IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 29
SEPTEMBER 2015
“KITAB KOLOSE”
(SERI 57)
(SERI 57)
Subtema
: TUBUH
LEBIH PENTING DARI PAKAIAN
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih
setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa
Penyembahan pada malam ini.
Sebelum
kita merendahkan diri dibawah kaki Tuhan, terlebih dahulu kita perhatikan
firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh
rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose
1:21
(1:21)
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati
dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kalimat
yang kita perhatikan dari ayat ini adalah: “Kamu yang
dahulu hidup jauh dari Allah”,
menunjuk kepada...
-
Bangsa kafir = orang-orang yang tak bersunat.
-
Orang-orang fasik dengan segala kefasikan
mereka.
Orang yang
dahulu hidup jauh dari Allah, memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka dapat
dilihat dari perbuatan mereka yang jahat. Pendeknya, setiap perbuatan jahat
adalah tanda bahwa seseorang memusuhi Allah dalam hati dan pikiran. Inilah yang
sering kali tidak kita sadari ditengah-tengah ibadah dan pelayanan, pengikutan
kita kepada Tuhan.
Lebih jauh kita melihat; yang dahulu hidup jauh
dari Allah...
Efesus 2:11-12
(2:11) Karena itu
ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging,
yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya
"sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu
kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian
dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di
dalam dunia.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah berarti; tanpa
Kristus, tanpa pengharapan, tanpa Allah di dalam dunia = binasa.
Efesus 2:1
(2:1)
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Binasa karena banyaknya dosa dan banyaknya
pelanggaan-pelanggaran, sebab upah dosa adalah maut (Roma 6:23).
Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di
dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa
kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang
durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu
kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa
nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada
dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang
lain.
Penyebab-penyebab terjadinya dosa:
-
Mengikuti
jalan dunia ini.
- Mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang
bekerja di antara orang-orang durhaka.
-
Hidup di dalam
hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat.
Keterangan: Mengikuti jalan dunia ini.
Perlu untuk diketahui ada banyak jalan di dunia
ini; ada jalan lurus, ada jalan berliku-liku, ada jalan yang lebar , ada jalan
yang sempit, ada jalan yang terjal, ada jalan yang berbatu-batu, dan lain
sebagainya, sekarang kita tinggal memilih jalan mana yang harus kita tempuh.
Tuhan tidak memaksa kita, tetapi Tuhan merindukan
supaya kita memilih jalan yang benar tentunya. Tidak ada pemaksaan untuk mengikuti
Tuhan. Oleh sebab itu jangan terpaksa mengikuti jalan Tuhan, jangan terpaksa beribadah
dan melayani Tuhan.
Matius 13:22
(13:22)
Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu,
lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga
tidak berbuah.
Kalimat pada ayat ini; “...lalu kekuatiran dunia ini.” Menunjukkan bahwa di dalam dunia
ini ada jalan kekuatiran. Saudaraku, sangat beresiko sekali apabila mengikuti
jalan kekuatiran, karena berdampak negatif kepada kerohanian seseorang.
Matius 6:31
(6:31)
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan?
Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
Kuatir soal apa yang akan dimakan dan diminum,
juga kuatir soal apa yang akan dipakai.
Pada minggu yang lalu dan lusa, berturut-turut
kita memperhatikan kuatir tentang apa yang akan dimakan dan diminum.
Sekarang kita akan memperhatikan: Kuatir akan apa
yang dipakai.
Matius 6:25
(6:25)
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa
yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan
apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan
dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Kuatir akan tubuh kaitannya
adalah atas apa yang hendak dipakai.
Hidup kaitannya dengan makan dan minum sedangkan tubuh kaitannya adalah; apa yang hendak
dipakai.
Perlu diketahui: ”Hidup itu lebih penting dari pada soal apa yang akan dimakan dan
diminum, tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?”
Oleh sebab itu jangan karena perkara perut / makan
dan minum saudara jauh dari ibadah dan pelayanan (sudah saya sampaikan minggu
lalu).
Kemudian tubuh lebih penting dari pada pakaian. Jadi,
tubuh ini harus diperhatikan dengan baik, di rawat dengan baik sebagaimanan
dalam Efesus 5; 62-28 Kristus adalah kepala, Dia telah menyelamatkan tubuh dengan
jalan...
- Menyucikan tubuh-Nya dengan air dan firman.
- Mengasuh dan merawat tubuh-Nya.
Ini bukti bahwa tubuh itu jauh lebih penting dari
pakaian.
Sewaktu saya mengikuti Mubes GPT pada bulan 5 kemarin, saya perhatikan ada saja hamba
Tuhan, terlalu menjaga gaya / style pakaiannya. Tidak salah memiliki pakaian
yang rapih, baik dan sopan, tetapi jangan berlebihan. Jangan terlalu fokus
memperhatikan pakaian mewah, pakaian yang supaya dilihat orang menarik, itu
tidak baik, seolah-oleh pakaian lebih penting dari pada tubuh.
Bukti tubuh lebih penting dari pakaian...
Roma 12:1
(12:1)
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya
kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan
yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Tubuh harus dipersembahkan kepada Tuhan, itu
sebabnya tubuh itu jauh lebih penting dari pada pakaian. Tidak ada artinya
pakaian yang indah-indah, mewah bila tubuhnya, tidak dipersembahkan kepada
Tuhan.
Tubuh harus dipersembahkan kepada Tuhan sebagai; persembahan
yang hidup, kudus dan yang berkenan
kepada Allah.
Keterangan: Persembahan
yang hidup.
1 Petrus 2:4-5
(2:4) Dan datanglah
kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang
dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
(2:5) Dan biarlah kamu
juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk
pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu
imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus
Kristus berkenan kepada Allah.
Persembahan yang hidup berarti...
A. Sebagai
batu hidup / menjadi batu hidup.
Kegunannya: Untuk pembangunan suatu rumah rohani.
Efesus 2:20-21
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan
para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan,
rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
Tumbuh seluruh bangunan = batu hidup. Kalau batu
mati, bangunan itu tidak tumbuh.
Keadaan dari batu hidup: Rapih tersusun, berarti;
bata di atas bata tersusun dengan rapi. Artinya; setiap perkataan dan perbuatan,
semuanya tersusun dengan rapih = menjadi kesaksian = menjadi garam dan terang
dunia.
-
Garam =
memberi rasa dalam hal perbuatan yang baik.
Jangan memberi rasa dalam hal tidak baik, supaya
tidak tumbuh akar pahit, tidak rusuh dan tidak onar.
-
Terang = menerangi
/ menelanjangi segala perbuatan-perbuatan yang tersembunyi.
Efesus 2:22
(2:22) Di
dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam
Roh.
Pada akhirnya menjadi tempat kediaman Allah di
dalam Roh = bagunan rohani / rumah rohani = rumah Tuhan = bait Allah yang
kudus.
Jadi benar-benarlah tubuh lebih penting dari
pakaian, supaya tubuh ini akhirnya menjadi rumah rohani.
Rawat tubuhmu baik-baik! Jadi, kita memang tidak
boleh sembarangan makan, tidak boleh sembarangan begadang, tubuh harus dirawat
untuk mempermuliakan Tuhan, dipersembahkan kepada Tuhan, sebab itu tidak boleh
juga merokok, tidak boleh minum-minuman keras/mabuk.
PERSEMBAHAN YANG HIDUP BERARTI;
B. Bagi
suatu imamat kudus.
Kegunannya: Untuk mempersembahkan persembahan
rohani.
Lebih jauh kita lihat....
1 Petrus 2:9
(2:9)
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang
besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib:
Bangsa yang terpilih = imamat yang rajani =
bangsa yang kudus = umat kepunyaan Allah.
Kegunannya; supaya
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah = melayani Tuhan.
Sebab itu saya tidak membatasi sidang jemaat
untuk melayani Tuhan.
Tetapi bagi yang sudah melayani Tuhan, kalau tidak sungguh-sungguh, tidak
dengar-dengaran, suatu waktu Tuhan mengambil kepercayaan itu. Sebab itu harus
menyatu dengan kandang penggembalaan, tidak boleh membawa hati masing-masing. Kalau
menurut saudara bagus, tetapi mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan, itu tidak
boleh. Sebab itu harus menyatu; taat, setia dengar-dengaran. Ini pelajaran yang
paling bagus yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun di dunia ini dengan menggunakan logika..
Mari kita
lihat perbuatan-perbuatan yang besar, antara lain:
Yang pertama
Keluaran 19:5-6
(19:5) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh
mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi
harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang
empunya seluruh bumi.
(19:6)
Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya
firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Berpegang terhadap firman Tuhan yang didengar = melakukan
firman Tuhan, inilah perbuatan yang besar dari orang-orang yang melayani Tuhan
(itulah imamat kudus, imamat rajani, umat kepunyaan Allah, bangsa yang terpilih).
Kalau melakukan sesuatu yang buruk, perbuatan
jahat seperti orang fasik menjadi kecil, sedangkan perbuatan yang besar: Dengar dan
lakukan firman Tuhan.
Yang kedua
Wahyu 5:9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru
katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau
telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan
bangsa.
(5:10)
Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam
bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah
sebagai raja di bumi."
Memerintah sebagai raja di bumi, berarti; tidak
diperintah, tidak hamba dosa = hidup dalam pimpinan Roh Kudus, ini perbuatan
besar.
Melakukan firman dan hidup dalam pimpinan Roh
Kudus / memerintah sebagai raja di bumi adalah perbuatan-perbuatan besar dari
orang-orang yang melayani Tuhan. Kemuliaan dari sang raja terletak pada kuasanya, berarti, berkuasa
terhadap dosa yang ditimbulkan oleh daging dengan segala hawa nafsunya,
berkuasa terhadap dosa yang ditimbulkan oleh roh jahat dan roh najis dan
berkuasa terhadap dosa yang ditimbulkan oleh dunia dan arusnya.
Jadi perbuatan besar itu bukan yang sakit sembuh,
itu karunia Roh, perbuatan besar dari Allah.
Sedangkan, perbuatan besar di mata Tuhan dari
manusia; melakukan firman dan hidup
dalam pimpinan Roh, menjadi raja, memerintah di bumi, berkuasa terhadap
dosa, tidak menjadi hamba dosa, tidak hamba najis, tidak hamba uang, tidak
menjadi hamba kejahatan.
Jadi jangan keliru, kesembuhan bukan perbuatan
besar dari manusia, itu dari Allah. Seperti perkataan Nikodemus; “saya tahu guru Engkau datang dari Allah untuk
melakukan perbuatan-perbuatan besar dari Allah.”
Wahyu 1:5-6
(1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia,
yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja
bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari
dosa kita oleh darah-Nya--
(1:6) dan
yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah,
Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa
sampai selama-lamanya. Amin.
Melakukan perbuatan-perbuatan besar dihadapan
Tuhan tujuanya; supaya nama Tuhan dipermuliakan di bumi dan di sorga. Bagi
Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.
Keterangan: Persembahan
yang KUDUS.
Kudus = suci berarti hidup dalam kesucian.
1 Petrus 1:15-16
(1:15) tetapi hendaklah
kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang
telah memanggil kamu,
(1:16) sebab ada tertulis:
Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
Hendaklah menjadi kudus dalam seluruh hidup.
Hidup manusia, terdiri dari tubuh, jiwa dan roh,
berati: Tubuh, jiwa, roh di dalam kesucian.
Bagian yang kedua; hati, pikiran dan perasaan di
dalam kesucian.
Mazmur 1:1
(1:1)
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak
berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
“Tidak berjalan menurut nasihat orang
fasik, yang tidak berdiri di jalan
orang berdosa, dan yang tidak duduk
dalam kumpulan pencemooh” = hidup
dalam kesucian.
Siapa mereka..?
Mazmur 1:2
(1:2)
tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu
siang dan malam.
Mereka adalah orang-orang:
-
Yang kesukaannya
ialah Taurat TUHAN = hidup dalam kebenaran.
-
Merenungkan
Taurat itu siang dan malam = mendengar dan melakukan = melayani Tuhan.
Merenungkan taurat Tuhan siang dan malam =
binatang yang tidak haram, siang hari makan rumput, malam hari dikunyah kembali, sampai
memperoleh sari-sarinya.
Imamat 11:2-3
(11:2) "Katakanlah
kepada orang Israel, begini: Inilah binatang-binatang yang boleh kamu makan
dari segala binatang berkaki empat yang ada di atas bumi:
(11:3) setiap binatang
yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak
boleh kamu makan.
Binatang berkaki empat yang tidak haram yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang meamah biak.
Imamat 11:4-6
(11:4) Tetapi inilah yang
tidak boleh kamu makan dari yang memamah biak atau dari yang berkuku belah:
unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:5) Juga pelanduk,
karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:6) Juga kelinci,
karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu.
Unta, pelanduk dan kelinci 'memamah biak tetapi
tidak berkuku belah', artinya; mengerti firman bahkan melayani Tuhan tetapi
tidak menjadi pelaku = haram = najis = tidak suci.
Unta, pelanduk dan kelinci = binatang yang haram
= najis, yang tidak boleh dimakan supaya tetap di dalam kesucian.
Imamat 11:7
(11:7)
Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela
panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.
“Babi
hutan memang berkuku belah tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.”
Artinya; mengerti firman Tuhan yaitu perjanjian
lama dan perjanjian baru tetapi tidak melakukan dan tidak melayani Tuhan =
haram = najis = tidak suci.
Kuku belah dua = firman Allah: Perjanjian lama
dan perjanjian baru.
Memamah biak = merenungkan firman Allah siang dan
malam.
Memamah biak tetapi tidak berkuku belah dan
bersela panjang itu najis, tidak suci atau sebaliknya berkuku belah tetapi
tidak memamah biak = haram = najis = tidak suci.
Binatang yang berkaki empat yang tidak haram yaitu,, memamah biak dan berkuku belah = tidak
najis = suci dihadapan Tuhan.
Mendengar firman Tuhan dan melakukannya dan
melayani Tuhan di dalam kesucian itu yang bolah kita nikmati dihadapan Tuhan.
Matius 5:8
(5:8)
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Orang yang suci hatinya, pasti berbahagia karena
mereka akan melihat Allah, sebaliknya tanpa kesucIan tidak dapat melihat Allah
dan tidak akan berbahagia.
Dalam roh kita melihat Allah, manusia batin kita
telah bertemu dengan Allah, wujudnya; pengajaran mempelai dalam terang
tabernakel / lewat firman Allah yang kita dengar. Jangan biarkan kebahagiaan
itu diambil dari kehidupan kita masing-masing, oleh karena ketidaksucian.
Keterangan: Persembahan
yang berkenan.
Berkenan = layak, berarti; dilayakkan oleh karena
kemurahan hati Tuhan.
Bangsa kafir adalah bangsa yang dahulu hidup jauh
dari Allah, dan kalau malam ini kita dapat beribadah dan melayani Tuhan itu
karena kita dilayakkan, bukan karena kita merasa diri layak.
Kiranya dapat dipahami dengan baik, supaya kita
boleh menghargai kemurahan hati Tuhan, menghargai segala yang sudah dipercayakan
oleh Tuhan, menghargai kasih karunia Tuhan. Seringkali kita menganggp enteng
ibadah dan pelayanan Tuhan, anggap enteng terhadap pemberitaan firman Allah,
jangan lagi, ikuti saja apa yang Tuhan mau, supaya kita layak.
Kita layak karena dilayakkan, bukan karena kita
pintar, tetapi karena kemurahan hati Tuhan. Kemurahan Tuhan lebih dari hidup
dan dari segala yang ada. Kejar belas kasih Tuhan, jangan keraskan hati seperti
firaun dari tulah pertama, tulah kedua, tulah ketiga, dan sampai tulah
kesepuluh / tulah yang terakhir ia tetap mengeraskan hati, sehingga binasa,
tidak mendapat kemurahan.
Yakub menghargai kemurahan Tuhan, menghargai
hak kesusulangan; ibadah dan pelayanan. Sebaliknya, Esau adalah seorang yang
pandai berburu daging dan kesukaannya tinggal di padang. Ingat waktu yang tersisa
tinggal sedikit jangan gunakan untuk berburu daging. Jangan karena pekerjaan, kesibukan dan apapaun yang ada dimuka bumi ini kita jauh dari ibadah dan pelayanan = tidak menghargai hak kesulungan.
Kita sudah melihat Edom itulah Esau, dia berusaha
membangun tetapi Tuhan meruntuhkan kembali, segala sesuatu yang dibangun tetapi
berasal dari daging itu tidak berkenan, kejarlah kemurahan hati Tuhan supaya
kita berkenan dihadan-Nya.
Kesimpulannya, mempersembahkan tubuh sebagai
persembahan yang; hidup, kudus dan berkenan kepada Tuhan, itu adalah ibadah
yang sejati kepada Tuhan (Roma 12:1).
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA
SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang