IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 22 SEPTEMBER 2015
Tema: DARI
KITA KOLOSE
` (Seri
56)
Subtema: ANAK-ANAK ALLAH LEBIH BERHARGA DARI MALAIKAT
Shalom!
Selamat malam, salam
sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya
yang abadi, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Sebelum kita membawa
diri rendah di bawah kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim Rasul
Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1: 21
(1:21) Juga kamu
yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan
pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
“Kamu yang dahulu
hidup jauh dari Allah”, ini menunjuk kepada;
- Bangsa kafir = orang-orang
yang tak bersunat.
- Orang fasik dengan
segala kefasikannya.
Orang yang dahulu
hidup jauh, mereka itu memusuhi Allah dalam hati dan pikiran, itu terlihat dari
perbuatan yang jahat.
Pendeknya, setiap
perbuatan jahat menunjukkan bahwa seseorang memusuhi Allah dalam hati dan
pikiran = hidup jauh dari Allah.
Lebih jauh kita
melihat; YANG DAHULU HIDUP JAUH DARI ALLAH.
Efesus 2: 11-13
(2:11) Karena itu
ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging,
yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya
"sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu
kamu tanpa Kristus, tidak
termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di
dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang
di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah
menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang dahulu hidup jauh
dari Allah, berarti; “Tanpa Kristus, tanpa
pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia” = BINASA
(mati).
Efesus 2: 1
(2:1) Kamu dahulu
sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Dahulu
sudah mati, penyebabnya: karena banyaknya
pelanggaran dan dosa-dosa (kefasikan-kefasikan) yang diperbuat oleh bangsa
kafir, yaitu orang-orang
yang dahulu hidup jauh dari Allah.
Pertanyaannya;
SIAPAKAH MEREKA ITU?
Efesus 2: 2-3
(2:2) Kamu hidup di
dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati
penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara
orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya
dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di
dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami
yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama
seperti mereka yang lain.
Perbuatan-perbuatan
atau orang-orang yang dahulu hidup jauh dari Allah, yaitu:
1. “Orang-orang yang mengikuti
jalan dunia ini.”
2. “Orang-orang yang mentaati
penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara
orang-orang durhaka.”
3. “Orang-orang yang, hidup di
dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran yang jahat.”
Keterangan: “MENGIKUTI
JALAN DUNIA INI” (bagian ketiga).
Di
dunia ini banyak jalan, ada jalan yang lebar, ada jalan yang sempit, ada jalan
yang berbatu-batu, ada jalan bersemak duri, ada jalan berliku-liku, ada jalan
bergelombang. Seseorang berhak memilih jalan hidupnya. Tuhan tidak memaksa kita
untuk mengikuti jalan yang Ia kehendaki, Ia memberi kebebasan untuk memilih.
Terlebih dahulu kita
melihat ...
Matius 13: 22
(13:22) Yang
ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu
kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga
tidak berbuah.
Dalam
ayat ini dikatakan: “Lalu
kekuatiran dunia ini”, menunjukkan bahwa di dunia ini
ada jalan kekuatiran.
Matius 6: 31
(6:31) Sebab itu
janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang
akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
Mereka kuatir soal apakah
yang akan dimakan, diminum dan apa yang akan dipakai.
Kekuatiran dibagi
menjadi dua.
YANG
PERTAMA: Kuatir dengan apa yang akan dimakan dan diminum.
Matius
6: 25
(6:25) "Karena
itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak
kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang
hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh
itu lebih penting dari pada pakaian?
Jangan
kuatir akan hidup, berarti kaitannya makanan dan minuman, karena hidup lebih
penting dari makanan dan minuman. Tetapi bagi orang yang kuatir, soal makan dan
minum jauh lebih penting, padahal penyelamatan terhadap hidup, bukan soal
makan, bukan soal minum.
Pelajaran yang manis
untuk beroleh hidup:
Matius
6: 26
(6:26) Pandanglah
burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
“Pandanglah burung-burung di langit”, artinya;
memikirkan perkara di atas = memikirkan perkara rohani, itulah ibadah dan
pelayanan atau kegiatan-kegiatan dalam kandang penggembalaan.
Sebaliknya, orang
yang kuatir soal makan dan minum tidak akan memikirkan perkara di atas. Namun
sebenarnya ini adalah suatu kekeliruan, itu bukanlah jalan untuk memperoleh
hidup.
Kolose 3: 1-2
(3:1) Karena itu,
kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas,
di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
(3:2) Pikirkanlah
perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Carilah
perkara di atas, itulah perkara rohani, ibadah dan pelayanan, kegiatan-kegiatan
di tengah-tengah ibadah & pelayanan, dalam kandang penggembalaan yang Tuhan
percayakan = cari dahulu kerajaan
sorga serta kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan….(Matius 6:33).
Selain mencari juga
pikirkanlah perkara yang di atas bukan di bumi.
Perkara
di atas = Yesus Kristus, Anak Allah, duduk di sebelah kanan Allah.
Malam
ini kita duduk sehidangan dengan Allah = duduk di sebelah kanan Allah, itu
adalah tempat yang terindah.
Jangan
duduk di tengah-tengah pencemooh, di tengah-tengah orang fasik, sebab cepat
atau lambat kerohaniannya akan tergeser. Jangan berkata aku luar biasa, aku
hidup di dalam Tuhan, tetapi jika ia duduk di tengah-tengah pencemooh, di
tengah-tengah orang fasik, semuanya akan bergeser, pergaulan buruk merusak
kebiasaan baik.
Kita
lihat; DUDUK DI SEBELAH KANAN.
Ibrani
1: 3
(1:3) Ia adalah
cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada
dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan
penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang
tinggi,
Setelah
Yesus Kristus selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang
Mahabesar, di tempat yang tinggi.
Duduk
di sebelah kanan Allah, prosesnya: Setelah mengadakan
penyucian dosa. Terlebih
dahulu dosa-dosa itu disucikan, barulah duduk di sebelah kanan Allah, sebab
tidak mungkin seseorang duduk di sebelah kanan Allah namun dosa tidak terlebih
dahulu disucikan.
Ibrani
9: 13-14
(9:13) Sebab, jika
darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda
menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
(9:14) betapa
lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya
sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan
hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat
beribadah kepada Allah yang hidup.
Oleh
darah salib Kristus, Ia telah menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang
sia-sia.
Perbuatan
sia-sia = kutuk nenek moyang, yang diwariskan dari nenek moyang = dosa warisan.
Jadi,
setiap anak yang lahir sudah mewarisi dosa, jangan merasa anak yang lahir itu
sempurna.
Tetapi
syukur kepada Tuhan, oleh karena darah salib Kristus, hati kita telah disucikan
dari perbuatan yang sia-sia.
Ibrani
9: 26-28
(9:26) Sebab jika
demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi
sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk
menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
(9:27) Dan sama
seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu
dihakimi,
(9:28) demikian
pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa
banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa
menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang
menantikan Dia.
Korban
Kristus berkuasa untuk menghapus dosa manusia = dosa disucikan.
Pendeknya;
hanya dengan satu korban, Ia telah menyucikan manusia dari dosa.
Dia
tidak perlu melakukannya dua kali. Berbeda dengan ibadah yang pertama yang dijalankan menurut hukum
Taurat,
Harun
berulang kali membawa darah domba jantan sebagai
korban bakaran dan darah
lembu jantan muda sebagai korban penghapus dosa.
Ibrani
9: 14
(9:14) betapa
lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya
sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan
hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat
beribadah kepada Allah yang hidup.
Setelah
dosa disucikan oleh darah salib Kristus, selanjutnya kita dapat beribadah
kepada Allah yang hidup, tidak beribadah kepada allah yang mati.
Beribadah
kepada Allah yang hidup, berarti beribadah kepada Allah Abraham, Allah Ishak,
Allah Yakub, artinya; Allah yang sanggup memberi iman, harap dan kasih.
Allah
Abraham = kasih. Allah Ishak = iman. Allah Yakub = harap.
Berhala,
artinya; segala sesuatu yang melebihi Tuhan. Apapun itu jenisnya,
kalau itu menjadi pusat perhatian manusia, atau lebih utama dari Tuhan itulah
berhala
= allah yang
mati, tidak mampu memberi iman, harap dan kasih.
Praktek
memandang korban Kristus/memandang perkara di atas.
Ibrani
10: 7
(10:7) Lalu Aku
berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku
untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
Praktek
memandang perkara di atas: Melakukan kehendak
Allah Bapa.
Kiranya
hal ini berlaku atas kita, sehingga dengan demikian kita mampu menyukakan hati Tuhan.
Dengan melakukan
kehendak Allah Bapa, berarti mampu menyukakan hati Tuhan. Kalau
hanya menuruti kata hati
= mendengar suara daging, untuk memuaskan hawa nafsunya.
Matius
26: 42
(26:42) Lalu Ia
pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan
ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu!"
Yesus
harus meminum cawan Allah, artinya; menanggung penderitaan yang tidak harus Ia
tanggung di atas kayu salib sehingga dengan demikian jadilah
kehendak Allah.
Yesaya
53: 10
(53:10) Tetapi
TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan
dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya
akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
Sebagai korban penebus
salah, Yesus diremukkan di atas kayu salib, sehingga kehendak
Allah terlaksana oleh-Nya.
Memang
tidak enak bagi daging bila melakukan kehendak Allah. Sebaliknya, melakukan
kehendak daging memilukan hati Allah.
Yang
penting adalah menyenangkan hati Allah (titik). Tidak perlu pakai alasan ini dan itu, lakukan saja apa yang menjadi
kehendak Allah, titik.
Yohanes
4: 34
(4:34) Kata Yesus
kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku
dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Makanan
Yesus Kristus ialah;
1. Melakukan
kehendak Allah yang mengutus Dia.
2. Dan
menyelesaikan pekerjaan Allah = melayani di tengah-tengah ibadah pelayanan kepada
Tuhan.
Yang
menjadi korban santapan sehari-hari dan menikmatinya adalah
melakukan kehendak Allah Bapa dan melayani Dia.
Kalau
ibadah & pelayanan sudah dinikmati, apapun yang terjadi sukar
maupun senang, pasti
tetap akan dinikmati. Jadikanlah ibadah dan pelayanan
itu menjadi
korban santapan sehari-hari yang dinikmati.
Saudaraku,
biarlah firman ini mendarah daging. Jangan datang hanya untuk setor muka saja,
itu
adalah ibadah lahiriah. Kita datang beribadah untuk menikmati firman Tuhan dan
menjadi korban santapan sehari-hari yang patut kita nikmati.
Ibrani
10: 9
(10:9) Dan kemudian
kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang
pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Yesus
Kristus datang untuk melakukan kehendak Allah Bapa, sehingga dengan demikian,
berkuasa untuk MENGHAPUSKAN YANG PERTAMA.
Yang
pertama à
ibadah yang dijalankan menurut hukum Taurat.
Ibrani
10: 8
(10:8) Di atas Ia
berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa
tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun
dipersembahkan menurut hukum Taurat --.
Menjalankan
ibadah lahiriah (ibadah Taurat); tidak berkenan kepada Allah.
Meskipun
dipersembahkan menurut hukum Taurat, Allah tetap tidak menghendakinya.
Korban persembahan
menurut hukum Taurat, yaitu;
- Mempersembahkan
korban bakaran dari kambing domba.
- Mempersembahkan
korban penghapus dosa dari lembu
jantan muda.
Tetapi
sekalipun dipersembahkan menurut hukum Taurat, Tuhan tetap tidak berkenan.
Ibadah
Taurat/ibadah lahiriah, sekalipun dikemas dengan begitu menarik, dengan segala
tipu muslihat, tipu daya di hadapan Tuhan, tetap saja tidak berkenan di hadapan
Tuhan. Ibadah tidak boleh direkayasa,
tidak boleh ada trik dan intrik di dalamnya, itu tidak berkenan di hadapan
Tuhan.
Ibadah
lahiriah, berarti; mempersembahkan tubuh jasmani kepada Tuhan, tetapi tidak
mempersembahkan manusia batiniah, persis seperti Matius 15: 11.
Matius
15: 7-9
(15:7) Hai orang-orang
munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini
memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
(15:9) Percuma
mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah
manusia."
Memuliakan
Allah dengan bibir, padahal hatinya jauh dari Tuhan = menjalankan ibadah secara
lahiriah = menjalankan ibadah hanya karena perintah manusia = beribadah karena
aturan-aturan.
Kalau
beribadah karena aturan, itu bukanlah penyerahan diri sepenuhnya, itu bukanlah
pengabdian kepada Tuhan.
Berbeda
dengan pengabdian, penyerahan dari seorang imam; tidak perlu diperintah, dia
sudah melakukan apa yang terbaik untuk Tuhan.
Tetapi
ibadah lahiriah; melakukan segala sesuatu dalam kandang penggembalaan karena
aturan.
Siapakah
mereka yang menjalankan ibadah lahiriah? mereka adalah orang-orang munafik.
Munafik;
di luar dan di dalam tidak sama = di luar terlihat
baik tetapi di dalam penuh dengan kejahatan. Ini harus
dihapuskan.
Yesus
datang
dalam bentuk gulungan kitab untuk melakukan kehendak
Allah Bapa, berkuasa untuk menghapuskan yang pertama, itulah ibadah Taurat,
ibadah lahiriah.
Oleh sebab itu, biarlah
kita menikmati apa yang menjadi kehendak Allah Bapa, yang disertai dengan
pelayanan, dan biarlah itu menjadi korban santapan sehari-hari. Pada
saat masa aniaya antikris nanti, korban santapan akan dihapuskan, maka tidak
akan ada lagi kesempatan untuk menyukakan hati Tuhan.
Selagi
ada waktu, biarlah kita gunakan untuk menyukakan hati Allah Bapa.
Ibrani
10: 9
(10:9) Dan kemudian
kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang
pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Selanjutnya
berkuasa untuk MENEGAKKAN YANG KEDUA.
Hal
ini terwujud setelah Kristus mempersembahkan tubuh-Nya sebagai korban. Berarti
harus terlebih dahulu menjadi korban supaya dengan demikian berkuasa untuk
menegakkan yang kedua.
Roma
12: 1
(12:1) Karena itu,
saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Ketika
kita mempersembahkan tubuh sebagai korban, maka kita mampu mempersembahkan tubuh ini
kepada Tuhan sebagai persembahan; ”Yang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah” = Ibadah yang sejati = Ibadah yang sempurna.
Berbanding terbalik
dengan cara ibadah yang pertama, membawa darah domba
dan darah lembu sapi = ibadah lahiriah.
- Kalau
diawali dengan korban, maka kita mampu mempersembahkan persembahan yang hidup, bukan persembahan yang mati. Persembahan
yang mati =
ibadah dan pelayanan yang dikemas oleh daging.
Sama seperti jemaat
di Sardis;
kelihatan hidup padahal mati… (Wahyu 3:1-2).
Jemaat di Sardis beribadah dan melayani Tuhan namun mereka
hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging = mati.
-
Yang
kudus = hidup dalam kesucian.
-
Yang
berkenan, Berarti layak
di hadapan
Tuhan karena dilayakkan oleh salib Kristus, bukan karena kecakapan dan bukan
karena kemampuan kita masing-masing kita layak karena darah salib
Kristus,
berarti harus terlebih dahulu menjadi
korban, maka kita mampu mempersembahkan tubuh
kita sebagai persembahan yang hidup,
kudus dan berkenan.
Perlu diketahui: Mempersembahkan
tubuh sebagai persembahan yang
hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, itu semua oleh karena
kemurahan hati Tuhan, karena kasih karunia, bukan karena gagah, hebat, dan kuat
kita.
Ciri-ciri memandang
perkara di atas.
Matius
6: 26
(6:26) Pandanglah
burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Burung-burung
di langit tidak menabur, tidak menuai, tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung,
artinya; tidak sibuk dengan perkara di bawah, perkara lahiriah.
Lukas
10: 38-40
(10:38) Ketika
Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung.
Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
(10:39) Perempuan
itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki
Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
(10:40) sedang
Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan,
tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri?
Suruhlah dia membantu aku."
Maria,
saudara Marta, duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan Tuhan / firman Allah = tidak sibuk dengan perkara-perkara lahiriah.
Kalau
kita bisa duduk diam di bawah kaki Tuhan dan terus mendengarkan firman Tuhan,
berarti; kita melepaskan diri dari kesibukan-kesibukan yang ada di dunia ini.
Dunia
boleh sibuk, dunia boleh bergelora, tetapi anak-anak Tuhan tetap duduk di bawah kaki
Tuhan,
untuk dengar firman Tuhan.
Sebaliknya
Marta sibuk melayani, akhirnya tidak sempat duduk di bawah kaki Tuhan untuk
mendengarkan firman Tuhan.
Orang
yang sibuk dengan dunia ini;
1. Tidak
sempat untuk mendengarkan firman Tuhan.
2. Tidak
sempat merendahkan diri di bawah kaki Tuhan.
Ciri-ciri
orang yang sibuk dengan segala perkara lahiriah di dunia ini:
Ciri pertama.
Lukas
10: 40
(10:40) sedang
Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan,
tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri?
Suruhlah dia membantu aku."
- Mempersalahkan
Tuhan.
Tidak
sedikit orang mempersalahkan cara-cara ibadah kita ini. Tekun dalam 3 macam
ibadah pokok, menurut mereka tidak masuk akal, dan menurut mereka tidak
memenuhi syarat = mempersalahkan ibadah pelayanan = mempersalahkan Tuhan.
Nyata
dari pernyataan Marta: “Tuhan, tidakkah
Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah
dia membantu aku”, ia berani mempersalahkan Tuhan, dan orang dunia tidak segan-segan
mempersembahkan Tuhan.
- Suka menyalahkan
sesamanya.
Nyata
dari pernyataan Marta: “Saudaraku membiarkan
aku melayani seorang diri” = suka menyalahkan
orang lain.
Ciri kedua.
Lukas
10: 41-42
(10:41) Tetapi
Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri
dengan banyak perkara,
(10:42) tetapi
hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak
akan diambil dari padanya."
Kuatir,
sehingga menyusahkan diri dengan banyak perkara.
Kalau
kita mencari Kerajaan Sorga, dimana di dalamnya terdapat kebenaran, maka Tuhan akan
tambahkan, tidak perlu kita menyusahkan diri dengan banyak
perkara.
Satu
saja yang perlu = hal yang pokok, hal yang utama, yang tidak boleh diabaikan,
yaitu memilih bagian yang terbaik à duduk di bawah kaki Tuhan dan
terus mendengarkan firman Tuhan.
Jaminan
bila memilih
bagian yang terbaik: tidak akan diambil dari padanya
= duduk di sebelah kanan Allah Bapa = berada dalam kebahagiaan yang kekal
bersama dengan Allah Bapa.
Matius
6: 26
(6:26) Pandanglah
burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Jaminan
yang dimaksud:
1. Dipelihara
oleh Tuhan
= tidak menabur, tidak menuai, tidak mengumpulkan bekal
dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapa yang di sorga.
2. Berharga
di mata Tuhan
jauh melebihi burung-burung di udara.
Kita lihat ukuran berharga
di mata Tuhan.
Ibrani
1: 4-5
(1:4) jauh lebih
tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan
kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
(1:5) Karena kepada
siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku
Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan
menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?"
Ukurannya; lebih
berharga dari pada malaikat-malaikat, dan nama yang dikaruniakan jauh
lebih indah dari nama-nama yang lain, dan akhirnya kita diakui sebagai Anak
Allah.
Jadi,
bukan anak gampangan, bukan anak yang lahir di luar nikah, melainkan anak yang
paling dikasihi, kepadanyalah Allah berkenan.
Segala
kepenuhan Allah ada di dalam diri Yesus. Kalau kita anak, kepenuhan itu menjadi
bagian dari hidup kita.
Jangan
hanya berkata: “Saya berharga di mata Tuhan”, tetapi tidak tahu bagaimana
ukuran berharganya.
Ibrani
1: 6
(1:6) Dan ketika Ia
membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat
Allah harus menyembah Dia."
Sampai
akhirnya
dosa ditaklukkan di bawah kaki, dan musuh yang
terakhir, yaitu
maut telah dikalahkan.
Ibrani
1: 8
(1:8) Tetapi
tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan
selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.
Kemudian,
tentang anak-anak Allah, Ia berbicara:
- “Takhta-Mu, ya
Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya”,
itu adalah bagian anak-anak
Tuhan.
- “Tongkat
kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.”
Ibrani
1: 9
(1:9) Engkau
mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah
mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman
sekutu-Mu."
Selanjutnya
mencintai keadilan dan membenci kejahatan, terutama kesombongan, kecongkakan,
dusta dan jalan hidup yang tidak berkenan.
Tidak
berhenti sampai di situ; Tuhan mengurapi dengan minyak urapan, tanpa kesukaan
melebihi dari pada yang lain.
Jadi
pengurapan yang kita terima adalah sebagai tanda kesukaan, melebihi dari yang
lain.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment