IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 05 JUNI 2013
Tema:
HAL BERDOA
(Seri 46)
Subtema:
TERLEPAS
DARI KEJAHATAN UNTUK DIJADIKAN MEMPELAI WANITA TUHAN
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah
Tuhan, beribadah melayani Tuhan.
Kita akan segera mendengar firman penggembalaan untuk
Ibadah Doa Penyembahan dari Matius 6: 5-13, namun kita hanya membaca ayat 13.
Matius 6: 13
(6:13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,
tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
(Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai
selama-lamanya. Amin.)
Doa yang harus kita naikkan kepada Tuhan adalah: “ ... tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.”
Setelah memohon; “janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan”, selanjutnya kita juga memohon supaya saya dan saudara
dilepaskan dari pada yang jahat, sehingga dengan demikian kita terlepas dari
perbuatan-perbuatan yang jahat dan tidak terlibat di dalamnya.
1 Tesalonika 5: 15-18
(5:15)
Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang
membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik,
terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.
(5:16)
Bersukacitalah senantiasa.
(5:17)
Tetaplah berdoa.
(5:18) Mengucap
syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam
Kristus Yesus bagi kamu.
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, dengan
demikian, kita terlepas dari segala kejahatan.
Sebab kalau seseorang membalas kejahatan dengan
kejahatan, berarti ia masih terlibat di dalam kejahatan itu sendiri.
2 Tesalonika 3: 3-5
(3:3) Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.
(3:4) Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu,
kamu lakukan dan akan kamu lakukan.
(3:5) Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu
kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.
Tuhan memelihara kehidupan kita, berarti; Tuhan tidak
membawa kita terhadap yang jahat.
Kemudian, Tuhan juga berusaha membawa hati kita tertuju
kepada kasih Allah yang sempurna dan kasih setia-Nya.
Kalau seseorang masih terlibat di dalam kejahatan,
berarti hatinya belum tertuju kepada kasih setia dan kasih yang sempurna, tetapi
di sini kita perhatikan; Tuhan pelihara kita, sebab kita dijauhkan dari hati
yang jahat, karena Tuhan membawa hati kita menuju kasih Allah yang sempurna.
Kemudian, kita dapat melihat / menemukan kasih Allah di
dalam KETABAHAN KRISTUS.
Jadi, sekalipun dunia ini penuh dengan kejahatan, tetapi
kita bisa melihat ketabahan Kristus itu di atas kayu salib, Dia menanggung dosa
dunia dan segala kejahatan dunia di atas kayu salib, itu merupakan ketabahan
yang tidak ada tandingannya.
Sekarang, kita perhatikan; KETABAHAN KRISTUS.
Filipi 2: 6-8
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai
mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Ketabahan Kristus itu; “taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.”
KETABAHAN KRISTUS itu dimulai dari;
1. TIDAK MEMPERTAHANKAN HAK SEBAGAI
MILIK YANG HARUS DIPERTAHANKAN, ini adalah hal yang pertama yang harus
dilakukan.
2.
Kemudian; MENGOSONGKAN DIRI.
Kosong, berarti;
tidak berisi, artinya; tidak menganggap diri bisa, tidak merasa diri mampu,
kuat, hebat dan sebagainya.
3.
Lalu kelanjutannya; MENGAMBIL RUPA
SEBAGAI HAMBA, tidak mengambil rupa sebagai seorang tuan.
Berarti, mau
melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, dengan kata lain, bukan pemimpin
melainkan pelayan.
4.
MENJADI SAMA DENGAN MANUSIA.
Ketika menjadi
sama dengan manusia, ia merendahkan diri-Nya satu dengan yang lain, ini adalah
ketabahan Kristus.
Memang saudaraku, berbeda dengan orang yang membalas kejahatan
dengan kejahatan; ia tidak akan menjadi pribadi yang tabah menghadapi segala
perkara, tidak setia sampai akhir.
Kalau seseorang tabah seperti ketabahan Kristus, berarti DIMULAI
DARI TIDAK MEMPERTAHANKAN HAKNYA SEBAGAI MILIK YANG HARUS DIPERTAHANKAN.
Saya tahu, untuk melakukan ini tidak semudah ketika
seseorang berbicara, tetapi ini harus dilakukan, tidak bisa tidak.
Kalau saja boleh terjadi pernikahan dua kali, barangkali
orang akan menikah dua kali, tiga kali dan seterusnya, tetapi di dalam Tuhan
cukup satu kali. Oleh sebab itu, mau tidak mau kita harus menerima segala
sesuatu yang terjadi, tidak boleh lari dari kenyataan, dan itu harus menjadi
pengalaman saya dan saudara.
Taat sampat mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib,
artinya; DENGAN KETABAHAN KRISTUS, IA MENGGENAPI SELURUH HUKUM TAURAT.
Roma 10: 4
(10:4) Sebab Kristus adalah kegenapan hukum
Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
“Kristus adalah kegenapan hukum Taurat.”
Jadi, hukum Taurat itu disempurnakan di dalam ketabahan
Kristus di atas kayu salib.
Tanpa ketabahan Kristus, hukum Taurat tidak tergenapi,
sehingga setiap orang yang percaya kepada ketabahan Kristus; ia dibenarkan.
Saudaraku, kita bersyukur atas ketabahan Kristus karena
Allah membawa hati kita tertuju kepada kasih-Nya di dalam ketabahan Kristus
itu.
Kalau saja Kristus tidak tabah dan tidak menggenapi hukum
Taurat di atas kayu salib, maka yang jahat tetap berbuat jahat, berarti tidak
ada kesempatan untuk bertobat, apalagi diselamatkan.
Bayangkan, orang yang berada di bawah hukum Taurat;
-
IA BERPEGANG TEGUH KEPADA HARI SABAT.
Sedangkan orang
yang berpegang teguh pada hari Sabat seperti ahli Taurat dan orang Farisi,
tidak memberi kesempatan kepada orang lain untuk beraktifitas, sehingga;
· orang yang lapar tetap lapar,
· orang yang sakit tetap sakit,
tidak ada kesempatan untuk disembuhkan.
-
Selain itu, ibadahnya
dilangsungkan secara lahiriah; mulut memuji Tuhan, tetapi hatinya jahat / jauh
dari Tuhan.
Kemudian dalam Roma 2: 15, mereka yang hidup di bawah
hukum Taurat SALING MENUDUH dan SALING MEMBELA diri; TIDAK MAU MENGAMPUNI dan TIDAK
MAU MENGAKUI, ini adalah dosa kejahatan = tangan ganti tangan, mata ganti mata,
gigi ganti gigi, berarti; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang
berbuat salah tidak luput dari hukuman.
-
Kalau mata ganti mata, berarti; yang
terjadi adalah kegelapan, sebab dalam Matius 6: 22, “mata adalah pelita.”
- Tangan ganti tangan, berarti;
tidak mendapat kesempatan untuk melayani Tuhan = tidak mendapat kesempatan
untuk memberi yang terbaik.
- Gigi ganti gigi, artinya; tidak
mendapat kesempatan untuk menikmati kebenaran firman Tuhan, sebagai makanan
rohani.
Pendeknya; jikalau berada di bawah hukum Taurat, berarti
kejahatan dibalas dengan kejahatan = tidak mendapat kesempatan untuk dibenarkan
dan tidak mendapat kesempatan untuk diselamatkan.
Jadi, supaya terlepas dari kejahatan / terlepas dari
hukum Taurat, biarlah kiranya Allah membawa hati kita tertuju pada kasih
Kristus dengan ketabahan-Nya, ijinkan itu terjadi pada malam hari ini, jangan
keraskan hati!
Ijinkan Roh Kudus bekerja, jangan tolak firman sebagai
kebenaran, tetapi ijinkan firman itu mendarah daging, supaya tiga oknum Allah
tinggal dalam kehidupan kita, sehingga dengan demikian, kita dilepaskan dari
pada yang jahat.
Kita berdoa: “Tuhan
lepaskan kami dari pada yang jahat”, tetapi kalau tidak mengijinkan hati
dibawa kepada kasih Allah dalam ketabahan Kristus, doa hanya tinggal doa, tidak
terwujud kerinduan hati.
Tiga hal yang harus diperhatikan supaya
terlepas dari kejahatan.
1 Tesalonika 5: 15-18
(5:15) Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan
jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan
terhadap semua orang.
(5:16) Bersukacitalah senantiasa.
(5:17) Tetaplah berdoa.
(5:18) Mengucap syukurlah dalam segala hal,
sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Tiga hal yang harus kita perhatikan adalah;
YANG PERTAMA: BERSUKACITALAH
SENANTIASA.
Saya senang sekali dengan pernyataan Rasul Paulus kepada
sidang jemaat di Filipi.
Filipi 4: 4-5
(4:4) Bersukacitalah senantiasa dalam
Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
(4:5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
“BERSUKACITALAH senantiasa
dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:
BERSUKACITALAH!”
Di sini kita melihat; terjadi pengulangan kata: “Bersukacitalah”, menunjukkan bahwa
bersukacita itu adalah suatu keharusan, dan kiranya kita sekalian bersukacita
di dalam Tuhan.
Mari kita lihat; SUKACITA.
Roma 14: 16-17
(14:16) Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah kamu biarkan difitnah.
(14:17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal
kebenaran, damai
sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Sukacita dalam Tuhan = sukacita Kerajaan Sorga, yang
dikerjakan oleh Roh Kudus.
Sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, berarti di
dalamnya ada kebenaran dan damai sejahtera.
Kalau sukacita di luar Tuhan, belum tentu di dalamnya ada
kebenaran dan belum tentu di dalamnya ada damai sejahtera. Contohnya; orang
lain sengsara, tetapi justru dia tertawa, itu bukan kebenaran dan bukan damai
sejahtera.
Tetapi kalau betul-betul di dalamnya ada kebenaran dan
damai sejahtera, maka sukacita sorgawi nyata dalam kehidupan seseorang dan
sukacita sorgawi tidak bisa ditutup-tutupi, melainkan akan terpancar, sebab apa
yang berasal dari dalam akan terpancar keluar. Dan sukacita sorgawi itu sifatnya
permanen, tidak semu = kekal.
Yohanes 3: 28-29
(3:28) Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku
bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
(3:29) Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi
sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai
laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
Sukacita yang sifatnya kekal = sukacita yang sifatnya
penuh, tidak habis-habis.
Biarlah sukacita kita itu penuh, itulah sukacita
mempelai.
Letak sukacita mempelai perempuan adalah ketika mendengar
suara mempelai laki-laki.
Saudaraku, malam ini kita mendengar firman Tuhan, yang
disebut juga kabar sukacita; hanya firman saja yang menghibur, sampai sukacita
itu penuh.
Biarlah sukacita itu penuh, karena kabar sukacita / kabar
mempelai ini memenuhi kehidupan kita. Milikilah sukacita mempelai, letaknya; di
saat mendengar suara mempelai laki-laki.
Mari kita buktikan.
Matius 25: 1-9
(25:1) "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang
mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
(25:2) Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
(25:3) Gadis-gadis yang bodoh itu membawa
pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
(25:4) sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
(25:5) Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga,
mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
(25:6) Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang!
Songsonglah dia!
(25:7) Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
(25:8) Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana:
Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
(25:9) Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak
cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak
dan beli di situ.
5 gadis yang bijaksana dan 5 gadis yang bodoh sama-sama
menyongsong Mempelai Laki-Laki Sorga.
Kemudian, di tengah malam mereka mendengar suara: “Mempelai datang! Songsonglah dia!”
5 gadis yang bijaksana dan 5 gadis yang bodoh sama-sama
mendengarkan kabar mempelai, tetapi 5 gadis yang bodoh tidak memperhatikan satu
perkara, yaitu membawa pelita tetapi tidak membawa minyak dalam buli-buli,
sedangkan 5 gadis yang bijaksana membawa PELITA + MINYAK DALAM BULI-BULI.
Tadi, sukacita sorgawi dikerjakan oleh Roh-El Kudus.
Minyak dalam buli-buli -> Roh-El Kudus yang memberikan
sukacita.
Tanpa minyak, sukacita itu bisa kehabisan di tengah
jalan, di tengah-tengah penantian kita menyongsong Mempelai Laki-Laki Sorga.
Saudaraku, pertahankanlah minyak di dalam buli-buli, supaya
pelita itu tetap bernyala, tanda sukacita mempelai itu penuh.
Imamat 21: 12
(21:12) Janganlah ia keluar dari tempat
kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena
minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas
kepalanya; Akulah TUHAN.
Supaya minyak urapan itu tetap ada di atas kepala, imam-imam
tidak boleh keluar dari tempat kudus.
Dalam pola tabernakel, TEMPAT KUDUS terkena pada RUANGAN
SUCI.
Di dalam ruangan suci terdapat tiga macam alat, artinya;
tekun dalam tiga macam ibadah utama.
- MEJA ROTI SAJIAN, artinya; tekun
dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, disertai dengan perjamuan suci; menghasilkan ”iman”
- PELITA EMAS, artinya; tekun dalam Ibadah
Raya Minggu, disertai kesaksian; menghasilkan “pengharapan”
- MEZBAH DUPA, artinya; tekun dalam Ibadah
Doa Penyembahan; menghasilkan “kasih”
Dengan demikian, minyak urapan tetap ada di atas kepala,
dan itu menandakan bahwa ia dikhususkan kepada Allah.
Jadi, saya menghimbau; tekunlah dalam tiga macam ibadah,
supaya sukacita itu penuh, jangan keluar dari tempat kudus, dengan demikian
minyak urapan itu tetap ada di atas kepala sampai Tuhan datang pada kali yang
kedua, sebagai Mempelai Pria Sorga.
Kalau tekun dalam tiga macam ibadah utama, menunjukkan
bahwa ia adalah orang yang bijaksana, berarti membawa pelita + minyak dalam
buli-buli.
Ini bukanlah slogan, tetapi ketekunan ini harus menjadi
bagian kita di tengah-tengah penantian kita atas kedatangan Tuhan kembali
sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Tadi kita perhatikan, suara itu terdengar DI SAAT TENGAH
MALAM.
Tengah malam -> keadaan dunia yang semakin gelap
karena dosa semakin bertambah-tambah.
Berarti, yang kita butuhkan saat ini adalah KABAR
MEMPELAI, yang disebut juga PENGAJARAN MEMPELAI DALAM TERANGNYA TABERNAKEL.
Biarlah minyak urapan ada di atas kepala, tempatkan
Kristus sebagai kepala, jangan ijinkan sedikit daging bersuara.
Puncak sukacita mempelai.
Wahyu 19: 6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah
dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi
raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba,
dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Puncak sukacita mempelai adalah MASUK DALAM PESTA NIKAH
ANAK DOMBA.
Himpunan besar dari 4 penjuru bumi berkumpul menjadi
satu, dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa, mereka bersorak di hadapan
takhta Allah dan takhta Anak Domba, mereka bersorak dengan satu bahasa dan satu
logat, yaitu: “Haleluya!”, dan seruan itu bagaikan desau air bah.
Apakah kita salah satu dari himpunan yang besar itu? Sangat
disayangkan kalau pengikutan kita berhenti di tengah jalan karena kebodohan
seperti 5 gadis yang bodoh, sukacita tidak penuh.
Tiga hal yang harus kita perhatikan adalah;
YANG KEDUA: TETAPLAH
BERDOA.
Berarti, doa itu harus dilangsungkan terus menerus, tidak
boleh jemu-jemu.
Lukas 18: 1-5
(18:1) Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan,
bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak
jemu-jemu.
(18:2) Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut
akan Allah dan tidak menghormati seorang pun.
(18:3) Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim
itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.
(18:4) Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata
dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati
seorang pun,
(18:5) namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya
menyerang aku."
Doa dengan tidak jemu-jemu, digambarkan seperti seorang
janda yang selalu datang kepada hakim yang lalim, untuk meminta pembelaan dari
hakim yang lalim tersebut.
Namun oleh karena janda ini menyusahkan hakim yang lalim
ini, akhirnya hakim itu pun membela hak dari pada janda itu, dengan kata lain
janda itu dibenarkan.
Lukas 18: 6-8
(18:6) Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!
(18:7) Tidakkah Allah akan membenarkan
orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia
mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?
(18:8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera
membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia
mendapati iman di bumi?"
Demikian halnya, kalau anak-anak Tuhan berdoa dengan
tidak jemu-jemu, Tuhan akan mengabulkan segala doa-doa permohonan, Tuhan tidak
mengulur waktu, Ia akan segera menjawab segala persoalan yang menimpa saya dan
saudara.
Ketika menghadapi persoalan, jangan lari dari persoalan
itu, justru kita harus menaikkan doa-doa kepada Tuhan.
Oleh sebab itu, dalam Yakobus 5: 16 dikatakan: “Doa orang yang benar, bila dengan yakin
didoakan, sangat besar kuasanya”, dan Tuhan tidak mengulur waktu, Ia segera
membenarkan umat pilihan-Nya.
Kolose 4: 2-3
(4:2) Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.
(4:3) Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk
pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang
karenanya aku dipenjarakan.
Jadi, doa itu tidak boleh berhenti, tetapi tetaplah
berjaga-jaga di dalam doa.
Kemudian, boleh juga mendoakan si pemberita firman,
itulah gembala sidang, supaya Tuhan berbicara tentang rahasia Kristus / supaya
terjadi pembukaan rahasia firman.
Saudaraku, penting untuk melakukan hal ini, supaya Tuhan
membukakan rahasia firman.
Roma 12: 12
(12:12) Bersukacitalah dalam
pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
Bertekunlah dalam doa supaya kita diberi kekuatan dan
kesabaran dalam kesesakan.
Beruntunglah orang-orang yang tidak jemu-jemu berdoa,
sebab lewat doa dia diberi kesabaran, kekuatan, dan ketabahan.
Tiga hal yang harus kita perhatikan adalah;
YANG KETIGA: MENGUCAP
SYUKUR DALAM SEGALA HAL.
Jadi, mengucap syukur itu tidak hanya saat bersukacita,
tetapi dalam segala hal.
Berarti, dikala kita mengalami masalah, juga harus tetap
berucap syukur, sebab pada saat kita menghadapi masalah, Tuhan masih memelihara,
Tuhan masih memberi nafas hidup, Tuhan masih memberi kesempatan untuk tetap
bersama-sama dengan Tuhan, lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah utama,
itulah yang harus kita syukuri dalam segala perkara, sebab itulah yang
dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus.
Efesus 5: 19-20
(5:19) dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap
hati.
(5:20) Ucaplah syukur senantiasa atas
segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus
Kristus kepada Allah dan Bapa kita
Orang yang mengucap syukur itu bisa kita lihat; dia
senantiasa menaikkan puji-pujian, nyanyian kepada Tuhan.
Kalau orang tidak berucap syukur, apalagi sedang dalam
keadaan bermasalah, dia tidak akan bisa memuji Tuhan, bermazmur, bernyanyi
kepada Tuhan, jangankan memuji Tuhan, menghibur diri sendiri saja tidak bisa, tetapi
berbeda dengan orang yang senantiasa berucap syukur dalam segala hal; ia
senantiasa bernyanyi, memuji Tuhan.
Efesus 5: 21
(5:21) dan rendahkanlah dirimu seorang
kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.
Selanjutnya, merendahkan diri satu dengan yang lain di
dalam takut akan Kristus, di sinilah letak orang yang mengucap syukur.
Mazmur 100: 4
(100:4) Masuklah melalui pintu gerbang-Nya
dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian,
bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
Selanjutnya, kalau kita memuji Tuhan, kita sudah berada
di pintu gerbang-Nya dan berada di dalam pelataran Bait Allah.
Jadi, nyanyian syukur itu mengawali kita untuk berada di
pintu gerbang-Nya dan selanjutnya masuk ke dalam pelataran-Nya = TINGGAL DI
DALAM HADIRAT TUHAN.
Mazmur 105: 1-2
(105:1) Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah
perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!
(105:2) Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala
perbuatan-Nya yang ajaib!
Keuntungan ketika kita menaikkan nyanyian syukur kepada
Tuhan;
-
kita sedang menunjukkan kekuatan Kristus
ada di dalam diri kita,
-
kita menyatakan keajaiban Allah di
mana pun kita berada.
Biarlah lewat nyanyian syukur kepada Tuhan, keajaiban-keajaiban
terjadi di mana pun kita berada, karena Tuhan menyatakan kekuatan-Nya.
Syarat untuk memperhatikan tiga hal di
atas.
1 Tesalonika 5: 19-20
(5:19) Janganlah padamkan Roh,
(5:20) dan janganlah anggap rendah
nubuat-nubuat.
Syarat untuk memperhatikan tiga hal di atas;
-
JANGANLAH PADAMKAN ROH.
Berarti;
bernyala-nyala, berapi-api di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan
percayakan = HIDUP OLEH ROH KUDUS.
-
JANGANLAH ANGGAP RENDAH
NUBUAT-NUBUAT.
Berarti, harus
menghargai pembukaan rahasia firman Tuhan = HIDUP DALAM KEBENARAN FIRMAN TUHAN.
Orang yang tidak
menganggap rendah nubuat-nubuat adalah orang yang menghargai nabi, menghargai
si pemberita firman Tuhan.
Oleh sebab itu,
biarlah kita memberi penghormatan dua kali lipat kepada orang yang memberi
pengajaran (Galatia 6:6 / 1 Timotius 5: 17)
Praktek untuk memperhatikan tiga hal di
atas.
1 Tesalonika 5: 21-22
(5:21) Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.
(5:22) Jauhkanlah dirimu dari segala jenis
kejahatan.
Prakteknya;
-
UJILAH SEGALA SESUATU DAN
PEGANGLAH YANG BAIK.
Jadi, segala
sesuatu itu tidak boleh diterima dengan mudah, walaupun terlihat menarik,
tetapi yang benar adalah biarlah kita memegang segala sesuatu yang mendatangkan
kebaikan, tentu sesuai dengan kebenaran firman Tuhan dan dorongan Roh-El Kudus.
-
JAUHKANLAH DIRIMU DARI SEGALA
JENIS KEJAHATAN.
Berarti, tidak
mendekatkan diri dengan segala jenis kejahatan, apa pun bentuknya.
Sehingga dengan demikian, doa permohonan kita, yaitu: “tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat”,
terwujud / nyata dalam kehidupan kita. Terpujilah Tuhan kekal sampai
selama-lamanya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment