IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 07 JUNI 2013
“DARI KITAB
MALEAKHI”
Subtema: TUHAN
BERGAUL ERAT DENGAN ORANG JUJUR
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya besar, kita boleh berada di dalam
rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan.
Segera kita kembali memperhatikan kitab Maleakhi, sebagai
firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab.
Maleakhi 2: 6
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti
Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
Allah menyatakan tiga hal yang menjadi kelebihan dari
orang-orang Lewi kepada imam-imam yang melayani di Tabernakel, yaitu;
I.
Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya.
II.
Kecurangan
tidak terdapat pada bibirnya.
III.
Dalam damai
sejahtera dan kejujuran, orang-orang Lewi mengikuti Tuhan.
Kita memperhatikan keterangan yang ketiga.
Keterangan:
III.
DALAM DAMAI SEJAHTERA DAN
KEJUJURAN, ORANG-ORANG LEWI MENGIKUTI TUHAN.
Secara khusus, malam ini kita memperhatikan; ORANG-ORANG LEWI MENGIKUTI TUHAN DENGAN
KEJUJURAN.
Biarlah kiranya juga kita mengikuti Tuhan dengan
kejujuran, dalam ibadah pelayanan kita kepada Tuhan, penuh dengan kejujuran.
Kita kaitkan KEJUJURAN ini DALAM PELAYANAN YESUS KRISTUS.
Markus 12: 13-14
(12:13) Kemudian
disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia
dengan suatu pertanyaan.
(12:14) Orang-orang
itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada
siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur
mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar
pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?"
YESUS adalah SEORANG YANG JUJUR, sesuai dengan pernyataan orang-orang
Farisi dan Herodian.
Jadi, kejujuran Yesus Kristus ini sudah diketahui oleh orang banyak,
termasuk orang-orang Farisi dan Herodian.
Amsal 3: 32
(3:32) karena orang
yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan
orang jujur Ia bergaul erat.
Tuhan bergaul erat dengan orang yang jujur.
Saudaraku, saya merindukan kita semua menjadi pribadi yang jujur dalam
segala perkara, sebab hanya dengan kejujuranlah membawa kita bergaul erat
dengan Tuhan.
Memang, ketika kita jujur, di situ banyak kali kita dicobai, selain
dicobai, kita juga mengalami suatu pergumulan pada saat kita jujur, sebab itu menjadi
pengalaman saya sendiri, tetapi apa pun resikonya, harus tetap jujur sebab
tidak ada lagi jalan lain untuk bergaul erat dengan Allah, selain dengan
kejujuran seseorang.
Alasan mengapa Tuhan bergaul erat dengan orang jujur.
Amsal 14: 2
(14:2) Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN,
tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia.
Orang yang BERJALAN DENGAN JUJUR adalah orang yang TAKUT AKAN TUHAN.
Jadi, kejujuran seseorang menunjukkan bahwa ia adalah orang yang takut akan
Tuhan.
Sebaliknya, kalau tidak jujur adalah orang yang tidak takut Tuhan, yang
disebut juga orang yang sesat.
Alkitab mengatakan, bahwa orang sesat itu tidak mengerti kitab suci;
sekalipun firman Tuhan yang tertulis dalam kitab suci disampaikan dengan benar,
tetapi orang sesat tetap saja tidak mengerti.
Sekarang kita lihat; SALAH SATU
PRIBADI YANG TERKENAL DENGAN KEJUJURAN.
Ayub 1: 1
(1:1) Ada seorang
laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang
itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah
dan menjauhi kejahatan.
AYUB, selain saleh, ia juga adalah ORANG YANG JUJUR.
Orang yang jujur adalah orang yang takut akan Tuhan, itulah pribadi Ayub.
Mari kita lihat ...
Letak kejujuran Ayub.
YANG PERTAMA.
Ayub 1: 20-21
(1:20) Maka berdirilah
Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan
menyembah,
(1:21) katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku,
dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi,
TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
Setelah Ayub kehilangan semua apa yang dimiliki, mulai dari harta kekayaan
sampai yang terakhir, yaitu kehilangan anak-anak lelaki dan anak-anak perempuannya,
Ayub berkata: “Dengan telanjang aku
keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya”
Ini adalah bentuk kejujuran yang pertama dari pada Ayub; lahir dengan telanjang,
kembali kepada Tuhan dengan telanjang, artinya; bahwa segala sesuatu yang dia
miliki adalah milik Tuhan, oleh sebab itu dia berkata: “TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!”, dengan
perkataan ini, kejujuran Ayub semakin dipertegas.
Kadang-kadang kita tidak mengerti arti kejujuran, terkadang kita merasa
bahwa segala sesuatu yang kita punya adalah milik kita, sesungguhnya itu adalah
milik Tuhan.
Ketika semua itu terlepas dari tangan Ayub, dia berkata: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan
ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi,
TUHAN yang mengambil”, ini adalah pribadi yang jujur, bahwa segala sesuatu
yang dia punya adalah milik Tuhan, sehingga dia berkata: “terpujilah nama TUHAN!”
Kalau tidak jujur, seseorang susah untuk memuji Tuhan, percayalah, apalagi
mengucapkan kata-kata: “terpujilah nama
TUHAN!”
Mari kita lihat; SEGALA SESUATU YANG DIA MILIKI TERLEPAS DARI TANGANNYA,
antara lain;
1.
Ayub 1: 14-15
(1:14) datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata: "Sedang
lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya,
(1:15) datanglah orang-orang Syeba
menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang.
Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada
tuan."
Orang-orang Syeba MERAMPAS
LEMBU SAPI dan KELEDAI-KELEDAI Ayub.
2.
Ayub 1: 16
(1:16) Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata:
"Api telah menyambar dari langit dan
membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku
sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
Api telah menyambar
dari langit dan membakar serta memakan habis KAMBING DOMBA milik Ayub.
3.
Ayub 1: 17
(1:17) Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata:
"Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan
mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal
itu kepada tuan."
SEGALA UNTA milik Ayub
DIRAMPAS oleh ORANG-ORANG KASDIM.
4.
Ayub 1: 18-19
(1:18) Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata:
"Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan
minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,
(1:19) maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah
itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu,
sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri
yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
Angin ribut melanda
rumah, di mana anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan ada di dalamnya,
sehingga SEMUA ANAK-ANAK AYUB MATI, inilah yang paling tragis sekali.
Namun tadi kita sudah melihat; Ayub merelakan semua itu, sebab dia adalah
ORANG JUJUR (sebab segala yang dia miliki adalah milik Tuhan), tidak
menggerutu, itulah orang jujur.
Ayub 1: 22
(1:22) Dalam
kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
DALAM SEMUA ITU AYUB TIDAK BERBUAT DOSA SEBAB AYUB TIDAK MENUDUH ALLAH
BERBUAT YANG KURANG PATUT.
Jadi, orang jujur itu
tidak suka bersungut-sungut dan tidak suka menuntut Allah dalam keadaan apa
pun.
Semoga kita belajar
menjadi orang jujur, dari pribadi orang yang terkenal jujur, itulah Ayub, supaya
kita tidak banyak menuntut kepada Allah dan tidak suka bersungut-sungut ketika mengalami
sesuatu yang tidak baik.
Letak kejujuran Ayub.
YANG KEDUA.
Ayub 2: 7-8
(2:7) Kemudian Iblis
pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub
dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.
(2:8) Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk
badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.
Ayub ditimpa dengan bara yang busuk, dari telapak kaki sampai batu
kepalanya, sehingga kalau kita perhatikan di sini; Ayub harus mengambil beling
dan menggaruk-garuk bara itu sambil duduk di tengah-tengah abu.
Jadi, tidak hanya kehilangan harta dan anak-anaknya, juga Ayub ditimpa oleh
bara yang berbau busuk.
Ayub 2: 9
(2:9) Maka berkatalah
isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah
engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
Berbanding terbalik dengan isteri Ayub, ketika Ayub menerima segala sesuatu
yang menimpa dirinya.
Sebab perkataan isterinya sangat menyakitkan sekali, ia berkata: “Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu?
Kutukilah Allahmu dan matilah!”, ini bukanlah perkataan dari seorang isteri
yang saleh, tetapi ini adalah perkataan dari seorang isteri yang tidak mau menopang
suaminya dalam kesusahan.
Mari kita lihat, jawab Ayub terhadap pernyataan isterinya.
Ayub 2: 10
(2:10) Tetapi jawab
Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah,
tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak
berbuat dosa dengan bibirnya.
Pernyataan Ayub: “Apakah kita mau MENERIMA
YANG BAIK dari Allah, tetapi tidak mau MENERIMA YANG BURUK?”
Perkataan Ayub dibagi menjadi dua bagian;
-
Menerima yang baik.
Artinya; hidup di
dalam kasih Allah, di mana kasih Allah itu mengorbankan anak-Nya yang tunggal.
-
Menerima yang buruk.
Artinya; satu di dalam
penderitaan / pengorbanan Kristus = menghargai kasih Allah.
Dibuktikan pada ayat 4 ...
Ayub 2: 4
(2:4) Lalu jawab Iblis
kepada TUHAN: "Kulit ganti kulit!
Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya.
Lalu jawab Iblis kepada
Tuhan: “Kulit ganti kulit!”
Dengan pernyataan iblis ini, menunjukkan bahwa Ayub akan meninggalkan /
melupakan kasih Allah dengan bara yang menimpa Ayub dari ujung kaki sampai
ujung kepala = kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya
ganti nyawanya.
Tetapi tidak demikian dengan Ayub, sebab tadi kita perhatikan; Ayub mau
menerima yang buruk, dia tidak hanya menerima yang baik.
Kejadian 3: 21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang
untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Ketika Adam jatuh ke dalam dosa, Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit
binatang lalu dikenakan kepada manusia dan isterinya, itulah kasih Allah.
Binatang yang dikuliti -> pribadi Yesus Kristus yang disalibkan.
Bara yang menimpa kulit Ayub, diterima oleh Ayub, berarti dalam hal ini
Ayub menghargai korban Kristus / satu dalam penderitaan Kristus = tinggal di
dalam kasih Allah, inilah kejujuran yang kedua.
Kalau hanya menerima yang baik (kasih Allah), tetapi menolak yang buruk,
berarti tidak jujur.
Mau menerima kasih Allah, lewat pengorbanan Kristus di atas kayu salib,
tetapi tidak mau satu di dalam penderitaan Kristus, itu tidaklah jujur, tetapi
dalam hal ini kita perhatikan; Ayub adalah pribadi yang jujur.
Banyak orang kurang mengerti mengenai JUJUR.
Pengertian jujur menjadi sempit, tidak luas, oleh karena itu, dia menganggap
segala sesuatu yang dia punya adalah miliknya, sehingga ketika semua itu raib,
dia bersungut-sungut.
Bukan hanya anak-anak Tuhan yang memiliki pengertian yang tidak luas dan
sempit, tetapi juga hamba-hamba Tuhan, sebab saya sering mendengar
kotbah-kotbah yang mengatakan: bahwa Yesus telah berkorban di atas kayu salib,
maka dengan demikian, kita diselamatkan, dengan kata lain, tidak perlu ada
pengorbanan, ini adalah pengertian yang sempit, tidak luas, dalam hal jujur.
Sesungguhnya pengertian jujur itu luas, tidak sempit,
-
supaya kita mau menerima segala
sesuatu yang terjadi = dengan rela hati ketika Tuhan mengambil,
-
supaya kita satu di dalam
penderitaan Kristus.
Jangan ijinkan pengertian jujur itu menjadi sempit / tidak luas.
Sekarang, kita perhatikan ...
Ayub 29: 4-6
(29:4) seperti ketika
aku mengalami masa remajaku, ketika Allah
bergaul karib dengan aku di dalam kemahku;
(29:5) ketika Yang
Mahakuasa masih beserta aku, dan anak-anakku ada di sekelilingku;
(29:6) ketika
langkah-langkahku bermandikan dadih, dan gunung batu mengalirkan sungai minyak
di dekatku.
Tuhan bergaul karib dengan Ayub di dalam kemah Ayub, sehingga Ayub
merasakan bahwa Tuhan bersama-sama dengan dia, juga merasakan anak-anaknya
berada di sekelilingnya (sekalipun sebetulnya ia telah kehilangan semuanya,
termasuk anak-anaknya).
Saudaraku, hanya kejujuran saja yang membawa kita bergaul erat dengan
Tuhan, sekalipun segala sesuatunya sudah hilang, termasuk harta dan anak-anak
dari pada Ayub, tetapi dia berkata: “Allah
bergaul karib dengan aku di dalam kemahku”, ini adalah kejujuran yang luar
biasa.
Saya melihat; pribadi Ayub ini sungguh luar biasa. Saya kira, saya tidak
sebanding / jauh sekali dengan pribadi Ayub, sebab sekalipun Ayub kehilangan
harta dan anak-anak yang sangat dikasihinya, tetapi ia tetap tegar karena ia adalah
orang yang jujur di hadapan Tuhan.
Kemudian, kalau kita kembali memperhatikan ayat 5 ...
Ayub 29: 5
(29:6) ketika
langkah-langkahku bermandikan dadih, dan gunung batu mengalirkan sungai minyak di dekatku.
Merasakan aliran-aliran sungai sukacita dari sorga yang dikerjakan oleh Roh
Kudus = kasih Allah yang tidak pernah habis-habisnya, itulah yang dirasakan
Ayub.
Mazmur 25: 14
(25:14) TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan
Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.
Dipertegas kembali; Tuhan bergaul karib / erat dengan orang yang takut akan
Dia, kemudian perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.
Allah mengadakan perjanjian kepada Abraham, Ishak dan Yakub, karena
Abraham, Ishak dan Yakub, adalah pribadi / orang-orang yang takut akan Tuhan,
sehingga orang Israel menikmatinya, itulah tanah Kanaan yang dipijak oleh kaki
orang-orang Israel, yang dipimpin oleh Musa dan dilanjutkan oleh Yosua.
Biarlah perjanjian itu terus dinikmati oleh anak-anak cucu kita semua,
karena kita adalah orang-orang yang takut akan Tuhan, orang-orang yang mau
bergaul erat / karib dengan Tuhan.
Saudaraku, dalam Amsal 8: 13 dikatakan; orang yang takut akan Tuhan
membenci segala kejahatan, teristimewa dosa kesombongan, dosa kecongkakan,
tinggi hati dan keangkuhan.
Orang yang mendengar firman Tuhan tanpa kerendahan hati, adalah orang yang
sombong yang masih menyukai dosa kejahatan.
Dan orang yang tidak mendengar firman dengan rendah hati, bisa terlihat
dengan jelas; ia tidak menghargai seorang nabi, baik dari sikap, tingkah laku,
cara berpikir, sudut pandang, gerak-geriknya.
Ciri-ciri orang jujur.
Markus 12: 14
(12:14) Orang-orang
itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang
yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan
jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan
membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?"
Ciri-ciri orang jujur; TIDAK MENCARI MUKA = bukan penjilat, sebab kalau
orang yang mencari muka ia sama dengan seorang penjilat.
Bandingkan dengan PENJILAT.
Lukas 16: 20-21
(16:20) Dan ada
seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat
pintu rumah orang kaya itu,
(16:21) dan ingin
menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
“... anjing-anjing datang dan
menjilat boroknya”
Saudaraku, yang menjilat borok Lazarus adalah anjing-anjing.
Anjing-anjing -> orang-orang kafir yang suka menjilat borok.
Kalau kita perhatikan di sini, yang dijilat adalah orang yang tak berdaya /
menjatuhkan orang yang tidak berdaya, supaya dalam ketidakberdayaan itu, ia
tidak mampu bangkit, itulah pekerjaan dari orang yang mencari muka.
Tetapi kalau orang jujur, ia tidak mencari muka; ia jujur menjalankan apa yang
harus ia jalankan, jujur mengerjakan apa yang harus ia kerjakan, tanpa mencari
muka untuk menjatuhkan orang yang lemah, seperti anjing yang datang dan
menjilat borok.
Menjilat borok, artinya; menyukai kekurangan. Orang yang mencari muka
selalu menceritakan kekurangan-kekurangan orang yang sedang susah, sampai tidak
berdaya, sehingga dengan demikian, orang yang mencari muka terangkat naik,
tetapi orang yang menderita semakin terpuruk.
Dalam Markus 12: 14 dikatakan: “Engkau
tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka.”
Jadi, orang yang tidak mencari muka, adalah orang yang tidak takut kepada
siapa pun, tidak takut kepada manusia, tidak takut kepada aturan-aturan yang
salah, tidak takut dengan resiko yang harus diterima, tidak takut dengan
konsekuensi yang harus dihadapi.
Setelah saya terpanggil menjadi hamba Tuhan, saya tidak takut dengan resiko
/ konsekuensi yang harus saya hadapi, dan saya belajar tidak mencari muka
sampai detik ini, tetapi bukan berarti saya berkata bahwa saya adalah orang
hebat, tetapi kita harus belajar jujur, supaya tidak mencari muka.
Kalau isteri jujur kepada suami, ia tidak perlu takut kepada suami,
sebaliknya suami yang jujur, ia tidak perlu takut kepada isteri, apapun
resikonya, sebab Tuhan itu adil; cepat atau lambat Tuhan akan menyatakan
keadilan-Nya dan keputusan-Nya yang jujur.
Bukti bahwa Yesus adalah orang jujur.
Markus 12: 14
(12:14) Orang-orang
itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang
yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak
mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar
jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak
kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?"
Yesus dengan jujur mengajarkan segala jalan Allah dengan segala kejujuran.
Mari kita buktikan itu.
Markus 12: 16-17
(12:16) Lalu mereka
bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah
ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar."
(12:17) Lalu kata
Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada
Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka
sangat heran mendengar Dia.
Pada ayat 17, kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!”, ini menunjukkan
bahwa Yesus adalah orang jujur.
Pernyataan Yesus ini, kita bagi menjadi dua bagian;
-
“BERIKANLAH ... KEPADA ALLAH APA
YANG WAJIB KAMU BERIKAN KEPADA ALLAH”
Artinya; mengasihi
Tuhan dengan segenap hati dan segenap jiwa dan segenap akal budi dan kekuatan.
Matius 23: 23
(23:23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai
kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan
dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam
hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan
dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Mengembalikan
persepuluhan kepada Tuhan itu adalah suatu keharusan, sebab persepuluhan itu
adalah milik Tuhan.
Mengembalikan
persepuluhan, berarti; mengasihi Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap
jiwa, akal budi dan kekuatan.
Kalau kita kaitkan
dengan 10 hukum Allah, bahwa inti dari 10 hukum Allah hanya satu, itulah kasih.
Berarti, satu dari sepuluh (1/10), itulah kasih Allah.
Praktek mengasihi
Tuhan, yaitu;
·
hidup dengan KEADILAN,
·
hidup dengan BELAS KASIHAN,
·
hidup di dalam KESETIAAN,
maka dengan demikian,
akan terlihat nyata bahwa kita mengasihi Tuhan.
Jadi, yang wajib kita
lakukan, yang kita berikan kepada Allah adalah sepersepuluh, berarti mengasihi
Tuhan, dan prakteknya hidup dengan keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan.
Seseorang tanpa tiga
praktek ini, maka nikah-nikah di dunia akan hancur, percayalah! Jadi, biarlah
kita memberikan apa yang wajib kita berikan kepada Allah, tetapi dengan praktek
tiga hal tadi, supaya apa yang kita kerjakan tidak menjadi sia-sia.
Keuntungan kita
mengembalikan persepuluhan (memberikan apa yang wajib kita berikan kepada
Tuhan)
Keluaran 16: 34-36
(16:34) Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah buli-buli
itu ditempatkan Harun di hadapan tabut hukum Allah untuk disimpan.
(16:35) Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka
tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan
manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.
(16:36) Adapun segomer ialah sepersepuluh efa.
Kalau kita memberikan
apa yang wajib kita berikan kepada Tuhan, maka kita dipelihara oleh Tuhan,
seperti bangsa Israel dipelihara oleh Tuhan sampai tapal batas tanah Kanaan.
Biarlah pemeliharaan
Tuhan itu berlaku atas kita karena kita mengasihi Tuhan, dan biarlah
pemeliharaan Tuhan itu membawa kita ke tanah Kanaan Sorgawi, Yerusalem yang
baru.
Pernyataan Yesus ini, kita bagi menjadi dua bagian;
-
“BERIKANLAH KEPADA KAISAR APA YANG WAJIB KAMU BERIKAN KEPADA KAISAR ...”
Artinya; mengasihi
sesama, seperti diri sendiri.
Markus 12: 30-31
(12:30) Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
(12:31) Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih
utama dari pada kedua hukum ini."
Mengasihi sesama
manusia seperti mengasihi diri sendiri, setelah mengasihi Tuhan dengan segenap
hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan.
Contoh mengasihi
sesama.
Matius 25: 34-40
(25:34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya:
Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah
disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
(25:35) Sebab ketika Aku lapar, kamu
memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu
memberi Aku minum; ketika Aku seorang
asing, kamu memberi Aku tumpangan;
(25:36) ketika Aku telanjang, kamu memberi
Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat
Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu
mengunjungi Aku.
(25:37) Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan,
bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus
dan kami memberi Engkau minum?
(25:38) Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami
memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
(25:39) Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami
mengunjungi Engkau?
(25:40) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari
saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Domba-domba yang
ditempatkan di sebelah kanan melakukan tiga perkara kepada sesamanya yang
paling hina, yaitu;
1.
MEMBERI MAKAN dan MINUM ORANG YANG
LAPAR DAN HAUS.
Artinya; hidup dalam
kebenaran firman Tuhan.
2.
MEMBERI TUMPANGAN KEPADA ORANG
ASING dan PAKAIAN KEPADA ORANG YANG TELANJANG.
Artinya; tinggal di
dalam kasih Allah.
Kalau kita tinggal di
dalam kasih Allah, berarti Allah telah memberi tumpangan kepada kita.
Kemudian, kalau dosa
ketelanjangan ditutupi, berarti Tuhan telah memberi pakaiah kepada kita, itulah
kasih Allah.
3.
MENGUNJUNGI ORANG YANG SAKIT dan
ORANG YANG BERADA DI DALAM PENJARA.
Artinya; hidup menurut
pimpinan Roh-El Kudus, sebab pekerjaan dari Roh Kudus itu menghibur, menolong,
menguatkan. Baik yang sakit dipulihkan / dihibur, baik yang dalam penjara juga
dihibur, itu adalah pekerjaan dari Roh Kudus.
Kembali kita baca ayat
40 ...
Matius 25: 40
(25:40) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari
saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku.
Mengasihi sesama
(salah seorang yang paling hina), berarti; mengasihi Tuhan dengan segenap hati,
segenap jiwa, akal budi dan kekuatan.
Sekarang ...
BANDINGKAN DENGAN ORANG
YANG TIDAK JUJUR.
Markus 12: 13-15
(12:13) Kemudian
disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan.
(12:14) Orang-orang
itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang
yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak
mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala
kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?
Haruskah kami bayar atau tidak?"
(12:15) Tetapi Yesus
mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar
supaya Kulihat!"
Orang-orang Farisi dan Herodian bertanya untuk menjerat Yesus = mencobai
Yesus.
Bertanya untuk menjerat adalah gambaran dari orang yang tidak jujur, itulah
orang-orang Farisi dan Herodian.
Saudaraku, kalau mereka jujur, pasti mereka bertanya dengan ketulusan hati,
sebab orang jujur dipimpin dengan ketulusannya.
Tetapi tadi kita perhatikan, orang-orang Farisi dan Herodian bertanya namun
untuk menjerat Yesus, itu sebabnya Yesus berkata: “Mengapa kamu mencobai Aku?”
Sedangkan kita ketahui, bahwa si pencoba itu adalah iblis setan, yang
senantiasa mencobai, menuduh mendakwa manusia sampai akhirnya manusia itu
hancur kalau manusia itu tidak memiliki keyakinan iman yang teguh.
Mari kita lihat; STATUS ORANG
FARISI.
Orang Farisi penuh dengan ragi. Ragi orang Farisi adalah kemunafikan.
Munafik, artinya; di dalam dan di luar tidak sama; di luar tampak baik
tetapi di dalam penuh dengan kecurangan, dan berbagai-bagai macam kotoran,
inilah status orang Farisi, itu sebabnya mereka tidak jujur dalam segala
perkara, termasuk ketika mereka bertanya kepada Yesus.
Munafik, berarti; bibir memuji / memuliakan Tuhan, namun hatinya jauh dari
Tuhan.
Mari kita lihat; STATUS HERODIAN.
Herodian artinya; pengikut-pengikut Herodes, berarti bukan
pengikut-pengikut Kristus = antikristus.
1 Yohanes 2: 18-19
(2:18) Anak-anakku,
waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar,
seorang antikristus akan datang, sekarang
telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar
adalah waktu yang terakhir.
(2:19) Memang mereka
berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak
sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh
termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal
itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh
termasuk pada kita.
Antikristus itu adalah orang yang tidak sungguh-sungguh di dalam Tuhan;
-
tidak sungguh-sungguh di dalam
pengudusan diri,
-
tidak sungguh-sungguh dalam
penyerahan diri kepada Tuhan,
-
tidak sungguh-sungguh beribadah
melayani Tuhan,
-
tidak sungguh-sungguh dalam segala
perkara di hadapan Tuhan,
sehingga orang yang tidak sungguh-sungguh ini cepat atau lambat akan
menjadi antikris, dan antikris lebih banyak jumlahnya dari pada orang-orang
yang diselamatkan, berarti; lebih banyak orang yang tidak sungguh-sungguh dari
pada orang yang sungguh-sungguh.
Bayangkan saudaraku, saudara datang beribadah dengan segala jerih lelah,
mengorbankan waktu, tenaga, uang, pikiran, namun tidak sungguh-sungguh memperhatikan
firman Tuhan, hanya untuk menjerat si pemberita firman, dengan sikap yang tidak
rendah hati ketika mendengar firman Tuhan, lalu apa artinya itu semua?
Saya tidak berhenti mengatakan ini semua, supaya saya dan saudara tidak
terlanjur-lanjur lagi, sebab tidak satupun manusia dapat berubah, kalau bukan
Tuhan yang mengubah dia.
Puji Tuhan, kita digembalakan oleh firman kasih karunia (firman pengajaran
yang rahasianya dibukakan), dan hanya karena kasih karunia saja kita bisa
beribadah melayani Tuhan.
Mari kita lihat; BUKTI
KETIDAKSUNGGUH-SUNGGUHAN DI HADAPAN TUHAN.
1.
Wahyu 13: 13-14
(13:13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang
dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari
langit ke bumi di depan mata semua orang.
(13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang
telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia
menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya
mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang,
namun yang tetap hidup itu.
Lebih menyukai
pemberitaan firman yang dikurangkan oleh nabi-nabi palsu
Artinya; firman
Tuhan diganti dengan tanda-tanda heran atau pun mujizat-mujizat
Mereka tidak
suka dikoreksi oleh firman Tuhan, itu sebabnya mereka tidak suka mendengarkan
pemberitaan firman tentang salib Kristus, itulah firman penyucian, sehingga kalau
kita perhatikan di sini; akhirnya mereka mendirikan patung dan mereka menyembah
kepada patung itu = menyembah berhala.
Berhala adalah
segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, apa pun itu bentuknya, bisa saja
pekerjaan, bisa perut, bisa kesibukan-kesibukan yang lain. Apa pun perkara-perkara
yang di bawah (di bumi) / perkara-perkara lahiriah yang lebih dinomor-satukan
dari pada Tuhan, itu adalah berhala.
Mari kita lihat; BUKTI
KETIDAKSUNGGUH-SUNGGUHAN DI HADAPAN TUHAN.
2.
Wahyu 13: 16-18
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang,
kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
(13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual
selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau
bilangan namanya.
(13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa
yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan
itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Selanjutnya,
mereka yang tidak sungguh-sungguh, dikuasai roh jual beli = dikuasai roh
antikris, dengan menerima tanda 666 di tangan kanan atau pun 666 di dahi.
Jadi, kalau
tidak sungguh-sungguh di dalam Tuhan adalah orang yang lebih mengutamakan perkara
menjual dan perkara membeli dari pada memikirkan perkara-perkara di atas /
perkara-perkara rohani, itulah Herodian, pengikut-pengikut Herodes.
Sesungguhnya kalau kita adalah pengikut-pengikut Kristus,
kita menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan.
BANDINGKAN DENGAN PENGIKUT-PENGIKUT KRISTUS.
Galatia 5: 17, 24
(5:17) Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan
Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan --
sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
(5:24) Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan
keinginannya.
Roma 8: 13
(8:13) Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika
oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan
segala hawa nafsu dan keinginannya = hidup di dalam pimpinan Roh-El Kudus.
Kristus -> pribadi Yang DIURAPI oleh Roh-El Kudus.
Kristus = Allah Roh Kudus, yang mengurapi (minyak urapan ada di atas kepala).
Jadi, bukan perkara-perkara lahiriah yang menjadi nomor
satu, bukan apa yang diinginkan oleh daging yang menjadi nomor satu, tetapi
mereka yang menjadi milik Kristus menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu
dan keinginannya.
Saudaraku, daging ini memiliki keinginan, tetapi kalau
tidak daging disalib, maka daging akan bersuara (menuruti keinginannya), itulah
hawa nafsu. Oleh sebab itu, biarlah kita menjadi pribadi yang jujur, mau
mengakui kekurangan, berarti mau dikoreksi oleh firman penyucian.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment