IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 16 JULI 2014
Tema: DARI KITAB KOLOSE
(Seri 18)
Subtema: BERTEKUN DAN BERSABAR
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita boleh
diperkenankan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan pada malam
hari ini.
Sebelum kita membawa diri kita masing-masing rendah di
bawah kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman Tuhan, surat Paulus
kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 1: 11
(1:11) dan dikuatkan
dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala
sesuatu dengan tekun dan sabar,
Oleh kuasa kemuliaan-Nya,
yaitu kuasa salib, kita memperoleh
kekuatan untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar.
Kita memang memerlukan/membutuhkan
ketekunan dan kesabaran untuk mencapai garis akhir, tujuan hidup kita.
2 Timotius 4: 6-8
(4:6)
Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat
kematianku sudah dekat.
(4:7) Aku
telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
(4:8)
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota
kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada
hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang
merindukan kedatangan-Nya.
Rasul Paulus telah mencapai garis akhir, sehingga
kepadanya dikaruniakan mahkota kebenaran, berarti; menjadi raja-raja, imam-imam
bagi Allah di dalam Kerajaan Sorga.
Wahyu 22: 3-5
(22:3)
Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di
dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah
kepada-Nya,
(22:4) dan
mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
(22:5) Dan
malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan
cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai
selama-lamanya.
Memerintah sebagai raja di dalam Kerajaan Sorga untuk
selama-lamanya, berarti; beribadah dan melayani Tuhan di dalam Kerajaan Sorga
untuk selama-lamanya.
Yang tertulis dalam ayat
3: “hamba-hamba-Nya akan beribadah
kepada-Nya.” Kalau ada ibadah, berarti ada pelayanan, itu sebabnya dalam ayat 5 dikatakan: “mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya”. Inilah
garis akhir yang kita rindukan.
Jadi, kesimpulannya ...
Kita memerlukan 2 hal, yaitu;
YANG PERTAMA: KETEKUNAN
Ibrani 10: 36
(10:36)
Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya
sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu
memperoleh apa yang dijanjikan itu.
Kita memerlukan ketekunan untuk melakukan apa yang
menjadi kehendak Allah supaya selanjutnya menerima apa yang dijanjikan Allah
kepada saya dan saudara.
Ibrani 10: 37-39
(10:37)
"Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit
waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan
kedatangan-Nya.
(10:38)
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman,
dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."
(10:39)
Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang
yang percaya dan yang beroleh hidup.
Syarat untuk memperoleh apa yang dijanjikan Allah adalah
jangan mengundurkan diri, sebab orang benar hidup oleh iman, apalagi mengingat
kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, dan kedatangan-Nya tidak ditunda-tunda.
Seperti yang tertulis dalam Ibrani 11: 16, “... mereka
merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi”, sebab kita
memang pendatang di bumi.
Adapun
ketekunan yang dimaksud adalah ...
Ibrani 10: 22-24
(10:22)
Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan
hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman
yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan
dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
(10:23)
Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan
tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
(10:24)
Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
1.
Tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, disertai dengan perjamuan suci.
Kuasa dari
Ibadah Pendalaman Alkitab:
-
Hati kita
dibersihkan/disucikan dari hati nurani yang jahat.
-
Tubuh dibasuh
dengan air yang murni.
Berarti,
Ibadah Pendalaman Alkitab menyucikan lahir dan batin manusia/luar dalam
disucikan.
Apabila lahir
batin telah disucikan, ciri-cirinya: menghadap
Allah dengan hati yang tulus ikhlas, berarti; sebelum hati nurani yang
jahat disucikan dan tubuh belum dibasuh dengan air yang murni, hati seseorang
tidak tulus ketika menghadap Allah lewat ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan.
Kemudian,
tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab menghasilkan IMAN.
Roma 3:28
(3:28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena
iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Manusia
dibenarkan karena iman, bukan karena ia melakukan hukum Taurat, maksudnya bukan
karena hasil usaha seseorang.
Iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11: 1). Kesimpulannya, iman itu; percaya
walaupun tidak melihat.
2.
Tekun dalam Ibadah Raya Minggu, disertai kesaksian.
Supaya
terwujudnya kesaksian di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan,
mari kita lihat dalam ...
1 Korintus
12: 4-6
(12:4) Ada rupa-rupa
karunia, tetapi satu Roh.
(12:5) Dan ada rupa-rupa
pelayanan, tetapi satu Tuhan.
(12:6) Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi
Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
Ada
rupa-rupa karunia, ada rupa-rupa pelayanan, ada berbagai-bagai perbuatan ajaib
dari Allah, semua itu akan menjadi kesaksian.
1 Korintus 12: 11
(12:11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia
kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Semuanya
itu dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan
karunia-karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, dan itu adalah kesaksian
di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
Dalam ayat
8-10, terdapat 9 karunia-karunia Roh Kudus yang diberikan kepada tiap-tiap orang
secara khusus.
Dengan
adanya kesaksian itu, dapat menguatkan saudara-saudara yang seiman, satu dengan
yang lain, bukan untuk menonjolkan diri.
1 Korintus
12: 28-29
(12:28) Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam
Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar.
Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk
menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam
bahasa roh.
(12:29) Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat,
Setelah
menerima karunia-karunia Roh Kudus, selanjutnya diberikan 5 jabatan, yaitu;
jabatan rasul, jabatan nabi, pengajar/guru, penginjil (untuk mengadakan mujizat, yaitu
menyembuhkan, dll), jabatan gembala.
Selanjutnya,
bertekun mengerjakan pekerjaan Tuhan sesuai dengan jabatan-jabatan yang
diperoleh, itu juga merupakan kesaksian di tengah-tengah ibadah dan pelayanan
yang Tuhan percayakan.
Tekun
dalam Ibadah Raya Minggu menghasilkan PENGHARAPAN.
Berarti,
dengan tekun dalam Ibadah Raya Minggu kita memperoleh pengharapan, dan oleh
pengharapan itu kita menaruh harapan
dalam Tuhan.
Selanjutnya
di sini dikatakan: “... sebab Ia, yang
menjanjikannya, setia”, berarti pengharapan kepada Allah tidak menjadi
sia-sia dan tidak mengecewakan.
Roma 5: 4-5
(5:4) dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji
menimbulkan pengharapan.
(5:5) Dan pengharapan
tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita
oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Pengharapan
tidak mengecewakan, sebab kasih Allah telah dicurahkan dalam hati kita oleh karena pekerjaan Roh Kudus, yang telah dikaruniakan
kepada kita.
Berarti, hidup dalam Roh, akan
membawa, memimpin kita, dalam seluruh kebenaran firman Tuhan, bahkan lebih
dalam lagi dibawa masuk untuk menikmati kemurahan – kemurahan Tuhan.
Bukti
bahwa pengharapan itu tidak mengecewakan.
Ibrani 6:
18-20
(6:18) supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah,
tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan,
beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan
kita.
(6:19) Pengharapan itu
adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke
belakang tabir,
(6:20) di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi
kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai
selama-lamanya.
Selanjutnya,
di sini dikatakan: “Pengharapan itu
adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke
belakang tabir.”
Jadi,
pengharapan = jangkar kapal, yang membawa kita, melabuhkan kita sampai ke
belakang tabir, itulah Ruangan Maha Suci, gambaran dari Yerusalem yang baru =
Kerajaan Sorga
3.
Tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan
Menghasilkan
KASIH.
Kegunaan
kasih, sesuai dengan Ibrani 10: 24-25 adalah;
-
Saling
memperhatikan, berarti;
memperhatikan satu dengan yang lain, tidak egois, tidak mementingkan diri
sendiri.
-
Saling
mendorong, berarti; tidak membiarkan keadaan sesamanya
terpuruk/ketinggalan.
Biasanya
posisi orang yang mendorong selalu di belakang orang yang didorong.
-
Saling
menasihati.
Firman
Tuhan adalah nasihat yang baik. Berarti, saling menasihati = saling membagi
firman dengan cara menunjukkan perbuatan – perbuatan yang benar dan yang
adil.
Biarlah kita melakukan 3 perkara itu, bahkan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat, yang sudah tidak lama lagi
datang.
Ketekunan dalam 3 macam ibadah utama, jikalau dikaitkan
dengan pola Tabernakel, terkena pada 3 macam alat yang ada di dalam Ruangan
Suci.
1.
Ibadah Pendalaman
Alkitab disertai perjamuan suci terkena pada meja roti sajian = penuh dengan FIRMAN ALLAH.
2.
Ibadah Raya Minggu
disertai kesaksian terkena pada pelita
emas = penuh dengan ROH KUDUS.
3.
Ibadah Doa Penyembahan
terkena pada mezbah dupa = penuh
dengan KASIH.
Sekarang kita perhatikan; KETEKUNAN RASUL-RASUL.
Kisah Para Rasul 2: 42
(2:42)
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka
selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, berarti;
1.
Tekun
dalam persekutuan, artinya;
tekun dalam Ibadah Raya Minggu = persekutuan dengan Roh Kudus.
2.
Tekun
dalam memecahkan roti, artinya;
tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab = menerima kebenaran firman Tuhan.
Roti
yang dipecah – pecahkan = ayat demi ayat, pasal demi pasal firman Tuhan
disampaikan.
3.
Tekun
dalam berdoa, artinya; tekun dalam
Ibadah Doa Penyembahan = hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah.
Dampak positif tekun dalam pengajaran rasul-rasul.
1.
Kisah Para Rasul 2:
43-45
(2:43) Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul
itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
(2:44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka
adalah kepunyaan bersama,
(2:45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta
miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan
masing-masing.
Kita
perhatikan di sini; semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu berarti
terwujudnya kesatuan tubuh Kristus.
Kemudian di dalam kesatuan itu ada RASA KEBERSAMAAN, berarti;
saling berbagi, tidak egois / tidak mementingkan diri sendiri.
1 Korintus 12:14, 20
(12:14) Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas
banyak anggota.
(12:20) Memang ada banyak anggota,
tetapi hanya satu tubuh.
Tubuh terdiri
dari banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh, berarti tiap – tiap anggota tidak
boleh mementingkan diri sendiri dan tidak memikirkan diri sendiri.
Praktek tidak mementingkan diri sendiri;
1 Korintus
12:23-24
(12:23) Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat,
kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap
anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
(12:24) Hal itu tidak dibutuhkan oleh
anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa,
sehingga kepada anggota-anggota yang tidak
mulia diberikan penghormatan khusus,
-
Anggota – anggota yang
kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus.
-
Anggota – anggota yang
tidak elok diberikan perhatian khusus.
-
Anggota – anggota yang
tidak mulia diberikan penghormatan khusus.
1 Korintus 12:25
(12:25) supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi
supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
Tujuan praktek di atas adalah;
supaya tidak terjadi perpecahan dalam tubuh, melainkan saling memperhatikan.
2.
Kisah Para Rasul 2: 46
(2:46) Dengan bertekun
dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka
memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama
dengan gembira dan dengan tulus hati,
-
Mereka berkumpul tiap – tiap hari dalam bait Allah, dengan bertekun dan dengan sehati.
-
Mereka memecahkan roti di rumah
masing – masing secara bergilir dan makan bersama – sama dengan gembira dan dengan
tulus hati.
3.
Kisah Para Rasul 2: 47
(2:47) sambil memuji
Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah
jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Selalu
memuji Allah, berarti; beribadah hanya kepada Tuhan Allah yang hidup, tidak
kepada yang lain, sehingga mereka disukai semua orang, sehingga
tiap – tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka.
Kita memerlukan 2 hal, yaitu;
YANG KEDUA: KESABARAN.
Amsal 14: 29
(14:29) Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi
siapa cepat marah membesarkan kebodohan.
Orang yang
sabar besar pengertiannya, berbanding terbalik dengan orang yang cepat marah;
membesarkan kebodohan.
Amsal 15: 18
(15:18) Si
pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang
yang sabar memadamkan perbantahan.
Orang yang
sabar memadamkan perbantahan, sedangkan si pemarah membangkitkan pertengkaran.
Amsal 16: 32
(16:32) Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan,
orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.
-
Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan.
-
Orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota.
Pendeknya, milikilah kesabaran itu, orang yang sabar
bukanlah orang yang lekas marah, dan biarlah kita semua sabar atas segala
kekurangan satu sama lain.
2 Timotius 2: 23-24
(2:23) Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh
dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
(2:24)
sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah
terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, harus ramah
terhadap semua orang, kemudian, cakap mengajar dan SABAR. Hamba Tuhan = hamba
kebenaran.
Hamba Tuhan tidak boleh lekas marah, sehingga dengan demikian sedapat
mungkin berusahalah untuk menghindari soal-soal yang dicari-cari, hal yang
bodoh dan tidak layak, sebab perkara itu menimbulkan pertengkaran.
Soal-soal yang dicari-cari = perkara-perkara yang tidak
ada kaitannya dengan: ibadah pelayanan, kebenaran, yaitu perkara-perkara di
atas/rohani.
Biarlah kita hanya fokus memikirkan ibadah dan pelayanan,
hindarilah soal-soal yang dicari-cari, tidak perlu mencari perkara-perkara yang
di luar kebenaran firman Tuhan, apalagi mendukung/membela satu kelompok atau
golongan, bahkan sampai gontok-gontokan, sementara kita tidak mendapat apa-apa
dari apa yang telah kita perjuangkan itu.
Roma 12: 12
(12:12) Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
-
Bersukacitalah dalam
pengharapan,
-
sabarlah dalam
kesesakan,
-
dan bertekunlah
dalam doa
Roma 12: 13-15
(12:13) Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus
dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan
tumpangan!
(12:14) Berkatilah siapa yang menganiaya kamu,
berkatilah dan jangan mengutuk!
(12:15) Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita,
dan menangislah dengan orang yang menangis!
Hal yang harus dikerjakan/diperbuat oleh seorang hamba
Tuhan/pelayan kepada semua orang;
-
Membantu orang lain
dalam kekurangan dan selalu memberi tumpangan = hidup dalam kebenaran FIRMAN TUHAN.
-
Memberkati orang yang
menganiaya, tidak mengutuk = hidup dalam KASIH.
-
Bersukacita dengan
orang yang besukacita, menangis dengan orang yang menangis = hidup dalam ROH
KUDUS.
3 perkara tersebut dapat dilakukan oleh seorang hamba
Tuhan apabila ia; SABAR dalam kesesakan dan BERTEKUN dalam doa.
Roma 12: 16
(12:16)
Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu
bersama; janganlah kamu memikirkan
perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
-
“Sehati
sepikir dalam hidup bersama”, berarti;
tidak egois/tidak mementingkan diri sendiri, namun supaya hal ini terwujud,
terlebih dahulu menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus.
Dalam Filipi
2: 5-8 dikatakan: “Hendaklah kamu
dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam
Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan
dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah
mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi
sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”
-
“janganlah
kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi”, tetapi arahkanlah
dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana, selanjutnya Rasul Paulus
kembali menyatakan hal yang sama dalam suratan Roma 12: 3, “...Janganlah
kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan,
tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri
menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing”
-
“Janganlah
menganggap dirimu pandai” di
hadapan orang lain sehingga dengan demikian kita dapat menerima keadaan orang
lain dalam segala sesuatu, serta mau menerima dan menghargai pendapat orang
lain.
Inilah orang yang bertekun
dan orang yang sabar.
Yakobus 5: 7
(5:7)
Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan!
Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga
dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan
musim semi.
Adapun kesabaran itu tidak berhenti sampai di sini,
melainkan kesabaran itu sampai pada kedatangan Tuhan pada kali yang kedua
sebagai Raja dan Mempelai Laki-Laki Sorga.
Orang yang sabar digambarkan seperti; PETANI, yang
menantikan hasil yang berharga dari tanahnya.
-
Petani =
penggarap-penggarap/pekerja-pekerja di ladang Allah à hamba-hamba Tuhan/pelayan-pelayan Tuhan untuk menggarap
dan mengerjakan ladang Allah.
1 Korintus
3: 6-9
(3:6) Aku menanam,
Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.
(3:7) Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau
yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.
(3:8) Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama;
dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.
(3:9) Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah
ladang Allah, bangunan Allah.
Pekerjaan
dari penggarap-penggarap ladang Allah adalah;
·
Menanam à firman Allah yang ditaburkan.
·
Menyiram à Roh Kudus yang membasahi.
Selanjutnya
Tuhan yang akan memberikan pertumbuhan sampai nanti tanah itu menghasilkan.
-
Tanah à hati, sebagai ladang garapan Allah.
Dalam Matius
13: 4-7, ada 3 jenis tanah yang harus digarap;
1.
Tanah yang di pinggir jalan à orang yang mendengar firman itu tetapi tidak sampai
mengertinya.
2.
Tanah yang berbatu-batu = tanah yang tipis, apabila benih ditaburkan segera
bertumbuh tetapi tidak berakar, sehingga apabila matahari terbit, ia segera
layu, artinya; segera menerima firman itu dengan gembira tetapi karena
aniaya/penindasan karena firman, maka ia segera murtad/mengundurkan diri, sebab
benih itu tidak berakar.
3.
Tanah yang ditumbuhi oleh semak duri, artinya; tipu daya kekayaan dan kekuatiran dunia
menghimpit benih firman Tuhan.
Selanjutnya,
setelah ladang itu digarap/dikerjakan, akan menjadi tanah yang subur/tanah yang baik, sebagaimana
dalam Matius 13: 8, ia segera
bertumbuh, berakar dan menghasilkan buah 100, 60, 30 kali lipat, apabila benih
itu ditabur di tanah yang baik/subur.
Buah
inilah yang dinanti-nantikan oleh petani
dan dialah yang pertama-tama menikmati hasil dari tanahnya, bukan orang lain.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment