IBADAH RAYA MINGGU, 02 SEPTEMBER 2012
Tema: BELAS KASIHAN
YESUS TERHADAP ORANG BANYAK
(seri
14)
Subtema: MENJADI OBAT PENYEMBUH, BERARTI MENEPIS ULAR BELUDAK
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya besar, kita boleh beribadah malam hari ini.
Kembali kita memeriksa Matius 9: 35-38, namun kita cukup membaca ayat 37
saja.
(9:37) Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak,
tetapi pekerja sedikit.
Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
Kalau tuaian / pekerjaan lebih banyak dari pekerja, ini menunjukkan keadaan
yang tidak seimbang, sebab hasil pekerjaan tidak akan maksimal nantinya,
sehingga keadaan tidak lebih baik, tidak lebih indah, tidak lebih menarik dari
waktu-waktu yang lampau.
2 Tawarikh 29: 32-33
(29:32) Jumlah korban bakaran yang dibawa jemaah ialah: lembu tujuh
puluh ekor, domba jantan seratus ekor dan domba
muda dua ratus ekor. Semuanya sebagai korban bakaran bagi TUHAN.
(29:33) Persembahan-persembahan kudus terdiri dari: lembu sapi enam
ratus ekor dan kambing domba tiga ribu ekor.
Korban bakaran yang dipersembahkan oleh jemaat kepada Tuhan, ialah;
- Lembu 70 ekor
- Domba jantan 100 ekor
- Domba muda 200 ekor
Kemudian, persembahan-persembahan kudus kepada Tuhan, terdiri dari;
- Lembu sapi 600 ekor
- Kambing domba 3000 ekor
Jumlah keseluruhan korban bakaran yang dipersembahkan kepada Tuhan adalah
3970 ekor, ini merupakan jumlah yang banyak, berarti membutuhkan tenaga kerja
yang banyak.
Untuk mengerjakan 1 ekor lembu sapi, dibutuhkan tenaga kerja 3-4 orang,
berarti kalau yang dipersembahkan sebanyak 3970 ekor, dibutuhkan tenaga kerja ±
12000 orang.
2 Tawarikh 29: 34
(29:34) Tetapi jumlah imam terlalu sedikit, sehingga mereka
tidak sanggup menguliti semua korban bakaran. Oleh sebab itu
saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi, membantu mereka sampai pekerjaan itu
selesai dan sampai para imam menguduskan dirinya. Sebab orang-orang
Lewi itu lebih bersungguh-sungguh menguduskan dirinya dari pada para imam.
Tetapi, kalau kita perhatikan di sini, jumlah tenaga kerja / para imam yang
menguliti korban bakaran terlalu sedikit,
sehingga mereka tidak sanggup menguliti
semua korban bakaran.
Jumlah imam yang
sedikit, memberi arti rohani;
- Tidak sungguh-sungguh menguduskan diri di hadapan Tuhan.
- Tidak sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan.
- Tidak sepenuh hati beribadah kepada Tuhan.
Jumlah imam yang sedikit bukan dilihat dari nilai hitungan atau
bilangannya.
Imamat 1: 6
(1:6) Kemudian haruslah ia menguliti korban bakaran itu
dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu.
Korban bakaran memang harus dikuliti,
selanjutnya potongan-potongan daging itu dipersembahkan kepada Tuhan di atas
Mezbah korban bakaran.
Jadi, kalau korban bakaran tidak dikuliti terlebih
dahulu, tidak mungkin potongan-potongan daging dipersembahkan di atas mezbah.
Kejadian 3: 21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk
manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Setelah Adam dan isterinya melanggar hukum Allah, mereka jatuh ke dalam
dosa, sehingga mereka menyadari bahwa mereka telanjang di hadapan Tuhan.
Oleh karena ketelanjangan Adam dan isterinya, Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk menutupi dosa
ketelanjangan Adam dan isterinya.
Berarti, kalau para imam / pekerja-pekerja tidak sanggup menguliti seluruh
korban bakaran, maka apa yang menjadi kerinduan Tuhan tidak terwujud.
Kerinduan dari Tuhan adalah supaya dosa
ketelanjangan ditutupi.
Demikian juga, para imam yang
melayani Tuhan, tugasnya untuk menutupi
banyak dosa.
Oleh sebab itu, para imam harus sungguh-sungguh menguduskan diri kepada
Tuhan, sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan dan sepenuh hati beribadah
melayani Tuhan.
Jalan keluarnya.
Matius 9: 38
(9:38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya
Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
Jalan keluarnya; meminta
pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu.
Tuan yang empunya tuaian itu -> Tuhan Yesus Kristus.
Kalau kita meminta sesuatu hal untuk kemuliaan Tuhan, maka Tuhan akan memberikannya sesuai dengan firman Tuhan, dalam
injil Matius 7: 7 “mintalah maka akan diberikan-Nya kepada Mu”.
Tetapi perlu saya sampaikan; untuk
meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu, tidak sama seperti
meminta sesuatu hal kepada seseorang.
Cara untuk meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang
empunya tuaian itu:
Lukas 10: 2-3
(10:2) Kata-Nya
kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu
mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
(10:3) Pergilah,
sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke
tengah-tengah serigala.
Cara meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu adalah: memberi diri untuk diutus,
seperti Yesus Kristus
mengutus 70 murid-murid yang lain.
Oleh sebab itu, berilah diri untuk diutus. Dalam Roma 10: 14-15 dikatakan; betapa indahnya kedatangan mereka yang
membawa kabar baik.
Yang membawa kabar baik = utusan.
Mari kita lihat tindakan seorang utusan, di tengah-tengah pengutusannya.
TINDAKAN DI TENGAH-TENGAH PENGUTUSAN (Bagian II C).
Lukas 10: 8-9
(10:8) Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di
situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu,
(10:9) dan sembuhkanlah
orang-orang sakit yang ada di
situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.
Tindakan di tengah-tengah pengutusan; sembuhkanlah
orang-orang yang sakit = menyembuhkan
orang-orang sakit.
Markus 16: 15-18
(16:15) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia,
beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
(16:16) Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa
yang tidak percaya akan dihukum.
(16:17) Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan
demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi
mereka,
(16:18) mereka akan
memegang ular, dan sekalipun
mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya
atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
Tuhan menyertai seorang utusan dengan tanda-tanda:
- Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku.
- Mereka akan memegang ular.
- Sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka.
- Utusan yang meletakkan tangannya atas orang sakit, orang itu akan sembuh,
sebab Tuhan sudah memberikan kuasa secara cuma-cuma.
Saya masih ingat, ketika saya mengawali perintisan 11 tahun yang lalu,
tanda-tanda ini jelas sekali terjadi di tengah-tengah pelayanan kepada Tuhan.
Mari kita lihat; Rasul
Paulus sebagai utusan Allah di tengah-tengah pengutusannya.
Kisah Para Rasul 28: 7
(28:7) Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu.
Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan
ramahnya selama tiga hari.
(28:8) Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa
serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia.
(28:9) Sesudah peristiwa itu datanglah
juga orang-orang sakit lain dari pulau itu dan mereka pun disembuhkan juga.
Rasul Paulus menyembuhkan ayah Publius dan orang-orang lain yang sakit di
pulau Malta, lalu sembuhlah mereka semua.
Sikap seorang utusan di tengah-tengah pengutusan.
Sikap Pertama
Kisah Para Rasul 28: 10
(28:10) Mereka sangat menghormati
kami dan ketika kami
bertolak, mereka menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan.
Penduduk di pulau Malta menghormati
Rasul Paulus, oleh karena pelayanannya.
Roma 14: 17-18
(14:17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan
sukacita oleh Roh Kudus.
(14:18) Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati
oleh manusia.
Kalau Rasul Paulus dihormati, itu karena ia melayani Tuhan dalam;
-
kebenaran,
-
damai sejahtera,
-
sukacita yang
dikerjakan oleh Roh Kudus.
Sikap seperti ini, berkenan
kepada Allah dan dihormati oleh manusia = melayani
dengan sistem Kerajaan Sorga.
Oleh sebab itu, seorang imam tidak boleh melayani Tuhan dengan cara-cara
yang lain, melayani karena kepentingan-kepentingan.
Kerajaan Sorga itu bukan soal makan dan minum tetapi soal kebenaran, damai
sejahtera dan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, inilah sikap yang harus
dimiliki seorang imam.
Sikap seorang utusan di tengah-tengah pengutusan.
Sikap Kedua
Kisah Para Rasul 28: 3-5
(28:3) Ketika Paulus memungut seberkas ranting-ranting dan meletakkannya di
atas api, keluarlah seekor ular
beludak karena panasnya api
itu, lalu menggigit tangannya.
(28:4) Ketika orang-orang itu melihat ular itu terpaut pada tangan Paulus,
mereka berkata seorang kepada yang lain: "Orang ini sudah pasti seorang
pembunuh, sebab, meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup
oleh Dewi Keadilan."
(28:5) Tetapi Paulus
mengibaskan ular itu ke dalam api, dan ia sama sekali tidak menderita
sesuatu.
Rasul Paulus mengibaskan
ular beludak yang menggigit tangannya, ke dalam api = melepaskan diri
dari ular beludak = menepis ular beludak.
Matius 3: 7
(3:7) Tetapi waktu ia melihat banyak orang
Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia
kepada mereka: "Hai kamu keturunan
ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat
melarikan diri dari murka yang akan datang?
Orang Farisi dan orang Saduki adalah
keturunan ular beludak, sesuai dengan pernyataan Yohanes Pembaptis.
- Keterangan; Orang
Farisi
Ragi Farisi adalah ragi kemunafikan (Matius 23: 33).
Munafik = di luar dan di dalam tidak sama.
Di luar tampak kelihatan baik, tetapi di dalam penuh dengan kejahatan,
itulah munafik.
- Keterangan; Orang
Saduki.
Ragi Saduki; tidak percaya adanya kebangkitan (Matius 22: 23).
Kuasa kebangkitan adalah hidup dalam hidup yang baru (Roma 6: 4).
Berarti, kalau mempertahankan
hidup yang lama, itu adalah ragi Saduki.
Tadi kita melihat, ketika ular beludak menggigit tangan Rasul Paulus, ia
mengibaskan ular itu ke dalam api.
Berarti sikap seorang utusan di tengah-tengah pengutusan adalah; menyingkirkan ragi Farisi dan ragi Saduki dari tangan, supaya kedua tangan dapat digunakan untuk melayani Tuhan,
tanpa kemunafikan (ragi Farisi) dan terlepas dari hidup yang lama (ragi
Saduki), guna hormat dan kemuliaan bagi nama Tuhan = memberi yang terbaik kepada Tuhan.
Oleh sebab itu, biarlah kita menepis
segala kemunafikan (ragi Farisi) dan melepaskan
hidup yang lama (ragi Saduki), dan menggunakan kedua tangan untuk melayani
Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Maka dengan demikian, seorang utusan
penuh dengan kuasa ketika ia menumpangkan tangan bagi orang yang sakit;
menjadi sembuh.
Sikap yang demikian sangat dibutuhkan dan diharapkan Tuhan di tengah-tengah
pelayanan kepada Tuhan, menjadi obat penyembuh bagi yang sakit.
Mari kita lihat; persamaan obat penyembuh.
Yehezkiel 47: 12
(47:12) Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan,
yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap
bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari
tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya
menjadi obat."
Pohon yang tumbuh di tepi sungai air kehidupan, DAUNNYA MENJADI OBAT.
Obat, berarti; dapat memberi
kesembuhan bagi yang sakit.
Kalau kita lihat di sini, pohon yang tumbuh di tepi sungai air kehidupan, daunnya tidak layu.
Mari kita perhatikan ayat yang sama dalam kitab Mazmur...
Mazmur 1: 1-3
(1:1) Berbahagialah orang yang tidak
berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang
berdosa, dan yang tidak
duduk dalam kumpulan pencemooh,
(1:2) tetapi yang
kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan
Taurat itu siang dan malam.
(1:3) Ia seperti pohon,
yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya,
dan yang tidak layu daunnya;
apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Pohon yang tumbuh di tepi sungai air kehidupan, DAUNNYA TIDAK LAYU.
BAGIAN A.
Berikut ini, gambaran dari daun yang tidak layu:
-
Tidak berjalan menurut nasihat
orang fasik.
Berarti; berjalan menurut nasihat firman
Tuhan.
Fasik -> dosa
sombong.
-
Tidak berdiri di jalan orang
berdosa.
Berarti; berdiri di jalan yang benar.
Jalan orang berdosa
adalah jalan yang menuju kematian.
-
Tidak duduk dalam kumpulan
pencemooh.
Berarti; duduk di dalam rumah Tuhan,
untuk menikmati firman Tuhan sebagai makanan rohani = satu perjamuan dengan
Tuhan di dalam Kerajaan-Nya.
Pohon yang tumbuh di tepi sungai air kehidupan, DAUNNYA TIDAK LAYU.
BAGIAN B.
Yang kesukaannya ialah
hukum Taurat / firman Tuhan.
Mazmur 119: 17-20
(119:17) Lakukanlah kebajikan kepada hamba-Mu ini, supaya aku hidup,
dan aku hendak berpegang pada firman-Mu
(119:18) Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban
dari Taurat-Mu.
(119:19) Aku ini orang
asing di dunia, janganlah sembunyikan perintah-perintah-Mu terhadap aku.
(119:20) Hancur
jiwaku karena rindu kepada hukum-hukum-Mu setiap waktu.
Jiwa hancur karena merindukan hukum-hukum Tuhan.
Rindu hukum-hukum Tuhan = yang kesukaannya ialah hukum Tuhan / firman
Tuhan.
Dampak positifnya:
-
Ingin hidup dari kebajikan Tuhan, supaya berpegang kepada
firman Tuhan (Mazmur 119: 17).
- Menginginkan mata yang tersingkap, supaya
memandang keajaiban-keajaiban dari taurat Tuhan (Mazmur 119: 18).
Roma 4: 17
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa
banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah
yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya
apa yang tidak ada menjadi ada.
Firman Tuhan
menjadikan apa yang tidak ada menjadi ada.
Ini adalah keajaiban
dari firman Tuhan, sedangkan keajaiban itu sudah terjadi dari sejak hari
penciptaan; firman Tuhan membentuk langit dan bumi dan segala unsur-unsur yang
ada di dalamnya.
-
Sebagai seorang pendatang di bumi,
menginginkan penyingkapan rahasia
firman Tuhan / firman Tuhan tidak tersembunyi (Mazmur 119: 19).
Jikalau terjadi
penyingkapan rahasia firman Tuhan, maka segala sesuatu yang terselubung di
dalam hati akan tersingkap.
Mazmur 119: 130
(119:130) Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi
pengertian kepada orang-orang bodoh.
Bila terjadi
penyingkapan rahasia firman Tuhan, maka;
· Memberi terang.
Artinya; menerangi
segala perbuatan kegelapan.
· Memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Bodoh = banyak salah.
Kalau kita perhatikan di sini; tidak
satupun ada keinginan kepada hal-hal yang lahiriah.
Pohon yang tumbuh di tepi sungai air kehidupan, DAUNNYA TIDAK LAYU.
BAGIAN C.
Selanjutnya; merenungkan
taurat Tuhan siang dan malam.
Merenungkan firman Tuhan siang dan malam, seperti lembu sapi; pada siang
hari makan rumput, pada malam hari mengunyah kembali, sampai memperoleh
sari-sari makanan.
Artinya; mendengar dan melakukan firman Tuhan = firman menjadi daging.
Itulah seluruh gambaran dari; daunnya tidak layu.
Dampak positifnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Apa saja yang diperbuatnya berhasil, berarti;
-
menjadi inspirasi bagi setiap orang.
-
menjadi motivator bagi setiap orang.
Menjadi inspirasi dan motivator = kesaksian yang membangun bagi yang putus asa dan kecewa, serta memberi
gairah kepada yang patah semangat = obat penyembuh, bagi yang putus asa dan bagi mereka yang kecewa.
SELAIN DAUNNYA TIDAK
LAYU, KITA JUGA DAPAT MELIHAT DAUN POHON YANG TUMBUH DI TEPI AIR SUNGAI AIR
KEHIDUPAN DALAM KEADAAN YANG LAIN.
Yeremia 17: 8
(17:8) Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan
akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak
mengalami datangnya panas terik, yang daunnya
tetap hijau, yang tidak
kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Pohon yang tumbuh di tepi sungai air kehidupan; DAUNNYA TETAP HIJAU.
Daunnya tetap hijau, berarti; keadaannya tidak dapat dipengaruhi oleh 2
hal:
-
Tidak mengalami
datangnya panas terik.
Dalam ejaan yang lama; tiada dirasanya apabila datangnya
panas terik = keadaan yang panas tidak mampu mengubah keadaannya, sehingga daun itu tetap hijau.
Artinya; terlepas dari
panas hati dan amarah / terlepas dari emosional.
-
Tidak kuatir dalam
tahun kering.
Artinya; keadaannya tidak berubah, sekalipun terjadi musim kekeringan,
karena Tuhan yang menjadi jaminan hidup (Matius
6: 33-34).
Kesimpulannya;
Yang daunnya hijau, berarti; daunnya pasti
rimbun dan lebat, sehingga pohon tersebut menjadi tempat perteduhan = memberi keteduhan bagi orang lain, dengan kata lain; menjadi obat
penyembuh,
karena keadaannya yang tidak berubah
sekalipun dalam panas terik dan
sekalipun datangnya tahun kekeringan.
Syarat menjadi obat penyembuh.
Yeremia 17: 7
(17:7) Diberkatilah orang yang mengandalkan
TUHAN, yang menaruh
harapannya pada TUHAN!
Mengandalkan Tuhan dan menaruh
pengharapannya kepada Tuhan.
Yeremia 17: 8
(17:8) Ia akan seperti pohon
yang ditanam di tepi air, yang merambatkan
akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik,
yang daunnya tetap hijau, yang tidak
kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak
berhenti menghasilkan buah.
Mengandalkan Tuhan dan menaruh pengharapannya kepada Tuhan, digambarkan
seperti; pohon yang tumbuh di tepi sungai air kehidupan, yang daunnya
tetap hijau dan tidak layu (Yehezkiel 47: 12)
Biarlah kita mengandalkan Tuhan, berharap pada sungai air kehidupan,
berarti; menikmati sungai air kehidupan, sehingga
dengan demikian, kita menjadi obat penyembuh bagi mereka yang sakit, itulah daun yang tidak layu dan daunnya tetap hijau.
Mari kita lihat; sungai air kehidupan
itu.
Wahyu 22: 1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai
air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta
Allah dan takhta Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan itu, ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba, itulah injil kerajaan.
Injil kerajaan = firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, yang sifatnya mengoreksi,
memeriksa dan menyucikan dosa.
-
Takhta Allah dan takhta Anak Domba
-> Kerajaan Sorga.
-
Air -> injil / firman Tuhan,
yang memberi hidup.
Ciri-ciri sungai air kehidupan: jernih.
Jernih = tidak kotor = tidak ada campuran-campuran lain yang mengotori =
firman Tuhan yang tidak ditambahkan dan tidak dikurangi.
-
Ditambahkan = menyampaikan firman
disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua.
-
Dikurangi = pemberitaan firman
tentang salib Kristus, diganti dengan teori-teori kemakmuran dan
mujizat-mujizat semata.
·
Teori kemakmuran = orang-orang
Kristen tidak boleh miskin, melainkan harus makmur.
·
Mujizat-mujizat = hanya memikirkan
perkara-perkara lahiriah, tanpa mengalami keubahan hidup.
Kemudian, mari kita perhatikan; gambaran
dari sungai air kehidupan.
Sungai air kehidupan itu; jernih seperti kristal.
Berarti; kejernihan dari sungai air kehidupan digambarkan seperti kristal.
Kristal, artinya; transparan, terbuka, terang-terangan, tidak
menyembunyikan dosa = tulus, polos, jujur, tampil apa adanya.
Berarti, orang yang mengandalkan dan yang menaruh pengharapan kepada Tuhan;
menjadi kesaksian (terang), sehingga dengan demikian, ia menjadi obat
penyembuh, seperti pohon yang tumbuh di tepi sungai air kehidupan; daunnya menjadi obat penyembuh.
Lewat kebenaran firman Tuhan malam ini, Tuhan menjadikan kita menjadi obat
penyembuh bagi orang-orang yang sakit, mulai dari saya, sebagai gembala sidang,
dan seluruh sidang jemaat, juga saya merindukan hal yang sama kepada anak-anak
Tuhan yang menikmati Buli Buli Emas Berisi Manna, baik anak-anak Tuhan yang
berada di dalam negeri, maupun di luar negeri yang setia mengikuti Buli Buli
Emas Berisi Manna, sehingga nama Tuhan dipermuliakan di bumi seperti di Sorga,
sampai selama-lamanya. Haleluya.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment