IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 23 JULI 2014
Team: DARI KITAB KOLOSE
(Seri 19)
Subtema: PELAYANAN KUDUS DI DALAM KERAJAAN TERANG
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita boleh berada di
dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, sekaligus mempersembahkan korban
kepada Tuhan.
Sebelum kita membawa diri kita masing-masing rendah di
bawah kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman Tuhan, surat Paulus
kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 1: 12
(1:12) dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa,
yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.
Rasul Paulus mengucap syukur
kepada Allah karena dalam pemandangannya, jemaat di Kolose berhak untuk mendapat
bagian di dalam kerajaan terang.
Dan itu bisa diterima, kalau
kita perhatikan pada ayat-ayat sebelumnya ...
Yang Pertama.
Kolose 1: 3-5
(1:3) Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa
Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu,
(1:4) karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,
(1:5) oleh karena pengharapan,
yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu
kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil,
Oleh karena pemberitaan injil,
maka jemaat di Kolose;
- hidup oleh
karena iman dalam Kristus Yesus,
Memang, orang benar hidup oleh karena iman, bukan karena hasil usaha,
bukan karena kerja keras seseorang.
- hidup di
dalam kasih terhadap semua orang kudus,
Kasih berguna untuk menutupi banyak sekali dosa, menutupi segala
kekurangan, kelemahan sesama.
- hidup di
dalam pengharapan yang disediakan bagi mereka, yaitu Kerajaan Sorga
Dalam Roma 5: 5 dikatakan: “pengharapan tidak mengecewakan”, sebab
dalam Ibrani 10: 23 dikatakan: “Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang
pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia”
intinya, mereka hidup dalam
IMAN, KASIH, dan HARAP
Yang Kedua.
Kolose 1: 6
(1:6) yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah
dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu
mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah
dengan sebenarnya.
Selanjutnya, mereka mengenal kasih karunia Allah dengan
sebenarnya.
Kasih karunia Allah yang sebenarnya tidak berhenti hanya
sebatas pemberitaan firman yang ditambahkan dan pemberitaan firman yang
dikurangkan.
- DITAMBAHKAN, artinya; firman
Tuhan yang disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, takhayul-takhayul dan
dongeng nenek-nenek tua, dan sebagainya.
-
DIKURANGKAN, artinya; pemberitaan
firman tentang salib diganti dengan 2 hal;
- Teori kemakmuran, artinya; pemberitaan firman
tentang berkat berkelimpahan = orang Kristen harus kaya, tidak boleh
miskin.
- Tanda-tanda heran, mujizat-mujizat dan sebagainya. Pemberitaan firman yang demikian = mengecilkan salib Kristus.
Pelayanan Yesus di dunia ini selama 3,5 tahun tidak
berhenti hanya sebatas mengadakan mujizat, misalnya; menyembuhkan orang yang
sakit, mengusir setan, dan sebagainya, namun pelayanan Yesus memuncak sampai
mati bahkan sampai mati di atas kayu salib (Filipi 2: 8-9).
Yang
Ketiga.
Kolose 1: 7-9
(1:7)
Semuanya itu telah kamu ketahui dari Epafras,
kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang
setia.
(1:8)
Dialah juga yang telah menyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh.
(1:9)
Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk
kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala
hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui
kehendak Tuhan dengan sempurna,
Sampai pada akhirnya, Rasul Paulus berdoa kepada Tuhan supaya jemaat di Kolose menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, yang berguna untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna.
Semua itu diperoleh dari Tuhan lewat pelayanan dari
Epafras, dan selanjutnya Epafras memberitahukan segala kemajuan yang dicapai
oleh jemaat di Kolose kepada Rasul Paulus.
Itu sebabnya dalam Roma
10:14-15 dikatakan ...
(10:14) Tetapi
bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada
Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar
tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang
memberitakan-Nya?
(10:15)
Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti
ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan
mereka yang membawa kabar baik!"
"Betapa
indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"
Seperti itulah keadaan Epafras di hadapan jemaat Kolose,
sampai pada akhirnya, mereka dapat berseru
kepada Tuhan, karena mereka terlebih dahulu percaya, yang timbul dari pendengaran,
mendengar tentang pemberitaan firman
Tuhan yang disampaikan oleh seorang
utusan, sampai pada akhirnya Rasul Paulus mengatakan: “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!”
Inilah yang dialami jemaat di Kolose, sampai akhirnya
dalam pemandangan Rasul Paulus, jemaat di Kolose layak mendapat bagian dalam
kerajaan terang.
Kalau kita perhatikan lebih jauh mengenai pernyataan
Rasul Paulus tadi ...
Kolose 1: 12
(1:12) dan
mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk
mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang
kudus di dalam kerajaan terang.
Kerajaan Sorga itu hanya disediakan bagi orang-orang
kudus saja, berarti di pemandangan Rasul Paulus, jemaat Kolose ini adalah
jemaat yang kudus.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, jemaat di Kolose
ini terkena pada mezbah dupa, menjadi kehidupan doa di hadapan Tuhan.
Wahyu 22: 3-5
(22:3)
Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di
dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
(22:4) dan
mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
(22:5) Dan
malam tidak akan ada lagi di sana, dan
mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya
matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan
memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.
Kerajaan Sorga disebut kerajaaan terang karena malam
tidak akan ada lagi di sana.
Karena di dalam kerajaan Sorga tidak ada malam, maka
otomatis mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari.
Kalau manusia hidup di dunia ini, masih membutuhkan
cahaya lampu dan cahaya matahari, karena dunia ini diliputi kegelapan, dan di
dalam kegelapan, mereka tidak dapat berbuat apa-apa, seperti dalam 1 Yohanes 2: 11, “Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan
dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan
itu telah membutakan matanya.”
Mereka yang berada dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana
ia pergi, artinya; tidak ada aktivitas, tidak ada ibadah pelayanan, mereka itu
adalah orang-orang yang membenci sesamanya.
Tetapi di sini kita melihat, mereka yang mendapat bagian
di dalam kerajaan terang, tidak lagi membutuhkan cahaya lampu dan tidak
memerlukan cahaya matahari. Apa artinya?? Maksudnya; mereka dapat beribadah dan
melayani kepada Tuhan, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka.
Bukti bahwa malam tidak ada lagi di dalam Kerajaan Sorga
adalah mereka memerintah sebagai raja
sampai selama-lamanya, itu merupakan aktivitas dari orang-orang kudus di
hadapan Tuhan, berbanding terbalik dengan mereka yang berada di dalam kegelapan,
ia tidak tahu ke mana ia pergi.
Oleh sebab itu, selama kita di dunia ini, biarlah kita
terus beraktivitas di hadapan Tuhan, melayani Tuhan tanda bahwa hati telah
diterangi (hidup di dalam terang).
Memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya = raja –
raja, imam-imam bagi Allah / imamat rajani = pelayanan yang berkuasa terhadap
dosa.
Selanjutnya, kalau ada pelayanan, berarti ada ibadah ...
Wahyu 22: 3
(22:3)
Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di
dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah
kepada-Nya,
Mereka beribadah kepada Tuhan dan melayani di
tengah-tengah ibadah itu kepada Tuhan.
1 Petrus 2: 6-8
(2:6)
Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion
sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya
kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
(2:7)
Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak
percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah
menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu
sandungan."
(2:8)
Mereka tersandung padanya, karena mereka
tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.
Tukang-tukang bangunan itu tersandung karena mereka tidak
taat kepada firman.
Tersandung itu sama seperti orang yang berjalan di dalam
kegalapan, itulah tukang-tukang bangunan yang tidak menghargai salib Kristus,
tidak menghargai ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan, tidak menghargai
segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah pelayanan.
Kalau kita lihat lebih jauh dalam 4 injil (Matius,
Markus, Lukas, Yohanes), tukang-tukang bangunan à imam-imam kepala, ahli Taurat dan tua-tua.
Memang, yang menjadi musuh Tuhan, selain Herodes, justru
adalah orang dalam, itulah imam-imam kepala, ahli Taurat , dan tua-tua orang
Yahudi.
-
Imam–imam kepala à pelayan–pelayan yang melayani secara lahiriah.
-
Ahli-ahli Taurat à orang yang mengerti firman tetapi tidak menjadi pelaku
firman.
-
Tua-tua à orang yang berpengaruh karena banyak pengalamannya,
tetapi tidak dewasa rohani.
Itulah mereka yang berada dalam kegelapan.
Sekarang bandingkan
dengan mereka yang telah diterangi hatinya, karena Tuhan telah menerangi
hatinya.
1 Petrus 2: 9
(2:9)
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari
Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang
ajaib:
Setelah kita dipanggil dan keluar dari kegelapan, menjadi
bangsa
yang terpilih = imamat yang rajani = bangsa
yang kudus = umat kepunyaan Allah sendiri,
melayani Tuhan, yang selanjutnya bertujuan untuk: “memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia.”
Inilah hati yang telah diterangi oleh Allah, tidak
membutuhkan cahaya lampu, tidak membutuhkan cahaya matahari, dan orang yang
melayani Tuhan adalah orang yang tidak pernah tersandung dengan salib Kristus =
sangkal diri, pikul salib.
Pikul salib, artinya; memikul segala sesuatu yang Tuhan
berikan di atas pundak sebagai kebenaran yang sejati.
Tuhan telah memberikan tiga macam ibadah utama supaya
tekun dalam ibadah pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, tekun dalam
ibadah raya minggu disertai kesaksian dan tekun di dalam ibadah doa
penyembahan, kemudian, Tuhan mempercayakan tugas ibadah pelayanan di tengah –
tengah ibadah pelayanan itu sendiri, kemudian, Tuhan juga memberikan firman
pengajaran mempelai dan memberikan segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah
pelayanan, semua itu harus dipukul di atas pundak, tidak boleh dilepaskan.
1 Petrus 2: 10
(2:10)
kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi
umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani
tetapi yang sekarang telah beroleh belas
kasihan.
Dahulu bukan umat Allah tetapi yang sekarang telah
menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi sekarang telah beroleh
belas kasihan.
Kita bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan telah memanggil
kita, yang dahulu kita bukan siapa-siapa di hadapan Tuhan, berarti tidak
berharga, tidak bernilai, tidak berarti = kotoran = sampah.
Tetapi oleh karena belas kasih-Nya, sesuai dengan Wahyu
1: 5-6 ...
Wahyu 1: 5
(1:5) dan
dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang
mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita
dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita
oleh darah-Nya –
Yesus mengasihi kita dengan bukti; Ia telah melepaskan
kita dari dosa oleh pengorbanan-Nya di atas kayu salib, darah-Nya tercurah atas
kita untuk membebaskan kita dari segala kutuk dosa kejahatan, kutuk dosa
kenajisan.
Setelah dibebaskan oleh darah Anak Domba sebagai tanda
belas kasih Tuhan ...
Wahyu 1: 6
(1:6) dan
yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan,
menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa
sampai selama-lamanya. Amin.
Tuhan Allah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi
imam-imam bagi Allah, menunjukkan bahwa Tuhan mengangkat derajat kita
setinggi-tigginya.
Yang dahulu bukan siapa-siapa, berada di dalam lumpur
dosa yang begitu hina, setelah dibebaskan oleh darah Anak Domba, Ia membuat
kita suatu kerajaan di atas bumi, kedudukan yang sangat tinggi.
Oleh sebab itu, ibadah dan pelayanan yang dipercayakan
harus dijunjung tinggi, sehingga ibadah ini bukanlah hanya rutinitas, bukan
hanya untuk menunjukkan kehebatan di mata manusia.
Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau
layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau
telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah
dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi
suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi
Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Setelah ditebus oleh darah Anak Domba, selanjutnya Yesus
Kristus membuat mereka menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah,
dan mereka memerintah sebagai raja di bumi.
Jadi, dalam hal ini, mereka memerintah bukan sebagai
pemimpin tertinggi di dunia, memerintah bukan sebagai seseorang yang memiliki
kedudukan/jabatan yang tinggi dalam suatu perusahaan/instansi, melainkan
memerintah sebagai raja, inilah yang disebut imamat yang rajani = pelayanan
yang berkuasa.
Kalau memerintah sebagai seorang supervisior, atau kalau
memerintah sebagai seorang manager, namun bukan berarti dia hidup dalam
kesucian dan terlepas dari dosa = pelayanan yang tak berkuasa terhadap dosa.
Tetapi jika memerintah sebagai raja, imamat yang rajani /
pelayanan yang berkuasa; hidup dalam kebenaran dan kesucian = bebas dari dosa
kejahatan dan dosa kenajisan, gambaran dari orang yang telah diterangi hatinya,
berarti tidak tersandung dengan salib Kristus.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment