IBADAH RAYA MINGGU, 09 DESEMBER 2012
Tema: BERKAT
TUHAN PANGKAL SELAMAT
(Seri
01)
Subtema: JIKALAU BUKAN TUHAN YANG MEMBANGUN RUMAH,
SIA-SIALAH USAHA ORANG YANG MEMBANGUNNYA
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya yang besar, kita dapat beribadah
malam hari ini, kita boleh merasakan hadirat-Nya, baik lewat firman Tuhan yang
rahasianya dibukakan, baik lewat kuasa Roh Kudus, baik lewat kasih-Nya tinggal
di dalam kehidupan kita, sehingga dengan demikian, kita berbuah-buah, dapat
menghasilkan buah yang banyak; buah itu cukup untuk menyenangkan hati Tuhan.
Sekarang, kita akan memulai firman penggembalaan untuk Ibadah
Raya Minggu.
Kita sudah melewati firman penggembalaan mengenai; “SIAPA YANG TERBESAR DALAM KERAJAAN SORGA.”
Kalau mau menjadi kecil dan merendahkan diri
serendah-rendahnya, maka ia yang terbesar di dalam Kerajaan Sorga. Tetapi kalau
ia menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, maka ia
menjadi kecil di dalam Kerajaan Sorga.
Saudaraku, saya kira dari 9 seri ini, kita cukup
dipuaskan, kita cukup diberi pemahaman yang baru, supaya kita betul-betul
menjadi kecil, berarti merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Tuhan;
bukan berada di angka satu, angka dua tetapi berada di titik nol / koson =
tidak mempertahankan harga diri (angka satu, dua, dan seterusnya).
Sebab kalau saya perhatikan; harga diri membuat seseorang
gagal dalam segala perkara, dan juga menghalangi urapan dari kuasa Roh-El
Kudus, itu sudah pasti, membuat kita gagal melayani, baik di tengah-tengah
ibadah, maupun di luar ibadah pelayanan, betul-betul menghambat pembangunan
tubuh Kristus.
Tetapi kalau kita berada di titik nol, kebenaran itu
permanen, kebenaran itu tidak ditentukan oleh keadaan, situasi, perasaan. Tetapi
kalau tidak berada di titik nol, kebenaran dipengaruhi oleh angka satu, angka
dua dan seterusnya, dan itu adalah suatu kerugian yang besar tentunya.
Biarlah kita merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang
kuat, pada saat mendengarkan firman Tuhan, supaya ibadah ini menjadi ibadah
yang ...
-
MENGANDUNG JANJI, baik
sekarang maupun yang akan datang.
Janji
untuk sekarang adalah; kita dipelihara oleh berkat-berkat jasmani maupun
rohani, sedangkan janji yang akan datang adalah; keselamatan yang telah disediakan
oleh Allah bagi kita sekalian.
-
MENGANDUNG KUASA.
Berkuasa untuk
membebaskan kita dari dosa, baik sekarang dan selama-lamanya.
Kita memulai firman penggembalaan yang baru untuk Ibadah
Raya Minggu, dari Mazmur 127: 1-5,
namun pada kesempatan kali ini, kita hanya membaca ayat 1-2 saja.
Mazmur 127: 1-2
(127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN
yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau
bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
(127:2) Sia-sialah
kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti
yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang
dicintai-Nya pada waktu tidur.
Dari pembacaan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa, ada 3
hal yang mendatangkan kesia-siaan:
- YANG PERTAMA: Jikalau
bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.
-
YANG KEDUA: Jikalau
bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
-
YANG KETIGA: Sia-sialah kamu bangun
pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam dan makan roti
yang diperoleh dengan susah payah.
Itulah 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka
bumi ini.
Pada kesempatan malam hari ini, kita akan memperhatikan
keterangan YANG PERTAMA:
JIKALAU
BUKAN TUHAN YANG MEMBANGUN RUMAH, SIA-SIALAH USAHA ORANG YANG MEMBANGUNNYA
Mari kita lihat;
rumah yang dibangun dengan sia-sia.
1 Korintus 3: 10-11
(3:10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang
dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah
meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap
orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
(3:11) Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan
dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
Dasar dari
tiap-tiap bangunan ialah; KRISTUS YANG DISALIBKAN = KORBAN KRISTUS, tidak ada
dasar yang lain.
Tetapi, ada hal
yang harus kita perhatikan; TIAP-TIAP
ORANG HARUS MEMPERHATIKAN, BAGAIMANA IA HARUS MEMBANGUN DI ATASNYA.
1 Korintus 3:
12
(3:12) Entahkah orang membangun di atas dasar ini
dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,
Ada 2 jenis
bangunan, yaitu;
-
Jenis bangunan
yang pertama: dibangun dengan emas, perak, batu permata.
-
Jenis bangunan
yang kedua: dibangun dengan kayu, rumput kering, jerami.
1 Korintus 3:
13-15
(3:13) sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan
nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api
dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
(3:14) Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji,
ia akan mendapat upah.
(3:15) Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita
kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam
api.
Selanjutnya, setiap
bangunan akan diuji dengan api.
Ujian ->
pencobaan-pencobaan yang datang seijin Tuhan.
Kita perhatikan
di sini;
-
Jenis bangunan
yang pertama dibangun dengan EMAS, PERAK dan BATU PERMATA.
Kalau jenis bangunan yang pertama ini diuji dengan api, ia tidak akan hangus
terbakar = tidak akan berubah.
-
Tetapi kalau
bangunan itu dibangun dari jenis bangunan yang kedua, yaitu dibangun dengan KAYU,
RUMPUT KERING, JERAMI; ketika diuji dengan api, maka ia akan terbakar dan
hangus, bahkan berubah menjadi debu.
Debu adalah gambaran manusia yang hina, karena dosa.
Saudaraku,
jikalau bangunan tersebut tahan uji / tidak hangus terbakar, di sini dikatakan:
ia akan mendapat upah. Tetapi saya
tidak menjelaskan upah itu terlebih dahulu.
Kemudian, jika
bangunan itu tidak tahan uji, maka ia akan hangus terbakar, sehingga ia akan
mengalami kerugian yang besar.
Memang, kalau
kehidupan anak-anak Tuhan tidak tahan uji, tidak kuat terhadap segala cobaan,
ia akan berubah dan menjadi hangus, menjadi debu tanah, gambaran dari manusia
yang hina karena dosa.
Dalam
pengikutan kita kepada Tuhan, cobaan itu datang silih berganti; cobaan yang
satu belum selesai, cobaan yang kedua sudah datang, terus menerus.
Sekarang
pertanyaannya; Bangunan rohani kita
terbangun dari jenis bangunan yang mana?
Kalau terbuat dari
jenis bangunan yang kedua, maka kita akan hangus terbakar, berubah menjadi
debu, gambaran dari manusia yang hina karena dosa, sehingga tidak sedikit
anak-anak Tuhan mempersalahkan Tuhan dan sesama, mempersalahkan nasib dan
sebagainya.
Kalau seseorang
berkata: “Coba ya, seandainya saya ...”,
itu berarti ia sedang mempersalahkan Tuhan, mempersalahkan keadaan,
mempersalahkan nasib.
Sekarang, terlebih
dahulu kita lihat keterangan: jenis bangunan yang kedua, yaitu;
MEMBANGUN RUMAH
DARI KAYU.
Kayu -> HAWA
NAFSU dan KEINGINAN DAGING.
Ada 15 tabiat daging.
Galatia 5:
19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan,
kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri
sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora
dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah
kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak
akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
-
Percabulan - Perseteruan - Percideraan
-
Kecemaran - Perselisihan - Roh pemecah
-
Hawa nafsu - Iri hati - Kedengkian
-
Penyembahan berhala - Amarah - Kemabukan
-
Sihir - Kepentingan diri sendiri - Pesta pora
Ada 15 tabiat
daging; setiap orang yang melakukannya, tidak mendapat bagian dalam Kerajaan
Sorga.
Roma 8: 5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging,
memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh,
memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Kalau hidup
menurut hawa nafsu dan keinginan daging, yang dipikirkan hanya hal-hal yang
dari daging.
Kalau memikirkan
hal-hal yang dari daging, berarti; keinginannya hanya untuk menyenangkan
daging, bukan untuk menyenangkan Tuhan, hanya untuk memuaskan hawa nafsu, untuk
memuaskan hasratnya saja, tanpa memikirkan perasaan Tuhan.
Roma 8: 6
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi
keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
Kalau hidup
menurut keinginan daging, menuju pada kematian / maut = binasa.
Roma 8: 7
(8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan
terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini
memang tidak mungkin baginya.
Setiap orang
yang hidup menuruti hawa nafsu dan keinginan daging menjadi SETERU ALLAH,
kenapa?
Karena ia tidak
takluk pada hukum Allah / kebenaran firman Tuhan, sebagai kebenaran yang
menguduskan seseorang.
Roma 8: 4
(8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam
kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
Setiap orang
yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging, berarti ia sedang BERADA DI
BAWAH HUKUM TAURAT.
Hukum Taurat
itu; “tangan ganti tangan, mata ganti
mata, gigi ganti gigi”, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang
yang berbuat salah tidak luput dari hukuman, itulah bangunan yang terbuat dari
kayu.
Kita ini rumah
Tuhan, dibangun dengan jenis bangunan apa? Kalau dari kayu, berarti hidup
menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Sekarang, mari
kita lihat keterangan: jenis bangunan yang kedua, yaitu;
MEMBANGUN RUMAH
DARI RUMPUT KERING.
Mari kita lihat;
proses ketika rumput menjadi kering.
Yohanes 15: 5-6
(15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
(15:6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang
ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan
orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Kalau tidak
tinggal di dalam Tuhan, sama seperti ranting yang tidak melekat pada pokok
anggur; ia menjadi kering dan tidak berbuah = TIDAK DAPAT BERBUAT APA-APA.
Jadi, kalau
tidak tinggal di dalam Tuhan, maka Tuhan tidak tinggal diam dalam kita, sama
seperti ranting yang tidak melekat pada pokok anggur = tidak ada persekutuan
antara tubuh dengan kepala, ia menjadi kering dan tidak berbuah = tidak dapat
berbuat apa-apa.
Tidak dapat
berbuat apa-apa, artinya; tidak dapat melayani Tuhan, pelayanannya tidak dapat dicicipi
/ dinikmati oleh Tuhan dan sesama = tidak dapat memberi yang terbaik untuk Tuhan
dan sesama.
Sebab kalau ranting
berbuah, yang mencicipi buah yang manis, bukan rantingnya, melainkan orang
lain.
Yohanes 15: 6
(15:6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang
ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan
ke dalam api lalu dibakar.
Kehidupan yang
kering-kering, kehidupan yang tidak menghasilkan buah; tidak dapat berbuat
apa-apa, sudah dekat dengan kutuk pembakaran, dicampakkan ke dalam api lalu
dibakar.
Sekarang, mari
kita lihat keterangan: jenis bangunan yang kedua, yaitu;
MEMBANGUN RUMAH
DARI JERAMI.
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, jerami adalah batang yang kering, setelah dituai. Misalnya;
batang padi / batang gandum, setelah
dituai, ia menjadi kering.
Yeremia 23: 28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan
mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan
firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum?
demikianlah firman TUHAN.
Firman para
nabi, firman nubuatan itu, dikaitkan dengan gandum = penuh dengan firman Tuhan.
Gandum ->
firman para nabi, firman nubuatan.
Berarti; jerami
adalah gambaran dari KEHIDUPAN YANG TIDAK DIISI, TIDAK DIPENUHKAN, TIDAK
MEMILIKI KEBENARAN YANG BERASAL DARI FIRMAN TUHAN.
Barangkali seseorang
memiliki kebenaran, tetapi kebenaran menurut pengertiannya sendiri, itu
bukanlah kebenaran dari firman Tuhan, itu tetap disebut jerami.
Lebih rinci
kita melihat; jerami.
Matius 3: 12
(3:12) Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan
membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam
lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang
tidak terpadamkan."
Kalau tidak
diisi, tidak dipenuhkan dengan firman Tuhan, tidak bernas, tidak memiliki
kebenaran yang berasal dari firman Tuhan, ia hanya sebatas debu, gambaran dari
manusia yang hina karena dosa.
Kalau tidak
memiliki kebenaran yang berasal dari firman Tuhan, tidak bernas; ia akan
melakukan segala sesuatu sesuai kebenarannya, sehingga banyak terdapat
kesalahan-kesalahan, banyak terdapat kekurangan-kekurangan, dan akhirnya jatuh
ke dalam berbagai-bagai dosa (debu).
Biarlah hidup
ini kita jalankan sesuai dengan rambu-rambu yang berasal dari Tuhan; kita penuh
dengan firman Tuhan, seperti gandum yang bernas.
Kalau gandum tidak
bernas, tidak penuh dengan firman Tuhan, maka akan mengalami kelaparan yang
hebat, seperti yang pernah terjadi di Mesir; tetapi untung ada Yusuf, untuk
mengatasi tujuh tahun kelaparan yang dahsyat.
Ketika seseorang
mengalami kelaparan yang hebat, di situ ada ratap tangis, ada jeritan karena
penderitaan, ada duka cita dan sebagainya.
Kemudian, kalau
kita perhatikan kembali ayat 12.
Matius 3: 12
(3:12) Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan
membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam
lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak
terpadamkan."
Debu jerami itu
akan dibakarnya dalam api yang tidak terpadamkan, itulah api neraka.
Biarlah kita
semua memperhatikan hal ini; jangan sampai ada penderitaan yang membuat kita
menjerit karena tanpa kebenaran.
Kembali kita
memperhatikan...
1 Korintus 3:
15-17
(3:15) Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita
kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
(3:16) Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait
Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
(3:17) Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah
akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu
ialah kamu.
Saya dan
saudara adalah bangunan Allah = rumah Tuhan.
Sesungguhnya,
rumah Tuhan itu tempat Roh Allah berdiam, tetapi kalau bangunan itu tidak tahan
uji karena dibangun dengan kayu, rumput kering, dan jerami, maka Allah sendiri
yang akan membinasakan.
Dalam Ulangan
32: 39, “Allah yang mematikan dan yang
menghidupkan.”
Sekarang,
supaya kita terlepas dari kebinasaan ini, mari kita lihat jalan keluarnya.
Jalan keluarnya.
1 Korintus 3:
12-13
(3:12) Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas,
perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,
(3:13) sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan
nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api
dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
Jalan keluarnya
bagi kita adalah; biarlah kiranya kita membangun rumah di atas dasar yang sudah
diletakkan, yaitu; MEMBANGUN DENGAN EMAS, PERAK, BATU PERMATA.
Keterangan : MEMBANGUN
RUMAH DENGAN EMAS.
Kalau rumah
dibangun dengan emas, apabila ia diuji dengan api, emas tidak akan terbakar,
tidak akan hangus, apalagi berubah menjadi debu; EMAS TETAPLAH EMAS = tidak
berubah, tahan uji = tahan terhadap pencobaan.
Justru kalau
emas dibakar oleh api, ia akan semakin murni = semakin diuji, semakin murni; baik
di tengah-tengah ibadah pelayanan semakin murni di hadapan Tuhan, baik nikah
rumah tangga semakin murni di hadapan Tuhan.
Murni, berarti;
tidak tercampuri dengan dosa, tidak tercampuri dengan hal-hal yang lain, tidak
tercampuri dengan yang tidak suci, yang tidak baik = terlepas dari dosa
kejahatan maupun kenajisan.
Sebagai contoh;
Ayub 23: 10
(23:10) Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia
menguji aku, aku akan timbul seperti emas.
Ini adalah pernyataan
dari Ayub: SEANDAINYA IA MENGUJI AKU, AKU
AKAN TIMBUL SEPERTI EMAS.
Kalau kita
perhatikan dalam Ayub 1 dan Ayub 2, betapa hebatnya ujian-ujian yang dihadapi
Ayub; ujian yang satu belum selesai, ujian yang kedua sudah menyusul, ujian yang
kedua belum selesai, ujian yang ketiga menyusul;
-
dimulai dari
harta kekayaan lenyap,
-
menyusul lagi kematian
anak-anaknya,
-
ditambah lagi
bara yang berbau busuk dari batu kepala sampai ujung kaki.
Betapa hebatnya
Tuhan menekan Ayub sampai berada di debu tanah.
Tidak hanya sampai
di situ; ditambah lagi dengan isterinya yang tidak rohani, sebab banyak bicara,
ngomel / menggerutu saat menghadapi pencobaan.
Kita yang sedang
menghadapi masalah saja sudah pusing, apalagi kalau ditambah dengan isteri yang
banyak bicara, seseorang akan semakin bertambah pusing.
Tetapi terhadap
semua itu, Ayub tidak berbuat dosa, ia tidak mengutuki Tuhan.
Ayub 1: 20-22
(1:20) Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan
mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah,
(1:21) katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari
kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN
yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
(1:22) Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa
dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Tuhan yang memberi,
Tuhan yang mengambil kembali harta kekayaan Ayub, termasuk anak-anaknya, namun Ayub
mengikhlaskan itu semua; di dalam semuanya itu, Ayub tidak berdosa, dia tidak
menuduh Tuhan dan tidak mempersalahkan Tuhan.
Ini adalah
kehidupan yang tahan uji, rumah yang dibangun dengan emas; TIDAK MEMPERSALAHKAN
SESAMA, TIDAK MENUDUH TUHAN YANG BUKAN-BUKAN.
Ayub 2: 9-10
(2:9) Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih
bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
(2:10) Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau
berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari
Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub
tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
Sekalipun
begitu hebatnya penderitaan sebagai ujian yang harus dialami / dihadapi, tetapi
mulut / bibir Ayub tidak berdosa, artinya; tidak ada persungutan, tidak ngomel,
tidak menggerutu.
Orang yang menggerutu,
seperti isteri Ayub, adalah orang yang tidak tahan ujian. Sesungguhnya, yang menghadapi
ujian adalah Ayub, bukan isterinya, tetapi justru isterinya bersungut-sungut, ngomel,
dan menggerutu.
Keterangan: MEMBANGUN
RUMAH DENGAN PERAK.
Perak ->
ketebusan = kehidupan yang sudah ditebus.
1 Petrus 1: 18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari
cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan
dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah
Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak
bercacat.
Kehidupan yang
telah ditebus, bukan ditebus dengan barang fana, bukan dengan perak atau emas,
melainkan dengan darah yang mahal, darah Kristus yang tak bernoda dan tak
bercacat, sehingga kita menjadi milik kepunyaan Allah.
Ibrani 9: 15
(9:15) Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu
perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian
kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus
pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
Yesus telah
menebus pelanggaran-pelanggaran, dosa-dosa yang diwarisi dari nenek moyang,
semua karena kemurahan Tuhan, sehingga kita menjadi milik ketebusan-Nya.
Galatia 3: 13
(3:13) Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum
Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis:
"Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
Yesus telah
menebus dosa kita, Ia telah mati di atas kayu salib, darah-Nya tercurah atas
kita.
Kita ditebus
bukan dengan hukum Taurat, tetapi oleh darah penebusan Yesus Kristus, sebab
hukum Taurat tidak berdaya terhadap daging dan keinginannya.
Mari kita
lihat; milik ketebusan.
Wahyu 14: 1, 4
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba
berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat
ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan
dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan.
Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka
ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi
Anak Domba itu.
Anak Domba
Allah berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia 144000 orang, mereka
itu adalah MILIK KEPUNYAAN ALLAH YANG SUDAH DITEBUS OLEH DARAH YESUS KRISTUS.
Mereka menjadi
korban-korban sulung dari antara manusia, inilah milik kepunyaan Allah.
Mari kita lihat
lebih jauh lagi mengenai 144000 orang.
-
Wahyu 14: 1
(14:1) Dan aku
melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan
Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis
nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
PADA DAHI 144000 ORANG ITU TERTULIS NAMA ALLAH BAPA DAN NAMA ANAK DOMBA
ALLAH, TIDAK ADA NAMA YANG LAIN.
Artinya; 144000 orang yang telah ditebus, senantiasa memikirkan
perkara-perkara di atas, di mana Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa, tanpa
memikirkan perkara-perkara yang di bawah = memikirkan perkara-perkara yang
rohani / perkara-perkara yang di atas, yaitu memikirkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan ibadah pelayanan, ini adalah pemikiran yang positif.
-
Wahyu 14: 3
(14:3) Mereka menyanyikan
suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua
itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari
pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Mereka MENYANYIKAN SUATU NYANYIAN BARU di hadapan takhta dan di depan
keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari
nyanyian itu, selain dari pada 144000 orang tersebut.
Menyanyikan suatu nyanyian baru = berlogat ganjil.
Mari kita lihat; orang yang berlogat
ganjil.
Yesaya 28: 11
(28:11) Sungguh, oleh
orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa
asing akan berbicara kepada bangsa ini
Berlogat ganjil, artinya; berbahasa lidah / berbahasa Roh = berbahasa asing.
Jadi, setiap orang yang berbahasa lidah, berbahasa Roh, tidak ada orang
yang dapat mempelajarinya / mengartikannya.
Bila nyanyian baru terus menerus keluar dari mulut, itu terjadi ketika seseorang
membangun hubungan yang erat / intim dengan Tuhan, sama halnya ketika hubungan
suami-isteri begitu intim, tidak seorang pun yang tahu perkataan-perkataan yang
terucap, selain suami (kepala) dan isteri (tubuh).
Ketika hubungan itu begitu erat dengan Tuhan, di situlah terjadi
bahasa-bahasa lidah / bahasa Roh / nyanyian baru. Ini harus kita perhatikan
dengan baik, kiranya nyanyian baru ini terus menerus keluar dari mulut saya dan
saudara, tetapi jangan lupa, NYANYIAN BARU TERJADI KALAU ADA HUBUNGAN YANG
HARMONIS / ERAT / INTIM DENGAN TUHAN.
-
Wahyu 14: 4
(14:4) Mereka adalah
orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan,
karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang
mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara
manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
a.
MEREKA TIDAK
MENCEMARKAN DIRINYA DENGAN PEREMPUAN-PEREMPUAN.
Artinya; tidak dikuasai oleh roh najis, terlepas dari roh najis, mulai dari
hati, pemikiran, perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang,
gerak-gerik terlepas dari roh najis.
b.
MEREKA MURNI
SAMA SEPERTI PERAWAN.
Berarti; tidak tersentuh dosa, tidak tercampuri dengan dosa = hidup dalam
kesucian.
Kalau kita hidup dalam kesucian, maka kita sama dengan Allah, sebab Allah
kudus adanya. Tetapi kalau kita hidup dalam dosa, maka menjadi sama seperti
setan.
Saya merindukan kita semua menjadi orang yang murni; oleh sebab itu,
biarlah kita hidup dalam kesucian, mulai dari sikap, tingkah laku, cara
berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, jangan mengundang sesuatu yang tidak
baik.
Renungkanlah firman ini saudaraku; belajarlah untuk murni mulai dari
perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik,
buatlah segala sesuatunya menjadi murni di manapun kita berada, jangan ada yang
lain, berarti tanpa campuran, sebab kalau ada campuran yang lain / yang tidak
suci, itu akan merusak.
Memang, kalau kita menjaga kesucian, akan terlihat seperti orang bodoh, tetapi
itu tidaklah mengapa, sebab yang kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan. Oleh
sebab itu, kita harus menjadi murni, polos, menjaga kesucian, tidak tersentuh
dosa, supaya menjadi sama seperti 144000 orang.
Mulai dari pakaian harus murni, sebab pakaian adalah kelakuan sehari-hari. Barangkali
ada pakaian yang tidak murni lagi, bakar saja, tidak perlu dipertahankan.
Ayo, praktekkanlah firman Tuhan, ijinkanlah salib Kristus berkuasa, sebab
kita adalah milik ketebusan; ditebus oleh darah Kristus, yang sama dengan darah
Anak Domba yang tak bernoda, tak bercacat.
-
Wahyu 14: 5
(14:5) Dan di dalam
mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta = TIDAK ADA TIPU MUSLIHAT DALAM
MULUT.
Orang yang tercemari dosa, mulutnya terlihat benar tetapi sesungguhnya mulutnya
penuh dengan dusta.
Di mulut 144000 orang ini tidak ada dusta, tidak ada tipu muslihat, tidak
licik.
Kalau tidak ada dusta dalam setiap perkataan, itu menunjukkan seseorang
hidup oleh Roh dan memberi diri dipimpin oleh Roh, itulah milik ketebusan Allah,
yang ditebus dengan darah yang mahal.
Keterangan: MEMBANGUN
RUMAH DENGAN PERMATA.
Wahyu 21: 10-11,
18-20
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah
gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu,
Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya
sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih
seperti kristal.
(21:18) Tembok itu terbuat dari permata yaspis;
dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.
(21:19) Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan
segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu
nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud,
(21:20) dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam
batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril,
yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas
batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung.
Ada 12 batu yang
menjadi dasar dari kota Yerusalem yang baru.
Pada kesempatan
malam ini, saya tidak menyampaikan secara rinci mengenai seluruh batu yang
menjadi dasar dari kota Yerusalem, tetapi yang kita perhatikan di sini; DASAR
PERTAMA SEKALI DARI KOTA YERUSALEM adalah BATU PERMATA YASPIS.
Kota Yerusalem
yang baru; penuh dengan cahaya kemuliaan, sama seperti permata yang paling
indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Kristal, artinya;
transparan, jujur, tulus, polos, tampil apa adanya, tidak dibuat-buat.
Jadi, permata
yaspis itu adalah permata yang paling indah, penuh dengan cahaya kemuliaan
Allah, sebab dia jernih seperti kristal, tulus, jujur, polos, tampil apa
adanya.
Jadilah batu permata
yaspis, permata yang paling indah, yang memancarkan cahaya kemuliaan Allah.
Sekalipun di
tengah-tengah kegelapan dunia karena dosa sudah semakin memuncak, tetapi permata
yaspis, permata yang paling indah, akan memancarkan cahaya kemuliaan Allah, itu
sebabnya ia disebut permata yang indah, jernih seperti kristal.
Jadilah permata
yang indah di hati Tuhan, jernih seperti kristal, memancarkan cahaya kemuliaan
Allah. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI.
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment