Tema: STUDY
YUSUF (Kejadian 37: 1-36, Kejadian
39)
(seri 78)
Subtema: MENJADI IMAMAT RAJANI KARENA BERPEGANG TEGUH PADA
PERJANJIAN TUHAN
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang, kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita diperkenankan
untuk beribadah melayani Tuhan dalam ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana
biasanya. Biarlah kiranya di hari-hari terakhir ini, kehidupan muda remaja
semakin merasakan kemurahan Tuhan, lebih mengutamakan perkara rohani dari pada
perkara lahiriah, sebab jika tidak demikian, tidak tertutup kemungkinan dunia
dengan arus dan pengaruhnya menghanyutkan kehidupan muda remaja. Di hari-hari
terakhir ini, Iblis/Setan gencar sekali melancarkan serangannya untuk
menjatuhkan kehidupan muda remaja, secara khusus yang masih jauh dari Tuhan,
yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Kembali saya mengingatkan; dari kitab Kejadian 37, 39,
dan seterusnya Yusuf berada dalam rencana Tuhan, dan Yusuf menyadari bahwa ia
sedang berada dalam rencana Tuhan.
Sekalipun ia harus menerima perlakuan yang buruk dari
saudara-saudaranya, namun Yusuf tidak membantah, melainkan tetap menuruti
firman Tuhan, sebab ia menyadari bahwa dirinya berada di dalam rencana Allah
yang besar.
Kita kembali memperhatikan PRIBADI YUSUF pada kitab
Kejadian 39.
Kejadian 39: 4
(39:4) maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh
melayani dia; kepada Yusuf
diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada
kekuasaan Yusuf.
Yang harus kita perhatikan dari ayat 4 ini adalah: “kepada
Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada
kekuasaan Yusuf”, menunjukkan bahwa pelayanan Yusuf adalah pelayanan yang
berkuasa = imamat yang rajani.
Wahyu 1: 5-6
(1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang
pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi
ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa
kita oleh darah-Nya --
(1:6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan,
menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi
Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
Lewat ibadah ini, Tuhan membuat kita menjadi suatu
kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah = imamat rajani = pelayanan yang
berkuasa.
Imamat rajani, berarti; pelayanan yang berkuasa terhadap
dosa yang ditimbulkan oleh;
-
Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya
-
Iblis/Setan itulah roh jahat dan roh najis
-
Arus dan
pengaruh dunia yang
begitu deras sekali yang dapat menghanyutkan/menenggelamkan kehidupan muda
remaja, sampai akhirnya mati rohani.
Tuhan membuat kita menjadi suatu kerajaan, berarti; lewat
pelayanan yang berkuasa di hadapan Tuhan, derajat kita diangkat
setinggi-tingginya. Oleh sebab itu, biarlah kita melayani Tuhan dengan sistem
Kerajaan Sorga.
Kerajaan Sorga bukan soal makan dan minum, bukan soal perkara-perkara
lahiriah, melainkan soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita yang
dikerjakan oleh Roh Kudus.
Barangsiapa melayani Tuhan dengan demikian; ia berkenan
kepada Allah dan dihormati manusia.
Oleh sebab itu, mari kita junjung tinggi ibadah dan
pelayanan yang Tuhan percayakan bagi kita sekaliannya.
Selanjutnya, bagian dari ayat 6 dikatakan: “bagi
Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.”
Artinya; kemuliaan sang Raja terletak pada kuasanya,
tidak ada raja yang tidak memiliki kuasa.
Kalau raja tidak memiliki kuasa, maka tidak terlihat
kemuliaan sang raja.
Berkaitan dengan ayat ini, mari kita perhatikan ...
Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya:
"Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya;
karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka
bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan
menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah
sebagai raja di bumi."
Setelah ditebus oleh darah Anak Domba, selanjutnya Yesus
Kristus membuat mereka menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah,
dan mereka memerintah sebagai raja di bumi.
Jadi, dalam hal ini, mereka memerintah bukan sebagai
pemimpin tertinggi di dunia, memerintah bukan sebagai seseorang yang memiliki
kedudukan/jabatan yang tinggi dalam suatu perusahaan/instansi, melainkan
memerintah sebagai raja, inilah yang disebut imamat yang rajani.
Kalau memerintah sebagai seorang supervisior, atau kalau
memerintah sebagai seorang manager, namun bukan berarti dia hidup dalam
kesucian dan terlepas dari dosa = pelayanan yang tak berkuasa terhadap dosa.
Tetapi jika memerintah sebagai raja, berarti imamat yang
rajani / pelayanan yang berkuasa; hidup dalam kebenaran dan kesucian.
Syarat untuk menjadi imamat rajani/pelayanan yang
berkuasa.
Wahyu 1: 5
(1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang
pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini.
Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita
oleh darah-Nya --
Yesus Kristus, Dia adalah Saksi yang setia. Selanjutnya
dikatakan di sini: “berkuasa atas raja-raja bumi ini”
Jadi, syarat untuk menjadi pelayan yang berkuasa adalah terlebih dahulu menjadi saksi yang
setia.
Biarlah kehidupan muda remaja menjadi kehidupan yang
setia dalam segala sesuatu, terlebih dalam ibadah pelayanan, sehingga menjadi
raja-raja yang berkuasa atas bumi.
Wahyu 12: 10-11
(12:10) Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga
berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan
pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena
telah dilemparkan ke
bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang
dan malam di hadapan Allah kita.
(12:11) Dan mereka
mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka.
Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.
Mengalahkan si pendakwa, yaitu Iblis/Setan:
- Oleh darah Anak Domba à pengorbanan, satu di dalam penderitaan Kristus di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan kepada Tuhan.
- Kesaksian yang tidak
terbantahkan oleh manusia, setan sekalipun, yaitu karena mereka tidak mengasihi
nyawa mereka sampai ke dalam maut.
Oleh karena kesaksian Yesus Kristus, semua musuh
dikalahkan sampai musuh yang terakhir, yaitu maut, telah dikalahkan, dan
kesaksian yang benar adalah kesaksian yang hidup tidak terbantahkan oleh
siapapun.
Yesaya 11: 5
(11:5) Ia tidak
akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat
pinggang tetap terikat pada pinggang.
Tidak menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, sebagai
gambarannya; seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang = saksi yang
setia.
Kalau ikat pinggang terikat pada pinggang, maka keadaan
kita benar di hadapan Tuhan, tidak terlihat segala ketelanjangan, kekurangan,
kelemahan-kelemahan di hadapan Tuhan.
Yesaya 55: 3-4
(55:3) Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku;
dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan
kamu, menurut kasih setia yang
teguh yang Kujanjikan kepada Daud.
(55:4) Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa,
menjadi seorang raja dan pemerintah
bagi suku-suku bangsa;
Tuhan mengikat perjanjian abadi menurut kasih setia yang
teguh kepada Daud, selanjutnya Tuhan menjadikan Daud sebagai saksi bagi
bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan memerintah bagi suku-suku bangsa.
Itu sebabnya di atas telah saya sampaikan; kehidupan muda
remaja harus setia dalam perkara kecil, maupun perkara besar, setia dalam
segala sesuatu, berpegang teguh pada firman Tuhan, supaya tetap menjadi
raja-raja atas segala bangsa dan suku bangsa, tetap menjadi pelayan yang
berkuasa/imamat yang tajani.
Lebih jauh kita memperhatikan mengenai perjanjianyang teguh.
Mazmur 89: 26-29
(89:26) Aku akan membuat tangannya menguasai laut, dan
tangan kanannya menguasai sungai-sungai.
(89:27) Dia pun akan berseru kepada-Ku: 'Bapaku Engkau,
Allahku dan gunung batu keselamatanku.'
(89:28) Aku pun juga akan mengangkat dia menjadi anak
sulung, menjadi yang mahatinggi di antara raja-raja bumi.
(89:29) Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia untuk
selama-lamanya, dan perjanjian-Ku
teguh bagi dia.
Tuhan menjadikan Daud sebagai anak sulung menjadi yang
maha tinggi di antara raja-raja di bumi, sebab Daud memelihara kasih setia
Tuhan yang abadi, kemudian ia berpegang teguh terhadap perjanjian Tuhan.
Sebagai seorang pelayan Tuhan; biarlah kiranya kehidupan
muda remaja setia pada kebenaran, setia pada firman Tuhan, setia memikul
tanggung jawab yang Tuhan berikan.
Jangan sampai kesetiaan berubah/bergeser hanya karena
keinginan-keinginan daging, hanya karena perkara-perkara lahiriah, sebab hawa
nafsu dan keinginan daging dari kehidupan muda remaja itu kuat sekali.
Itu sebabnya Yesus sendiri berkata kepada Simon Petrus
dalam Yohanes 21: 18, “Sesungguhnya
ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan
ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan
mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke
tempat yang tidak kaukehendaki.”
Mari kita perhatikan dua pernyataan Yesus kepada Simon
Petrus yang sangat kontras sekali;
-
“ketika
engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke
mana saja kaukehendaki” = kebenaran diri sendiri karena hidup menurut hawa nafsu
dan keinginan daging.
-
“jika
engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan
mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki” = dewasa rohani (tua).
Itulah perbedaan antara kerohanian yang masih muda dengan
kerohanian yang sudah dewasa (tua) sangat kontras sekali/berbanding terbalik.
Dahulu, sebelum firman pengajaran mempelai mendarah
daging dalam kehidupan kita, hal ini sering terjadi; mengambil jalan
masing-masing, sesuai dengan kehendak diri sendiri = kebenaran diri sendiri =
tidak dengar-dengaran.
Berbeda dengan kehidupan yang dewasa rohani (sudah
menjadi tua), selain mengulurkan tangan, dan orang lain mengikatnya dan membawa
ke tempat yang tidak dikehendaki, dengan kata lain berada dalam rencana Allah.
Itu sebabnya tadi saya kakatakan; sebagai orang muda
harus tetap setia dalam kebenaran.
1 Raja-Raja 2: 3-4
(2:3) Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu,
dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti
segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis
dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan
dalam segala yang kautuju,
(2:4) dan supaya TUHAN menepati janji yang diucapkan-Nya
tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia,
dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari
takhta kerajaan Israel.
Jikalau Daud tetap berpegang teguh pada perjanjian firman
Tuhan dengan segenap hati dan segenap jiwa, maka keturunannya tidak akan
terputus dari takhta kerajaan Israel, artinya; tetap menjadi imamat yang rajani,
menjadi pelayan yang berkuasa.
Daud menyampaikan pesan itu kepada Salomo, anaknya, yang
akan meneruskan takhta kerajaan Israel, menjelang kematian Daud mendekat.
Daud tidak berpesan untuk menjaga harta yang ada dan yang
lain-lain, tetapi pesan Daud kepada Salomo, supaya Salomo berpegang teguh pada
perjanjian Tuhan yang abadi dengan setia, dengan segenap hati, dengan segenap
jiwa, perjanjian yang telah Tuhan buat kepada Daud.
Dan malam hari ini, tidak henti-hentinya saya berpesan
supaya kita tetap setia beribadah kepada Tuhan, setia melayani Tuhan, setia
memikul tanggung jawab di atas pundak kita masing-masing, sehingga firman Tuhan
senantiasa mengingatkan kita pada segala jalan yang ditunjukkan-Nya,
ketetapan-Nya, perintah-Nya, peraturan-Nya dan ketentuan yang ditetapkan-Nya,
maka dengan demikian kita tetap menjadi imamat yang rajani.
Tindakan-tindakan yang harus diperhatikan supaya tetap
berpegang teguh pada perjanjian Tuhan yang abadi.
1 Raja-Raja 2: 5-9
(2:5) Dan lagi engkau pun mengetahui apa yang dilakukan
kepadaku oleh Yoab, anak Zeruya, apa yang dilakukannya kepada kedua panglima
Israel, yakni Abner bin Ner
dan Amasa bin Yeter. Ia membunuh mereka dan menumpahkan darah dalam zaman
damai seakan-akan ada perang, sehingga sabuk pinggangnya dan kasut kakinya
berlumuran darah.
(2:6) Maka bertindaklah dengan bijaksana dan janganlah
biarkan yang ubanan itu turun dengan selamat ke dalam dunia orang mati.
(2:7) Tetapi kepada
anak-anak Barzilai, orang Gilead itu, haruslah kautunjukkan kemurahan hati.
Biarlah mereka termasuk golongan yang mendapat makanan dari mejamu, sebab
mereka pun menunjukkan kesetiaannya dengan menyambut aku pada waktu aku
melarikan diri dari depan kakakmu Absalom.
(2:8) Juga masih ada padamu Simei bin Gera, orang Benyamin,
dari Bahurim. Dialah yang mengutuki aku dengan kutuk yang kejam pada waktu aku
pergi ke Mahanaim, tetapi kemudian ia datang menyongsong aku di sungai Yordan
dan aku telah bersumpah kepadanya demi TUHAN: Takkan kubunuh engkau dengan
pedang!
(2:9) Sekarang janganlah
bebaskan dia dari hukuman, sebab engkau seorang yang bijaksana dan tahu apa
yang harus kaulakukan kepadanya untuk membuat yang ubanan itu turun dengan
berdarah ke dalam dunia orang mati."
Ada 3 tindakan yang harus dituruti/dilakukan oleh Salomo
sesuai dengan perintah Daud.
YANG PERTAMA: SALOMO
HARUS MEMBINASAKAN YOAB.
Dengan alasan; Yoab telah membunuh 2 panglima Israel,
yakni Abner bin Ner dan Amasa
bin Yeter.
Mari kita perhatikan; KETIKA YOAB MEMBUNUH ABNER BIN NER.
2 Samuel 3: 24-27
(3:24) Kemudian pergilah Yoab kepada raja, katanya:
"Apakah yang telah kauperbuat? Abner telah datang kepadamu; mengapa engkau
membiarkannya begitu saja?
(3:25) Apakah engkau tidak kenal Abner bin Ner itu. Ia
datang untuk memperdaya engkau dan untuk mengetahui gerak-gerikmu dan untuk
mengetahui segala yang hendak kaulakukan."
(3:26) Sesudah itu keluarlah Yoab meninggalkan Daud dan
menyuruh orang menyusul Abner, lalu mereka membawanya kembali dari perigi Sira
tanpa diketahui Daud.
(3:27) Ketika Abner kembali ke Hebron, maka Yoab
membawanya sebentar ke samping di tengah-tengah pintu gerbang itu, seakan-akan
hendak berbicara dengan dia dengan diam-diam; kemudian ditikamnyalah dia di sana pada
perutnya, sehingga mati,
membalas darah Asael, adiknya.
Yoab membunuh Abner bin Ner tanpa sepengetahuan Daud,
untuk membalas darah Asael, adiknya.
Pada saat Yoab membunuh Abner, ada 2 hal yang dia
langkahi;
1. Yoab membunuh Abner tanpa sepengetahuan dan tanpa seijin
Daud.
2. Yoab membunuh Abner karena membalas kejahatan dengan
kejahatan = berada di bawah hukum Taurat
2 Samuel 3: 30
(3:30) Demikianlah Yoab
dan Abisai, adiknya, membunuh Abner, karena
ia telah membunuh Asael, adik mereka, di Gibeon dalam pertempuran.
Jelas sekali bahwa Yoab membunuh Abner karena ia telah
membunuh Asael, adik Yoab = membalas kejahatan dengan kejahatan, menunjukkan
bahwa Yoab berada di bawah hukum Taurat, yaitu tangan ganti tangan, mata ganti
mata, gigi ganti gigi.
Mari kita perhatikan; KETIKA YOAB MEMBUNUH AMASA BIN
YETER.
2 Samuel 20: 4-6
(20:4) Berkatalah raja kepada Amasa: "Kerahkanlah
bagiku orang-orang Yehuda dalam tiga hari, kemudian menghadaplah lagi ke
mari!"
(20:5) Lalu pergilah Amasa mengerahkan orang Yehuda,
tetapi ia menunda-nunda tugas
itu sampai melewati waktu yang ditetapkan raja baginya.
(20:6) Lalu berkatalah Daud kepada Abisai: "Sekarang
Seba bin Bikri lebih berbahaya bagi kita dari pada Absalom; jadi engkau,
bawalah orang-orang tuanmu ini dan kejarlah dia, supaya jangan ia mencapai kota
yang berkubu, dan dengan demikian ia luput dari pada kita."
Daud memberi perintah kepada Amasa supaya ia mengerahkan
orang Yehuda bagi Daud dalam 3 hari, maksudnya di sini; supaya orang Yehuda
berpihak pada raja Daud.
Namun sayangnya, Amasa menunda-nunda waktu yang telah
ditetapkan, yaitu dalam 3 hari.
3 hari à kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Biarlah
kita segera masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus tanpa
ditunda-tunda, sebab ini merupakan perintah Yesus, sebagai Raja.
2 Samuel 20: 10-11
(20:10) Amasa tidak awas terhadap pedang yang ada di
tangan Yoab itu; Yoab menikam pedang itu ke perutnya, sehingga isi perutnya
tertumpah ke tanah. Tidak usah dia ditikamnya dua kali, sebab ia sudah mati.
Lalu Yoab dan Abisai, adiknya, terus mengejar Seba bin Bikri.
(20:11) Dan seorang dari orang-orang Yoab tinggal berdiri
di dekat mayat itu, sambil berkata: "Siapa yang suka kepada Yoab dan
siapa yang memihak kepada Daud, baiklah mengikuti Yoab!"
Yoab membunuh Amasa tanpa seijin raja Daud, inilah resiko
yang diterima oleh Amasa, karena menunda-nunda, lewat dari 3 hari, sebagai
ketentuan sang raja.
Dengan membunuh Amasa tanpa seijin raja Daud, berarti
Yoab berusaha untuk menggagalkan rencana raja Daud, yaitu supaya
orang-orang Yehuda mengerahkan perhatiannya kepada raja Daud, supaya dengan demikian
kokohlah kerajaaan Israel di tangan Daud.
Berarti, Yoab menginginkan supaya Daud lengser dari
singgasana, itu pun terbukti dari pernyataan salah seorang dari pengikut Yoab
yang mengatakan: “Siapa yang suka kepada Yoab dan siapa yang memihak kepada
Daud, baiklah mengikuti Yoab!” Di sini, orang-orang Yoab mulai
membesar-besarkan Yoab.
Saya mengharapkan kehidupan muda remaja menjadi
bijaksana, melihat situasi dalam ibadah dan pelayanan, apa yang patut kita
kerjakan, biarlah itu dikerjakan, lebih dari pada itu jangan dikerjakan, jangan
mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Melayani sesuai dengan kepercayaan Tuhan, jangan sampai
pada saat kita melayani melebihi apa yang dipercayakan oleh Tuhan / jangan
membesar - besarkan diri.
Ingat tujuan kita melayani Tuhan; supaya takhta kerajaan
(Allah bertakhta) tetap ada di tengah-tengah ibadah pelayanan ini, supaya kita
menjadi imamat yang rajani, oleh karena kemuliaan Allah dinyatakan.
Berkaitan dengan ini; sesungguhnya Daud memerintahkan
Yoab hanya untuk membunuh Seba bin Bikri, sesuai dengan perkataan Daud pada
ayat 6, bahwa: “Sekarang Seba bin Bikri lebih berbahaya bagi kita dari pada
Absalom; jadi engkau, bawalah orang-orang tuanmu ini dan kejarlah dia, supaya
jangan ia mencapai kota yang berkubu, dan dengan demikian ia luput dari pada
kita”
Kubu pertahanan dan tanduk keselamatan itu adalah pribadi
Yesus. Jadi, sebelum Seba mencapai itu, ia harus segera dibunuh, sebab apabila
ia sudah mencapai kubu pertahanan itu, tidak seorang pun dapat membunuh Seba bin
Bikri, sebab itu adalah kemurahan Tuhan/kasih karunia Tuhan.
2 Samuel 20: 14-16,18
(20:14) Seba telah melintasi daerah semua suku Israel
menuju Abel-Bet-Maakha.
Dan semua orang Bikri telah berkumpul dan mengikuti dia.
(20:15) Tetapi sampailah orang-orang Yoab, lalu mengepung
dia di Abel-Bet-Maakha; mereka menimbun tanah menjadi tembok terhadap kota ini
dan tembok ini merapat sampai ke tembok luar sedang seluruh rakyat yang
bersama-sama dengan Yoab menggali
tembok kota itu untuk meruntuhkannya.
(20:16) Lalu berserulah seorang perempuan bijaksana dari
kota itu: "Dengar! Dengar! Katakanlah kepada Yoab: Mendekatlah ke mari,
supaya aku berbicara dengan engkau."
(20:18) Kemudian berkatalah perempuan itu: "Dahulu
biasa orang berkata begini: Baiklah orang minta petunjuk di Abel dan di
Dan, apakah sudah dihapuskan
Yoab memang berencana untuk membunuh Seba bin Bikri
sesuai dengan perintah raja Daud, tetapi ada hal-hal yang salah/keliru yang
diperbuatnya, yaitu: menggali
tembok kota itu untuk meruntuhkannya, itu menunjukkan bahwa; kesalahan Yoab
semakin bertambah besar di hadapan Tuhan, sebab untuk melakukan apa yang hendak
dia lakukan itu, terlebih dahulu orang minta petunjuk di Abel dan di Dan kepada
yang telah ditetapkan oleh orang-orang yang setia di Israel, salah satunya
adalah raja Daud, sebagaimana dengan apa yang kita baca dalam 1 Raja-Raja 2: 3-4.
Namun dalam hal ini Yoab tidak meminta petunjuk kepada
yang telah ditetapkan oleh orang-orang yang setia di Israel (Ulangan 20:10), sehingga
semakin menambah dosa di hadapan Tuhan.
Kita semua adalah kawanan domba Allah, berada dalam
kandang penggembalaan, untuk selanjutnya tergembala dengan baik. Apabila
kawanan domba tergembala dengan baik, berarti domba-domba harus mendengar dan
mengikuti suara gembala.
Dahulu, sebelum saya melihat Yoab lebih jauh, saya hanya
melihat dia sebagai orang yang loyal kepada Daud, sehingga ketika Daud memberi
pesan supaya Salomo membunuh Yoab adalah suatu kekeliruan, karena Yoab telah
mendedikasikan hidupnya pada Daud, ia tidak memusingkan soal-soal penghidupan.
Namun kenyataannya, semakin diberi kepercayaan, justru
Yoab menyalahgunakan kepercayaan itu, sementara kepercayaan Daud
bertambah-tambah kepada Yoab, pada saat Yoab semakin tua.
Seharusnya semakin tua, semakin bertambah dewasa;
mengulurkan tangan, untuk diikat dan dibawa ke tempat yang tidak dikehendaki.
2 Samuel 20: 18-19
(20:18) Kemudian berkatalah perempuan itu: "Dahulu
biasa orang berkata begini: Baiklah
orang minta petunjuk di Abel dan di Dan, apakah sudah dihapuskan
(20:19) apa
yang telah ditetapkan oleh orang-orang yang setia di Israel! Tetapi engkau
ini berikhtiar membinasakan suatu kota, apalagi suatu kota induk di Israel.
Mengapa engkau hendak menelan
habis milik pusaka TUHAN?"
Menjatuhkan tembok kota Abel-Bet-Maakha, berarti; menelan
habis milik pusaka Tuhan, yaitu ibadah pelayanan dan persepuluhan.
Sekarang kita melihat zaman/masa pada waktu Yoab membunuh Abner dan Amasa.
1 Raja-Raja 2: 5
(2:5) Dan lagi engkau pun mengetahui apa yang dilakukan kepadaku
oleh Yoab, anak Zeruya, apa yang dilakukannya kepada kedua panglima Israel,
yakni Abner bin Ner dan Amasa bin Yeter. Ia membunuh mereka dan menumpahkan
darah dalam zaman damai seakan-akan ada perang, sehingga sabuk
pinggangnya dan kasut kakinya berlumuran darah.
Yoab membunuh Abner bin Ner dan Amasa bin Yeter dalam zaman damai, bukan pada saat
zaman perang.
Kerajaan Sorga itu bukan soal makanan dan minuman, tetapi
soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita.
Dalam zaman damai, berarti dalam zaman di mana Allah
bertakhta, telah menunjukkan hadirat-Nya di tengah-tengah umat Israel = zaman
kasih karunia/kemurahan.
Perlu untuk diketahui;
Mazmur 85: 11
(85:11) Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai
sejahtera akan bercium-ciuman.
-
Kasih dan kesetiaan
akan bertemu
-
Keadilan dan damai
sejahtera akan bercium-ciuman
Berarti, apabila ada damai sejahtera, di situ terdapat
keadilan.
Damai sejahtera dan keadilan adalah suatu hubungan yang
mesra dan erat sekali
Berarti, apabila membunuh dalam zaman damai, menunjukkan
bahwa di dalam diri Yoab tidak terdapat keadilan.
Dalam 1 Korintus 3: 15, membenci sesamanya = seorang
pembunuh.
Pengkotbah 3: 8
(3:8) ada
waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu
untuk damai.
Ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci, itu
sebabnya di sini juga dikatakan: ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.
Jadi, Yoab mengabaikan waktu yang sudah Tuhan tentukan,
mengabaikan waktu damai = tidak menghargai kasih karunia Tuhan.
Sekali lagi saya katakan; kalau Tuhan sudah mengampuni,
menyatakan kasih karunia-Nya, itu tidak perlu lagi diganggu gugat, maksudnya
jangan mengungkit kesalahan orang lain, juga jangan mengulangi kesalahan yang
pernah terjadi.
Akibat membunuh Abner dan Amasa:
Sabuk pinggangnya dan kasut
kakinya ternodai oleh darah.
- Ikat
pinggang ternodai oleh darah, artinya;
menyimpang dari kebenaran, menyimpang dari kesetiaan.
Ikat
pinggang, artinya; tidak menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan.
- Kasut
kakinya ternodai oleh darah, artinya;
di dalam pengikutan/perjalanan rohani di hadapan Tuhan tidak disertai dengan
kerelaan hati.
Kasut,
arti rohaninya; kerelaan untuk melayani Tuhan.
Ada 3 tindakan yang harus dituruti/dilakukan oleh Salomo
sesuai dengan perintah Daud.
YANG KEDUA: SALOMO
HARUS MENUNJUKKAN KEMURAHAN HATINYA KEPADA ANAK-ANAK BARZILAI, ORANG GILEAD
ITU.
Alasan Daud:
2 Samuel 17: 26-29
(17:26) Lalu orang Israel dan Absalom berkemah di tanah
Gilead.
(17:27) Ketika Daud tiba di Mahanaim, maka Sobi bin
Nahas, dari Raba, kota bani Amon, dan Makhir bin Amiel, dari Lodebar, dan Barzilai, orang Gilead, dari
Rogelim, membawa
(17:28) tempat
tidur, pasu, periuk belanga, juga gandum, jelai, tepung, bertih gandum, kacang
babi, kacang merah besar, kacang merah kecil,
(17:29) madu,
dadih, kambing domba dan keju lembu bagi Daud dan bagi rakyat yang bersama-sama
dengan dia, untuk dimakan, sebab kata mereka: "Rakyat ini tentu telah
menjadi lapar, lelah dan haus di padang gurun."
Daud mengingat perbuatan baik Barzilai, orang Gilead itu,
karena orang-orang Barzilai memberikan segala keperluan-keperluan yang
dibutuhkan oleh Daud dan pengikut-pengikutnya selama ia berada di pengasingan.
Kita
tidak perlu ragu untuk menunjukkan perbuatan-perbuatan baik kepada Tuhan,
apalagi untuk pekerjaan-pekerjaan Tuhan.
Sebab seringkali kita lebih banyak berbuat yang tidak
penting di luar Tuhan, tutup mata terhadap pekerjaan Tuhan, sesungguhnya itu
adalah suatu kebodohan yang besar.
Seorang hamba Tuhan yang bertanggung jawab di hadapan
Tuhan, persis seperti raja Daud yang sedang berada di pengasingan; menjauhkan
diri dari kejahatan, berusaha melepaskan diri dari roh jahat dan roh najis,
berusaha melepaskan diri dari keinginan daging, itu sebabnya sidang jemaat,
terkhusus kaum muda remaja harus menghargai gembala sidang yang memberi
pengajaran dua kali lipat.
Ingat; kita hidup dari kemurahan hati Tuhan, bukan dari
siapa-siapa dan kepada siapa-siapa.
1 Raja-Raja 2: 7
(2:7) Tetapi kepada anak-anak Barzilai, orang Gilead itu,
haruslah kautunjukkan kemurahan hati. Biarlah mereka termasuk golongan yang
mendapat makanan dari mejamu, sebab mereka pun menunjukkan kesetiaannya dengan
menyambut aku pada waktu aku
melarikan diri dari depan kakakmu Absalom.
Barzilai dan anak-anaknya termasuk golongan yang mendapat makanan dari meja istana
raja Salomo, di sinilah kemurahan hati raja Salomo kepada Barzilai dan
anak-anaknya.
Apa yang
kita tabur itu yang kita tuai, pepatah ini tepat ditujukan kepada Barzilai,
karena ia telah menunjukkan perbuatan - perbuatan baik dihadapan raja Daud.
Kemurahan hati Tuhan telah ditunjukkan kepada kita; kita
boleh duduk makan sehidangan di dalam kota raja besar/di tengah-tengah ibadah
pelayanan yang Tuhan percayakan, menikmati firman Tuhan, firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan (makanan rohani), sampai kita benar-benar merasakan
kemurahan hati Tuhan.
Ada 2 kali suasana perjamuan:
1. Suasana yang pertama; untuk masa sekarang ketika kita
beribadah melayani Tuhan, di tengah-tengah ibadah kita dapat menikmati firman
Tuhan sebagai makanan rohani.
2. Suasana yang kedua; pada saat masuk dalam perjamuan kawin
Anak Domba yang sifatnya kekal.
Oleh sebab itu, biarlah kita menunjukkan kesetiaan kita
seperti Barzilai, yang menunjukkan kesetiaannya kepada raja Daud ketika Daud
berada di Mahanaim/pengasingan.
Ada 3 tindakan yang harus dituruti/dilakukan oleh Salomo
sesuai dengan perintah Daud.
YANG KETIGA: SALOMO
HARUS MEMBUNUH SIMEI.
Alasan Daud memerintahkan Salomo membunuh Simei; sebab
Simei mengutuki Daud dengan kutuk yang kejam pada waktu Daud berada di
Mahanaim.
Mari kita lihat peristiwa itu ...
2 Samuel 16: 5-11
(16:5) Ketika raja Daud telah sampai ke Bahurim,
keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul; ia bernama Simei bin Gera.
Sambil mendekati raja, ia terus-menerus
mengutuk.
(16:6) Daud dan semua pegawai raja Daud dilemparinya dengan batu,
walaupun segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya.
(16:7) Beginilah perkataan Simei pada waktu ia mengutuk:
"Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila!
(16:8) TUHAN telah membalas kepadamu segala darah
keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja, TUHAN telah menyerahkan
kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sesungguhnya, engkau sekarang dirundung malang,
karena engkau seorang penumpah darah."
(16:9) Lalu berkatalah Abisai,
anak Zeruya, kepada raja: "Mengapa anjing mati ini mengutuki tuanku
raja? Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya."
(16:10) Tetapi kata raja: "Apakah urusanku dengan
kamu, hai anak-anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman
kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat
demikian?"
(16:11) Pula kata Daud kepada Abisai dan kepada semua
pegawainya: "Sedangkan anak kandungku ingin mencabut nyawaku, terlebih
lagi sekarang orang Benyamin ini! Biarkanlah
dia dan biarlah ia mengutuk, sebab TUHAN yang telah berfirman kepadanya
demikian.
Simei tidak henti-hentinya mengutuki raja Daud, ketika
Daud dan para pahlawan-pahlawannya berada di pengasingan (Mahanaim), dengan
alasan; ia tidak menerima kematian dari pada raja Saul, sementara Saul mati
bukan karena Daud, Saul mati di medan perang dibunuh oleh orang Filistin.
Simei menuduh tanpa bukti / menuduh tanpa kebenaran
itu adalah kutuk yang kejam.
Sementara Daud menjadi raja, itu oleh karena pilihan
Tuhan, sedangkan Saul menjadi raja atas permintaan Israel.
Sesungguhnya Simei tidak layak berbicara hal itu kepada
Daud, sedangkan Daud saja melarang untuk mengutuki/mengusik orang yang diurapi.
Dalam hal ini, siapa Simei, siapa raja Daud?
Tuhan mengenal Simei, Tuhan mengenal Daud, tetapi dalam
hal ini Daud menyerahkan perkara ini kepada Tuhan, dan sekalipun Abisai meminta
supaya Simei dibunuh, tetapi Daud tidak mengabulkan keinginan Abisai.
Dalam 2
Samuel 19: 16-23, pada akhirnya Daud mengampuni kesalahan Simei, tepatnya
ketika Simei menyongsong Daud di sungai Yordan, yang walaupun Abisai berkata
kepada Daud: “Bukankah Simei patut dihukum mati karena ia telah mengutuki
orang yang diurapi TUHAN?”, tetapi pada waktu itu Daud berjanji kepada
Tuhan tidak akan membunuh Simei, dengan satu alasan; ia telah menjadi raja atas Israel,
MENUNJUKKAN BAHWA DAUD ADALAH IMAMAT YANG RAJANI, PELAYANAN YANG BERKUASA.
Inilah 3 tindakan yang harus dilakukan oleh Salomo supaya
tergenapi apa yang dikatakan oleh Daud kepada Salomo, anaknya yaitu; supaya
takhta kerajaan Israel tidak putus-putusnya dari keturunan Daud = tetap menjadi
raja-raja, imam-imam bagi Allah = imamat rajani/pelayanan yang berkuasa.
Biarlah kita juga memperhatikan 3 hal ini supaya Tuhan
tetap mempercayakan kita menjadi imam-imam, raja-raja bagi Allah.
Amsal 3: 1-4
(3:1) Hai anakku, janganlah
engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu
memelihara perintahku,
(3:2) karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera
akan ditambahkannya kepadamu.
(3:3) Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan
engkau! Kalungkanlah itu pada
lehermu, tuliskanlah itu
pada loh hatimu,
(3:4) maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan
dalam pandangan Allah serta manusia.
Nasihat firman Tuhan kepada saya dan saudara, yaitu;
- Jangan melupakan
ajaran Tuhan dan biarlah hati memelihara perintah Tuhan
Tujuannya;
panjang umur, lanjut usia, serta sejahtera akan ditambahkan.
- Janganlah kiranya
meninggalkan kasih dan setia kemudian kalungkan itu pada leher sebagai
perhiasan, selanjutnya dituliskan pada loh hati.
Tujuannya:
mendapat kasih dan penghargaan
dalam pandangan Allah serta manusia =
dikenan oleh Tuhan dan dihormati manusia.
Amsal 3: 5-7
(3:5) Percayalah
kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri.
(3:6) Akuilah
Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
(3:7) Janganlah
engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah
kejahatan;
Selanjutnya 4 hal yang harus kita perhatikan;
1. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati
2. Jangan bersandar pada pengertian sendiri
3. Akuilah Dia dalam segala perbuatan dan kelakuan, maka Ia
akan meluruskan jalan
4. Jangan menganggap diri sendiri bijak, melainkan takutlah
akan Tuhan dan jauhi kejahatan
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment