IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 11 JUNI 2013
Tema:
HAL BERDOA
(Seri 47)
Subtema:
TINDAKAN
IMAN UNTUK MELEPASKAN DIRI DARI YANG JAHAT
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah
Tuhan, beribadah melayani Tuhan.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Doa Penyembahan dari Matius 6: 5-13, namun kita hanya membaca ayat 13.
Matius 6: 13
(6:13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,
tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
(Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai
selama-lamanya. Amin.)
Secara khusus kita memperhatikan: “ ... lepaskanlah
kami dari pada yang jahat”, inilah salah satu pokok doa yang harus kita
naikkan kepada Tuhan, supaya Tuhan melepaskan kita dari pada yang jahat.
Kalau kita terlepas dari pada yang jahat, maka kehidupan
kita berada dalam kebenaran firman Tuhan, sehingga dengan demikian kita akan
memperoleh keuntungan-keuntungan, sebab kemurahan Tuhan dinyatakan dan kuasa
Allah menjadi bagian kita.
Supaya kita betul-betul terlepas dari pada yang jahat,
maka kerinduan ini harus DIIKUTI DENGAN PERBUATAN, sebab kalau kita hanya
berdoa memohon kepada Tuhan, tanpa perbuatan, itu sama dengan iman yang kosong;
iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong (Yakobus 2: 20).
Oleh sebab itu, segera kita memperhatikan ...
Matius 5: 38-39
(5:38)
Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata
dan gigi ganti gigi.
(5:39)
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan
orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi
kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
“Janganlah
kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu” = jangan membalas kejahatan dengan kejahatan.
Sebab kalau kejahatan dibalas dengan kejahatan, berarti belum
terlepas dari pada yang jahat .
Kalau belum terlepas dari pada yang jahat = hidup di
bawah hukum Taurat, yaitu: “mata ganti
mata dan gigi ganti gigi”, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan =
orang yang berbuat salah tidak luput dari hukuman, dengan kata lain sudah dekat
dengan kutuk.
Supaya terlepas dari pada yang jahat maka harus
memperhatikan empat hal, yaitu:
YANG PERTAMA.
Matius 5: 39-42
(5:39)
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat
kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar
pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
(5:40) Dan
kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
(5:41) Dan
siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh
satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
(5:42) Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan
janganlah menolak orang yang mau meminjam dari
padamu.
Supaya terlepas dari pada yang jahat maka harus
memperhatikan empat hal, sebagai tindakan iman, yaitu;
YANG PERTAMA:
SIAPA PUN
YANG MENAMPAR PIPI KANANMU, BERILAH JUGA KEPADANYA PIPI KIRIMU.
Artinya; mengasihi sesama dengan segenap hati, bukan
sebagian hati = mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.
Pipi kanan dan pipi kiri, artinya; mengasihi dengan
segenap hati (bukan sebagian hati).
Yohanes 15: 17
(15:17)
Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang
akan yang lain."
Mengasihi sesama / orang lain, seperti mengasihi diri
sendiri, berarti; menuruti perintah Tuhan = menuruti firman Tuhan.
Matius 22: 39-40
(22:39)
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
(22:40) Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum
Taurat dan kitab para nabi."
“Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri”, itulah HUKUM YANG KEDUA, setelah mengasihi
Tuhan Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal
budi, itulah HUKUM YANG UTAMA.
Pada ayat 40, dengan jelas dikatakan: “Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh
hukum Taurat dan kitab para nabi”
Pendeknya; hukum Taurat (kitab para nabi) tergantung pada
kasih karunia.
Demikian halnya jikalau seseorang mengasihi Tuhan dan
mengasihi sesama, maka orang lain akan tergantung kepada dia.
Berarti, mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri
= menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi, dengan kata lain, terlepas dari
hukum Taurat (kehidupan yang lama).
Supaya terlepas dari pada yang jahat maka harus
memperhatikan empat hal, sebagai tindakan iman, yaitu;
YANG KEDUA:
ORANG YANG
HENDAK MENGADUKAN ENGKAU KARENA MENGINGINI BAJUMU, SERAHKANLAH JUGA JUBAHMU.
Artinya; melayani orang yang menyakiti.
-
Pakaian -> kelakuan
sehari-hari.
-
Jubah adalah pakaian
dari Imam Besar.
Imam =
pelayan.
Jadi, orang yang berbuat jahat / yang menyakiti, justru
harus dilayani dengan baik.
Yohanes 19: 23-24
(19:23)
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka
mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap
prajurit satu bagian -- dan jubah-Nya juga
mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu
tenunan saja.
(19:24)
Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita
membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk
menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah
hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka
membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas
jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.
Setelah prajurit-prajurit mengambil pakaian, selanjutnya
mereka mengambil jubah Yesus.
Saudaraku, peristiwa ini terjadi ketika Yesus disalibkan.
Berarti, pelayanan itu adalah pengorbanan.
Sesungguhnya, memang, MELAYANI ITU HARUS DITANDAI DENGAN
SENGSARA SALIB, sehingga dengan demikian nyatalah bahwa firman itu tergenapi,
mendarah daging dalam kehidupan kita semua.
Kalau melayani tanpa sengsara salib, itu bukanlah
pelayanan, sebab bisa-bisa arahnya untuk mencuri kemuliaan / mengambil
kehormatan untuk diri sendiri.
Kemudian, kalau kita perhatikan di sini; “... mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya
menjadi empat bagian ...”
Empat bagian -> empat injil, yaitu;
-
Matius
-
Markus
-
Lukas
-
Yohanes
Keterangan;
-
Injil Matius -> kewibawaan
dan kemuliaan Yesus Kristus, sebagai Raja = warna ungu.
-
Injil Markus -> kuasa
kebangkitan Yesus Kristus, sebagai hamba = warna biru.
-
Injil Lukas -> sengsara
salib yang dialami Yesus Kristus, sebagai manusia = warna merah.
-
Injil Yohanes -> kesucian,
kebenaran, keadilan yang dimiliki Yesus Kristus, sebagai Anak Allah = warna
putih.
Selanjutnya, JUBAH YESUS ITU DIUNDI, bukan untuk
dibagi-bagi, karena jubah itu tidak terjahit dari atas ke bawah, hanya SATU
tenunan saja.
Satu -> pribadi Allah, dengan tiga oknum-Nya.
Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus, ketiganya
adalah satu, yang tidak terpisahkan.
Sama halnya dengan jubah imam besar, dibagi menjadi tiga
bagian;
1.
Baju efod ->
kematian Yesus Kristus.
2.
Gamis baju efod ->
kebangkitan Yesus Kristus.
3.
Kemeja yang beragi
dari lenan halus -> kenaikan Yesus Kristus = dipermuliakan.
Roma 6: 5
(6:5)
Sebab jika kita telah menjadi satu dengan
apa yang sama dengan kematian-Nya, kita
juga akan menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kebangkitan-Nya.
Kalau kita satu di dalam kematian Yesus Kristus, kita
juga akan menjadi satu di dalam kebangkitan-Nya, dan di dalam kemuliaan-Nya.
Sedikit referensi.
Lukas 22: 25-26
(22:25)
Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat
mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut
pelindung-pelindung.
(22:26) Tetapi
kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar
di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
Di sini Tuhan mengajar 12 murid supaya murid-murid
melayani dengan baik.
Dua hal yang penting untuk kita perhatikan;
1.
YANG TERBESAR
HENDAKLAH MENJADI SEBAGAI YANG PALING MUDA.
Artinya; merasa
diri tidak bisa, merasa diri tidak mampu, merasa diri tidak mempunyai banyak
pengalaman.
Sebab
orang muda -> kehidupan yang masih minim pengalaman.
2.
PEMIMPIN SEBAGAI
PELAYAN.
Kalau
menyadari diri sebagai seorang pemimpin, berarti harus melayani, bukan
dilayani, seperti pemimpin-pemimpin menurut ukuran duniawi.
Orang yang
melayani itu tidak perlu dipimpin, sebab ia mampu mempimpin diri sendiri untuk
mengerjakan pekerjaan yang Tuhan percayakan.
Lukas 22: 27
(22:27)
Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah
dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di
tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Yesus sendiri melayani 12 murid, sebab Yesus berada di
antara 12 murid untuk memberi makan 12 murid.
Supaya terlepas dari pada yang jahat maka harus
memperhatikan empat hal, sebagai tindakan iman, yaitu;
YANG KETIGA:
SIAPA PUN
YANG MEMAKSA ENGKAU BERJALAN SEJAUH SATU MIL, BERJALANLAH BERSAMA DIA SEJAUH
DUA MIL.
Artinya;
1. Memberi dengan
sukarela (memberi dengan kerelaan hati) = melayani tanpa paksaan / tidak dengan
terpaksa.
2.
Memberi yang terbaik.
Berbicara dua
-> firman Allah dan Roh Kudus, sebab kalau hanya satu, rasanya timpang,
karena firman Allah dan Roh Kudus, kedua-duanya tidak dapat dipisahkan,
sedangkan pekerjaan dari pada firman Allah dan Roh Kudus selalu memberi yang
terbaik.
-
Roh Kudus; senantiasa menolong,
menghibur bahkan memimpin kita dalam seluruh kebenaran.
-
Firman Allah; membasuh kita sampai
tanpa cacat cela di hadapan Tuhan.
Supaya terlepas dari pada yang jahat maka harus
memperhatikan empat hal, sebagai tindakan iman, yaitu;
YANG KEEMPAT:
BERILAH
KEPADA ORANG YANG MEMINTA KEPADAMU DAN JANGANLAH MENOLAK ORANG YANG MAU
MEMINJAM DARI PADAMU.
-
BERILAH KEPADA ORANG
YANG MEMINTA KEPADAMU.
Artinya;
menutupi dosa atau kekurangan-kekurangan orang lain.
Sebab
meminta -> orang yang kekurangan.
-
JANGANLAH MENOLAK
ORANG YANG MAU MEMINJAM DARI PADAMU.
Berarti; harus
murah hati.
Matius 5:
7
(5:7) Berbahagialah orang
yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Orang yang
murah hati, pasti berbahagia, sebab oleh karena kemurahan hati, maka seseorang
akan beroleh kemurahan juga.
Biarlah
kiranya kita menikmati kemurahan-kemurahan Tuhan, karena kita juga hidup di
dalam kemurahan-kemurahan.
Galatia 3: 23-26
(3:23)
Sebelum iman itu datang kita berada di bawah
pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan.
(3:24)
Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita
dibenarkan karena iman.
(3:25)
Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah
pengawasan penuntun.
(3:26)
Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
Lepas dari yang jahat, berarti; terlepas dari pengawalan
hukum Taurat.
Kalau berada di bawah hukum Taurat; tidak ada satu pun
yang dibenarkan, sebab seseorang dibenarkan kalau ia memiliki kebenaran iman.
Kembali saya katakan; biarlah salah satu doa yang kita
naikkan, yaitu: “lepaskanlah kami dari
pada yang jahat” diikuti dengan perbuatan / tindakan, supaya apa yang
menjadi kerinduan kita terwujud, dengan kata lain terlepas dari hukum Taurat
untuk menikmati kasih karunia Tuhan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment