IBADAH RAYA MINGGU, 23 JUNI 2013
Tema: JEMAAT EFESUS (dari Wahyu 2: 1-7)
(Seri 15)
Subtema: ORANG-ORANG YANG BERKEMENANGAN.
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya, kita boleh berada di dalam
rumah Tuhan, beribadah melayani kepada Tuhan, sekaligus mempersembahkan
korban-korban kepada Tuhan, dan kiranya ibadah pelayanan ini menyukakan hati
Tuhan, dan biarlah apa yang kita persembahkan, semuanya menyenangkan hati
Tuhan.
Segera kita kembali memperhatikan sidang jemaat di Efesus,
dari kitab Wahyu 2: 1-7, namun kita hanya membaca ayat yang ke-7.
Wahyu 2: 7
(2:7) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa
yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa
menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman
Firdaus Allah."
Pada ayat 7 ini, secara khusus kita memperhatikan: “BARANGSIAPA MENANG”
Yang dimaksud menang di sini, berarti; apa yang dikatakan
Roh tidak dibiarkan berlalu begitu saja, sehingga apa yang dikatakan oleh Roh
itu berkuasa dan memberi kemenangan dalam kehidupan saya dan saudara.
Mendengar apa yang dikatakan Roh, artinya; mendengar
firman yang diurapi = mendengar firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Bagaikan pribadi Samuel.
1 Samuel 3: 19
(3:19) Dan
Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak
ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.
“... tidak ada satu
pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur” (mendengarkan dan
melakukan apa yang dikatakan Roh), itulah pribadi Samuel, sehingga kalau kita
perhatikan di sini; Samuel semakin besar dan Tuhan menyertai dia karena tidak
satu pun firman Tuhan dibiarkan gugur.
Saudaraku, dalam hal ini, mari kita lihat; PELAYANAN
YESUS KRISTUS selama 3,5 tahun.
Filipi 2: 8
(2:8) Dan
dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Yesus diutus untuk melakukan kehendak Allah Bapa, dan kehendak
Allah Bapa itu diselesaikan dengan baik, tidak berhenti di tengah jalan,
buktinya; Yesus taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Berarti, KEHENDAK ALLAH BAPA TIDAK DIBIARKAN-NYA GUGUR =
tidak satu pun dari firman Tuhan dibiarkan gugur.
Andai saja dalam pelayanan-Nya, Yesus berhenti di tengah
jalan, berarti firman itu gugur, iman / kebenaran firman gugur, tetapi Yesus
tidaklah demikian, Dia mengerjakannya sampai titik darah penghabisan; Yesus
taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib, tidak satu pun
kehendak Allah Bapa dibiarkan gugur
Inilah perjalanan akhir dari pelayanan Yesus, selama 3,5
tahun di atas muka bumi.
Mari kita lihat; DETIK-DETIK TERAKHIR KETIKA YESUS
MENYERAHKAN NYAWANYA KEPADA ALLAH BAPA.
Yohanes 19: 28-30
(19:28)
Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah
Ia -- supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci --: "Aku
haus!"
(19:29) Di
situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang,
yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu
mengunjukkannya ke mulut Yesus.
(19:30)
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan
kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Perkataan “SUDAH
SELESAI”, berarti; seluruh kehendak Allah Bapa telah selesai dikerjakan
oleh Yesus Kristus, selanjutnya Ia menyerahkan nyawa-Nya kepada Allah Bapa, berarti;
tidak satu pun dari firman itu dibiarkan-Nya gugur.
Sudah selesai, artinya; firman Allah telah tergenapi.
Kalau kita perhatikan perjalanan hidup Yesus, di mulai
dari kelahiran-Nya, sampai akhirnya Ia naik kembali ke sorga, tidak ada satu
pun dosa kejahatan yang menguasai kehidupan-Nya, dengan kata lain, tidak
terdapat kesalahan di dalam diri-Nya, mulai dari perkataan-Nya, sikap-Nya,
tingkah laku-Nya, cara berpikir-Nya, sudut pandang-Nya, gerak-gerik-Nya tidak
terdapat kesalahan.
Itu dapat dibuktikan; sebelum Yesus disalibkan, terlebih
dahulu Ia diadili di hadapan Mahkamah Agama dan Pilatus, namun tidak terdapat
kesalahan di dalam diri Yesus, sebab apa yang dikatakan oleh Roh (itulah firman
Allah yang murni seluruhnya perkataan-perkataan Allah) tidak dibiarkan gugur,
firman itu berkuasa dalam hidup-Nya = firman berkemenangan di dalam-Nya.
Kembali saya katakan; setelah Yesus menyelesaikan
kehendak Allah Bapa, Ia berkata: “sudah
selesai”, selanjutnya Yesus menyerahkan nyawa-Nya kepada Allah Bapa = Yesus
menang, maut telah dikalahkan.
1 Korintus 15: 54-56
(15:54)
Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang
dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
(15:55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
(15:56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
Firman Allah tergenapi di atas kayu salib (tidak satu pun
firman-Nya dibiarkan gugur), berarti; maut telah ditelan dalam kemenangan =
MENANG TERHADAP DOSA.
Seandainya firman Allah itu tidak tergenapi, berarti dosa
yang menang, tetapi karena firman itu tergenapi, maka
ada kemenangan, dan oleh karena kemenangan itu, kita berani berkata: “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut,
di manakah sengatmu?”
Ini adalah PERKATAAN ORANG-ORANG YANG BERKEMENANGAN,
yaitu orang-orang yang terbebas dari dosa, itu sebabnya selanjutnya dikatakan:
-
Sengat maut
ialah dosa.
Artinya; setiap orang yang berdosa, ia sedang disengat oleh maut.
Kalau seluruh tubuhnya dikuasai oleh dosa, berarti ia sedang menuju maut.
-
Sedangkan kuasa
dosa ialah hukum Taurat.
Artinya; setiap orang yang hidup di dalam dosa, ia berada di bawah hukum
Taurat, berarti; tangan ganti tangan, mata ganti
mata, gigi ganti gigi, artinya kejahatan dibalas kejahatan = orang yang bersalah
tidak luput dari penghukuman.
Tetapi, puji Tuhan, FIRMAN TUHAN TERGENAPI OLEH PRIBADI
YESUS KRISTUS.
1 Korintus 15: 57
(15:57) Tetapi syukur kepada Allah, yang telah
memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Kita patut bersyukur, sebab Yesus telah memberi
kemenangan kepada kita, dengan catatan; jikalau firman itu tergenapi dalam
kehidupan saya dan saudara.
Praktek supaya berkemenangan.
Filipi 2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Prakteknya; taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu
salib = SETIA.
Sebab ketika Yesus melakukan kehendak Allah Bapa, Ia tidak
berhenti hanya pada saat mengadakan mujizat-mujizat, tidak berhenti hanya pada
saat memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan, tidak berhenti hanya pada
saat memberi makan 4000 orang dengan 7 roti dan 2 ikan, juga tidak berhenti
sampai di taman Getsemani, tetapi Ia taat sampai mati, bahkan sampai mati di
atas kayu salib, itu namanya; SETIA.
Ayo, biarlah kita setia, supaya praktek firman itu
tergenapi!
Barangkali hari ini kita masih banyak kekurangan / kelemahan,
tetapi asal kita setia beribadah, tekun dalam tiga macam ibadah utama, setia
melayani Tuhan, cepat atau lambat, firman Tuhan pasti tergenapi = FIRMAN TUHAN
TIDAK GUGUR, ASAL SAJA KITA SETIA.
Saya merasakannya; jika setia memikul tanggung jawab
dalam perkara kecil, akhirnya Tuhan percayakan tanggung jawab dalam perkara
yang besar di dalam kandang penggembalaan ini.
Namun, ada satu hal yang perlu kita perhatikan; DI DALAM
KESETIAAN ITU ADA PROSESNYA ...
Wahyu 19: 11
(19:11) Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya
bernama: "Yang Setia dan Yang Benar",
Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
Di sini kita perhatikan: ada seekor kuda putih, Ia yang
menungganginya bernama “YANG SETIA dan YANG
BENAR”, itulah pribadi Yesus Kristus, nama-Nya sesuai dengan tabiat-Nya /
kelakuan-Nya. Kemudian, Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
Yesaya 11: 4
(11:4) Tetapi ia akan menghakimi
orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap
orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi
dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan
membunuh orang fasik.
Yesus tampil sebagai hakim untuk menghakimi orang-orang
yang lemah dengan keadilan, sehingga yang lemah mendapatkan keadilan.
Sesungguhnya, pada dasarnya manusia itu lemah, terbatas
dalam segala perkara, tetapi karena Yesus tampil menjadi hakim, sehingga yang
lemah memperoleh keadilan (tidak jatuh dalam dosa).
Selanjutnya, Ia menjatuhkan keputusan yang jujur kepada
orang yang tertindas, sehingga dengan keputusan itu orang yang tertindas
terlepas dari penindasan.
Orang yang tertindas -> orang yang jatuh ke dalam
dosa.
Yesaya 11: 5
(11:5) Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
Ia tidak menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan,
digambarkan seperti; IKAT PINGGANG TETAP TERIKAT PADA PINGGANG.
Yohanes 13: 3-5
(13:3) Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu
kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah.
(13:4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil
sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,
(13:5) kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya
dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
Yesus mengikat pinggang-Nya dengan kain lenan,
selanjutnya membasuh kaki murid-murid-Nya.
Berarti, ikat pinggang yang tetap terikat pada pinggang menunjukkan
ibadah pelayanan seseorang kepada Tuhan.
Kemudian, Yesus menyeka kaki murid-murid-Nya dengan kain lenan
yang terikat pada pinggang-Nya, artinya; dengan melayani Tuhan dalam kesetiaan
dan kebenaran, memperdamaikan dosa manusia kepada Allah = menjadi pendamaian.
Untuk menjadi pribadi Yang Setia dan Yang
Benar, ada proses yang harus dilalui.
Wahyu 19: 12-13
(19:12) Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat
banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui
seorang pun, kecuali Ia sendiri.
(19:13) Dan Ia memakai jubah yang telah
dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."
Proses untuk menjadi pribadi Yang Setia dan Yang Benar; Ia
memakai jubah putih yang dicelup dalam darah, dan nama-Nya ialah Firman Allah.
Jubah yang dicelup dalam darah, artinya; pelayanan yang
ditandai dengan pengorbanan / ditandai dengan penderitaan (tanda darah), itulah
sengsara salib (aniaya karena firman), bukan karena yang lain-lain.
1 Petrus 2: 19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika
seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena
kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat
baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung
adalah KASIH KARUNIA, sebagai kebenaran yang sejati.
Yohanes 1: 1, 14
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah.
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita
telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Kalau firman Allah menjadi manusia / tergenapi di dalam
daging (firman Allah mendarah daging), akan terlihat kemuliaan Allah di dalam
dirinya, karena ia penuh KASIH KARUNIA dan KEBENARAN.
Kasih karunia, artinya; menanggung penderitaan yang tidak
harus ia tanggung, itulah firman Allah (kebenaran yang sejati).
Wahyu 19: 14
(19:14) Dan semua pasukan yang di sorga
mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang
putih bersih.
Biarlah kita berjuang terus mengikuti Dia, berarti; SETIA
DALAM KEBENARAN, sama seperti mereka yang mengikuti Dia, mereka menunggang kuda
putih dan memakai lenan halus yang putih bersih.
Wahyu 19 ini adalah pasal kemenangan, sebab Babel (tempatnya
roh jahat dan roh najis bersembunyi) telah dirubuhkan.
Mari kita perhatikan; SEEKOR KUDA PUTIH yang ditunggangi
oleh Yang Setia dan Yang Benar.
Wahyu 6: 1-2
(6:1) Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh
meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata
dengan suara bagaikan bunyi guruh: "Mari!"
(6:2) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang
menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota.
Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut
kemenangan.
Kalau kita tetap SETIA dan BENAR, Tuhan akan memberi
kemenangan di tengah-tengah perjuangan kita untuk merebut kemenangan (menjadi
pemenang).
Hasil “barangsiapa menang”:
YANG PERTAMA.
Wahyu 5: 4
(5:4) Maka menangislah aku dengan amat
sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang
dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah
dalamnya.
Rasul Yohanes menangis karena tidak seorang pun yang
layak untuk membuka gulungan kitab itu, ataupun melihat sebelah dalamnya =
injil yang tertutup / tidak terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan.
Saudaraku, ini adalah pergumulan seorang hamba Tuhan yang
rindu untuk dipakai dalam pembukaan rahasia firman Tuhan, ia menangis supaya
meterai gulungan kitab itu terbuka / terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan.
Kalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan dalam setiap
pertemuan ibadah, dalam tiga macam ibadah yang Tuhan percayakan, itu adalah
kemurahan Tuhan bagi kita, sebab kalau tidak terjadi pembukaan rahasia firman
Tuhan itu adalah tangisan yang mencelakakan, sesuai dengan perkataan Rasul
Paulus, yaitu: “Jika injil yang
diberitakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan
binasa” (2 Korintus 4: 3).
Wahyu 5: 5
(5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan
engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku
Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh
meterainya."
Yesus Kristus telah menang, maut telah ditelan oleh
kemenangan, sebab Yesus telah melakukan kehendak Allah Bapa, artinya; tidak
satu pun dari firman-Nya dibiarkan-Nya gugur (firman Allah tergenapi), sehingga
dengan demikian, Dia yang disebut singa dari suku Yehuda, dapat membuka
gulungan kitab dan membuka ketujuh meterainya, dengan kata lain TERJADI
PEMBUKAAN RAHASIA FIRMAN TUHAN = mengalami penyucian firman.
Kalau setia dan benar melalui proses penyaliban; ADA
KEMENANGAN dan selanjutnya akan TERJADI PEMBUKAAN RAHASIA FIRMAN TUHAN.
Kemudian, jikalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan,
maka segala yang terselubung akan tersingkap = terlepas / terbebas / menang
terhadap dosa = Tuhan menghapus air mata.
Saya teringat dengan lirik sebuah lagu:
“Ajar kami, Tuhan,
menghitung hari-hari agar kami beroleh hati bijaksana. Ajar kami, Bapa, hidup
dalam jalan-Mu agar semua rencana-Mu digenapi”
Biarlah mulai malam ini, belajarlah menghitung hari-hari,
untuk menentukan apakah dosa yang berkuasa atas kita atau kita yang berkuasa
atas dosa, apakah kita yang menang terhadap dosa atau kita kalah terhadap dosa?
Hari ini adalah hari Minggu, besok hari Senin, tujuh hari
dalam seminggu, 30 hari dalam sebulan, 360 hari dalam setahun, biarlah kita menghitungnya.
Saudaraku, setialah dalam kebenaran, seperti ikat pinggang yang terikat
pada pinggang, walaupun mengalami proses penyaliban (tanda darah), sebab
meterai kebenaran adalah darah, bukan dari perkataan yang keluar dari mulut
manusia.
Hasilnya.
YANG KEDUA.
Wahyu 5: 6, 9-10
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan
di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah
disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang
diutus ke seluruh bumi.
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau
layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau
telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah
dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi
suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi
Allah kita, dan mereka akan memerintah
sebagai raja di bumi."
Oleh karena darah Anak Domba, mereka yang menang menjadi
suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah dan mereka akan memerintah
sebagai raja di bumi.
Berbicara raja -> kuasa dan otoritas sang raja, sebab
kemuliaan sang raja terletak pada kuasanya, berarti berkuasa terhadap dosa
kejahatan dan dosa kenajisan.
1 Petrus 2: 9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar
dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Menjadi imam-imam dan raja-raja di atas muka bumi,
tujuannya untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah =
menjadi kesaksian (menjadi garam dan terang dunia).
Oleh sebab itu,
1 Petrus 2: 10
(2:10) kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah
menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah
beroleh belas kasihan.
Menjadi imam-imam dan raja-raja semua karena belas kasih
Tuhan.
Oleh sebab itu, jika dipercayakan pelayanan, baik sebagai
pemimpin pujian, pembaca firman Tuhan, singer, kolektan, pemain musik, guru
Sekolah Minggu, multimedia, apa pun yang Tuhan percayakan, itu menunjukkan bahwa
kita adalah imam-imam dan raja-raja yang memerintah atas muka bumi ini =
berkuasa / berkemenangan terhadap dosa.
1 Samuel 3: 19-21
(3:19) Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada
satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.
(3:20) Maka tahulah seluruh
Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN.
(3:21) Dan TUHAN selanjutnya
menampakkan diri di Silo, sebab Ia menyatakan diri di Silo kepada Samuel
dengan perantaraan firman-Nya.
Samuel dipercayakan jabatan nabi Tuhan dan Tuhan menyatakan diri-Nya kepada Samuel, karena tidak satu pun dari firman-Nya dibiarkan gugur sehingga Tuhan
menyertai dia.
Biarlah kita semua memperoleh kepercayaan dari Tuhan, yaitu
imamat rajani, karena kita menang terhadap dosa, karena menghargai setiap
pembukaan rahasia firman Tuhan, tidak membiarkan firman itu gugur.
Dan penyertaan Tuhan nyata atas diri kita, semua orang akan melihat pemakaian Tuhan atas diri kita, dari timur sampai ke barat,
sebab firman nubuatan harus tergenapi.
1 Samuel 4: 1a
(4:1) Dan perkataan Samuel sampai ke
seluruh Israel.
Seluruh umat Israel menerima perkataan Samuel karena
Tuhan telah mempercayakan firman kepadanya dan mempercayakan jabatan nabi,
inilah contoh imam-imam dan raja-raja yang memerintah di atas muka bumi, penuh
dengan kuasa dan berkemenangan terhadap dosa.
Terpujilah
Tuhan kekal sampai selama-lamanya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment