IBADAH RAYA MINGGU, 26 FEBRUARI 2017
WAHYU PASAL ENAM.
(Seri 12)
Tema: JANGAN RUSAKKAN MINYAK.
Shalom saudaraku.
Selamat malam bagi kita sekaliannya, salam sejahtera,
salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan hati
Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan
kesaksian.
Sebelum kita memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Raya Minggu, saya akan lanjutkan sedikit kesaksian dari pada Pa Barita,
bahwa memang kita sangat membutuhkan pembukaan rahasia firman. Ketika rahasia
firman tersingkap, maka berkuasa untuk menyingkapkan segala yang terselubung,
dosa dibongkar secara tuntas. Kemudian mencelikkan mata rohani kita, kita boleh
melihat suasana sorga, tetapi kalau tidak menikmati pembukaan rahasia firman,
pikiran kita sempit, sementara sorga itu luas, tidak sesempit apa yang kita
pikirkan.
Kemudian, orang yang melayani Tuhan dalam pengurapan yang
ditandai dengan daging dampak negatifnya; tidak
menghargai Yesus sebagai raja,
tidak menghargai Yesus sebagai Nabi,
tidak menghargai Yesus sebagai Imam
Besar. Itu telah kita perhatikan lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
dengan perjamuan suci.
Biarlah kiranya kita semakin hari menghargai pembukaan
rahasia firman, bahkan doakan supaya Tuhan terus bukakan rahasia firman-Nya di
hari-hari terakhir ini. Kalau Tuhan terus bukakan rahasia firman-Nya di
hari-hari terakhir ini, maka jelas, Yesus hadir di tengah ibadah yang kita
jalankan sebagai Imam Besar yang berkuasa untuk memperdamaikan dosa kita, Dia
sebagai pengantara, sekaligus mendoakan kita masing-masing, seperti Simon
Petrus telah merasakan doa Imam Besar, sehingga dia tertolong pada saat Iblis
menampi dia. Simon Petrus tiga kali menyangkal salib Kristus, hampir saja dia
terhilang, sudah berada di ambang pintu gerbang. Tepatnya pada penyangkalan
yang ketiga, hampir saja dia terhilang dan keluar dari pintu gerbang itu.
Tetapi oleh karena doa Imam Besar Simon Petrus tertolong.
Apa bukti Imam Besar hadir di tengah ibadah kita ini?
Pengaruh yang tak suci dari roh jahat, dari roh najis tidak akan mampu
berkuasa.
Bukan berarti saya yang hebat, bukan berarti kita yang
hebat. Asal kita sungguh-sungguh berpihak kepada Tuhan.
Ibadah itu juga seharga dengan setetes darah Yesus.
Ibadah itu membuat kita menjadi berharga, seharga dengan darah Yesus.
Semakin tinggi intensitas kita dalam ibadah-ibadah yang
Tuhan percayakan, tentu sesuai dengan pola Tabernakel, maka darah Yesus berkuasa
dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Maka kalau seseorang meninggalkan tiga macam ibadah
pokok, apalagi seorang imam, darah Yesus tidak berlaku atas dia, walaupun
berkuasa menyucikan dosa. Maka sangat rugi dan sangat disayangkan rasanya,
kalau seorang imam meninggalkan tiga macam ibadah pokok, darah Yesus tidak
berlaku atas dia...Ibrani 10:26. Ini
harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Segera saja kita perhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 6.
Wahyu 6: 5-6
(6:5) Dan ketika
Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga
berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam
dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
(6:6) Dan aku
mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata:
"Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah
rusakkan minyak dan anggur itu."
Perhatikan kalimat: “Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu.”
Dua hal yang tidak boleh dirusakkan, yaitu;
1.
Minyak.
2.
Anggur.
Sebab di atas tadi kita melihat lewat pembacaan, bahwa
ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga tampillah seekor kuda hitam,
dan orang yang menungganginya itu memegang sebuah timbangan di tangannya.
Yesaya 4: 16
(4:16) Sesudah itu
Ia berfirman kepadaku: "Hai, anak manusia, sesungguhnya, Aku akan
memusnahkan persediaan makanan di Yerusalem -- dan mereka akan memakan roti
yang tertentu timbangannya dengan hati yang cemas; juga mereka akan meminum air
dalam ukuran terbatas dengan hati yang gundah gulana --
Jadi suatu kali nanti, makan roti yang tertentu
timbangannya dengan hati yang cemas, juga mereka akan minum air dengan ukuran
terbatas dalam hati yang gundah gulana. Itulah arti timbangan di tangan orang
yang menunggangi kuda hitam.
Sehingga yang menjadi korbannya nanti adalah
teruna-teruna dan anak-anak dara yang cantik-cantik, sesuai dengan nubuatan
Amos.
Amos 8: 11
(8:11)
"Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH,
"Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan
makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.
Suatu kali kelak Tuhan akan mengirimkan kelaparan yang dahsyat. Bukan kelaparan akan makanan, bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman Tuhan, dan itulah pengertian dari pada timbangan yang di tangan si penunggang kuda hitam.
Memakan roti dengan timbangan yang tertentu sampai
benar-benar terjadi kelaparan yang begitu dahsyat menimpa muka bumi ini.
Saat ini firman Tuhan sebagai makanan rohani sedang
ditawar-tawarkan, sedang disodor-sorokan, maukah kita menghargainya atau sama
seperti orang di luaran sana, mengaku sebagai orang Kristen namun ketika Firman
Allah, teramat lebih firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan dalam
terang-Nya Roh Kudus disampaikan, mereka acuh tak acuh.
Amos 8: 12
(8:12) Mereka akan
mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari
firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.
Akhirnya, mereka akan mengembara dari laut ke laut, menjelajah dari Utara ke Timur, namun tetap saja mereka tidak mendapatkannya.
Sebetulnya dua tindakan ini adalah suatu kekeliruan,
karena kalau mengembara dari laut ke laut, pada akhirnya mereka akan menemukan
ajaran dari pada antikris. Sementara antikris itu dikuasai oleh roh jual beli, alat
penukarnya adalah Mamon, berarti uang.
Jadi kalau tidak dari sekarang berusaha untuk melepaskan
diri dari ikatan/cinta akan uang, kondisi seperti ini sangat diragukan sekali.
Tindakan kedua yang keliru mereka lakukan adalah
menjelajah dari utara ke timur. Kalau menjelajah ke sebelah Utara, berarti yang
mereka temukan nanti adalah ajaran Setan. Bintang Timur Putera fajar adalah
salah satu malaikat Allah yang melayani Tuhan di dalam Kerajaan Sorga, namun
pada akhirnya dia dikuasai oleh roh kesombongan. Dia membuat suatu pertemuan
ibadah untuk sendiri dan mendirikan takhtanya di sebelah utara, tujuannya, untuk
mengatasi awan-awan dan bintang-bintang Allah, bahkan hendak menyamai Yang Maha
Kuasa. Itu berbicara tentang dosa kesombongan...Yesaya 14:12-14. Ajaran inilah yang akan mereka temukan nanti.
Pemicu dari dosa kesombongan banyak; bermegah terhadap perkara
lahiriah, misalnya: kedudukan dan jabatan atau seorang hamba Tuhan bermegah
atas mujizat kesembuhan atau bermegah karena limpah harta dan kekayaan.
Kalau semua itu menjadi sasaran dari ibadah dan pelayanan,
berarti sedang menjelajah dari utara ke timur. Berbanding terbalik dengan ajaran
dari firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel. Di mulai dari Timur sampai ke Barat, berarti: percaya
sampai sempurna. Kalau menjelajah
dari utara sampai ke timur, berarti kerohanian merosot, sampai akhirnya binasa.
Dari utara ke timur -> turun -> merosot. Dua
tindakan yang keliru. Mengapa bisa menjadi keliru? Karena mereka tidak lagi
menemukan pembukaan rahasia firman.
Berlakulah bijaksana, hargailah firman Tuhan, buatlah
lumbung besar di dalam hati sebagai penyimpanan firman Tuhan. Simpanlah itu,
lapangkanlah hati seluas-luasnya.
Amos 8: 13-14
(8:13) Pada hari itu
akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna karena haus;
(8:14) mereka yang
bersumpah demi Asima, dewi Samaria dan yang berkata: Demi allahmu yang hidup,
hai Dan! serta: Demi dewa kekasihmu yang hidup, hai Bersyeba! mereka itu akan
rebah dan tidak akan bangkit-bangkit lagi."
Yang menjadi korban dari kelaparan yang hebat adalah;
teruna-teruna dan anak-anak dara yang cantik-cantik. Mereka akan rebah dan lesu
dan tidak bangkit.
Rebah dan lesu, berarti; tetap di dalam masalahnya.
Yang suam tetap suam, yang jahat tetap jahat, yang najis tetap najis, yang
fasik tetap fasik.
Karena mereka jatuh dalam dosa penyembahan berhala,
seperti orang-orang yang di Dan dan di
Bersyeba lebih mengasihi dewa Asima.
Oleh sebab itu, hati-hati, lepaskan diri dari segala
jenis bentuk berhala, apapun jenisnya.
Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan.
Hari-hari ini saya merasakan, betapa kalau melayani setengah-setengah,
rasanya kurang puas, teramat lebih pemain musik, rasanya kurang puas. Oleh
karena apa? mungkin terganggu oleh karena kuliah, pekerjaan dan sebagainya.
Ini harus betul-betul didoakan, supaya hati Tuhan
dipuaskan. Dia yang mulia raja di atas segala raja harus dimuliakan dan dipuaskan.
Sudah terlalu lama kita memuaskan hati manusia, baik
atasan kita, rekan kerja, baik dosen, baik teman, saatnya kita puaskan hati
Tuhan, Dia yang mulia Raja di atas segala raja.
Kalau pun harus rugi sedikit dalam hal yang lahiriah
tetapi tujuannya untuk menyenangkan hati Tuhan, tidak apa-apa, tidak harus
lembur pun tidak apa–apa.
Kemudian, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang
ketiga, tampillah kuda hitam.
Kuda hitam, itu berbicara tentang kedukaan karena banyaknya
orang akan mati atau ditewaskan oleh karena kelaparan yang hebat itu nanti.
Dan yang menjadi saksi atas penghukuman yang ketiga ini
adalah makhluk yang ketiga, muka seperti muka manusia, sebab ada kaitannya
dengan soal makan dan minum sebagai kebutuhan manusia.
Kembali kita membaca ...
Wahyu 6: 6
(6:6) Dan aku
mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata:
"Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah
rusakkan minyak dan anggur itu."
Adapun harga makanan dengan timbangan tertentu ialah; “Secupak gandum sedinar dan tiga cupak jelai
sedinar.”
Berarti harganya sangat mahal, itu akan terjadi suatu
saat nanti. Saya tandaskan kembali; sementara saat ini firman Tuhan ditawar-tawarkan,
disodor-sodorkan dengan berbagai macam cara Tuhan, sebab Tuhan telah
mempercayakan lima jabatan; Rasul, Nabi,
Penginjil, Gembala dan Guru. Tuhan sodorkan, Tuhan tawarkan lewat lima
jabatan ini. Tetapi banyak orang Kristen yang mengaku sebagai orang Kristen masih
kurang menghargai, bagaimana dengan kita?
Kemarin si Kaleb mulai digoda oleh orangtuanya, saya
bilang: hati-hati. Lodowik abangmu memang sebagai anak sulung secara lahiriah,
namun secara rohani, engkau yang menjadi anak sulung, engkau yang menjadi
tulang punggung, tolong keluargamu. Apalagi kalau dalam satu rumah itu ikatan
batin itu sangat kuat, artinya kalau ada sesuatu, kita juga merasakannya.
Oleh karena makanan itu sangat mahal harganya, Tuhan
menghimbau supaya minyak dan anggur jangan dirusakkan. Jadi sengaja
tadi saya bawa dulu ke sana (tentang timbangan).
Memang pembukaan rahasia firman itu sangat mahal
harganya, tetapi apabila masih ada kesempatan dengan waktu yang singkat ini, janganlah rusakkan minyak dan anggur.
Sekarang kita lihat tentang; MINYAK.
Minyak -> urapan Roh Kudus. Minyak itu sangat
penting untuk dipertahankan, sebab minyak yang akan mengawetkan, minyak inilah
yang akan memelihara hidup kita masing-masing.
Kita akan belajar
dari sepuluh gadis di dalam menyongsong mempelai laki-laki...
Matius 25: 1
(25:1) "Pada
waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya
dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
Sepuluh gadis yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong Mempelai laki-laki.
Sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan kita di atas
muka bumi ini adalah masuk dalam perjamuan
malam pesta kawin Anak Domba.
Sasaran kita beribadah di atas muka bumi ini bukan
perkara lahiriah, bukan supaya kita memiliki kedudukan jabatan yang tinggi,
bukan supaya kita memiliki harta yang melimpah, namun sebetulnya tidak salah
kita memperoleh hal-hal itu semua. Sesungguhnya, apabila kita mencari Kerajaan
Sorga, terlebih dahulu semuanya akan mengikuti. Tetapi sasaran kita beribadah
bukanlah perkara lahiriah, melainkan pesta nikah Anak Domba.
Yakinkan diri kita masing-masing supaya jangan mudah
dipengaruhi oleh hal-hal lahiriah, supaya tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal
yang tidak suci. Kalau tidak yakin di situ, maka akan mudah sekali
diombang-ambingkan oleh pengajaran-pengajaran palsu.
Wahyu 19: 6-7
(19:6) Lalu aku
mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan
seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah
kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak
Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Perhatikan kalimat: “Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah
siap sedia.”
Kata “pengantin-Nya”
menunjukkan Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria/Laki-Laki Sorga.
Kata “telah siap
sedia” menunjuk kepada himpunan besar orang banyak dari empat penjuru bumi
sebagai pengantin perempuan.
Wahyu 19: 9
(19:9) Lalu ia
berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke
perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Kalau saat ini kita boleh mendapat kesempatan untuk menikmati firman Pengajaran dalam pola Tabernakel, tujuannya adalah untuk membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Dan ajaran ini tidak perlu diragukan, perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.
Tadi pa Barita sudah bersaksi, pengurapan bukan datang
dari minyak si nyong-nyong, bukan datang dari minyak bimoli. Pengurapan itu
sama seperti pohon zaitun yang diambil dari hutan lalu ditumbuk. Yesus telah
ditumbuk dan diperas di atas kayu salib untuk menghasilkan minyak urapan. Kalau
misalnya pengurapan datang dari minyak si nyongnyong atau minyak bimoli, maka
mari kita bersama-sama mengambil minyak dan menyelam ke dalam minyak itu
sendiri.
Jadi jangan keliru dengan banyaknya ajaran-ajaran.
Sasaran ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini bukan semata-mata hanya
mujizat yang sakit sembuh, kalau sungguh-sungguh kita mengikuti Tuhan, itu
terjadi, sebab firman Allah yang kita dengar itu adalah pribadi Yesus yang
menjadi manusia, berkuasa menjadikan yang tidak ada menjadi ada, yang sakit
sembuh. Mengapa harus terjadi mujizat? Karena orang itu belum beriman. Kejarlah
karunia yang terutama, itulah firman nubuatan, sedangkan mujizat termasuk
bahasa lidah, itu bagi mereka yang tidak beriman, supaya mereka percaya...1 Korintus 14:1-5. Tetapi bagi kita,
cukuplah kasih-Nya, yaitu lewat pembukaan rahasia firman. Asal suci dan karena
disucikan oleh Pengajaran Mempelai, kehendak Allah terlaksana. Jadi, bulatkan
pikiran kita masing-masing, bahwa sasaran ibadah pelayanan kita di atas muka
bumi adalah pesta nikah Anak Domba.
Kalau kita membulatkan hati pikiran kita kepada sasaran
ini, maka kita tidak mudah digoyahkan, tidak mudah dipengaruhi oleh
ajaran-ajaran lain, tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci demi
masa depan yang pasti.
Wahyu 19: 6-7
(19:6) Lalu aku
mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan
seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah
kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak
Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Ketika Yesus datang, Dia akan tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, bukan tampil sebagai Juruselamat.
Orang masih banyak bingung, belum paham tentang ajaran
ini. Dan mereka yang masuk dalam pesta nikah itu bersukacita, bersorak-sorak,
ada suatu kebahagiaan, suasana sorga dirasakan di sana. Dahulu penuh dengan
sengsara, karena beratnya salib, namun dibalik itu diganti dengan sukacita yang
luar biasa. Percayalah dengan Pengajaran Mempelai, Pengajaran Tabernakel,
seiring dan sejalan, tidak terpisahkan, sebab ukuran untuk menjadi mempelai
bisa dilihat dari Pengajaran Tabernakel, dari timur sampai ke barat.
Wahyu 19: 8
(19:8) Dan kepadanya
dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang
putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari
orang-orang kudus.]
Kepada pengantin perempuan dikaruniakan lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih.
Pakaian putih itu berbicara tentang ibadah dan
pelayanan dari imamat rajani, sebab lenan halus artinya; perbuatan-perbuatan benar
dari orang-orang kudus.
Orang-orang kudus (bangsa yang kudus), menunjuk, umat
kepunyaan Allah, umat pilihan, berarti orang-orang yang melayani Tuhan, yang
menjalankan ibadah dan pelayanan.
Jadi, biarlah kiranya kita senantiasa menjalankan
ibadah dan pelayanan ini, sebab Tuhan sudah karuniakan ibadah dan pelayanan
ini, Tuhan sudah karuniakan pakaian putih. Hargai itu.
Kita seringkali lebih menghargai hal-hal lahiriah,
terlalu bodoh orang-orang yang seperti itu. Padahal jelas sasaran kita untuk
menjalankan ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini adalah pesta nikah Anak
Domba, dan Tuhan sudah karuniakan pakaian putih kepada orang-orang kudus,
itulah orang-orang yang melayani Tuhan, umat pilihan. Hargai pakaian putih, yaitu:
ibadah dan pelayanan.
Maka kita kembali memperhatikan Matius 25: 1.
(25:1) "Pada
waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya
dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
Sepuluh gadis mengambil pelitanya dan pergi menyongsong Mempelai Laki-Laki, artinya; sepuluh gadis bersama-sama menjalankan ibadah dan pelayanannya kepada Tuhan.
Pelita itu terang. Dahulu kita ada dalam kegelapan
dosa, namun oleh karena belas kasih dan kemurahan hati Tuhan, kita dipanggil dari
sana, dan sekarang kita berada dalam terang-Nya yang ajaib, lewat ibadah
dan pelayanan yang kita jalankan bersama-sama sekarang ini. Demikian juga sepuluh
gadis, mereka mengambil pelitanya/terang, pergi menyongsong Mempelai Laki-Laki
bersama-sama. Kita semua bersama-sama beribadah melayani Tuhan, persis seperti
sepuluh anak gadis, mengambil pelitanya, pergi menyongsong Mempelai Laki-Laki.
Kita ini bersama-sama beribadah, tetapi nanti kita akan
melihat perbedaannya. Sekarang ini banyak orang Kristen malu, dia menjalankan
ibadah pada jam-jam ibadah karena malu dilihat orang tidak beribadah, sehingga
bersama-sama beribadah dengan yang lain. Dia beribadah bersama-sama dengan
anak-anak Tuhan yang lain karena malu supaya tidak menjadi omongan orang.
Tetapi bagaimana dengan kualitas rohaninya, apakah bertanggung jawab dengan apa
yang telah dikaruniakan, di sini nanti kita lihat.
Tujuan menjalankan ibadah dan pelayanan ini adalah
untuk menantikan kedatangan Yesus Kristus kembali, dimana Dia akan tampil
sebagai Raja dan Mempelai Laki-Laki Sorga, seperti sepuluh gadis mengambil
pelita dan pergi menyongsong mempelai Laki-Laki.
Tujuannya memang sangat mulia, tetapi mari kita
perhatikan.
Matius 25: 2-9
(25:2) Lima di
antaranya bodoh dan lima bijaksana.
(25:3) Gadis-gadis
yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
(25:4) sedangkan
gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam
buli-buli mereka.
(25:5) Tetapi karena
mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu
tertidur.
(25:6) Waktu tengah
malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
(25:7) Gadis-gadis
itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
(25:8) Gadis-gadis
yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit
dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
(25:9) Tetapi jawab
gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk
kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
Kita melihat di sini, pelita dari lima gadis yang bodoh
hampir padam, sementara lima gadis yang bodoh tidak membawa minyak dalam
buli-buli sebagai persediaan. Pendeknya, lima gadis yang bodoh menjalankan
ibadah dan pelayanan dalam kebodohan. Lalu lima gadis yang bodoh pergi membeli
minyak sebagai persediaan, sesuai dengan anjuran lima gadis yang bijaksana.
Ini menunjukkan bahwa lima gadis yang bodoh
meninggalkan tanggung jawab yang Tuhan percayakan.
Tadi kepada mempelai perempuan dikaruniakan pakaian
putih, dikaruniakan berarti dipercayakan. Tuhan telah mempercayakan ibadah dan
pelayanan ini kepada kita masing-masing untuk kita jalankan bersama-sama, maka
harus kita pertanggungjawabkan kepada Dia. Namun di sini kita melihat lima
gadis yang bodoh tidak bertanggung jawab. Mereka lalai, mereka tidak
berjaga-jaga manakala pelita itu hampir padam. Jadi di sini kita bisa melihat
perbedaan lima gadis yang bijaksana dan lima gadis yang bodoh. Tanggung jawab
adalah letak perbedaan lima gadis yang bijaksana dan lima gadis yang bodoh.
Tuhan sudah memberi tiga macam ibadah pokok, tetapi
bagaimana tanggung jawab kita terhadap apa yang Tuhan percayakan?
Jadi kualitas rohani lima gadis yang bijaksana dan lima
gadis yang bodoh terletak pada tanggung jawab berarti berjaga-jaga.
Rasul Paulus berjaga-jaga kepada jemaat di Korintus,
itu sebabnya Rasul Paulus berkata: “Tetapi
aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati
kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan
kelicikannya”...1 Korintus 11:1-3.
Berjaga-jaga, ini sebuah tanggung jawab, manakala nanti
sidang jemaat di Korintus itu disesatkan.
Jadi harus mengerti letak perbedaan orang yang bodoh
dan bijaksana, yaitu tanggung jawab. Orang yang bertanggung jawab, pastilah berjaga-jaga.
Lima gadis yang bijaksana berjaga-jaga, sebab kita
tidak tahu kapan Yesus datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Memang tujuan kita beribadah melayani untuk menyongsong.
Tadi kita melihat dalam ayat 5, “Tetapi karena
mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu
tertidur.” Tertidur ini menunjukkan bahwa baik lima gadis yang bijaksana,
baik lima gadis yang bodoh masih terdapat kelemahan sampai akhirnya mereka
tertidur. Tetapi mungkin saja kita masih belum sempurna untuk menantikan
kedatangan Yesus, tetapi kita harus menunjukkan tanggung jawab di hadapan Tuhan,
berlakulah bijaksana.
Memang Tuhan belum datang sehingga banyak orang
menjalankan hidup sesuka hati, beribadah tetapi menjalankan hidup sesuka hati,
tidak peduli dia menyakiti hati Tuhan atau tidak, namun kita perhatikan pada ayat 6, “Waktu tengah malam
terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!”
Di tengah malam terdengar suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Di hari-hari
terakhir ini, di mana keadaan dunia sudah semakin gelap karena dosa semakin
memuncak, kita membutuhkan firman Pengajaran Mempelai untuk menyongsong
kedatangan-Nya pada kali yang kedua, di mana Dia akan tampil sebagai Raja dan
Mempelai Laki-Laki Sorga, sedangkan malam -> suasana dunia yang gelap karena
dosa sudah beertimbun-timbun.
Sekarang ini kualitas dan kuantitas dosa sudah sama,
sama banyaknya dan merajalela, maka betul-betul kita memperhatikan dan
menghargai firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel, itu yang
akan membangunkan hidup rohani kita kembali supaya bergairah, tetapi apa
artinya bergairah kalau tidak bertanggung jawab dan tidak berjaga-jaga, itu
adalah semangat daging, pengurapan yang ditandai dengan daging.
Kita lihat ketika lima gadis yang bodoh itu membeli minyak.
Wahyu 3: 18
(3:18) maka Aku
menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah
dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya
engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan
lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
Tujuan membeli minyak kepada Allah adalah untuk melumas
mata supaya dapat melihat. Mata adalah pelita untuk menerangi segala anggota
tubuh.
Memang bagus, tujuan untuk membeli minyak adalah bagus,
tetapi waktunya tidak tepat karena mereka tidak berlaku bijaksana. Orang yang
tidak bijaksana, tidak berjaga-jaga, artinya; tidak bertanggung jawab.
Oleh sebab itu, jangan menunda-nunda pekerjaan selama
hari itu bisa dikerjakan.
Saya paling tidak suka melihat orang yang berkata: “Besok saja om”, padahal harga dirinya
yang dipertahankan, malasnya yang dipertahankan, sombongnya, angkuhnya,
egoisnya yang dipertahankan, sehingga tidak bertanggung jawab dan tidak
berjaga-jaga. Bukankah Tuhan bertanggung jawab pada jiwa kita. Tidak satu detik
pun Tuhan tertidur dan terlelap. Andaikata Dia terlelap sedetik saja, nyawa
kita habis lenyap.
Kita ini telah dikaruniakan ibadah dan pelayanan, namun
bukan satu detik, bukan satu menit, bukan satu jam kita abaikan ibadah dan pelayanan,
bahkan berhari-hari dan berminggu-minggu, buktinya tidak mau tekun dalam tiga
macam ibadah pokok, lebih suka di luaran sana.
Memang betul tujuan membeli minyak untuk melumas mata sehingga
terang. Mata itu pelita supaya terang. Tetapi waktunya yang tidak tepat.
Mengapa? Karena dia bodoh.
Hati-hati janganlah rusakkan minyak. Kita butuh minyak,
supaya pelita kita tetap bernyala-nyala untuk melayani Tuhan.
Matius 25: 10
(25:10) Akan tetapi,
waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka
yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin,
lalu pintu ditutup.
Pada waktu lima gadis yang bodoh itu pergi untuk
membeli minyak, datanglah Mempelai Laki-Laki, dan lima gadis yang bijaksana
masuk bersama-sama dengan Dia ke ruang perjamuan kawin. Jadi hanya orang yang
bijaksana layak masuk dalam pesta nikah Anak Domba, setelah itu pintu tertutup.
Sehingga ...
Matius 25: 11-12
(25:11) Kemudian
datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami
pintu!
(25:12) Tetapi ia
menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
Kepada lima gadis yang bodoh pintu Kerajaan Sorga
tertutup bagi mereka. Tertutup = asing.
Karena Tuhan sudah karuniakan ibadah dan pelayanan ini,
mari kita jalankan bersama-sama. Jangan menganggap asing ketekunan dalam tiga
macam ibadah pokok ini kalau tidak mau menjadi asing bagi Tuhan kelak nanti.
Dalam injil Matius
7, hamba-hamba Tuhan itulah serigala berbulu domba, yaitu nabi-nabi palsu,
bernubuat, mengadakan mujizat, mengusir Setan, semuanya dilakukan demi nama
Tuhan, dan sebelumnya mereka berkata: “Tuhan,
Tuhan”, mereka menyebut nama Tuhan, bahkan mengadakan tiga perkara penting
demi nama Tuhan juga, tetapi Tuhan berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian
pembuat kejahatan!”, padahal menjalankan ibadah dan pelayanan bersama-sama,
tetapi ada yang dikenal dan ada yang tidak dikenal.
Perhatikan ini sungguh-sungguh. Yang dahulu masih
bermanja-manja dan memberontak, suatu kali engkau akan menghadapi situasi
seperti ini kalau engkau tetap mempertahankan hatimu. Semua kita belajar dengar-dengaran
kalau engkau tidak ingin menghadapi suasana yang seperti ini. Jangan
bermain-main lagi dalam kesucian, jangan berlaku licik. Tetap kuat untuk
melayani Tuhan. Tetap rendah hati.
Saya juga dikoreksi Tuhan, beribu-ribu kali saya
berkata: “Tuhan, Tuhan”, tetapi bukan
itu ukuran. Di awal pelayanan banyak mujizat terjadi, kerasukan Setan
dilepaskan, yang sakit disembuhkan, tetapi bukan itu menjadi suatu jaminan.
Yang Tuhan mau, ketika dikaruniakan pakaian putih, mempertanggung jawabkannya
di hadapan Tuhan, berjaga-jaga senantiasa, seperti lima gadis yang bijaksana.
Hal-hal yang tidak diinginkan adalah pelita padam, maka mereka membawa pelita +
minyak dalam buli-buli.
Memang bersama-sama beribadah, tetapi yang menentukan
supaya seseorang layak masuk dalam pesta nikah Anak Domba adalah berjaga-jaga,
bertanggung jawab.
Jalan keluarnya.
Matius 25: 13
(25:13) Karena itu,
berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
Berjaga-jagalah, sebab kita tidak tahu kapan Yesus
datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Bertanggung jawablah terhadap ibadah dan pelayanan yang
Tuhan percayakan.
Imamat 21: 12
(21:12) Janganlah ia
keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus
Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah
dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Jangan keluar dari tempat kudus supaya jangan melanggar
kekudusan tempat kudus Allahnya. Kalau kita berada di tempat kudus, minyak
urapan Allah ada di atas kepala. Pengurapan itu tetap ada.
Sedapat-dapatnya tetap berada di tempat kudus, supaya dengan
demikian kita tetap mempertahankan minyak urapan itu ada di atas kepala. Jangan
rusakkan minyak itu, jangan keluar dari tempat kudus. Pengurapan tidak datang
dari yang lain.
Jika kita kaitkan dengan pola Tabernakel, tempat kudus terkena
pada Ruangan Suci dengan 3 macam alat di dalamnya, yaitu;
1.
Meja
roti sajian -> ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan Suci.
2.
Pelita
emas -> ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
3.
Mezbah
dupa -> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Dengan kita berada di tempat kudus, maka kita tidak
akan pernah melanggar kekudusan tempat kudus Allah. Kalau kita meninggalkan
ibadah dan pelayanan, sama seperti mengotori hidup, rumah Tuhan. Tinggalkan
tiga macam ibadah pokok hanya karena kesibukan dunia ini, berarti melanggar
kekudusan tempat kudus Allah, hidup rohani kita dikotori. Tetap berada dalam
tempat kudus, tekun dalam tiga macam ibadah pokok yang dikaruniakan oleh Tuhan, supaya minyak
urapan tetap ada di atas kepala, jangan rusakkan minyak itu. Selama masih ada
waktu, walaupun sangat singkat sekali, tetaplah di rumah Tuhan, rumah Allah
Yakub, tinggal dan tenang, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, jangan rusakkan
minyak itu. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment