dan sebentar kita akan merendahkan diri di bawah kaki
Tuhan.
Tetapi terlebih dahulu kita menerima firman Tuhan,
yang membawa kita rendah di bawah kaki Tuhan.
Kembali kita
memeriksa Matius 6: 5-13, namun kita hanya membaca ayat 7 saja.
(6:7) Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu
bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.
Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
Minggu lalu kita sudah menerima firman Tuhan dari ayat 7 ini. Kemudian
berkaitan dari ayat 7 ini, mari kita perhatikan bersama-sama ayat 8.
Matius 6: 8
(6:8) Jadi janganlah
kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan,
sebelum kamu minta kepada-Nya.
Jadi, janganlah kamu seperti mereka.
Yang dimaksud dengan mereka adalah: orang-orang
yang tidak mengenal Allah.
Matius 6: 32-33
(6:32) Semua itu
dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang
di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
(6:33) Tetapi carilah
dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu.
Orang yang tidak mengenal Allah adalah orang yang dikuasai roh kekuatiran.
Berarti kuatir adalah tabiat dari orang yang tidak mengenal Allah.
Ciri-ciri
orang yang tidak mengenal Allah: bertele-tele ketika menaikkan
doanya kepada Tuhan.
Bertele-tele artinya; mengucapkan kata-kata yang panjang, namun tanpa arti
yang jelas.
Saudaraku, saya tambahkan sedikit.
Kalau doa seseorang tidak jelas, itu menandakan bahwa orang itupun tidak
jelas di hadapan Tuhan, sebab kalau orang itu statusnya jelas di hadapan Tuhan,
pasti doanya juga jelas di hadapan Tuhan, tanpa bertele-tele ketika menaikkan
doanya di hadapan Tuhan.
Contoh status yang tidak jelas di hadapan Tuhan, digambarkan seperti;
-
dikatakan ia
rendah hati tetapi kenyataannya tidak rendah hati,
-
dikatakan
sungguh-sungguh menguduskan diri di hadapan Tuhan, tetapi kenyataannya tidak,
-
dikatakan
menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, tetapi kenyataannya tidak.
Inilah contoh status yang tidak jelas, namun ia berada dalam kandang
penggembalaan, bahkan beribadah melayani Tuhan.
Status yang tidak jelas ini, persis seperti bangsa Israel.
1 Raja-raja 18: 21-22
(18:21) Lalu Elia
mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku
timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia,
dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya
sepatah kata pun.
(18:22) Lalu Elia
berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai
nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang
banyaknya.
Bangsa Israel serta 450 nabi-nabi, status mereka di hadapan Tuhan tidak
jelas, itu sebabnya Elia berkata kepada mereka; Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia, berarti; harus memilih salah satu dari antara
keduanya.
Bangsa Israel mempunyai Allah, itulah Allah yang hidup; Allah Abraham,
Ishak, Yakub.
Tetapi mereka juga menyembah Baal, seperti raja Ahab menyembah Baal,
allahnya Izebel, isterinya.
Dampak
negatif bila status tidak jelas, ada 2 hal, sesuai dengan pernyataan nabi Elia:
1. Berlaku timpang di hadapan Tuhan
Timpang artinya; tidak mempunyai pendirian yang benar / tidak
teguh dalam pendirian, seperti orang yang timpang, kaki yang satu lebih pendek
dari kaki yang lainnya = tidak teguh berpegang dalam kebenaran = kerohanian
yang labil = tidak stabil.
Kalau kerohanian labil, kebenarannya ditentukan oleh
situasi, ditentukan oleh keadaan yang ada. Kalau saya katakan itu adalah Kristen
ikut-ikutan.
Kristen ikut-ikutan;
-
Orang lain sungguh-sungguh
memuji Tuhan, diapun ikut sungguh-sungguh memuji Tuhan.
-
Orang lain
merendahkan diri, dia ikut merendahkan diri.
-
jemaat lain
hormat kepada gembalanya, dia baru hormat, dan setersunya.
Kesimpulannya: semua yang ia perbuat ditentukan oleh
situasi, keadaan yang ada.
2. Bercabang hati
= mendua hati.
Orang yang mendua hati tidak dapat mengasihi Tuhan dengan
segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan = separuh
hati mengasihi Allah yang satu, separuh hati mengasihi allah yang lain.
Inilah yang disebut status yang tidak jelas di hadapan Tuhan.
Untuk menentukan status yang jelas di hadapan Tuhan, bukan karena kita
mengaku orang Kristen, bukan karena kita sudah menerima firman pengajaran /
pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel, itu salah.
Akibat
status yang tidak jelas di hadapan Tuhan.
Matius 6: 7
(6:7) Lagipula dalam
doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak
mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya
akan dikabulkan.
Akibatnya, sebagai kesimpulan ayat 7, adalah; doanya tidak dikabulkan.
Sangat disayangkan; bila saya dan saudara berada dalam satu kandang penggembalaan,
bahkan tekun mengikuti 3 macam ibadah utama, kemudian ketika kita menaikkan doa,
kenyataannya doa itu tidak dikabulkan Tuhan, itu sangat disayangkan.
Banyak hal yang sudah kita korbankan; baik waktu, tenaga, pikiran, perasaan,
keuangan, semuanya kita koebankan, tetapi kalau akhirnya doa tidak dikabulkan,
semuanya menjadi sia-sia.
Sedikit kesaksian;
Ketika bunda memaksa saya untuk sekolah alkitab, saya turuti saja meskipun
terpaksa. Akhirnya, saya mengikuti sekolah alkitab, yang disebut lembaga
pendidikan Alkitab (Lempin-El).
Pemikiran awal, saya hanya menginginkan pertobatan saja sampai selesai dari
Lempin-El. Tetapi setelah 3 bulan mengikuti sekolah alkitab di Lempin-El,
firman Tuhan meneguhkan hati saya, Roh Kudus juga memberi kemampuan kepada saya,
akhirnya saya mengambil suatu keputusan, bahwa; saya mengikuti pendidikan alkitab di Lempin-El, bukan hanya sekedar
bertobat, tetapi saya harus menjadi seorang hamba Tuhan.
Artinya, saya ingin menunjukkan status yang jelas di hadapan Tuhan, sesuai
dengan pernyataan nabi Elia, yaitu; kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan
kalau Baal, ikutilah dia.
Karena saya mengambil sikap / status yang jelas, saya memilih untuk
menyembah Allah yang hidup, tidak menyembah allah yang lain, sampai hari ini,
sekalipun di tengah-tengah perjalanan kerohanian saya, masih ada kekurangan /
kelemahan, tetapi di situlah saya menunjukkan status yang jelas.
Saudara sudah mengikuti pengajaran mempelai, saudara sudah berada dalam kandang
penggembalaan, tunjukkan status yang jelas, supaya semuanya tidak menjadi sia-sia,
apa arti semuanya ini bila doa tidak dikabulkan.
Kembali kita perhatikan; bangsa
Israel dengan status yang tidak jelas di hadapan Tuhan.
1 Raja-raja 18: 23-24
(18:23) Namun, baiklah
diberikan kepada kami dua ekor lembu jantan; biarlah mereka memilih seekor lembu,
memotong-motongnya, menaruhnya ke atas kayu api, tetapi mereka tidak boleh
menaruh api. Aku pun akan mengolah lembu yang seekor lagi, meletakkannya ke
atas kayu api dan juga tidak akan menaruh api.
(18:24) Kemudian biarlah
kamu memanggil nama allahmu dan aku pun akan memanggil nama TUHAN. Maka
allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!" Seluruh rakyat menyahut,
katanya: "Baiklah demikian!"
Elia hendak menunjukkan suatu kebenaran kepada bangsa Israel serta 450
nabi-nabi, dengan cara; mempersembahkan lembu kepada Allah masing-masing di
atas kayu api, dengan syarat; tidak boleh menyalakan kayu api tersebut.
Kita melihat bangsa Israel memenuhinya, lalu 450 nabi terlebih dahulu
mempersembahkan lembu itu di atas kayu api.
Mari kita lihat kebenarannya ...
1 Raja-raja 18: 29
(18:29) Sesudah lewat
tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang,
tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian.
450 nabi-nabi mempersembahkan lembu di atas kayu api, tetapi tidak ada
suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian, ketika lembu itu
dipersembahkan kepada Baal, artinya; berhala
tidak dapat menolong manusia.
Tadi kita sudah melihat, bahwa mereka telah mempersembahkan korban, tetapi
persembahan itu tidak diterima. Bagaimana dengan kita?
Kolekte, persembahan khusus, sepersepuluh, tenaga, waktu, pemikiran, serta
karunia jabatan yang Tuhan percayakan yang kita kerjakan di tengah-tengah
ibadah pelayanan, itu juga merupakan persembahan.
Sekarang kita perhatikan ...
Keadaan
status yang tidak jelas, ketika menaikkan persembahan / doa kepada Tuhan.
KEADAAN PERTAMA
1 Raja-raja 18: 25-26
(18:25) Kemudian Elia
berkata kepada nabi-nabi Baal itu: "Pilihlah seekor lembu dan olahlah itu
dahulu, karena kamu ini banyak. Sesudah itu panggillah nama allahmu, tetapi
kamu tidak boleh menaruh api."
(18:26) Mereka
mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan memanggil nama
Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!"
Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat
di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu.
Keadaan pertama: 450 nabi-nabi berjingkat-jingkat
ketika mempersembahkan lembu sapi kepada Baal mereka .
-
Dalam ejaan
lama, ditulis dengan: melompat-lompat
(bukan berjingkat-jingkat),
-
Kemudian, dalam
bahasa Inggris (New King James Version), ditulis dengan: leaped, artinya; melompat.
- Bahkan, dalam
King James Version yang pertama, ditulis dengan leaped on up, artinya; melompat ke atas.
-
Dalam bahasa
batak, ditulis dengan marhudjindjang,
artinya; melompat-lompat.
Berarti, kita dapat menarik suatu kesimpulan, bahwa; ketika 450 nabi-nabi
mempersembahkan lembu kepada Baal, dalam
keadaan tidak tertib.
Saudaraku perlu saya beritahukan;
Di hari-hari ini, banyak gereja yang demikian, ketika mempersembahkan
korban kepada Tuhan, termasuk ketika bernyanyi memuji Tuhan, mereka berjingkat-jingkat
(melompat-lompat) = tidak tertib ketika beribadah melayani Tuhan.
Tidak tertib = tidak
memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus = Roh Kudus tidak menguasai daging /
daging tidak dikuasai Roh Kudus.
Kalau kita dipimpin oleh Roh Kudus di tengah-tengah ibadah pelayanan, pastilah
tertib / tidak berjingkat-jingkat, tidak melompat-lompat, mulai dari menaikkan
pujian, nyanyian syukur, sampai saat mendengarkan firman Tuhan.
Saya menghimbau, supaya dari sejak sekarang, kita lebih lagi memberi diri
dipimpin Roh Kudus, supaya hidup menjadi tertib di hadapan Tuhan.
Tertib itu, bukan hanya saat beribadah, tetapi di luar ibadah juga harus
tertib, itulah orang yang memberi diri dipimpin Roh Kudus.
Saat beribadah, semua orang terlihat seperti malaikat, tidak mengikuti
keinginan daging, tetapi bagaimana di luar ibadah, bagaimana kalau tidak
dilihat orang?
Kemudian, kalau kita perhatikan di sini, nabi Elia mengatakan; kamu
ini banyak.
Berarti, semakin banyak yang memohon kepada Tuhan, doa itu akan semakin didengar
Tuhan. Tetapi kenyataannya, apa yang mereka persembahkan tidak dikabulkan.
Sekalipun banyak orang yang menaikkan permohonan, ketika mempersembahkan
korban kepada Tuhan, kalau tidak ada kesatuan hati, Tuhan tidak akan kabulkan /
dengarkan.
Kesatuan hati itu seperti;
-
Seperti tubuh
dan kepala yang menyatu.
-
Seperti ranting
yang melekat pada pokok anggur.
Saya menghimbau sekali lagi:
Kemajuan rohani sidang
jemaat merupakan kemajuan ibadah pelayanan.
Kalau saudara tidak
sehati dengan gembala, susah untuk maju, percayalah!
Keadaan
status yang tidak jelas, ketika menaikkan persembahan / doa kepada Tuhan.
KEADAAN KEDUA.
1 Raja-raja 18: 27-28
(18:27) Pada waktu
tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya: "Panggillah lebih keras,
bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia
bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga."
(18:28) Maka mereka
memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak,
seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka.
Keadaan yang kedua; menoreh-noreh
dirinya dengan pedang dan tombak,
dan itu sudah menjadi kebiasaan mereka, sehingga darahpun bercucuran dari tubuh
mereka.
Artinya saudaraku; mereka tidak hidup menurut kebenaran firman Tuhan,
sebagai kebenaran yang sejati.
Kita perhatikan 1 Petrus 2: 19-20
(2:19) Sebab adalah
kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah
disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi
jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah
kasih karunia pada Allah.
Kebenaran yang sejati, yaitu menanggung penderitaan yang tidak harus ia
tanggung, dan itu juga merupakan kasih karunia Allah.
Tetapi kalau menderita karena pukulan, karena kesalahan, seperti 450 nabi-nabi
yang menoreh-noreh / melukai daging sendiri, itu bukan penderitaan karena
firman / itu bukan kebenaran yang sejati, tetapi itu adalah kebodohan.
Memang alkitab mengatakan; supaya
kita satu dalam penderitaan-Nya, tetapi bukan berarti harus melukai diri,
menoreh daging dengan pedang dan tombak, cukuplah Yesus Kristus mencurahkan
darah-Nya di atas kayu salib untuk kita semua, karena Ia adalah Tuhan dan
Juruselamat manusia.
Memang kalau tidak hidup sesuai kebenaran firman Tuhan, banyak kebodohan
yang terjadi, mulai dari bersikap, tingkah laku, cara berbicara, gerak-gerik
yang tidak baik, semua itu menjadi suatu kebiasaan sehari-hari.
Sekarang mari kita perhatikan ...
Jalan
keluarnya.
Matius 6: 8
(6:8) Jadi janganlah
kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan,
sebelum kamu minta kepada-Nya.
Jalan keluarnya; janganlah kamu
seperti mereka = janganlah bersikap / berperilaku seperti mereka, yaitu
mereka yang tidak mengenal Allah, sebab status
mereka tidak jelas.
Status yang tidak jelas jangan dituruti.
-
Hiduplah sesuai
dengan kebenaran firman, penuh
dengan hikmat; tidak bodoh.
-
Memberi diri
dipimpin Roh Kudus, sehingga hidup
menjadi tertib.
Jadi, untuk apa mengikuti status yang tidak jelas?
1 Raja-raja 18: 22
(18:22) Lalu Elia
berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai
nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang
banyaknya.
Nabi Elia tetap bertahan, tidak berpaling dari Tuhan, itu sebabnya dia
mengatakan; hanya aku seorang diri yang
tinggal sebagai nabi Tuhan.
Dia tidak meninggalkan Tuhannya, dia tidak seperti 450 nabi-nabi yang
statusnya tidak jelas.
Nabi tugasnya bernubuat, firman pengajaran adalah firman nubuatan,
satu-satunya pengajaran yang sifatnya memeriksa, mengoreksi sampai menyucikan
dosa (menyingkapkan dosa), bahkan membawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba,
menjadi mempelai perempuan Tuhan yang sempurna. Sebab, kalau tersingkap rahasia
firman Tuhan, maka segala sesuatu yang terselubung dalam hati juga tersingkap.
Biarlah kita tetap berpegang teguh pada firman pengajaran mempelai /
pengajaran mempelai, supaya status kita jelas di hadapan Tuhan, apapun
resikonya.
Demikian juga saya
berharap; semoga, anak-anak Tuhan yang mengikuti Buli Buli Emas Berisi Manna,
baik di dalam negeri maupun di luar negeri, memiliki sikap yang tegas, berpegang
teguh pada firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, itulah pengajaran mempelai
dalam terangnya Tabernakel, sekalipun dikecilkan, bahkan tidak dianggap.
Ciri-ciri
status yang jelas.
CIRI PERTAMA
1 Raja-raja 18: 30-31, 36
(18:30) Kata Elia kepada
seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat kepadaku!" Maka mendekatlah
seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah
diruntuhkan itu.
(18:31) Kemudian Elia mengambil
dua belas batu, menurut jumlah suku keturunan Yakub. -- Kepada Yakub ini
telah datang firman TUHAN: "Engkau akan bernama Israel." --
(18:32) Ia mendirikan
batu-batu itu menjadi mezbah demi nama TUHAN dan membuat suatu parit
sekeliling mezbah itu yang dapat memuat dua sukat benih.
(18:36) Kemudian pada
waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya
TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui
orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu
dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini.
Mendirikan mezbah dari
12 batu, menurut jumlah keturunan Yakub / menurut jumlah suku Israel.
Elia membuat mezbah dari 12 batu yang tersusun, artinya; menyembah Allah Abraham,
Allah Ishak, Allah Yakub = menyembah Allah yang hidup.
Yakub berganti nama menjadi Israel, sedangkan Israel terdiri dari 12 suku.
Kita menyembah Allah yang hidup, bukan allah yang mati, yaitu emas dan
perak + harta kekayaan, itu semua merupakan barang yang fana / mati.
Namun, berbeda dengan 450 nabi-nabi, sebab mereka tidak menyusun / tidak
mendirikan mezbah dari 12 batu.
Syarat menyembah Allah yang hidup: terlebih dahulu meruntuhkan mezbah yang diperuntukkan kepada Baal.
Artinya; melepaskan diri dari
penyembahan berhala, dari segala sesuatu keterikatan.
Mungkin terikat pada harta, kekayaan, uang, mamon dan sebagainya, itu harus
diruntuhkan, termasuk harga diri, egosentris, ambisi, keinginan-keinginan. Kalau
itu dipertahankan, itu merupakan penyembahan berhala, itu bukan Allah yang hidup.
Runtuhkan dahulu itu semua, supaya kita dapat menyembah Allah yang hidup.
Ciri-ciri
status yang jelas
CIRI KEDUA
1 Raja-raja 18: 33-34
(18:33) Ia menyusun
kayu api, memotong lembu itu dan menaruh potongan-potongannya di atas
kayu api itu.
(18:34) Sesudah itu ia
berkata: "Penuhilah empat buyung dengan air, dan tuangkan ke atas korban
bakaran dan ke atas kayu api itu!" Kemudian katanya: "Buatlah begitu
untuk kedua kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk kedua kalinya.
Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk ketiga kalinya!" Dan mereka
berbuat begitu untuk ketiga kalinya,
Cirinya;
a. Menyusun kayu api.
Kayu à salib Kristus.
b. Memotong-motong daging lembu, dan menaruhnya di atas kayu api.
Daging lembu / korban à pengorbanan / penderitaan Yesus Kristus.
c. Sekeliling parit dipenuhi dengar air.
Air à baptisan air,
arti rohaninya; mati bangkit bersama dengan Kristus.
Inilah ciri yang kedua.
Maukah kita memikul salib? Maukah
saudara satu dalam penderitaan Kristus,
bahkan menjadi domba sembelihan di hadapan Tuhan, sampai akhirnya satu dalam kematian dan kebangkitan?
Itu harus dibuat berulang-ulang sampai 3 kali, itu menunjuk kepada meterai Allah yang hidup, dengan 3
oknum-Nya.
-
3 oknum Allah,
yaitu:
- Tuhan = Allah
Bapa, dengan sifat tabiat-Nya; kasih.
- Yesus = Allah
Anak, dengan sifat tabiat-Nya; hidup benar sesuai dengan firman Tuhan.
- Kristus = Allah
Roh Kudus, dengan sifat tabiat-Nya; parakletos (menghibur,
menolong, menopang, menguatkan).
-
3 kali ->
kematian dan kebangkitan.
Betul-betul kita mengalami kematian dan kebangkitan
secara permanen, supaya kebenaran itu tidak ditentukan oleh keadaan / situasi
yang ada.
Hari ini saudara bisa terima firman Tuhan, setelah itu roh saudara
memberontak, itu artinya kematian dan kebangkitan Kristus tidak termeterai.
Tetapi yang termeterai; betul-betul memikul salib, satu dalam penderitaan Kristus,
satu dalam kematian dan kebangkitan Kristus.
Hasilnya.
1 Raja-raja 18: 37-38
(18:37) Jawablah aku,
ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya
TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali."
(18:38) Lalu turunlah
api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan
air yang dalam parit itu habis dijilatnya.
Tuhan menjawab / Tuhan
mengabulkan doa permohonan dari nabi Elia.
Ketika Tuhan menjawab doa Elia, maka;
-
Api Tuhan
menyambar habis korban bakaran.
-
Menyambar habis
kayu api, batu dan tanah itu.
-
Bahkan air yang dalam parit itu habis
dijilatnya.
Itu menunjukkan bahwa doa Elia dikabulkan oleh Tuhan = suara Tuhan,
perhatian Tuhan, jawaban Tuhan, sebab Allah kita adalah Allah yang hidup, Ia
tidak pernah tertidur, Ia tidak pernah lalai.
Jadi saudaraku, doa yang dikabulkan itu; api membakar kayu api, korban
persembahan, juga batu dan tanah, serta air.
Ibrani 12: 29
(12:29) Sebab Allah
kita adalah api yang menghanguskan.
Allah kita adalah api yang menghanguskan.
Biarlah kiranya, hari Tuhan dinyatakan di setiap ibadah pelayanan yang
Tuhan percayakan, di mana api Tuhan membakar hati kita dan menghanguskan daging
dan tabiatnya.
Persamaannya ...
Yesaya 4: 4
(4:4) apabila TUHAN
telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah
Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar.
Roh Kudus itu membakar dan menghanguskan, dengan kata lain; Roh Tuhan
memurnikan sifat tabiat daging, yang penuh dengan noda dosa.
Anak-anak Tuhan perlu dipenuhkan Roh Kudus, supaya sifat tabiat daging
dihanguskan, itulah roh yang mengadili segala dosa.
Kita memohon belas kasih Tuhan malam ini dan seterusnya, supaya api Roh
Kudus membakar, menghanguskan daging dengansegala sifat tabiatnya, sehingga
kita semakin dimurnikan oleh Tuhan, dan kita semakin berkobar-kobar dalam
setiap ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
Kita berkata; “Tuhan, biarlah api Roh
Kudus-Mu membakar saya. Tuhan, biarlah api Roh Kudus-Mu memenuhiku, supaya aku
lebih lagi cinta akan rumah-Mu, cinta akan ibadah pelayanan”, itulah
permohonan kita kepada Tuhan di hari-hari ini. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment