IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04
SEPTEMBER 2015
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: MENGHARGAI HAK
KESULUNGAN
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekalian, salam dalam
kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman
Alkitab dalam KITAB MALEAKHI.
Maleakhi 3: 18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar
dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak
beribadah kepada-Nya.
Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang
fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah
kepada-Nya.
Orang benar = orang yang beribadah kepada Allah.
Orang fasik = orang yang tidak beribadah kepada Allah, sekalipun
ia beribadah dan melayani di tengah-tengah ibadah tersebut.
Saat ini kita tidak dapat mengatakan bahwa ibadah yang
kita jalankan lebih benar dari pada ibadah-ibada yang dijalankan orang lain,
tetapi satu hal yang patut kita syukuri adalah bahwa sejauh ini kita telah digembalakan
oleh firman pengajaran mempelai dalam terang Tabernakel yang membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna untuk menjadi pengantin perempuan-Nya.
Itu sebabnya sampai saat ini Tuhan tidak berhenti
bekerja, Ia tidak tertidur, Ia tidak terlelap, Ia sedang menyediakan/menyiapkan
tempat sebanyak jiwa yg akan diselamatkan.
Pada saat itulah kita dapat melihat perbedaan antara
orang yang beribadah dan orang yang tidak beribadah, antara orang benar dengan
orang fasik.
Berkaitan dengan IBADAH, kita perhatikan ...
Filipi 3: 3
(3:3) karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh
Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal
lahiriah.
Kitalah orang-orang yang beribadah oleh Roh Allah, bermegah
dalam Kristus Yesus, tidak bermegah pada hal-hal lahiriah.
Kejadian 25: 30-34
(25:30) Kata Esau
kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang
merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan
Edom.
(25:31) Tetapi kata
Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu."
(25:32) Sahut Esau:
"Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan
itu?"
(25:33) Kata Yakub:
"Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan
dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya.
(25:34) Lalu Yakub
memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum,
lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
Intinya; Esau menjual hal kesulungannya kepada Yakub,
adiknya.
Keluaran 4: 22-23
(4:22) Maka engkau
harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku
yang sulung;
(4:23) sebab itu Aku
berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah
kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan
membunuh anakmu, anakmu yang sulung."
Israel ialah anak sulung bagi Allah, buktinya; mereka
beribadah kepada Allah.
Berarti, ibadah dan pelayanan = hak kesulungan.
Pertanyaannya; MENGAPA ESAU MENJUAL HAK KESULUNGANNYA?
Kejadian 25:30
(25:30) Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah
kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku
lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom.
Esau menjual hak kesulungannya kepada Yakub hanya karena
sepiring sop kacang merah = bermegah pada hal-hal lahiriah bukan kepada Kristus
Yesus.
Kejadian 25: 34
(25:34) Lalu Yakub
memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum,
lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
Esau memandang ringan hak kesulungan itu, sehingga ia
menjualnya.
Hanya karena sesuap nasi, hanya karena pekerjaan, lalu
seseorang jauh dari ibadah dan pelayanan = memandang ringan ibadah &
pelayanan.
Kalau dikaitkan dengan situasi masa sekarang sama dengan meninggalkan
ibadah pelayanan hanya karena hal-hal lahiriah = bermegah karena hal-hal
lahiriah.
Kalau beribadah oleh Roh Allah = bermegah dalam salib
Kristus.
Akibat tidak
menghargai ibadah dan pelayanan.
Keluaran 12: 6-7
(12:6) Kamu harus
mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah
Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja.
(12:7) Kemudian dari
darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan
pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya.
Anak domba paskah harus disembelih pada waktu
senja/petang. Kemudian, darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada
kedua tiang pintu dan pada ambang atas dengan menggunakan hisop.
Keluaran 12: 22-23, 25
(12:22) Kemudian kamu
harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam
sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada
ambang atas dan pada kedua tiang pintu;
seorang pun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi.
(12:23) Dan TUHAN akan
menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas
dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan tidak
membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi.
(12:25) Dan apabila
kamu tiba di negeri yang akan diberikan TUHAN kepadamu, seperti yang
difirmankan-Nya, maka kamu harus pelihara ibadah ini.
Karena ada tanda darah pada ambang atas dan kedua tiang
pintu, bangsa Israel dibebaskan dari tulah pemusnah. Tulah pemusnah = kematian
anak sulung.
Keluaran 12:25
(12:25) Dan apabila kamu tiba di negeri yang akan
diberikan TUHAN kepadamu, seperti yang difirmankan-Nya, maka kamu harus
pelihara ibadah ini.
Menjadi anak sulung bagi Allah, bangsa Israel beribadah
kepada Allah di negeri yang dijanjikannya.
Sebaliknya, memandang ringan hak kesulungan (ibadah dan
pelayanan) = tidak menghargai korban Kristus, itulah anak domba paskah yang
disebelih = tidak ada tanda darah baik pada tubuh, jiwa dan roh.
Kedua tiang pintu à jiwa dan roh. Ambang atas pintu à tubuh.
2 Timotius 3: 1-5
(3:1) Ketahuilah bahwa
pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
(3:2) Manusia akan
mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan
menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak
terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
(3:3) tidak tahu mengasihi,
tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang,
tidak suka yang baik,
(3:4) suka
mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu
dari pada menuruti Allah.
1
|
Mencintai dirinya sendiri
|
7
|
Tidak tahu berterima kasih
|
13
|
Garang
|
2
|
Menjadi hamba uang
|
8
|
Tidak mempedulikan agama
|
14
|
Tidak suka yang baik
|
3
|
Membual
|
9
|
Tidak tahu mengasihi
|
15
|
Suka mengkhianat
|
4
|
Menyombongkan diri
|
10
|
Tidak mau berdamai
|
16
|
Tidak berpikir panjang
|
5
|
Pemfitnah
|
11
|
Suka menjelekkan orang
|
17
|
Berlagak tahu
|
6
|
Berontak terhadap orang tua
|
12
|
Tidak dapat mengekang diri
|
18
|
Lebih menuruti hawa nafsu
|
Ada 18 macam dosa akhir zaman. 18 dibagi 3 = 6.
Berarti, tubuh dikuasai oleh daging, jiwa dikuasai oleh
daging, roh dikuasai oleh daging = 666.
Angka 6 à manusia daging.
Wahyu 13: 16-18
(13:16) Dan ia
menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin,
merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
(13:17) dan tidak
seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang
memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
(13:18) Yang penting
di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung
bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan
bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
3 angka 6 = 666, adalah cap meterai dari antikris, dan
cap ini diberi/menjadi tanda pada dahi dan tangan kanan, sehingga mereka yang telah
menerima cap meterai antikris bebas menjual dan membeli.
Pendeknya, roh antikris 666 adalah roh jual beli.
Bilangan ini adalah bilangan manusia, dimana tubuh, jiwa, rohnya dikuasai
daging.
Tubuh dikuasai daging = 6. Roh dikuasai daging = 6. Jiwa
dikuasai daging = 6.
Jadi, mulai dari sejak sekarang, biarlah kita bijaksana.
“... barangsiapa
yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan
itu adalah bilangan seorang manusia (daging), dan bilangannya ialah enam ratus
enam puluh enam”
Hati-hati, jangan seperti Esau menganggap ringan hak
kesulungan, itulah ibadah dan pelayanan, hanya karena perkara lahiriah, yaitu;
sepiring sop kacang merah.
1 Yohanes 2: 18-19
(2:18) Anak-anakku,
waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar,
seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus.
Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.
(2:19) Memang mereka
berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada
kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka
tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata,
bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
Roh antikris sudah bermunculan di dalam gereja, buktinya;
gereja dikuasai oleh roh jual beli, hamba Tuhan berorientasi pada uang, lebih
menunjukkan dirinya sebagai yang besar dengan mujizat, tanda-tanda heran,
pelayanan-pelayanan yang sifatnya lahiriah, itu adalah roh antikris. Segala sesuatu yang mengarah pada daging
adalah; roh antikris.
Jadi, penyebab menjadi antikris: Karena tidak
sungguh-sungguh kepada Tuhan, perhatian kepada Tuhan masih terbagi-bagi karena
perkara lahiriah. Seandainya sungguh-sungguh di dalam Tuhan, niscaya ia masih
tetap menjadi bagian dari anggota tubuh Kristus, berarti melayani Kristus.
Itu sebabnya, saya tidak pernah mencoba-coba berpikir untuk
melakukan/mencari pekerjaan lain, saya ingin fokus melayani Tuhan, supaya saya
dapat memberi teladan yang baik kepada jemaat, supaya orang lain tidak
memperhitungkan lebih dari apa yang saya ucapkan.
Matius 23: 16-19
(23:16) Celakalah
kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci,
sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu
mengikat.
(23:17) Hai kamu
orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau
Bait Suci yang menguduskan emas itu?
(23:18) Bersumpah demi
mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di
atasnya, sumpah itu mengikat.
(23:19) Hai kamu
orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang
menguduskan persembahan itu?
Ahli-ahli Taurat beribadah dan melayani Tuhan tetapi
terikat dengan perkara-perkara lahiriah.
Berarti; tubuh, jiwa dan rohnya masih dikuasai oleh
daging.
Mereka berkata:
-
“Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi
bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat”
-
“Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi
bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat”
= Beribadah dan melayani, tetapi terikat pada perkara
lahiriah à
tubuh, jiwa, roh dikuasai oleh daging = roh antikris.
Praktek manusia
daging.
Kejadian 25: 27
(25:27) Lalu bertambah
besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang
suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka
tinggal di kemah.
Esau adalah gambaran dari manusia daging, sebab ia
seorang yang pandai berburu daging.
Kesukaan dari manusia adalah daging; berburu daging =
memikirkan hal-hal yang dari daging. Hari-hari ini adalah hari terakhir,
kedatangan Tuhan sudah semakin dekat, waktu yang tersisa semakin singkat,
jangan gunakan untuk berburu daging, itu terlalu beresiko, terlalu berbahaya.
Roma 8: 5
(8:5) Sebab mereka
yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang
hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Mereka yang hidup menurut daging; memikirkan hal-hal yang
dari daging, tidak akan pernah memikirkan hal-hal yang dari roh, itulah perkara
rohani, perkara di atas, kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ibadah dan
pelayanan.
Itu sebabnya, dengan mudahnya Esau menjual hak
kesulungannya, dia memandang ringan hak kesulungan itu.
Roma 8: 6-7
(8:6) Karena keinginan
daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
(8:7) Sebab keinginan
daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum
Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Keinginan daging adalah maut, dan orang yang menuruti
keinginan daging menjadi seteru dari Allah karena ia tidak takluk kepada hukum
Allah = tidak patuh kepada ajaran yang benar, yaitu; ajaran tentang salib
Kristus.
Galatia 5: 19-21
(5:19) Perbuatan
daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan
berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri,
percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu
-- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang
demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Ada 15 tabiat daging: (1) percabulan, (2) kecemaran, (3)
hawa nafsu (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan, (7)
perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11)
percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta
pora.
Hidup menurut 15 tabiat daging; tidak mendapat bagian
dalam Kerajaan Sorga, sesuai dengan ayat firman yang lain. Darah dan daging
tidak mewarisi Kerajaan Sorga.
Tempat manusia
daging:
Kejadian 25: 27
(25:27) Lalu bertambah
besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang
suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka
tinggal di kemah.
Esau suka tinggal di padang. Padang à dunia.
Jadi, tempat yang nyaman bagi daging adalah dunia, sebab
dunia mampu memberi kenyamanan bagi daging, memberi pengertian bagi daging,
sehingga dunia menjadi tempat yang nyaman bagi daging.
Tetapi bagi anak-anak Tuhan, dunia bukanlah tempat yang
nyaman. Kita, anak-anak Tuhan, hanya menumpang di dunia, dan dari sini (ibadah
dan pelayanan) kita memandang Kerajaan Sorga, menantikan Kerajaan Sorga yang
akan diwariskan.
1 Yohanes 2: 15-16
(2:15) Janganlah kamu
mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia,
maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
(2:16) Sebab semua
yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta
keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Jika seseorang yang mengasihi dunia, maka kasih akan
Allah Bapa tidak ada di dalam orang itu, sebab segala yang ada di dalam dunia,
adalah:
-
Keinginan daging untuk
memuaskan hawa nafsunya.
-
Keinginan mata, sebab
dunia ini penuh dengan dinamika, warna-warni untuk memuaskan mata, segala
sesuatu ada di dunia ini untuk memuaskan mata, sehingga tanpa disadari mata
tidak tertuju kepada Tuhan.
-
Keangkuhan hidup. Manusia
duniawi berlomba-lomba untuk menjadi angkuh, ia tidak akan pernah
berlomba-lomba untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan. Banyak gaya juga mengarah
pada keangkuhan. Anehnya, pada puncak keangkuhan itu, justru digemari banyak
orang, itulah tanda bahwa ia adalah manusia duniawi.
Dampak negatif berburu
daging.
YANG PERTAMA.
Kejadian 25: 28
(25:28) Ishak sayang
kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada
Yakub.
Ishak sayang kepada
Esau, tetapi Ribka kasih kepada
Yakub.
Pendeknya; hubungan daging hanya sebatas sayang, bukan hubungan
kasih Agape = tidak kekal.
Jadi, kalau perbuatan dagingnya selesai, maka rasa
sayangnya juga selesai, tetapi kasih Agape; mampu menutupi kekurangan,
kesalahan orang lain, biar salah namun tetap dikasihi = kekal.
Rasa sayang bisa terlihat bila ada perbuatan daging,
sedangkan kasih Agape bersifat kekal.
Penggenapan dari nubuatan ini.
Roma 9: 12-14
(9:12) dikatakan
kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"
(9:13) seperti ada
tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
(9:14) Jika demikian,
apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!
Allah membenci Esau tetapi mengasihi Yakub. Kalau hanya
sebatas hubungan daging, itu dibenci oleh Tuhan, karena hubungan daging hanya
sebatas sayang, bukan kasih (agape).
Kalau berbuat baik karena keinginan daging / sayang
karena keinginan daging, Tuhan membenci hal demikian, sebab itu berarti berbuat
baik karena ada maunya / pamrih.
Tuhan mengasihi Yakub tetapi membenci Esau. Apakah Tuhan
tidak adil? Mustahil, sebab Tuhan itu maha adil.
Saya ingatkan; jangan berbuat sesuatu untuk Tuhan
ditengah-tengah ibadah dan pelayanan bila ada maunya, sebaliknya lakukanlah
dengan hati yang tulus.
Maleakhi 1: 2-3,4
(1:2) "Aku
mengasihi kamu," firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara
bagaimanakah Engkau mengasihi kami?" "Bukankah Esau itu kakak
Yakub?" demikianlah firman TUHAN. "Namun Aku mengasihi Yakub,
(1:3) tetapi membenci
Esau. Sebab itu Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah
pusakanya Kujadikan padang gurun."
(1:4) Apabila Edom berkata: "Kami telah hancur,
tetapi kami akan membangun kembali reruntuhan itu," maka beginilah firman
TUHAN semesta alam: "Mereka boleh membangun, tetapi Aku akan
merobohkannya; dan orang akan menyebutkannya daerah kefasikan dan bangsa yang
kepadanya TUHAN murka sampai selama-lamanya."
Ikut Tuhan tidak perlu pakai logika. Kalau Tuhan
mengasihi Yakub, maka Tuhan akan tetap mengasihi Yakub.
Sekali Tuhan mengasihi Yakub, tetap untuk selamanya.
Jadi, jangan menggunakan logika, karena gedung mewah, karena jemaat banyak,
karena kaya, karena jabatan, dan sebagainya, seperti pada ayat 2 : “Bukankah Esau itu kakanya Yakub?”
Esau membangun, Tuhan merubuhkan karena hubungan manusia
dengan Tuhan bukan hubungan sebatas sayang, tetapi hubungan dengan kasih Agape.
Sekalipun Esau berkata: “aku membangun”, tetapi Tuhan
berkata: “Aku merubuhkan”
Jadi, jangan coba-coba membangun hubungan dengan Tuhan,
dengan menggunakan mamon, kekuatan, harta, kekayaan karena Tuhan bukanlah
manusia daging. Sekali waktu Tuhan berkata kepada murid-murid: Engkau lihat
gedung-gedung ini, semuanya akan diruntuhkan sekalipun mewah.
1 Petrus 4: 8
(4:8) Tetapi yang
terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih
menutupi banyak sekali dosa.
Yang terutama adalah memiliki kasih, karena kasih
menutupi banyak sekali dosa.
Kalau hubungan kita dengan Tuhan dibangun dengan kasih,
maka hubungan itu akan kekal, tetapi kalau hubungan dengan Tuhan dibangun karena
berdasarkan daging, maka hubungan itu tidak akan kekal, justru Tuhan membenci.
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia
mengorbankan Anak-Nya yang tunggal. Seluruh kepenuhan Allah terdapat di dalam
diri Yesus, artinya; sepenuhnya, seluruh kasih-Nya ia berikan kepada dunia.
Itulah hubungan kasih, sedangkan sayang = hubungan daging
karena ada maunya / kepentingan-kepentingan pribadi.
Dampak negatif
berburu daging.
YANG KEDUA.
Kejadian 25: 29-30
(25:29) Pada suatu
kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari
padang.
(25:30) Kata Esau
kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang
merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan
Edom.
Esau menjadi lelah. Lelah = tanpa hari perhentian.
Enam hari lamanya Allah menciptakan langit dan bumi, dan
pada hari ketujuh Allah berhenti dari segala pekerjaan-Nya..
Keluaran 20: 10-11
(20:10) tetapi hari
ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu
pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu
laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat
kediamanmu.
(20:11) Sebab enam
hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia
berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan
menguduskannya.
Hari ketujuh adalah hari sabat = hari perhentian bagi Tuhan Allah,
itulah ibadah dan pelayanan.
Kalau tidak ada hari perhentian / tidak menguduskan diri,
tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok, itulah yang menyebabkan seseorang
menjadi lelah.
Lelah adalah tanda bahwa seseorang sedang berbeban berat
karena dosa.
Pendeknya, yang membuat kita menjadi lelah adalah beban
dosa.
Bersyukurlah kepada Tuhan; tiga macam ibadah pokok ini
tidak membebankan saya dan saudara, justru melepaskan kita dari rasa lelah.
Dalam Injil Matius
11:29 dikatakan; kamu yang letih lesu dan berbeban berat (lelah), datanglah
kepada-Ku = berhenti pada hari ketujuh, hari Sabat, karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari sabat.... (Maitus 12:8).
Yesaya 28: 11-12
(28:11) Sungguh, oleh
orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan
berbicara kepada bangsa ini
(28:12) Dia yang telah
berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian
kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak
mau mendengarkan.
Sabat adalah tempat perhentian / tempat peristirahatan
bagi yang lelah.
Oleh sebab itu, jangan jauh dari pertemuan-pertemuan
ibadah, tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
“Tetapi mereka
tidak mau mendengarkan”, persis seperti Esau, sehingga orang yang tidak
masuk dalam hari perhentian menjadi lelah, tidak mampu menyelesaikan masalahnya,
tidak mampu mengakui dosa dengan tuntas maka otomatis tidak mau mengampuni dosa
orang lain, sehingga ia lelah.
Yesaya 28:13
(28:13) Maka mereka akan mendengarkan firman TUHAN
yang begini: "Harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini
tambah itu!" supaya dalam berjalan mereka jatuh telentang, sehingga luka,
tertangkap dan tertawan.
Lebih menuruti aturan-aturan yang ada (aturan yang dibuat
oleh manusia), yaitu; "Harus ini harus
itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu!"
Dan pada akhirnya menjadi lelah, supaya dalam berjalan
mereka jatuh telentang, akibatnya:
-
Luka = mengalami penderitaan.
-
Tertangkap, artinya berada
dalam jerat Iblis / Setan.
-
Tertawan, artinya
terikat, terpenjara = tidak bebas dari dosa.
Kejadian 25: 29-30
(25:29) Pada suatu
kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari
padang.
(25:30) Kata Esau
kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang
merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan
Edom.
Kemudian kita perhatikan di sini, untuk melepaskan rasa
lelahnya itu, ia mengharapkan sop kacang merah dari Yakub, artinya; dengan
cara-cara daging, dengan cara-cara perkara lahiriah, namun itu tidak akan mampu
menyelesaikan rasa lelah.
Sekalipun kita menghirup aroma segala sesuatu yang ada di
dunia ini, namun itu tidak akan mampu menyelesaikan masalah. Tetapi Esau sesat,
dia tidak mengerti tentang kebenaran, seharusnya dia datang kepada Tuhan,
menguduskan Sabat, hari perhentian.
Jalan keluarnya.
Kejadian 25: 31-34
(25:31) Tetapi kata
Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu."
(25:32) Sahut Esau:
"Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan
itu?"
(25:33) Kata Yakub:
"Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan
dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya.
(25:34) Lalu Yakub
memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum,
lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
Yakub memberi kacang merah demi hak kesulungan yang akan
dia terima dari Esau = Yakub betul-betul menghargai hak kesulungan.
Bagi Yakub, hak kesulungan lebih berharga dari pada
sepiring sop kacang merah.
Kemudian, supaya hak kesulungan itu benar-benar menjadi
milik Yakub, ia meminta supaya Esau bersumpah bahwa ia sudah menjual hak
kesulungannya kepada Yakub. Ini adalah suatu pertanda, bahwa Yakub lebih
memikirkan hak kesulungan dibangding dengan sepiring sop kacang merah.
Menghargai hak kesulungan = menghargai ibadah dan
pelayanan, lebih dari segala yang ada.
Ciri-ciri menghargai
hak kesulungan.
YANG PERTAMA: “Yakub seorang yang tenang.”
Mazmur 23: 1-2
(23:1) Mazmur Daud.
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
(23:2) Ia membaringkan
aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Kalau tergembala dengan baik domba-domba dibimbing ke air yang tenang, artinya;
hidup dalam pimpinan Roh kudus, menjadi pribadi yang tenang.
Kalau hidup
menurut daging, persis seperti Esau; kesukaannya adalah tinggal di padang,
sebab ia suka berburu daging.
Dunia ini sedang bergelora, seluruh penduduk bumi tidak
tenang, mereka memburu apa yang bisa diburu, berlomba-lomba mencari apa yang
bisa dicari untuk memuaskan hawa nafsunya.
Manusia duniawi boleh sibuk dengan urusan duniawi, tetapi
anak-anak Tuhan tetap tenang, tidak perlu gelisah, tanda bahwa kita hidup dalam
Roh Tuhan / tenang.
Beribadah oleh Roh Allah, bermegah dalam Kristus Yesus,
bukan kepada perkara lahiriah = tenang.
Yesaya 30: 15
(30:15) Sebab
beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan
bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan
percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
Dalam tinggal
tenang dan percaya kepada Tuhan, di situlah letak kekuatan kita.
Tandanya:
1 Petrus 4: 7
(4:7) Kesudahan segala
sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya
kamu dapat berdoa.
Saat kita melangsungkan doa dan menyembah kepada Tuhan
adalah tanda bahwa kita memiliki kekuatan.
Kekuatan yang kita miliki adalah pada saat kita tenang,
yaitu berlutut, berdoa, menyembah kepada Tuhan.
Oleh sebab itu, sekiranya mungkin, sedapat mungkin,
biarlah kita hidup dalam doa penyembahan.
Wahyu 8: 1-3
(8:1) Dan ketika Anak
Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga,
kira-kira setengah jam lamanya.
(8:2) Lalu aku melihat
ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh
sangkakala.
(8:3) Maka datanglah
seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan
emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya
bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta
itu.
Ketika meterai yang ketujuh dibuka, maka sunyi senyaplah
di sorga.
Ketika sorga sunyi senyap, ada dua kegiatan:
1.
Sangkakala ditiup = firman yang keras
diperdengarkan.
2.
Membakar kemenyan sehingga asap kemenyan itu
bergumpal naik ke hadapan Tuhan, itulah doa penyembahan dari orang-orang kudus.
Jadi, kehidupan yang tenang = sunyi senyaplah sorga,
sehingga terlihatlah kegiatan rohani yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yaitu;
membakar ukupan, itulah doa penyembahan.
Ciri-ciri menghargai
hak kesulungan.
YANG KEDUA: “Yakub tinggal di kemah.”
Kemah = Bait Allah. Mazmur Daud..... “lebih baik satu hari di pelataran Bait Allah, dari pada beribu-ribu
hari di tempat lain.”
Hal ini dinubuatkan oleh Yesaya.
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi
pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di
hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan
berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku
bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke
rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya
kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman
TUHAN dari Yerusalem."
Rumah Allah Yakub pada
akhirnya disebut Gunung Sion, dari sana akan
keluar pengajaran, firman Tuhan dari Yerusalem.
Tinggallah di rumah Allah Yakub, tinggallah di kemah,
supaya akhirnya menjadi gunung Sion, sehingga bangsa-bangsa akan melihat
kebenaran dan terbeban, kemudian, raja-raja akan melihat kemuliaan Allah dan mereka menjadi
pengasuh atas segala kegiatan-kegiatan dalam rumah Tuhan.
Wahyu 14: 1-5
(14:1) Dan aku
melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan
Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya
dan nama Bapa-Nya.
(14:2) Dan aku
mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru
guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain
kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3) Mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk
dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu
selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari
bumi itu.
(14:4) Mereka adalah
orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena
mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti
Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia
sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
(14:5) Dan di dalam
mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia; 144.000 orang, dan mereka
itu adalah orang-orang yang ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban
sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu, karena sudah terlebih dahulu
menghargai hak kesulungan, ibadah dan pelayanan.
Ciri-ciri anak sulung:
1.
Di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya, yaitu huruf T à salib Kristus, itulah kasih Allah.
Yesus yang
disalibkan, itulah korban Kristus, itulah nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Tanda
huruf T ada di dahi: senantiasa memikirkan pekara di atas, mata selalu tertuju
pada korban Kristus, bukan perkara lahiriah.
2.
Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru yang tidak dapat
dipelajari oleh siapapun à hubungan
intim = terjadinya persekutuan yang indah antara tubuh dengan kepala.
Pendeknya;
tubuh menempatkan Kristus sebagai kepala. Hubungan intim suami isteri tidak
bisa didengar orang lain, sama seperti orang yang berlogat ganjil, tidak dapat
dimengerti orang lain, kecuali oleh dirinya sendiri.
Kalau
hubungan tubuh dan kepala begitu intim, maka akan terus ada nyanyian baru, hubungannya
terus baru, terjadi pembaharuan manusia batiniah, tidak mempertahankan hidup
yang lama.
3.
Murni sama seperti perawan = suci di atas suci.
Mereka
tidak lagi mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan, artinya; tidak lagi
dikuasai oleh hawa nafsu dan keinginan daging.
Sehingga,
kalau kita perhatikan, pengikutan mereka benar, mereka mengikuti Anak Domba itu
kemana saja Ia pergi. Pengikutan yang benar = tergembala dengan baik dalam satu
kandang, satu gembala.
Kalau
tergembala dengan baik, maka domba-domba:
(1) Domba-domba
mendengar suara gembala = dengar-dengaran.
(2) Mengikuti
gembala kemana saja ia dibawa.
Sejauh ini
kita sudah digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai yang membawa kita masuk
dalam pembangunana tubuh Kristus yang sempurna / menjadi pengantin perempuan.
4.
Di dalam mulut mereka tidak ada dusta = tidak ada tipu, sehingga mereka tidak bercela.
Tidak ada
dusta, berarti sempurna.
Yakobus
3:2
(3:2) Sebab kita semua
bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia
adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
“Barangsiapa
tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna.”
Bukti jika
seseorang sempurna dalam perkataan: Ia dapat mengendalikan seluruh anggota
tubuhnya = berkuasa dalam perkataan dan perbuatan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment