IBADAH RAYA MINGGU, 12 MARET 2017
WAHYU PASAL ENAM
(Seri 14)
Tema: DICANGKULI
DAN DIPUPUKI.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita
semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dapat melangsungkan Ibadah Raya
Minggu disertai dengan kesaksian.
Saudaraku,
saya harus menyaksikan apa yang saya lihat ketika kehidupan mulai diubahkan
dari sehari ke sehari, mulai terlihat
banyak perkara, betapa hati mulai melembut, dihancurkan, digemburkan. Yang
kedua pekerjaan yang dikerjakan menjadi lebih baik di hadapan Tuhan, lebih
benar di hadapan Tuhan dan semuanya itu menjadi berkat bagi setiap orang yang
ada di sekitar kita, itu yang saya perhatikan. Berarti tergantung penyerahan
diri kita masing-masing kepada Tuhan.
Pemakaian
Tuhan itu sejauh penyerahan diri, bukan sejauh kepintaran, kemampuan
seseorang. Amin saudaraku?
Puji
Tuhan, segera kita memperhatikan Firman penggembalaan untuk ibadah raya minggu,
dari Kitab Wahyu pasal 6, langsung saja dibaca ayat yang ke 6.
Wahyu
6:6
(6:6) Dan aku mendengar
seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak
gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak
dan anggur itu."
Perhatikan
kalimat; “Tetapi janganlah rusakkan
minyak dan anggur itu."
Saudaraku,
di tengah-tengah sulitnya untuk mendapatkan makanan kebutuhan pokok kehidupan
manusia sehari-hari, ada dua hal yang tidak boleh di rusak yaitu;
1.
Minyak.
2.
Anggur.
Pada
minggu yang lalu, kita telah diberkati tentang anggur yang tidak boleh di rusak dan dua minggu yang lalu kita juga
sudah memperhatikan tentang minyak,
itu juga tidak boleh di rusak
Saudaraku,
kita bukanlah minyak dan anggur, yang menjadi minyak dan anggur adalah bangsa Israel.
Jadi,
bangsa kafir harus memperhatikan apa yang menjadi pernyataan Tuhan, sesuai
dengan apa yang ditulis oleh rasul Yohanes dalam Wahyu 6:6 yaitu; “Janganlah rusakkan
minyak dan anggur.”
Sekarang kita akan melihat tentang; ANGGUR (bagian kedua).
Anggur
berbicara tentang darah yang menghasilkan kesukaan yaitu;
CARA YANG PERTAMA: Anggur yang
merupakan hasil dari ladang...Matius 20:1-6/Matius 21:33-46.
Ladang anggur, berarti menghasilkan air
anggur/buah anggur.
CARA YANG KEDUA: Anggur yang
merupakan hasil dari keubahan.
Sekarang
kita akan melihat cara yang kedua:
Anggur yang merupakan hasil dari
keubahan.
Pada
hari kedatangan Tuhan, anggur akan dipersembahkan kepada Tuhan, sedangkan
bangsa kafir digambarkan seperti pohon ara.
Lukas
13:6-8
(13:6) Lalu Yesus
mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di
kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia
tidak menemukannya.
(13:7) Lalu ia berkata
kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada
pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia
hidup di tanah ini dengan percuma!
(13:8) Jawab orang itu:
Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah
sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,
Disini
kita perhatikan; pohon ara tumbuh di
tengah-tengah kebun anggur.
Kebun
anggur atau ladang anggur adalah gambaran dari bangsa Israel. Sedangkan bangsa
kafir digambarkan seperti pohon ara yang tumbuh di tengah kebun anggur itu.
Bangsa
kafir adalah bangsa yang tidak bersunat, berarti ditandai dengan banyak
kelemahan-kelemahan. Bangsa kafir disebut juga orang fasik yang tidak mengenal
hukum Allah sehingga ditandai dengan kejahatan dan kenajisan, persis seperti 2 Petrus 2:22, anjing kembali ke
muntahnya dan babi yang mandi kembali ke kubangan.
Kita
lihat terlebih dahulu..
Kejadian
3:7
(3:7) Maka terbukalah
mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka
menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Perhatikan
kalimat ini; “Lalu mereka menyemat daun
pohon ara dan membuat cawat.”
Bangsa
kafir terlibat di dalam dosa Adam dan Hawa, suka melanggar hukum Allah.
Roma
5:12-14
(5:12) Sebab itu, sama
seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga
maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua
orang telah berbuat dosa.
(5:13) Sebab sebelum
hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan
kalau tidak ada hukum Taurat.
(5:14) Sungguhpun
demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas
mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat
oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.
Dosa
tidak akan diperhitungkan bila tidak ada hukum Taurat.
Dosa
yang menjalar disebut juga dengan dosa turunan atau kutuk nenek moyang.
Markus
11:13, 20-21
(11:13) Dan dari jauh Ia
melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau
Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak
mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.
(11:20) Pagi-pagi ketika
Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering
sampai ke akar-akarnya.
(11:21) Maka teringatlah
Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi,
lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering."
Kesimpulannya;
pohon ara yang tidak berbuah adalah pohon ara yang terkutuk.
Jadi,
dosa yang menjalar tadi disebut dengan dosa turunan atau kutuk nenek moyang.
Pohon
ara yang tidak berbuah sama seperti pohon ara yang terkutuk, berada di kebun
anggur.
Pemilik
kebun anggur itu mencari buah dari pohon ara tetapi ia tidak menemukannya,
bahkan sudah tiga tahun lamanya dia menantikan buah dari pohon ara itu, namun
juga tidak berbuah.
Maka
konsekuensinya pohon ara yang tidak berbuah itu akan di tebang, sebab kehidupan
yang tidak berbuah itu adalah kehidupan yang tidak berarti, hidup dengan
percuma.
Sungguh-sungguh
beribadah, tidak hanya beribadah, sungguh-sungguh melayani Tuhan, hasilkanlah
buah sesuai dengan pertobatan, sebab kapak sudah tersedia untuk menebang pohon
yang tidak berbuah. Kiranya dapat dipahami dengan baik.
Itulah
bangsa kafir, terlibat di dalam dosa Adam dan Hawa, sebab tadi daun pohon ara
digunakan sebagai cawat untuk menutupi kekurangan dari pada Adam dan Hawa.
Ciri-ciri pohon ara yang terkutuk.
Markus
11:20-21
(11:20) Pagi-pagi ketika
Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering
sampai ke akar-akarnya.
(11:21) Maka teringatlah
Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah,
pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering."
"Rabi, lihatlah,
pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering."
Berarti, ciri dari pohon ara yang terkutuk ialah kering-kering.
Yeremia
17:5-6
(17:5) Beginilah firman
TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan
kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
(17:6) Ia akan seperti
semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan
baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin
yang tidak berpenduduk.
Mengandalkan
manusia dan kekuatannya sendiri dan yang hatinya jauh dari Tuhan adalah
kehidupan yang terkutuk, sehingga menjadi kering-kering (kering rohani).
Gambaran dari kerohanian yang kering-kering, ada tiga
yaitu;
1.
“Ia akan seperti semak
bulus di padang belantara” à kepada kehidupan yang tidak berarti/tidak berguna.
Saya pernah mengenal dan melihat orang yang tidak
berarti/berguna baik bagi sesama teramat lebih bagi Tuhan. Banyak orang yang
tidak ke gereja (tidak beribadah), tetapi masih berarti/berguna bagi sesamanya,
keluarganya, istrinya, suaminya, anaknya, orang tuanya dan orang yang di
sekitarnya, Tuhan masih memberi kesempatan dan kemurahan.
Tetapi orang yang saya kenal ini adalah saudara jauh
dari bunda (mama saya) opung Isai, sejak ia masuk kerja di sebuah perusahaan
dengan gaji yang tinggi, semua gaji itu dia gunakan untuk pesta pora dan
mabuk-mabukan, hanya untuk memuaskan hawa nafsunya, dia tidak perduli agama,
ibadah dan pelayanan. Dalam hati saya orang seperti ini kalau tidak segera
bertobat lama-lama akan mati binasa.
Sebelum dia mati, Tuhan sudah terlebih dahulu
memberitahukan kepada saya, bukan lewat mimpi tetapi langsung kepada saya bicara. Singkat saja Tuhan
berkata; “Saya akan bunuh dia si Poltak.”
Setelah Tuhan selesai bicara, saya kaget, kemudian saya
bangun dari tidur, saya bangunkan istri saya, kalau tidak salah kejadian itu
tahun 2011. Awalnya, saya di bawa dalam suasana gelap (bukan dalam kegelapan) menggambarkan
kehidupan dia yang tidak berarti, setelah saya melihat suasana gelap gulita itu
di situlah Allah berkata; “Saya akan
bunuh dia si Poltak.”
2.
“Ia tidak akan mengalami
datangnya keadaan baik” à kehidupan yang tidak
mengalami pemulihan.
3.
a.
“Ia akan tinggal di tanah
angus di padang gurun.”
Tanah angus
padang gurun berarti; gersang dan tandus tidak
menghasilkan apa-apa
b. “Di negeri padang asin
yang tidak berpenduduk” berarti;
hidup menyendiri di tengah keramaian, itulah orang
yang tidak
memiliki kasih.
Kalau
seseorang tidak memiliki kasih itu sama artinya; menyendiri di tengah keramaian.
Inilah
gambaran dari kerohanian yang kering-kering
Praktek kerohanian menjadi Kering-kering:
Yeremia
17:4
(17:4) Engkau terpaksa
lepas tangan dari milik pusakamu yang telah Kuberikan kepadamu, dan Aku akan
membuat engkau menjadi budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam
murka-Ku api telah mencetus yang akan menyala untuk selama-lamanya."
“Engkau terpaksa lepas tangan dari milik pusakamu yang
telah Kuberikan kepadamu” artinya;
melepaskan diri dari ibadah dan pelayanan sebagai milik pusaka.
Saudaraku,
dengan kedua tangan Tuhan yang kuat, Tuhan
membawa bangsa Israel mendekat kepada Dia, Tuhan membawa bangsa Israel berada
di tanah Kanaan sebagai milik pusaka yang telah diwariskan oleh Tuhan kepada
nenek moyang bangsa Israel.
Tujuannya;
supaya bangsa Israel dapat beribadah dan berbakti kepada Tuhan.
Demikian
juga halnya Tuhan telah mewariskan ibadah dan pelayanan ini kepada kita semua
sebagai milik pusaka yang harus kita pertahankan, tidak boleh dilepaskan apapun
alasannya, amin saudaraku?
Batas
tanah kanaan itu telah dipatok untuk Sembilan setengah suku, yaitu: suku Simeon, Yuda, Dan, Naftali, Asyer, Isakar, Zebulon,
Yusuf, Benyamin, Manasye (setengah suku) semuanya. Batas-batasnya itu
dipatok dari Timur, Barat, Utara, Selatan. Mereka semua mendapat bagian dan
itulah yang menjadi milik pusaka dari pada
bangsa Israel.
Tujuannya;
supaya mereka dapat beribadah dan melayani kepada Tuhan.
Kemudian
untuk suku Lewi, yang menjadi milik pusaka mereka adalah Tuhan sendiri dan yang
menjadi bagian mereka adalah persembahan sepersepuluh dari tiap-tiap suku Israel.
Sejenak
kita perhatikan...
Yosua
14:1-5
(14:1) Inilah semuanya
yang diterima oleh orang Israel sebagai milik pusaka di tanah Kanaan, yang
telah dibagikan kepada orang Israel oleh imam Eleazar, dan Yosua bin Nun dan
para kepala kaum keluarga dari suku-suku mereka,
(14:2) dengan mengundi
milik pusaka itu, seperti yang diperintahkan TUHAN dengan perantaraan Musa
mengenai suku-suku yang sembilan setengah itu.
(14:3) Sebab kepada
suku-suku yang dua setengah lagi telah diberikan Musa milik pusaka di seberang
sungai Yordan, tetapi kepada orang Lewi tidak diberikannya milik pusaka di
tengah-tengah mereka.
(14:4) Sebab bani Yusuf
merupakan dua suku, Manasye dan Efraim. Maka kepada orang Lewi tidak diberikan
bagiannya di negeri itu, selain dari kota-kota untuk didiami, dengan tanah
penggembalaannya untuk ternak dan hewan mereka.
(14:5) Seperti yang
diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah diperbuat oleh orang Israel dan
dibagi-bagi merekalah negeri itu.
Tanah
Kanaan dibagi-bagi untuk sembilan setengah suku, sedangkan yang dua setengah
suku, yaitu: suku Ruben dan Gad dan Manasye yang setengah suku berada di seberang sungai Yordan.
Semuanya
dibagi-bagi sesuai dengan suku-suku Israel dengan batas-batasnya yang telah
dipatok. Tidak boleh melepaskan milik pusaka mereka.
Saudaraku,
kalau milik pusaka itu dilepaskan atau lepas tangan dari milik pusaka,
konsekuensinya adalah; menjadi budak
musuh.
Ada
2 musuh abadi, yaitu:
1.
Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Daging ini adalah musuh dalam selimut karena dia
tinggal bersama-sama dengan kita.
2.
Iblis atau Setan itulah, roh jahat dan roh najis.
Maka
saya sebagai hamba Tuhan pun sangat takut sekali lepas tangan dari milik
pusaka. Milik pusaka saya adalah Tuhan, tidak ada lagi yang lain, dan bagian saya adalah segala
persembahan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh Tuhan, termasuk persembahan
persepuluhan, itu miliknya imam suku Lewi, yang telah di khususkan kepada Tuhan.
Tetapi, apabila kita lepas tangan dari milik pusaka, konsekuensinya; menjadi
budak musuh dan terus berkutat di situ, sehingga digambarkan seperti babi yang
mandi kembali kekubangan dan anjing kembali ke muntahnya, terus-menerus mengulangi
kesalahan yang sama itulah noda kekafiran, itulah pohon ara yang tidak berbuah.
Bangsa
kafir bukan minyak dan anggur, yang menjadi minyak dan anggur adalah bangsa Israel,
sehingga pada hari kedatangan Tuhan akan dipersembahkan kepada Tuhan. Bagaimana
dengan nasib bangsa kafir nanti kalau terus berkutat dengan dosa yang sama;
dosa kenajisan dari noda kekafiran? Bagaimana nasib bangsa kafir, bagaimana
nasib pohon ara yang tidak berbuah? Ini harus menjadi perhatian kita semua,
amin saudaraku?
Ayo,
Tuhan sudah berikan bagian kita, milik pusaka dan batasnya sudah dipatok,
jangan lepas tangan ya, jangan tinggalkan ibadah dan pelayanan, apapun alasannya.
Siapapun kita, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi jangan bermain-main
dengan nyawa. Kalau kita masih bertahan berada di ladang anggur, itu adalah
kemurahan.
Lukas
13:7
(13:7) Lalu ia berkata
kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada
pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup
di tanah ini dengan percuma!
Pemilik
ladang anggur tidak mendapatkan buah dari pohon ara, bahkan sudah tiga tahun ia
menanti-nanti.
Resikonya;
pohon ara akan segera ditebang karena pohon ara yang tidak berbuah itu hidup
dengan percuma.
Tidak
berbuah, hidup tanpa arti; tidak ada
artinya, percuma hidup seperti itu.
Dulu
kita ini jauh dari Tuhan, disebutlah bangsa yang tinggal dalam kegelapan,
itulah bangsa kafir, jauh dari Tuhan, tetapi Dia telah memanggil kita, ditebus
dengan darah yang mahal sekarang berada dalam terang-Nya yang ajaib, ini
kemurahan. Tetapi persoalannya, pohon ara ada di tengah-tengah ladang anggur
namun tidak ada buahnya, bahkan sudah tiga tahun pemilik ladang anggur itu
menantikannya, resikonya; pohon ara akan di tebang karena kehidupan yang tidak
berbuah tidak ada arti, pendeknya binasa.
Jalan keluarnya.
Lukas
13:8
(13:8) Jawab orang itu:
Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah
sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,
Pohon
ara yang tidak berbuah masih diberi kesempatan untuk tumbuh atau berada di
ladang/di kebun anggur.
Saudaraku,
saat ini kita mendapat kesempatan untuk berada di kebun anggur Tuhan, ini adalah
kemurahan.
Praktek
menghargai kemurahan atau kesempatan yang Tuhan berikan, ada dua:
1.
Pekerja
itu akan mencangkul tanah
sekelilingnya.
2.
Memberi
pupuk kepadanya atau di pupuki.
Tentang
mencangkul.
Di
cangkul berarti; tanah disekelilingnya digarap dan dikerjakan menunjuk kepada kuasa
firman Allah.
Yesaya
5:1,2
(5:1) Aku hendak
menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun
anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur.
(5:2) Ia mencangkulnya
dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia
mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat
memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang
baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.
Di
cangkul berarti; digarap dikerjakan oleh kuasa firman, sehingga segala
batu-batu disingkirkan.
Tanah
menunjuk kepada hati manusia.
Batu-batu
yang dibuang menunjuk kepada dua hal, yaitu:
1.
Kekerasan hati.
Kekerasan hati
setara dengan dosa penyembahan berhala. Sehingga kalau kita perhatikan
dalam Injil Matius 13, ketika benih
itu di taburkan di tanah yang berbatu-batu, dia tumbuh sebentar saja, apabila
ada penindasan, dia akan murtad, karena dia tumbuh tetapi tidak berakar, karena
tanahnya tipis, resikonya; tidak tahan terhadap ujian sengsara salib / aniaya karena firman.
Jadi, kekerasan hati itu setara dengan dosa
penyembahan berhala, sebab oleh karena kekerasan hati firman Tuhan tidak
mendapat tempat.
2.
Hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti; “mata ganti mata, gigi ganti gigi” arti rohaninya; kejahatan dibalas
dengan kejahatan, sehingga orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman,
itulah hukum Taurat.
Kemudian, orang yang berada di bawah hukum Taurat
menjalankan ibadahnya juga secara Taurat. Ibadah Taurat berarti; ibadah lahiriah,
misalnya; mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan =
mempersembahkan tubuh jasmani kepada Tuhan, tetapi manusia batin tidak
dipersembahkan kepada Tuhan.
Dan
hal inilah yang akan disingkirkan, apabila hati digarap, dikerjakan oleh firman
Allah. Siapa yang rindu digarap, dikerjakan oleh firman?
Saya
selalu rindu supaya batu-batu itu disingkirkan, yang pertama kekerasan hati
tidak terlihat, yang kedua lepas dari hukum Taurat.
Kemudian,
setelah pekerja itu mencangkul di sekelilingnya yang kedua dipupuki.
Berarti;
diberi tambahan supaya menyuburkan tanah itu.
Itulah
gambaran dari pada kuasa Roh Kudus, senantiasa
menolong kehidupan kita, menyertai, memimpin, bahkan mengajar kita dalam segala sesuatu. Ajaran
Roh Kudus tidak salah, semuanya benar supaya tanah itu semakin subur.
Kita
lihat kehidupan yang digarap oleh firman Allah.
Matius
15:21-26
(15:21) Lalu Yesus pergi
dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
(15:22) Maka datanglah
seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya
Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat
menderita."
(15:23) Tetapi Yesus sama
sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya:
"Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."
(15:24) Jawab Yesus:
"Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
(15:25) Tetapi perempuan
itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah
aku."
(15:26) Tetapi Yesus
menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan
melemparkannya kepada anjing."
Perempuan
Kanaan sebagai bangsa kafir digambarkan seperti anjing, yang tidak berhak/tidak
patut mendapat atau tidak layak untuk mendapat roti.
Roti
-> firman Allah.
Matius 15:27-28
(15:27) Kata perempuan
itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja
tuannya."
(15:28) Maka Yesus
menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah
kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
"Kata perempuan itu:
"Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja
tuannya."
Jawaban dari perempuan Kanaan ini menunjukkan bahwa ia
menghargai firman Allah, berarti memberi diri untuk digarap dan dikerjakan oleh
firman Allah yang berkuasa melepaskan
kita dari batu-batu; kekerasan hati dan
dari hukum Taurat.
Bangsa Israel adalah domba, merekalah anggur, bangsa
kafir disebut juga dengan anjing itulah pohon ara, tetapi kalau kita mau
menghargai kuasa firman yang senantiasa menggarap, mengerjakan, (mencangkul
tanah) hati kita, tidak tertutup kemungkinan, buah pohon ara berubah menjadi
buah pohon anggur, anjing bisa berubah menjadi domba, bukan hanya wujudnya
tetapi sampai kepada sel-sel darahnya, tabiatnya. Amin saudaraku?
Kalau
hanya wujud yang berubah, bisa saja seperti nabi palsu; yang disebut dengan serigala
berbulu domba...Matius 7:15.
Firman
Allah sanggup mengubah sampai kepada sel-sel darahnya (tabiatnya).
Roma
11:25-26
(11:25) Sebab,
saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu
mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah
yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.
(11:26) Dengan jalan
demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari
Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada
Yakub.
Sampai
pada akhirnya bangsa kafir menjadi Israel rohani, itu janji firman Tuhan sesuai
dengan yang dituliskan oleh rasul Paulus kepada sidang jemaat di Roma. Roma (Italy),
adalah juga bangsa kafir.
Roma
11:29-30
(11:29) Sebab Allah tidak
menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.
(11:30) Sebab sama
seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan
oleh ketidaktaatan mereka,
Tuhan
tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya terhadap bangsa kafir.
Kasih
karunia = kemurahan = yang tidak layak menjadi layak.
Sampai
saat ini bangsa Israel masih keras hati, ini adalah kesempatan emas dicampur
dengan berlian, dicampur dengan permata, jangan dibuang kesempatan ini selagi
mereka masih keraskan hati.
Sampai
akhirnya kita mendapatkan kemurahan yaitu menjadi Israel rohani. Hari ini
bangsa Israel masih mengeraskan hati, mereka masih menanti-nantikan Juruselamat
itu.
Kekerasan
hati mereka ini kesempatan bagi kita sampai nanti genap jumlah bangsa kafir
menjadi Israel rohani
Bagaimana
dengan respon kita dari apa yang telah Tuhan nyatakan kepada kita malam ini? Mau
berubah, menghargai kemurahan Tuhan yaitu di cangkuli dan dipupuki, bukan hanya
wujud yang berubah tetapi sampai kepada sel-sel darah, tabiatnya?
“Janganlah rusakkan minyak dan anggur.” Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment