IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 25 SEPTEMBER 2012
Tema: HAL BERDOA
(seri 16)
Subtema: TERLEPAS DARI KEKUATIRAN, UNTUK MENGUDUSKAN NAMA
TUHAN
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya besar, kita boleh beribadah malam
hari ini.
Biarlah kasih karunia Tuhan menjadi bagian kita pada
malam hari ini, dan biarlah firman Tuhan malam hari ini, membawa kita sampai
dipenuhkan oleh kuasa Roh Kudus.
Kembali kita memeriksa Matius 6: 5-13, namun, terlebih
dahulu kita membaca ayat 8.
(6:8) Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui
apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Janganlah kamu
seperti mereka.
Yang dimaksud
dengan mereka di sini, adalah; orang
yang tidak mengenal Allah (ayat 7).
Matius 6: 31-32
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah
yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya
itu.
Bangsa yang
tidak mengenal Allah adalah orang yang dikuasai roh kuatir = penuh dengan
kekuatiran.
Berarti, kuatir
adalah tabiat dari bangsa yang tidak mengenal Allah.
Orang kuatir
berkata; Apakah yang akan kami makan?
Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?. Semua itu dicari
oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah = memikirkan perkara-perkara
lahiriah.
Saudaraku perlu
saya beritahu; orang kuatir tidak dapat berbuat banyak, justru kekuatiran itu
yang menyebabkan orang itu semakin menderita.
Tidak ada orang
kuatir mengalami damai sejahtera dan sukacita dari sorga.
Matius 6: 27
(6:27) Siapakah di antara kamu yang karena
kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Oleh karena kekuatiran, seseorang tidak dapat menambahkan
sehasta saja pada jalan hidupnya.
Sehasta = ± 45
cm.
Jadi, oleh
karena kekuatiran, tidak ada satupun manusia di bumi ini, dapat menambahkan 45
cm jalan hidupnya, tetapi justru membuat dia sengsara dan menderita.
Wahyu 21: 17
(21:17) Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat
puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran
malaikat.
Orang kuatir tidak layak untuk masuk sorga, karena orang yang kuatir, tidak dapat menambahkan
sehasta jalan hidupnya.
Sedangkan kalau
kita perhatikan di sini, tembok Yerusalem Baru; 144 hasta.
Kuatir, berarti; kuatir soal makanan, kuatir soal minuman, kuatir soal pakaian, kesimpulannya;
kuatir soal penghidupan = kuatir
terhadap hal-hal yang lahiriah.
Sedikit kesaksian;
Dahulu saya
tidak memiliki kompor masak, namun Tuhan sediakan makanan dan minuman.
Saya tidak
kuatir memikirkan pakaian, namun setiap tanggal 09 bulan Februari, selalu ada
pakaian baru tersedia bagi saya.
Kesimpulannya: Orang kuatir tidak bisa berbuat banyak,
tetapi justru membuat diri sengsara,
bahkan membuat dirinya tidak layak masuk
sorga, sebab orang kuatir tidak dapat menambahkan sehasta saja jalan
hidupnya.
Yang sama
dengan tembok Yerusalem adalah; mereka yang digambarkan seperti perawan suci, artinya; tidak tersentuh dosa
= terlepas dari kekuatiran (Wahyu 14: 1-4).
Akibat kekuatiran
AKIBAT PERTAMA
Matius 13: 32
(13:22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang
yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit
firman itu sehingga tidak berbuah.
Akibatnya; firman Allah tidak memperoleh tempat di
dalam hati.
Sedangkan dalam
Yohanes 17: 17 dikatakan; firman Mu
adalah kebenaran, yang menguduskan seseorang.
Akibat kekuatiran
AKIBAT KEDUA
Lukas 10: 41
(10:41) Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta,
engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
Akibatnya; membatasi kuasa Roh-El Kudus.
Kita lihat
dalam kisah ini, Marta sibuk dengan
pekerjaannya = mengambil alih
pekerjaan Roh Kudus.
Mengambil alih
pekerjaan Roh Kudus, berarti; membatasi kuasa Roh-El Kudus.
Seringkali, kita
mengambil alih pekerjaan Roh Kudus, dengan mengandalkan
kekuatan kita = tidak bisa menahan
diri, sehingga dengan demikian Roh Kudus tidak diberi kesempatan untuk
berkarya.
Beri kesempatan
kepada Roh Kudus, ijinkan Roh Kudus bekerja.
Marta sibuk
dengan pekerjaannya, sedangkan Maria mengambil bagian yang terbaik; duduk diam dekat kaki Tuhan.
Oleh sebab itu,
berdiam diri saja, pilih bagian yang terbaik untuk mendengar perkataan-perkataan
Allah, supaya Roh Kudus bekerja, dan berkuasa.
Apa yang harus kita
kerjakan sesuai dengan keinginan Tuhan, itulah yang harus kita kerjakan.
Tetapi bagi
orang dunia, pekerjaan Roh Kudus adalah suatu kebodohan, karena pekerjaan Roh
Kudus hanya dilihat dari kacamata rohani. (1 Korintus 2: 14)
Akibat kekuatiran
AKIBAT KETIGA
1 Korintus 7:
32-34
(7:32) Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang
yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana
Tuhan berkenan kepadanya.
(7:33) Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya
pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,
(7:34) dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan
yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada
perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang
bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat
menyenangkan suaminya.
Akibatnya;
tidak dapat mengasihi Tuhan dengan sepenuhnya = tidak tinggal di dalam kasih Allah.
-
Seorang pemuda,
kalau tidak sepenuhnya mengasihi Tuhan, ia tidak berkenan.
-
Seorang gadis,
kalau tidak memusatkan perhatian pada perkara Tuhan, tubuh dan jiwanya tidak
kudus.
-
Demikian juga
suami dan isteri, kalau tidak memusatkan perhatian kepada Tuhan, kasihnya
terbagi-bagi.
Jadi, kesimpulannya;
-
Firman Allah tidak memperoleh tempat di dalam hati.
-
Membatasi kuasa
Roh-El Kudus.
-
Tidak tinggal
di dalam kasih Allah.
Firman Allah,
Roh-El Kudus, kasih Allah; 3 perkara ini merupakan sifat tabiat dari 3 oknum
Allah.
Kembali kita
perhatikan
Matius 6: 8
(6:8) Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui
apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Jadi, kembali
saya mengatakan; janganlah seperti mereka, yang dikuasai roh kekuatiran / penuh
dengan kekuatiran.
Kemudian kalau
kita perhatikan ayat 7, ketika mereka menaikkan doa, mereka berdoa dengan
bertele-tele, dan itu sudah menjadi kebiasaan bagi mereka.
Bertele-tele,
artinya; mengucapkan kata-kata yang panjang tanpa arti yang jelas.
Jalan keluarnya.
Matius 6: 9
(6:9) Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di
sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
Jalan
keluarnya; berdoalah sesuai dengan doa Bapa kami, yaitu: Bapa kami yang di sorga,
Dikuduskanlah nama-Mu.
Inilah jalan keluarnya,
sehingga tidak lagi bertele-tele ketika menaikkan doa.
Biarlah di
hari-hari terakhir ini, di dalam pengikutan kita kepada Tuhan, semakin menguduskan
nama Tuhan.
Terlebih imam-imam
yang memegang jabatan dalam ibadah pelayanan, harus semakin menguduskan nama
Tuhan, supaya ada perbedaan antara yang menguduskan nama Tuhan, dengan mereka
yang tidak menguduskan nama Tuhan (Imamat 21: 12).
Kalau saya dan
saudara telah menerima pengajaran mempelai, tergembala dalam satu kandang satu
gembala, tetapi tidak hidup sesuai dengan doa Bapa kami, yaitu; tidak
menguduskan nama Tuhan, berarti; mempermalukan
nama Tuhan, dan akhirnya memilukan
hati Tuhan.
Saudaraku, kalau
dahulu kita pernah mempermalukan nama Tuhan, saya himbau kiranya hal itu jangan
terulang lagi, karena kita punya hati nurani.
Hati nurani
adalah alarm yang luar biasa, yang memberi peringatan kepada kita, jika hidup
kita mulai tidak benar.
Mari kita
perhatikan berikut ini;
Oknum yang menguduskan nama Tuhan.
Terlebih dahulu
kita perhatikan ...
Wahyu 4: 8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap
enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak
berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus,
kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang
akan datang."
4 makhluk penuh
dengan sayap, mereka menguduskan nama Tuhan, itu terlihat dari seruan mereka, dengan
seruan; "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa”.
Saudaraku, 4 makhluk tersebut penuh dengan sayap, sehingga menutupi seluruh tubuh mereka = daging
ditutupi dengan sayap = daging tidak
terlihat.
Artinya; bahwa
4 makhluk ini tidak hidup menurut hawa
nafsu dan keinginan daging.
Tidak lagi
hidup menurut keinginan daging = hidup
menurut keinginan Roh.
Roma 8: 6
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan
Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
-
Hidup menurut
keinginan daging adalah mati.
-
Hidup menurut
keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
Kalau seseorang
menuruti keinginan daging, berujung pada kematian / maut, tetapi kalau hidup
menurut pimpinan Roh Kudus, dia hidup dalam damai sejahtera dari Allah.
Roma 8: 9-11,
13
(8:9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan
dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak
memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
(8:10) Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh
memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
(8:11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus
dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan
Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana
itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
(8:13) Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu
akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan
tubuhmu, kamu akan hidup.
Kalau hidup
menurut Roh, maka Roh itu akan mematikan seluruh tabiat-tabiat daging,
sehingga dengan demikian, kita hidup
di dalam kebenaran, di hadapan Allah, dengan damai sejahtera.
Daging memang
mati karena dosa, tetapi kalau kita menuruti keinginan Roh; kita hidup + damai
sejahtera.
Oleh sebab itu,
penting sekali kita mengadakan doa penyusulan Roh, sebab tidak mungkin kita
hidup mengikuti kehendak Tuhan, tanpa pimpinan Roh Tuhan.
Sebetulnya,
semua itu adalah untuk kita, dari kita, oleh kita, 3 kata tersebut, merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan, tetapi seringkali kita hindari, karena daging dan keinginannya
masih lebih kuat. Oleh sebab itu, kita berusaha pada malam ini, dimulai dari
kita, oleh keinginan kita, dan akhirnya untuk kita.
Sama seperti; dari Tuhan, oleh Tuhan, akhirnya untuk Tuhan,
dan akhirnya kita semua penuh dengan Roh Kudus, sehingga tidak sukar untuk
menuruti apa yang menjadi keinginan Tuhan, dengan kata lain; sikap, tabiat,
cara berpikir, gerak-gerik, senantiasa menyenangkan hati Tuhan, karena hidup
dalam pimpinan Roh Kudus.
Kita seringkali
berkata, “aku ingin menuruti roh tetapi
dagingku lemah”.
Oleh sebab itu,
dimulai dari sekarang, mulai dari diri kita sendiri, dan oleh kita, akhirnya
untuk kita sendiri.
Sebetulnya,
tidak ada alasan untuk tidak memulai dari sekarang, tetapi kita saja yang
banyak alasan.
Kembali kita
periksa ...
Wahyu 4: 9
(4:9) Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan
puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang
duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,
Kalau kita
perhatikan di sini ...
4 makhluk yang ada di sekeliling takhta Anak Domba,
mereka senantiasa mempersembahkan:
-
Puji-pujian.
Saya menghimbau, sebelum ibadah dimulai, jangan sibuk dengan
aktivitas-aktivitasnya masing-masing, tetapi naikkanlah puji-pujian kepada
Tuhan, naikkan nyanyian syukur kepada Tuhan, jangan hanya berdiam di dalam
gereja.
Mazmur 22: 4
(22:4) Padahal Engkaulah
Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.
Di atas puji-pujian bangsa Israel, Allah
bertakhta, Allah bersemayam, Allah berkuasa, Allah berotoritas.
Roh Allah memenuhi kehidupan kita, itulah yang dikerjakan oleh 4 makhluk
itu.
Ijinkan Roh Kudus berkuasa, bersemayam, bertakhta di dalam diri kita
masing-masing, supaya keinginan daging tidak ada lagi, keakuan tidak ada lagi, tidak
lagi mempertahankan harga diri, kepentingan diri sendiri tidak ada lagi = Allah bertakhta.
Untung saja, Yesus lahir sebagai Raja yang baru bagi orang Yahudi,
menggantikan raja Herodes, raja yang sudah ada. Kalau Herodes masih tetap
berkuasa, bertakhta, habislah seluruh manusia di muka bumi, bukan hanya bangsa Israel
saja yang habis.
Sebab Raja Herodes, selain ia pembunuh, ia juga disebut si serigala,
berarti; merusak / mencerai-beraikan kawanan domba.
Untung ada Raja yang baru lahir, sehingga bumi bergetar, terlihat dari
sikap Herodes dan orang-orang pada masa itu, mereka semuanya terkejut dengan
kelahiran Yesus Kristus.
Sampai akhirnya, Raja yang baru lahir itu (Yesus Kristus), menjadi Raja,
berkuasa, bertakhta di dalam seluruh kehidupan kita.
Perhatikan firman malam ini, pilih bagian yang terbaik saja, tidak perlu
mengambil alih pekerjaan Roh Kudus, ijinkan Roh Kudus berkarya.
-
Memberi hormat kepada Anak Domba Allah.
Berarti; meninggikan Anak Domba setinggi-tingginya.
Sedikit kesaksian;
Saya teringat, ketika saya masih sekolah, baik ketika masih duduk di bangku
SD, SMP, dan SLTA, setiap hari Senin, ada apel (upacara bendera), saat bendera ditarik
naik tinggi / bendera tersebut ditinggikan, maka setiap orang harus memberi
hormat, berarti; tangan diangkat di samping pelipis / telinga sebelah kanan.
Kita beri hormat kepada Dia yang ada di tempat tinggi, jangan
rendahkan, beri penghormatan setinggi-tingginya,
karena Dia berada di tempat yang tinggi.
Tetapi seringkali kita merendahkan Dia yang ada di tempat tinggi, lewat
sikap, tingkah laku, cara berbicara, gerak-gerik yang tidak baik. Pada saat kita
tidak bermartabat / moral rusak, disitulah Tuhan direndahkan.
Jadilah pribadi yang bermartabat, termasuk cara berpakaian, jangan urakan.
-
Mengucap syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta.
Orang yang mengucap syukur, itu terlihat, ketika ia mampu menerima apa adanya.
Biarlah kita sama-sama belajar untuk mampu menerima kekurangan dan keadaan
di sekitar, itu adalah tanda seseorang mengucap
syukur.
Biarlah kita memperhatikan apa yang mereka (4 makhluk)
kerjakan, karena mereka menguduskan nama Tuhan.
Keadaan dari 4 makhluk .
Wahyu 4: 8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap
enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan
dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus,
kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan
yang akan datang."
Keadaannya; sebelah dalamnya penuh dengan mata.
Mari kita
perhatikan arti rohaninya.
Matius 6: 22
(6:22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik,
teranglah seluruh tubuhmu;
Mata adalah
pelita tubuh.
Kalau 4 makhluk
itu penuh dengan mata, berarti; seluruh hidupnya diterangi oleh pelita = tinggal dalam terang.
Orang yang
tinggal dalam terang; tidak ada waktu, tidak ada kesempatan untuk menyembunyikan
sesuatu hal yang terselubung di dalam hati.
Tetapi kalau ia
selalu berada dalam kegelapan, banyak kesempatan dan waktu untuk menyimpan dosa
dalam hati.
Jadi, kalau
seseorang tinggal dalam kegelapan, dia memiliki banyak waktu, banyak kesempatan
untuk menaruh dosa yang satu di dalam kamar hati yang satu, menaruh dosa lain
di kamar hati yang satu, jadi, di dalam hati itu banyak kamar-kamarnya, untuk
menyimpan dosa-dosa.
Kalau kita
diterangi oleh pelita, itulah firman (Mazmur 119: 105), tidak ada waktu untuk
menyembunyikan dosa, percayalah.
Ijinkan hidupmu diterangi malam ini, jangan ijinkan kuasa
kegelapan itu menguasai hati saudara.
Mata adalah pelita tubuh.
Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, di
dalam ruangan suci, terdapat kaki dian
emas, kemudian di atasnya ada 7
pelita.
Wahyu 4: 5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh
yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah
ketujuh Roh Allah.
Kaki dian emas,
dengan 7 pelita di atasnya = 7 obor yang menyala-nyala, itulah ketujuh Roh Allah.
Berarti;
kehidupan yang diterangi / kehidupan yang berada di dalam terang, hidup di
dalam pimpinan Roh-El Kudus.
Sebaliknya;
kehidupan yang dipimpin / dipenuhkan Roh-El Kudus, akan menjadi terang.
Kalau kita
perhatikan di sini, untuk menguduskan
Bapa di sorga itu, betul-betul mutlak
dipenuhkan Roh El-Kudus, seperti 4 makhluk; tidak terlihat tabiat daging /
daging tidak bersuara.
Mari kita lihat
7 Roh Allah / 7 obor.
Yesaya 11: 1-2
(11:1) Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai,
dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
(11:2) Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat
dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh
pengenalan dan takut akan TUHAN;
-
Roh Tuhan - Roh keperkasaan
-
Roh hikmat - Roh pengenalan
-
Roh pengertian - Roh takut akan Tuhan
-
Roh nasihat
Inilah 7 Roh Allah
itu, yang terdapat di dalam diri Yesus Kristus = penuh dengan 7 Roh Allah.
Tunas ->
pribadi Yesus Kristus.
Daud adalah
anak Isai.
Tunggul,
gambaran dari sesuatu yang tidak mungkin diharapkan.
Barangkali kita
mulai menggunakan akal pikiran, karena kita melihat kekurangan kita, seperti
kekurangan raja Daud, yang mengambil Batsyeba, isteri Uria, dan kemudian
membunuh Uria, suami Batsyeba.
-
Mengambil Batsyeba,
isteri Uria = berzinah = dikuasai roh najis.
-
Membunuh Uria =
membenci sesama (1 Yohanes 3: 15).
Dengan kedua
dosa di atas, kita merasa tidak mungkin dipenuhkan oleh Roh Kudus, tetapi apa
yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Tuhan. Malam hari ini, Tuhan beri
kemungkinan itu bagi kita, supaya 7 Roh Allah ini memenuhi kehidupan kita
semua.
Yakinkan diri,
percaya saja, jangan minder, jangan pesimis, kita semua memang orang berdosa, Tuhan
tahu itu, tetapi percayalah, tunas akan keluar dari tunggul Isai dan taruk yang
akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
Sesuatu yang
tidak diharapkan, sesuatu yang tidak mungkin, ternyata masih bisa terjadi,
masih bisa menghasilkan.
Berbuah =
menghasilkan buah Roh Kudus.
-
Taruk, artinya; tunas tumbuhan (pucuk) yang tumbuh pada cabang dahan atau batang
kayu.
-
Tunggul, artinya; pangkal pohon yang masih tinggal tertanam di dalam tanah,
sehabis ditebang.
Tuhan tahu
seperti apa kita, dalam kitab 2 Timotius 2: 13 dituliskan; jika kita tidak setia, Dia tetap
setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya. Tuhan tetap setia, asalkan kita menyerahkan diri sepenuhnya dalam
kekuasaan Tuhan, malam ini dan seterusnya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment