IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 JULI 2014
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: UJILAH TUHAN !?
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
dan kasih setia Tuhan
yang abadi.
Kita bersyukur untuk malam hari ini karena Tuhan masih
berkemurahan bagi kita, Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk
beribadah melayani di dalam rumah Tuhan, lewat Ibadah Pendalaman Alkitab
disertai dengan perjamuan suci.
Biarlah Tuhan melawat kita malam ini dan seterusnya lewat
pemberitaan firman Tuhan yang akan kita terima.
Kita kembali memperhatikan ...
Maleakhi 3: 10
(3:10) Bawalah seluruh persembahan
persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan
makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak
membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai
berkelimpahan.
Membawa seluruh persembahan persepuluhan ke dalam rumah
Tuhan, rumah perbendaharaan adalah suatu keharusan karena itu adalah suatu
kebenaran, kemudian dengan membawa seluruh persembahan persepuluhan adalah hal
yang menyenangkan hati Tuhan.
Adapun persembahan persepuluhan, antara
lain;
1.
Persepuluhan dari tanah, dari hasil benih di tanah, dari buah
pohon-pohonan (Imamat 27: 30).
2.
Persepuluhan dari gandum, dari anggur dan dari minyak (Ulangan
14: 22-23).
3.
Persembahan persepuluhan dapat diuangkan, dengan syarat bila
tempat yang Tuhan pilih terlalu jauh dan sukar untuk membawa sepersepuluh dari
seluruh hasil tanah (Ulangan 14: 24-25).
Tujuan membawa seluruh persembahan persepuluhan:
Supaya ada persediaan makanan di dalam rumah Allah.
Nehemia 13: 10
(13:10) Juga kudapati bahwa sumbangan-sumbangan bagi orang-orang Lewi tidak pernah diberikan, sehingga orang-orang
Lewi dan para penyanyi yang bertugas masing-masing lari ke ladangnya.
Orang-orang Lewi dan imam-imam yang lain tidak lagi menerima
sumbangan-sumbangan termasuk persembahan persepuluhan, sehingga mereka lari ke
ladang masing-masing untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Kalau seorang hamba Tuhan yang bertugas untuk menyediakan
makanan di dalam rumah Tuhan harus pergi ke ladang masing-masing, harus bekerja
untuk memenuhi kebutuhannya, saya sampaikan dengan tegas; ia tidak akan
mendapat kesempatan untuk menyampaikan firman Tuhan sesuai dengan kehendak
Tuhan, sesuai dengan rencana Tuhan, karena tidak ada waktu bagi dia untuk
merendahkan diri di bawah kaki Tuhan, sujud menyembah Tuhan, untuk menantikan
apa yang menjadi rencana dan kehendak Tuhan untuk selanjutnya disampaikan
kepada sidang jemaat.
Nehemia 13: 11
(13:11) Aku menyesali para penguasa, kataku: "Mengapa rumah Allah dibiarkan begitu saja?" Lalu
kukumpulkan orang-orang Lewi itu dan kukembalikan pada tempatnya.
Dengan demikian, rumah Allah dibiarkan begitu saja,
berarti; tanpa perhatian, tanpa pemeliharaan Tuhan.
Bilangan 18: 20-21
(18:20) TUHAN berfirman kepada Harun: "Di negeri mereka engkau tidak
akan mendapat milik pusaka dan tidak akan beroleh bagian di tengah-tengah
mereka; Akulah bagianmu dan milik pusakamu di tengah-tengah orang Israel.
(18:21) Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang
Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas
pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan.
Sesungguhnya, orang-orang Lewi tidak mendapat bagian dari
tanah yang dijanjikan oleh Tuhan Allah kepada umat Israel, sehingga yang
menjadi bagian mereka adalah Tuhan dan sepersepuluh menjadi milik pusaka mereka
untuk membalas pekerjaan mereka di dalam Kemah Pertemuan.
Dalam pola Tabernakel, Kemah Pertemuan à ruangan suci.
Pertanyaannya: Di
mana tempat untuk membawa seluruh persembahan persepuluhan?
Ulangan 12: 5
(12:5) Tetapi tempat yang akan dipilih
TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu sebagai kediaman-Nya untuk menegakkan
nama-Nya di sana, tempat itulah harus kamu cari dan ke sanalah harus kamu pergi.
Persembahan persepuluhan harus dibawa ke tempat yang
dipilih oleh Tuhan, tidak boleh membawa persembahan persepuluhan ke sembarangan
tempat.
Itu sebabnya, apabila sidang jemaat telah menerima
makanan yang disediakan oleh seorang hamba Tuhan yang bertanggung jawab untuk
menyediakan makanan dan minuman di dalam rumah Tuhan, maka sidang jemaat tidak
boleh membawa persembahan persepuluhan ke tempat lain, selain ke tempat di mana
ia menerima makanan dan menikmatinya.
Sebaliknya, seorang hamba Tuhan yang telah menerima
jabatan gembala yang bertanggung jawab untuk memberikan makanan di dalam rumah
Tuhan harus konsekuen, artinya; tidak boleh sembarangan menerima persembahan
persepuluhan dari orang-orang yang belum menerima/menikmati makanan yang
disediakannya.
Tempat yang dipilih oleh Tuhan adalah kediaman-Nya
sendiri, dengan maksud untuk menegakkan nama-Nya di sana, tempat itulah yang
harus dicari, ke sanalah harus pergi untuk membawa persembahan persepuluhan ke
dalamnya.
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN
akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas
bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita
naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang
jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Gunung Sion adalah rumah Allah Yakub atau kediaman Allah,
itulah tempat yang dipilih oleh Tuhan. jadi, ke sanalah harus pergi membawa seluruh
persembahan persepuluhan.
Alasan bahwa gunung Sion adalah tempat yang Tuhan pilih: “sebab dari Sion keluar pengajaran dan firman
Tuhan dari Yerusalem.”
Pengajaran firman Tuhan adalah persediaan makanan rohani di
dalam rumah perbendaharaan.
Posisi gunung Sion: berdiri tegak di hulu gunung-gunung.
Berarti, dengan membawa seluruh persembahan persepuluhan;
nama Tuhan ditegakkan di rumah Allah Yakub/kediaman-Nya.
Ulangan 14: 21-23
(14:22) "Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari
seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun
demi tahun.
(14:23) Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya untuk
membuat nama-Nya diam di sana, haruslah engkau memakan
persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu
dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung
lembu sapimu dan kambing dombamu, supaya engkau belajar untuk selalu takut akan
TUHAN, Allahmu.
Selanjutnya, makan persembahan persepuluhan dari hasil
tanah, yaitu gandum, anggur, minyak
dari tahun ke tahun di tempat yang Tuhan pilih untuk membuat nama-Nya diam di
sana.
-
Gandum à firman Tuhan, sebagai makanan rohani.
-
Anggur à kasih Allah, yang berguna untuk menutupi dosa ketelanjangan.
-
Minyak à urapan Roh Kudus, berfungsi untuk memimpin kita dalam seluruh
kebenaran, mengajar, menolong, menghibur, menguatkan, menginsafkan dunia.
Seseorang menjadi rumah Tuhan/kediaman Allah, kalau ia penuh dengan Firman
Allah, kasih Allah, Roh Allah, sedangkan 3 hal tersebut hanya diperoleh di
dalam rumah perbendaharaan.
Jadi, untuk makan persembahan persepuluhan dari hasil
tanah saja harus di tempat yang Tuhan pilih, menunjukkan bahwa rumah Tuhan
adalah rumah perbendaharaan.
Dampak positif membawa persembahan
persepuluhan.
Maleakhi 3: 10
(3:10) Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku,
firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat
kepadamu sampai berkelimpahan.
Tuhan membuka tingkap-tingkap langit dan mencurahkan
berkat sampai berkelimpahan.
Dalam Kejadian 7: 11-12, ketika Tuhan membuka
tingkap-tingkap langit, Tuhan menurunkan hujan dengan lebat untuk menolong nikah
Nuh dan nikah ketiga anaknya, bahkan menolong nikah-nikah di dunia ini.
Hubungan nikah, berarti hubungan antara kepala dengan
tubuh, jasmani maupun rohani.
Ulangan 11: 14
(11:14) maka Ia akan memberikan hujan untuk
tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat
mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu,
Tuhan menurunkan hujan ke atas tanah pada masanya, yaitu
HUJAN AWAL dan HUJAN AKHIR.
Hujan awal berguna untuk menggarap, mengerjakan, menggemburkan
tanah, supaya menjadi tanah yang baik/tanah yang subur.
Ada 3 jenis tanah yang harus digemburkan, digarap,
dikerjakan, jikalau dikaitkan dengan Matius
13: 1-23 ...
1.
Tanah yang berada di pinggir jalan
à kerohanian yang berada di pinggir
jalan, artinya; mendengar firman Tuhan tetapi tidak sampai mengerti.
2.
Tanah yang berbatu-batu = tanah
yang tipis; jikalau benih ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, akan segera tumbuh,
namun tidak berakar, artinya; yang mendengar firman Tuhan itu dan segera
menerimanya dengan gembira, tetapi tidak tahan, tidak kuat terhadap ujian/aniaya
karena firman.
3.
Tanah yang ditumbuhi oleh semak
duri, yaitu kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan menghimpit setiap firman
yang didengar.
Hujan akhir berguna untuk memberi pertumbuhan
kepada benih yang ditaburkan di atas tanah yang baik/subur, sehingga benih itu
bertumbuh, berakar, dan menghasilkan buah 100 kali lipat, 60 kali lipat dan 30
kali lipat.
-
Buah 100 kali lipat à menerima kembali Kerajaan Sorga
dan duduk di atas 12 takhta untuk menghakimi 12 suku Israel.
Pekerjaan dari
hakim: memberi keputusan yang tegas, berarti; menghakimi dosa untuk memberi
keadilan dan kebenaran.
-
Buah 60 kali lipat à menerima hak kesulungan,
sebagaimana Esau dan Yakub lahir pada waktu Ishak berumur 60 tahun.
Pada waktu Esau
dan Yakub lahir, Yakub memegang tumit Esau dengan kuat (Kejadian 25: 25-27).
Hak kesulungan à ibadah dan pelayanan yang Tuhan
percayakan.
-
Buah 30 kali lipat à babak baru dalam kehidupan yang
baru, yaitu Yesus memulai pelayanan-Nya umur 30 tahun, setelah Ia dibaptis.
Ulangan 11: 14
(11:14) maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan
awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu,
Tuhan menurunkan hujan awal dan hujan akhir, sehingga
dapat mengumpulkan gandum, anggur dan minyak.
-
Mengumpulkan gandum = penuh dengan
Firman Allah.
-
Mengumpulkan anggur = penuh dengan
kasih Allah.
-
Mengumpulkan minyak = penuh dengan
Roh Kudus.
Syarat untuk mempersembahkan persembahan
persepuluhan.
Maleakhi 3: 10
(3:10) Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah
Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu
sampai berkelimpahan.
Syaratnya sesuai dengan firman Tuhan: “UJILAH
AKU”
Berarti dalam membawa persembahan persepuluhan, Tuhan
perlu diuji.
Hanya satu-satunya tertulis dalam ayat firman Tuhan yang
mengatakan: “ujilah Aku”, menguji karena
membawa persembahan persepuluhan. Dalam hal yang lain, Tuhan tidak boleh diuji,
karena Dia sendiri tahan uji.
Pengertian “ujilah”, ada 2 hal:
YANG PERTAMA: PERCAYA
Berarti; tidak boleh ada keragu-raguan dalam hal
bertindak.
2 Tawarikh 20: 20
(20:20) Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa.
Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: "Dengar,
hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah
kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!"
Yosafat menyerukan kepada Yehuda dan penduduk Yerusalem supaya
mereka percaya bahwa Tuhan memberi
kemenangan atas Moab dan Amon.
Di sini Yosafat mengatakan “percaya” sebanyak dua kali;
1. “Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh!”
Percayalah
kepada Tuhan Allah supaya tetap teguh. Tetap teguh ada kaitannya dengan
pelayanan.
1 Korintus 15: 57-58
(15:57) Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus
Kristus, Tuhan kita.
(15:58) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih,
berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab
kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Berdirilah
teguh, berarti jangan goyah dan giat selalu dalam pekerjaan Tuhan, sebab Tuhan
telah memberi kemenangan lewat kuasa salib Kristus.
Kalau kita giat dalam
pekerjaan Tuhan, di sini dikatakan: “dalam
persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” Pekerjaan kita di
hari-hari ini semakin banyak, dan itulah upah yang dipercayakan Tuhan kepada
saya dan saudara. Tetapi sekalipun demikian bukan berarti Tuhan mau
mempersulit, memperberat saya dan saudara, melainkan itulah upah kita.
Namun bagi orang
Yunani (mewakili bangsa kafir, bangsa yang tiidak percaya kepada Tuhan),
pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah suatu kebodohan. Giat beribadah
dan melayani Tuhan, bagi mereka adalah suatu kebodohan karena waktu yang ada
tersita untuk Tuhan.
Sedangkan bagi
orang Yahudi, pemberitaan firman tentang salib Kristus itu merupakan batu
sandungan, sebab mereka hanya menghendaki tanda-tanda heran, mujizat semata,
mereka tidak mau giat melayani Tuhan, sehingga mereka tidak dapat berdiri teguh
di hadapan Tuhan.
2. “Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!”
Tugas nabi
adalah untuk bernubuat (membangun, menghibur, menasihati), berarti menunjuk-nunjuk
dosa yang terselubung di dalam diri seseorang = menyingkapkan dosa.
Seorang nabi
tidak takut untuk menunjuk dosa seseorang, sebagaimana nabi Natan tidak
segan-segan menunjuk dosa kenajisan yang disembunyikan oleh raja Daud.
Perlu saya
beritahu; seorang imam, seorang yang melayani Tuhan, itulah yang pertama-tama
tunduk kepada nabi, bukan jemaat awam (jemaat yang belum melayani Tuhan), sebab
ayat firman Tuhan berkata: karunia nabi tunduk kepada nabi.
Namun saya
perhatikan, terkadang jemaat awam lebih tunduk kepada nabi, dari pada seorang
imam yang dipercayakan untuk melayani Tuhan, itulah yang menjadi tantangan bagi
seorang nabi.
Mazmur 119: 130
(119:130) Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi
pengertian kepada orang-orang bodoh.
Jikalau terjadi
penyingkapan rahasia firman Tuhan, memberi dua hal;
-
Memberi terang, berarti menerangi kegelapan dan
dosa yang disembunyikan dalam gelap, sebab kegelapan adalah tempat yang efektif
untuk menyembunyikan dosa.
-
Memberi pengertian kepada orang-orang bodoh supaya jangan mengulangi kesalahan-kesalahan sebagai perbuatan bodoh di
hadapan Tuhan.
Selanjutnya, setelah percaya ...
2 Tawarikh 20: 21-22
(20:21) Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang
akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang
semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil
berkata: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi
TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!"
(20:22) Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat TUHANlah
penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan
Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.
Tindakan selanjutnya setelah percaya; Yehuda dan penduduk
Yerusalem bersorak, menyanyikan nyanyian, memuji Tuhan, sehingga Amon dan Moab
terpukul kalah, Tuhan membuat Amon dan Moab takluk pada Yehuda dan penduduk Yerusalem.
2 Tawarikh 20: 23-25
(20:23) Lalu bani Amon dan Moab berdiri menentang penduduk pegunungan Seir
hendak menumpas dan memunahkan mereka. Segera sesudah mereka membinasakan
penduduk Seir, mereka saling bunuh-membunuh.
(20:24) Ketika orang Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun,
mereka menengok ke tempat laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkai
berhantaran di tanah, tidak ada yang terluput.
(20:25) Lalu Yosafat dan orang-orangnya turun untuk menjarah barang-barang mereka. Mereka menemukan banyak ternak, harta
milik, pakaian dan barang-barang berharga. Yang mereka rampas itu lebih banyak
dari pada yang dapat dibawa. Tiga hari lamanya mereka menjarah barang-barang
itu, karena begitu banyaknya.
Setelah terpukul kalah, Amon dan Moab memerangi penduduk
di sekitar pegunungan Seir, mereka saling bunuh membunuh, dan tidak satupun di
antara mereka yang hidup. Lalu Yosafat dan orang Yehuda menjarah barang-barang
mereka, mereka menemukan banyak ternak, pakaian dan barang-barang berharga
lainnya.
Amon dan Moab adalah anak dari Lot, yang dilahirkan oleh
kedua anak perempuannya (Kejadian 19:
30-38)
Kedua anak Lot yang dilahirkan oleh kedua puterinya itu
menjadi musuh bagi Israel maupun Yehuda. Padahal kalau kita ketahui,
sejarahnya; Israel adalah keturunan dari Abraham, Ishak, dan Yakub, sedangkan
Lot adalah keponakan dari Abraham, tetapi akhirnya menjadi musuh.
Jadi, saudaraku, musuh kita sesungguhnya tidaklah jauh-jauh,
antara lain;
1.
Daging dengan segala hawa nafsu
dan keinginannya
2.
Iblis setan, itulah roh jahat dan
roh najis
Intinya; Yehuda berkemenangan karena percaya kepada Tuhan
dan percaya kepada para nabi.
Pengertian “ujilah”, ada 2 hal:
YANG KEDUA: MENUNGGU
DENGAN SABAR
Tidak mungkin setelah mempersembahkan persembahan
persepuluhan, Tuhan langsung membuka tingkap-tingkap langit dan menurunkan
hujan sebanyak hujan turun dari langit.
Pengikutan kita harus melalui proses, sama seperti bangsa
Israel dibebaskan dari Mesir untuk dibawa ke tanah yang dijanjikan Tuhan, tidak
melalui daerah Filistin, sekalipun daerah itu lebih dekat, namun harus melalui padang
gurun, itulah jalan salib.
Filistin gambaran dari iblis setan. Israel gambaran dari
gereja Tuhan.
Menghasilkan/beroleh sesuatu tanpa melalui proses, itu
adalah sihir, pekerjaan dari kuasa kegelapan.
Berarti, menunggu dengan sabar = melalui proses salib.
Sejak 2005 sampai sekarang, saya setia mengembalikan
persepuluhan kepada Tuhan, karena Tuhan sendiri yang mengatakan: “Ujilah Aku!”, bukan semata-mata karena
ikut-ikutan, atau karena yang lain-lain, sehingga sekarang saya merasakan penggenapan
dari firman Tuhan, namun bukan karena saya bisa, sebaliknya oleh karena kasih
karunia Allah.
Yakobus 5: 7
(5:7) Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan
Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia
sabar sampai telah turun hujan musim gugur
dan hujan musim semi.
Bersabar digambarkan seperti petani yang sedang
menantikan hasil yang berharga dari tanahnya.
Di sini kita melihat, petani sabar sampai turun HUJAN
MUSIM GUGUR dan HUJAN MUSIM SEMI.
Keterangan: MUSIM
GUGUR
Wahyu 6: 13
(6:13) Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah,
apabila ia digoncang angin yang kencang.
Pohon ara menggugurkan buahnya yang masih mentah karena
digoncang angin yang kencang.
Biasanya, buah yang jatuh adalah buah yang telah matang
pada pohon, tetapi di sini kita melihat justru pohon ara menggugurkan buahnya
yang masih mentah.
Angin yang kencang à angin-angin pengajaran palsu, yaitu firman Tuhan yang DITAMBAHKAN dan
DIKURANGKAN.
-
Ditambahkan, artinya; firman Tuhan
yang disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, takhayul-takhayul dan dongeng
nenek-nenek tua, dan sebagainya.
-
Dikurangkan, artinya; pemberitaan
firman tentang salib diganti dengan 2 hal;
1.
Teori kemakmuran, artinya;
pemberitaan firman tentang berkat berkelimpahan = orang Kristen harus kaya,
tidak boleh miskin.
2.
Tanda-tanda heran, mujizat-mujizat
dan sebagainya.
Kemudian, pemberitaan
firman yang dikurangkan seringkali disertai dengan lelucon. Memang, kalau
seorang hamba Tuhan tidak dipakai dalam pembukaan rahasia firman Tuhan, untuk
menutupi segala keterbatasannya, maka ia harus bercerita panjang dan
melawak/melucu, seperti Simson di kuil Dagon; ia harus melawak di hadapan 3000
orang Filistin.
Dan kalau kita
perhatikan keadaan Simson pada saat itu adalah;
1.
Matanya dicungkil = buta, artinya;
Tuhan mengambil kaki dian dari padanya.
Kaki dian/pelita
emas = terang. Seharusnya seorang hamba Tuhan menjadi terang untuk menerangi
seisi rumah.
2.
Tangan dan kakinya diikat oleh
rantai tembaga, artinya; hamba Tuhan yang masih terikat, terbelenggu dengan
segala perkara-perkara duniawi, dengan segala dosa kejahatan dan kenajisan.
Efesus 4: 14
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan
palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
Pengajaran palsu itu bersumber dari permainan palsu
manusia, yaitu nabi-nabi palsu dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.
Jadi, pohon ara yang menggugurkan buahnya yang mentah à kerohanian yang masih
kanak-kanak, belum dewasa rohani.
Keterangan: MUSIM SEMI
Adalah musim sesudah musim dingin, sebelum musim panas =
suam-suam, tidak panas, tidak dingin.
Wahyu 3: 15-16
(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau
tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau
panas!
(3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku,
dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan
engkau dari mulut-Ku.
Jemaat di Laodikia tidak dingin dan tidak panas =
suam-suam kuku, akhirnya Tuhan Allah memuntahkan sidang jemaat.
Apa yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan
seseorang, berarti mengikuti Tuhan dengan suam-suam adalah kehidupan yang
najis.
Dua musim inilah yang harus dilewati, yaitu hujan musim
gugur dan hujan musim semi, supaya nanti memperoleh hasil, sebagaimana petani
menantikan hasil yang berharga dari tanahnya.
Hujan yang turun di atas tanah, itulah pengajaran yang
keluar dari mulut Allah, menitik laksana hujan, menetes laksana embum (Ulangan 32: 1-2)
Biarlah kiranya kita mampu melewati dua musim itu, sampai
akhirnya Tuhan betul-betul membuka tingkap-tingkap langit dan menurunkan hujan
sebanyak hujan turun dari langit, sebagaimana bangsa Israel berada di tanah
Kanaan, di mana tanah Kanaan itu bergunung-gunung dan berlembah, berarti
bergantung pada kemurahan Tuhan (Ulangan
11: 11).
Bergunung-gunung dan berlembah à kuasa kematian dan kebangkitan
Yesus = kemurahan/kasih karunia.
Kalau Tuhan mengatakan dalam Malekhi 3: 10, “ujilah Aku,
firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap
langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan”, biarlah itu
terjadi, karena kita sekaliannya mau menguji dengan tidak ragu-ragu, percaya
dan menunggu dengan sabar.
Mari kita lihat; PRIBADI
YANG MENGUJI BAHWA TUHAN AKAN MEMBUKA TINGKAP-TINGKAP LANGIT.
2 Raja-Raja 6: 24-25
(6:24) Sesudah itu Benhadad, raja Aram, menghimpunkan seluruh tentaranya,
lalu maju mengepung Samaria.
(6:25) Maka terjadilah kelaparan hebat di Samaria selama mereka
mengepungnya, sehingga sebuah kepala keledai berharga delapan puluh syikal perak dan seperempat
kab tahi merpati berharga lima syikal perak.
Samaria, ibukota Israel pada waktu itu, dikepung oleh seluruh
tentara Aram, sehingga mereka tidak dapat keluar masuk dengan bebas, dengan
kata lain Israel terkungkung di dalamnya, sehingga terjadilah kelaparan hebat
selama orang Aram itu mengepung Samaria.
Oleh karena kelaparan itu, sebuah kepala keledai berharga delapan puluh syikal perak dan
seperempat kab tahi merpati berharga lima syikal perak. Ini adalah jumlah
yang sangat besar/sangat mahal sekali.
Syikal ukuran timbangan sebesar 11,4 gram, berarti sebuah
kepala keledai 80 syikal perak x 11,4 gram = 912 syikal perak.
2 Raja-Raja 6: 26-28
(6:26) Suatu kali ketika raja Israel berjalan di atas tembok, datanglah
seorang perempuan mengadukan halnya kepada raja, sambil berseru:
"Tolonglah, ya tuanku raja!"
(6:27) Jawabnya: "Jika TUHAN tidak menolong engkau, dengan apakah aku
dapat menolong engkau? Dengan hasil
pengirikankah atau hasil pemerasan anggur?"
(6:28) Kemudian bertanyalah raja kepadanya: "Ada apa?" Jawab
perempuan itu: "Perempuan ini berkata kepadaku: Berilah anakmu laki-laki,
supaya kita makan dia pada hari ini, dan besok akan kita makan anakku
laki-laki.
Akhirnya, timbullah masalah yang hebat di seluruh
Samaria, sebab mereka tidak merasakan pertolongan dari Tuhan, yaitu tidak ada
hasil pengirikan, tidak ada hasil pemerasan anggur.
-
Hasil pengirikan à firman Tuhan sebagai kebenaran
yang menguduskan = makanan.
-
Hasil pemerasan anggur à kasih Allah yang besar untuk
menutupi dosa = pakaian.
Sesungguhnya, asal ada makanan dan pakaian, cukuplah (1 Timotius 6: 8).
Cukuplah, artinya; mampu menyelesaikan masalah.
2 Raja-Raja 6: 29-30
(6:29) Jadi kami memasak anakku dan memakan dia. Tetapi ketika aku berkata
kepadanya pada hari berikutnya: Berilah anakmu,
supaya kita makan dia, maka perempuan ini menyembunyikan anaknya."
(6:30) Tatkala raja mendengar perkataan perempuan itu, dikoyakkannyalah
pakaiannya; dan sedang ia berjalan di atas tembok, kelihatanlah kepada orang
banyak, bahwa ia memakai kain kabung pada kulit
tubuhnya.
Puncak dari kelaparan itu adalah, yang pertama: masing-masing menyembelih dan memakan anak mereka,
sehingga oleh karena kelaparan yang hebat ini, berkabunglah raja.
2 Raja-Raja 6: 31-32
(6:31) Lalu berkatalah raja: "Beginilah kiranya Allah menghukum aku,
bahkan lebih dari pada itu, jika masih tinggal kepala Elisa bin Safat di atas
tubuhnya pada hari ini."
(6:32) Adapun Elisa, duduk-duduk di rumahnya, dan para tua-tua duduk
bersama-sama dia. Raja menyuruh seorang berjalan mendahuluinya, tetapi sebelum
suruhan itu sampai kepada Elisa, Elisa sudah berkata kepada para tua-tua itu:
"Tahukah kamu, bahwa si pembunuh itu menyuruh orang untuk memenggal kepalaku? Awas-awaslah, apabila
suruhan itu datang, segeralah tutup pintu dan tahanlah dia supaya orang itu
jangan masuk. Bukankah sudah kedengaran bunyi langkah tuannya di
belakangnya?"
Puncak kelaparan itu adalah, yang kedua: maka raja berusaha untuk memenggal kepala Elisa.
Inilah puncak kelaparan yang akan terjadi di hari-hari
terakhir, yaitu tidak menghargai seorang nabi, kemudian seorang gembala tidak
memperhatikan anak-anak Tuhan.
-
Tidak menghargai seorang nabi,
berarti tidak menghargai firman para nabi, yaitu firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan.
-
Seorang ibu à gembala.
Ulangan 8: 2-3
(8:2) Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak
TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau
untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada
perintah-Nya atau tidak.
(8:3) Jadi Ia merendahkan hatimu,
membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan
yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti,
bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang
diucapkan TUHAN.
Sesungguhnya, kelaparan hebat terjadi menimpa bangsa
Israel atas seijin Tuhan, dengan maksud; supaya Tuhan merendahkan hati mereka,
sehingga dengan demikian mereka menyadari betul bahwa manusia hidup bukan dari
roti makanan saja, melainkan dari setiap ucapan yang keluar dari mulut Allah,
itulah firman Allah (Yesaya 55: 11).
Tetapi di sini kita melihat, raja Israel tidak mengerti
hal itu, melainkan berusaha untuk memenggal kepala Elisa.
2 Raja-Raja 6: 33, 2 raja - raja 7:1
(6:33) Selagi ia berbicara dengan mereka, datanglah raja mendapatkan dia.
Berkatalah raja kepadanya: "Sesungguhnya, malapetaka ini adalah dari pada
TUHAN. Mengapakah aku berharap kepada TUHAN
lagi?"
2 Raja-Raja 7: 1
(7:1) Lalu berkatalah Elisa: "Dengarlah firman TUHAN. Beginilah firman
TUHAN: Besok kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan berharga
sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang
Samaria."
Oleh karena kelaparan yang hebat itu, raja tidak mau lagi
berharap kepada Tuhan, sementara untuk membuka tingkap-tingkap langit supaya
Tuhan menurunkan hujan, dibutuhkan kepercayaan dan kesabaran, seperti petani
yang sabar menantikan hasil dari tanahnya, berarti dalam hal ini, raja tidak
percaya dan tidak bersabar = tidak terlihat kemuliaan seorang raja.
2 Raja-Raja 7: 2
(7:2) Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah,
katanya: "Sekalipun TUHAN membuat
tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?" Jawab
abdi Allah: "Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri,
tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya."
Yang lebih parah lagi, perwira sebagai ajudan raja tidak
percaya dan berkata: “Sekalipun TUHAN
membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?”, ia
tidak mau menguji Tuhan; tidak percaya dan tidak mau menunggu dengan sabar.
Kemudian, Elisa berkata, bahwa: ketika Tuhan membuka
tingkap-tingkap langit, “sesukat tepung
yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal
di pintu gerbang Samaria”
Saat ini kita bersyukur kepada Tuhan karena dengan
mudahnya kita menikmati firman pengajaran mempelai yang disebut juga firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan, tetapi bila tiba saatnya nanti Tuhan mengangkat
firman Allah dari atas muka bumi ini, pada saat itu orang-orang akan berusaha
mencarinya tetapi tidak menemukannya, sehingga teruna-teruna dan anak-anak dara
akan berguguran (Amos 8: 11).
Selagi Tuhan masih berkemurahan, biarlah kita menghargai
waktu yang ada, menghargai setiap firman yang kita terima.
Praktek untuk percaya dan menunggu dengan
sabar, dengan kata lain “ujilah Tuhan” dalam hal membawa persembahan
persepuluhan.
2 Raja-Raja 7: 3-5
(7:3) Empat orang yang sakit kusta ada
di depan pintu gerbang. Berkatalah yang seorang kepada yang lain:
"Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai mati?
(7:4) Jika kita berkata: Baiklah kita masuk ke kota, padahal dalam kota ada
kelaparan, kita akan mati di sana. Dan jika kita tinggal di sini, kita akan
mati juga. Jadi sekarang, marilah kita menyeberang ke perkemahan tentara Aram.
Jika mereka membiarkan kita hidup, kita akan hidup, dan jika mereka mematikan kita,
kita akan mati."
(7:5) Lalu pada waktu senja bangkitlah
mereka masuk ke tempat perkemahan orang Aram. Tetapi ketika mereka sampai
ke pinggir tempat perkemahan orang Aram itu, tampaklah tidak ada orang di sana.
Memiliki sikap yang tegas sehingga dengan berani bertindak, seperti 4 orang sakit
kusta, sikap inilah yang harus kita tunjukkan di hadapan Tuhan.
Mereka tidak mau duduk-duduk di situ sampai mati, oleh
sebab itu mereka segera bertindak dengan berani untuk masuk ke tempat perkemahan orang Aram.
Karena pada akhirnya mereka juga harus mati, maka dibutuhkan
suatu keberanian dan keputusan yang tegas.
Kalau mati untuk melepaskan diri dari rasa kelaparan,
berarti dihargai Tuhan karena sama dengan sangkal diri dan pikul salib (Matius 16: 24-25). Sebaliknya, kalau
mati tanpa mengambil suatu keputusan yang tegas (untuk menghilangkan rasa
lapar), berarti mati di dalam dosanya, yaitu;
-
Mati dalam keadaan
lapar.
Sesungguhnya
banyak orang berada dalam keadaan lapar, berarti jauh dari kebenaran, tetapi
hal itu dibiarkan terus menerus, yang benar adalah tindakan dari 4 orang kusta,
sesuai dengan kitab Mazmur; bagi orang yang lapar, segala yang pahit menjadi
manis.
-
Mati dalam keadaan
sakit kusta.
Kusta berarti
seluruh tubuh putih, arti rohaninya; kebenaran diri sendiri = kekerasan hati, sedangkan
kekerasan hati adalah penyembahan berhala.
2 Raja-Raja 7: 6
(7:6) Sebab TUHAN telah membuat tentara
Aram itu mendengar bunyi kereta, bunyi kuda, bunyi tentara yang besar,
sehingga berkatalah yang seorang kepada yang lain: "Sesungguhnya raja
Israel telah mengupah raja-raja orang Het dan raja-raja orang Misraim melawan
kita, supaya mereka menyerang kita."
Pada saat 4 orang kusta memasuki perkemahan orang Aram,
Tuhan membuat tentara orang Aram mendengar bunyi
kereta, bunyi kuda, bunyi tentara yang besar, berarti; kalau kita mengambil
keputusan yang tegas dan bertindak dengan berani, Tuhan akan menjadi Pembela,
Tuhan memberi pertolongan, apalagi bertindak dengan berani untuk melepaskan
diri dari kelaparan.
Wahyu 19: 1, 3-5
(19:1) Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga,
katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan
dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
(19:3) Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya
naik sampai selama-lamanya."
(19:4) Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan
menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin,
Haleluya."
(19:5) Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: "Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu
yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!"
Suara nyaring dari himpunan besar di sorga berasal dari
orang-orang yang memuji Tuhan, oleh sebab itu firman Tuhan berkata: “Pujilah Allah kita, hai kamu semua
hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!”, seperti 24
tua-tua dan 4 makhluk, mereka tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas
takhta itu. Sekali lagi, yang terpenting di sini adalah PUJILAH ALLAH.
Ketika Yehuda dan orang-orang Yerusalem menghadapi bangsa
Amon dan Moab, mereka tidak berhenti menaikkan pujian bagi Tuhan, sebab Tuhan menjadi
Pembela bagi mereka, keselamatan, kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah
kita, sehingga Amon dan Moab dapat ditaklukkan.
Kemudian terdengar suara
yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, dengan seruan: “HALELUYA!”
Mazmur 150: 1-6
(150:1) Haleluya! Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah
Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat!
(150:2) Pujilah Dia karena segala
keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan
kebesaran-Nya yang hebat!
(150:3) Pujilah Dia dengan tiupan
sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan
kecapi!
(150:4) Pujilah Dia dengan rebana dan
tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan
kecapi dan seruling!
(150:5) Pujilah Dia dengan ceracap yang
berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang
berdentang!
(150:6) Biarlah segala yang bernafas memuji
TUHAN! Haleluya!
Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan, berarti ada
seruan “HALELUYA!”
Biarlah kita senantiasa memuji dan menyembah Tuhan, di
mana asapnya naik sampai selama-lamanya dari 24 tua-tua dan 4 makhluk
tersungkur di hadapan Allah yang duduk di atas takhta-Nya sampai selama-lamanya.
Wahyu 19: 6
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara
himpunan besar orang banyak, seperti desau
air bah dan seperti deru guruh yang hebat,
katanya: "Haleluya! Karena Tuhan,
Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
Himpunan besar orang banyak seperti desau air bah dan
seperti deru guruh yang hebat yang berasal dari seruan mempelai perempuan Tuhan
di bumi, yang telah dikumpulkan dari 4 penjuru bumi, dan hanya satu seruan yang
keluar dari mulut mereka, yaitu “HALELUYA!”
Berarti, seruan Haleluya di bumi berasal dari sorga. Yang
Tuhan mau, besar kecil, laki-laki perempuan, segala yang bernafas hendaknya
memuji Tuhan, jangan berdiam diri saat menyembah Tuhan.
2 Raja-Raja 7: 7-8
(7:7) Karena itu bangkitlah mereka melarikan
diri pada waktu senja dengan meninggalkan kemah dan kuda dan keledai mereka
serta tempat perkemahan itu dengan begitu saja; mereka
melarikan diri menyelamatkan nyawanya.
(7:8) Ketika orang-orang yang sakit kusta itu sampai ke pinggir tempat
perkemahan, masuklah mereka ke dalam sebuah
kemah, lalu makan dan minum. Sesudah itu mereka mengangkut dari sana emas dan perak dan pakaian, kemudian pergilah
mereka menyembunyikannya. Lalu datanglah mereka kembali, masuk ke dalam kemah
yang lain dan mengangkut juga barang-barang dari sana, kemudian pergilah mereka
menyembunyikannya.
Akhirnya larilah tentara Aram meninggalkan kemah, kuda,
keledai mereka begitu saja, mereka melarikan diri menyelamatkan nyawanya,
sehingga 4 orang kusta ini masuk ke dalam sebuah kemah lalu makan dan minum, kemudian
mengangkat dari sana emas, perak dan pakaian, dan segala harta benda yang
ditinggalkan oleh orang Aram.
2 Raja-Raja 7: 9-11
(7:9) Lalu berkatalah yang seorang kepada yang lain: "Tidak patut yang
kita lakukan ini. Hari ini ialah hari kabar baik, tetapi kita ini tinggal diam
saja. Apabila kita menanti sampai terang pagi, maka hukuman akan menimpa kita.
Jadi sekarang, marilah kita pergi menghadap untuk memberitahukan hal itu ke
istana raja."
(7:10) Mereka pergi, lalu berseru kepada penunggu pintu gerbang kota dan
menceritakan kepada orang-orang itu, katanya: "Kami sudah masuk ke tempat
perkemahan orang Aram, dan ternyata tidak ada orang di sana, dan tidak ada
suara manusia kedengaran, hanya ada kuda dan keledai tertambat dan kemah-kemah
ditinggalkan dengan begitu saja."
(7:11) Para penunggu pintu gerbang menyerukan dan memberitahukan hal itu ke
istana raja.
Kesimpulannya; apa dikatakan oleh Elisa tergenapi, yaitu;
-
“sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua sukat jelai
akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria” = Tuhan mencurahkan hujan awal
dan hujan akhir dengan berkelimpahan.
-
Kemudian, perwira yang menjadi
ajudan raja itu terinjak-injak mati sesuai dengan perkataan Elisa, karena ia
tidak percaya dan berkata: “Sekalipun
TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?”
Biarlah kita percaya dalam hal persembahan persepuluhan,
tidak perlu ragu, berani untuk menguji, maka Tuhan akan membuka tingkap-tingkap
langit, tidak perlu ragu untuk membawa persembahan persepuluhan supaya ada persediaan
makanan di dalam rumah Tuhan, rumah perbendaharaan/lumbung Allah.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment