IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 24 FEBRUARI 2017
Subtema:
MENOLAK
RAJA, IMAM DAN NABI.
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan
suci.
Kita
kembali memperhatikan PENGURAPAN SAUL.
Saudaraku,
dari beberapa seri kefasikan Saul yang telah kita terima, yang telah dinyatakan
oleh Tuhan lewat pembukaan rahasia firman-Nya, rupanya ada kaitannya dengan
pengurapan yang terjadi di dalam diri Saul sehingga akhirnya kefasikan demi
kefasikan nyata dalam pribadi Saul.
Apa
yang dialami oleh Saul, apa yang telah terjadi dalam diri Saul, biarlah itu
menjadi pelajaran yang harus kita petik, supaya kita berhasil di tengah ibadah
dan pelayanan kita di hadapan Tuhan.
Keberhasilan
kita melayani Tuhan, maka keberhasilan yang lahiriah akan mengikuti kita semua.
Cari
dahulu Kerajaan Sorga, maka semuanya akan ditambahkan. Jangan dibalik rumusnya.
Hanya orang yang bodoh, hanya orang yang tidak punya pengertian, suka memutar
balik fakta, sehingga mendahulukan hal-hal yang lahiriah, sehingga justru
ketika dia mendapatkan hal yang lahiriah, semua itu membuat dia jauh dari
Tuhan.
Tunggu
waktunya Tuhan, jangan paksa kehendak sendiri.
Segera
kita perhatikan ...
1
Samuel 10: 1
(10:1) Lalu Samuel
mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul,
diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau
menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan
atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di
sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi
raja atas milik-Nya sendiri:
Perhatikan kalimat: “Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul”, ini berbicara tentang pengurapan yang ditandai dengan daging.
Buli-buli/bejana
tanah liat -> daging dengan segala tabiat-tabiat-Nya.
Saudaraku,
daging itu persis seperti bejana tanah liat atau buli-buli; rapuh, tidak punya
kekuatan.
Selama
bejana tanah liat ada di tangan, dia aman, tetapi pada saat dia dilepaskan dan
terjatuh, dia akan hancur berkeping-keping. Itulah kehidupan manusia daging,
tidak mempunyai kekuatan apa-apa.
1
Samuel 20: 19-21
(10:19) Tetapi
sekarang kamu menolak Allahmu yang menyelamatkan kamu dari segala malapetaka
dan kesusahanmu, dengan berkata: Tidak, angkatlah seorang raja atas kami. Maka
sebab itu, berdirilah kamu di hadapan TUHAN, menurut sukumu dan menurut
kaummu."
(10:20) Lalu Samuel
menyuruh segala suku Israel tampil ke muka, maka didapati suku Benyamin.
(10:21) Sesudah itu
disuruhnyalah suku Benyamin tampil ke muka menurut kaum keluarganya, maka
didapati kaum keluarga Matri. Akhirnya disuruhnyalah kaum keluarga Matri tampil
ke muka seorang demi seorang, maka didapati Saul bin Kish. Tetapi ketika ia
dicari, ia tidak diketemukan.
Saul
dipilih menjadi raja atas Israel berdasarkan undian, berarti Saul menjadi raja bukan
atas kehendak Tuhan.
Tadi
kita sudah melihat; Samuel memerintahkan 12 suku Israel untuk tampil ke depan,
lalu ditemukanlah suku Benyamin,
kemudian seluruh suku Benyamin tampil ke depan, ditemukanlah kaum Matri.
Kemudian, tampillah kaum Matri di hadapan Tuhan, lalu ditemukanlah Saul bin
Kish, dia diangkat menjadi raja.
Jadi
betul-betul Saul menjadi raja atas Israel lewat undian, bukan karena kehendak
Tuhan, karena memang bangsa Israel mendesak, harus memiliki seorang raja untuk
memerintah mereka.
Tuhan
itu demokrasi sekali. Dalam pengikutan kita, Dia tidak memaksa untuk memiliki
suatu pilihan sekalipun itu benar. Tuhan hanya menyatakan kebenaran. Kalau
ditolak ya terserah. Tuhan itu demokrasi sekali, tidak memaksa untuk memilih
Allah tetap sebagai Raja atas mereka.
1
Samuel 12: 12-13
(12:12) Tetapi
ketika kamu melihat, bahwa Nahas, raja bani Amon, mendatangi kamu, maka kamu
berkata kepadaku: Tidak, seorang raja harus memerintah kami, padahal TUHAN,
Allahmu, adalah rajamu.
(12:13) Maka sebab
itu, lihat itu raja yang telah kamu pilih, yang kamu minta. Sesungguhnya TUHAN
telah mengangkat raja atasmu,
Tuhan
Allah sudah menjadi Raja atas Israel tetapi mereka tetap memaksakan kehendak
sendiri untuk memiliki seorang raja untuk memerintah bangsa Israel.
Tuhan
mengangkat Saul menjadi raja karena bangsa Israel menghendaki seorang raja.
Melayani
karena ada kepentingan diri di dalamnya, atau karena ada sesuatu hal, berarti
melayani karena kehendak sendiri, bukan karena kehendak Tuhan.
Kalau
melayani karena kehendak sendiri, inilah pengurapan yang ditandai dengan
daging.
Kalau
anak Tuhan masih suka memaksa kehendak sendiri di tengah ibadah dan pelayanannya,
inilah yang disebut pengurapan yang ditandai dengan daging, persis seperti
Samuel menuangkan minyak dari dalam buli-buli ke atas kepala Saul.
Matius
23: 5-7
(23:5) Semua
pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka
memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
(23:6) mereka suka
duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah
ibadat;
(23:7) mereka suka
menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi melayani karena kehendak sendiri, bukan karena
kehendak Tuhan, sebab mereka melayani karena ada kepentingan diri di dalamnya,
yaitu semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang.
Ini
yang dimaksud dengan melayani atau pengurapan yang ditandai dengan daging.
Ciri-ciri
melayani karena kehendak sendiri.
Yang pertama.
a. Mereka memakai tali
sembahyang yang lebar, tujuannya supaya orang lain tahu bahwa mereka tinggal
dalam kasih Allah.
b. Memakai jumbai yang
panjang, maksudnya di sini adalah supaya orang lain tahu bahwa mereka berpegang
teguh kepada firman Allah.
Yang kedua.
a. Mereka suka duduk di
tempat terhormat dalam perjamuan.
b. Suka duduk di tempat
terdepan di rumah ibadah.
Yang ketiga.
a. Mereka suka menerima
penghormatan di pasar.
b. Suka dipanggil Rabi.
Kesimpulannya;
ahli-hali Taurat dan orang-orang Farisi gila hormat di tengah-tengah ibadah dan pelayanan mereka.
Galatia
5: 25-26
(5:25) Jikalau kita
hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
(5:26) dan janganlah
kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.
Kalau
hidup di dalam kegiatan Roh Kudus, berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan,
baiknya/hendaknya seorang imam memberi diri dipimpin oleh Roh Tuhan.
Syaratnya;
(1) jangan gila hormat, (2) jangan saling menantang, (3) jangan saling
mendengki.
Matius
23: 1-4
(23:1) Maka
berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
(23:2)
"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
(23:3) Sebab itu
turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi
janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya
tetapi tidak melakukannya.
(23:4) Mereka
mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi
mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi bermegah atas hukum Taurat tetapi tidak menjadi
pelaku, sampai tidak terbeban dengan pekerjaan Tuhan.
Memang
kelebihan bangsa Israel adalah pertama-tama kepada mereka dipercayakan hukum
Taurat dan sunat, mereka bermegah atas hukum Taurat tetapi tidak menjadi
pelaku. Mereka mengajarkan hukum Taurat tetapi mereka tidak melakukannya dan
mereka juga tidak terbeban dengan pekerjaan Tuhan, tidak mengerti pekerjaan
Tuhan. Itu orang yang melayani karena kehendak sendiri bukan karena kehendak
Tuhan. Banyak orang tidak memahami mana imam yang datangnya dari Tuhan, mana
imam yang karena kehendak sendiri.
Saya
tandaskan sekali lagi, kalau dia melayani karena ada kepentingan diri di
dalamnya, berarti melayani karena kehendak sendiri bukan karena kehendak Tuhan.
Mereka boleh bangga terhadap hukum Taurat, tetapi hanya sebatas bangga, tetapi
tidak melakukannya seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Itu
sebabnya mereka tidak terbeban sedikitpun terhadap pekerjaan Tuhan.
Itulah
pribadi Saul dengan referensi ayat-ayat yang sudah dipaparkan.
Roma
2: 17, 21-23
(2:17) Tetapi, jika
kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah
dalam Allah,
(2:21) Jadi,
bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu
sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau
sendiri mencuri?
(2:22) Engkau yang
berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau
yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?
(2:23) Engkau
bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan
melanggar hukum Taurat itu?
Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi mengajarkan hukum Taurat, tetapi tidak menjadi
pelaku hukum Taurat, tanpa disadari mereka telah menghina Allah.
Tanpa
kita sadari, kalau kita beribadah dan melayani tetapi tidak menjaga kesucian,
orang lain akan menghujat nama Tuhan karena ulah kita. Itu sebabnya saya
sampaikan; kalau hanya mengerti firman tetapi tidak hidup di dalamnya, itu
setara dengan dosa menghina Tuhan.
Yang
sudah melayani Tuhan, jangan bermain-main dalam kesucian. Jangan hina Tuhan,
Dia Tuhan kita, Dia Raja kita yang Mulia.
Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi mengajar tetapi tidak menjadi pelaku, adapun yang
mereka ajarkan yaitu;
a.
Jangan mencuri,
tetapi mereka sendiri mencuri.
Seorang hamba Tuhan kalau menyampaikan firman tentang
sepersepuluh tetapi dia sendiri tidak mengembalikan sepersepuluh, itu sama
dengan mencuri. Hamba Tuhan berkata: “jangan mencuri”, tetapi dia tidak
mengembalikan sepersepuluh, sesungguhnya dia adalah pencuri. Persis seperti
ahli Taurat dan orang Farisi, bangga memiliki hukum Taurat. Banyak juga
anak-anak Tuhan bangga terhadap firman Pengajaran Mempelai, tetapi tidak hidup
di dalam-Nya.
Sebaiknya hamba Tuhan, jangan kotbah sepersepuluh kalau
dia sendiri belum membayar sepersepuluh. Karena kalau hamba Tuhan tidak
mengembalikan sepersepuluh = pencuri.
Maka saya tandaskan kalau hamba Tuhan tidak
sepersepuluh, jangan coba-coba menyampaikan firman Tuhan soal sepersepuluh.
b.
Jangan berzinah, tetapi
mereka sendiri berzinah.
Berzinah, berarti; menduakan hati Tuhan.
Seringkali kita menduakan hati Tuhan tanpa kita sadari.
Ironisnya, ketika kita menduakan hati Tuhan, kita anggap itu hal yang biasa,
sampai memilukan hati Tuhan.
Jangan sampai karena sesuatu hal yang kita miliki, lupa
menyembah. Mungkin karena pekerjaan, atau kesibukan-kesibukan yang lain, itu
sama artinya dengan menduakan hati Tuhan/berzinah rohani.
Bulatkan hati untuk mengasihi Tuhan. Kalau tidak, di
sini terjadi banyak tindakan yang sifatnya menduakan hati Tuhan.
Pendeknya; ahli Taurat dan orang Farisi tidak bulat
mengasihi Tuhan.
c.
Jijik terhadap
segala jenis berhala tetapi mereka sendiri menikmati segala yang ada di dalam rumah
berhala.
Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari
Tuhan. Mereka jijik terhadap itu, tetapi apa yang dihasilkan oleh berhala itu,
mereka nikmati. Ahli Taurat dan orang Farisi hanya bisa mengajar tetapi tidak
menjadi pelaku, justru melanggar, sehingga akhirnya mereka tidak terbeban
dengan pekerjaan Tuhan. Ibadah dan pelayanan menjadi kecil bagi mereka.
Hati-hati yang dahulu suka bermain-main dalam kesucian,
barangkali tidak jatuh dalam perzinahan, tetapi hati, pikiran, dan perasaan
harus bulat mengasihi Tuhan.
Dampak negatif melayani
karena kehendak sendiri/karena ada kepentingan diri di dalamnya.
1
Samuel 8: 6-7
(8:6) Waktu mereka
berkata: "Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami,"
perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN.
(8:7) TUHAN
berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala
hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak,
tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas
mereka.
Menginginkan
raja karena kehendak sendiri, berarti menolak 3 hal, yaitu;
1. Menolak Yesus
sebagai Raja di atas segala raja.
2. Menolak seorang imam besar.
3. Menolak seorang nabi dalam hidup.
Jadi
ketika bangsa Israel menghendaki seorang raja untuk memerintah mereka, hati
Samuel kesal, karena secara manusiawi Samuel menginginkan anaknya menggantikan
tugasnya, seperti imam Harun dilanjutkan oleh empat anaknya, Eliezer dan yang lain-lain.
Tetapi di dalam hal ini, bangsa Israel menolak anak-anak Samuel, alasan mereka
dalam ayat yang lain; karena anak-anaknya tidak sama seperti Samuel, sehingga
hati Samuel kesal, dia jengkel melihat bangsa Israel, mereka tidak tahu
diuntung, selama Samuel menjadi nabi, bangsa Israel aman dari pada musuh-musuh.
Sekarang
kita lihat tentang; MENOLAK ALLAH SEBAGAI RAJA.
Matius
27: 37
(27:37) Dan di atas
kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum:
"Inilah Yesus Raja orang Yahudi."
Menolak
Allah sebagai Raja, berarti sama saja dengan menolak salib Kristus.
Yohanes
6: 2, 12-14
(6:2) Orang banyak
berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat
penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
(6:12) Dan setelah
mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah
potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang."
(6:13) Maka mereka
pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan
dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
(6:14) Ketika
orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata:
"Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."
Orang
Yahudi mengikuti Yeus karena mujizat yang diadakan-Nya.
Mujizat
pertama, yaitu kesembuhan terhadap orang sakit. Mujizat yang kedua; memberi
makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan, sisalah dua belas bakul
roti jelai.
Mereka
mengikuti Yesus karena mujizat yang dilakukan-Nya, bukan karena salib.
Yohanes
6: 3, 15
(6:3) Dan Yesus naik
ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.
(6:15) Karena Yesus
tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk
menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
Yesus
selalu menyingkir setiap kali selesai mengadakan mujizat, artinya;
1. Yesus tidak mau
bermegah karena mujizat, selain karena kehendak Allah, yaitu salib Kristus.
2. Yesus tidak tertarik
sebagai raja atas orang-orang Yahudi yang mengikuti Dia hanya karena
mujizat-mujizat atau hanya karena tanda-tanda heran.
Jadi
setiap kali Yesus selesai mengadakan mujizat, Yesus selalu menyingkir, baik setelah
mengadakan mujizat pertama, maupun selesai mengadakan mujizat yang kedua, Yesus
selalu menyingkir.
Kita
perhatikan RAJA HERODES.
Matius
2: 3, 8
(2:3) Ketika raja
Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
(2:8) Kemudian ia
menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan
seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia,
kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia."
Ketika
raja Herodes mendengar tentang kelahiran Yesus, raja orang Yahudi, terkejutlah ia
bahkan beserta seluruh Yerusalem. Seluruh Yerusalem kaitannya adalah imam-imam
kepala, tua-tua dan ahli-ahli Taurat (tukang-tukang bangunan).
Menolak
Yesus sebagai Raja adalah penyembahan atau penyerahan diri kepada Tuhan menjadi
palsu, tidak sungguh-sungguh dalam penyerahan diri, tidak sungguh-sungguh dalam
penyembahannya kepada Tuhan.
Raja
Herodes menyuruh orang-orang majus dan berkata, “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan
segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang
menyembah Dia.”
Kalau
menolak Yesus sebagai raja di atas segala raja, penyerahan diri atau
penyembahan kepada Tuhan adalah palsu, tidak sungguh-sungguh.
Bagaimana
dengan keberadaan kita malam ini, seterusnya. Bagaimana dengan pelayanan kita
malam ini, seterusnya. Apakah serius, apakah sungguh-sungguh, apakah
pura-pura/palsu?
Kalau
penyerahan diri palsu, suka terkejut saat dengar berita kelahiran, saat
dikoreksi oleh firman secara to the point mengoreksi dosa, suka
terkejut.
Kalau
dikoreksi terkejut, ngomel, bersungut-sungut, itu indikasi dari dua hal;
1. Herodes masih
mempertahankan takhtanya atau untuk kita sekarang; masih mempertahankan harga diri.
2. Masih melayani
dengan cara yang lama, itulah tukang-tukang bangunan; imam-imam kepala,
tua-tua, ahli-ahli Taurat.
Kalau melayani dengan cara yang lama, mempertahankan
cara hidup yang lama, ketika dikoreksi lewat firman Allah, pasti terkejut. Apa
tandanya terkejut? Ngomel, bersungut-sungut, marah, memberontak.
Ini
resiko menolak Yesus sebagai Raja. Herodes saja penyembahannya palsu,
penyerahan dirinya palsu. Orang-orang Yahudi mengikuti Tuhan juga karena
mujizat yang diadakan-Nya. Kalau mengikuti hanya karena mujizat, itu pengikutan
yang palsu.
Sekarang
tentang; MENOLAK SEORANG IMAM.
Imamat
16: 33-34
(16:33) Ia harus
mengadakan pendamaian bagi tempat maha kudus, bagi Kemah Pertemuan dan bagi
mezbah, juga bagi para imam dan bagi seluruh bangsa itu, yakni jemaah itu.
(16:34) Itulah yang
harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagimu, supaya sekali setahun
diadakan pendamaian bagi orang Israel karena segala dosa mereka." Maka
Harun melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.
Tugas
dari seorang imam besar adalah untuk memperdamaikan dosa manusia.
Ibrani
9: 14-15
(9:14) betapa
lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya
sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan
hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah
kepada Allah yang hidup.
(9:15) Karena itu Ia
adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah
terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati
untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian
yang pertama.
Sebagai
Imam Besar, Yesus telah mempersembahkan diri-Nya sebagai persembahan yang tak
bernoda dan tak bercacat, berarti dosa telah diperdamaikan.
Tanda
bahwa dosa telah diperdamaikan: (1) hati nurani disucikan dari perbuatan yang
sia-sia, (2) beribadah hanya kepada Allah yang hidup.
Jadi,
menolak Samuel menjadi imam (menolak seorang imam) artinya; menolak berdamai
dengan Allah.
Lewat
ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, kita senantiasa menikmati pelayanan
dari seorang imam besar. Tugas seorang Imam Besar: untuk memperdamaikan dosa
manusia kepada Allah. Tandanya; senantiasa ada pembukaan rahasia firman Allah,
itulah suara giring-giring yang berselang seling dengan buah delima pada ujung
jubah imam besar = suara Roh Tuhan lewat pembukaan rahasia firman. Sekaligus mendoakan
kita supaya kita tertolong pada saat Iblis menampi, menguji kehidupan kita
semua.
Kalau
saja doa Imam Besar tidak berlaku bagi Simon Petrus, maka Simon Petrus
terhilang oleh karena penyangkalan terhadap Salib Kristus yang pertama, kedua
dan yang ketiga. Awal penyangkalan terhadap salib, dia ada di halaman Bait
Suci, pada saat itu dia menyangkal, kemudian yang kedua sampai pada akhirnya
penyangkalan yang ketiga terhadap salib, dia sudah berada di ambang batas
terhilangnya dari Tuhan, dia sudah berada di pintu gerbang. Dia menangis,
tetapi doa Imam Besar berlaku atas dia. Itu dinyatakan dalam Injil Lukas 22, Simon Petrus, Iblis sedang menampi engkau, tetapi Aku berdoa kepada
engkau supaya tidak terhilang.
Maka,
bunyi dari pada giring-giring, itulah bunyi Roh Tuhan, lewat pembukaan rahasia
firman, tanda bahwa Imam Besar hadir di tengah-tengah ibadah tersebut. Maka
kalau terjadi pembukaan rahasia firman, di situlah kesukaan kita besar, nyata
bahwa Tuhan telah memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib.
Tetapi
kalau kita menolak kehadiran seorang imam, itu sama dengan bunuh diri. Dosanya
tidak diperdamaikan kepada Allah. Dulu kita menganggap kecil pelayanan imam
besar, sekarang kita belajar, semakin hari, semakin harus menghargai korban
Kristus.
1
Samuel 15: 22-23
(15:22) Tetapi jawab
Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban
sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya,
mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik
dari pada lemak domba-domba jantan.
(15:23) Sebab pendurhakaan
adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah
berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah
menolak engkau sebagai raja."
Menolak
pelayanan dari Imam Besar menunjukkan bahwa Saul dikuasai oleh;
1. Roh pendurhakaan =
memberontak atau berani melawan Allah.
2. Kedegilan atau
kekerasan hati = penyembahan berhala.
1
Samuel 15: 35
(15:35) Sampai hari
matinya Samuel tidak melihat Saul lagi, tetapi Samuel berdukacita karena Saul.
Dan TUHAN menyesal, karena Ia menjadikan Saul raja atas Israel.
Kita
perhatikan kalimat: “Sampai hari matinya
Samuel tidak melihat Saul lagi”, berarti dosa Saul tidak diperdamaikan
kepada Allah sampai akhirnya terhilang.
Selagi
kita menikmati pelayanan imam besar, dengan bukti terjadi pembukaan rahasia
firman di tengah-tengah ibadah dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok, hargai
sebagai kesempatan untuk mendapatkan pertolongan.
1
Samuel 16: 14
(16:14) Tetapi Roh
TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang
dari pada TUHAN.
Bahkan
Roh Tuhan undur dari Saul, resikonya: roh jahat menguasai Saul.
Kalau
hidup dalam Roh, memberi diri dipimpin oleh Roh, tetapi kalau undur dari
kegiatan Roh, maka dikuasai oleh roh jahat.
Dulu
waktu beribadah di gereja besar dan mewah, saya tahu Roma menganggap gereja
kita ini gereja kecil, seperti bermain-main. Apalagi melihat gereja di Cilegon
begitu buruknya dan dia menganggap kata-kata saya seperti hambar. Tetapi
peristiwa itu tidak lama. Setelah dia menyatakan diri tergembala, baru di situ
dia menghargai pelayanan imam besar sampai akhirnya dia berkata sekarang saya
mengerti tujuan ibadah dan pelayanan.
Sekarang
tentang: MENOLAK SEORANG NABI.
1
Samuel 7: 15
(7:15) Samuel
memerintah sebagai hakim atas orang Israel seumur hidupnya.
Tugas
seorang nabi adalah untuk menghakimi dosa, seperti Samuel memerintah sebagai
hakim atas Israel.
Jadi
yang berhak untuk mengoreksi menghakimi dosa adalah seorang nabi.
Tugas
seorang nabi adalah bernubuat = menghakimi dosa.
1
Korintus 14: 23-24
(14:23) Jadi, kalau
seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan
bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman,
tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila?
(14:24) Tetapi kalau
semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan
diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua;
Tugas
seorang nabi adalah bernubuat, artinya: menyelidiki, mengoreksi segala rahasia
yang terkandung di dalam hati = menghakimi dosa. Itulah tugas seorang nabi.
2
Korintus 3: 14
(3:14) Tetapi
pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu
masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa
disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
Sebaliknya kalau menolak seorang nabi, berarti selubung itu masih tetap menyelubungi hati mereka.
Dosa
yang terselubung belum dibongkar secara tuntas, belum diselesaikan, ini adalah
suatu kerugian. Itu kalau menolak seorang nabi.
Sama
seperti seseorang yang bekerja mengerjakan suatu pekerjaan berat tanpa hasil,
itu sepertinya semuanya menjadi sia-sia. Waktu, tenaga, pikiran, segala seusatu
yang dikorbankan menjadi sia-sia.
Sebaliknya
kalau mengerjakan pekerjaan yang berat, sekalipun hasilnya kecil, masih ada
untungnya. Tetapi kalau mengerjakan pekerjaan yang berat tanpa hasil, itu
adalah hal yang sia-sia. Ini resiko kalau menolak seorang nabi. Yang belum
tuntas, segera untuk dituntaskan, baik dalam hal kenajisan, kesombongan,
angkuh, kemunafikan dan kefasikan-kefasikan lainnya.
2
Korintus 4: 3-4
(4:3) Jika Injil
yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang
akan binasa,
(4:4) yaitu
orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman
ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang
adalah gambaran Allah.
Menolak
seorang nabi yang bernubuat, akhirnya binasa, yaitu:
1. Orang-orang yang
tidak percaya terhadap salib Kristus.
2. Yang pikirannya
telah dibutakan oleh ilah zaman.
Ilah zaman -> dunia dengan arus dan pengaruhnya.
Jangan sampai terpengaruh, terbawa arus dunia, bahaya.
Ciri-ciri pengurapan
yang ditandai dengan daging.
1
Samuel 10: 21-22
(10:21) Sesudah itu
disuruhnyalah suku Benyamin tampil ke muka menurut kaum keluarganya, maka
didapati kaum keluarga Matri. Akhirnya disuruhnyalah kaum keluarga Matri tampil
ke muka seorang demi seorang, maka didapati Saul bin Kish. Tetapi ketika ia
dicari, ia tidak diketemukan.
(10:22) Sebab itu
ditanyakan pulalah kepada TUHAN: "Apa orang itu juga datang ke mari?"
TUHAN menjawab: "Sesungguhnya ia bersembunyi di antara
barang-barang."
Pada
saat Saul terpilih menjadi raja atas Israel, ia tidak ditemukan. Samuel tidak
melihat Saul ada di situ.
Rupanya
Saul bersembunyi di antara barang-barang, artinya; Saul tidak percaya diri =
minder.
Saul
percaya diri jika berada di antara barang-barang atau perkara-perkara lahiriah.
Minder
itu disebabkan karena dia tidak memiliki, tetapi sebaliknya kalau dia punya,
barulah dia memiliki keberanian, berani bicara, berani bertindak, berani
bertingkah, berani, berani, berani. Dulu minder seperti rendah hati, padahal
rendah diri. Tetapi setelah dia punya, mulai bisa berbicara, mulai bergaya dan
sebagainya, jadi sombong. Sebaliknya orang sombong jadi miskin, pasti jadi
minder. Kesimpulannya, minder dan sombong sama-sama dosa. Inilah pengurapan
yang ditandai dengan daging.
Kita
bandingkan dengan IMAMAT RAJANI/pelayan Tuhan yang berasal dari Tuhan.
Keluaran
19: 4-6
(19:4) Kamu sendiri
telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah
mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.
(19:5) Jadi
sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada
perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara
segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
(19:6) Kamu akan
menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman
yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Kalau
seorang imam yang berasal dari Tuhan, dia mendapat dukungan sepenuhnya dari
Tuhan, maka seorang imam yang berasal dari Tuhan, menjadi imam karena kehendak
Tuhan, dia mendapat dukungan, dia mendapat support, maka seorang imam, dia
tidak akan minder di tengah ibadah dan pelayanannya.
Kalau
kita melayani, kita tidak perlu minder, karena Tuhan yang mendukung seorang
imamat rajani seperti bangsa Israel didukung di bawah kepak sayap, itulah
firman dan Roh Tuhan. Itu kekuatan kita. Itulah dua tangan Tuhan yang kuat,
membawa bangsa Israel dekat dengan Allah di tanah perjanjian yang diwariskan
kepada bangsa Israel sebagai milik pusaka.
Saat
ini kita berada di tanah perjanjian, itulah ibadah dan pelayanan yang diwariskan
Tuhan kepada kita, itulah milik pusaka kita, tidak perlu minder. Kalau Tuhan di
pihak kita, siapa yang menjadi musuh kita? Tidak ada.
Saya
berdiam diri di mana saja, itu bukan karena saya minder, saya tetap percaya
diri, karena Tuhan tetap di pihak saya.
Kita
sudah melihat pengurapan yang ditandai dengan daging, kita akan melihat jalan
keluarnya di minggu yang akan datang. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment