IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 17 Maret 2017
Subtema: DUDUK MAKAN /
MENIKMATI MAKANAN KARENA YESUS RAJA
Shalom
saudaraku, selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua, salam di dalam kasih
Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kemurahan hati-Nya kita dimungkinkan
untuk melangsungkan ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Kita
segera memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab dari
kitab Maleakhi yang dikaitkan dengan kefasikan Saul. Untuk mempersingkat waktu
kita langsung memperhatikan pengurapan dari pada Saul dimana pengurapan Saul
ini ditandai dengan daging sehingga pada akhirnya terlihatlah
kefasikan-kefasikan Saul dimana dia ingin membunuh Daud, dan akhirnya juga
membunuh para imam di Nob dan kefasikan-kefasikan yang lain.
1
Samuel 10:1
(10:1) Lalu Samuel mengambil
buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia
sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas
umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan
engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah
tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya
sendiri:
Perhatikan
kalimat; “Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas
kepala Saul.” Ini berbicara tentang
pengurapan yang ditandai dengan daging.
Minyak à urapan Roh Kudus.
Buli-buli / bejana tanah liat à daging dengan segala tabiatnya.
Segala perbuatan-perbuatan daging ditulis dengan
jelas di dalam kitab Galatia 5:19-21.
Kita memperhatikan...
1 Samuel 8:4-5
(8:4) Sebab itu berkumpullah
semua tua-tua Israel; mereka datang kepada Samuel di Rama
(8:5) dan berkata kepadanya:
"Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka
angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada
segala bangsa-bangsa lain."
Bangsa
Israel menghendaki seorang raja untuk memerintah mereka. Namun yang menjadi
contoh teladannya adalah; “Seperti pada segala bangsa-bangsa lain."
Ini adalah suatu kekeliruan yang besar karena
dengan mengikuti contoh teladan dari pada bangsa-bangsa lain, maka mereka
melanggar perjanjian terhadap Allah. Berarti setali tiga uang.
Satu sisi pengurapan
Saul adalah pengurapan yang ditandai dengan daging, sisi yang lain (bangsa
Israel), mereka menghendaki seorang raja, itu adalah suatu kekeliruan, itu
sebabnya, saya katakan; setali dua uang.
Keluaran 19:5-6
(19:5) Jadi sekarang, jika kamu
sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu
akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab
Akulah yang empunya seluruh bumi.
(19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku
kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang
harus kaukatakan kepada orang Israel."
Bangsa Israel akan menjadi harta kesayangan bagi
Allah dari antara segala bangsa sebab mereka dikhususkan menjadi suatu kerajaan
imam dan bangsa yang kudus bagi Allah.
Pendeknya, bangsa Israel dikhususkan bagi Allah,
dan itu adalah suatu perjanjian yang harus mereka tepati, perjanjian yang tidak
boleh diingkari, dihadapan Tuhan. Namun kenyataannya tadi di dalam 1 Samuel 8, mereka menghendaki seorang
raja untuk memerintah mereka, sebab itu tadi saya katakan itu adalah suatu
kekeliruan, karena mereka telah mengingkari perjanjian mereka kepada Allah.
Karena mereka adalah suatu kerajaan, bangsa yang kudus maka tidak perlu mereka
menghendaki seorang raja untuk memerintah mereka. Karena yang menjadi raja atas
mereka adalah Allah, Dialah raja di atas segala raja.
Sekarang kita lihat apa jawaban Israel terhadap perjanjian ini...
Keluaran 19:7-8
(19:7) Lalu datanglah Musa dan
memanggil para tua-tua bangsa itu dan membawa ke depan mereka segala firman
yang diperintahkan TUHAN kepadanya.
(19:8) Seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama: "Segala yang
difirmankan TUHAN akan kami lakukan." Lalu Musapun menyampaikan jawab
bangsa itu kepada TUHAN.
Jawab bangsa Israel kepada Tuhan; “"Segala yang difirmankan TUHAN akan
kami lakukan”, berarti mereka setuju dengan perjanjian yang dibuat Tuhan
terhadap mereka.
Wahyu 5:10
(5:10) Dan Engkau telah membuat
mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan
mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Mereka yang telah ditebus dengan darah Anak
Domba, menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah.
Tujuannya; supaya mereka memerintah sebagai raja
di bumi.
Bukankah bangsa Israel telah ditebus oleh darah
Anak Domba Paskah yang telah disembelih pada waktu senja? Ditebus dari perbudakan Mesir dan Firaun.
Kemudian dengan kekuatan dua tangan Tuhan bangsa Israel dibawa masuk ke tanah Kanaan,
dengan satu tujuan supaya mereka dapat beribadah dan melayani Tuhan. Kesimpulannya,
menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam, bangsa yang kudus , tujuannya;
supaya mereka memerintah di atas muka bumi ini.
Ini juga harus menjadi suatu perjanjian bagi
kita, perjanjian antara kita dengan Tuhan tidak boleh diingkari. Ada kalanya
perjanjian ini diingkari, karena tidak bisa menahan hati, panas hati, kemudian
masih dikuasai oleh roh-roh yang lain, sehingga perjanjian ini diingkari. Ini
harus diperhatikan.
Memerintah sebagai raja di atas muka bumi
berarti bukan diperintah oleh dosa, tidak diperbudak oleh dosa.
Akibat melanggar / mengingkari perjanjian.
1 Samuel 8:6-7
(8:6) Waktu mereka berkata:
"Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami,"
perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN.
(8:7) TUHAN berfirman kepada
Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan
mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang
mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.
Akibatnya;
YANG PERTAMA:
Mengesalkan hati Samuel.
Samuel adalah seorang
nabi, sedangkan tugas seorang nabi adalah bernubuat, berarti; menghakimi dosa.
Pendeknya,
mengesalkan Samuel setara dengan menolak penyucian terhadap dosa.
Seorang yang tidak
mau beribadah dan melayani adalah orang yang menolak penyucian terhadap dosa.
Kalau seseorang rindu
beribadah dan melayani pasti rindu untuk disucikan dari dosa, baik dosa
kejahatan, kenajisan, baik dosa yang ditimbulkan oleh daging dengan segala hawa
nafsunya, baik dosa yang ditimbulkan oleh dunia dengan segala arusnya.
Tetapi kalau tidak
ada kerinduan untuk melayani di tengah-tengah ibadah yang Tuhan percayakan
berarti tidak ada keinginan untuk menyucikan dosa, tidak bisa dipungkiri, saya
tidak perlu sebut siapapun dia, karena itu yang terjadi.
YANG KEDUA: Menolak Allah menjadi raja atas mereka.
Saya ulangi,
seandainya mereka berpegang pada perjanjian yang Tuhan buat, mereka menjadi
suatu kerajaan, imam-imam bagi Allah, menjadi bangsa yang kudus dengan kata
lain bersedia menjadi harta yang indah, dikhususkan bagi Allah. Maka yang
menjadi raja atas mereka adalah Allah,
Dialah Raja di atas segala raja. Tetapi karena mereka menghendaki seorang raja,
berarti sama dengan menolak Allah menjadi raja atas mereka.
Wahyu 4:1-2
(4:1) Kemudian dari pada itu aku
melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang
telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke
mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.
(4:2) Segera aku dikuasai oleh
Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk
Seorang.
“Sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang,” sesuai dengan penglihatan rasul Yohanes di pulau Patmos.
Saudaraku, kerajaan sorga adalah bangunan yang
indah. Keindahannya tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Namun
seindah-indahnya kerajaan sorga tidak ada artinya bila takhta tidak ada di
dalamnya. Sama halnya dengan hidup seseorang sekalipun ia bergelimangan harta, kekayaan, memiliki uang yang banyak dan kedudukan dan jabatan
yang tinggi, semua itu tidak ada artinya kalau ia tidak menjadi suatu kerajaan
dan imam-imam bagi Allah, kalau dia tekun dalam ibadah dan melayani, semua itu
tidak ada artinya.
Apa arti hidup kalau
menolak Allah sebagai Raja di atas segala raja? Tidak ada artinya. Jadi, ayo, ubah paradigma yang lama, cara berfikir, sudut pandang yang lama.
Takhta Allah
berbicara tentang tiga hal, yaitu;
1. Kebenaran.
2. Kesucian.
3. Kesempurnaan.
Kalau dikaitkan dengan Tabernakel yang adalah
miniatur kerajaan sorga.
Maka kita sinkronkan sekarang dengan ayat 3...
Wahyu 4:3
(4:3) Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis
dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang
bagaikan zamrud rupanya.
Dia yang duduk di atas takhta itu bagaikan tiga
hal yaitu;
1. Permata yaspis, ini berbicara
tentang; firman Allah = KEBENARAN.
2. Permata zamrud, ini berbicara
tentang; Roh Allah = KESUCIAN, sebab
orang yang menaruh harap Dia akan menyucikan dirinya... 1 Yohanes 3:3. Penyucian itu adalah ruangan suci = pengharapan.
3. Permata sardis, ini berbicara
tentang kasih Allah = KESEMPURNAAN.
Tiga perkara di atas à Allah Trinitas dengan tabiat-Nya, memerintah dan berkuasa di dalam hati
kita masing-masing. Melayani sesuai kehendak sendiri seperti Saul, berarti
bukan Allah Trinitas yang bertakhta, melainkan kepentingan diri sendiri ada di
situ.
Jadi, kehidupan seorang yang melayani Tuhan
adalah kehidupan yang tiada tara, seindah batu permata yaspis, seindah batu permata zamrud,
seindah batu permata sardis. Hanya
orang yang bodoh tidak mau melayani Tuhan.
Kita masih ingat, sebelum kita tergembala dan
melayani Tuhan betapa buruknya kehidupan
kita, baik tubuh lahiriah/jasmani, baik hidup rohani/batin, tidak indah dan tidak
elok. Tetapi sekarang, setelah kita mengambil bagian di dalam pelayanan, di
dalam takhta kerajaan sorga, Tuhan mengubah kehidupan kita menjadi indah,
seindah tiga permata di atas tadi.
1 Samuel 10:17-21
(10:17) Kemudian Samuel
mengerahkan bangsa itu ke hadapan TUHAN di Mizpa
(10:18) dan ia berkata kepada
orang Israel itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Aku telah
menuntun orang Israel keluar dari Mesir dan telah melepaskan kamu dari tangan
orang Mesir dan dari tangan segala kerajaan yang menindas kamu.
(10:19) Tetapi sekarang kamu
menolak Allahmu yang menyelamatkan kamu dari segala malapetaka dan kesusahanmu,
dengan berkata: Tidak, angkatlah seorang raja atas kami. Maka sebab itu,
berdirilah kamu di hadapan TUHAN, menurut sukumu dan menurut kaummu."
(10:20) Lalu Samuel menyuruh
segala suku Israel tampil ke muka, maka didapati suku Benyamin.
(10:21) Sesudah itu disuruhnyalah
suku Benyamin tampil ke muka menurut kaum keluarganya, maka didapati kaum
keluarga Matri. Akhirnya disuruhnyalah kaum keluarga Matri tampil ke muka
seorang demi seorang, maka didapati Saul bin Kish. Tetapi ketika ia dicari,
ia tidak diketemukan.
Karena bangsa Israel
menolak Allah sebagai raja maka Saul diangkat menjadi raja atas Israel lewat
undian. Padahal Tuhan yang melepaskan mereka dari kesusahan, dari malapetaka
yang ditimbulkan oleh dosa, mereka lupa dengan itu, sehingga mereka mengingkari
perjanjian dengan Tuhan.
Pendeknya, Saul
menjadi raja atas Israel bukan karena kehendak Tuhan melainkan karena kehendak
bangsa Israel. Kalau melayani karena kehendak sendiri, berarti ada kepentingan
diri di situ, tetapi kalau Tuhan yang mengkhususkan kita, itu adalah kehendak
Tuhan.
Kemudian, perhatikan
saudaraku, ada kejadian yang aneh dan langka yaitu; “Saul tidak ada di
antara bangsa Israel ketika dia terpilih sebagai raja”. Ini adalah
suatu kejadian yang aneh dan langka terjadi dari sejak bumi diciptakan sampai
hari ini. Yang saya tahu setiap kali seorang raja / pemimpin atas negaranya /
bangsanya dilantik, maka yang dilantik ada di situ. Dan saya belum pernah
melihat seorang pemimpin dilantik tetapi yang dilantik tidak ada. Waktu saya
membaca ini berulang-ulang di situ Tuhan berikan suatu pengertian, karena ini
adalah hal yang ganjil, menurut saya tidak pernah terjadi kecuali Saul sendiri.
Setelah saya baca berkali-kali, wah saya tidak lewatkan kata-kata ini, saya
terus pelajari, sesuatu yang langka, yang aneh, tadi waktu saya membacanya saya
tertawa sendiri.
Supaya saudara
semakin memahami persoalan ini, kita bandingkan dengan...
1 Samuel 16:11
(16:11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu
semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang
menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah
memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk
makan, sebelum ia datang ke mari."
Samuel mengurapi Daud
menjadi raja atas Israel.
Maka Samuel harus
memanggil Daud, sebab ia sedang menggembalakan kambing domba.
Berbanding terbalik
dengan Saul, dia tidak ada saat terpilih sebagai raja atas Israel.
Kemudian, setelah
Daud diurapi, barulah mereka serta para tua-tua dan undangan-undangan duduk
makan menikmati hidangan.
Saudaraku, malam ini
lewat ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci, kita duduk
makan menikmati hidangan yang Tuhan sudah sediakan, lewat pembukaan rahasia
firman, inilah suasana pesta. Kebahagiaan besar ada di situ; ketika kita boleh
duduk makan, dosa boleh dikoreksi, kejahatan boleh dikoreksi yang tidak beres
dikoreksi, sampai menikmati kebahagiaan yang kekal, inilah suasana pesta yang
benar, menunjukkan Yesus tampil sebagai Raja di tengah-tengah ibadah ini. Amin
saudaraku? Berbanding terbalik dengan Saul.
Kita boleh duduk
menikmati hidangan, sampai mengalami suasana pesta, kebahagiaan yang datang
dari Tuhan, menyucikan kita dari dosa, melepaskan kita dari kesusahan dan
malapetaka, sebab Dia Raja . Suasana pesta ini nanti akan memuncak sampai pesta
kawin Anak Domba Allah, dimana Dia tampil sebagai Raja di atas segala raja...Wahyu 19:6-8.
Kita kembali
memperhatikan saat Saul terpilih...
1 Samuel 10:22
(10:22) Sebab itu ditanyakan pulalah kepada TUHAN: "Apa orang itu
juga datang ke mari?" TUHAN menjawab: "Sesungguhnya ia bersembunyi di
antara barang-barang."
"Sesungguhnya ia bersembunyi di antara barang-barang” à Saul adalah seorang yang minder, tidak percaya diri.
Sebaliknya, Saul akan
percaya diri jika ia ada di antara barang-barang. Barang-barang à perkara lahiriah.
Sebetulnya dari sejak
awal pelantikan dirinya sebagai raja, dia tidak pantas, tidak layak, untuk
menjadi raja atas Israel.
Keluaran 19:4-6
(19:4) Kamu sendiri telah melihat
apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu
di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.
(19:5) Jadi sekarang, jika kamu
sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka
kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab
Akulah yang empunya seluruh bumi.
(19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku
kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus
kaukatakan kepada orang Israel."
Saudaraku, Allah
mendukung bangsa Israel di atas sayap burung rajawali. Artinya; orang yang
melayani Tuhan selalu didukung oleh Tuhan. Maka kita tidak perlu minder/tidak
percaya diri, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita kepada Tuhan,
sesungguhnya Tuhan mendukung sepenuhnya orang-orang yang melayani Tuhan, suatu
kerajaan atau bangsa yang kudus / imamat rajani.
Maka saya pun tetap
percaya diri melayani di tengah-tengah ibadah dan pelayanan saya kepada Tuhan.
Yang pernah ikut
bersama-sama dengan saya melayani persekutuan dia pasti tahu, apakah saya ada
minder di antara hamba-hamba Tuhan, gereja besar? Sedikitpun saya tidak minder,
karena Tuhan yang pakai saya bukan manusia, Tuhan yang dukung saya, bukan manusia
yang memberi saya gaji. Jadi betul-betul Saul ini ditandai dengan daging.
Namun kita melihat reaksi
bangsa Israel dengan keadaan Saul yang seperti itu (minder).
1 Samuel 9:20
(9:20) Adapun keledai-keledaimu,
yang telah hilang tiga hari lamanya sampai sekarang, janganlah engkau kuatir,
sebab telah diketemukan. Tetapi siapakah yang memiliki segala yang diingini
orang Israel? Bukankah itu ada padamu dan pada seluruh kaum keluargamu?"
Selain minder, ternyata Saul adalah seorang
yang kuatir juga, namun sekalipun
Saul dengan kondisi yang seperti itu, bangsa Israel tetap mengingini Saul
menjadi raja atas Israel. Betul-betul setali tiga uang, dari awal sudah begitu.
Secara detail, kita
lihat apa yang diingini bangsa Israel dari Saul..
1 Samuel 9:1-2
(9:1) Ada seorang dari daerah
Benyamin, namanya Kish bin Abiel, bin Zeror, bin Bekhorat, bin Afiah, seorang
suku Benyamin, seorang yang berada.
(9:2) Orang ini ada anaknya laki-laki, namanya Saul, seorang muda yang
elok rupanya; tidak ada seorangpun dari antara orang Israel yang lebih elok
dari padanya: dari bahu ke atas ia lebih tinggi dari pada setiap orang
sebangsanya.
Yang diingini bangsa Israel
dari Saul ada dua, antara lain;
1. “Saul adalah orang berada / kaya.”
Orang berada
berbicara tentang kekayaan, inilah yang diingini oleh bangsa Israel dari Saul.
Perlu diketahui;
Tuhan rela menjadi miskin supaya manusia menjadi kaya (yang miskin menjadi kaya).
Jadi, keinginan bangsa Israel terhadap apa yang dimiliki oleh Saul suatu
kekeliruan yang sangat besar.
2. “Dari bahu ke atas ia
lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya.”
Berarti, bangsa Israel
menghendaki kekuatan secara fisik à orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri.
Zakharia 4:6
(4:6) Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada
Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan
dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Bukan dengan
keperkasaan dan bukan dengan kekuatan melainkan dengan Roh Tuhan, itu yang
dinyatakan Tuhan tentang Zerubabel.
Kalau kita
mengandalkan kekuatan manusia daging di tengah ibadah kita, terbatas.
Pengertian, kemampuan dan apapun yang kita punya, terbatas, termasuk kekayaan
kita terbatas. Rumus daging, di atas daging masih ada daging. Di atas orang
kaya masih ada lagi orang kaya. Jadi bukan dengan keperkasaan, kekuatan
melainkan dengan Roh Tuhan. Itu yang dinyatakan Tuhan tentang Zerubabel.
Zakharia 4:7
(4:7) Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau
menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak:
Bagus! Bagus sekali batu itu!"
Kalau
melayani dengan Roh Tuhan, gunung yang besar menjadi rata. Kalau kita
mengandalkan manusia dan kekuatannya terbatas, tidak sanggup meratakan dunia
ini, tidak sanggup menyelesaikan masalah. Satu masalah mungkin bisa kita
selesaikan, masalah kedua lebih tinggi lagi, masalah yang ketiga lebih tinggi
dan tinggi, sehingga akhirnya tidak mampu.
Zakharia 4:8-9
(4:8) Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, demikian:
(4:9) "Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan
tangannya juga akan menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN
semesta alam yang mengutus aku kepadamu.
Sampai pada
akhirnya Zerubabel menyelesaikan pembangunan rumah Tuhan bukan dengan
keperkasaan, kekuatan melainkan oleh Roh Tuhan, sebab dasar dari bangunan rumah
Tuhan adalah korban Kristus.
Orang yang
melayani Tuhan karena dengan Roh Tuhan, bukan karena kekuatan dan keperkasaan
adalah orang yang menghargai korban Kristus, sehingga Zerubabel dapat
menyelesaikan pembangunan rumah Tuhan. Kalau mengandalkan manusia dan
kekuatannya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dasarnya adalah daging.
Keinginan
bangsa Israel terhadap kekuatan yang dimiliki oleh Saul adalah suatu
kekeliruan.
Yeremia 17:5
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari
pada TUHAN!
Orang yang
mengandalkan manusia dan kekuatannya, hatinya jauh dari Tuhan, ini adalah orang
yang terkutuk. Tetapi itu justru yang diingini oleh bangsa Israel dari pribadi
Saul untuk menjadi raja atas mereka.
Sedikit kita melihat latar belakang Saul dari sisi yang lain..
1 Samuel 9:3-4
(9:3) Kish, ayah Saul itu,
kehilangan keledai-keledai betinanya. Sebab itu berkatalah Kish kepada Saul,
anaknya: "Ambillah salah seorang bujang, bersiaplah dan pergilah mencari
keledai-keledai itu."
(9:4) Lalu mereka berjalan
melalui pegunungan Efraim; juga mereka berjalan melalui tanah Salisa, tetapi
tidak menemuinya. Kemudian mereka berjalan melalui tanah Sahalim, tetapi
keledai-keledai itu tidak ada; kemudian mereka berjalan melalui tanah Benyamin,
tetapi tidak menemuinya.
Di sini kita tidak bisa melihat secara detail apa yang menjadi pekerjaan
Saul, namun sedikit kita bisa melihat, pekerjaan Saul adalah mencari
keledai-keledai ayahnya yang hilang, itu saja. Namun ketika ia mencari
keledai-keledai ayahnya yang hilang, ia tidak dapat menemukannya.
Berbanding terbalik dengan Daud..
1 Samuel 17:33-37
(17:33) Tetapi Saul berkata
kepada Daud: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu
untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya
telah menjadi prajurit."
(17:34) Tetapi Daud berkata
kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya.
Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya,
(17:35 )maka aku mengejarnya,
menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia
berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan
membunuhnya.
(17:36) Baik singa maupun beruang
telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia
akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh
barisan dari pada Allah yang hidup."
(17:37) Pula kata Daud:
"TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang,
Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul
kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau."
Perhatikan pekerjaan
Daud dilihat dari perkataannya kepada Saul; "Hambamu
ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya.”
Biasa menggembalakan
kambing domba artinya; tergembala dengan baik dan benar, tergembala dalam satu
kandang sampai mendarah daging, tergembala itu sudah menjadi hidupnya, menjadi
kebutuhan pokok. Berarti tidak terbiasa untuk meninggalkan penggembalaan; menunjuk
orang yang terpimpin, teratur, dan disiplin.
Daud tidak terbiasa
untuk tidak tergembala. Kalau penggembalaan itu sudah mendarah daging satu kali
tidak beribadah walaupun karena alasan sakit, bagi dia itu sudah tidak enak atau
merasa risih, apalagi karena tidak sakit.
1 Samuel 17:34-35
(17:34) Tetapi Daud berkata
kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya.
Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya,
(17:35 )maka aku mengejarnya,
menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia
berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan
membunuhnya.
Kalau tergembala itu
sudah mendarah daging, dipelihara oleh gembala Agung, dilepaskan dari mulut beruang dan singa.
- Mulut singa gambaran dari pada antikris.
Roh antikris adalah
roh jual beli = dikuasai oleh mamon / uang. Jadi kalau orang sibuk dengan
pekerjaan, karena dia terikat dengan uang.
- Mulut beruang gambaran dari nabi-nabi palsu.
Berarti terlepas dari
mulut beruang = terlepas dari ajaran-ajaran palsu yang membinasakan.
Itu pemeliharaan
Tuhan, untuk mereka yang tergembala dengan baik dan benar, itu yang saya
rasakan, yang saya alami sampai hari ini. Seandainya saya tidak tergembala maka
saat ini saya berada di mulut singa, saya akan mencari uang kemana-mana dengan
alasan pelayanan firman dan itu setali dua uang dengan mulut beruang;
menyampaikan firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
Saudara lihat itu,
tidak ada alasan bagi saya untuk meninggalkan kandang penggembalaan ini,
kecuali Tuhan yang suruh. Orang yang kerja, kuliah, tinggalkan ibadah, siapa
yang suruh? Itu mulut singa dan mulut beruang, bukan mulut Tuhan, supaya
saudara tahu perbedaan antara Daud dengan Saul.
1 Samuel 17:36
(17:36) Baik singa maupun beruang
telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia
akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh
barisan dari pada Allah yang hidup."
Kalau tergembala
dengan baik, juga terlepas dari
tabiat-tabiat daging -> orang Filistin yang tidak bersunat (goliat).
Salah satu musuh
terbesar adalah daging dengan segala tabiat-tabiatnya dan daging adalah musuh
dalam selimut karena daging tinggal bersama-sama dengan kita, tapi itupun dikalahkan
oleh Daud. Goliat adalah bangsa filistin yang tidak bersunat, manusia daging
ditandai dengan banyak cacat celah pada semua anggota tubuh dari atas sampai ke
bawah, itu menunjukkan bahwa filistin adalah orang-orang yang tidak bersunat,
tanda bahwa filistin adalah manusia daging belum mengalami penyunatan, belum
mengalami penanggalan akan tubuh yang berdosa.
Bagaimana dengan
tabiat daging kita? Pilih mana tergembala sampai mendarah daging atau risih bahkan
gelisah apabila meninggalkan kesibukan-kesibukan dunia.
1 Samuel 17:37
(17:37) Pula kata Daud:
"TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang,
Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul
kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau."
Tuhan menyertai orang
yang tergembala dengan baik dan benar (sampai
mendarah daging). Menyertai berarti dipelihara, jauh dari mulut dan cakar beruang
dan singa bahkan terlepas dari tabiat-tabiat daging.
Sekarang kita lihat,
pemeliharaan itu dia tuliskan dalam...
Mazmur 23:1
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah
gembalaku, takkan kekurangan aku.
Daud berkata: Tuhan
adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku.
“Takkan kekurangan,” artinya:
- Secara jasmani dicukupkan.
- Secara rohani Tuhan lepaskan
kita dari mulut singa dan beruang, dan juga dilepaskan dari dosa oleh karena
tabiat daging.
Apa yang dialami oleh
Daud selama digembalakan oleh gembala Agung, dia tuangkan dalam nyanyian Mazmur 23. Jadi khotbah yang berkuasa
adalah; pengalaman hidup. Hati-hati guru sekolah minggu, jangan paksa anak
sekolah minggu dengar-dengaran, kalau engku sendiri tidak dengar-dengaran
kepada Tuhan. Saya juga tidak mau paksa anak saya dengar-dengaran, kalau saya
tidak dengar-dengaran.
Mazmur 23:2-3
(23:2) Ia membaringkan aku di
padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
(23:3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh
karena nama-Nya.
Daud betul-betul
mengalami penggembalaan sampai mendarah daging, buktinya dilihat dari 3
pernyataan Daud, yaitu;
1. “Ia membaringkan aku di padang
yang berumput hijau,” à firman Allah sebagai makanan
rohani, lewat ketekunan dalam ibadah
pendalaman Alkiab disertai dengan perjamuan suci.
2. “Ia membimbing aku ke
air yang tenang” à Allah Roh Kudus, lewat
ketekunan dalam ibadah raya minggu disertai dengan kesaksian. Menjadi terang
karena urapan Roh Kudus, menjadi kesaksian karena urapan Roh Kudus.
3. “Ia menyegarkan
jiwaku,” jiwa yang segar akan
diperoleh lewat ketekunan dalam doa penyembahan.
Inilah penggembalaan
sampai mendarah daging.
Bersyukur kita boleh
menikmati firman sebagai makanan rohani, dipimpin oleh Roh kudus/menjadi
kesaksian, jiwa disegarkan lewat doa penyembahan, betul-betul kita disegarkan,
ada suasana surga. Kalau penyembahan kita salah bukan jiwa disegarkan, stres
sampai nanti sakit jiwa.
Jalan
keluar.
1 Samuel 16:11
(16:11) Lalu Samuel berkata
kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal
yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel
kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan,
sebelum ia datang ke mari."
Daud dilantik menjadi
raja atas Israel dan dengan demikian mereka boleh duduk makan, sebelum Daud
diurapi menjadi raja Israel, mereka tidak akan duduk makan.
Saya ulangi, saat ini
kita sedang duduk makan menikmati hidangan lewat pembukaan rahasia firman
Tuhan, lewat apa yang kita kerjakan pada malam ini, membawa himpunan ini kelak sampai kepada suatu himpunan yang besar, boleh duduk makan bersama-sama di dalam pesta nikah Anak Domba
Allah, sebab Ia menjadi Raja dan Mempelai Pria Sorga... Wahyu 19:6-8 Kalau kita menikmati hidangan lewat pembukaan rahasia firman, disitu
ada suasana pesta, masalah diselesaikan, kebahagiaan. Air anggur yang manis
dicicipi dan dinikmati, di dalam pesta nikah, ada kebahagiaan saat kita duduk
makan, sampai menikmati puncak kebahagiaan.
Saul dilantik sebagai
raja, kejadian yang aneh, dia tidak ada disitu, sehingga tidak ada suasana
pesta, tanpa duduk makan, masalah tidak diselesaikan, tidak ada keubahan dalam hidup,
di situlah saudara harus mengetahui, dalam ibadah ada raja atau tidak. Maka kalau
Tuhan bawa kita sampai sejauh ini sehingga kita boleh tergembala, harus
bersyukur, itu kemurahan supaya dia nanti tampil sebagai Raja.
Itulah perbedaan
antara Daud dengan Saul, maka kita lihat dalam...
Mazmur 2:6
(2:6) "Akulah yang telah
melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!"
Yesus dilantik,
diurapi menjadi Raja, di atas Gunung Sion.
Tadi Samuel berkata: “Kita tidak akan duduk makan sebelum Daud
diurapi menjadi raja atas Israel.”
Sekali lagi saya tandaskan,
kita boleh duduk makan, menikmati hidangan, karena Yesus Kristus Anak Domba
Allah, menjadi Raja.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari
yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu
gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan
berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan
pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah
Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita
berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN
dari Yerusalem."
Kita naik ke gunung
Tuhan, rumah Allah Yakub, supaya Tuhan mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya
dan supaya kita berjalan menempuhnya, sebab dari gunung Sion keluar pengajaran dan
firman Tuhan dari Yerusalem.
Dari gunung Tuhan
(gunung Sion) keluar pengajaran untuk mendidik kehidupan kita semua, kita diajar sehingga menempuh
jalan-jalan-Nya bukan diajar menempuh jalan-jalan daging lagi.
Firman Tuhan dari
Yerusalem, menjadi guru-guru kebenaran à orang-orang yang melayani Tuhan.
Kesaksian
selanjutnya...
Mazmur 2:7-9
(2:7) Aku mau menceritakan
tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau
telah Kuperanakkan pada hari ini.
(2:8) Mintalah kepada-Ku, maka
bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi
menjadi kepunyaanmu.
(2:9) Engkau akan meremukkan
mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang
periuk."
Sampai Tuhan mampu
menyelamatkan bangsa-bangsa dari ujung ke ujung dari Timur sampai ke Barat,
Utara dan Selatan.
Mazmur 2:10-12
(2:10) Oleh sebab itu, hai
raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia!
(2:11) Beribadahlah kepada TUHAN
dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar,
(2:12) supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah
sekali murka-Nya menyala. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Nya!
Hai imam-imam,
berarti bangsa yang kudus, “berlakulah
bijaksana”, yaitu; layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh, jangan inginkan
raja yang lain berdasarkan contoh teladan dari bangsa lain. Jangan menghendaki
seorang raja untuk memerintah, tetapi berlakulah bijaksana, tetaplah jadi raja,
layani Tuhan dengan sungguh-sungguh.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment