IBADAH RAYA MINGGU, 19 MARET 2017
WAHYU PASAL ENAM
(Seri 15)
Tema: MEMILIKI KEKUATAN YANG BARU.
Shalom saudaraku, selamat malam
salam sejahtera bagi kita semua, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita
dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah raya minggu disertai kesaksian. Biarlah
kita boleh merasakan kebahagiaan sorga lewat pembukaan rahasia firman, segala
sesuatu dipulihkan, hidup, ibadah, pelayanan, nikah jasmani dan rohani
dipulihkan, berkat berkelimpahan menjadi bahagian hidup kita.
Biarlah kita masing-masing,
yang sakit disembuhkan, yang bermasalah dan yang dalam beban
atau pergumulan yang berat, Tuhan
tolong kita sebentar lewat pembukaan rahasia firman Tuhan. Tetapi satu hal yang
mau saya sampaikan; supaya dihari-hari terakhir ini kita lebih sungguh-sungguh
lagi untuk menyerahkan diri kepada Tuhan, hati, pikiran dan perasaan, maupun
tubuh, jiwa dan roh kita serahkan kepada Tuhan, mengingat kedatangan Tuhan
sudah tidak lama lagi.
Kita sudah melihat meterai yang
pertama, kedua, ketiga, sebagai penghukuman dari Anak Domba Allah dimana yang
menjadi saksinya adalah makhluk pertama, kedua dan ketiga. Dan sekarang sampai juga kepada
pembukaan meterai yang keempat, yang menjadi saksinya adalah makhluk yang
keempat. Dan itu semua merupakan penghukuman dari Anak Domba, mulai dari
meterai pertama, kedua, ketiga, keempat sampai meterai yang ketujuh. Maka kita
melihat ucapan makhluk
pertama, kedua, ketiga dan keempat sebagai saksi, selalu dengan kata; “mari”, itu merupakan suatu pernyataan
yang di dalamnya mengandung suatu komando, perintah dimana keputusan untuk
menjatuhkan hukuman berlangsung lewat meterai pertama, kedua, ketiga, keempat
sampai materai yang ketujuh.
Saudaraku, mereka yang tidak
menghargai pembukaan rahasia firman itulah gulungan kitab dengan ketujuh
materainya yang telah dibukakan oleh Anak Domba Allah di atas kayu salib,
mereka akan menerima hukuman demi hukuman dari materai yang pertama, kedua,
ketiga, keempat, sampai materai yang ketujuh. Kita harus lebih sungguh-sungguh lagi di
hari-hari terakhir ini. Amin saudaraku?
Segera kita memperhatikan...
Wahyu 6:7-8
(6:7) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai
yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata:
"Mari!"
(6:8) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor
kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut
mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk
membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang
buas yang di bumi.
Di sini kita perhatikan Anak
Domba itu membuka materai yang keempat. Kemudian, yang menjadi saksi pembukaan
materai yang keempat adalah; makhluk yang keempat.
Jadi sebelum kita melihat
materai yang dibukakan oleh Anak Domba, terlebih dahulu kita perhatikan yang
menjadi saksi terhadap pembukaan materai yang keempat ini, yaitu; makhluk yang
keempat.
Mari kita lihat; makhluk
yang keempat.
Wahyu 4:7
(4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti
singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga
mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti
burung nasar yang sedang terbang.
Makhluk
yang keempat sama seperti burung nasar (burung
rajawali) yang sedang terbang.
Pengertian burung nasar yang sedang terbang.
Yesaya
40:31
(40:31) tetapi orang-orang yang menanti-nantikan
TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan
kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan
tidak menjadi lelah.
“Mendapat
kekuatan baru” itulah
pengertian dari pada burung nasar yang sedang terbang. Sedangkan mereka yang
tidak menanti-nantikan Tuhan itulah teruna-teruna, anak-anak dara yang cantik,
rebah dan lesu, artinya; tidak memiliki
kekuatan.
Teruna
dan anak dara à kerohanian yang masih muda.
Dari
tempat ini saya dan isteri menghimbau dengan kasih, supaya kita semua semakin
sungguh-sungguh di hari–hari terakhir ini, kita telah sampai pada pembukaan materai
yang keempat, biarlah kita benar-benar menantikan Tuhan dengan kekuatan yang
baru, itulah sayap burung nasar yang sedang terbang.
Saat
ini kita berada di bumi yang ditandai dengan tangisan karena dosa telah
memuncak itulah kenajisan, juga kejahatan-kejahatan yang lain dan
kefasikan-kefasikan serta tipu muslihat, itu keadaan dunia. Dunia boleh seperti
itu, tetapi kita harus seperti burung nasar yang sedang terbang, berarti;
terlepas dari daya tarik bumi.
Ukuran
dari kekuatan yang dimiliki oleh orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan: “Mereka berlari dan tidak menjadi lesu,
mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”
Inilah
kekuatan yang diperoleh dari orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan. Kalau kekuatan
dari manusia daging terbatas, hari ini kita menantikan Tuhan dengan kekuatan
manusia daging, bisa, besok belum tentu. Itu sebabnya dalam ayat yang lain
disebut; “roh itu penurut tetapi daging
lemah” ... Matius 26:41.
Sebab
itu tidak ada seorangpun manusia di atas muka bumi ini bisa hidup sendiri tanpa
Tuhan, menyucikan diri tanpa Tuhan, menjaga diri dalam kekudusan tanpa Tuhan,
tidak ada, siapapun dia. Bagaimanapun hebatnya seorang motivator, dia tidak
akan bisa menjaga dirinya dalam kesucian tanpa Tuhan, itulah tanda bahwa
kekuatan manusia terbatas.
Wahyu
12:1-3
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di
langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah
kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
(12:2) Ia sedang mengandung dan dalam keluhan
dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
(12:3) Maka tampaklah suatu tanda yang lain di
langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan
bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
Dari
ayat ini nanti kita bisa melihat ukuran kekuatan itu.
Namun terlebih dahulu kita memperhatikan; penampilan
dua tanda di langit.
-
Tanda pertama: Suatu tanda besar di langit, penuh dengan kemuliaan Allah Trinitas,
yaitu: berselubungkan matahari, bulan
di bawah kaki, bermahkotakan dua belas bintang
di atas kepala.
-
Tanda kedua:
Seekor naga merah padam yang besar (tidak besar tetapi menyatakan diri
besar), inilah tipu muslihat dari Iblis Setan.
Pernyataan-pernyataan
seperti ini mudah sekali memanipulasi gereja Tuhan.
Naga merah padam
besar;
1.
Berkepala
tujuh,
menunjukkan bahwa ia seorang pemimpin yang sempurna.
2.
Bertanduk
sepuluh,
menunjukkan bahwa dia memiliki kuasa di dalam kebenaran.
3.
Di
atas kepalanya ada sepuluh mahkota, menunjukkan
kemenangan-kemenangan yang dia peroleh.
Perlu untuk saya
sampaikan kepada saudara, 2017 tahun yang lalu Yesus telah mengalahkan ular,
Dia telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya. Jadi kalau ular itu menyatakan diri besar, dan ditandai dengan tiga
perkara, itu akal-akalan dari Setan.
Sekarang
kita melihat...
Wahyu
12:4a
(12:4) Dan ekornya menyeret sepertiga dari
bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri
di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera
sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
“Dan ekornya menyeret sepertiga dari
bintang-bintang di langit.”
Bintang-bintang
à pemimpin-pemimpin dalam rumah ibadah / guru-guru yang
menuntun orang di dalam kebenaran sesuai dengan Daniel 12:3.
Kalau
bintang-bintang saja diseret oleh ekor naga, bagaimana nasib anak-anak Tuhan
yang tidak sungguh-sungguh beribadah? Bagaimana nasib anak-anak Tuhan yang
tidak sungguh-sungguh menyerahkan diri di tengah-tengah pelayanannya kepada
Tuhan?
Kita
lihat...
Daniel
12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya
seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran
seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Bintang-bintang
di langit berbicara tentang orang yang bijaksana, menuntun banyak orang kepada
kebenaran, itulah guru-guru dalam kebenaran, pemimpin-pemimpin dalam rumah
ibadah, tetapi itu bisa diseret dan dijatuhkan ke bumi. Bagaimana nasib anak-anak
Tuhan yang tidak sungguh-sungguh beribadah dan melayani Tuhan? Bagaimana
menghadapi situasi yang seperti ini?
Wahyu
6:13
(6:13) Dan bintang-bintang di langit berjatuhan
ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila
ia digoncang angin yang kencang.
Pada
saat bintang-bintang itu dijatuhkan ke bumi, itu bagaikan pohon ara yang menggugurkan
buah-buahnya yang mentah.
Apa
buah-buah yang mentah? Buah-buah yang belum dituai hasilnya, belum terlihat
hasil dari ibadah dan pelayanannya kepada Tuhan, namun dia sudah diguncangkan
oleh angin yang kencang, itulah ajaran-ajaran palsu dari nabi-nabi palsu oleh
kelicikan mereka.
Biarlah
kita sungguh-sungguh dihari-hari terakhir ini, bertekun di dalam pengajaran
yang benar. Sekarang ini sedang
marak ajaran-ajaran
dengan cap mereka
sendiri, satu
muncul, muncul lagi ajaran yang lain. Ada ajaran muntah-muntah, tidak lama
bertahan, selesai. Ajaran minyak-minyak, namun ajaran ini tidak
lama selesai, ajaran ketawa di dalam Roh, tidak lama selesai, masih banyak lagi
ajaran-ajaran yang lain; termasuk ajaran tumbang-tumbang
/ rubuh-rubuh, semuanya sudah tamat, tetapi Pengajaran Mempelai tetap bertahan
sampai malam ini.
Saya
tidak mau menjadi bintang-bintang yang diseret oleh ekor naga merah padam itu,
sebelum apa yang Tuhan percayakan ini dapat dipersembahkan sebagai anggur dan
minyak kepada Tuhan pada saat Dia datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan
Mempelai Pria Sorga. Saya tidak mau seperti buah ara, yang masih mentah,
digugurkan oleh angin yang kencang. Saya mau, apa yang Tuhan percayakan ini
kelak dipersembahkan sebagai minyak dan anggur. Biarlah Tuhan mencicipi hasil
dari pada minyak dan buah anggur, saya mau hasil dari pelayanan ini
dipersembahkan kepada Tuhan, pada saat Ia datang pada kali yang kedua. Minyak
dan anggur jangan dirusakkan...Wahyu 6:6.
Kita
bersyukur kepada Tuhan, biarlah himpunan yang kecil ini dibawa sampai kepada
himpunan yang besar bagaikan desau air bah, di situlah kita nanti duduk makan
bersama dengan Dia, karena Dia adalah Raja
dan Mempelai Pria Sorga.
Sidang jemaat, doakan saya sebagai
gembala, jangan sampai seperti buah pohon ara yang masih mentah, gugur, tetapi
biarlah tetap Tuhan berikan kekuatan, itulah sayap burung nasar tadi. Siapa
yang memiliki sayap burung nasar / kekuatan tadi? Mereka yang menanti-nantikan
kedatangan Tuhan. Dalam himpunan yang masih kecil ini kita sedang
menanti-nantikan kedatangan Tuhan sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Pertanyaannya:
Ekor ini siapa / siapa ekor ini?
Yesaya
9:14b
(9:14b) nabi yang mengajarkan dusta,
itulah ekor.
Jadi,
nabi yang mengajarkan dusta (angin yang kencang), itulah ekor dari ular naga
merah padam.
Angin kencang -> firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
Firman
yang ditambahkan: firman satu dua
ayat ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua,
takhayul-takhayul dan filsafat-filsafat
kosong.
Firman
yang dikurangkan: pemberitaan firman
tentang salib diganti dengan dua hal:
1.
Tanda-tanda heran / mujiat-mujizat.
2.
Teori kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak
boleh miskin, harus kaya.
1
Timotius 4:1
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa
di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh
penyesat dan ajaran setan-setan
Murtad
di sini adalah mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan dan itu akan
terjadi di hari-hari terakhir ini, dimana kedatangan Tuhan sudah tidak lama
lagi. Kalau saudara lihat kondisi dunia sekarang ini, sudah tidak kondusif
lagi. Kita mau berlindung kepada pemerintah, sedangkan pemerintah saja tidak bisa
menjaga dirinya, kita mau berlindung kepada pejabat-pejabat, dirinya saja tidak
bisa dilindungi. Tergenapilah Wahyu 6:16;
semua pemimpin-pemimpin akan berlindung di bawah batu, tetapi mereka tidak
luput dari hukuman itu.
Ayo,
sungguh-sungguh beribadah, sungguh-sungguh melayani Tuhan, tidak saya larang
saudara bekerja, yang kuliah juga saya tidak larang, tetapi bagi waktu untuk
Tuhan. Tuhan nomor satu,
yang lahiriah nomor dua, pekerjaan, kuliah, kesibukan di atas muka bumi ini,
apapun bentuknya nomor sekian. Allah itu Esa, Esa pula Dia menyelamatkan
manusia oleh darah salib Kristus, bukan berhala, bukan uang, kedudukan,
jabatan, bukan yang lain.
1
Timotius 4:2
(4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati
nuraninya memakai cap mereka.
Dan
mereka melakukan itu semua, berdasarkan dengan hati nuraninya dengan memakai
cap mereka. Saya mau sampaikan kepada saudara; cap mereka itu bagaikan daging /
tubuh yang diselar. Banyak
ajaran-ajaran di atas muka bumi ini, yang tidak menyebut Yesus adalah Allah,
sudah salah tetapi bagaikan daging yang diselar, susah untuk diberi pengertian,
susah untuk dihapus, karena mereka melayani dengan cap mereka, susah untuk
diperbaiki, seperti tubuh yang diselar.
Orang yang sudah terlanjur bertato tidak usah
merasa bersalah, yang terpenting manusia batin dipersembahkan kepada Tuhan.
Tuhan berkenan kepada manusia batin, dengan diam-diam Dia akan menyatakan hikmat.
Bukan yang dilihat manusia dilihat Allah, manusia hanya melihat apa yang di
depan mata, tetapi Tuhan melihat batin.
1
Timotius 4:7
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng
nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
“Tetapi
jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua” à firman yang ditambahkan.
Selanjutnya: “Latihlah dirimu
beribadah!” artinya; ada di dalam kegiatan Roh seperti
sayap burung nasar yang sedang terbang, menunjuk kepada orang-orang yang berada
di tengah-tengah kesibukan dari ibadah
dan pelayanan.
Kita
kembali memperhatikan..
Wahyu
12:4b
(12:4b) Dan naga itu berdiri di
hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera
sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
Saya
ulangi kembali, dua tanda di langit yang satu besar, penuh dengan kemuliaan
Allah Trinitas, berhadap-hadapan dengan tanda yang lain yaitu; ular naga merah
padam.
Semakin
Tuhan pakai seorang hamba Tuhan bahkan semakin dipermuliakan, jangan salah, dia
akan berhadapan dengan tipu muslihat Iblis
Setan. Juga anak-anak Tuhan, yang senantiasa berusaha untuk hidup di dalam
kekudusan, hati-hati, juga akan
berhadapan dengan Setan karena Setan tidak suka melihat anak-anak Tuhan dalam
kesucian-Nya,
apalagi di dalam kemuliaan Allah, Setan tidak suka itu, jadi, dimanapun kita berada selalu akan berhadapan dia.
Wahyu
12:6
(12:6) Perempuan itu lari ke padang gurun, di
mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di
situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
Perhatikan
kalimat: “Perempuan itu lari ke padang gurun di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia
dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya” = tiga tahun setengah.
Ketika perempuan itu berhadapan
dengan naga, perempuan itu lari ke padang
gurun, menunjukkan bahwa perempuan itu
memiliki kekuatan
yang dari Allah.
Lebih
jelas...
Wahyu
12:13-14
(12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia
telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak
laki-laki itu.
(12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua
sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang
gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua
masa dan setengah masa.
Perempuan
itu memiliki kekuatan yang luar biasa, yang berasal dari sayap burung nasar,
sehingga dia dipelihara selama 1260 hari lamanya = tiga tahun setengah / satu
masa + dua masa + ½ masa.
Itu
tadi yang saya maksud, kenapa pada saat
pembukaan meterai yang keempat ini, yang menjadi saksinya adalah; makhluk yang
keempat? Supaya kita memiliki kekuatan yang luar biasa, terlepas dari maut, si
penungang kuda hijau kuning.
Tentu
kita bersyukur, karena Tuhan banyak beri pengertian kepada kita, jangan
diabaikan. Saat ini firman Allah sedang ditawar-tawarkan, sedang di sodor-sodorkan.
Saya sebagai hamba Tuhan yang telah menerima jabatan gembala, saya tandaskan
malam ini, buatlah lumbung yang besar dalam hatimu untuk penyimpanan makanan
itulah firman Allah, lapangkanlah hatimu untuk itu, berlakulah bijaksana.
Lihat, suatu kali kelak Tuhan akan mengirimkan kelaparan dan kehausan atas
negeri ini, bukan lapar karena makanan, bukan haus karena minuman, tetapi haus
akan mendengar firman Tuhan. Pada saat Tuhan membuka materai yang ketiga,
tampillah kuda hitam, yang menunggangi kuda hitam, di tangannya ada timbangan,
lalu ada suara dari tengah-tengah makhluk itu; “secupak gandum sedinar, tiga cupak jelai, sedinar,” artinya;
betapa sulitnya nanti, betapa mahalnya harga firman untuk ditemukan. Saat ini
sedang di sodor-sodorkan.
Sebelum
terlambat, perhatikan nasihat firman Tuhan, apa yang Tuhan sudah nyatakan lewat
pemberitaan firman dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok, perhatikan
sungguh-sungguh, supaya kita memiliki kekuatan yang luar biasa, itulah sayap burung
nasar yang besar.
Bandingkan dengan mereka yang tidak berlaku
bijaksana.
Wahyu
12:17
(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan
itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum
Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
Memiliki
firman Allah dan karunia-karunia
dari Roh
Allah, tetapi ibadahnya tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan, itu keturunan
yang lain. Inilah yang akan nanti binasa. Sebab itu kalau ibadah tidak memuncak
sampai kepada penyerahan diri secara total kepada Tuhan, saya ragukan hidupnya, tetapi orang-orang yang
menanti-nantikan kedatangan Tuhan, memiliki kekuatan dari sayap burung nasar yang besar.
Praktek untuk memperoleh sayap burung nasar.
Wahyu
12:2
(12:2) Ia sedang mengandung dan dalam keluhan
dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
Ia sedang mengandung, berada
dalam keluhan dan penderitaan,
pendeknya;
mengalami kesakitan.
Hari-hari
ini adalah masa-masa dimana
kita harus mengandung
benih dari Allah Trinitas, yaitu; firman
Allah, Roh Allah dan kasih Allah, ketiganya ada di dalam kuasa salib, ini yang harus kita
tanggung.
Kisah
Para Rasul 14:21-22
(14:21) Paulus dan Barnabas memberitakan Injil
di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra,
Ikonium dan Antiokhia.
(14:22) Di tempat itu mereka menguatkan hati
murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan
mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami
banyak sengsara.
Di
Listra, Ikonium dan Antiokhia, rasul Paulus menguatkan hati murid-murid itu, dan menasihati mereka bahwa; “Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak
sengsara.”
Ini
berbanding terbalik dengan ajaran / teori kemakmuran, tidak perlu menderita,
cukup Yesus menderita. Saat mengandung tiga oknum Allah Trinitas, yaitu; firman Allah, Roh Allah dan kasih Allah kita banyak mengalami sengsara
sebagai syarat untuk layak masuk ke dalam
kerajaan Allah.
Sebab tidak mungkin orang
yang benar sesuai dengan firman,
tidak mengalami sengsara, tidak mungkin orang yang berada di dalam kegiatan Roh, (beribadah dan melayani) tidak pikul salib, tidak
mungkin orang yang hidup dalam kasih
(mengampuni orang yang bersalah), tidak mengalami sengsara salib, itu sesuatu
yang mustahil. Untuk
masuk dalam kerajaan sorga banyak mengalami sengsara salib / aniaya karena
firman, karena ketiganya ada di
dalam kuasa salib.
Lebih
rinci tentang ayat ini...
2
Timotius 11-12
(3:11) Engkau telah ikut menderita penganiayaan
dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di
Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari
padanya.
(3:12) Memang setiap orang yang mau hidup
beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,
Perhatikan
kalimat berikut ini; “Setiap orang yang
mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.”
Hanya
orang yang memiliki jiwa penipu, pendusta, yang tidak pernah merasakan aniaya
karena firman dan sengsara salib. Tetapi kalau kita menanggung tiga benih Ilahi
ini, mau tidak mau, kita banyak menanggung penderitaan, itu praktek untuk
memperoleh sayap burung nasar.
Kalau
kita di luar Tuhan, tidak tergembala, tidak tekun dalam tiga macam ibadah
pokok, tidak mungkin kita mengandung tiga benih Ilahi ini, itu yang saya
sesalkan kepada anak-anak Tuhan dihari-hari terakhir ini, dimana
kedatangan Tuhan
sudah dekat,
tetapi tidak mau tergembala, tidak mau mengandung tiga benih Ilahi.
Hati-hati
dengan angin sepoi-sepoi, hari-hari
ini angin-angin
sepoi dimana-mana; ajaran sekali selamat, selamat seterusnya, ajaran apa itu?
Tuhan memang memberi keselamatan, tetapi Tuhan berkata; “kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar.” Itu belum angin
yang kencang, masih angin sepoi-sepoi.
Ketika
Yesus memerintahkan Petrus berjalan di atas air, maka ia pun berjalan, tetapi
setelah ia merasa tiupan angin sepoi-sepoi mulailah ia tenggelam. Jadi yang
membuat ia tenggelam bukan angin kencang melainkan angin sepoi-sepoi.
Mari kita perhatikan kalimat: “Orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.”
-
Kristus à
Roh Kudus / Roh Allah.
-
Yesus à
firman Allah.
-
Menderita aniaya à
kasih Allah.
Itulah
tiga benih Ilahi yang harus dikandung oleh gereja Tuhan.
Tempat mengandung tiga benih Ilahi.
Matius
24:28
(24:28) Di mana ada bangkai, di situ burung
nazar berkerumun."
Jadi,
saudaraku, tubuh Yesus yang dikorbankan, itulah tempat kita berada, di situlah
tempat dari orang-orang yang menanti-nantikan kedatangan Tuhan.
-
Bangkai à
tubuh Yesus yang dikorbankan.
-
Burung
nasar yang berkerumun à orang-orang yang menanti-nantikan kedatangan Tuhan.
Lebih
jelasnya tempat ini...
Matius
24:27
(24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari
sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak
kedatangan Anak Manusia.
“Sama seperti kilat memancar dari sebelah timur
dan melontarkan cahayanya sampai ke barat.”
Ini
berbicara tentang Pengajaran Tabernakel dan Pengajaran Mempelai, inilah tempat
kita menikmati tubuh Yesus yang dikorbankan.
Saudaraku,
saya bersyukur kepada Tuhan Yesus, Kepala Gereja Mempelai Pria Sorga, Tuhan
tetapkan pengajaran Tabernakel dan pengajaran Mempelai atau Pengajaran Mempelai
dalam terangnya Tabernakel, Tuhan tetapkan di hatiku.
Sedikit
saya bercerita, awal mula saya melayani di Provinsi Banten, sangat susah sekali
untuk mendirikan gereja. Saya masuk di Provinsi Banten tidak ada modal dari orang
tua saya, dia tidak beri uang kepada saya, saya hanya menaruh pengharapan
kepada Tuhan saja. Saya masuk, saya berkeliling Serang dan Cilegon, saya
kelilingi, jalan kaki, saya hanya bisa menangis.
Kemudian,
seiring berjalannya waktu, mulai saya merasakan sakitnya memikul salib, begitu
menderitanya. Mulai ada tiupan-tiupan angin sepoi-sepoi di tengah-tengah penderitaan.
Ada hamba
Tuhan yang berkata;
sudah pindah organisasi saja, rekan hamba Tuhan yang lain, sudah keorganinasi
kami, nanti dapat Rp. 300.000/bulan, satu tahun Rp 3.000.000 + satu karung
beras. Ada lagi hamba Tuhan dari Tanggerang, Surabaya, sama.
Sekali waktu saya bertemu dengan seorang hamba Tuhan di Bekasi
(seusia dengan saya), dan pernah berkunjung ke sini. Waktu itu dia berkata; brur,
bertahan, satu kali nanti orang akan mencari pengajaran. Saya bilang, bagaimana
mungkin orang akan mencari pengajaran, saya saja tidak punya jemaat. Tenang
saja brur, tenang, jangan ambil keputusan yang salah / keliru, saya dengar dan
mulai diyakinkan, tetapi masih ada angin sepoi-sepoi; sehingga pikiran saya antara ya dan tidak. Tetapi seiring berjalannya waktu,
Tuhan terus teguhkan hati saya, sampai saya ditetapkan untuk berpegang teguh
kepada Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Jadi
Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel itu seiring, sejalan, tidak bisa
terpisahkan oleh apapun, sebab untuk menjadi mempelai, ukurannya adalah miniatur
kerajaan sorga, itulah Tabernakel, rumah Tuhan, hidup kita. Tidak mungkin
Pengajaran Mempelai diukur dengan mamon, uang, kedudukan, jabatan, harta yang
banyak.
Pengajaran
Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel itulah tempat kita, itulah wadah yang Tuhan
sudah sediakan bagi kita untuk menikmati tubuh Yesus yang dikorbankan. Tubuh Yesus benar-benar makanan darah Yesus benar-benar minuman dan Dia
sudah serahkan itu di atas kayu salib.
Tabernakel terdiri dari tiga daerah.
PERTAMA:
Halaman, terdapat dua macam alat,
yaitu;
-
Mezbah
korban bakaran gambaran dari pribadi Yesus yang disalibkan. Ini berbicara tentang pertobatan.
-
Bejana
/ kolam pembasuhan tembaga itu berbicara tentang baptisan air à pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus
Kristus.
Baptisan air tidak
hanya berhenti sampai di kolam pembasuhan atau di laut atau di sungai, tetapi
terus terjadi penyucian oleh air dan firman Allah.
KEDUA:
Ruangan Suci, melewati pintu kemah terlebih dahulu, ini berbicara tentang baptisan Roh Kudus, dengan
karunia-karunia Roh Kudus untuk memperlengkapi kita di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan.
Kemudian,
berada di ruangan suci / tempat kudus,
terdapat tiga macam alat;
-
Meja
roti sajian à
ketekunan dalam ibadah pendalaman
Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
-
Pelita
emas à
ketekunan dalam ibadah raya minggu
disertai dengan kesaksian, menjadi terang.
-
Mezbah
dupa à
ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Semuanya
selalu ditandai dengan tubuh Yesus yang dikorbankan, di mulai dari mezbah korban bakaran (di halaman) sampai Ruangan
Maha Suci, juga pada tanduk-tanduk di tiap-tiap sudut-sudut mezbah dupa yang di dalam ruangan suci,
semua itu ada tanda darah.
KETIGA: Ruangan
Maha Suci. Untuk berada di ruangan
maha suci terlebih dahulu melewati tabir itulah tubuh-Nya sendiri, Dia
telah melintasi
kemah yang lebih
besar dan
yang lebih sempurna,
yang bukan buatan tangan manusia, itulah tubuh-Nya sendiri, untuk membuka jalan
yang baru bagi kita sehingga berada di Ruangan Maha Suci, dari Timur sampai ke
Barat.
Di
dalam ruangan maha suci ada satu alat yang
paling utama dari semua alat yang ada di dalam Tabernakel itulah; Tabut perjanjian, terdiri dari dua
bagian;
-
Peti
dari tabut perjanjian terbuat dari kayu penaga, telah disalut dengan emas
murni luar dan dalam, sehingga sekualitas, sederajat dengan Mempelai Laki-Laki
Sorga.
Kayu penaga à
daging dengan segala tabiat-tabiatnya, tetapi sudah dilapisi dengan emas, luar
maupun dalamnya.
Emas itu berbicara
tentang tabiat-tabiat Ilahi / tabiat Roh Kudus.
-
Tutup
pendamaian
/ tutup peti, terbuat dari emas murni à pribadi Yesus Kristus, Kepala
Gereja Mempelai Pria Sorga.
Untuk
berada dalam ruangan maha suci, maka Yesus telah melintasi kemah yang lebih
besar dan yang sempurna, yang bukan buatan tangan manusia.
Itu
berbicara perobekan daging dari atas sampai ke bawah, dari kepala sampai ke
ujung kaki, ditandai dengan darah / tubuh Yesus yang dikorbankan, itulah tempat
kita untuk menikmati Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Jadi
pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel begitu sistimatis sekali membawa
kita kepada kesempurnaan, seperti kilat memancar dari Timur dan melontarkan
cahayanya sampai ke Barat. Kalau ajaran lain yaitu; firman yang ditambahkan dan yang dikurangkan tidak
sampai membawa
kepada kesempurnaan.
Dalam
rangka pembangunan tubuh Kristus yang sempurna ini, Tuhan memberikan kita wadah
/ sarana untuk menikmati tubuh dan darah Yesus, tubuh Yesus yang dikorbankan, itulah
pengajaran mempelai dan pengajaran Tabernakel, itu tempat kita, di situ kita
memperoleh sayap burung nasar yang besar.
Jadi
saudara, tidak perlu ragu kepada pengajaran Tabernakel, tidak perlu bimbang, tidak
usah bertanya-tanya, terima
saja, saya diyakinkan malam ini, supaya kita lepas dari maut, yaitu; sipenunggang kuda
hijau kuning.
Ciri-ciri orang yang menanti-nantikan kedatangan
Tuhan / berada di tempat untuk menikmati tubuh Yesus yang dikorbankan:
“Sama seperti burung yang terbang tinggi.”
Matius 6:26; “pandanglah burung-burung di udara”, artinya; senantiasa memandang
perkara di atas, perkara rohani
yaitu ibadah dan pelayanan.
Orang
yang memandang perkara di atas, perkara rohani, memperhatikan ibadah dan
pelayanan dan kegiatan-kegiatan di dalamnya, berarti; terlepas dari daya tarik
bumi. Bumi
mempunyai daya tarik /
magnet yang kuat, karena bumi menyuguhkan banyak perkara, sehingga tanpa
disadari manusia
tidak memandang perkara di atas / perkara rohani itulah ibadah dan pelayanan
dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
Bukti
kita memandang perkara di atas /
perkara rohani senantiasa memikirkan ibadah dan pelayanan serta
kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya; sama seperti burung di udara, tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan tuaian di dalam lumbung, tetapi dipelihara oleh Tuhan.
Saya
kira jelas sekali, jangan sampai karena daya tarik bumi, yaitu karena pekerjaan, kesibukan
lalu kita tidak memandang perkara di atas. Hati-hati dihari-hari terakhir ini,
menjelang kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, saya melihat kondisi dunia
ini sudah tidak kondusif lagi, tidak nyaman lagi untuk dihuni, dimana-mana
terjadi kekacauan. Kalau hanya kasih semakin dingin tidak jadi soal, dunia yang
kita huni sekarang, sudah tidak kondusif, tidak stabil, terjadi guncangan-guncangan
hebat, tsunami, gempa bumi, longsor, banjir oleh bandang, bukit-bukit longsor,
hutan gundul, sudah rusak seiring rusaknya laku manusia. Lalu kalau kita selalu
berada di tempat itu, bagaimana nasib di akhir hidupnya? Maka kalau Tuhan sudah
tawarkan Pengajaran Mempelai dan Tabernakel ini kepada kita sebagai suatu sarana,
sebagai suatu wadah, jangan ditolak, tetapi
terimalah dan
bersyukur kepada Tuhan, yakinkan dirimu malam ini, dan seterusnya sampai Tuhan
datang, karena Pengajaran Mempelai ini begitu sistimatis
untuk membawa kita kepada kesempurnaan.
Saya
akan buktikan..
Wahyu
19:10
(19:10) Maka tersungkurlah aku di depan kakinya
untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat
demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang
memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh
nubuat."
“Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat."
Terima
saja itu, jangan kita dengar kesaksian yang kita tidak tahu hidupnya. Kesaksian Yesus adalah; roh dan nubuat. Biarlah kita memiliki pandangan
nubuatan, memandang jauh ke depan, itulah firman pengajaran mempelai dan
Tabernakel.
Yesus Kristus adalah Tabernakel
sejati, apa bukitnya? Dia sudah melintasi kemah yang lebih besar, dan yang sempurna yang bukan
buatan tangan manusia.
Jangan ambil resiko, jangan
nekat oleh karena daya tarik bumi, tetap berada di dalam wadah yang Tuhan sudah
berikan.
Mengenai
burung di udara Matius 6:26, juga Injil Matius 6:33; “Cari dahulu kerajaan sorga serta kebenaran di
dalamnya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” Amin
saudaraku?
Itu
pengalaman saya, diberikan dulu satu jiwa di Cilegon (anak sekolah minggu); Timotius, tambah
adiknya, Yosua, tambah Kaleb dan lain sebagainya. Diberikan satu jiwa di Serang, Pa Barita, berserta
isteri yang dikasihi dan dua anaknya, semuanya ditambahkan.
Seindah-indahnya
sorga, tidak ada artinya kalau tidak ada suatu takhta dan seorang yang duduk di
atasnya. Tidak ada artinya harta dan kekayaan, kalau kita tidak memiliki
kerajaan dan takhtanya, di dalamnya ada kebenaran. Saudaraku, perlu untuk diketahui: yang
duduk diatas takhta itu seperti permata Yaspis,
Sardis dan Zamrud, itulah tiga oknum Allah; firman Allah, Roh Allah dan kasih
Allah… Wahyu
4:2-3.
Doakan
terus, supaya Tuhan tolong, supaya kita bisa melihat, Wahyu pasal 6, 7, 8 sampai pasal 22, kalau Tuhan berkenan kepada kita semua. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment