IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 20 DESEMBER 2012
Subtema: BATU PENJURU
ADALAH DASAR YANG KUAT DAN TEGUH, TETAPI JUGA MENJADI BATU SENTUHAN DAN BATU
SANDUNGAN
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh beribadah pada saat
malam hari ini, lewat Ibadah Pendalaman Alkitab.
Kembali kita memperhatikan Maleakhi 2: 6.
Maleakhi 2: 6
(2:6) Pengajaran
yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat
pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan
banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
Allah menyatakan 3 hal yang menjadi kelebihan dari
orang-orang Lewi kepada para imam yang melayani di Tabernakel, yaitu;
I.
Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya.
II.
Kecurangan
tidak terdapat pada bibirnya.
III.
Dalam
damai sejahtera dan kejujuran, orang-orang Lewi mengikuti
Tuhan.
Kita masih tetap memperhatikan keterangan yang pertama.
Keterangan:
I.
PENGAJARAN YANG BENAR ADA DALAM MULUTNYA.
Dikaitkan dengan; pelayanan Yesus Kristus.
Matius 7: 28
(7:28) Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah
orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya,
Takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya.
Berarti; di mulut Yesus Kristus terdapat pengajaran yang
benar, sehingga ketika Yesus menyampaikan pengajaran itu, orang banyak yang
mendengar menjadi takjub dan terkesan.
Memang, kalau kita mendengarkan pengajaran mempelai dalam
terangnya tabernakel, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan,
membuat kita menjadi takjub dan terkesan, sebab apabila firman-firman Tuhan
tersingkap, maka segala sesuatu yang terselubung akan tersingkap, itulah yang
membuat kita menjadi takjub dan terkesan.
Adapun pengajaran-pengajaran itu, antara lain;
1.
Hal penghakiman (Matius 7: 1-5).
2.
Hal yang
kudus dan berharga (Matius 7: 6).
3.
Hal pengabulan doa (Matius 7:
7-11).
4.
Jalan yang benar (Matius 7:
12-14).
5.
Hal pengajaran yang sesat (Matius
7: 15-23).
6.
Dua macam dasar (Matius 7: 24-27).
Itulah pengajaran-pengajaran yang disampaikan oleh Yesus
Kristus kepada orang banyak.
Kita sudah sampai pada pengajaran yang keenam;
DUA MACAM DASAR
Mari kita perhatikan Matius 27: 24-27, namun kita membaca
ayat 24-25 saja.
Matius 7: 24-25
(7:24) "Setiap
orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang
yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
(7:25) Kemudian
turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah
itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
-
Mendirikan rumah di atas dasar batu.
Berarti; dasar yang pertama adalah BATU.
-
Mendirikan rumah di atas dasar pasir.
Berarti; dasar yang kedua adalah PASIR.
Kita masih memperhatikan dasar yang pertama:
MENDIRIKAN RUMAH
DI ATAS BATU
Batu -> pribadi Yesus Kristus yang disalibkan = korban
Kristus.
Berarti, mendirikan rumah di atas batu, artinya;
mendirikan rumah di atas korban Kristus = BERDIRI DI ATAS KORBAN KRISTUS.
Matius 21: 42
(21:42) Kata Yesus
kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang
dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu
terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Batu yang dibuang
oleh tukang-tukang bangunan, itulah pribadi Yesus Kristus yang disalibkan =
korban Kristus.
Saudaraku,
kalau kita perhatikan di sini; batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan
itu, TELAH MENJADI BATU PENJURU.
Yesaya 28: 16
(28:16) sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH:
"Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang
teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh:
Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!
Batu penjuru
yang mahal itu adalah; suatu dasar yang TEGUH, suatu dasar yang KOKOH.
Kalau mendirikan
rumah di atas dasar batu itu;
-
tidak akan
gelisah.
-
tidak
dipermalukan oleh Tuhan (1 Petrus 2: 6).
Biarlah saya
dan saudara sebagai rumah Allah, bangunan Allah didirikan di atas dasar batu
penjuru, bukan di atas dasar yang lain, sekalipun tukang-tukang bangunan membuang
batu itu, tetapi bagi kita, batu itu sangat mahal.
Kalau kita
berdiri di atas dasar batu itu, meskipun menghadapi cobaan silih berganti, kita
tetap kuat, teguh, kokoh.
Saudaraku,
kalau kita berbicara dasar, kita dapat melihat dasar dari tembok Yerusalem.
Wahyu 21: 19-20
(21:19) Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan
segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu
nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu
zamrud,
(21:20) dasar yang kelima batu unam, dasar yang
keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang
kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang
kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang
kedua belas batu kecubung.
Dasar dari
tembok Yerusalem terdiri dari 12 batu permata.
Adapun 12 batu
permata tersebut adalah;
1.
batu yaspis, 7. batu ratna cempaka,
2.
batu nilam, 8. batu beril,
3.
batu mirah, 9. batu krisolit,
4.
batu zamrud 10.batu krisopras,
5.
batu unam, 11.batu lazuardi
6.
batu sardis, 12.batu kecubung
Doakan, supaya Tuhan
membukakan rahasia firman-Nya mengenai 12 batu permata dari tembok Yerusalem
ini, di waktu-waktu yang akan datang.
Namun, untuk
malam ini, kita hanya melihat dasar yang pertama dari tembok Yerusalem yang
baru adalah: BATU PERMATA YASPIS.
Mari kita lihat
batu permata yaspis ini, dalam ayat 11.
Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan
cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih
seperti kristal.
Saudaraku,
permata yaspis tersebut jernih seperti kristal.
-
JERNIH, artinya;
tidak tercampuri dengan segala macam kotoran-kotoran, itulah dosa-dosa dengan
segala jenis dosa.
Contohnya, seperti sungai air yang turun dari pengunungan; jernih, bening,
karena belum tercampuri, tetapi kalau sudah tercampuri dengan limbah dan
sebagainya, sungai itu menjadi kotor.
-
KRISTAL =
transparan.
Artinya; tulus, jujur, polos, mau mengakui dosa, tampil apa adanya, tidak
dibuat-buat.
Kalau firman
ini mungkin pernah disampaikan, saudara tidak boleh jenuh, berarti, dalam satu
minggu ini, inilah berkat yang harus kita terima, sebab barangkali ada di
antara kita yang sedang tercampuri dengan segala kotoran.
Ini harus kita
perhatikan, sebab firman pengajaran itu menasihati, dan ini harus
diulang-ulang, supaya kita betul-betul diteguhkan dan mantap oleh firman itu.
Barangkali kita
sudah mulai tercampuri, barangkali hidup kita sudah tidak berdiri lagi dengan
benar di atas korban Kristus, sehingga mulai goyah karena pengaruh-pengaruh
yang tidak suci, tetapi kalau kita jernih, tidak tercampuri dengan kotoran /
dosa, KITA AKAN KUAT.
Kita kaitkan
dalam ...
Wahyu 22: 1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air
kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta
Allah dan takhta Anak Domba itu.
Saudaraku,
sungai air kehidupan; jernih bagaikan kristal, kemudian mengalir keluar dari
takhta Allah dan takhta Anak Domba.
Berarti, sungai
air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah, takhta Anak Domba -> INJIL
KERAJAAN = FIRMAN PENGAJARAN YANG RAHASIANYA DIBUKAKAN.
-
Sungai air
kehidupan = injil / firman Tuhan,
-
sedangkan
takhta Allah, takhta Anak Domba, itulah kerajaan sorga.
Berarti, supaya
kita jernih seperti kristal, biarlah kita senantiasa memberi diri disucikan /
dibasuh oleh sungai air kehidupan, itulah injil kerajaan.
Semoga hal ini
dapat dipahami, dan kiranya injil kerajaan ini membasuh hati yang jahat,
membersihkan segala sesuatu yang terselubung dan membasuh tampilan luar / sikap
yang terlihat, itulah permata yaspis, batu dasar yang pertama dari tembok Yerusalem
baru.
Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan
cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih
seperti kristal.
Permata yaspis
adalah permata yang indah, jernih seperti kristal, MEMANCARKAN CAHAYA KEMULIAAN
ALLAH.
Sekarang, kita
memperhatikan ...
1 Petrus 2: 7
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal,
tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh
tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu
sentuhan dan suatu batu sandungan."
Bagi kita, batu
yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan itu “mahal”, oleh sebab itu, Tuhan
menjadikannya batu penjuru (suatu dasar yang kuat dan kokoh).
Namun, selain
menjadi batu penjuru, dasar bangunan itu juga telah menjadi;
1.
BATU SENTUHAN
Berarti; batu tersebut menyentuh, bahkan menyakiti dan melukai setiap hati.
Barangkali ini adalah suatu pernyataan yang mengejutkan bagi kita malam
ini, sebab seringkali kita mendengar firman Tuhan, bahwa Tuhan membalut luka-luka
batin dan menyegarkan jiwa, tetapi justru malam ini kita mendengarkan
pemberitaan firman, bahwa batu itu menyentuh bahkan menyakiti dan melukai
setiap hati?
Mari kita perhatikan...
1 Korintus 1: 22-23
(1:22) Orang-orang
Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami
memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu
sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
Saudaraku, pemberitaan firman tentang salib Kristus, bagi orang Yunani itu
adalah suatu kebodohan.
Bagi orang bodoh, salib itu sangat menyakitkan, salib itu bukan keadilan,
sehingga bagi orang bodoh, ketika ia menanggung penderitaan, sangat menyentuh,
menyakiti hatinya.
Orang Yunani beribadah tetapi hanya untuk mencari hikmat, namun menolak
salib Kristus, karena bagi mereka, itu adalah suatu kebodohan, bukan keadilan.
Sebelum saya melanjutkan yang kedua, saya tergerak sekali mengatakan; bahwa
kita masing-masing pasti merasakan sesuatu yang tidak adil, mungkin di rumah,
di sekolah, di tempat bekerja, di manapun kita berada, tetapi percaya saja,
bahwa batu itu mahal, suatu dasar yang teguh, kokoh.
2.
SUATU BATU
SANDUNGAN
1 Korintus 1: 22-23
(1:22) Orang-orang
Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami
memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu
sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
Bagi orang Yahudi, pemberitaan firman tentang salib Kristus itu menjadi
batu sandungan, sebab mereka hanya menghendaki tanda, yaitu tanda-tanda yang
ajaib / mujizat-mujizat semata.
Bagi mereka, salib Kristus adalah batu sandungan, karena mereka tidak hidup
di dalamnya; mengerti kebenaran tetapi tidak hidup di dalamnya, sehingga salib
Kristus menjadi batu sandungan bagi mereka.
Oleh sebab itu, sidang jemaat / gereja Tuhan dalam ibadah pelayanan, dalam
pengikutan kepada Tuhan; tidak cukup hanya sebatas meminta tanda-tanda ajaib /
tidak hanya sebatas mujizat-mujizat.
Sekarang
pertanyaannya:
Terhadap siapakah batu penjuru menjadi batu sentuhan dan
batu sandungan?
Matius 21: 45-46
(21:45) Ketika imam-imam kepala dan orang-orang
Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa
merekalah yang dimaksudkan-Nya.
(21:46) Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi
mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.
Mereka itu,
antara lain ...
-
IMAM-IMAM
KEPALA
Imam-imam -> pelayan-pelayan, tetapi melayani dengan asal-asalan karena
tidak menghargai korban Kristus.
Melayani asal-asalan, berarti; melayani karena adanya kepentingan-kepentingan,
adanya penonjolan diri, melayani supaya diakui oleh orang lain.
-
ORANG-ORANG
FARISI.
Ragi Farisi adalah kemunafikan.
Munafik = di luar tidak sama dengan di dalam; di luar bisa saja tampak
baik, tetapi di dalamnya penuh dengan dosa kejahatan, itu adalah ragi Farisi. Bagi
mereka, batu penjuru menjadi batu sentuhan dan batu sandungan. oleh sebab itu,
hati-hati dengan ragi kemunafikan!
-
AHLI-AHLI
TAURAT
Lukas 20: 19
(20:19) Lalu ahli-ahli
Taurat dan imam-imam kepala berusaha menangkap Dia pada saat itu juga,
sebab mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu,
tetapi mereka takut kepada orang banyak.
Ahli Taurat, artinya; mengerti firman Tuhan bahkan menguasai tentang hukum Taurat,
tetapi tidak menjadi pelaku firman Tuhan = tidak hidup di dalam hukum kasih
karunia Tuhan.
Sehingga kalau kita perhatikan ahli-ahli Taurat, ketika menemukan perempuan
yang berzinah di pagi hari, mereka hendak menghakimi, hendak merajami dengan
batu, itu berarti tidak hidup dalam hukum kasih karunia.
Bagi
orang-orang inilah (imam-imam kepala, orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat),
batu penjuru menjadi batu sentuhan dan batu sandungan.
Bagaimana
dengan kita, bagaimana dengan pelayanan kita, adakah ragi Farisi? Bagaimana
dengan hidup kita, apakah hidup di bawah hukum taurat atau hukum kasih karunia?
Ini adalah
pertanyaan yang harus kita jawab malam ini dan seterusnya di tengah-tengah
ibadah pelayanan, di manapun kita berada.
Jalan keluarnya.
1 Petrus 2: 3-5
(2:3) jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan
Tuhan.
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu,
yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat
Allah.
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu
hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk
mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada
Allah.
Jika kita benar-benar
sudah mengecap / merasakan kebaikan Tuhan, benar-benar mengecap kasih karunia
Tuhan, kemurahan Tuhan, biarlah kita DATANG KEPADA BATU HIDUP itu, sehingga dipergunakan
sebagai batu hidup.
Mari kita
perhatikan; KALAU KITA MENJADI BATU HIDUP.
1 Petrus 2: 5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu
hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus,
untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan
kepada Allah.
Mari kita lihat
dipergunakan sebagai batu hidup;
-
Untuk
pembangunan suatu RUMAH ROHANI.
Rumah rohani = rumah Tuhan, tempat Roh Allah berdiam.
Mari kita lihat ...
Wahyu 4: 6
(4:6) Dan di hadapan
takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di
sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di
sebelah belakang.
Di sekeliling takhta itu ada 4 makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka
dan di sebelah belakang.
· Mata di sebelah
muka.
Artinya; perjalanan rohani ke depan (masa depan) diterangi oleh firman
Tuhan.
· Mata di sebelah
belakang.
Artinya; dosa masa lalu telah diterangi oleh firman Tuhan.
Kalau dosa masa lalu telah diterangi, otomatis kita tidak lagi mengulangi
dosa yang sama. Kalau dosa yang lampau telah diterangi, maka perjalanan rohani
ke depan tentu telah diterangi oleh firman Tuhan.
Tetapi kalau dosa masa lalu tidak diterangi, perjalanan rohani ke depan
tidak diterangi, sebab dosa itu sama seperti pendendam; sebelum terjadi
pembalasan, akan terus mengejar.
Dalam injil Matius 6: 22, MATA ADALAH PELITA, sedangkan dalam Mazmur 119:
105, FIRMAN TUHAN ADALAH PELITA.
Berarti, kalau mata di sebelah belakang = dosa masa lalu sudah diterangi,
maka perjalanan rohani ke depan juga sudah diterangi (mata di sebelah muka), itulah
keadaan 4 makhluk.
Wahyu 4: 8
(4:8) Dan keempat
makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah
dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru
siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang
sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Kemudian saudaraku, 4 makhluk ini bersayap enam, yang menutupi seluruh
daging / tubuh.
Artinya; segala tabiat-tabiat daging telah tertutupi = tidak lagi tampak
hawa nafsu dan keinginan daging = makhluk roh = manusia rohani = rumah rohani.
Kalau tabiat daging, hawa nafsu dan keingiann daging tidak lagi terlihat,
disebut manusia rohani / rumah rohani.
Oleh sebab itu, batu yang mahal itu dikatakan batu yang hidup / tidak mati;
daging itu mati, roh yang menghidupkan. Inilah jalan keluarnya, kiranya hal ini
dipahami.
Saya kira saya tidak salah kembali mengatakan;
Bukankan kita sudah mengecap kebaikan Tuhan, kasih kemurahan Tuhan,
kemudian Tuhan mengangkat kita setinggi-tingginya, Tuhan menjadikan kita imamat
yang rajani?
Kalau kita sudah merasakan kebaikan Tuhan itu, biarlah kita datang kepada
batu yang hidup, supaya kita dipergunakan sebagai rumah rohani; penuh dengan
mata, menerangi seluruh hidup.
-
Bagi suatu IMAMAT KUDUS.
1 Petrus 2: 5
(2:5) Dan biarlah kamu
juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi
suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena
Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Bagi suatu imamat kudus, tujuannya UNTUK MEMPERSEMBAHKAN PERSEMBAHAN ROHANI.
Saudaraku, mempersembahkan = menyembah.
Sekarang, mari kita lihat; PERSEMBAHAN ROHANI.
Wahyu 4: 10
(4:10) maka tersungkurlah
kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu,
dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka
melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
24 tua-tua tersungkur, menyembah Dia yang duduk di atas takhta, juga yang hidup
sampai selama-lamanya.
Saudaraku, ketika kita TERSUNGKUR MENYEMBAH KEPADA TUHAN, itulah
persembahan rohani.
Ketika 24 tua-tua tersungkur, sujud menyembah Anak Domba, itulah persembahan
rohani bagi imamat kudus.
Barangkali kalau saudara memberi kolekte, itu adalah persembahan jasmani,
tetapi bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani adalah
DOA PENYEMBAHAN.
Mari kita lihat lebih jauh...
Wahyu 5: 8
(5:8) Ketika Ia
mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat
tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu
cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
Cawan emas penuh dengan kemenyan, sehingga dari cawan emas ini, ada asap
yang bergumpal-gumpal, naik di hadirat Tuhan, itulah doa penyembahan yang
berbau harum dari imamat kudus = persembahan rohani.
Jadi, kemenyan dalam cawan itu adalah dupa, asapnya bergumpal-gumpal sampai
naik di hadirat Tuhan, itulah doa penyembahan yang berbau harum, doa
penyembahan yang dilakukan selama 1 jam; terlepas dari hawa nafsu, dan terlepas
dari api yang asing.
Jangan menyembah dengan kedagingan, jangan menyembah karena kebiasaan
tetapi betul-betul hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah, itulah doa
penyembahan.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment