IBADAH
RAYA MINGGU, 19 FEBRUARI 2017
(Seri 11 )
Subtema:
KELAPARAN
YANG DAHSYAT DISERTAI KESUSAHAN.
Shalom
saudaraku. Selamat malam bagi kita sekaliannya.
Salam
sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena
kemurahan-Nya, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu
disertai dengan kesaksian.
Segera
saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari
kitab Wahyu 6.
Wahyu
6: 5-8
(6:5) Dan ketika Anak
Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga
berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam
dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
(6:6) Dan aku mendengar
seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak
gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak
dan anggur itu."
(6:7) Dan ketika Anak
Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang
keempat berkata: "Mari!"
(6:8) Dan aku melihat:
sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya
bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa
atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan
dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.
Pada
minggu yang lalu kita sudah melihat pembukaan meterai ini, dan kita sudah
melihat betapa nanti firman itu begitu mahal sekali dan sangat sukar untuk
ditemukan, sehingga yang menjadi korbannya adalah anak-anak dara yang cantik dan anak teruna-teruna -> kerohanian yang
masih muda dan kanak-kanak, sampai akhirnya mereka terjatuh tak berdaya lagi, tidak
ada yang bisa menolong.
Dan
ternyata akhirnya mereka mencari firman itu dengan cara yang tidak baik, dengan
cara yang tidak benar, mereka mencari firman Tuhan dengan cara yang keliru.
Mengapa saya katakan dengan cara yang keliru?
1.
“Mereka
mengembara dari laut ke laut”, akhirnya yang ditemukan adalah ajaran antikris.
2.
“Mereka
menjelajah dari utara ke timur”, itu ajaran Setan, dosa kesombongan. Kesombongan awal dari kejatuhan dalam berbagai
jenis dosa. Dan oleh karena ajaran ini, akhirnya manusia/penduduk bumi binasa,
tidak bisa berbuat apa-apa, sebab pertolongan hanya datang dari Tuhan.
Menjelajah dari utara ke timur itu berarti kemerosotan
rohani dan arahnya tidak jelas, kalau kita bandingkan dengan pembangunan
Tabernakel, diawali dari timur ke barat. Bisa saya katakan, menjelajah dari
utara ke timur arahnya itu kepada pembangunan tubuh Babel, itulah yang disebut
pesta burung-burung, menikmati pesta pora, makan dan minum, kawin dan
mengawinkan.
Kita
adalah himpunan kecil, tetapi kalau kita tetap setia, bertekun di dalamnya,
tidak tertutup kemungkinan kita akan berada dalam himpunan yang besar yang
datang dari empat penjuru bumi; timur, barat, utara dan selatan...Wahyu 19:6-8.
Dari
himpunan besar itu terdengar suara desau air bah, itu berbicara tentang kuasa,
daya dan kekuatan yang besar. Itu bisa dilihat pada Wahyu 19: 1-5, dengan suara yang besar roh najis dikalahkan, dan
juga dengan daya dan kekuatan yang luar biasa ini, suara yang seperti ini bisa
mempengaruhi orang yang di sekitar kita, sampai akhirnya mereka juga turut
masuk dalam pembangunan tubuh Kritus yang sempurna, lewat Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya
Tabernakel dengan sistimatis sekali. Berbeda dengan dua ajaran tadi; mengembara
dari laut ke laut, menjelajah dari utara ke timur, tidak sistimatis. Pengajaran
Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel itu seperti kilat memancar dan melontarkan
cahayanya dari timur sampai ke barat, sangat sistimatis...Matius 24:27.
Ketegasan
ketegasan dari Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel ini memang
membuat daging sakit. Yang tersinggung akan tersingkir, tetapi yang mau terima,
yang mau memikul salib, dia akan terbentuk menjadi pengantin perempuan,
mempelai Anak Domba.
Kita
kembali memperhatikan Wahyu 6: 5.
Wahyu
6: 5
(6:5) Dan ketika Anak
Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga
berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam
dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
Pembukaan
meterai yang ketiga ini disertai dengan tampilnya makhluk yang ketiga.
Makhluk
yang ketiga itu dalam Wahyu 4: 7,
memiliki muka seperti muka manusia. Berarti penghukuman yang ketiga ini ada
sangkut pautnya dengan kebutuhan hidup manusia sehari-hari.
Kemudian,
ketika Anak Domba membuat meterai yang ketiga, majulah seekor KUDA HITAM.
Kuda
hitam berbicara tentang kematian yang terjadi karena penghukuman dari meterai
yang ketiga.
Dan
orang yang menunggangi kuda hitam itu memegang SEBUAH TIMBANGAN di tangannya.
Timbangan
ini ada kaitannya dengan seruan empat makhluk.
Wahyu
6: 6
(6:6) Dan aku mendengar
seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak
gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak
dan anggur itu."
Timbangan
ini ada kaitannya dengan suara dari tengah-tengah keempat makhluk, yaitu “Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai
sedinar”. Ini berbicara tentang betapa susahnya dan mahalnya nanti untuk
mendapatkan firman Tuhan.
Saudaraku,
sekarang kita masih mendapatkan kesempatan untuk mempeorleh firman Tuhan dan untuk
mengumpulkan firman Tuhan sebanyak-banyaknya. Kesempatan ini adalah panjang sabarya/kemurahan
Tuhan yang harus kita hargai.
Saat
ini firman Tuhan ditawar-tawarkan, namun hanya segelintir saja orang yang mau
menghargai firman Tuhan. Penyebabnya karena tuntutan ekonomi, tuntutan uang,
tuntutan pekerjaan atau desakan dari luar, desakan dari dalam, desakan dari
sana sini, sehingga firman Tuhan yang ditawarkan tidak dihargai.
Seharusnya
kita berlaku bijaksana, dengan membuat lumbung dalam hati sebesar-besarnya
untuk menyimpan firman Tuhan yang kita peroleh malam ini dan seterusnya selagi
Tuhan masih memberi kesempatan bagi kita semua. Berlakulah bijaksana.
Sejenak
kita lihat kembali ...
Amos
8: 11-12
(8:11) "Sesungguhnya,
waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan
mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan
kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.
(8:12) Mereka akan
mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari
firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.
Sesungguhnya
waktu akan datang, Tuhan akan mengirimkan kelaparan, bukan kelaparan akan
makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan lapar dan haus akan firman
Tuhan, sehingga karena kesulitan untuk mendapatkan firman Tuhan, maka orang
yang tidak menghargai kesempatan akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah
dari utara ke timur untuk mencari firman Tuhan, namun sekalipun mereka mencari,
tidak akan mendapatkannya lagi.
Mencari
firman dengan dua tindakan ini adalah suatu kekeliruan. Di dalam kekeliruan
itu, mereka tidak mendapatkan apa-apa.
Maka
selagi yang namanya disebut “ada waktu”, pergunakanlah dengan baik.
Pergunakanlah kesempatan ini untuk mengumpulkan firman Allah
sebanyak-banyaknya.
Sebagaimana
bangsa Israel di padang gurun, pada hari pertama sampai hari kelima,
mengumpulkan manna satu gomer tiap-tiap orang. Namun pada hari yang keenam mereka
harus mengumpulkan manna dua gomer tiap-tiap orang, berarti mereka mengumpulkan
dengan double, untuk keperluan dua
hari yaitu: untuk hari keenam dan hari ketujuh.
Hari
keenam -> hari terakhir, sedangkan hari ketujuh -> hari perhentian yang
kekal, berarti kesempatan sudah tidak ada lagi.
Kalau
kita mengumpulkan makanan dengan double, maka
penyerahan kita juga harus double,
tidak boleh lagi seperti dahulu sebelum mengenal Pengajaran Mempelai, mungkin
sudah mengenal tetapi belum hidup di dalamnya.
Amos
8: 13
(8:13) Pada hari itu akan
rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna karena haus;
Pada
hari itu rebahlah anak-anak teruna dan anak-anak dara yang cantik.
Anak-anak
teruna dan anak-anak dara -> kerohanian yang masih muda.
Biarlah
kiranya kita didewasakan oleh pengajaran mempelai dalam terang Tabernakel.
Ukuran
dewasa di sini bukan karena usia tua atau sudah beruban. Jadi tua di sini,
berarti sudah didewasakan oleh firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya
Tabernakel.
Kedewasaan
yang memuncak sampai menjadi tua-tua, bila dikaitkan dengan pola Tabernakel
terkena kepada meja roti sajian yang di atasnya 12 ketul roti, dibagi menjadi 2
susun masing-masing terdiri dari 6 ketul roti.
12
ketul roti ini berbicara tentang 12 rasul hujan awal dan 12 rasul hujan akhir.
Inilah 24 tua-tua yang berhak duduk di atas takhta untuk menghakimi dosa. Tidak
ada yang sanggup bertahan dengan situasi lapar dan haus apabila waktu itu
datang nanti.
Sesungguhnya
kita tidak perlu mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke
timur. Firman itu dekat sekali, yaitu di mulut
dan di hati, itulah yang disebut
firman iman.
Mulut mengaku
bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, berarti terlepas dari penyembahan
berhala.
Hati percaya
bahwa Dia dibangkitkan dari antara orang mati, ini berbicara kehidupan yang
dibaharui (hidup baru) atau yang disebut dengan pembaharuan kirbat.
Sesungguhnya
kalau terjadi pembaharuan kirbat, keuntungannya siap sedia untuk diisi dengan anggur
yang baru. Sebaliknya kalau hati belum dibaharui, masih dengan hidup yang lama (kirbat
yang lama) ketika diisi dengan anggur yang baru akan pecah dan anggur yang baru
terbuang dengan sia-sia...Matius 9:17.
Itu
yang sering terjadi saat ini, betapa banyak pembukaan rahasia firman yang sudah
kita terima, tetapi karena belum terjadi pembaharuan kirbat, firman itu
terbuang begitu saja seolah-olah firman tidak berkuasa, padahal bukan firman
yang tidak berkuasa, melainkan, hati belum dibaharui.
Sibuklah
mengumpulkan firman Tuhan selagi masih ada kesempatan, jangan sibuk dengan
urusan-urusan yang sifatnya lahiriah, jangan sibuk dengan ini dan itu. Tidak
usah pikirkan gaji yang minim, pusinglah kalau dosa masih berkuasa, pusinglah
kalau kejahatan dan kenajisan masih berkuasa.
Kalau
soal penghidupan, Tuhan pasti memelihara. Ingat burung di udara; tidak menabur,
tidak menuai dan tidak mengumpulkan makanan di dalam lumbung, tetapi dipelihara
oleh Tuhan.
Burung di udara
itu berbicara tentang kehidupan yang senantiasa memandang perkara-perkara di
atas, berarti terlepas dari daya tarik bumi.
Kemudian,
perumpamaan yang kedua seperti bunga
bakung di ladang, begitu indah sekali, bahkan pakaian Salomo tidak seindah
bunga bakung. Kalau Tuhan yang memelihara, Tuhan yang memintal dan membentuk
kehidupan kita, maka kehidupan kita ini lebih indah dari pakaian Salomo.
Bukankah
kita dari sejak kandungan sudah dibentuk, dari sejak rahim ibu telah dipintal dan
ditenun? Maka mulut dijadikan pedang
yang tajam, dari situ keluar perkataan-perkataan firman. Kemudian kehidupan
kita dijadikan seperti anak panah yang
runcing yang siap menembusi setiap hati, setiap orang yang melihat
kesaksian hidup kita semua.
Itulah
yang harus kita pikirkan, bukan perkara di bawah/atau perkara lahiriah.
Ingatlah
yang menjadi ayat emas kita, saya dan saudara; cari saja dahulu Kerajaan Sorga, maka semuanya akan ditambahkan.
Inilah pengalaman saya yang saya bagi-bagikan. Tetapi sekalipun saya
bagi-bagikan, ada kalanya masih tetap keras hati, karena masih menggunakan
pikiran dan perasaan manusia daging, akhirnya firman Tuhan dengan hati kita
tidak sejalan, tetapi kita harus mengikuti apa yang menjadi maunya Tuhan, bukan
maunya kita diikuti Tuhan. Sebab Mazmur
119 berkata: “Firman-Mu adalah pelita
dan terang bagi jalanku”, itulah yang harus kita ikuti. Jangan maunya kita.
Pekerjaan
atau perkara lahiriah lainnya terlalu kecil bagi Tuhan. Hanya maukah saya dan
saudara menghargai korban Kristus dan menganggap kecil perkara lahiriah?
Kalau
saya dan saudara meninggikan korban Kristus, hal yang lahiriah terlalu kecil
bagi Tuhan. Sebaliknya kalau pekerjaan atau kesibukan yang lebih utama, korban
Kristus menjadi kecil, itu yang membuat Tuhan tidak tertarik.
Milikilah
daya tarik dengan menghargai korban Kristus, kiranya dapat dipahami dengan
baik.
Kita
ulangi ayat 13 ...
Amos
8: 13
(8:13) Pada hari itu akan
rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna karena haus;
Pada
hari itu akan rebah dan lesu artinya: tidak bisa berbuat apa-apa, sebab pertolongan
hanya datang dari Tuhan.
Lebih rinci tentang firman
Allah yang sangat mahal.
Yehezkiel
4: 16-17
(4:16) Sesudah itu Ia
berfirman kepadaku: "Hai, anak manusia, sesungguhnya, Aku akan memusnahkan
persediaan makanan di Yerusalem -- dan mereka akan memakan roti yang tertentu
timbangannya dengan hati yang cemas; juga mereka akan meminum air dalam ukuran
terbatas dengan hati yang gundah gulana --
(4:17) dengan maksud,
supaya mereka kekurangan makanan dan minuman dan mereka semuanya menjadi gundah
gulana, sehingga mereka hancur di dalam hukumannya.
Suatu
kali kelak Tuhan akan kirimkan kelaparan dan kehausan, dan Tuhan akan
memusnahkan persediaan makanan di Yerusalem dan mereka akan makan roti yang
tertentu timbangannya, itu menunjukkan bahwa harga makanan sangat mahal =
sangat sukar untuk mendapatkan makanannya.
Dalam
suasana kekurangan itu, mereka akan gundah gulana sampai dihancurkan atas
seijin Tuhan, seperti yang dialami oleh anak-anak teruna dan anak-anak dara
yang cantik, dalam kitab Amos tadi.
Mendengar
firman ini, apakah saudara tidak merasa ngeri? Apabila tidak sampai menggugah hati,
pikiran dan perasaan?
Saya
berharap, firman Pengajaran Mempelai yang kita terima ini sanggup mempengaruhi jiwa
dan roh kita. Kalau jiwa dan roh sudah dipengaruhi, walaupun tubuh jasmani
merosot, tetapi jiwa dan roh terus berkobar-kobar melayani Tuhan.
Tadi,
setelah Tuhan mengirimkan kelaparan dan kehausan, mereka gundah gulana,
bingung, gelisah, sampai hancur di dalam hukumannya.
Jadi
meterai yang ketiga ini penghukuman dari Tuhan, itulah sebabnya yang menjadi
saksi adalah makhluk yang ketiga, muka seperti manusia, karena ada kaitannya
dengan kebutuhan manusia sehari-hari, yaitu: soal makanan dan minuman.
Ciri-ciri yang terjadi
pada saat terjadi kelaparan yang hebat...
Imamat
26: 26
(26:26) Jika Aku memusnahkan persediaan
makananmu, maka sepuluh perempuan akan membakar roti di dalam satu
pembakaran. Mereka akan mengembalikan rotimu menurut timbangan tertentu,
dan kamu akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang.
Sepuluh
ibu rumah tangga akan membakar roti di dalam satu pembakaran, itu menunjukkan betapa
sulitnya untuk mendapatkan makanan itu, betapa sulitnya mendapatkan firman
Tuhan apabila hari itu terjadi.
“Mereka akan mengembalikan
rotimu menurut timbangan”, timbangannya tadi; secupak gandum
sedinar, tiga cupak jelai sedinar.
Pada
saat itu mereka dalam keadaan sulit untuk mendapatkan firman, mereka tidak
dikenyangkan, mereka tidak dipuaskan rasa dahaga mereka, sehingga masalah tidak
terselesaikan; yang suam tetap suam, yang jahat tetap jahat, yang najis tetap
najis. Bayangkan, 10 ibu rumah tangga akan membakar roti dalam satu pembakaran.
Mereka
akan makan roti menurut timbangan tertentu, berarti sangat terbatas makanan
sehingga tidak menjadi kenyang, tidak dipuaskan, dengan kata lain masalah tidak
dapat diselesaikan. Itulah timbangan yang ada di tangan Si penunggang kuda hitam.
Yehezkiel
5: 16-17
(5:16) tatkala Aku
mendatangkan atasmu kelaparan yang dahsyat, yang membinasakan, dan Aku
mendatangkannya untuk membinasakan kamu, tatkala Aku memperdahsyat bencana
kelaparan atasmu dan memusnahkan persediaan makananmu.
(5:17) Aku akan
mendatangkan kelaparan atasmu dan binatang-binatang buas di tengah-tengahmu,
yang akan memunahkan anak-anakmu; sampar akan berkecamuk dan darah akan
mengalir di tengah-tengahmu dan Aku akan mendatangkan pedang atasmu, Aku,
TUHAN, yang mengatakannya."
Sedang
dalam kelaparan yang dahsyat, Tuhan kirimkan binatang-binatang buas di
tengah-tengah mereka.
Arti
binatang buas disini adalah;
1.
Daging dengan segala hawa nafsunya.
2.
Nabi-nabi palsu (binatang yang keluar dari
dalam bumi).
Tuhan
kirimkan itu, tetapi tidak berhenti sampai di situ.
Ulangan
32: 23
(32:23) Aku akan menimbun
malapetaka ke atas mereka, seluruh anak panah-Ku akan Kutembakkan kepada
mereka.
Anak
panah Tuhan ditembakkan ke dalam hati, artinya: hati dikeraskan.
Kalau
saudara tidak mau sungguh-sungguh dari sejak sekarang, Tuhan turut mengeraskan
hati, seperti Firaun.
Anak
panah-Nya ditembakkan, kalau sudah ditembakkan, berarti keras hati nanti. Kerugiannya,
biar firman Tuhan berulang-ulang kali ditawarkan dengan luar biasa, kalau keras
hati tetap keras hati, tidak mau berubah.
Ulangan
32: 24
(32:24) Apabila mereka
sudah lemas karena lapar dan merana oleh demam yang membara, dan oleh penyakit
sampar, maka Aku akan melepaskan taring binatang buas kepada mereka, dengan
racun binatang yang menjalar di dalam debu.
Ada
dua yang dikirimkan oleh Tuhan di tengah-tengah kelaparan yang dahsyat;
1.
Tuhan melepaskan taring binatang buas
kepada mereka -> nabi-nabi palsu.
2.
Tuhan kirimkan racun binatang yang menjalar
di dalam debu -> ular naga.
Sampai
nanti akhirnya menuju kepada kemusnahan mereka.
Jadi
bukan hanya karena kelaparan itu saja yang membuat mereka binasa, tetapi di
tengah-tengah kelaparan yang dahsyat, Tuhan kirimkan dua perkara; binatang buas dan ular naga.
Sekarang
kita lihat tentang; TARING BINATANG BUAS.
Yohanes
10: 11-12
(10:11) Akulah gembala
yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
(10:12) sedangkan seorang
upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri,
ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari,
sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Pekerjaan
dari pada serigala: menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba Allah.
Jadi,
pada saat serigala/binatang buas ini menerkam untuk mencerai-beraikan kawanan
domba, di situlah taringnya digunakan untuk mencabik-cabik kawanan domba,
sehingga tercerai berai, tidak tergembala, jauh dari Tuhan atau liar.
Ayo,
yang sudah mulai merasakan taring binatang buas, hati-hati, jangan sampai
terpisah dari Tuhan jangan memisahkan diri dari Tuhan.
Jangan
sampai terlena dengan kebahagiaan yang berasal dari dunia, tetapi kehilangan
kebahagiaan yang sejati. Hati-hati dengan taring binatang buas itu.
Serigala
-> binatang buas = nabi-nabi palsu.
2
Timotius 4: 2
(4:2) Beritakanlah firman,
siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah,
tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Saya
sebagai gembala harus menyampaikan firman Tuhan baik atau tidak baik waktunya.
Berarti;
menyatakan apa yang salah, menegur, menasihati, dengan segala kesabaran
menyampaikan Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel.
2
Timotius 4: 3-4
(4:3) Karena akan datang
waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan
mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan
telinganya.
(4:4) Mereka akan memalingkan
telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
Bukti
bahwa taring binatang buas itu telah menerkam dan mencerai-beraikan, yaitu
mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendak sendiri untuk memuaskan
keinginan telinga mereka.
Mereka
akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Kalau
memalingkan telinga dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng, berarti taring
binatang buas sudah menerkam dan mencerai-beraikan, sudah mencabik-cabik. Apa
buktinya? Telinga sudah dipalingkan kepada firman
yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan.
Dari
pihak sidang jemaat harus juga mau
menerima teguran, harus mau menerima
nasihat firman. Ketika kesalahan dinyatakan, harus mau terima.
Dari
pihak hamba Tuhan yang dipercaya saat menyampaikan firman Tuhan baik atau tidak
baik waktunya, harus dengan segala kesabaran menyampaikan pengajaran.
Maka
juga saya mohon dukungan doa supaya Tuhan terus berikan kesabaran kepada saya.
Kalau tidak, bubarlah pelayanan ini nanti.
Melihat
sidang jemaat mulai lari dari jalurnya karena roh jahat dan roh najis, juga
harus sabar.
Sekarang
kita melihat; RACUN DARI ULAR NAGA.
Wahyu
12:15
(12:15) Lalu ular itu
menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya
ia dihanyutkan sungai itu.
Kita
perhatikan di sini, ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai ke
arah perempuan itu, tujuannya; supaya ia dihanyutkan dan ditenggelamkan sampai
mengalami kematian rohani.
“Ular itu menyemburkan dari mulutnya
air, sebesar sungai”, ini tandingan dari air sungai kehidupan
yang keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba...Wahyu 22:1.
Sungai
air kehidupan itu berkuasa untuk menjadikan kita permata yaspis, permata yang
paling indah.
Yesaya
14: 12-14
(14:12) "Wah, engkau
sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah
dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
(14:13) Engkau yang
tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan
takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit
pertemuan, jauh di sebelah utara.
(14:14) Aku hendak naik
mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!
Hendak
mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi. Ini berbicara
tentang kesombongan, itulah racun yang keluar dari mulut ular naga.
Seharusnya
kita duduk di atas bukit pertemuan dan semakin merendahkan diri di kaki Tuhan,
tetapi di sini kita melihat, air sebesar sungai yang
disemburkan oleh ular naga, tujuannya untuk menghanyutkan, menenggelamkan, ke
dalam dosa kesombongan.
Saudaraku,
dosa kesombongan itu persis terlihat di dalam diri ahli Taurat dan orang
Farisi; melayani hanya untuk menunjukkan kebolehan, menampilkan kelebihan, kemampuan
di dalam diri mereka...Matius 23:1-10.
Berarti
racun dari ular naga itu telah mempengaruhi kehidupan dari ahli Taurat dan
orang Farisi.
Memang
sama-sama beribadah, karena ular naga itu pun menyemburkan air sebesar sungai,
sama seperti air sungai kehidupan yang keluar dari takhta Allah dan takhta Anak
Domba. Jadi sama-sama beribadah, tetapi kalau hanya untuk menunjukkan kelebihan
dan kemampuan, itu namanya racun ular naga telah menguasai, persis seperti ahli
Taurat dan orang Farisi, mereka menjalankan ibadah secara Taurat.
Matius
23: 1-3
(23:1) Maka berkatalah
Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
(23:2) "Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
(23:3) Sebab itu turutilah
dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah
kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi
tidak melakukannya.
Mengajarkannya
tetapi tidak melakukannya, itu ibadah Taurat. mengajar sesuatu yang baik tetapi
tidak melakukannya, sama seperti air sebesar sungai dari mulut naga. Tetapi
kita harus tau, mana air yang keluar dari mulut naga, mana air yang keluar dari
takhta Allah dan takhta Anak Domba...Wahyu
22:1.
Matius
23: 4-7
(23:4) Mereka mengikat
beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri
tidak mau menyentuhnya.
(23:5) Semua pekerjaan
yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali
sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
(23:6) mereka suka duduk
di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
(23:7) mereka suka
menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
Ada
4 hal yang mereka perbuat tetapi tidak hidup di dalamnya, hanya untuk
menunjukkan kelebihan-kelebihan mereka saja, yaitu:
1.
Tidak terbeban dengan pekerjaan Tuhan.
2.
Suka dilihat oleh orang lain, prakteknya;
memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang.
3.
Duduk di tempat yang terhormat.
4.
Suka menerima penghormatan di pasar dan
suka dipanggi Rabi.
Yang
tanpa disadari suka menunjukkan kelebihan-kelebihan, itu air sebesar sungai
yang keluar dari mulut naga, itu racun yang sangat mematikan sekali.
Tetapi
perhatikan ...
Matius
23: 11-12
(23:11) Barangsiapa
terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
(23:12) Dan barangsiapa
meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan
ditinggikan.
Perlu
untuk diketahui; barangsiapa meninggikan
diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan
Orang
yang meninggikan diri, tanda bahwa ia sedang dikuasai roh kesombongan, dan
orang yang sombong akan direndahkan sekali. Dosa kesombongan adalah racun yang
mematikan sekali.
Dan
akhirnya memang, Bintang Timur Putera Fajar itu dilemparkan ke bumi.
Lalu,
selain mengirim dua hal ini di tengah-tengah kelaparan, ada lagi fenomena yang
lain yang terjadi pada waktu itu.
Yehezkiel
5: 16-17
(5:16) tatkala Aku
mendatangkan atasmu kelaparan yang dahsyat, yang membinasakan, dan Aku
mendatangkannya untuk membinasakan kamu, tatkala Aku memperdahsyat bencana
kelaparan atasmu dan memusnahkan persediaan makananmu.
(5:17) Aku akan
mendatangkan kelaparan atasmu dan binatang-binatang buas di tengah-tengahmu,
yang akan memunahkan anak-anakmu; sampar akan berkecamuk dan darah akan mengalir
di tengah-tengahmu dan Aku akan mendatangkan pedang atasmu, Aku, TUHAN, yang
mengatakannya."
Selain
mengirim dua hal di atas, juga disertai dengan penyakit sampar dan mendatangkan pedang atas mereka.
Sampar
adalah penyakit. Di hari-hari ini banyak sekali bermunculan penyakit-penyakit.
Dulu disebut tumor, menjadi kanker. Dari kanker timbul HIV. Dari HIV timbul
antrax, dan macam-macam saya tidak bisa sebut. Setiap kali saya menonton
televisi, ada saja penyakit yang baru.
Kalau
dahulu penyakit-penyakit yang lazim perempuan dan laki-laki, dalam kitab Musa
disebut bernanah, lelehan dan sebagainya, tetapi sekarang meningkat menjadi
HIV. Ada lagi penyakit-penyakit binatang pindah ke manusia; antrax. Masih banyak
lagi penyakit-penyakit.
Itu
yang Tuhan kirimkan. Bayangkan dalam keadaan lemas tak berdaya, Tuhan kirimkan
penyakit sampar.
Tidak
berhenti sampai penyakit sampar, Tuhan datangkan pedang kepada mereka yang
tidak menghargai firman Allah, sehingga satu dengan yang lain tidak ada lagi
kesatuan. Satu dengan yang lain terjadi gontok-gontokan. Satu dengan yang lain
saling berselisih. Angkat pedang. Bermusuhan.
Saya
pikir itu adalah situasi yang sangat sulit sekali, yang tidak bisa dibayangkan
apabila hari itu tiba.
Menghadapi
situasi seperti ini dalam keadaan lapar dan haus, saya tidak tahu lagi seperti
apa. Penyesalan
tinggal penyesalan, tidak ada artinya.
Esau
sekalipun dia harus
meneteskan air mata, dan meraung-raung, tetapi Tuhan sudah tolak dia. Kesempatan emas dicampur berlian,
dicampur permata, disia-siakan.
Saudara
bisa bayangkan, dalam keadaan lemas tidak berdaya, ada dua bagian;
-
Bagian
pertama: (a) binatang buas dan (b) ular naga. Itu situasi yang
sangat sulit.
-
Bagian
kedua:
(a) penyakit sampar. Bermunculan penyakit-penyakit yang tidak tahu dari mana
asal usulnya. (b) Tuhan angkat pedang atas mereka, satu dengan yang lain tidak
ada perdamaian, egois, tidak takut Tuhan, tidak peduli dengan agama, kasih
semakin dingin.
Dengan
situasi seperti ini, apakah saudara bisa menikmati hidup dengan sejahtera?
Sedangkan
dalam satu rumah saja, sejam saja suami isteri tidak akur, kakak adik tidak
akur, stress minta ampun. Bagaimana kalau lebih dari satu dua tiga empat lima
jam, lebih dari berhari-hari, sambil menunggu kedatangan Tuhan, mengalami
stress lalu ujung-ujungnya binasa, bukankah sia-sia hidup seperti itu?
Oleh
sebab itu, dari awal sudah saya sampaikan di atas tadi; berlakulah bijaksana.
Berlaku
bijaklah saat ini, buatlah lumbung yang besar di dalam hati. Lapangkanlah
hatimu bagi Tuhan. Ini hari keenam, hari terakhir, kumpulkanlah firman
sebanyak-banyaknya, selagi yang namanya ada waktu.
Lihat,
Si penunggang kuda
hitam di tangannya ada timbangan, kaitannya soal gandum dan jelai yang begitu
mahal untuk didapatkan.
Awalnya
sepuluh perempuan membakar dalam satu pembakaran, namun seterusnya, Tuhan akan
membuat semakin dahsyat sampai dimusnahkannyalah makanan itu dari atas muka
bumi, selanjutnya dikirim dua perkara.
Perkara pertama:
(a) binatang buas, (b) ular dengan racunnya. Perkara kedua: (a) penyakit sampar (b) pedang.
Begitu
jelasnya Tuhan memaparkan firman Allah kepada kita. Kalau sampai hal yang
sejelas-jelasnya ini diabaikan, jangan nanti salahkan Tuhan. Jangan ada
kata-kata menyesal di kemudian hari. Tuhan sudah terlebih dahulu menyampaikan.
Tuhan
bisa menembakkan anak panahnya di dalam hati supaya orang mengeraskan hati.
Bukan Setan saja yang mengeraskan hati manusia, tetapi Tuhan juga turut
mengeraskan hati manusia, supaya yang punya mata tidak melihat, yang punya
telinga tidak mendengar. Itu adalah fakta kekerasan hati. Dia sudah mendengar
tetapi tidak mendengar, sudah melihat tetapi tidak melihat, tidak hidup di
dalamnya, dia tidak tahu bahwa nyawanya sudah diujung tanduk.
Bagaimana
dengan sidang jemaat GPT BETANIA Serang dan Cilegon ini,
masih bermain-main dengan nyawa sendiri? Apakah nyawa dianggap murah? Lebih mahalkah
pekerjaanmu, uang, kedudukan, jabatanmu, sampai engkau tinggalkan pelayanan?
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment