IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 15 SEPTEMBER 2012
Tema: STUDY YUSUF
(seri 44)
Subtema: SETIA MEMIKUL TANGGUNG JAWAB DALAM PERKARA YANG KECIL
Shalom!
Salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya besar, kita boleh beribadah malam
hari ini.
Biarlah kiranya Tuhan memberkati kita, lewat firman
Tuhan yang akan kita terima.
Kembali kita periksa Kejadian 37, tiba saatnya kita
memperhatikan ayat 16.
Sebelum kita melihat ayat 16, terlebih dahulu saya memberitahukan
bahwa;
- Yakub
memberikan tugas kepada Yusuf untuk melihat keadaan saudara-saudaranya dan
melihat keadaan kambing domba yang digembalakan. Selanjutnya, membawa berita
tentang hal itu kepada Yakub, ayahnya. (Kejadian 37: 14)
- Yusuf tiba
di Sikhem kemudian mencari ke sana kemari. (Kejadian 37: 15)
Kejadian 37: 16
(37:16)
Sahutnya: "Aku mencari saudara-saudaraku. Tolonglah katakan
kepadaku di mana mereka menggembalakan kambing domba?"
Pada ayat ini, kita dapat melihat bahwa Yusuf berusaha
mencari sebelas saudaranya yang sedang menggembalakan kambing domba, karena
setibanya di Sikhem, Yusuf tidak melihat saudara-saudaranya dan kambing domba
yang digembalakan.
Dari pembacaan ayat 16 ini, kita dapat MENYIMPULKAN
DUA HAL.
KESIMPULAN PERTAMA:
YUSUF BERTANGGUNG JAWAB ATAS TUGAS YANG DIA TERIMA DARI YAKUB, AYAHNYA.
Bertanggung jawab atas tugas yang diterima, itu adalah
gambaran dari SEORANG HAMBA YANG BAIK DAN SETIA.
Matius 25: 20-23
(25:20)
Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta,
katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah
beroleh laba lima talenta.
(25:21) Maka
kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik
dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu
tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam
kebahagiaan tuanmu.
(25:22) Lalu
datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua
talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
(25:23) Maka
kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik
dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang
kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.
Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Bertanggung jawab atas tugas yang dipercayakan, disebut
HAMBA YANG BAIK dan SETIA, seperti;
- Hamba yang
pertama dipercaya 5 talenta, kemudian beroleh laba 5 talenta.
- Hamba yang
kedua dipercaya 2 talenta, kemudian ia beroleh laba 2 talenta.
Saudaraku, untuk menjadi HAMBA YANG BAIK dilihat dari
KESETIAANNYA = disebut HAMBA YANG BAIK bila diikuti dengan KESETIAAN.
Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang
setia, siapakah menemukannya? (Amsal 20: 6)
Mari kita lihat; KESETIAAN.
Filipi 2: 5, 7-8
(2:5)
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(2:7)
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan
dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai
mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam
Kristus Yesus, itulah yang menjadi kerinduan Tuhan, bagi kehidupan muda remaja.
- Mengambil
rupa seorang HAMBA, Ia telah mengosongkan diri-Nya.
- Sebagai seorang
manusia, Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di
kayu salib.
Seorang
hamba yang taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = HAMBA YANG
SETIA.
Saudaraku, Yesus sebagai hamba Tuhan, Dia mengerjakan
pekerjaan Allah Bapa. Pekerjaan Allah Bapa itu, bukan hanya menyembuhkan orang
yang sakit, mengajar di dalam Bait Allah, tidak berhenti sampai di situ, namun YESUS,
SEBAGAI SEORANG HAMBA, IA TAAT SAMPAI MATI, BAHKAN SAMPAI MATI DI KAYU SALIB,
inilah kesetiaan seorang hamba. Jadi, hamba yang baik itu, dilihat dari
kesetiaannya.
Ada baiknya kita harus setia; setia dalam ibadah, setia
dalam pelayanan yang Tuhan percayakan, seperti Yesus.
Ciri-ciri
hamba yang baik dan setia.
Matius 25: 23
(25:23) Maka
kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik
dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang
kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang
besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
SETIA MEMIKUL TANGGUNG JAWAB DALAM PERKARA YANG KECIL,
ini adalah ciri-ciri hamba yang baik dan setia.
Harus setia dalam perkara yang kecil, apapun bentuknya,
mulai dari membersihkan tempat ibadah, menyapu, menyediakan keperluan-keperluan
yang berkaitan dengan ibadah pelayanan, itu adalah perkara kecil.
Saudaraku, jangan menginginkan perkara yang besar,
namun mengabaikan perkara-perkara yang kecil, ini adalah keinginan yang salah.
Tetapi banyak orang salah mengerti; mereka berfikir,
melayani itu hanya di atas mimbar. Itu adalah pemikiran yang salah, bahkan
sangat salah besar.
Ini harus kita sadari dengan benar dan kita perhatikan
dengan baik, kalau memang kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam
Kristus Yesus; DIA HAMBA YANG TELAH MENGOSONGKAN DIRI.
Mengosongkan diri = tidak merasa bisa, tidak merasa
pintar, tidak merasa hebat, tidak merasa mampu dan lain sebagainya.
Bandingkan dengan;
HAMBA YANG TIDAK SETIA MEMIKUL TANGGUNG JAWAB DALAM PERKARA YANG KECIL.
Matius 25: 24-25
(25:24) Kini
datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan,
aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana
tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
(25:25)
Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam
tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
Saudaraku, HAMBA YANG KETIGA MENERIMA SATU TALENTA,
namun tidak memperoleh laba sesuai dengan talenta yang ia terima, karena ia menyembunyikan
talenta tersebut ke dalam tanah.
Satu talenta -> perkara kecil.
Berarti, penyebab seorang hamba tidak setia memikul
tanggung jawab dalam perkara kecil, ialah;
MENYEMBUNYIKAN TALENTA DALAM TANAH.
Menyembunyikan talenta ke dalam tanah = mengubur
talenta = mengubur masa depan = melepaskan tanggung jawab.
Masa depan kita ada di tangan Tuhan. Kalau Tuhan
mengulurkan kedua tangan-Nya, yaitu mempercayakan ibadah pelayanan, itu adalah
kemurahan Tuhan, kasih karunia Tuhan, di situlah letak masa depan kita.
PERLU KITA MENGETAHUI DUA HAL:
- YANG MENJADI
IMAM-IMAM dan RAJA-RAJA DI KERAJAAN 1000 TAHUN DAMAI, ialah MEREKA YANG
MENGAMBIL BAGIAN DALAM PELAYANAN DARI SEJAK SEKARANG (Wahyu 20: 4-5), inilah
masa depan kita.
Jadi, jangan
salah mengerti, bahwa yang menjadi imam-imam, bukan tiba-tiba diangkat menjadi
imam-imam dan raja-raja pada saat kerajaan 1000 tahun damai, tetapi yang
menjadi imam-imam dan raja-raja pada 1000 tahun damai, adalah mereka yang setia
melayani Tuhan dari sejak sekarang.
Oleh sebab
itu, ada baiknya kehidupan muda mudi remaja setia memikul tanggung jawab dalam
perkara yang kecil.
Saudaraku,
kerajaan 1000 tahun damai itu ada, setelah Allah mengalahkan naga dan kaki
tangannya, yaitu antikris dan nabi-nabi palsu, kemudian merubuhkan Babel yang
besar, tempatnya roh najis bersembunyi.
- Pada saat
Yesus bersemayam / duduk di atas takhta kemuliaan-Nya untuk menghakimi segala
suku dan bangsa, demikian juga MEREKA YANG SETIA MENGIKUTI / MELAYANI TUHAN,
DUDUK DI ATAS 12 TAKHTA UNTUK MENGHAKIMI 12 SUKU ISRAEL. (Matius 19: 28).
Duduk di
atas 12 takhta untuk menghakimi, bukan untuk dihakimi = selamat = tidak binasa
= memberi masa depan.
Jadi, mengubur talenta = mengubur masa depan = binasa.
Berbahagialah kehidupan muda remaja yang dipercaya oleh
Tuhan untuk melayani Tuhan dalam setiap ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan,
sebab di situlah letak masa depan kita, dan memberi jaminan untuk masa sekarang
maupun masa yang akan datang.
Dampak
negatif bila tidak setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil.
Matius 25: 24-26
(25:24) Kini
datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu
bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan
tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
(25:25)
Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah:
Ini, terimalah kepunyaan tuan!
(25:26) Maka
jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah
tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari
tempat di mana aku tidak menanam?
Dampak negatifnya;
- Disebut
hamba yang MALAS dan JAHAT.
Berarti;
orang yang malas, sudah pasti jahat / malas = jahat.
Jahat,
berarti; segala perbuatannya jahat. Lihat saja orang-orang malas, perbuatan
mereka pasti jahat sekali; ingin kaya, tetapi tidak mau bekerja, ingin
menikmati hidup, tetapi tidak mau berusaha.
- MEMPERSALAHKAN
TUHAN.
Kalau
seseorang berani mempersalahkan Tuhan, maka ia lebih berani lagi mempersalahkan
sesamanya.
Hamba yang
ketiga tersebut menuduh bahwa tuannya itu adalah seorang yang kejam.
- TIDAK MAU
MENERIMA KENYATAAN YANG PAHIT.
Itu sebabnya
hamba yang ketiga bersungut-sungut kepada tuannya.
Inilah hamba
yang tidak setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil.
Ciri-ciri
hamba yang tidak setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil.
Matius 25: 25
(25:25)
Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam
tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
Cirinya; DIKUASAI ROH TAKUT = TIDAK MEMPUNYAI
KEBERANIAN.
Seorang hamba yang takut adalah seorang hamba yang
tidak tinggal dalam kasih = tidak mengasihi Tuhan.
Sebab dalam 1 Yohanes 4: 18 dikatakan; sebab kasih yang sempurna, melenyapkan
ketakutan.
Setelah kita melihat hamba yang tidak setia memikul
tanggung jawab dalam perkara yang kecil, sekarang mari kita kembali
memperhatikan; HAMBA YANG BAIK dan SETIA.
Matius 25: 23
(25:23) Maka
kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik
dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku
akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Hamba yang setia memikul tanggung jawab dalam perkara
yang kecil, maka IA AKAN DIPERCAYAKAN TANGGUNG JAWAB DALAM PERKARA YANG BESAR.
Oleh sebab itu, saya menghimbau kepada kehidupan muda
mudi remaja; setialah memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil.
Kebanyakan orang menginginkan perkara yang besar, itu
adalah kesalahan yang besar, sebab;
- tidak
mungkin seseorang berada di anak tangga yang kelima, jika ia tidak terlebih
dahulu berada di anak tangga yang pertama.
- begitu juga,
tidak mungkin seseorang berada di anak tangga yang kedua, jika ia tidak
terlebih dahulu berada di anak tangga yang pertama.
Saya, sebagai gembala sidang, tidak mau melihat
kehidupan muda remaja tinggal dalam kebodohan, sebab kebodohan dari seorang
jemaat, juga merupakan kebodohan dari gembala sidang, dan sebaliknya.
Saya merindukan supaya talenta yang Tuhan percayakan
itu, tidak disembunyikan ke dalam tanah, sebab di situlah letak masa depan
kita, kalau memang menaruh perasaan dan pikiran yang terdapat di dalam Kristus
Yesus.
Lukas 16: 10
(16:10)
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam
perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara
kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia
juga dalam perkara-perkara besar.
Jadi, seorang hamba yang setia memikul tanggung jawab
dalam perkara yang kecil, maka ia juga setia memikul tanggung jawab dalam
perkara yang besar, itu sudah pasti, sesuai dengan pernyataan firman Tuhan.
Oleh sebab itu, jangan tertipu karena mengikuti pikiran
dan perasaan yang selalu menginginkan hal-hal yang lebih besar, namun
mengabaikan hal yang kecil.
Syarat
memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan.
Dikaitkan dengan imam yang memikul tabut perjanjian.
- SYARAT
PERTAMA: TIDAK BOLEH ADA YANG LEBIH
TINGGI.
Artinya;
tidak boleh dikuasai oleh roh penonjolan diri.
Menonjolkan
diri = bermegah.
1 Korintus
9: 16-18
(9:16) Karena jika aku memberitakan Injil,
aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah
keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
(9:17) Kalau andaikata aku melakukannya
menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena
aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas
penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.
(9:18) Kalau demikian apakah upahku? Upahku
ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak
mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.
Seorang
hamba tidak boleh bermegah / menonjolkan dirinya, karena pelayanan itu adalah
kepercayaan Tuhan kepada seorang hamba.
Itu sebabnya
Rasul Paulus berkata; Kalau andaikata aku
melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah.
Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan
itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.
Kalau
seandainya di waktu-waktu yang lalu, sadar atau tidak sadar, kita bermegah
dalam setiap ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, kiranya hal itu jangan
terulang kembali.
Tidak perlu
bermegah, tidak perlu menonjolkan diri, sebab tidak ada yang perlu ditonjolkan.
- SYARAT
KEDUA: TIDAK BOLEH ADA YANG LEBIH
RENDAH.
Artinya;
tidak dikuasai roh minder.
Minder =
rendah diri = tidak percaya diri.
Orang yang
tidak percaya diri, disebut juga orang yang putus asa dan kecewa = tidak
memiliki iman, tidak memiliki pengharapan, tidak memiliki kasih Allah.
Terkadang
kita tidak bisa membedakan antara minder / rendah diri dengan rendah hati.
Kesimpulannya; memikul tanggung jawab yang Tuhan
percayakan, harus sama tinggi; tidak boleh menonjolkan diri dan tidak boleh
minder.
Kuasa
memikul tanggung jawab bila memenuhi syarat di atas.
Dikaitkan dengan para imam yang memikul tabut
perjanjian.
1. Yosua 3: 2-3
(3:2) Setelah lewat tiga hari, para
pengatur pasukan menjalani seluruh perkemahan,
(3:3) dan memberi perintah kepada bangsa
itu, katanya: "Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN,
Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga
berangkat dari tempatmu dan mengikutinya --
SELALU
MELIHAT TABUT PERJANJIAN YANG DIPIKUL / DIANGKAT PARA IMAM, SELANJUTNYA
MENGIKUTINYA.
Artinya bagi
kita sekarang adalah; ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, itulah tanggung
jawab yang harus kita pikul di atas pundak, harus DIPERHATIKAN / DILIHAT, dan
selanjutnya MENGIKUTINYA.
Kalau
melihat / memperhatikan dan mengikuti ...
Yosua 3: 4
(3:4) hanya antara kamu dan tabut itu harus
ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya --
maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab
jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu."
Kalau
memperhatikan dan mengikuti ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, maka dengan
demikian, kita DAPAT MENGETAHUI JALAN YANG HARUS KITA TEMPUH, sampai akhirnya
kita tiba di rumah Bapa di sorga, itulah Kerajaan Sorga yang dijanjikan oleh
Tuhan Allah bagi kita semua.
Kalau kita
tidak memperhatikan dan tidak mengikuti tanggung jawab yang Tuhan percayakan,
kita tidak dapat mengetahui jalan yang harus kita tempuh.
Tetapi kalau
kita terus memperhatikan dan mengikuti tanggung jawab yang Tuhan percayakan,
yaitu ibadah pelayanan, perjalanan yang kita tempuh akan sampai pada tujuan,
seperti bangsa Israel sampai ke tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan oleh Allah.
2. Yosua 3:
15-16
(3:15) Segera sesudah para pengangkat tabut
itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan
kakinya ke dalam air di tepi sungai itu -- sungai Yordan itu sebak sampai
meluap sepanjang tepinya selama musim menuai --
(3:16) maka berhentilah air itu mengalir.
Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat
Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba
itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu,
di tentangan Yerikho.
Ketika para
imam yang mengangkat tabut perjanjian mencelupkan kakinya ke dalam sungai
Yordan itu, maka segeralah TERPUTUS sungai
Yordan itu.
Arti
rohaninya untuk kita sekarang adalah; ibadah pelayanan memutuskan arus /
pengaruh dunia yang begitu deras = tidak hanyut dan tenggelam oleh karena
derasnya arus dunia yang membawa kepada kematian rohani.
Sebab kalau
kita perhatikan di sini, arus sungai Yordan itu mengarah pada laut asin, itulah
laut mati.
Oleh sebab
itu, biarlah kita memikul tanggung jawab, itulah ibadah pelayanan yang Tuhan
percayakan, supaya kita tidak hanyut dan tenggelam oleh arus dunia yang begitu
deras, yang mengarah pada kematian rohani.
Kalau hanyut
dan tenggelam oleh arus dunia, maka ia akan mengalami KEMATIAN ROHANI,
sehingga;
- seluruh
anggota tubuh tidak dapat dipergunakan untuk melayani Tuhan.
- akan
berujung pada kebinasaan.
Hasil
jika setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil.
Matius 25: 23
(25:23) Maka
kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik
dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil,
aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Hasilnya; masuklah
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Tuan dari seorang hamba, itulah Tuhan Yesus Kristus.
Berarti, masuk dan turut dalam kebahagiaan tuan = KEBAHAGIAAN
DARI TUHAN YESUS KRISTUS, JUGA MERUPAKAN KEBAHAGIAAN KITA = satu perjamuan dengan Allah di dalam Kerajaan Sorga = masuk
dalam pesta nikah Anak Domba = MERASAKAN SUKACITA MEMPELAI.
Wahyu 19: 9
(19:9) Lalu
ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang
ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan
ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Kebahagiaan di sini, melebihi kebahagiaan yang berasal
dari dunia, karena kebahagiaan di sini; masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba
/ pesta nikah Anak Domba = memperoleh hidup yang kekal.
Biarlah kita
bertanggung jawab atas tugas yang sudah Tuhan berikan, baik memikul tanggung
jawab dalam perkara yang kecil, maupun yang besar, seperti Yusuf bertanggung
jawab atas tugas yang ia terima dari Yakub, ayahnya.
Demikianlah
kiranya kehidupan muda mudi remaja, menjadi Yusuf Yusuf di akhir zaman, setia
memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, maka suatu saat nanti, Tuhan
akan mempercayakan tanggung jawab dalam perkara yang besar, yaitu masuk dalam
pesta nikah Anak Domba.
Perlu kita
ketahui, bahwa; lembaga yang tertinggi di dalam alkitab adalah pernikahan.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman;
Gembala
Sidang: Pdt. Daniel
U. Sitohang
No comments:
Post a Comment