IBADAH RAYA MINGGU, 20 JULI 2014
Tema: JEMAAT
DI FILADELFIA (dari Wahyu 3: 7-13)
(Seri 11)
Subtema: MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH BAPA.
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh
karena kemurahan Tuhan, kita diperkenankan untuk beribadah melayani Tuhan,
lewat Ibadah raya Minggu. Biarlah kiranya kehadiran kita malam hari ini tidak
menjadi sia-sia, karena Tuhan mau menyatakan kasih-Nya kepada kita sekaliannya.
Itu
sebabnya, biarlah kita merendahkan diri serendah-rendahnya untuk mendengarkan
firman Tuhan, dan tidak ada satu pun yang menghalangi kita untuk menerima
pembukaan rahasia firman Tuhan.
Kita
kembali memperhatikan sidang jemaat di Filadelfia dari kitab Wahyu 3: 7-13.
Namun
kita hanya membaca ayat 8 saja.
Wahyu
3: 8
(3:8)
Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku
telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku
tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak
menyangkal nama-Ku.
Di sini Tuhan
mengatakan: “Aku
telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun”.
Diawali pada ayat 7, dimana Tuhan memegang kunci Daud berarti: Tuhan membuka pintu Kerajaan Sorga bagi sidang jemaat
di Filadelfia, yang disebut juga dengan pintu kasih
karunia / kemurahan sehingga
dengan demikian pintu maut tertutup bagi sidang jemaat di Filadelfia.
Jadi "apabila Ia membuka,
tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka”, seorangpun tidak ada yang dapat membukanya, bahkan setan sekalipun.
Jemaat di
Filadelfia adalah satu dari tujuh sidang jemaat yang ada di Asia Kecil yang diselidiki, dikoreksi oleh
Tuhan, itu sebabnya, setelah dikoreksi, pada awal dari ayat 8 ini Tuhan
berkata: “Aku tahu segala
pekerjaanmu”.
Jadi, Tuhan
melihat, mengetahui pekerjaan dari sidang jemaat di Filadelfia, termasuk
keberadaan kita malam hari ini, Tuhan mengetahuinya.
Kekurangan/kesalahan yang terdapat pada sidang jemaat di Filadelfia ini
tidak terlalu mencolok, sehingga ada perbedaan dari sidang jemaat di Filadelfia
dengan sidang jemaat yang lain.
Untuk sidang
jemaat di Filadelfia, Tuhan tidak ragu-ragu berkata: “Aku telah membuka pintu bagimu”, karena Tuhan mengetahui persis keberadaan sidang
jemaat di Filadelfia.
Sekarang
pertanyaannya, bagaimana dengan keberadaan kita?
Sesungguhnya
kekuatan sidang jemaat di
Filadelfia tidak seberapa, namun mereka memiliki 2 kelebihan yang sangat
menentukan sekali sehingga Tuhan membuka pintu Kerajaan Sorga
bagi mereka.
Kelebihan
sidang jemaat di Filadelfia.
YANG PERTAMA: MENURUTI
FIRMAN TUHAN.
Menuruti firman
Tuhan, berarti; seseorang hidup oleh Firman, tidak hidup oleh karena yang
lain-lain.
Sebagaimana
dalam Injil Matius 4, Yesus adalah Firman yang menjadi manusia, Firman mendarah
daging, Dia menuruti apa yang menjadi kehendak Allah, Dia hidup oleh Firman.
Matius 4: 3-10
(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata
kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini
menjadi roti."
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap
firman yang keluar dari mulut Allah."
(4:5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan
menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
(4:6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak
Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia
akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di
atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
(4:7) Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang
sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan
kemegahannya,
(4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan
kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
(4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah,
Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Yesus adalah firman Allah, firman yang
menjadi manusia (Yohanes 1:14), berarti,
Dia hidup
oleh firman; Dia tidak hidup dari roti makanan, Dia tidak hidup dari posisi, kedudukan/jabatan
yang tinggi, Dia tidak hidup oleh kerajaan dunia dan
kemegahan, kemewahan yang ada di dalam dunia ini.
Itu sebabnya
setiap kali Iblis / Setan menawarkan 3 perkara
tersebut, Yesus selalu menjawab
dengan: “Ada tertulis”, menunjukkan
bahwa Yesus hidup oleh Firman.
-
Tidak salah
kalau ada roti makanan, tetapi hidup bukan untuk makan, melainkan makan untuk
hidup.
-
Dan tidak salah
kalau seseorang berada di posisi yang tinggi, tetapi jangan coba-coba
menjatuhkan diri dalam berbagai-bagai dosa, sebab siapapun tidak bisa menolong,
bahkan malaikat pun tidak bisa menatang.
-
Juga tidak
salah kita berada di dunia ini, tetapi jangan hidup di
dalam kerajaan dan kemegahan dunia.
Kalau hidup
oleh karena firman, maka seseorang hanya menyembah kepada Allah yang hidup / terlepas dari
penyembahan berhala.
Demikian halnya
Samuel yang masih muda belia, ia tidak membiarkan satupun
dari Firman itu gugur.
1 Samuel 3: 19
(3:19) Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan
tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang
dibiarkan-Nya gugur.
Samuel tidak
membiarkan satupun dari firman Tuhan itu gugur dari hidupnya, ia
menuruti semua firman Tuhan, berarti dalam hal ini Samuel hidup oleh Firman.
Sesungguhnya
kalau kita perhatikan dari ayat sebelumnya, Samuel tidak mendapat pelajaran
dari imam Eli karena imam Eli tidak dapat mengajarkan firman kepada Samuel.
Ada 2 fakta
bahwa imam Eli tidak sanggup mengajarkan firman Tuhan kepada Samuel;
1.
Matanya sudah kabur,
ia tidak bisa membaca hukum Musa dan kitab para nabi untuk selanjutnya
disampaikan kepada Samuel.
Berarti, kalau berada dalam kegelapan, seseorang tidak
sanggup mengajar,
menyampaikan firman
Tuhan.
2.
Dua anaknya, Hofni dan Pinehas hidup di dalam ketidaksucian
oleh karena dosa
kenajisan
1 Samuel 3: 1-2
(3:1) Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah
pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN
jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering.
(3:2) Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan
tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya.
Pada masa itu
firman Tuhan jarang sekali disampaikan, kemudian penglihatan-penglihatan pun
tidak sering, tetapi ada kelebihan dari pribadi Samuel.
Samuel adalah
seorang pribadi yang masih muda belia namun ia seorang yang
dengar-dengaran,
sekalipun imam Eli tidak mengajarkan firman Tuhan kepadanya.
1 Samuel 3: 4-8
(3:4) Lalu TUHAN memanggil: "Samuel! Samuel!",
dan ia menjawab: "Ya, bapa."
(3:5) Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya:
"Ya, bapa, bukankah bapa memanggil
aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah
kembali." Lalu pergilah ia tidur.
(3:6) Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun
bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata:
"Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali."
(3:7) Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum
pernah dinyatakan kepadanya.
(3:8) Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk
ketiga kalinya. Ia pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya:
"Ya, bapa, bukankah bapa memanggil
aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa TUHANlah yang memanggil anak itu.
Sekalipun
Samuel tidak mendapat pelajaran firman dari imam Eli, tetapi dia adalah pribadi
yang dengar-dengaran.
Tiga kali Tuhan
memanggil Samuel, dan dia segera menjawab: “Ya,
bapa”.
-
Panggilan yang
pertama dia menjawab: “Ya, bapa”,
selanjutnya ia menghampiri imam Eli, namun imam Eli berkata: “Aku
tidak memanggil; tidurlah kembali”.
-
Panggilan yang
kedua dia kembali menjawab: “Ya, bapa”,
lalu menghampiri imam Eli, namun imam Eli kembali berkata: “Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah
kembali.”
-
Dan untuk yang
ketiga kali Tuhan memanggil Samuel, dan ia kembali menjawab dengan jabawan yang
sama: “Ya, bapa”, dan kembali
menghampiri imam Eli, maka imam Eli mengetahui bahwa Tuhanlah yang memanggil
dia.
Sesunguhnya,
kalau menggunakan logika, seseorang akan jengkel, tetapi di sini kita melihat, Samuel
selalu menjawab dengan: “Ya Bapa”.
Artinya; tidak
ada rasa jengkel sekalipun ia dipanggil berkali-kali, dan ketika ia menjawab “Ya, Bapa” dan menghampiri imam Eli,
justru disuruh kembali tidur.
2 Korintus 1:17-19
(1:17) Jadi, adakah aku bertindak serampangan
dalam merencanakan hal ini? Atau adakah aku membuat rencanaku itu menurut
keinginanku sendiri, sehingga padaku serentak terdapat "ya" dan
"tidak"?
(1:18) Demi Allah yang setia, janji kami kepada
kamu bukanlah serentak "ya" dan "tidak".
(1:19) Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang
telah kami beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan
Timotius, bukanlah "ya" dan "tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya".
Paulus
mengatakan di dalam Kristus, hanya ada: “ya”, berarti tidak serampangan, artinya di dalam Tuhan
bukan “ya” dan “tidak”.
Rasul Paulus tidak serampangan dalam hal
bertindak di tengah – tengah ibadah pelayananya kepada Tuhan, segala sesuatunya
tetap berada di dalam rencana Allah, di dalam ketentuan Allah.
1 Korintus 1:20
(1:20) Sebab Kristus
adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk
memuliakan Allah.
Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah, sebab di dalam Kristus terdapat
seluruh kepenuhan Allah, sehingga oleh Dia kita (umat Tuhan), mengatakan “Amin” untuk memuliakan Allah.
Amin adalah bahasa Ibrani yang memberi
arti; pasti, sungguh, benar.
1 Samuel 3: 9-10
(3:9) Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel:
"Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah,
TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia
di tempat tidurnya.
(3:10) Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan
memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel
menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini
mendengar."
Tuhan kembali memanggil Samuel dan Samuel
menjawab; "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar."
Mendengar ucapan yang keluar dari mulut
Allah = dengar – dengaran.
Samuel yang masih muda dengar – dengaran
terhadap ;
-
Samuel dengar – dengaran terhadap
Tuhan à Bapa di
Surga.
-
Samuel dengar – dengaran terhadap
Imam Eli à bapa
rohani.
-
Samuel dengar – dengaran terhadap
orang tuanya à bapa
jasmani
Kesimpulannya ; tubuh, jiwa, roh Samuel
adalah tubuh, jiwa roh yang dengar – dengaran.
Kalau hanya tubuh yang mendengar, tetapi
jiwa (mencakup hati, pikiran, perasaan) dan roh tidak mendengar = orang
munafik, sebab tubuh mendengar, tetapi hati jauh dari Tuhan.
1 Samuel 3:
11-12
(3:11) Lalu berfirmanlah
TUHAN kepada Samuel: "Ketahuilah, Aku akan melakukan sesuatu di
Israel, sehingga setiap orang yang mendengarnya, akan bising kedua telinganya.
(3:12) Pada waktu itu Aku
akan menepati kepada Eli segala yang telah Kufirmankan tentang keluarganya,
dari mula sampai akhir.
Tuhan memberitahukan seluruh rencana Allah
tentang keluarga imam Eli kepada Samuel, sebab Tuhan akan menepati kepada imam Eli
segala yang telah difirmankan tentang keluarganya, menunjukkan bahwa Samuel
adalah orang yang berkenan kepada Tuhan. Sebaliknya, kalau Tuhan tidak
berbicara langsung kepada imam Eli, itu karena Tuhan tidak berkenan kepadanya,
sekalipun ia adalah seorang imam.
Berarti kita dapat mengambil suatu
kesimpulan; bahwa Tuhan berbicara kepada orang yang berkenan kepada – Nya.
1 Samuel 3:13-14
(3:13) Sebab telah Kuberitahukan kepadanya,
bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah
diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah
menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!
(3:14) Sebab itu Aku telah bersumpah kepada
keluarga Eli, bahwa dosa keluarga Eli takkan
dihapuskan dengan korban sembelihan atau dengan korban sajian untuk
selamanya."
Tuhan tidak berkenan kepada imam Eli,
karena sekalipun imam Eli mengetahui bahwa kedua anaknya telah menghujat Allah,
tetapi ia tidak memarahi mereka.
Adapun kejahatan kedua anak imam Eli
adalah;
- Memandang rendah korban untuk Tuhan.
- Hidup dengan perempuan – perempuan
yang melayani di depan kemah pertemuan (1
Samuel 2:11-26).
Oleh Karena kejahatan keluarga imam Eli,
Tuhan tidak akan menghapuskan dosa keluarga imam Eli, sekalipun dengan membawa
korban penghapus dosa.
1 Samuel 3: 11
(3:11) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel:
"Ketahuilah, Aku akan melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap orang
yang mendengarnya, akan bising kedua
telinganya.
Orang yang mendengar pernyataan Tuhan
tentang keluarga imam Eli, akan bising kedua telinganya, artinya; berita yang
didengar adalah berita yang mengejutkan, menggemparkan.
Dan akhirnya
...
1 Samuel 3: 20
(3:20) Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai
Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan
nabi TUHAN.
Akhirnya
seluruh Israel mengetahui mulai dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel
telah dipercayakan jabatan nabi Tuhan.
Tuhan tidak pernah salah dalam memilih seseorang, dalam hal memberikan
jabatan – jabatan dan karunia – karunia roh kepada seseorang.
Betapa Tuhan
berkemurahan kepada Samuel, Tuhan mempercayakan suatu tanggung jawab yang besar
di atas pundaknya, dan akhirnya seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba datang
kepada Samuel untuk menerima keputusan hukum, sebab Samuel sekaligus tampil
sebagai hakim, dia yang menentukan, dia yang memutuskan hak-hak bagi orang
Israel.
Nabi juga
memutuskan, menghakimi dosa, sehingga dengan demikian kita memperoleh keadilan
dan kebenaran dari Tuhan. Jadi, kebenaran dan keadilan diterima setelah hakim
memberi keputusan, menghakimi dosa.
Bukan dunia ini
yang menentukan hidup kita, bukan roh jahat roh najis yang menentukan hidup
kita, bukan daging dengan segala hawa nafsu yang menentukan hidup kita,
Tuhanlah yang menentukan hidup, nasib, masa depan kita.
Kelebihan
sidang jemaat di Filadelfia.
YANG KEDUA: SIDANG
JEMAAT DI FILADELFIA TIDAK MENYANGKAL NAMA TUHAN
Berarti,sangkal diri dan pikul salib.
Menyangkal diri dan memikul salibnya sangat menentukan
masa depan seseorang.
Matius 16: 24
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang
mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut Aku.
Syarat untuk mengikuti Tuhan:
- Menyangkal dirinya
Berarti,
menyangkal segala sesuatu yang ada di dalam diri sendiri
Misalnya;
keangkuhan, harga diri, kesombongan, kekerasan hati, kebenaran diri sendiri,
merasa diri bisa, merasa lebih baik, merasa mampu, termasuk egosentris
(kepentingan diri sendiri), itu semua harus diasngkal, dengan kata lain tidak
bermegah atas diri sendiri.
Kalaupun
seseorang memiliki, memperoleh sesuatu hal, baik jasmani ataupun rohani, anggap
saja itu bonus yang dipercayakan kepada kita, yang tidak perlu dimegahkan,
tidak perlu merasa diri hebat, hanya perlu sangkal diri saja.
2 Korintus 12: 2-4
(12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas
tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh,
aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
(12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam
tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya --
(12:4) ia tiba-tiba
diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang
tidak boleh diucapkan manusia.
Rasul Paulus
memberitahukan keberadaannya kepada sidang jemaat di Korintus setelah 14 tahun melayani Tuhan; ketika itu, dia diangkat ketingkat tiga yang disebut juga Firdaus.
Penyataan hebat yang dialami oleh Rasul Paulus yang tidak pernah dialami oleh
siapapun, tetapi sekalipun demikian, ia tidak bermegah atas penyataan-penyataan
itu, selain oleh kelemahannya.
Adakah kita
menyangkal diri, menyangkal segala sesuatu yang ada di dalam diri
sendiri? Ingat; kalau kita dipakai, semua karena kemurahan Tuhan.
Kita lihat;
ORANG YANG TIDAK BERMEGAH DALAM KELEBIHAN-KELEBIHAN
2 Korintus 12: 6
(12:6) Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan
diriku, supaya jangan ada orang yang
menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang
mereka dengar dari padaku.
Rasul Paulus
tidak mau bermegah atas kelebihan-kelebihannya, sebab ia tahu kebenaran, dan ia
tidak mau melakukan kebodohan, yaitu bermegah atas diri sendiri. Sebaliknya, ia
menahan diri supaya jangan ada orang yang memperhitungkan itu baginya.
2 Korintus 12: 7
(12:7) Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena
penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan
Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan
meninggikan diri.
Supaya Rasul
Paulus tidak meninggikan diri oleh karena penyataan yang hebat itu, maka Tuhan
mengijinkan duri dalam daging Rasul Paulus. Duri dalam daging à pergumulan-pergumulan.
Banyak
pergumulan yang terjadi di atas muka bumi ini yang menimpa anak-anak Tuhan.
Firman Tuhan
berkata kepada kita, semua itu diijinkan oleh Tuhan, supaya kita jangan meninggikan diri.
2 Korintus 12: 8-9
(12:8) Tentang hal itu aku sudah
tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.
(12:9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih
karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi
sempurna." Sebab itu terlebih suka aku
bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
Sesungguhnya
Rasul Paulus memohon kepada Tuhan sebanyak 3 kali supaya duri dalam daging itu
segera dicabut/diambil dari padanya, tetapi Tuhan mau menyatakan kasih karunia-Nya
kepada Rasul Paulus.
Dalam hal ini,
Rasul Paulus menyadari bahwa itu merupakan kasih karunia, hingga akhirnya dia
menyerah dan berkata: “terlebih suka aku
bermegah atas kelemahanku”.
Setelah berkata:
“terlebih suka aku bermegah atas
kelemahanku”, selanjutnya Rasul Paulus berkata: “supaya kuasa Kristus turun menaungi aku”.
Salib Kristus
adalah kasih karunia, naungan yang teguh bagi anak-anak Tuhan, jangan berlindung selain dibalik salib Kristus.
Percayalah,
salib Kristus adalah naungan yang teguh bagi anak-anak Tuhan, memang salib itu berat
dan sakit bagi daging, tetapi sangat menyenangkan
hati Tuhan.
2 Korintus 12:
10
(12:10) Karena itu aku senang dan rela di dalam
kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan
kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku
lemah, maka aku kuat.
Selanjutnya, semua
pergumulan-pergumulan menjadi kesenangan bagi Rasul Paulus, dan menjadi kerelaan di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam
kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus.
Kemudian Rasul
Paulus berkata: “jika aku lemah, maka aku
kuat”.
Kekuatan itu adalah ketika kita berlindung, bernaung di
bawah salib Kristus.
Jangan
berlindung kepada apa yang ada di atas muka bumi ini, sebab semua itu sifatnya sementara.
1 Petrus 1: 24 berkata: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan
segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga
gugur”.
Biarlah kiranya
oleh karena kemurahan Tuhan, kita dimampukan untuk menyangkal diri, menyangkal
segala sesuatu yang ada di dalam diri, apapun itu bentuknya, supaya kita dapat
menyenangkan hati Tuhan dan kita hidup oleh karena kasih karunia.
-
Memikul salibnya
Disini dikatakan memikul salibnya, mengapa
tidak dikatakan memikul salib Kristus, yang walaupun pengertiaannya sama?
Apa salibnya?
Salib adalah segala sesuatu yang Tuhan berikan yang harus dipikul di atas pundak, sebagai kebenaran yang sejati, antara lain; Tuhan
memberikan ibadah, Tuhan mempercayakan tugas pelayanan di tengah-tengah ibadah
itu sendiri, Tuhan mempercayakan karunia – karunia roh dan jabatan-jabatan, Tuhan memberikan firman pengajaran mempelai, Tuhan
memberikan kandang penggembalaan, Tuhan
memberikan segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah dan pelayanan, yang
harus ditanggung /
dipikul di atas pundak, sebagai kebenaran yang sejati.
Jadi, apa yang
Tuhan berikan, jangan dilempar, jangan dibuang, jangan diabaikan begitu saja,
jangan dilepaskan. Tuhan memberikan firman-Nya, Tuhan memberikan Roh-Nya, Tuhan
memberikan kasih-Nya, pikullah itu sebagai kebenaran yang sejati.
Berarti, memikul salibnya = mengorbankan dirinya untuk Tuhan.
Kalau umpamanya
seorang guru sekolah minggu tidak bertanggung jawab atas pos sekolah minggu
yang dipercayakan, maka orang lain (secara khusus anak-anak sekolah minggu), yang menjadi korban dari seorang yang tidak bertanggung jawab.
Tuhan percayakan
seseorang untuk melayani sebagai seorang pemimpin pujian, pikullah itu, jangan
bermain-main dalam memimpin pujian, sebagai pemain musik, pikullah itu, harus
ada kerja sama yang baik.
Jangan memikul
sesuatu yang tidak ada artinya, sehingga menjadi beban dan membuat seseorang
menjadi susah.
Seringkali hal itu terjadi, menimpa anak-anak Tuhan;
memikul sesuatu yang tidak artinya hingga akhirnya menjadi beban, termasuk
kekuatiran dan kenajisan dalam hati.
Kita membuang salib
/ memikul yang lain, sehingga orang-orang yang
disekitar kita menjadi korban, padahal salib itu menyelamatkan semua
orang.
Seharusnya
ketika kita memikul salib, hati, pikiran, perasaan kitalah yang menjadi korban, bukan orang lain. Andaikata kita mau
berkorban karena
memikul salib, maka orang lain akan tertolong.
Saudaraku,
jangan membuang salib begitu saja, pikullah terus, sekalipun sakit dan berat,
tetapi itu adalah keharusan, sebagai salah satu syarat utama untuk mengikut
Tuhan.
Matius 11: 28-29
(11:28) Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu.
(11:29) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu
akan mendapat ketenangan.
Ketika kita
memikul kuk
/ ketika kita memikul segala sesuatu yang diberikan, dipercayakan oleh Tuhan, justru disitu kita mendapatkan kelegaan, kepuasaan
batiniah, termasuk diberikan ketenangan jiwa.
· Segala sesuatu yang ada di dunia,
termasuk arus dan pengaruhnya hanya menghanyutkan anak-anak Tuhan dan membawa
pada kematian rohani.
· Daging dengan segala hawa nafsu
dan keinginannya sepertinya memberi ketenangan, tetapi tidaklah demikian.
· Roh jahat dan roh najis sepertinya
menyukakan hati, memberi kelegaan dalam pikiran, tetapi tidaklah demikian,
sebaliknya berujung dengan ratap tangis dan
dukacita.
Tetapi jika
memikul kuk, memikul salib, di situ ada kelegaan kepuasan + Tuhan memberikan
ketenangan jiwa.
Jangan turuti
yang sifatnya kamuflase, bayangan kosong yang tidak mungkin dilakukan dan tidak
mungkin dinikmati di hadapan Tuhan.
Amsal 3: 5-8
(3:5) Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
(3:6) Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan
meluruskan jalanmu.
(3:7) Janganlah engkau
menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah
kejahatan;
(3:8) itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan
menyegarkan tulang-tulangmu.
Jangan bersandar dengan pengertian sendiri,
jangan menganggap diri sendiri bijak, itu harus dilepas, dibuang / jangan
dipikul! Dan itulah yang menyembuhkan tubuh dan menyegarkan tulang – tulang.
Yesus Kristus
disebut Anak Domba Allah, karena Dia harus disembelih, berarti;
menanggung penderitaan di atas kayu salib /pikul salib. Dan ketika Dia
menanggung penderitaan di atas kayu salib, Ia menutup mulut-Nya
/ tidak bersungut - sungut ,
tidak berbantah-bantah. Kemudian oleh karena satu korban, seisi dunia tertolong, dimulai dari penciptaan semula sampai
sekarang, dengan jumlah jiwa yang
tidak terhitung banyaknya.
Oleh sebab itu,
berkali-kali saya sampaikan; jangan buang salib, apa yang Tuhan berikan, pikul
saja.
Jadi, hanya di
dalam Kristus dengan memikul salibn-Nya, ada jalan
keluar dari setiap masalah yang dihadapi.
Selanjutnya,
Tuhan memberi KETENANGAN JIWA.
Beberapa
kelebihan – kelebihan orang yang tenang:
·
1 Petrus 4: 7
(4:7) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Orang yang
tenang adalah orang yang dapat menguasai diri, dan orang yang menguasai diri
dapat fokus melangsungkan hubungan intim dengan Tuhan lewat doa, yang adalah kelanjutan hidup secara rohani.
Jadi, doa adalah
nafas hidup, kelangsungan hidup saya dan saudara.
Kalau tidak
tenang, tidak ada penguasaan diri, seseorang tidak dapat menaikkan doa-doa
kepada Tuhan.
Kalau seseorang
jauh dari doa penyembahan, lihat pelayanannya, lihat sikapnya, lihat caranya
mendengar firman Tuhan, tidak terlihat kelangsungan hidup rohani.
·
Yesaya 30: 15-16
(30:15) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel:
"Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak
kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
Yesaya 30: 16
(30:16) kamu berkata: "Bukan, kami mau
naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu
pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas,"
maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.
Dalam tinggal
tenang dan percaya, di situlah letak kekuatan seseorang.
Tidak ada kekuatan kalau seseorang tidak
tinggal tenang di dalam Tuhan , dengan bukti:
1.
Kamu berkata:
"Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," tetapi justru kamu akan lari dan lenyap.
2.
Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas," tetapi justru para pengejar akan lebih tangkas lagi.
Maksudnya; tidak
ada kekuatan dijiwa, dihidup seseorang.
Siapa saja orang
yang merasa kuat, pasti terjatuh. Siapa saja yang merasa diri cekatan, merasa
diri hebat, pasti terjatuh juga, tidak ada kekuatan, kecuali salib yang memberi ketenangan jiwa sekaligus memberi kekuatan.
Jadi, syarat mengikuti Tuhan: memikul salibnya dan
menyangkal diri.
Apa saja yang Tuhan berikan dipikul di atas pundak, tidak
boleh dibuang, dengan kata lain menjadi korban, sehingga orang lain
tertolong/diselamatkan, sebagaimana hanya oleh satu korban, banyak jiwa dari awal penciptaan sampai sekarang tertolong, sampai akhirnya himpunan
besar, dari 4 penjuru bumi. Semuanya hanya oleh satu korban.
Mereka mencuci jubah sampai menjadi putih, mereka berdiri
di hadapan takhta Anak Domba.
Kesimpulannya; menuruti
firman Tuhan dan tidak menyangkal
nama Tuhan = MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH.
Matius 26: 39, 42
(26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya
Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi
janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau
kehendaki."
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya
Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Yesus Kristus, Anak Tunggal Bapa, minum dari cawan Allah,
dengan demikian, kehendak Allah jadi.
Minum cawan Allah, berarti; melakukan kehendak Allah
Bapa.
Yesaya 53: 10
(53:10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila
ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN
akan terlaksana olehnya.
Ketika Yesus menyerahkan diri-Nya sebagai korban penebus
salah, kehendak Allah terlaksana oleh-Nya, sekalipun Ia
diremukkan dengan kesakitan, maka ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut.
Andaikata Yesus tidak meminum cawan Allah, tidak
melakukan kehendak Allah Bapa, maka manusia tidak tertolong, tidak diselamatkan. Namun di sini dikatakan: “ia akan
melihat keturunannya”, artinya; banyak orang akan tertolong, banyak
jiwa-jiwa diselamatkan
oleh karena satu korban.
Yesaya 53: 12
(53:12) Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu
sebagai ganti karena ia telah menyerahkan
nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung
di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak
orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
Karena Yesus telah melakukan apa yang menjadi kehendak
Allah Bapa, sebagai gantinya, Allah Bapa memberikan/mengirimkan jiwa-jiwa yang besar sebagai rampasan dan orang-orang kuat sebagai jarahan.
Terwujudnya rampasan dan jarahan setelah musuh mundur terpukul
kalah.
Ada 2 musuh utama, yaitu;
Iblis/Setan, itulah roh jahat dan roh najis.
Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannnya.
Perlu diketahui, daging/tubuh manusia adalah mauasuh
dalam selimut, yang sekali waktu siap untuk menerkam.
Kandang penggembalaan ini akan menjadi besar dan kuat,
karena Tuhan kirim jiwa-jiwa sebagai rampasan dengan jarahan tetapi, harus terlebih dahulu bayar harga yaitu; menjadi korban.
Tuhan mengirim jiwa itu ganti dari korban, tidak mungkin
Tuhan kirim jiwa jika tidak ada korban. Biarlah kita tunjukkan kualitas rohani
di dalam Tuhan, saling berlomba-lomba dalam hal yang positif di dalam Tuhan, maka Tuhan akan kirim jiwa yang besar, jiwa yang
kuat untuk menopang kandang penggembalaan ini, sehingga bertambah besar, bertambah
kuat, sehingga dengan demikian banyak pekerjaan Allah yang besar yang dapat
kita kerjakan.
Pikullah apa yang Tuhan berikan, jadilah korban, maka
Tuhan akan kirim banyak jiwa.
Pengajaran mempelai yang akan membawa kita masuk dalam
pembentukan tubuh Kristus yang sempurna = menjadi mempelai perempuan.
Yohanes 12: 31-33
(12:31) Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga
penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar;
(12:32) dan Aku, apabila Aku ditinggikan
dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."
(12:33) Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.
Apabila Anak Manusia ditinggikan, maksudnya; meninggikan salib
dan satu di dalam kematian Yesus Kristus, maka Tuhan sendiri yang menarik jiwa-jiwa datang kepada
Allah.
Sebagai pengikut Kristus, ikutilah syaratnya, bertindaklah saat ini! Tuhan akan
bersama dengan kita, memberikan banyak jiwa. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment