Tema: SIAPA
YANG TERBESAR DALAM KERAJAAN SORGA
(Seri 09)
Subtema: YESUS KRISTUS MENENTUKAN HAK-HAK KERAJAAN SORGA DAN
MELAKUKAN 2 HAL KEPADA ORANG YANG KECIL / MERENDAHKAN DIRI SERENDAH-RENDAHNYA
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya, kita dimungkinkan untuk
beribadah pada saat malam hari ini.
Kemudian, pada malam hari ini kita sudah mempersembahkan
korban bagi Tuhan, baik nyanyian syukur dan karunia jabatan yang Tuhan
percayakan; biarlah itu semua berbau harum di hadapan Tuhan.
Kembali kita memeriksa Matius 18.
Saya pikir, minggu lalu adalah seri yang terakhir untuk
firman penggembalaan dalam Ibadah Raya Minggu, tetapi ternyata Tuhan masih mempunyai
rencana kepada kita semua, lewat Matius 18; biarlah kita semua MAU MENJADI
KECIL, MERENDAHKAN DIRI SERENDAH-RENDAHNYA, sampai berada di titik nol, supaya
tidak ada perselisihan / pertengkaran satu dengan yang lain.
Kemudian, kehidupan yang kecil adalah KEHIDUPAN YANG
STABIL, tidak labil.
Stabil, berarti; kebenarannya tidak ditentukan oleh situasi,
kebenarannya tidak ditentukan oleh suasana apapun, kebenarannya tidak
ditentukan oleh hal-hal lahiriah, karena berada pada titik nol; kebenaran tetap
menjadi bagian dari orang yang kecil dan orang yang merendahkan diri
serendah-rendahnya.
Saya kira, kata-kata yang membangun ini perlu diperhatikan;
BAGI ORANG YANG MAU MENJADI KECIL, KEBENARANNYA TIDAK DITENTUKAN OLEH APAPUN.
Tetapi kalau tidak berada di titik nol, kebenarannya
ditentukan oleh angka 1 atau angka 2 atau angka 3 dan seterusnya = membuat
nilai = mempertahankan harga di dalam diri sendiri.
Oleh sebab itu, saudara juga harus berdoa untuk saya, supaya
saya berada di titik nol, supaya kebenaran itu tetap menjadi bagian kita
semuanya, dan kebenaran itu tidak ditentukan oleh suasana, sebab saudara pasti
tidak akan setuju kalau gembala sidang, kebenarannya ditentukan oleh suasana dan
keadaan yang ada.
Begitu banyak kisah dari Kejadian sampai Wahyu, tetapi kenyataannya,
Tuhan belum ijinkan kita berpaling dari Matius 18 ini, dan semoga Tuhan punya
maksud dan rencana yang indah, dalam seri yang terakhir ini.
Kembali kita memperhatikan Matius 18: 1-5, namun kita
hanya membaca ayat 1-2.
Matius 18: 1-2
(18:1) Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada
Yesus dan bertanya: "Siapakah
yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
(18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan
menempatkannya di tengah-tengah mereka
Murid-murid bertanya kepada Yesus dengan pertanyaan: “Siapakah
yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?”.
Saudaraku, pertanyaan ini baik dan rohani, tetapi kalau
kita perhatikan pada ayat 2, Yesus tidak segera menjawab dan tidak segera
menunjuk siapa-siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga, justru memanggil seorang
anak kecil dan menempatkannya di antara / di tengah-tengah mereka.
Lebih rinci kita perhatikan ...
Markus 9: 34-35
(9:33) Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di
Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya:
"Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?"
(9:34)
Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa
yang terbesar di antara mereka.
Rupa-rupanya, 12 murid menginginkan yang terbesar tetapi
dengan cara-cara manusiawi / duniawi, sehingga pada saat itu, terjadi
pertengkaran / perselisihan satu dengan yang lain.
Demikian juga dengan saya dan saudara; bila menginginkan
yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, pada saat itu, terjadi
pertengkaran / perselisihan satu dengan yang lain.
Barangkali pertengkaran / perselisihan itu tidak terjadi
dengan adu fisik atau adu mulut, tetapi kalau seseorang menginginkan yang
terbesar, di situ sedang terjadi perselisihan; itu dapat dilihat dari suasana
yang ada; keadaan menjadi tegang, tidak kondusif, bahkan ketika berkata-katapun
serba salah; itulah kalau menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi
/ duniawi.
Tadi kalau kita lihat dalam Matius; pertanyaan murid-murid
terlihat baik dan rohani, tetapi ternyata di balik pertanyaan itu ada keinginan
untuk menjadi yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi.
Firman ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh,
kalaupun firman ini disampaikan berulang-ulang, tetapi harus tetap kita
perhatikan, supaya kita melihat rencana Tuhan lewat firman ini, sehingga dengan
demikian, keinginan-keinginan Tuhan terwujud lewat ibadah pelayanan yang Tuhan
percayakan kepada saya dan saudara.
Mari kita memperhatikan; 12 murid menginginkan yang
terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, pada waktu perjamuan malam.
Lukas 22: 24
(22:24)
Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah
yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
Ketika murid-murid Yesus menginginkan yang terbesar
dengan cara-cara manusiawi / duniawi, pada saat itu terjadi pertengkaran satu
dengan yang lain. Ini sangat disayangkan, sebab PERTENGKARAN itu TERJADI PADA
WAKTU PERJAMUAN MALAM.
Jamuan, berarti; ada jamuan makan dan minum.
-
Makanan rohani kita
adalah; firman Tuhan.
-
Minuman rohani kita
adalah; Roh Kudus.
Malam ini, kita bagaikan berada dalam perjamuan makan dan
minum; kalau di tengah-tengah ibadah pelayanan ada pertengkaran / perselisihan,
karena menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, ini
sangat disayangkan tentunya.
Praktek
ketika menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi.
Lukas 22: 25
(22:25)
Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat
mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut
pelindung-pelindung.
-
Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka.
Berarti;
praktek yang terbesar menurut cara-cara manusawi / duniawi adalah raja-raja,
pemerintah-pemerintah dalam satu kerajaan atau satu negara, itulah yang disebut
yang terbesar menurut ukuran manusiawi / duniawi.
-
Orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut
pelindung-pelindung.
Berarti; pelindung-pelindung
yang menjalankan kuasa, itulah yang terbesar menurut ukuran manusiawi /
duniawi.
Saudaraku,
kalau kita menganut paham ini, kita tidak perlu datang kepada Tuhan, tidak
perlu beribadah melayani Tuhan, bahkan tidak perlu tergembala dalam satu
kandang penggembalaan, lebih baik datang kepada Ade Rai, untuk memperbesar otot
saja, dengan cara fitness, atau
cara-cara yang lain, maka dengan demikian, ia disebut pelindung-pelindung =
terbesar dengan ukuran manusiawi / duniawi.
Bandingkan dengan...
Praktek
menjadi yang terbesar dengan ukuran Kerajaan Sorga.
Lukas 22: 26
(22:26)
Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu
hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
-
Yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai
yang paling muda
Berarti;
untuk menjadi yang terbesar, hendaknya menjadi yang paling muda.
Tanda
orang muda:
1. HORMAT KEPADA ORANG
TUA / YANG LEBIH TUA.
Mari kita
belajar untuk hormat kepada yang lebih tua, baik tua jasmani, maupun tua secara
rohani, itu berlaku.
2. MAU DIAJAR, karena
orang muda identik dengan minim pengalaman.
Orang yang
minim pengalaman berarti; mau diajar. Sebaliknya, kalau tidak mau diajar oleh
firman Tuhan, itu bukanlah tanda orang muda.
3. MEMILIKI HIASAN.
Hiasan
orang muda terletak pada KEKUATANNYa.
Kalau kita
memiliki kekuatan, baiklah kita mengerahkan segenap kekuatan kita di
tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan; tidak hanya cukup datang
beribadah lalu pulang, sebab itu sama dengan menyambut Yesus hanya bagian
tertentu.
Ayo,
kerahkan kekuatan saudara untuk melayani Tuhan, jangan menunggu perintah /
omongan, baru mengerjakan pekerjaan Tuhan, tapi kerahkanlah segenap kekuatan saudara
untuk segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah pelayanan.
Kalau saudara
mengerahkan segenap kekuatan di tengah-tengah ibadah pelayanan, itu bukan untuk
saya, sebagai gembala sidang, tetapi itu semua untuk Tuhan.
Jadi,
kalau saudara berpikiran mengerahkan kekuatan untuk gembala sidang, itu adalah
kekeliruan, sebab ibadah ini bukan milik saya, bukan milik gembala sidang, ibadah
adalah sarana untuk melayani Tuhan.
Jadi, kita
perlu bergandengan tangan untuk mengerahkan segenap kekuatan kita, itu adalah
tanda orang muda. Tunjukkan, bahwa kita adalah orang muda yang memiliki
kekuatan di hadapan Tuhan!
-
Pemimpin sebagai pelayan.
Berarti;
untuk menjadi pemimpin yang berhasil, pemimpin yang sukses, harus melayani
Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Layanilah
Tuhan dengan sungguh-sungguh, layanilah Tuhan dengan api yang berkobar-kobar.
Penghambat
bagi seseorang sehingga tidak dapat melayani Tuhan dengan berkobar-kobar itu
karena adanya kekurangan, kelemahan, kejahatan / malas. Tetapi kalau kita hidup
dalam kekudusan, SEPERTI PERMATA YASPIS; jernih seperti kristal, transparan,
tulus melayani Tuhan, berarti; berkobar-kobar dalam setiap ibadah pelayanan
yang Tuhan percayakan.
Namun saudaraku, supaya itu semua terwujud, ada syarat.
Syaratnya.
Matius 18: 3-4
(18:3)
lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat
dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga.
(18:4)
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil
ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
Syaratnya: MENJADI SAMA SEPERTI ANAK KECIL, berarti; MERENDAHKAN
DIRI SERENDAH-RENDAHNYA, sampai berada di TITIK NOL.
Nol = kosong, arti rohaninya tidak merasa diri memiliki,
tidak merasa diri bisa, tidak merasa diri mampu, tidak merasa lebih dari orang
lain dalam segala sesuatu.
Matius 18: 5
(18:5) Dan
barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut
Aku."
Barangsiapa
menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.
Artinya; barangsiapa mau menjadi kecil dan merendahkan
diri serendah-rendanya, berarti MENYAMBUT YESUS KRISTUS, yang diutus oleh Allah
Bapa, SEUTUHNYA.
Menyambut Yesus Kristus seutuhnya, berarti; MENYAMBUT
YESUS BESERTA SALIB-NYA, tidak hanya menyambut Yesus bagian tertentu saja,
misalnya; melayani karena ingin menonjolkan diri, melayani karena ada
kepentingan-kepentingan, tetapi tidak satu di dalam penderitaan Kristus / tidak
mau berkorban.
TUHAN
MENENTUKAN HAK KERAJAAN SORGA BAGI MEREKA YANG MERENDAHKAN DIRI
SERENDAH-RENDAHNYA (MAU MENJADI KECIL).
Lukas 22: 29-30
(22:29)
Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku
menentukannya bagi-Ku,
(22:30)
bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku
dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
KETENTUAN YANG PERTAMA: MAKAN DAN MINUM SEMEJA DENGAN YESUS KRISTUS DI DALAM KERAJAAN SORGA.
-
Makanan rohani kita,
itulah firman Tuhan.
-
Minuman rohani kita,
itulah Roh Kudus.
Ketika beribadah, kita MENIKMATI FIRMAN TUHAN (sebagai
makanan rohani) dan MENIKMATI ROH KUDUS (sebagai minuman rohani) = semeja
dengan Tuhan Yesus Kristus di dalam Kerajaan Sorga.
Namun, satu hal yang perlu kita perhatikan; sebelum kita
berada di kerajaan yang kekal (Kerajaan Sorga), kita dapat menghadirkan Kerajaan
Sorga di bumi ini.
Roma 14: 17
(14:17)
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal
kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Kerajaan Sorga bukan soal makanan dan minuman = bukan
soal hal-hal yang lahiriah, tetapi soal ...
-
Kebenaran -> firman
Tuhan.
-
Damai sejahtera -> kasih
Allah.
-
Sukacita ->
pekerjaan dari pada Roh-El Kudus.
Semoga 3 hal ini terjadi dalam kehidupan kita pribadi
lepas pribadi.
Roma 14: 18
(14:18)
Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah
dan dihormati oleh manusia.
Kalau kita melayani dengan sistem Kerajaan Sorga (ada
kebenaran, damai sejahtera, sukacita), bukan mencari hal-hal yang lahiriah
(makan dan minum); DIHORMATI MANUSIA dan DIKENAN OLEH TUHAN.
Jika ibadah pelayanan dikenan oleh Tuhan dan dihormati
manusia, kita patut bersyukur tentunya, namun itu bukanlah tujuan kita melayani
Tuhan, tetapi itu pasti terwujud.
Biarlah kita melayani dengan sistem Kerajaan Sorga; oleh
sebab itu, secara khusus saya menghimbau kepada para imam yang melayani Tuhan,
kiranya MELAYANI dengan KEBENARAN, DAMAI SEJAHTERA, dan SUKACITA.
KETENTUAN YANG KEDUA: DUDUK DI ATAS TAKHTA UNTUK MENGHAKIMI KEDUA BELAS SUKU ISRAEL = MENJADI
HAKIM.
Saudaraku, sebelum bangsa Israel memiliki raja, maka
terlebih dahulu Tuhan mengangkat hakim-hakim untuk menghakimi 12 suku bangsa
Israel.
Pekerjaan dari hakim adalah: untuk mengadili, menghakimi
12 suku bangsa Israel, sehingga terbebas dari dosa dan terbebas dari musuh yang
menindas.
Kalau saudara perhatikan dalam kitab Hakim-Hakim;
Setelah matinya Yosua, bangsa Israel kembali menyembah
berhala, karena kedegilan hati bangsa Israel.
Ketika bangsa Israel menyembah berhala, musuh datang
menyerang dan menguasai bangsa Israel, pada saat itulah bangsa Israel begitu
menderita karena mereka dijajah, diintimidasi, dikuasai oleh musuh.
Saudaraku, ini juga berlaku bagi gereja Tuhan di
hari-hari terakhir ini, sebab kalau tidak ada pemimpin, maka gereja Tuhan akan
masuk dalam penyembahan berhala, menyembah allah-allah bangsa asing, bukan Allah
yang hidup; Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub. Oleh sebab itu, biarlah
kita memperhatikannya.
Kembali pada kisah tadi ...
Pada saat bangsa Israel menderita, barulah mereka teringat
kepada Allah, dan pada saat itulah Tuhan mengirim hakim-hakim (yang pertama
adalah OTNIEL) untuk menghakimi bangsa Israel.
Berarti, fungsi hakim adalah untuk MEMBEBASKAN saya dan
saudara DARI DOSA KEJAHATAN dan DARI KEKUASAAN MUSUH YANG MENGINTIMIDASI.
Musuh kita ada 2, yaitu;
-
DAGING, dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya.
-
IBLIS SETAN, itulah roh
jahat dan roh najis.
Kalau kita menjadi hakim, maka saya dan saudara terbebas
dari dosa dan terbebas dari musuh.
Ijinkanlah firman Tuhan menjadi hakim yang adil,
mengadili kehidupan kita.
Saat kita datang beribadah melayani Tuhan = menghadap
takhta kasih karunia, di situlah peradilan terjadi lewat firman yang kita
dengar. Yesus adalah hakim yang adil, karena lidah-Nya adalah pedang yang tajam.
Jadilah hakim! Tetapi untuk menjadi hakim, harus dimulai
dari: pelayanan -> kedudukan yang tinggi = TAKHTA, sebab seorang hakim harus
mempunyai kedudukan.
Kembali kita membaca ayat 30 ...
Lukas 22: 30
(22:30)
bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu
akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
Syaratnya; HARUS MELAYANI TUHAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH.
Melayani -> kedudukan yang sangat tinggi = takhta yang
Tuhan berikan.
Siapa yang
merindu untuk melayani Tuhan sampai Tuhan datang pada kali yang kedua?
Jadilah
imam-imam bagi Tuhan, layanilah Dia dengan sungguh-sungguh, sebab Ia telah
menjadikan kita imamat yang rajani, suatu kedudukan yang sangat tinggi.
Oleh sebab
itu, jangan mengecilkan pelayanan!!! Kalau saya, sebagai gembala sidang, menghimbau
sidang jemaat untuk melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan talenta
dan karunia jabatan yang Tuhan percayakan, itulah syarat utama untuk menjadi
seorang hakim yang adil.
Di hadapan 24 tua-tua itu ada satu takhta, itulah takhta Anak
Domba Allah, sedangkan 24 tua-tua yang duduk di atas 24 takhta -> 12 rasul
hujan awal dan 12 rasul hujan akhir.
-
12 rasul hujan awal,
itulah 12 murid Yesus.
-
12 rasul hujan akhir,
itulah saya dan saudara karena didewasakan oleh firman Tuhan dan membawa kita
menjadi imamat yang rajani, itulah takhta.
Saya sesalkan kalau sidang jemaat mengecilkan pelayanan.
Oleh sebab itu, saya berusaha memperhatikan semua pelayan (imam-imam), supaya
pelayanan kita berkenan di hadapan Tuhan dan dihormati manusia.
Namun, supaya memperoleh hak-hak Kerajaan Sorga, Tuhan melakukan
2 hal kepada orang yang merendahkan diri serendah-rendahnya (mau menjadi kecil):
YANG
PERTAMA
Lukas 22: 31-34
(22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk
menampi kamu seperti gandum,
(22:32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya
imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah
saudara-saudaramu."
(22:33) Jawab Petrus: "Tuhan, aku bersedia masuk
penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!"
(22:34)
Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak
akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal
Aku."
Yang pertama; Yesus
berdoa, supaya iman Simon Petrus jangan gugur.
Kiranya iman itu dibawa sampai kepada kesempurnaan untuk
menyelamatkan saya dan saudara, tetapi kalau iman kita gugur...
-
segala sesuatu yang kita
KORBANKAN menjadi SIA-SIA,
-
segala sesuatu yang
kita PERJUANGKAN menjadi SIA-SIA,
-
segala sesuatu yang
menjadi PERHATIAN kita menjadi SIA-SIA.
Tetapi puji Tuhan, Imam Besar Agung berdoa untuk Simon
Petrus, dan biarlah doa yang sama juga berlaku bagi saya dan saudara, supaya
iman kita jangan gugur.
Di
sini kita perhatikan, Simon Petrus berkata: “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!”.
Apakah perkataan Simon Petrus terbukt? Mari kita lihat
pembuktiannya.
Simon Petrus menyangkal Yesus Kristus
sebanyak 3 kali:
-
Lukas 22: 55-57
(22:55) Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang
api dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah
mereka.
(22:56) Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat
api; ia mengamat-amatinya, lalu berkata: "Juga orang ini bersama-sama
dengan Dia."
(22:57) Tetapi Petrus menyangkal, katanya: "Bukan,
aku tidak kenal Dia!"
PENYANGKALAN SIMON PETRUS YANG PERTAMA, Simon
Petrus berkata: “Bukan, aku tidak kenal
Dia!”
3,5 tahun lamanya Simon Petrus bersama-sama
dengan Yesus Kristus, tetapi ketika diperhadapkan dengan pencobaan seperti
menampi gandum, dia menyangkal Yesus dan berkata: “Aku tidak kenal Dia”, bayangkan saudaraku, bukankah ini sangat
menyakitkan?
-
Lukas 22: 58
(22:58) Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat
dia lalu berkata: "Engkau juga seorang dari mereka!" Tetapi Petrus
berkata: "Bukan, aku tidak!"
PENYANGKALAN SIMON PETRUS YANG KEDUA, dia
berkata: “Bukan, aku tidak!”
Berarti; Simon Petrus tidak mengenali dirinya
sendiri = kehilangan jati diri = tidak memiliki kebenaran yang sejati.
-
Lukas 22: 59-60
(22:59) Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata
dengan tegas: "Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia
juga orang Galilea."
(22:60) Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak
tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia
berkata, berkokoklah ayam.
PENYANGKALAN
SIMON PETRUS YANG KETIGA, dia berkata: “Bukan,
aku tidak tahu apa yang engkau katakan”.
Sesungguhnya,
Simon Petrus tahu perkataan orang lain itu, tetapi Simon Petrus justru berkata:
“Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau
katakan”.
Artinya;
tidak mau tahu, sekalipun tahu = tidak terbeban, tidak peduli dengan segala
sesuatu yang berkaitan dengan ibadah pelayanan kepada Tuhan.
TIGA KALI SIMON PETRUS MENYANGKAL YESUS, dengan berkata;
-
Bukan, aku tidak kenal
Dia!
-
Bukan, aku tidak!
-
Bukan, aku tidak tahu
apa yang engkau katakan.
Berarti, perkataan Simon Petrus pada ayat 33, tidak
terbukti, artinya; ROHNYA PENURUT TETAPI DAGINGNYA LEMAH.
Di sinilah kita membutuhkan doa dari seorang Imam Besar,
tetapi Yesus sudah melakukannya di atas kayu salib; Yesus mengadakan doa
penyahutan dan berseru: “Eli, Eli lama
sabhaktani”.
Lukas 22: 34
(22:34)
Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam
tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal
Aku."
Perkataan Yesus lah yang benar, sebab apa yang dinyatakan
oleh Yesus kepada Simon Petrus terbukti; itu sebabnya Yesus harus BERDOA,
supaya IMAN PETRUS JANGAN GUGUR.
Saudaraku, FIRMAN ALLAH YANG KITA BACA DAN KITA DENGAR,
ITU SEMUA AKAN TERBUKTI.
Oleh sebab itu, jangan merasa diri lebih baik, seperti Simon
Petrus, tetapi terimalah kebenaran firman Tuhan dengan segala kerendahan hati.
Kalau kita mau MEMBACA, MENERIMA (mendengar) dan MENURUTI
(melakukan) FIRMAN TUHAN = MENERIMA, MERASAKAN DOA IMAM BESAR AGUNG, sebab
firman Allah itu akan terbukti.
Supaya memperoleh hak-hak Kerajaan Sorga, Tuhan melakukan
2 hal kepada orang yang merendahkan diri serendah-rendahnya (mau menjadi kecil):
YANG KEDUA
Lukas 22: 35
(22:35)
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada
membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu
kekurangan apa-apa?"
Saudaraku, yang dilakukan oleh Yesus untuk yang kedua
kalinya adalah; mencukupkan segala
sesuatu (tidak kekurangan) di tengah-tengah pengutusan 12 murid.
Ketika 12 murid diutus, mereka tidak mengalami
kekurangan, sekalipun tidak membawa;
-
Pundi-pundi = tempat
menyimpan uang.
-
Bekal, yaitu makanan
dan minuman.
-
Tidak mengenakan
kasut, tetapi tidak kekurangan.
Itulah yang terjadi selama mereka (12 murid) bersama-sama
dengan Yesus Kristus.
SEKARANG, MARI KITA LIHAT SUASANA YANG BERBEDA (12 murid
tidak lagi bersama-sama dengan Yesus).
Mari kita perhatikan ayat 36 ...
Lukas 22: 36-37
(22:36)
Jawab mereka: "Suatu pun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi
sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya,
demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya
hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
(22:37)
Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi
pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa
yang tertulis tentang Aku sedang digenapi."
Tetapi pada situasi yang berbeda, di mana Yesus harus
menggenapi firman Tuhan: Ia harus DISALIBKAN dan MATI, DIBANGKITAN pada hari
yang ketiga, selanjutnya diangkat / NAIK ke sorga; Yesus Kristus telah mempersiapkan
12 murid supaya tidak kekurangan / tetap berkecukupan, syaratnya adalah;
-
Membawa pundi-pundi;
tempat mengumpulkan uang.
-
Membawa bekal;
persiapan, persediaan untuk perjalanan di tengah jalan.
Tetapi kalau semuanya itu tidak ada, hendaklah MENJUAL
JUBAHNYA dan MEMBELI PEDANG.
Kita perhatikan terlebih dahulu; MENJUAL JUBAH.
Menjual = melepaskan. Kalau dijual, berarti; dilepaskan =
tidak memiliki.
Mari kita lihat kisah Yusuf.
Kejadian 37: 23, 31-32
(37:23)
Baru saja Yusuf sampai kepada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan
jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu.
(37:31)
Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan
jubah itu ke dalam darahnya.
(37:32)
Jubah maha indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan:
"Ini kami dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa
atau tidak?"
Saudaraku, jubah yang maha indah itu ditanggalkan oleh
saudara-saudara Yusuf lalu dicelupkan ke dalam darah.
Berarti, menjual jubah, artinya; melepaskan segala
kebenaran diri sendiri, termasuk kebanggaan diri, lewat sengsara salib / aniaya
karena firman = SATU DI DALAM PENDERITAAN KRISTUS, sebab jubah itu dicelupkan
ke dalam darah.
Darah -> pengorbanan.
Mazmur 22: 18-19
(22:18)
Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku.
(22:19)
Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang
undi atas jubahku.
Pada saat Yesus menanggung penderitaan di atas kayu
salib, prajurit-prajurit melepaskan jubah-Nya.
Berarti, supaya jubah terjual, biarlah kita satu di dalam
penderitaan Kristus, seperti jubah Yusuf yang dicelupkan ke dalam darah.
SETELAH
MENJUAL JUBAH, SELANJUTNYA MEMBELI PEDANG.
Membeli = menginginkan. Kalau menginginkan sesuatu,
berarti; ingin memiliki.
Efesus 6: 17
(6:17) dan
terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
Pedang yang dimaksudkan bukan pedang jasmani / lahiriah,
tetapi PEDANG ROH, itulah FIRMAN ALLAH.
Berarti; untuk memiliki pedang Roh, terlebih dahulu
menjual jubah.
Dan kalau kita perhatikan; setelah jubah Yusuf dicelupkan
ke dalam darah, firman Tuhan tergenapi di dalam diri Yusuf, sesuai dengan
rencana Allah, di mana Yusuf harus berada di Mesir.
Jika kita memiliki pedang Roh, firman Allah tergenapi
dalam kehidupan kita semua, sesuai dengan rencana Allah.
Selama 12 murid bersama-sama dengan Yesus Kristus, mereka
tidak kekurangan suatu apapun, tetapi Yesus harus menggenapi firman (naik ke
sorga), itu artinya murid-murid tidak lagi bersama-sama dengan Yesus Kristus. Tetapi
supaya 12 murid tidak kekurangan / tetap berkecukupan, Yesus menghimbau; supaya
MENJUAL JUBAH untuk MEMILIKI PEDANG (pedang Roh), yaitu firman Allah.
Hasilnya.
Roma 4: 17
(4:17)
seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak
bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan
orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada
menjadi ada.
-
FIRMAN ALLAH
MENJADIKAN YANG TIDAK ADA MENJADI ADA.
Berarti; apa
yang tidak mungkin bagi manusia, tetapi bagi Tuhan semuanya mungkin (Lukas 18:
27).
-
FIRMAN ALLAH
MENGHIDUPKAN ORANG MATI.
Berarti; ada
masa depan. Sebab sesungguhnya, upah dosa adalah maut / mati.
Kesimpulannya: firman Allah itu memberikan, menyediakan,
mencukupkan segala sesuatu yang tidak mungkin bagi manusia, sampai kita BERKECUKUPAN
= BERKAT BERKELIMPAHAN.
Kemudian, firman Allah itu memiliki kuasa untuk memberi KEHIDUPAN
YANG KEKAL.
Jangan tolak firman Tuhan, berarti; harus menjual jubah,
jangan pertahankan harga diri, jangan pertahankan kebenaran diri sendiri, jangan
pertahankan kebanggaan diri, tetapi milikilah pedang Roh, itulah firman Allah,
supaya kita tetap berkecukupan / tidak kekurangan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment