IBADAH PENDALAMAN ALKITAB,
07 SEPTEMBER
2012
Subtema: PENGAJARAN YANG BENAR
BERKUASA
MELEPASKAN MANUSIA DARI SETAN / ROH JAHAT
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh
karena kasih-Nya, kita boleh beribadah malam hari ini, dan biarlah kita
diberkati lewat firman malam ini.
Kembali
kita memeriksa kitab Maleakhi 2: 6
(2:6) Pengajaran
yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada
bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan
banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
Tuhan
menunjukkan 3 hal, yang menjadi kelebihan orang-orang Lewi kepada para imam
yang melayani di Tabernakel;
I.
Pengajaran yang
benar ada dalam mulutnya.
II. Kecurangan tidak
terdapat pada bibirnya.
III. Dalam damai
sejahtera dan kejujuran, orang-orang Lewi mengikuti Tuhan.
Itulah
3 hal yang menjadi kelebihan dari pada orang-orang Lewi.
Keterangan:
I.
PENGAJARAN YANG
BENAR ADA DALAM MULUTNYA.
Mari
kita kaitkan, ketika Yesus mengajar di
Bait Allah, pada hari sabat.
Markus
1: 21-22
(1:21) Mereka tiba
di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam
rumah ibadat dan mengajar.
(1:22) Mereka takjub
mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang
berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.
Semua
orang yang ada di dalam Bait Allah takjub
mendengarkan pengajaran-Nya.
Berarti;
di mulut Yesus ada pengajaran yang benar.
Wahyu
22: 1
(22:1) Lalu ia
menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal,
dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Sungai
air kehidupan mengalir dari takhta Allah dan takhta Anak Domba, yang jernih bagaikan kristal.
Jernih,
berarti; tanpa campuran yang mengotori, itulah firman yang tidak ditambahkan
dan tidak dikurangkan.
Berarti,
sungai air kehidupan adalah pengajaran yang benar.
Selain
disebut pengajaran yang benar, sungai air kehidupan juga disebut injil
kerajaan, karena sungai air kehidupan itu mengalir ke
luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba.
Air
-> firman Tuhan.
Oleh
sebab itu, kita sangat membutuhkan pengajaran yang benar ini, karena asalnya
dari takhta Allah dan takhta Anak Domba, untuk menjadikan kita jernih bagaikan kristal.
Sekarang,
mari kita perhatikan;
Kuasa
pengajaran yang benar.
Markus
1: 23-26
(1:23) Pada waktu
itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu
berteriak:
(1:24) "Apa
urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak
membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."
(1:25) Tetapi Yesus
menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!"
(1:26) Roh jahat
itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring
ia keluar dari padanya.
Yesus
mengusir roh jahat dari seseorang.
Berarti,
kuasa pengajaran yang benar: melepaskan
seseorang dari roh jahat.
Saudaraku,
perlu saya sampaikan; kalau seseorang berlaku jahat, tubuh jiwa berbuat jahat,
baik itu perbuatan yang terlihat, maupun yang tersembunyi dalam hati dan
pikiran, itu tandanya dia sedang dikuasai roh jahat, sebab yang menjadi motor
penggerak dari hidup seseorang adalah roh manusia itu sendiri.
Jadi,
untuk menjadi orang yang benar, tergantung roh seseorang, apakah seseorang itu
dikuasai Roh Kudus, atau roh jahat dan roh najis.
Itu
sebabnya tadi saya katakan; kita sangat membutuhkan pengajaran yang benar ini.
Keadaan
seseorang ketika dikuasai roh jahat.
KEADAAN
PERTAMA.
Markus 1: 24-26
(1:24) "Apa
urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak
membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."
(1:25) Tetapi Yesus
menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!"
(1:26) Roh jahat itu
menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia
keluar dari padanya.
Keadaan
yang pertama: banyak bicara = mulut
bersuara. Berarti, daging belum mati.
Itu
sebabnya Yesus menghardik roh jahat, kata-Nya; “diam”.
Ini
adalah keadaan seseorang bila dikuasai roh jahat.
Kalau
daging seseorang masih hidup, daging pasti banyak bicara, tetapi kalau daging /
tubuh sudah mati, mulut pasti tidak bicara / tidak
bersuara.
Roma
6: 2-4
(6:2) Sekali-kali
tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat
hidup di dalamnya?
(6:3) Atau tidak
tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis
dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan
demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam
kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang
mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Kalau
kita telah dibaptis dalam kematian Kristus, maka daging yang mati pasti dikubur = kalau
kita satu dalam kematian Yesus, tubuh / hidup yang lama dikubur.
Sebaliknya,
kalau daging belum mati (daging tidak dikubur) =
daging bersuara.
Lebih
rinci kita lihat...
Roma
7: 5
(7:5) Sebab waktu kita
masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat,
bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut.
Kalau
daging hidup untuk dosa / menuruti hawa nafsu dan keinginan daging, itu
menunjukkan bahwa ia berada di bawah
hukum Taurat, dan hukum Taurat itu sendiri merangsang dosa, sehingga
seluruh anggota tubuh dikuasai oleh dosa. Dan orang yang berdosa menuju kepada
maut = binasa.
1
Korintus 15: 56
(15:56) Sengat
maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
-
Sengatnya maut
adalah dosa.
Orang yang menuju pada kematian, terlebih
dahulu disengat oleh dosa.
Kalau hanya disengat satu, dua dosa saja,
itu tidak mengapa, tetapi kalau seluruh anggota tubuh disengat, akan menuju
kematian.
-
Demikian
juga, kuasa dosa adalah hukum Taurat.
Artinya; setiap orang yang berdosa, ia
berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat = tangan ganti tangan, mata
ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas kejahatan = orang yang
bersalah tidak luput dari hukuman.
Jadi,
kalau orang terlalu banyak bicara, apalagi tidak menempatkan posisinya di
hadapan Tuhan, berarti dagingnya sedang bersuara.
Namun
kita bersyukur, pada malam ini, ada pengajaran yang benar, yang menolong dan
menyelamatkan kita semua. Biarlah lewat pengajaran yang benar ini,
kita menyadari diri, memposisikan diri di hadapan Tuhan, supaya kita benar,
terlepas dari roh jahat.
Keadaan
seseorang ketika dikuasai roh jahat.
KEADAAN
KEDUA.
Markus
1: 24
(1:24) "Apa
urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak
membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."
Roh
jahat berkata kepada Yesus “apa urusan-mu dengan kami”.
IBLIS
/ ROH JAHAT TIDAK BERURUSAN / TIDAK ADA KAITANNYA / TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN
TUHAN YESUS KRISTUS.
INI
ADALAH KEADAAN KALAU SESEORANG DIKUASAI ROH JAHAT; TIDAK MAU BERHUBUNGAN DENGAN TUHAN.
Sedikit kesaksian.
Saya
punya saudara, sekalipun dia tahu saya adalah hamba Tuhan, dia tidak mau datang
memohon doa permohonan dan meminta petunjuk sesuai kebenaran firman Tuhan,
tetapi justru dia berhubungan dengan roh jahat iblis setan melalui mediasinya,
yaitu perdukunan.
Saudaraku, setan mengetahui kalau pada akhirnya mereka
akan dilemparkan ke dalam lautan api neraka, itu sebabnya mereka berkata “Apa urusan-Mu dengan kami”.
Di
sinilah kita dapat melihat kalau seseorang dikuasai roh jahat; sekalipun dia
sudah melihat mujizat-mujizat, keajaiban Allah, kasih Allah yang luar biasa,
tetap saja dia tidak mau berurusan dengan Allah. Semoga hal ini dapat dipahami
dengan baik.
Saudaraku,
kalau saudara tidak tekun dalam 3 macam ibadah, berarti saudara tidak mau
berhubungan dengan Tuhan, lewat firman-Nya, kasih-Nya dan Roh Kudus-Nya.
2
Korintus 6: 13
(6:13) Maka
sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata seperti kepada anak-anakku --: Bukalah
hati kamu selebar-lebarnya!
Untuk
berhubungan dengan Tuhan, bukalah hati selebar-lebarnya, bahkan selebar
mungkin, jangan sampai hidup tanpa berhubungan dengan Tuhan.
Saya
banyak melihat orang Kristen suka berhubungan dengan roh jahat, mereka lebih
suka melihat masa depan, lewat ramalan, horoskop, perbintangan,
dan lebih percaya terhadap tradisi nenek moyang, dan lain-lain, sehingga tanpa
ia sadari, ia telah membatasi dirinya untuk berhubungan dengan Tuhan.
2
Korintus 6: 14-16
(6:14) Janganlah
kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak
percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan?
Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
(6:15) Persamaan
apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama
orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
(6:16) Apakah hubungan
bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup
menurut firman Allah ini: "Aku akan
diam bersama-sama dengan mereka dan
hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku
akan menjadi Allah mereka, dan mereka
akan menjadi umat-Ku.
Iblis
setan / roh jahat tidak ada urusannya / tidak ada hubungannya dengan Tuhan,
bagaikan 5 perkara berikut ini;
Akibatnya.
Markus
1: 24
(1:24) "Apa
urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak
membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."
Akibatnya:
1.
Tidak menerima Yesus
sebagai nabi.
Kalau disebut Yesus orang Nazaret, itu
menunjuk bahwa Yesus adalah seorang nabi.
Sementara tugas seorang nabi adalah untuk bernubuat.
1 Korintus 14: 3-4
(14:3)
Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun,
menasihati dan menghibur.
(14:4)
Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi
siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
Bernubuat,
berarti; membangun, menghibur, menasihati sidang jemaat.
-
Membangun.
Pengajaran yang benar telah kita terima
malam hari ini, untuk membangun saya dan saudara.
Bait Allah harus dibangun dari kerusakan
dan keruntuhan, karena banyaknya kesalahan, pelanggaran.
-
Menghibur.
Ketika dalam kesusahan tidak menemukan
jalan keluar, tetapi malam hari ini, pengajaran yang benar memberikan solusi
yang menghibur kita semua.
Mungkin harta bisa menghibur, namun itu
sifatnya semu, tetapi pengajaran
yang benar menghibur kita untuk selama-lamanya.
-
Menasihati
Saudaraku, kita butuh nasihat firman. Di
dalam mulut Yesus ada pengajaran yang benar, itu sebabnya dalam kitab Yesaya 9:
5, Ia disebut penasihat yang ajaib.
Berarti nasihat-Nya itu akan menyatakan
suatu keajaiban-keajaiban, kalau kita mau mendengar nasihat firman Tuhan,
dengan demikian keajaiban akan terjadi. Sebaliknya, kalau seseorang menolak
firman Tuhan / pengajaran yang benar, maka ia tidak mengalami keajaiban-keajaiban
di dalam hidupnya.
Akibatnya:
2.
Iblis setan / roh
jahat mengetahui kalau Yesus adalah Yang Kudus dari Allah.
Iblis setan tahu bahwa Yesus hidup suci dan
hidup benar, tetapi tetap saja iblis setan / roh jahat tidak mau berurusan dengan Tuhan.
Yohanes 1: 14
(1:14)
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Yesus Yang kudus dari Allah, penuh kasih karunia dan kebenaran.
-
Kebenaran.
Itulah firman Tuhan yang menguduskan
seseorang (Yohanes 17: 17).
Berarti, Yesus adalah firman Tuhan yang
menjadi daging, Dialah yang suci itu.
Selain itu, Anak Tunggal Bapa penuh dengan
kasih karunia.
-
Kasih karunia
= kemurahan = anugrah Allah yang besar =
yang tidak layak menjadi layak.
Berarti; kalau tidak menerima Yesus Yang
kudus dari Allah; tidak memperoleh kasih karunia, tidak memperoleh kemurahan,
tanpa anugrah Allah yang besar.
Tanpa kasih karunia berarti yang tidak layak,
tetap tidak layak.
Oleh sebab itu, iblis setan berusaha untuk
menjatuhkan manusia yang bisa dia jatuhkan ke dalam berbagai-bagai dosa, untuk
menjadi pengikutnya, karena dia sadar bahwa suatu saat nanti dia akan
dilemparkan ke dalam lautan api neraka, itulah kematian yang kedua.
Iblis setan tidak mau sendirian di dalam
lautan api neraka, dia ingin manusia turut bersama dia di sana.
Kita adalah manusia yang banyak dosa dan
kekurangan, tetapi;
-
Tuhan
menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya kita beroleh
kasih karunia.
-
Tuhan
menghadapkan wajah-Nya dan memberi
kita damai sejahtera.
Bilangan 6: 25
(6:25)
TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih
karunia;
Tuhan menyinari dengan wajah-Nya, sehingga
saya dan saudara memperoleh kasih karunia.
Saat kita beribadah malam hari ini, saat
itulah Tuhan menyinari dengan wajah-Nya sehingga kita memperoleh kasih karunia,
supaya kita terlepas dari kebinasaan.
Percayalah saudaraku, saat kita beribadah
melayani Tuhan, saat itulah Tuhan menyinari dengan wajah-Nya serta menghadapkan
wajah-Nya, dengan demikian kita memperolah kasih karunia dan damai sejahtera
dari Sorga.
Syarat
supaya pengajaran yang benar ada di dalam mulut.
Markus
1: 22
(1:22) Mereka takjub
mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang
berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.
Yesus
mengajar sebagai orang yang berkuasa, tidak
seperti ahli-ahli Taurat.
Matius
23: 1-3
(23:1) Maka
berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
(23:2) "Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
(23:3) Sebab itu
turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi
janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka
mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
Ahli-ahli
Taurat mengajar tetapi tidak melakukan apa yang diajarkannya = mengerti, menguasai kebenaran firman Tuhan
tetapi mereka tidak melakukannya.
Berarti,
syarat mutlak supaya pengajaran yang benar ada dalam mulut, yaitu; mengerti,
menguasai kebenaran firman Tuhan dan juga melakukannya.
Sebagai contoh
mengajar tetapi tidak melakukan.
Markus
23: 23
(23:23) Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang
munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu
bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan
dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan
yang lain jangan diabaikan.
Mengembalikan
milik Tuhan, yaitu sepersepuluh, tetapi mengabaikan
yang terpenting dari hukum Taurat, yaitu;
1.
Keadilan
Kalau mengabaikan keadilan;
yang kecil / yang lemah akan tertindas, terinjak-injak, teraniaya karena tidak
memperoleh keadilan.
2.
Belas kasihan
Berarti; yang sakit tidak mendapatkan
kesembuhan.
3.
Kesetiaan
Berarti; tidak taat, tidak patuh pada
ajaran yang benar = tidak dengar-dengaran.
Untuk apa kita
kembalikan sepersepuluh, tetapi tidak dengar-dengaran (tidak taat, tidak setia), tidak menjadi obat
bagi yang sakit (mengabaikan belas kasih), dan mengabaikan keadilan?
Biarlah kita
berpegang teguh pada pengajaran yang benar, ijinkanlah pengajaran yang benar
ada pada mulut.
Pengajaran yang
benar ada pada mulut = firman Tuhan dimateraikan di mulut.
Kalau firman Tuhan
dimateraikan di mulut, arti rohaninya; kita menjadi kesaksian di manapun kita
berada. Baik dalam perkataan, sikap,
tingkah laku, perbuatan, cara berfikir, sudut pandang, bahkan gerak gerik
menjadi kesaksian.
Oleh sebab itu,
ijinkanlah firman Tuhan dimateraikan di dalam mulut, seperti nabi Yesaya dan
Yeremia.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman;
Gembala
Sidang: Pdt. Daniel
U. Sitohang
No comments:
Post a Comment