IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 02 JULI 2014
Team: DARI KITAB KOLOSE
(Seri 17)
Subtema: PRAJURIT YANG SEDANG BERJUANG IKUT
MENDERITA
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita boleh
diperkenankan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan pada malam
hari ini.
Sebelum kita membawa diri kita masing-masing rendah di
bawah kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman Tuhan, surat Paulus
kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 1: 11
(1:11) dan dikuatkan
dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala
sesuatu dengan tekun dan sabar,
Dari ayat 11 ini, kita akan memperhatikan secara khusus: “dikuatkan
dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya”
Pendeknya; kuat oleh kuasa kemuliaan-Nya. Kuasa
kemuliaan-Nya à salib Kristus.
Pernyataan Rasul Paulus untuk “dikuatkan dengan segala
kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya” ini berasal dari pengalaman hidupnya,
bukan semata-mata pernyataan kosong (slogan), bukan semata-mata hanya teori.
Sebagai pembuktian ...
2 Korintus 12: 10
(12:10)
Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam
kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Kekuatan yang diperoleh oleh Rasul Paulus berasal dari
kuasa salib = kuasa kemuliaan-Nya, sebab Rasul Paulus senang dan rela di dalam
kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam kesesakan = bermegah
di dalam kelemahan / sengsara salib. Itu sebabnya Rasul Paulus berkata; “jika aku lemah, maka aku kuat.”
2 Korintus 12: 9
(12:9)
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab
justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi
sempurna." Sebab itu terlebih suka aku
bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa
Kristus turun menaungi aku.
Justru dalam kelemahanlah kuasa Kristus menjadi sempurna
di dalam diri seseorang. Itu sebabnya Rasul Paulus terlebih suka bermegah atas kelemahannya
supaya kuasa Kristus turun menaunginya.
Jadi, salib adalah naungan / perlindungan yang memberi kelegaan/ketenangan
jiwa, sesuai dengan Matius 11: 28-29.
Dalam 1 Korintus
1: 22-23, Rasul Paulus dengan tegas mengatakan kepada orang Yahudi dan
orang Yunani (yang mewakili bangsa kafir), bahwa pemberitaan tentang salib
Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Jadi, sekali lagi saya katakan; anak-anak Tuhan
memperoleh kekuatan oleh kuasa kemuliaan, itulah kuasa salib.
2 Timotius 2: 1
(2:1)
Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia
dalam Kristus Yesus.
Disini Rasul Paulus menghimbau dan berkata: “jadilah kuat oleh kasih karunia”, yaitu
salib Kristus = bermegah dalam kelemahan, supaya dengan demikian seseorang memperoleh
kekuatan.
Kesimpulannya; kekuatan itu tidak datang dari harta,
kekayaan, kedudukkan, jabatan, justru orang yang mengandalkan kekuatannya, maka seseorang jauh
dari Tuhan sampai akhirnya terkutuk (Yeremia
17:5-6).
2 Timotius 2: 2
(2:2) Apa
yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat
dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.
Rasul Paulus berpesan kepada Timotius (anak rohaninya)
supaya mempercayakan pemberitaan firman tentang salib Kristus kepada orang yang
dipercayai.
Kesimpulannya: seorang hamba Tuhan adalah kepercayaan Tuhan
dengan syarat; jikalau ia melayani dalam pemberitaan tentang salib Kristus.
Sebaliknya, seorang hamba Tuhan yang menambahkan dan
mengurangkan firman Tuhan bukanlah kepercayaan Tuhan, sebab firman yang
ditambahkan dan dikurangkan adalah ajaran sesat.
-
Ditambahkan, artinya;
firman Tuhan yang disampaikan disertai dengan cerita-cerita isapan jempol,
dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul.
- Dikurangkan, artinya;
pemberitaan firman tentang salib Kristus diganti dengan 2 hal, yaitu;
1.
Teori-teori kemakmuran/pemberitaan
firman dengan berkat berkelimpahan = orang Kristen tidak boleh miskin harus
kaya sampai berkelimpahan.
2.
Tanda-tanda
heran/mujizat-mujizat, lebih mengutamakan perkara lahiriah = mengecilkan salib
Kristus.
Kemudian, ada lagi ajaran yang menyesatkan, yaitu apabila
seorang hamba Tuhan mengajarkan sidang jemaat dan berkata: cukup hanya percaya
saja.
Sebagaimana dengan yang tertulis pada ...
Filipi 1: 29
(1:29)
Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus,
melainkan juga untuk menderita untuk Dia,
Kalau seorang hamba Tuhan hanya mengajarkan cukup hanya
percaya, itu juga merupakan ajaran sesat karena “dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga
untuk menderita untuk Dia”, maka saya tandaskan malam hari ini; mengajarkan
sidang jemaat cukup hanya percaya saja, itu adalah ajaran yang menyesatkan.
Ada 3 golongan yang ikut menderita (pikul salib).
2 Timotius 2: 3-6
(2:3)
Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
(2:4) Seorang
prajurit yang sedang berjuang tidak
memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia
berkenan kepada komandannya.
(2:5)
Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia
bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.
(2:6)
Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil
usahanya.
YANG
PERTAMA: “PRAJURIT YANG
SEDANG BERJUANG”
ADAPUN SALIB YANG DIPIKUL PRAJURIT: tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya.
Soal-soal penghidupan adalah soal makanan, minuman dan
pakaian.
Banyak kali kita menerima dan mendengar pemberitaan
firman Tuhan, termasuk salah satunya dalam hal kekuatiran, tetapi sekalipun
pemberitaan itu telah disampaikan dengan baik dan benar, bahkan terjadi
pembukaan rahasia firman Tuhan, namun ada kalanya pemberitaan itu terabaikan
begitu saja, apa yang kita dengar dan kita terima terabaikan begitu saja.
Matius 6: 31
(6:31)
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
Firman Tuhan: jangan kuatir soal makanan, minuman dan
pakaian.
Matius 6: 32
(6:32)
Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan
semuanya itu.
Sesungguhnya Bapa di sorga tahu bahwa saya dan saudara
memerlukan dan membutuhkan perkara-perkara tersebut.
Orang yang kuatir soal makan, minum dan pakaian adalah
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu antikris yang dikuasai oleh roh
jual beli.
Matius 6: 33
(6:33)
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu.
Yang terpenting di sini adalah terlebih dahulu mencari
kerajaan Allah, yaitu perkara di atas, perkara rohani, itulah segala sesuatu
yang berkaitan dengan ibadah dan pelayanan, kemudian kebenaran.
Kebenaran itu berguna untuk menguduskan kemudian
kebenaran itu yang memerdekakan seseorang.
Sehingga dengan
terlebih dahulu mencari kerajaan surga dan kebenarannya, semua itu akan
ditambahkan. Ditambahkan, berarti; segala sesuatu yang kurang dipenuhi oleh
Tuhan baik secara jasmani maupun secara rohani.
Praktek mencari Kerajaan Sorga dan kebenarannya.
1.
Matius 6: 26
(6:26) Pandanglah
burung-burung di langit, yang tidak menabur
dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan
bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah
kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Burung di
udara tidak menabur dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung namun dipelihara
oleh Tuhan = tidak kuatir soal makan dan minum.
Supaya terlepas dari kekuatiran firman Allah mengatakan: “Pandanglah
burung-burung di langit”, artinya; memandang perkara - perkara di atas itulah, perkara - perkara rohani, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini.
Memandang perkara di atas / perkara rohani berarti; tidak memikirkan perkara-perkara di bawah, di bumi = terlepas dari daya tarik bumi.
Memandang perkara di atas / perkara rohani berarti; tidak memikirkan perkara-perkara di bawah, di bumi = terlepas dari daya tarik bumi.
Perlu
untuk diketahui; memandang burung, berarti; memandang dua sayapnya dan bulu-bulu
yang menutupi seluruh daging, artinya; kehidupan yang terlepas dari daya tarik
bumi tidak terlihat lagi tabiat-tabiat daging, dengan kata lain tidak hidup
menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Berarti, kita
dapat mengambil suatu kesimpulan, bahwa; daging dengan segala hawa nafsunya berkaitan
dengan perkara-perkara di bawah/di bumi.
Dalam Wahyu 4: 6, terdapat 4 makhluk masing-masing
bersayap 6 memberi arti rohani; tabiat daging tidak terlihat = tidak
hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Kemudian, 4 makhluk tersebut penuh dengan mata artinya hidup di dalam terang, sebab mata adalah pelita, sebagaimana dalam Injil Matius 6: 22 yang mengatakan: Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu.
Teranglah seluruh tubuh berarti seluruh anggota tubuh berada di dalam terang, dengan kata lain tidak menyembunyikan dosa di dalam kegelapan.
Kemudian, 4 makhluk tersebut penuh dengan mata artinya hidup di dalam terang, sebab mata adalah pelita, sebagaimana dalam Injil Matius 6: 22 yang mengatakan: Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu.
Teranglah seluruh tubuh berarti seluruh anggota tubuh berada di dalam terang, dengan kata lain tidak menyembunyikan dosa di dalam kegelapan.
Hidup di dalam terang akan menjadi terang, kalau kita perhatikan dalam Efesus 5: 9, terang itu hanya berbuahkan: kebaikan, kebenaran dan keadilan.
2.
Matius 6: 28-29
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh
tanpa bekerja dan tanpa memintal,
(6:29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala
kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Firman Tuhan:
“Perhatikanlah bunga bakung di ladang,
yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal” = tidak kuatir soal pakaian.
Yang
terpenting di sini adalah perhatikanlah
bunga bakung di ladang, artinya; berada dan memperhatikan ladang Tuhan, berarti;
bekerja melayani Tuhan.
Sesuai
dengan pernyataan Rasul Paulus dalam 1 Korintus 3:9 berkata, bahwa; saya dan saudara adalah ladang Allah yang harus digarap dan
dikerjakan, bekerja melayani Tuhan tidak boleh malas.
Kalau kita
perhatikan Amsal 24: 30-33, ladang si pemalas “ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah
roboh”, tidak ada perlindungan, penjagaan dari Tuhan, sehingga mudah sekali
dimasuki oleh binatang buas.
Kemudian,
ciri dari si pemalas; "Tidur
sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk
tinggal berbaring" = tidak ada aktivitas.
Memang,
setiap orang yang bekerja, baik di dunia maupun di ladang Tuhan, pasti mengalami
kelelahan dan keletihan, tetapi kalau memang kita mau memperhatikan ladang
Tuhan; harus bekerja dan melayani Tuhan, justru dengan demikian, pemakaian
Tuhan akan terlihat = keadaan baik.
Kalau kita
mengikuti Tuhan, ikutlah Tuhan. kalau mengikuti dunia, ikutlah dunia.
Matius 6: 30
(6:30) Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di
ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai
orang yang kurang percaya?
Selanjutnya,
mereka yang bekerja di ladang Tuhan didandani, dihiasi oleh Tuhan.
Wahyu 21: 1-2
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang
baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut
pun tidak ada lagi.
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah,
yang berhias bagaikan pengantin perempuan
yang berdandan untuk suaminya.
Yerusalem
yang baru turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Jadi,
kalau kita senantiasa bekerja, melayani Tuhan, maka pada waktu yang bersamaan,
Tuhan sendiri akan mendandani, menghiasi saya dan saudara, dengan kata lain;
menjadi mempelai wanita Tuhan yang siap dipertunangkan kepada satu laki – laki.
Firman
pengajaran mempelai membawa kita masuk pada kegerakan yang besar, yaitu dibawa
masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai wanita
sorga, itulah sasaran akhir dari ibadah pelayanan kita di bumi ini.
Jadi,
jangan kuatir soal makan, minum dan pakaian, sebab kita sudah belajar dari 2
perkara, yaitu memandang burung di
langit dan memperhatikan bunga di
ladang.
Tentu kita
semua merindu untuk menjadi mempelai wanita Tuhan, pada saat itu langit yang
pertama dan bumi yang pertama tidak ada lagi, bahkan lautpun tidak ada lagi, selanjutnya
semuanya menjadi baru, itulah keadaan mempelai wanita Tuhan.
Matius 6: 34
(6:34)
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,
karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah
untuk sehari."
Peringatan yang baik bagi orang-orang yang kuatir, yaitu:
“janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena
hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.”
Hari ini mempunyai kesusahan dan kita harus memikul
kesusahan hari ini, sedangkan kesusahan hari esok memiliki kesusahannya
sendiri, dan itu tidak perlu dikuatirkan.
Tetapi orang yang kuatir terlalu jauh memikirkan hari
esok, sedangkan kesusahan hari ini saja belum dapat ia pikul, sehingga menambah
beban di atas pundaknya.
Jadi, yang benar: “Kesusahan
sehari cukuplah untuk sehari.” Jangan menambahkan beban dengan memikirkan
kesusahan hari esok.
Matius 6:25
6:25. "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau
minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,
akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada
makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
-
Jangan kuatir akan hidupmu; berarti jangan kuatir akan apa
yang hendak dimakan atau diminum, sebab hidup lebih penting dari makanan dan
minuman.
-
Jangan kuatir akan tubuhmu; berarti jangan kuatir akan apa
yang hendak dipakai, sebab tubuh lebih penting dari pakaian.
Matius 6: 27
(6:27)
Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Tidak seorangpun di dunia ini oleh karena kekuatiranya dapat menambah sehasta jalan
hidupnya, oleh sebab itu tidak perlu kuatir, percayakan diri kepada kuasa
Tuhan, itulah salib Kristus, sebab Ia telah menanggung segala sesuatunya di
atas kayu salib, selanjutnya memperoleh kekuatan.
Kita kembali memperhatikan ...
2 Timotius 2: 4
(2:4)
Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal
penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan
kepada komandannya.
Tujuan prajurit memikul salib (tidak memusingkan diri
dengan soal penghidupan) adalah supaya: ia berkenan kepada komandannya.
Kita semua adalah prajurit/laskar Kristus, Tuhanlah pemimpin
perang kita, oleh sebab itu, sebagai prajurit/laskar Kristus harus memberi
pertanggung-jawaban kepada Dia, sebagai pemimpin perang/komandan, dengan kata
lain, berusaha untuk menyenangkan hati Tuhan, dengan cara tidak memusingkan
dirinya dengan soal – soal penghidupannya.
Selanjutnya ...
Kolose 1: 11
(1:11) dan
dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung
segala sesuatu dengan tekun dan sabar,
Kegunaan memperoleh kekuatan oleh kuasa kemulian-Nya
adalah sanggup menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar.
Kita tidak akan sanggup menanggung segala sesuatu dengan
tekun dan sabar kalau saya dan saudara tidak memiliki kekuatan yang bersumber
dari salib Kristus. salib Kristus adalah naungan kita, ketika kita lemah, kita
kuat.
Kuasa salib Kristus adalah naungan yang teguh, kuasa
salib Kristus adalah perlindungan yang teguh, kuasa salib Kristus memberi
kelegaan dan ketenangan bagi jiwa.
Biarlah kita berlindung, bernaung dibalik salib Kristus,
jangan berlindung, bernaung di bawah harta kekayaan, keududukan, jabatan dan
segala perkara yang ada di bawah.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment