IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 11 DESEMBER 2012
Tema: HAL BERDOA
(Seri
27)
Subtema: MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH BAPA BERARTI
MENGOSONGKAN DIRI / MELEPASKAN SEGALA SESUATU.
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Segera kita membuka injil Matius 6: 5-13, namun kita hanya membaca ayat 10
saja.
Matius 6: 10
(6:10) datanglah
Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Dari pembacaan ayat 10 ini, kita dapat menyimpulkan dua hal.
YANG PERTAMA:
Datanglah Kerajaan-Mu.
Untuk beberapa seri, kita sudah menikmati mengenai yang pertama ini.
YANG KEDUA:
Jadilah kehendak-Mu di
bumi seperti di sorga.
Saudaraku, bagian yang kedua ini perlu kita perhatikan dengan baik; biarlah
kiranya kehendak Tuhan yang jadi dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi
selama kita di bumi ini, supaya kita sama seperti penghuni-penghuni Kerajaan
Sorga.
Matius 26: 39, 42
(26:39) Maka Ia maju
sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya
mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti
yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
(26:42) Lalu Ia pergi
untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini
tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu!"
Yesus harus meminum cawan Allah, itu artinya; kehendak Allah jadi = jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Yesus harus meminum cawan Allah, artinya; Yesus harus menanggung
penderitaan di atas kayu salib.
Yesaya 53: 9-10
(53:9) Orang
menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di
antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu
tidak ada dalam mulutnya.
(53:10) Tetapi TUHAN
berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya
sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan
lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
Saudaraku, sekalipun Yesus tidak berbuat kekerasan dan tidak ada tipu /
tidak ada dusta di dalam mulut-Nya, tetapi Allah berkehendak meremukkan Dia
dengan kesakitan di atas kayu salib, sehingga dengan demikian, kehendak Tuhan
terlaksana oleh-Nya.
Bukti
ketika Yesus meminum cawan Allah.
Matius 27: 50
(27:50) Yesus berseru
pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Yesus menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib.
Nyawa -> nafas kehidupan.
Berarti; menyerahkan nyawa = menyerahkan nafas hidup-Nya, lewat salib = MENGALAMI
SENGSARA SALIB.
Mari kita lihat; menyerahkan nyawa.
Matius 16: 24-25
(16:24) Lalu Yesus
berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
(16:25) Karena
barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi
barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Menyerahkan nyawa, berarti;
-
MENYANGKAL DIRINYA.
Menyangkal diri,
berarti;
·
Tidak mengakui keberadaan diri
sendiri = tidak menonjolkan diri.
·
Tanpa kebanggaan diri.
Banyak hal yang
menyebabkan seseorang berbangga diri, mungkin saja keberhasilannya dalam satu
perkara atau disebabkan oleh yang lain-lain, namun kalau kita menyadari, bahwa segala
sesuatu adalah karena kasih karunia , bukan karena
kekuatan kita, kepintaran kita, harta kekayaan, dan lain sebagainya.
-
MEMIKUL SALIB-NYA.
Memikul salib,
artinya; menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Kita masing-masing
menghadapi banyak masalah, kita sekaliannya menghadapi banyak pergumulan; pergumulan
itu tentu tidak dikehendaki oleh setiap insani, tetapi di sini dikatakan;
barangsiapa mengikut Tuhan, selain menyangkal diri, harus memikul salibnya.
Kita banyak menghadapi
masalah; masalah yang satu belum selesai muncul masalah yang kedua, masalah yang
kedua belum selesai muncul masalah yang ketiga, dan seterusnya. Itulah salib
yang harus dipikul, dan salib setiap orang berbeda-beda.
Tanda
bahwa seseorang telah menyangkal diri dan memikul salibnya (menyerahkan nyawa).
Matius 16: 26
(16:26) Apa gunanya
seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah
yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Tandanya ialah; TIDAK BERUSAHA UNTUK MEMILIKI / MEMPEROLEH SEGALA SESUATU
YANG BERASAL DARI DUNIA.
Kalau kita memperoleh segala sesuatu yang berasal dari dunia, namun itu
menghambat pertumbuhan rohani kita, menghalang-halangi kita untuk beribadah
melayani Tuhan, menghalang-halangi kita untuk menyangkal diri dan memikul
salib, saya himbau; lebih baik itu semua (segala sesuatu yang berasal dari
dunia) dilepaskan saja.
Untuk apa kita memperoleh segala sesuatu yang berasal dari dunia ini, namun
kita terpisah dari Tuhan, tidak hidup sesuai kebenaran firman Tuhan; SEBAB
KEBENARAN YANG SEJATI ADALAH MENYANGKAL DIRINYA, MEMIKUL SALIBNYA.
Saya banyak memperhatikan orang-orang yang mengaku percaya kepada Yesus,
tetapi hidupnya hanya untuk memiliki / memperoleh segala sesuatu yang ada di
dunia ini (menginginkan perkara-perkara di bawah), dan akhirnya dia harus
terpisah dari Yesus, bagaikan tubuh terpisah dari kepala, ini sangat
disayangkan tentunya. Sesungguhnya, itu adalah siasat dari iblis setan.
Kalau kita perhatikan ketika Yesus menghadapi pencobaan, setelah Yesus
berpuasa 40 hari 40 malam;
-
IBLIS SETAN MENAWARKAN MAKANAN /
ROTI DARI BATU
Tetapi kalau kita
hanya memikirkan soal makanan dan minuman, berarti mengabaikan hidup, sebab
kita hidup bukan dari makanan (roti), tetapi kita hidup dari setiap perkataan
yang keluar dari mulut Allah, dari setiap firman Tuhan yang kita terima, dan
firman Tuhan itu mengadakan yang tidak ada, firman Tuhan menghidupkan yang mati
(Matius 4: 1-4).
-
Kemudian pencobaan yang kedua: YESUS
DIBAWA KE BUBUNGAN BAIT ALLAH, KE TEMPAT YANG TINGGI.
Tempat yang tinggi =
kedudukan / posisi yang tinggi.
Tetapi kalau kita
perhatikan selanjutnya, iblis mengatakan “Jatuhkanlah
diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan
malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya
kaki-Mu jangan terantuk kepada batu”.
Berarti; posisi / jabatan
yang tinggi itu adalah sarana / kesempatan bagi iblis setan untuk menjatuhkan
anak-anak Tuhan ke dalam berbagai-bagai masalah, ke dalam berbagai-bagai dosa.
Kalau anak-anak Tuhan
jatuh ke dalam berbagai-bagai masalah, dosa / kejahatan, tidak ada yang bisa
menolong, malaikat sekalipun tidak bisa menatang, kalau bukan pertolongan dari Tuhan.
Oleh sebab itu, saya
katakan; untuk apa kita memperoleh / memiliki segala sesuatu di dunia, kalau itu
membuat kita jauh dari Tuhan dan terjatuh dalam berbagai-bagai macam dosa
(Matius 4: 5-6).
-
Yang hebatnya lagi pencobaan yang
ketiga: IBLIS SETAN MEMBAWA YESUS KE ATAS BUKIT YANG TINGGI LALU MENUNJUKKAN
KERAJAAN DUNIA SERTA KEMEGAHANNYA.
Iblis setan berkata
kepada Yesus; “Semua itu akan kuberikan
kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku”, tetapi Yesus dengan tegas
menolak, justru Yesus berpegang teguh kepada kebenaran firman Tuhan, oleh sebab
itu, Ia berkata: “Enyahlah, Iblis! Sebab
ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia
sajalah engkau berbakti!” (Matius 4: 7-10).
Semoga hal ini dapat dipahami dengan baik: UNTUK APA KITA MEMILIKI MAKANAN
DAN MINUMAN, JABATAN / POSISI YANG TINGGI, ATAU SEGALA KERAJAAN SERTA KEMEGAHAN
DUNIA INI, TETAPI KITA JAUH DARI TUHAN?
Filipi 2: 5-6
(2:5) Hendaklah kamu
dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat
juga dalam Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun
dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik
yang harus dipertahankan,
Saudaraku, supaya kehendak Allah jadi, maka Yesus tidak mempertahankan hak
milik-Nya sebagai sesuatu yang harus dipertahankan.
-
Dia tinggalkan sorga yang mulia,
serta segala isinya,
-
kemudian Yesus adalah Anak, tetapi
Dia juga Allah / Tuhan dan Juruselamat, tetapi segala sesuatunya Dia lepaskan,
tidak dipertahankan.
Himbauan firman Tuhan ini baik; kiranya saya dan saudara menaruh pikiran
dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, dengan demikian kita tidak
dikuasai oleh roh ambisi.
Saudaraku, karena roh ambisi, seseorang akan berakhir dengan kebinasaan.
SATU KESAKSIAN:
Di Jakarta ada seorang ibu rumah tangga yang dikuasai roh ambisi, dia
berambisi dengan sebuah kedudukan jabatan, namun kemudian ia dipindahkan / dimutasikan,
sehingga akhirnya ambisinya itu tidak tercapai. Karena ambisinya ini tidak
tercapai, akhirnya dia mulai kecewa, kemudian pada saat kecewa, dia mulai
mempersalahkan Tuhan. Kalau seseorang berani mempersalahkan Tuhan, dia pun akan
lebih berani mempersalahkan orang-orang di sekitarnya.
Singkat cerita; akhirnya dia stress, kemudian dia dibawa ke rumah sakit
jiwa, namun tidak tertolong dan akhirnya mati = binasa.
Kalau mempunyai segala sesuatu yang di dunia ini, secara jasmani enak /
bisa kita nikmati, kita bisa memuaskan hawa nafsu dan keinginan daging,
memuaskan hasrat, tetapi untuk apa semua itu, kalau itu membuat kita jauh dari
Tuhan?
Memang, tidak banyak orang yang sehati sepikir dengan Yesus Kristus, tidak
banyak orang yang mau melepaskan hak miliknya, tetapi ini yang harus kita
usahakan, lewat firman yang kita terima, terlebih pada malam hari ini.
Filipi 2: 7
(2:7) melainkan telah mengosongkan
diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi
sama dengan manusia.
Ketika Yesus melepaskan segala sesuatu hak milik-Nya, IA MENGOSONGKAN
DIRI-NYA SENDIRI.
Saudaraku, tadi pada saat saya menaikkan puji-pujian, saya berpikir /
merenung sejenak; memang jauh lebih baik kalau mengosongkan diri.
Kalau kita mengosongkan diri, kita tidak pusing dengan soal makanan,
minuman, pakaian, tidak pusing dengan hari esok, tidak pusing dengan segala
perkara, sebab kalau memusingkan diri dengan segala perkara lahiriah / di
bawah, itulah yang membuat seseorang stress; apalagi kalau memikirkan kesusahan
hari esok, sedangkan kesusahan hari ini saja, cukup membuat kita bingung, sedih,
resah dan menderita.
Ini adalah langkah yang baik; YESUS MELEPASKAN SEGALA SESUATU YANG IA
MILIKI, IA MENGOSONGKAN DIRI-NYA.
Ada 2
tanda ketika Yesus mengosongkan diri;
-
MENGAMBIL RUPA SEORANG HAMBA.
Berarti; hamba =
melayani Tuhan.
Yohanes 13: 4-5
(13:4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil
sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,
(13:5) kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh
kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada
pinggang-Nya itu.
Yesus membasuh kaki
murid-murid = Yesus mengambil rupa seorang hamba = melayani Tuhan.
Tanda bahwa Yesus mengambil rupa seorang hamba:
MENGIKAT PINGGANG-NYA
DENGAN KAIN LENAN.
Kalau istilah bahasa
batak; “parhobas”.
Saya masih teringat
sewaktu masa kecil di kampung, seorang parhobas
mengikatkan pinggangnya, itu adalah tanda bahwa ia adalah parhobas (pelayan pesta).
Yesaya 11: 5
(11:5) Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan,
seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
TIDAK MENYIMPANG DARI
KEBENARAN dan KESETIAAN, itu arti BERIKAT PINGGANG.
Oleh sebab itu,
biarlah kita senantiasa berikat pinggang, berarti; layanilah Tuhan dengan
sungguh-sungguh, sehingga dengan demikian, tidak terdapat
penyimpangan-penyimpangan, tidak berlaku serong di hadapan Tuhan, melainkan
tetap di dalam kebenaran dan kesetiaan.
Jadi, kebenaran dan
kesetiaan itu tercipta, kalau kita tetap melayani Tuhan, kalau kita tetap berikat
pinggang.
-
MENJADI SAMA DENGAN MANUSIA.
Filipi 2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya
dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Sebagai manusia;
·
IA TELAH MERENDAHKAN DIRI-NYA.
Biarlah kiranya kita
juga merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kita memperoleh
kasih karunia, belas kasih Tuhan, dari dua tangan Tuhan yang kuat.
·
IA TAAT SAMPAI MATI.
Taat = patuh pada
ajaran yang benar = dengar-dengaran.
Saudaraku, kalau kita
perhatikan di sini; Yesus taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu
salib, berarti KEHENDAK ALLAH JADI, KEHENDAK ALLAH TERLAKSANA OLEH-NYA.
Yohanes 13: 3
(13:3) Yesus tahu,
bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia
datang dari Allah dan kembali kepada Allah.
Dengan matinya Yesus di atas kayu salib, berarti; kehendak Allah jadi /
terlaksana.
Kemudian, Allah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.
Saudaraku, biarlah juga Allah menyerahkan segala sesuatu kepada kita, sesuai
dengan kerinduan-kerinduan kita, tetapi biarlah kiranya kehendak Tuhan yang
jadi, supaya tidak membuat kita jauh dari Tuhan.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment