IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 27 JUNI 2014
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: TUHAN MEMBUKA TINGKAP-TINGKAP LANGIT
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
dan kasih setia Tuhan
yang abadi.
Kita bersyukur untuk malam hari ini karena Tuhan masih
berkemurahan bagi kita, Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk
beribadah melayani di dalam rumah Tuhan, sekaligus mempersembahkan korban
kepada Tuhan.
Kita kembali memperhatikan ...
Maleakhi 3: 10
(3:10) Bawalah seluruh persembahan persepuluhan
itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di
rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan
bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai
berkelimpahan.
Membawa seluruh persembahan persepuluhan ke dalam rumah
Tuhan, rumah perbendaharaan.
Dengan membawa seluruh persembahan persepuluhan kepada
Tuhan; menyenangkan hati Tuhan.
Kemudian, kita lihat ...
Seluruh persembahan persepuluhan, antara lain;
1.
Persepuluhan dari tanah, dari hasil benih di tanah, dari buah
pohon-pohonan (Imamat 27: 30).
2.
Persepuluhan dari gandum, dari anggur dan dari minyak (Ulangan
14: 22-23).
3.
Persembahan persepuluhan dapat diuangkan apabila hasil dari
tanah itu sukar untuk dibawa selanjutnya dipersembahkan ke tempat yang Tuhan pilih (Ulangan 14: 24-25).
Tujuan membawa seluruh persembahan
persepuluhan: supaya ada persediaan makanan di
dalam rumah perbendaharaan.
Perbendaharaan adalah lumbung, tempat persediaan makanan.
Sejenak kita memperhatikan ...
Nehemia 13: 10-11
(13:10) Juga kudapati bahwa sumbangan-sumbangan
bagi orang-orang Lewi tidak pernah diberikan, sehingga orang-orang Lewi dan
para penyanyi yang bertugas masing-masing lari ke ladangnya.
(13:11) Aku menyesali para penguasa, kataku: "Mengapa rumah Allah dibiarkan begitu saja?" Lalu
kukumpulkan orang-orang Lewi itu dan kukembalikan pada tempatnya.
Bangsa Israel, secara khusus orang-orang Yehuda tidak
lagi membawa persembahan persepuluhan ke dalam rumah perbendaharaan, sehingga orang-orang Lewi dan imam-imam yang lain yang bertugas di dalam
rumah Tuhan, masing-masing lari ke ladangnya untuk memenuhi kebutuhan
mereka, berarti rumah Tuhan dibiarkan begitu saja, rumah Tuhan tidak diperhatikan.
Seorang hamba Tuhan/seorang imam harus bertanggung jawab untuk
menyediakan makanan di dalam rumah Tuhan, sebaliknya kalau sibuk untuk mencari nafkah (tidak full-time
di dalam rumah Tuhan), maka seorang imam (gembala sidang) oleh karena
kesibukkannya tidak ada waktu untuk merendahkan diri dibawah kaki Tuhan / menantikan firman
Tuhan yang akan disampaikan kepada sidang
jemaat.
Maka secara otomatis, rumah Tuhan/gereja
Tuhan, tidak
mendapat perhatian dan tidak terpelihara = dibiarkan begitu
saja. Kalau gereja Tuhan dibiarkan begitu saja, kondisi yang demikian sangat
memprihatinkan.
Sebagaimana dalam ...
Bilangan 18: 20-22
(18:20) TUHAN berfirman kepada Harun: "Di negeri mereka engkau tidak akan mendapat milik pusaka dan
tidak akan beroleh bagian di tengah-tengah mereka; Akulah bagianmu dan milik
pusakamu di tengah-tengah orang Israel.
(18:21) Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku
berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang
Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas
pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan.
(18:22) Maka janganlah lagi orang Israel mendekat kepada Kemah Pertemuan, sehingga mereka mendatangkan dosa kepada
dirinya, lalu mati;
Bani Lewi tidak mendapat bagian dari tanah yang
dijanjikan oleh Tuhan
Allah, sebagai milik pusaka mereka, sehingga yang menjadi bagian
mereka adalah Tuhan dan milik pusaka dari suku Lewi adalah
sepersepuluh, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka dalam kemah
pertemuan.
Dalam pola Tabernakel, kemah pertemuan terkena pada
ruangan suci. Jadi, imam-imam harus memperhatikan seluruh alat-alat yang ada di
dalamnya, mulai dari;
-
Meja roti sajian, berarti; harus menyajikan roti
yang baru setiap hari sabat.
-
Pelita emas, berarti; harus menyalakan lampu
pada waktu senja dan mematikan lampu pada waktu fajar menyingsing.
-
Mezbah dupa, berarti; harus membakar ukupan di
atas mezbah.
Oleh sebab itu, bangsa Israel harus membawa persembahan
persepuluhan sebagai milik pusaka dari suku Lewi, dan orang Israel awam tidak
boleh masuk dalam kemah Pertemuan, kecuali orang-orang Lewi yang telah ditetapkan
oleh Tuhan.
Perlu untuk diketahui;
Ulangan 12: 5
(12:5) Tetapi tempat yang akan dipilih
TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu sebagai kediaman-Nya untuk menegakkan nama-Nya di sana, tempat itulah
harus kamu cari dan ke sanalah harus kamu pergi.
Persembahan persepuluhan itu harus dibawa ke tempat yang
Tuhan pilih sebagai kediaman-Nya untuk menegakkan nama-Nya di sana.
Jadi, persembahan persepuluhan tidak boleh dibawa ke
tempat yang tidak dipilih oleh Tuhan, maksudnya; supaya Allah diam di sana dan
nama-Nya ditegakkan di sana.
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN
akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung
dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit;
segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita
naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita
tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN
dari Yerusalem."
Gunung Sion adalah rumah Allah Yakub (kediaman Allah), tempat yang dipilih oleh Tuhan untuk membawa
seluruh persembahan persepuluhan ke sana.
Posisi gunung Sion:
-
Berdiri tegak di hulu
gunung-gunung.
Berarti, nama
Tuhan ditegakkan di sana.
-
Menjulang tinggi di
atas bukit-bukit.
Artinya; sanggup
menyelesaikan masalah/mengatasi
segala persoalan – persoalan di atas muka bumi ini, bagaikan salib Kristus menjulang tinggi di atas bukit Golgota, sanggup
menyelesaikan masalah-masalah, kesulitan-kesulitan yang terjadi oleh karena dosa kejahatan manusia.
Bukti bahwa gunung Sion adalah tempat
kediaman-Nya (rumah Allah Yakub):
Dari Sion keluar pengajaran dan firman Tuhan dari
Yerusalem.
Pengajaran firman Tuhan adalah makanan rohani yang harus
disediakan. Berarti, gunung Sion adalah rumah perbendaharaan (tempat persediaan
makanan).
Dan dihari – hari terakhir banyak suku bangsa berduyun – duyun kesana, untuk
mencari firman pengajaran mempelai yang sanggup menyelesaikan masalah nikah –
nikah yang bermasalah di dunia ini, supaya akhirnya, terwujudnya hubungan nikah
rohani / tubuh dengan kepala menyatu.
Dampak positif membawa persepuluhan ke
dalam rumah perbendaharaan.
Maleakhi 3: 10
(3:10) Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku,
firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap
langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai
berkelimpahan.
Tuhan membuka tingkap-tingkap langit, selanjutnya
mencurahkan berkat-berkat sampai
berkelimpahan.
Kiranya Tuhan membuka tingkap-tingkap langit sehingga
kita memperoleh berkat berkelimpahan.
Sama seperti yang kita lakukan dalam kandang
penggembalaan ini, di mana kita menerbitkan firman Tuhan lewat media internet
maupun media cetak yang telah kita bagi-bagikan kepada hamba-hamba Tuhan dan
anak-anak Tuhan, mulai dari Sumatera sampai ujung Papua.
Ketika kita mengerjakan ini, kita harus mengerahkan
segenap kekuatan kita, hati, pikiran yang kita punya, sesuai dengan apa yang
Tuhan karuniakan, karena itu merupakan upah, seperti yang dikatakan oleh Rasul
Paulus.
Kembali saya katakan; Tuhan mengaruniakan hal ini bukan
untuk mempersulit, bukan untuk memberatkan kita.
Oleh sebab itu, diawali dengan membawa seluruh
persembahan persepuluhan ke dalam rumah perbendaharaan.
Kejadian 7: 11-12
(7:11) Pada waktu umur Nuh enam ratus tahun, pada bulan yang kedua, pada
hari yang ketujuh belas bulan itu, pada hari itulah terbelah segala mata air
samudera raya yang dahsyat dan terbukalah
tingkap-tingkap di langit.
(7:12) Dan turunlah hujan lebat
meliputi bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya.
Ketika tingkap-tingkap langit terbuka, Tuhan mencurahkan
hujan lebat / berkelimpahan.
Ketika
Tuhan mencurahkan hujan berkat sampai
berkelimpahan, nikah Nuh dan nikah ketiga anaknya tertolong, demikian juga dengan nikah – nikah di dunia ini.
Berbicara nikah, berarti berbicara hubungan antara tubuh
dengan kepala. Baik hubungan nikah jasmani maupun rohani, diberkati oleh Tuhan.
Membawa persembahan persepuluhan adalah suatu keharusan karena
itu
bukan aturan gerejawi, bukan aturan yang dibuat-buat oleh manusia
untuk memperkaya hamba Tuhan/gembala sidang dalam
kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.
Ulangan 16: 10-11
(11:10) Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah
negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan
benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur.
(11:11) Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang
bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang
mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit;
Tanah Kanaan yang dijanjikan oleh Tuhan mendapat air
sebanyak hujan yang turun dari langit = hidup oleh karena kemurahan/kasih karunia Tuhan.
Tanah Kanaan bentuknya bergunung-gunung dan lembah à kematian dan kebangkitan Yesus
Kristus = kasih karunia, kemurahan Tuhan.
Berarti, mendapat air sebanyak hujan turun dari langit =
dipelihara oleh karena kemurahan Tuhan.
Berbeda dengan Mesir; untuk mengairi benih yang ditabur,
harus diairi dengan jerih payah, jerih lelah, sebab mereka harus mengambil air
dan memikulnya untuk menyirami benih yang ditaburkan di ladang sayur mereka.
Ulangan 11: 12
(11:12) suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu,
tetap mengawasinya dari awal sampai akhir
tahun.
Negeri Kanaan dipelihara oleh Tuhan, tetap di dalam
pengawasan Tuhan dari awal sampai akhir tahun.
Sekali lagi saya katakan;
Mesir adalah ladang sayur. Sedangkan Kanaan adalah ladang
Tuhan; tempat kita bekerja melayani Tuhan, di situlah kita mendapatkan berkat
berkelimpahan, mendapat air sebanyak hujan turun dari langit.
Ulangan 11: 14
(11:14) maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan
akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu,
anggurmu dan minyakmu,
Tuhan menurunkan hujan
pada masanya, yaitu hujan awal
dan hujan akhir, untuk mengumpulkan
hasil
dari; gandum,
anggur dan minyak.
-
Gandum à firman Tuhan.
-
Anggur à kasih.
-
Minyak à Roh-El Kudus.
Hujan awal = kegerakan Roh Kudus hujan awal.
Hujan akhir = kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
Kegunaan dari hujan awal untuk menggarap tanah;
menggemburkan tanah menjadi tanah yang baik/tanah yang
subur,
untuk selanjutnya benih itu siap untuk ditaburkan.
Mari kita lihat; TANAH YANG HARUS DIGARAP/DIKERJAKAN.
Matius 13: 4-7
(13:4) Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai
habis.
(13:5) Sebagian jatuh di tanah yang
berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh,
karena tanahnya tipis.
(13:6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena
tidak berakar.
(13:7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak
itu dan menghimpitnya sampai mati.
Ada 3 jenis tanah yang harus digarap/dikerjakan;
YANG PERTAMA: tanah
yang di pinggir jalan.
Artinya
rohaninya;
Matius 13: 19
(13:19) Kepada setiap orang yang mendengar
firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak
mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati
orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
Mendengar firman
Tuhan tetapi tidak sampai mengerti. Jenis tanah yang seperti ini, harus digarap, dikerjakan, digemburkan untuk menjadi tanah yang baik/subur.
Kerugian kalau
tidak mengerti firman Tuhan yang didengar: roh jahat/penghulu di udara merampas
benih yang ditaburkan itu, sehingga keadaan orang itu berubah menjadi jahat.
Bagaimana dengan
kita; apakah mau mengerti firman Tuhan yang kita didengar atau
tidak?
Banyak penyebab
seseorang tidak mengerti firman yang didengar, antara lain; acuh tak acuh (sombong), pura-pura (munafik), dan lain sebagainya.
Mari kita lihat kerohanian yang dipinggir
jalan;
Markus 10:46
(10:46)
Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari
Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang
berbondong-bondong, ada seorang pengemis
yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di
pinggir jalan.
Bartimeus anak Timeus duduk dipinggir jalan
à kerohanian di
pinggir jalan., keadaannya;
- Ia
seorang pengemis / tukang minta – minta, arti rohaninya; mengharapkan uluran
tangan manusia, berarti tidak berharap uluran tangan Tuhan = hatinya jauh dari
Tuhan.
- Buta
berarti tinggal di dalam kegelapan.
Matius 6:22-23
(6:22) Mata
adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
(6:23 ) jika matamu
jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap,
betapa gelapnya kegelapan itu.
Mata adalah pelita tubuh,
berarti, kalau seseorang buta, ia berada di dalam kegelapan yang paling gelap =
seluruh anggota tubuh dikuasai dengan sijahat.
YANG KEDUA: Tanah
yang berbatu-batu = tanah yang tipis
Benih yang ditaburkan
di tanah yang berbatu - batu, ia segera tumbuh tetapi tidak berakar, karena tanahnya tipis.
Arti rohaninya;
Matius 13: 20-21
(13:20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan
gembira.
(13:21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang
penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.
Mendengar firman
Tuhan dan segera menerimanya dengan gembira tetapi tidak kuat terhadap aniaya
karena firman, itulah sengsara salib (tidak berakar). Orang yang semacam ini
mudah sekali murtad.
Tanah yang berbatu – batu menggambarkan orang
yang keras hati.
Kekerasan hati adalah penyembahan berhala
sebab orang yang keras hati adalah orang yang selalu mempertahankan kebenaran
diri sendiri.
Ini adalah salah
satu tanah yang harus digarap, dikerjakan, digemburkan.
YANG KETIGA: Tanah
yang ditumbuhi dengan semak duri.
Benih yang
ditaburkan di semak duri, akan terhimpit apabila semak duri itu semakin besar.
Arti rohaninya;
Matius 13: 22
(13:22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar
firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak
berbuah.
Kekuatiran dunia
dan tipu daya kekayaan menghimpit firman Tuhan itu sehingga
benih firman Tuhan itu tidak bertumbuh, tidak berakar
dan tidak berbuah.
Jadi,
ada dua hal yang menghimpit benih itu, yaitu;
1.
Kekuatiran dunia.
Matius 6:31-32
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu,
bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Kekuatiran manusia duniawi adalah kuatir atas apa yang akan dimakan, diminum
dan dipakai.
Sesungguhnya orang yang kuatir adalah orang yang tidak mengenal Allah =
bangsa – bangsa lain = antikris, dikuasai roh jual beli.
Matius 6:33
(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu.
Yang terpenting adalah mencari kerajaan
Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan.
Ditambahkan berarti; segala yang masih
kurang akan dipenuhkan.
Mencari kerajaan Allah berarti mencari dan
memperhatikan perkara – perkara di atas, perkara – perkara rohani, yaitu ibadah
dan pelayanan.
Matius 6:34
(6:34) Sebab itu
janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya
sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari, sedangkan kesusahan hari esok, untuk
hari esok (kesusahannya sendiri). Oleh sebab itu, jadilah bijaksana dengan kata
lain; ”carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan.”
Selanjutnya, Matius 6:27
dikatakan; “Siapakah di antara kamu yang
karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?.”
2. Tipu daya kekayaan.
1 Timotius 6:9
(6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke
dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan,
yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan
dan kebinasaan.
Keinginan untuk kaya, terjatuh ke dalam
pencobaan, ke dalam jerat, ke dalam berbagai – bagai nafsu yang hampa. Sesungguhnya tiga hal
itu mencelakakan, menenggelamkan manusia, ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
Kesimpulannya: ada 3 jenis tanah yang digarap/dikerjakan,
digemburkan untuk menjadi tanah yang baik/subur, untuk selanjutnya benih siap
untuk ditaburkan. Ketiga jenis tanah tersebut antara lain; tanah yang di
pinggir jalan, tanah yang berbatu-batu (tanahnya tipis), tanah yang ditumbuhi
dengan semak duri.
Kegunaan hujan akhir: memberi pertumbuhan yang baik kepada benih yang ditaburkan ditanah yang baik.
Matius 13: 23
(13:23) Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena
itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat,
ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Tanah yang baik/tanah yang subur ialah orang yang
mendengar firman Tuhan dan mengerti sehingga benih yang ditaburkan itu menghasilkan
buah,
ada 100 kali lipat, 60 kali lipat, 30 kali lipat.
Ulangan
32:2
32:1.
"Pasanglah telingamu, hai langit, aku mau berbicara, dan baiklah bumi
mendengarkan ucapan mulutku.
32:2 Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan
renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus
hujan ke atas tumbuh-tumbuhan.
Mendengarkan
ucapan mulut Tuhan / pengajaran yang keluar dari mulut Tuhan menitik laksana
hujan, menetes laksana embun, untuk membasahi tanah.
Lebih
jauh kita lihat;
-
Laksana
hujan renai ke atas tunas muda.
-
Laksana
dirus hujan ke atas tumbuh – tumbuhan.
Arti
dua hal itu; pengajaran firman Tuhan itu memahami kondisi / memahami setiap
hati orang yang mendengarkannya untuk memberi pertumbuhan.
Sekarang
kita akan melihat
Keterangan:
buah 100 kali lipat.
Matius 19: 29
(19:29) Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya
laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa
atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali
lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.
Buah 100 kali lipat = memperoleh hidup yang kekal.
Untuk memperoleh hidup yang kekal, mereka harus meninggalkan,
antara lain;
1.
Meninggalkan rumahnya.
Berarti,
meninggalkan kehidupannya.
Rumah Tuhan = kehidupan manusia, tubuh
manusia.
2.
Meninggalkan saudaranya
laki-laki, saudaranya perempuan à manusia/daging.
Berarti,
meninggalkan
/ melepaskan / tidak menuruti hawa nafsu dan
keinginan daging.
3.
Meninggalkan bapa
atau ibunya.
Menggambarkan kehidupan yang tergembala
dengan baik.
Bapa dan ibu gambaran dari gembala sidang
di dalam satu kandang penggembalan.
Tugas dari gembala
(bapa/ibu rohani) adalah mendidik, mengasuh
dan merawat.
Kesimpulannya;
meninggalkan bapa/ibunya, berarti menerima didikan, memberi diri diasuh dan
dirawat oleh bapa/ibu rohani, sebagai gembala sidang.
4.
Meninggalkan anak-anaknya.
Meninggalkan anak-anak
= melakukan kehendah Allah Bapa (Matius
12: 47-50).
5.
Meninggalkan Ladangnya à pekerjaan.
Jangan sampai
kita meninggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena pekerjaan.
Pendeknya; untuk memperoleh hidup yang kekal, terlebih
dahulu meninggalkan 5
perkara di atas tadi, yaitu;
kehidupan manusia = tidak mempertahankan hidupnya.
Persamaan MENINGGALKAN KEHIDUPANNYA ...
Matius 16: 25
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang
mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut
Aku.
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya;
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya
karena Aku, ia akan memperolehnya.
Meninggalkan kehidupan sama artinya menyangkal diri dan
memikul salibnya = kehilangan nyawanya karena salib, karena mengikut Tuhan = rela
mati untuk Tuhan.
Matius 16: 26
(16:26) Apa gunanya seorang memperoleh
seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat
diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Dengan tegas Yesus Kristus berkata: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan
nyawanya?” = tidak
hidup kekal.
Matius 16: 28
(19:28) Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta
kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas
takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
Selanjutnya mereka yang meninggalkan kehidupannya memperoleh
kedudukan yang tinggi yaitu duduk di atas 12 takhta
untuk menghakimi dua
belas suku Israel.
Pekerjaan dari hakim adalah untuk memberi keadilan dan
kebenaran, namun supaya hal itu terwujud, segala dosa kejahatan dan dosa kenajisan harus didakwa/dihakimi dengan tegas.
Keterangan: buah 60 kali lipat.
Kejadian 25: 24-26
(25:24) Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di
dalam kandungannya.
(25:25) Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti
jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau.
(25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab
itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun
pada waktu mereka lahir.
Buah 60 kali lipat, berarti; menerima hak kesulungan, sama seperti Yakub
memegang tumit Esau.
Adapun hak kesulungan itu adalah ibadah dan pelayanan
yang Tuhan percayakan.
Pada saat Esau dan Yakub lahir, Ishak berumur 60 tahun.
Jadi,
saya tidak ragu mengatakan, bahwa buah 60 kali lipat artinya
menerima hak kesulungan.
Kejadian 25: 30; Esau menjual hak
kesulungannya kepada Yakub hanya karena sepiring sop kacang merah. Berarti
dalam hal ini Esau tidak menghargai hak kesulungannya, sebaliknya Yakub sangat
membutuhkan hak kesulungan itu, sehingga bagi dia sepiring kacang merah tidak
berarti dibanding dengan hak kesulungan.
Keluaran
4:22-23
4:22
Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;
4:23 sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah
anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak
membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung."
Tuhan
membebaskan bangsa Israel dari tanah Mesir, tanah perbudakan, untuk dibawah ke
tanah Kanaan, tanah perjanjian untuk beribadah kepada Tuhan Allah mereka.
Jadi,
ibadah pelayanan itu adalah hak kesulungan, dan Tuhan sendiri mengakui dan
berakata kepada Musa bahwa Israel (Yakub) adalah anak sulung bagi Allah.
Sedangkan
orang yang tidak menghargai hak kesulungan akan mengalami kematian anak sulung orang-orang
Mesir, juga Esau, tidak menghargai hak kesulungan.
Keterangan: buah 30 kali lipat.
Lukas 3: 21-23
(3:21) Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga
dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit
(3:22) dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan
terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi,
kepada-Mulah Aku berkenan."
(3:23) Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang,
Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,
Yesus memulai pelayanan-Nya setelah Ia dibaptis
pada umur 30 tahun = babak baru dalam kehidupan yang baru.
Baptisan = permandian air.
Berbicara
baptisan berarti berbicara 3 hal;
-
disucikan setelah dimandikan oleh
air firman Tuhan.
-
tanda pengalaman kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus.
-
pembaharuan = manusia baru.
Perlu kita perhatikan di sini;
Ketika Yesus dibaptis dan Ia sedang berdoa; “terbukalah langit”.
Ketika tingkap-tingkap langit terbuka, Tuhan menurunkan hujan dengan limpah sesuai dengan masanya, itulah hujan awal dan hujan
akhir.
Yohanes
pembabtis menunjuk kegerakan Roh Kudus hujan awal.
Yesus
Kristus menunjuk kegerakkan Roh Kudus hujan akhir.
Lamanya Tuhan menurunkan hujan.
Imamat 26: 3-5
(26:3) Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada
perintah-Ku serta melakukannya,
(26:4) maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu
memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya.
(26:5) Lamanya musim mengirik bagimu
akan sampai kepada musim memetik buah anggur
dan lamanya musim memetik buah anggur akan
sampai kepada musim menabur. Kamu akan makan makananmu sampai kenyang dan
diam di negerimu dengan aman tenteram.
Tuhan akan menurunkan hujan pada masanya, itulah hujan
awal dan hujan akhir untuk memberi hasil dari buah pohon-pohonan di ladang.
Kemudian, lamanya Tuhan menurunkan hujan; dimulai dari
musim mengirik sampai kepada musim memetik buah anggur, dan lamanya musim
memetik buah anggur adalah sampai kepada musim menabur.
Berarti, Tuhan menurunkan hujan untuk selama-lamanya,
tidak ada henti-hentinya
= dari awal sampai akhir.
Bayangkan, setelah mengirik, kemudian sampai memetik buah
anggur. Dari memetik buah anggur kemudian sampai kepada menabur benih. Ini
menunjukkan bahwa kemurahan Tuhan tidak berkesudahan.
Buah pohon-pohonan à Roh EL Kudus.
Musim mengirik à firman Tuhan sebagai kebenaran yang menguduskan.
Buah anggur à kasih Allah.
Kesimpulannya; Roh
Kudus terus bekerja memimpin kita dalam seluruh kebenaran, menghibur dan
memberi kekuatan kepada kita dalam ibadah pelayanan untuk selama-lamanya.
Kemudian, kebenaran firman Tuhan
menjadi bagian kita = firman Tuhan mendarah daging. Kalau firman Tuhan mendarah
daging, maka penuh kasih karunia dan kebenaran.
Selanjutnya kasih
Allah tinggal di dalam kita untuk selama-lamanya, kita tidak akan keluar
dari sana untuk selama-lamanya, sesuai dengan Yohanes 15: 9, "Seperti
Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah
di dalam kasih-Ku itu.
Syarat mempertahankan semua itu.
Imamat 26: 3
(26:3) Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada
perintah-Ku serta melakukannya,
Ulangan 11: 13-14
(11:13) Jika kamu dengan sungguh-sungguh
mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga
kamu mengasihi TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu,
(11:14) maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal
dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan
minyakmu
Syaratnya;
- Sungguh-sungguh
mendengar firman Tuhan yang disampaikan sebagai
bukti bahwa kita mengasihi Tuhan.
Didalam
Yohanes 15:10 dikatakan; “Jikalau kamu menuruti
perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah
Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya”
Mendengar firman Tuhan yang disampaikan dan
melakukannya, menunjukkan bahwa seseorang hidup bukan karena roti makanan, melainkan
dia hidup dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah = ia mengasihi
Tuhan.
-
Beribadah kepada-Nya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa.
Dalam ibadah ada
aktivitas
/ tugas
pelayanan yaitu; mempersembahkan korban
dan segala
sesuatunya kepada Tuhan di
tengah-tengah ibadah pelayanan itu sendiri.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment