IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 22 APRIL 2016
“KITAB MALEAKHI”
Subtema : SEPATAH
KATA SAJA
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita sekaliannya, salam di dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih
setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah pendalaman
Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Kita kembali memperhatikan
firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab dari Maleakhi pasal 4.
Maleakhi 4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya
hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap
orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari
yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar
dan cabang mereka.
Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus untuk
kali yang kedua, dimana Ia tampil sebagai Raja yang berkuasa untuk menghakimi
semua bangsa = hari penghakiman.
Sebagai gambaran dari hari penghakiman itu: “Menyala
seperti perapian”. Maka yang akan terbakar pada hari penghakiman itu
adalah; jerami.
Jerami = batang padi / batang gandum yang kering
sesudah dituai à kerohanian yang kering-kering = tidak berbuah = tidak
dapat berbuat baik.
Yohanes 15:4-6
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada
pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di
dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok anggur
dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di
dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.
(15:6) Barangsiapa tidak
tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,
kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Penyebab kerohanian menjadi kering-kering adalah; “hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan” =
jauh dari Tuhan = berada di luar Tuhan....“Seperti
ranting tidak melekat pada pokok anggur dan menjadi kering, tidak menghasilkan
buah.”
Tidak menghasilkan buah, artinya; tidak dapat berbuat
apa-apa = tidak dapat berbuat baik = tidak dapat menyenangkan hati Tuhan.
Siapapun dia biar orang kaya, pintar, kalau jauh dari
Tuhan dia tidak akan pernah bisa menghasilkan sesuatu yang baik.
Lebih jauh mengenai kerohanian yang kering-kering...
Yeremia 17:5-6
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari
pada TUHAN!
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan
mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang
gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Kerohanian yang kering-kering selalu mengandalkan
manusia dan kekuatannya sendiri = bergantung pada kekuatannya dan manusia, berarti;
tidak bergantung kepada kemurahan hati Tuhan.
Kerohanian yang kering-kering diumpamakan seperti tiga
hal, yaitu;
1.
“Seperti semak bulus di
padang belantara” = tanpa pemeliharaan Tuhan.
2.
“Tidak akan mengalami
datangnya keadaan baik” = tidak mengalami pemulihan.
3.
a. “Ia akan
tinggal di tanah angus di padang gurun” = gersang, tandus, tidak
menghasilkan apa-apa.
b. “Tinggal di negeri
padang asin yang tidak berpenduduk” = hidup tanpa kasih Allah.
Tinggal di daerah tidak berpenduduk = hidup
menyendiri. Kalau hidup seorang diri di tengah orang banyak = hidup tanpa kasih
Allah.
Yeremia 17:4
(17:4) Engkau terpaksa
lepas tangan dari milik pusakamu yang telah Kuberikan kepadamu, dan Aku akan
membuat engkau menjadi budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam
murka-Ku api telah mencetus yang akan menyala untuk selama-lamanya."
“Lepas tangan dari milik
pusaka yang dipercayakan oleh Tuhan.”
Artinya; tidak bertanggungjawab terhadap ibadah dan
pelayanan = melepaskan diri dari ibadah dan pelayanan.
Milik pusaka à harta warisan itulah
ibadah dan pelayanan.
Tuhan telah mewariskan ibadah dan pelayanan ini kepada
kita sebagai milik pusaka yang harus dipertahankan, jangan lepaskan apapun
alasannya.
Akibat lepas tangan dari milik pusaka: “Menjadi budak musuh atas seijin Tuhan.”
Ada 2 musuh utama / musuh abadi;
1.
Daging dengan segala hawa nafsu
dan keinginannya.
Daging itu musuh dalam selimut karena daging tinggal
bersama-sama dengan kita.
Jadi jangan biasakan hidup menurut keinginan daging.
Karena setiap orang yang hidup menurut keinginan daging, hanya memikirkan
hal-hal dari daging, tidak memikirkan hal-hal dari Roh. Tidak akan memikirkan
kemajuan-kemajuan dalam kandang penggembalaan.
2.
Iblis / setan = roh jahat dan roh najis = penghulu di udara dengan segala
tipu dayanya.
-
Roh jahat disebut juga serigala.
Pekerjaan serigala:
Menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba sehingga kawanan domba tidak
tergembala dengan baik... Yohanes 10:12.
-
Roh najis disebut juga dengan; burung.
Pekerjaan roh najis;
menghambat pembangunan tubuh Kristus.
Pertanyaannya: Dimanakah
tempat ketika diperbudak oleh musuh?
Jawabnya: “Di negeri
yang tidak mereka kenal.”
Ada 2 kali bangsa Israel diperbudak musuh.
-
Selama 430 tahun di Mesir.
Bangsa Israel diperbudak dengan kerja paksa sampai
memahitkan hati mereka.
Kalau seseorang diperbudak oleh dosa tanpa hari
perhentian (sabat) maka yang akan terjadi adalah; capek hati / lelah hati
sampai hati terasa pahit.
Itulah yang dialami bangsa Israel selama 430 tahun diperbudak di Mesir.
-
Selama 70 tahun di Babel.
Babel adalah tempatnya roh jahat dan roh najis
bersembunyi.
Kesimpulannya; bangsa Israel diperbudak musuh di
negeri yang tidak mereka kenal yaitu; Mesir
dan Babel.
Tuhan menjanjikan suatu negeri kepada bangsa Israel
itulah negeri Kanaan tujuannya; supaya mereka dapat beribadah dan melayani
Tuhan.
Tempat kita beribadah dan melayani Tuhan sangat familiar,
sangat kita kenal sekali, karena di luar ibadah dan pelayanan adalah tempat
yang tidak kita kenal / asing bagi kita. Oleh sebab itu, kalau ada orang yang
lebih suka di luar sana dari pada berada di negeri yang Tuhan janjikan, tanda
bahwa ia sedang diperbudak musuh.
Kalau seseorang lebih mengenal dunia dan daerah
kefasikan yaitu; tempat roh jahat dan roh najis, berarti; dapat dipastikan ia
sedang diperbudak oleh musuh. Itu
sebabnya, Daud lebih suka satu hari dalam pelataran bait Allah dari pada beribu
ribu hari di tempat lain.
Pertanyaannya: Siapakah
yang digambarkan seperti jerami?
Jawabnya: “Orang
gegabah dan semua orang yang berbuat fasik.”
Sejenak kita melihat orang
yang gegabah...
Maleakhi 3:13-15
(3:13) Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu
berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?"
(3:14) Kamu berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah
untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan
dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?
(3:15) Oleh sebab itu
kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur
orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka
luput juga."
Orang gegabah berkata, antara lain;
a.
"Adalah sia-sia
beribadah kepada Allah.”
b.
“Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus
dilakukan terhadap-Nya?”
c.
“Apakah untungnya
berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam?”
Pendeknya, perkataan
orang gegabah adalah perkataan kurang ajar.
Saudaraku, sebagai anak
Tuhan jangan terlalu gampang mengucapkan kata-kata. Apalagi berbicara tentang
yang berkaitan dengan kandang penggembalaan di dalamnya ada gembala, jangan ya,
tidak boleh.
Keterangan: “Apakah untungnya berjalan
dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?”
Arti rohaninya: Tidak ada untungnya menyesali
kesalahan dan tidak ada untungnya bersedih hati atas dosa-dosa yang pernah
terjadi.
Menyesallah terhadap kesalahan yang sudah pernah
dilakukan, tetapi kalau menyesal jangan ulangi lagi, cukup satu kali jangan
berkali-kali, kalau berkali-kali menyesal berarti melakukan kesalahan
berkali-kali, ini namanya orang bebal, tidak bisa diajar lagi.
Contoh berjalan dengan
tidak memakai pakaian berkabung...
Matius 11:20-22
(11:20) Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat,
sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya:
(11:21) "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida!
Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di
tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.
(11:22) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan
Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.
Yesus mengecam kota-kota
yang tidak mau bertobat dan berkabung yaitu; Khorazim dan Betsaida.
Tidak mau bertobat dan
berkabung = tidak mau menyesali kesalahan-kesalahan yang pernah mereka perbuat,
sedangkan kota yang lain yaitu; Tirus
dan Sidon sudah lama bertobat dan
berkabung, sementara mujizat-mujizat yang pernah terjadi di Sidon dan Tirus
juga terjadi di Khorazim dan Betsaida, bahkan lebih banyak.
Kalau orang lain bisa
bertobat dengan mujizat yang sama, seharusnya Khorazim dan Betsaida juga
bertobat dan berkabung, menyesali setiap kesalahan, mau bersedih hati terhadap
dosa yang terjadi. Kalau orang lain di tolong oleh Tuhan seharusnya kita juga
mendapatkan pertolongan dan kemurahan dari Tuhan. Ini cambuk, ini harus
diperhatikan. Orang lain bisa berhasil dalam hal yang rohani, kita juga harus
berhasil dalam hal yang rohani, nanti semua akan ditambahkan.
Matius 11:23
(11:23) Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke
langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika
di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota
itu tentu masih berdiri sampai hari ini.
(11:24) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan
negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu."
Kemudian, Tuhan juga mengecam Kapernaum karena
tidak bertobat dan berkabung, sementara mujizat-mujizat juga banyak terjadi di
dalam kota Kapernaum.
Oleh karena Kapernaum
tidak mau bertobat dan berkabung, maka Yesus memberi sebuah perbandingan, yaitu:
“Jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat
yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai
hari ini.” Begitu yakinnya Yesus mengatakan itu, menunjukkan betapa
bebalnya kota Kapernaum.
Perlu untuk diketahui: Yesus
mengunjungi kota Kapernaum sebanyak 4 kali, antara lain;
1.
Matius 4:12-17.
2.
Matius 8:5-13.
3.
Markus 1:21-28.
4.
Yohanes 2:12.
Kemudian, Yesus
mengadakan mujizat-mujizat sebanyak dua kali, diantaranya;
Yang pertama
Matius 8:5-9
(8:5) Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira
mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya:
(8:6) "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia
sangat menderita."
(8:7) Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya."
(8:8) Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak
menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu
akan sembuh.
(8:9) Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula
prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia
pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada
hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya."
Yesus menyembuhkan hamba
seorang perwira di Kapernaum.
Adapun sakit yang
diderita oleh hamba dari perwira tersebut adalah; sakit lumpuh.
Lumpuh = tidak dapat
berjalan, arti rohaninya; tidak dapat iring Yesus = tidak dapat berjalan bersama
dengan Yesus = tidak dapat mengikuti jejak Kristus.
Saya berharap segala kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita dalam kandang penggembalaan ini berjalan dengan
baik sesuai dengan kehendak Tuhan dan sesuai dengan rencana Tuhan, biarlah itu
terjadi supaya kita dapat merasakan kemurahan Tuhan.
Tetapi ini tidak terlepas
dari kerohanian kita masing-masing. Kalau kerohanian mulai dari gembala sampai
dengan sidang jemaat lumpuh, maka otomatis segala kegiatan-kegiatan dalam
kandang penggembalaan pasti lumpuh. Inilah yang disebut; tidak bisa iring
Yesus, tidak dapat berjalan dengan Yesus = tidak dapat mengiring Yesus.
Sebetulnya inilah yang
disebut dengan sakit rohani dan orang yang sakit rohani seperti ini akan mengalami penderitaan.
Namun oleh karena iman dari perwira tersebut, maka
hamba dari perwira tersebut disembuhkan = dapat berjalan, dapat mengiring Yesus
= dapat berjalan dengan Yesus = dapat
mengikuti jejak Kristus.
1 Petrus 2:21
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah
menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu
mengikuti jejak-Nya.
Kita dipanggil dengan satu tujuan:
Supaya kita iring Yesus, atau mengikuti jejak Kristus yaitu; suatu teladan yang Dia tinggalkan.
1 Petrus 2:21-23
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
(2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki;
ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia,
yang menghakimi dengan adil.
Mari kita lihat teladan
yang ditinggalkan oleh Yesus, antara lain;
1.
“Tidak berbuat dosa” = roti
tanpa ragi; tanpa dosa keburukan dan tanpa dosa kejahatan, tidak ada
kemunafikan di dalamnya, tidak ada kebencian di dalam dirinya.
2.
“Tipu tidak ada di dalam
mulutnya” = tidak ada dusta.
Kalau seseorang tidak
salah dalam perkataan maka ia sempurna dalam seluruh hidup, sebab itu hati-hati
dalam berbicara.
3.
“Ketika mencaci maki
tidak membalas dengan caci maki” = tidak hidup di bawah hukum Taurat = tidak membalas
kejahatan dengan kejahatan, berarti; hidup oleh karena kasih karunia.
Kasih itu menutupi banyak
sekali dosa, kasih itu mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan.
4. “Ketika menderita ia tidak mengancam sebaliknya Ia menyerahkan segala
persoalan itu kepada Allah sebab Dialah Allah yang adil.”
Inilah empat jejak Yesus
Kristus supaya kita mengikuti jejak atau teladan yang ditinggalkan-Nya.
Bersama-sama kita lihat iman dari perwira tersebut..
Matius 8:7-8
(8:7) Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang
menyembuhkannya."
(8:8) Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak
menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu
akan sembuh.
Iman dari perwira
tersebut kepada Yesus adalah sepatah
kata dari Yesus.
Sepatah kata berarti;
tidak perlu kalimat dengan susunan kata yang panjang = firman iman.
Roma 4:17-18
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa
banyak bangsa" --di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah
yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang
tidak ada menjadi ada.
(4:18) Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham
berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut
yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Kemudian, firman
iman adalah; “menjadikan yang tidak ada
menjadi ada”, = kuasa dari sepatah kata.
Saudaraku, sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya
Tabernakel, ada yang lima tahun, ada yang tiga tahu, ada yang beberapa bulan,
ada juga yang puluhan tahun, artinya; firman
Allah
yang telah kita terima, bukan lagi sepatah kata. Apakah jemaat GPT “BETANIA” beriman? Kalau beriman, terhadap sepatah kata saja sudah cukup.
Roma 10:16-17
(10:16) Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya
sendiri berkata: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan
kami?"
(10:17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus.
Firman iman timbul dari mendengar, mendengar akan
firman Kristus = firman yang diurapi.
Seorang hamba Tuhan harus di dalam pengurapan yang penuh di tengah-tengah
pemberitaan firman. Sebab itu sidang jemaat harus terbeban untuk mendoakan gembala
sidang, supaya tetap dalam urapan yang penuh dalam pemberitaan firman; dari
kita untuk kita.
Bandingkan dengan orang
yang mendengar tetapi tidak memiliki iman.
Roma 10:18-21
(10:18) Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Memang
mereka telah mendengarnya: "Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan
perkataan mereka sampai ke ujung bumi."
(10:19) Tetapi aku bertanya: Adakah Israel menanggapnya? Pertama-tama
Musa berkata: "Aku menjadikan kamu cemburu terhadap orang-orang yang bukan
umat dan membangkitkan amarahmu terhadap bangsa yang bebal."
(10:20) Dan dengan berani Yesaya mengatakan: "Aku telah berkenan
ditemukan mereka yang tidak mencari Aku, Aku telah menampakkan diri kepada
mereka yang tidak menanyakan Aku."
(10:21) Tetapi tentang Israel ia berkata: "Sepanjang hari Aku telah
mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah."
Bangsa Israel mendengar tetapi tidak menanggapi (tidak
tanggap) terhadap apa yang didengar, tidak tanggap terhadap nubuatan firman.
Kerugian yang terjadi; tidak akan mengalami kesembuhan
dan pemulihan, tetap menderita sakit lumpuh,
sehingga tidak bisa iring Yesus atau
mengikuti jejak Kristus, ibadah dan pelayanan =
lumpuh.
Kalau seandainya semuanya kuliah, malas-malasan, telat
datang beribadah karena pekerjaan, kemudian semua keras hati, tidak
dengar-dengaran, maka ibadah dan
pelayanan lumpuh tidak dapat berjalan.
Nabi Yesaya berkali-kali bernubuat,
juga Musa menyampaikan hukum-hukum Allah kepada bangsa Israel, tetapi bangsa Israel
tidak memiliki iman, karena mendengar tetapi tidak tanggap. Dapat dibayangkan betapa kerasnya hati dari bangsa Israel mendengar tetapi tidak
tanggap. Kalau perwira di Kapernaum tadi; hanya sepatah kata saja.
Penyebab mendengar tetapi
tidak tanggap:
1.
“Bangsa Israel tidak
taat terhadap firman nubuatan dan firman Kristus.”
-
Firman nubuatan = firman para nabi, berarti; yang berkuasa untuk; menyelidiki, mengoreksi,
segala sesuatu yang terkandung di dalam hati.
-
Firman Kristus = firman yang diurapi,
artinya; ayat yang satu menerangkan ayat yang lain / ayat yang satu menjelaskan ayat yang lain, sampai
tersingkap rahasia firman.
Pendeknya, firman para nabi dan firman Kristus adalah uluran
dua tangan
sebagai tanda belas kasihan Tuhan.
Firman nubuatan dan firman Kristus adalah uluran dua tangan
sebagai tanda belas kasih Tuhan, tetapi kenyataannya mereka tidak taat
kepada firman para nabi dan firman Kristus, tidak menghargai uluran tangan
pengasihan Tuhan. Sesungguhnya
suatu kemurahan bagi kita kalau kita
diberi kesempatan untuk menikmati firman nubuatan dan firman Kristus.
Kalau firman yang ditambahkan dan dikurangkan itu
bukan uluran tangan kasih Tuhan, itu bukan kemurahan.
Firman nubuat dan firman Kristus menolong hidup pribadi lepas pribadi, untuk menolong nikah rumah tangga, menolong
ibadah dan pelayanan kita, supaya semakin berkenan di hadapan Tuhan sampai
akhirnya semuanya ditambahkan.
Oleh karena uluran tangan Tuhan Musa tidak binasa,
diangkat dari sungai Nil, diangkat oleh putri firaun. Firman para nabi dan
firman Kristus adalah uluran tangan Tuhan, supaya kita tidak binasa, teramat
lebih saat menghadapi masalah aniaya antikris yang disebut pembinasa keji suatu
saat kali nanti akan berdiri di tempat kudus sehingga
disitu tidak ada lagi korban sehari-hari
itulah ibadah dan pelayanan dan korban
santapan itulah firman Allah sebagai makanan rohani.
Tidak taat = tidak patuh pada ajaran yang benar à orang bebal.
Sepanjang hari mengulurkan tangan berarti juga;
berulang-ulang atau setiap hari menyampaikan firman nubuatan dan firman Kristus,
tetapi bangsa Israel juga tetap tidak taat.
2.
“Membantah”
= melawan = dikuasai roh pendurhakaan, yaitu; pemberontakan.
Sama seperti Korah dengan pengikut-pengikutnya telah
diberi kesempatan untuk melayani bersama dengan imam-imam di dalam ruangan suci
ataupun mempersembahkan korban di atas mezbah korban berkaran, tetapi Korah dan
pengikut-pengikutnya masih meninggi-ninggikan diri di hadapan Tuhan, sehingga
oleh karena itu mereka memberontak / membantah kepada Musa.
Kalau sudah diberi kepercayaan untuk melayani Tuhan,
biarlah kita melayani sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan yang sudah
diberikan oleh Tuhan, tidak perlu lagi meninggi-ninggikan diri, merasa diri
lebih hebat dari si a, si B dan
lain sebagainya itu sama dengan menuntut pangkat imam.
Kemudian, Saul
juga telah dipercayakan jabatan sebagai raja untuk
menggembalakan 12 suku Israel tetapi ia tidak menuruti firman Tuhan / melangkahi titah Tuhan = membantah / memberontak karena keras hati sehingga Tuhan mengoyakkan
kerajaan Israel dari Saul, pendeknya
= Tuhan
tidak percayakan jabatan Raja
kepada Saul atas Israel, karena membantah.
Layanilah Tuhan dengan
sungguh-sungguh, tidak perlu menuntut pangkat imam, tidak perlu meninggi-ninggikan diri, jangan
merasa
diri lebih hebat dari yang lain.
Matius 8:10
(8:10) Setelah Yesus
mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku
jumpai pada seorangpun di antara orang Israel.
Yesus terheran-heran
melihat iman yang dimiliki oleh perwira tersebut, sebab tidak pernah menjumpai
iman seperti itu dari antara bangsa Israel
(termasuk orang-orang yang berada di Kapernaum) sekalipun telah menerima uluran tangan Tuhan, itulah
firman nubuatan dan firman Kristus.
Hanya sepatah kata saja, itu sebabnya Yesus
terheran-heran.
Matius 4:14-16
(4:14) supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:
(4:15) "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah
seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, --
(4:16) bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar
dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit
Terang."
Penyebab sehingga bangsa Israel
teramat lebih orang-orang di Kapernaum tidak memiliki iman seperti iman yang dimiliki
oleh perwira tersebut, karena mereka diam di dalam kegelapan di negeri yang dinaungi maut.
Kegelapan adalah tempat yang paling efektif untuk
menyembunyikan dosa, itulah yang disebut dosa yang terselubung, sehingga orang
tidak berani datang kepada terang itu.
Orang yang menyembunyikan dosa tidak mau datang kepada
terang itu, sebab kalau ia datang kepada terang itu ia akan dipermalukan.
Sebab itu, dengar firman juga jangan duduk di
belakang, berusaha terang-terangan duduk di depan, terang-terangan dengar
firman, tidak usah mengumpat.
Mari kita lihat...
2 Korintus 3:14-15
(3:14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada
hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca
perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat
menyingkapkannya.
(3:15) Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab
Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.
Kalau masih ada dosa yang disembunyikan (selubung), maka, kemungkinan yang
terjadi adalah; pikiran menjadi tumpul.
Pikiran tumpul = tidak memiliki akal budi dan
pengertian = tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Dan,
orang yang pikirannya tumpul lebih suka menjalankan ibadah secara lahiriah =
pelayanan tubuh.
Mendengar firman sampai menangis tetapi tidak
ditindaklanjuti sampai kepada keubahan
hidup, pelayanan tubuh.
Keadaan seseorang bila
berada dalam kegelapan (malam).
1 Tesalonika 5:6-8
(5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain,
tetapi berjaga-jaga dan sadar.
(5:7) Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk,
mabuk waktu malam.
(5:8) Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar,
berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.
1.
“Tidur” à orang malas.
Mari kita lihat orang malas...
Amsal 24:30-33
(24:30) Aku melalui
ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi.
(24:31) Lihatlah, semua
itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
(24:32) Aku memandangnya,
aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran.
(24:33) "Tidur
sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk
tinggal berbaring,"
Pemalas diumpamakan seperti; “orang yang tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat
tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring.”
Pendeknya, pemalas itu tidak ada aktivitasnya,
sehingga kalau kita perhatikan ladang dari si pemalas ini; semuanya;
-
Ditumbuhi onak = jenis rotan yang berduri.
-
Tanahnya tertutup dengan jeruju = ditumbuhi semak atau daun batangnya yang berduri.
-
Temboknya sudah roboh = tidak ada lagi perlindungan,
penjagaan dan pembelaan dari Tuhan.
Hal ini terjadi dan menimpa si pemalas, karena si
pemalas tidak berakal budi tidak memiliki pemikiran yang sehat tidak dapat menyenangkan
hati Tuhan, apa yang berkenan dan yang sempurna bagi Tuhan.
2.
“Mabuk” à orang yang hidup di
dalam hawa nafsu daging dan kehendak daging.
Mari kita lihat tabiat-tabiat daging...
Galatia 5:19-21
(5:19)
Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan
berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri
sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan
kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal
yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Ada 15 perbuatan daging yaitu; (1) Percabulan, (2)
kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan,
(7) perselisihan, (8) iri hati,(9)
amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11) percideraan, (12) roh
pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora.
Kalau terlihat 15 tabiat daging disebutlah mabuk =
hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging, inilah orang-orang malam.
Kita sudah lihat, sekalipun Tuhan sudah mengulurkan
tangannya itulah firman nabi / firman Kristus, mereka hanya mendengar tetapi
tidak tanggap; bebal, sekalipun banyak firman Tuhan yang disampaikan, tetap
saja mereka tidak berubah, termasuk orang-orang di Kapernaum tadi.
Sekarang kita perhatikan...
Praktek sepatah kata, sebagai
jalan keluar.
Matius 8:8-9
(8:8) Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak
menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu
akan sembuh.
(8:9) Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula
prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia
pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada
hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya."
Praktek sepatah kata: “Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang
lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun
kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia
mengerjakannya" = dengar-dengaran
= taat = patuh pada ajaran yang benar. Inilah praktek sepatah kata.
Dengar-dengaran saja, itu yang benar, sebab dengar-dengaran adalah sikap yang terpuji
dari seorang hamba dihadapan tuannya.
Saya tidak salah untuk mengulangi tentang Samuel; sekalipun
ia seorang yang masih kecil dan muda tetapi ia adalah seorang yang
dengar-dengaran. Di tengah malam sedang asyik tidur / menikmati tidurnya, tiga
kali ia mendengarkan panggilan. Sekalipun ia tidak tahu Allah yang memanggil,
tetapi ia tidak bersungut-sungut ketika zona kenyamanannya diganggu gugat, dari
mulut ia hanya berkata; “ya bapa.”
-
Ya bapa yang pertama;
dengar-dengaran kepada bapa jasmani.
-
Ya bapa yang kedua;
dengar-dengaran kepada bapa rohani.
-
Ya bapa yang ketiga;
dengar-dengaran kepada Bapa di sorga.
Sekalipun pada waktu itu penglihatan sangat jarang dan firman Tuhan
jarang sekali disampaikan kepada Samuel, tetapi ia tetap dengar-dengaran, ini menunjukkan
bahwa ia seorang hamba Tuhan, hamba yang taat kepada tuannya. Berbanding terbalik dengan bangsa Israel dan
orang-orang di Kapernaum, sekalipun dua tangan Tuhan diulurkan, yaitu; Firman
para nabi dan firman Kristus disampaikan, tetap saja mereka tidak tanggap.
Saya akan tunjukkan bahwa ia adalah seorang hamba yang
taat...
1 Samuel 2:19-20
(2:19) Setiap tahun
ibunya membuatkan dia jubah
kecil dan membawa jubah itu
kepadanya, apabila ia bersama-sama suaminya pergi mempersembahkan korban
sembelihan tahunan.
(2:20) Lalu Eli
memberkati Elkana dan isterinya, katanya: "TUHAN kiranya memberikan
keturunan kepadamu dari perempuan ini pengganti yang telah diserahkannya kepada
TUHAN." Sesudah itu pulanglah mereka ke tempat kediamannya.
Rupanya Samuel yang masih kecil, tubuhnya berlilitkan baju Efod dari kain lenan. Pendeknya, pada saat itu Samuel sudah mengenakan jubah yang maha indah.
Ini menunjukkan bahwa Samuel adalah seorang hamba Tuhan
yang taat kepada tuannya / hamba Tuhan yang dengar-dengaran, bagaimana dengan
kita? Apakah masih menggerutu, memberontak, melawan dan membantah? Sesuatu yang
baik harus dilawan itu tidak logis.
Kolose 3:22
(3:22) Hai hamba-hamba,
taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan
mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut
akan Tuhan.
Seorang hamba harus taat, patuh pada ajaran yang benar
= dengar-dengaran.
Dan ketaatan itu harus disertai dengan ketulusan hati,
bukan dengan pura-pura, kalau pura-pura hanya dapat menyenangkan hati tuannya
pada saat di depan, dibelakang tidak.
Titus 2:9-10
(2:9) Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan
berkenan kepada mereka, jangan membantah,
(2:10) jangan curang,
tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam
segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.
Hamba yang taat dan berkenan kepada tuannya berarti;
1.
“Jangan
membantah” = jangan melawan = jangan memberontak.
2.
“Jangan curang”
= harus adil di hadapan Tuhan dan sesama.
Adil di hadapan Tuhan berarti menggunakan waktu yang
baik.
Ada waktu yang baik;
-
Tuhan memberikan kita enam hari lamanya untuk bekerja.
-
Hari ketujuh adalah hari perhentian bagi Tuhan Allah.
Harus adil jangan curang, gunakan waktu sedemikian
rupa, boleh bekerja tetapi juga harus ada waktu untuk beribadah dan melayani.
Kebanyakan diantara kita mendambakan untuk diberkati, tetapi tidak
mau memikul salib, tidak mau bersungguh-sungguh bekerja di ladang Tuhan, ingin dipakai luar biasa oleh Tuhan
tetapi tidak mau memberi diri dipimpin Roh Kudus, karena senantiasa menuruti
kata hati dan suara daging = curang.
Kita akan
perhatikan 3 pernyataan dari perwira tersebut kepada Yesus sebagai bukti
dengar-dengaran, yaitu;
-
Pernyataan yang pertama: “Pergi.” Ini berbicara tentang pengutusan.
Seorang hamba yang diutus harus berdua-duaan, artinya;
hidup sesuai dengan firman Allah dan Roh Kudus.
-
Pernyataan yang kedua: “Datang.” Ini berbicara tentang tanggung jawab seorang hamba
dihadapan Tuhan.
Malam ini kita datang menghadap takhta kasih
karunia, menjalankan ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci,
sebagai tanggung jawab kita dihadapan Tuhan.
- Pernyataan yang
ketiga: “Kerjakan.” Ini berbicara
tentang pelayanan seorang hamba / tugas dan kewajiban, yang tidak boleh ditunda
oleh seorang hamba Tuhan.
Kelebihan dari seorang hamba yang
dengar-dengaran: “Merasa diri tidak layak”......
(Matius 8:8).
Tanda-tanda
kalau seseorang merasa diri tidak layak, antara lain;
-
Senantiasa
berusaha memberi yang terbaik.
-
Senantiasa
merendahkan diri dhadapan Tuhan.
Inilah hamba yang taat dan berkenan kepada Tuhan;
jangan membantah dan jangan curang, maka nanti akan terlihat ketulusan hati.
Inilah praktek dari sepatah kata, yaitu; dengar-dengaran. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang