IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 7
FEBRUARI 2018
(Seri 139)
KITAB KOLOSE
Subtema
: MENJADI
TERANG KARENA SENGSARA SALIB
Shalom saudaraku...
Salam sejahtera, salam di dalam
kasih Tuhan kita Yesus Kristus. oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan, berarti sebentar kita akan
merendahkan diri di kaki salib Tuhan, tersungkur di hadapan takhta Allah dan sujud
menyembah Allah yang hidup,
Namun sebelum membawa hidup
kita masing-masing rendah di kaki salib Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan
firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim Rasul
Paulus kepada jemaat di Kolose, pasal 2.
Kolose 2: 1-4, dalam susunan Tabernakel terkena pada KAKI DIAN EMAS.
Dua pendahuluan telah saya
sampaikan dari sejak dua minggu yang lalu.
Wahyu 1: 20
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat
pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu
ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Kaki dian emas adalah bayangan
dari sidang jemaat, artinya; Tuhan menginginkan, Tuhan mendambakan supaya
gereja Tuhan menjadi terang dunia, berarti menjadi kesaksian baik dalam perkataan,
baik dalam perbuatannya dimanapun kita berada.
Menjelang kedatangan Tuhan yang
kedua kali keadaan dunia ini sudah semakin gelap, orang-orang yang ada di
dalamnya bengkok hati dan sesat.
Kaki dian emas seluruhnya
terbuat dari emas murni.
Sejenak kita lihat dalam Keluaran
25.
Keluaran 25: 31
(25:31) "Haruslah engkau membuat kandil
dari emas murni; dari emas tempaan harus kandil itu dibuat, baik
kakinya baik batangnya; kelopaknya -- dengan tombolnya dan kembangnya --
haruslah seiras dengan kandil itu.
Kaki dian emas seluruhnya
terbuat “dari emas murni, dari emas tempaan.”
Emas tempaan adalah emas yang
terlebih dahulu dipanaskan tujuannya supaya mudah dipukul dan dibentuk. Demikian
pula sidang jemaat harus mengalami proses sengsara semacam ini untuk dapat
menjadi terang di tengah-tengah dunia yang gelap ini.
Kolose 2: 1
(2:1) Karena aku mau, supaya kamu tahu, betapa
beratnya perjuangan yang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di
Laodikia dan untuk semuanya, yang belum mengenal aku pribadi,
Di sini kita melihat betapa
beratnya perjuangan yang dialami oleh Rasul Paulus di tengah-tengah
pelayanannya terhadap sidang jemaat di Kolose dan jemaat di Laodikia secara
khusus, dan secara umum untuk seluruh jemaat yang ada di Asia kecil, namun juga
menjadi pelayan bagi orang-orang Yahudi.
Perjuangan yang dilakukan oleh
Rasul Paulus adalah proses sengsara untuk dapat menjadi terang di tengah-tengah
pelayanannya terhadap sidang jemaat.
Lebih rinci kita melihat;
PERJUANGAN RASUL PAULUS DI TENGAH-TENGAH PELAYANAN.
Kisah Para Rasul 20: 20-23
(20:20) Sungguhpun demikian aku tidak pernah
melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada
kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;
(20:21) aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang
Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan
percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.
(20:22) Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku
pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di
situ
(20:23) selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus
dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.
Rasul Paulus bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan
orang-orang Yunani (bangsa kafir). Kemudian kalimat berikutnya: Rasul
Paulus sebagai tawanan Roh.
Saudaraku, bersaksi dan sebagai
tawanan Roh menunjukkan bahwa Rasul Paulus adalah tujuh pelita
yang menyala di atas kaki dian emas = terang dunia.
Kehidupan yang diurapi Roh
Kudus, menjadi kesaksian,
menjadi terang, menjadi tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian.
Keadaan Rasul Paulus saat menjadi kaki dian emas: Rasul Paulus berkata: “Aku
tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ” (maksudnya di Asia kecil), tetapi yang pasti bahwa
penjara dan sengsara sudah menunggu Rasul Paulus.
Itu keadaan orang yang menjadi
terang dunia, betul-betul dalam keadaan sengsara, sama seperti emas murni,
emas tempaan.
Untuk menjadi terang dunia (menjadi kesaksian) terlebih dahulu ditempa, dipanaskan, supaya mudah
dipukul dan dibentuk dan selanjutnya menjadi terang dunia.
Rasul
Paulus diutus oleh Roh
Tuhan dari kota ke kota, sementara penjara dan sengsara sedang menunggu Rasul Paulus
namun akan hal itu dia tidak peduli, dia tidak peduli dengan hidupnya, asal
hati Tuhan senang.
Sekalipun menderita aniaya karena
firman dan sengsara oleh karena salib (bukan karena pukulan/kebodohan), dia
tidak peduli.
Kisah Para Rasul 20: 19-20
(20:19) dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan.
Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak
mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.
(20:20) Sungguhpun demikian aku tidak pernah
melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada
kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;
Dalam pelayanannya Rasul Paulus
banyak mencucurkan air mata, karena cobaan dari pihak orang-orang Yahudi yang
mau membunuh dia, namun sungguhpun demikian Rasul Paulus tidak pernah
melalaikan apa yang berguna, semuanya diberitakan, semuanya diajarkan kepada
mereka yang di Asia kecil.
Dia bertanggung jawab dengan
tugas pelayanan yang dipercayakan Tuhan, sekalipun harus mengalami sengsara, menderita aniaya di Asia kecil, dia tetap bertanggung jawab
dengan tugas pelayanan yang Tuhan percayakan.
Kalau seseorang tidak mau
ditempa, tidak mau menderita aniaya atau sengsara karena salib, orang seperti
ini tidak akan pernah menjadi tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian, itu
tidak akan mungkin.
Saya masih teringat waktu
memulai pelayanan di provinsi Banten ini, banyak kali saya mencucurkan air
mata. Roh Tuhan mengutus saya dari kota ke kota, dari perumahan satu ke perumahan
lain, kota Serang saya kelilingi
dengan jalan kaki, kota Cilegon saya
kelilingi
dengan jalan kaki, kota Merak saya kelilingi dengan
jalan kaki. Kemudian pada saat
ada dalam satu kota, dari perumahan satu ke perumahan yang lain. demikian juga
di Serang, di Cilegon dan di Merak, karena Roh Tuhan yang mengutus saya.
Seringkali mengalami kelaparan waktu itu, waktu memulai
pelayanan di bumi provinsi Banten ini. Bertahun-tahun saya mengalami sakit penyakit
tidak kunjung sembuh, tetapi saya tidak mau menyerah. Untuk menjadi tujuh
pelita yang menyala di atas kaki dian, maka banyak mengalami penderitaan,
penganiayaan dan sengsara karena salib, bukan menderita karena lelah oleh karena kesibukan dunia.
2 Timotius 3: 10-11
(3:10) Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara
hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku
dan ketekunanku.
(3:11) Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan
sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di
Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari
padanya.
Timotius mengikuti tujuh
keadaan dari Rasul Paulus, yaitu;
1.
Ajaran Rasul Paulus.
2.
Cara
hidup Rasul Paulus.
3.
Pendirian Rasul Paulus.
4.
Iman Rasul Paulus.
5.
Kesabaran Rasul Paulus.
6.
Kasih dari Rasul Paulus.
7.
Ketekunan dari Rasul Paulus.
Ini tujuh keadaan Rasul Paulus
yang diikuti oleh Timotius sebagai anak rohaninya. Tujuh keadaan Rasul Paulus
ini -> tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian.
Keadaan Rasul Paulus ketika
menjadi tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian (kaki dian): menerima
aniaya dan mengalami sengsara salib. Dia menderita hebat di Antiokhia,
di Ikonium, dan di Listra.
Semua penganiayaan itu dia
terima, namun Tuhan tetap menolong dan menyertai dia.
Ini bukti bahwa kita semua
adalah anak-anak Tuhan, dan dalam hal ini Timotius telah membuktikan bahwa dia
menjadi anak rohani dari Rasul Paulus, mengikuti penderitaan, penganiayaan dan
sengsara salib yang telah diteladani oleh Rasul Paulus, supaya juga Timotius
menjadi tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian.
Harus ditempa, berarti
dipanaskan, dipukul dan dibentuk, menjadi pelita, menjadi terang, menjadi
kesaksian di tengah dunia ini. Sementara dunia ini dalam keadaan gelap gulita.
Di dalamnya orang-orang yang bengkok hatinya, di dalamnya orang-orang yang
sesat hatinya.
Dunia ini membutuhkan tujuh
pelita yang menyala di atas kaki dian. Ruangan Suci akan berada dalam kegelapan
kalau kaki dian emas tidak dinyalakan, tidak menyala. Dunia ini membutuhkan
kita semua, maka tidak boleh egois, tidak boleh bermain-main dalam melayani
Tuhan, tidak boleh pusing dalam soal penghidupan.
Rasul Paulus tidak lalai, dia
tetap bertanggungjawab sekalipun ada ancaman maut. Bukan karena ancaman karena
tidak punya uang, tetapi ancaman maut.
Dalam hal ini Timotius telah ikut
aniaya penderitaan dan sengsara yang dialami oleh Rasul Paulus.
Dapatlah kita menarik suatu
kesimpulan bahwa untuk menjadi terang dunia, tidak terlepas dari sengsara
salib.
2 Timotius 3: 12
(3:12) Memang setiap orang yang mau hidup beribadah
di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,
Orang yang mau hidup beribadah
kepada Tuhan Yesus Kristus akan menderita aniaya.
Tidak ada ibadah tanpa aniaya.
Kalau ada ibadah tanpa sengsara salib, berarti di tengah-tengah
ibadah itu telah
disusupi ajaran Setan.
Hari-hari ini Setan begitu
gencar sekali untuk menyesatkan, menyerongkan anak-anak Tuhan dari jalan kebenaran, persis
seperti ular
membawa Yesus ke atas
gunung yang tinggi lalu memperlihatkan kerajaan dunia dengan kemegahannya,
ajaran ini sedang marak di dalam gereja.
Begitu hebatnya Setan
menyerongkan kebenaran ini. Ini harus kita perhatikan sungguh-sungguh; orang
yang mau
hidup beribadah kepada Tuhan
Yesus Kristus akan menderita aniaya. Sengsara karena salib, aniaya karena firman.
Itu tidak bisa dipungkiri. Kalau mau lepas dari sengsara, ya tidak usah ibadah.
Berarti, tidak mau pikul salib sesuai dengan tanggung jawab yang
dipercayakan oleh Tuhan. Tetapi kalau mau hidup beribadah, harus mengalami
aniaya karena firman, sengsara karena salib.
Maka jangan mau dibodoh-bodohi
oleh Setan, dengan teologi kemakmuran yang disodorkan oleh Setan di hari-hari
terakhir ini dimanapun kita berada, baik anak-anak Tuhan yang sedang mengikuti live streaming dalam dan
di luar negeri, jangan mau
dibodoh-bodohi.
2 Timotius 3: 13
(3:13) sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah
jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.
Bandingkan dengan orang yang
tidak mau hidup beribadah kepada Tuhan: “orang
jahat dan penipu akan bertambah jahat”, kemudian “menyesatkan
dan disesatkan”.
Kalau tidak mau hidup beribadah
dengan sangkal diri dan pikul salib;
-
Yang
jahat semakin jahat.
-
Menyesatkan
dan disesatkan.
Siapa yang menyesatkan? Yaitu
nabi-nabi palsu, kaki tangan dari pada Setan.
Siapa yang disesatkan? Yaitu
anak-anak Tuhan yang pikirannya tumpul oleh karena ilah zaman.
Pikiran mereka telah tumpul
karena telah dibutakan oleh ilah zaman, tetapi Yesus berkemenangan, Dia yakin
dengan firman, Dia menang.
Keadaan yang terjadi bila tidak
beribadah; yang jahat semakin jahat, menyesatkan dan disesatkan.
2 Timotius 3: 14
(3:14) Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada
kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat
orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
Kemudian nasihat Rasul Paulus
kepada Timotius (sebagai anak rohaninya) untuk tetap berpegang terhadap
kebenaran yang diterima. Apa tandanya? Mengingat orang yang mengajarkannya,
berarti menghargai korban Kristus.
Kalau ingat orang yang mengajar
= menghargai korban Kristus.
Saya berkali-kali menyampaikan
kepada sidang jemaat; untuk mencari pembukaan rahasia firman, maka saya harus
datang di kaki salib Tuhan berjam-jam. Selanjutnya, firman Tuhan diselidiki, dan
diteliti
sesuai dengan keselamatan
yang Tuhan berikan kepada kita … 1 Petrus 1: 10.
Itu tanda orang yang berpegang
pada kebenaran; menghargai korban Kristus.
2 Timotius 3: 14
(3:14) Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada
kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat
orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
Kemarin Selasa tanggal 6
Februari 2018 saya mendapat berita, bapak Pendeta R. Natan Sore telah dipanggil
Tuhan. Beliau adalah direktur sekolah Alkitab, Lempin-El (Lembaga Pendidikan
Alkitab) Saron. Di situlah saya digembleng, di situlah saya dibentuk untuk
menjadi tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian.
Saya tidak lupa atas jasa-jasa
beliau, atas apapun yang dialami oleh beliau. Beliau adalah hamba Tuhan, beliau
adalah guru saya, yang tidak bisa saya lupakan, biar bagaimanapun terlalu
banyak jasa-jasanya kepada saya.
Sekarang beliau dipanggil
Tuhan, tetapi hasil jerih payahnya bisa dilihat oleh orang banyak. Begitu
banyak hamba-hamba Tuhan yang tercetak di sana, mulai dari angkatan satu sampai
angkatan dua puluh dua kalau saya tidak salah.
Saya salah satu hamba Tuhan
yang dicetak di sana, saya adalah angkatan tujuh dari Lempin-El Saron, saya
tidak lupa. Saya mau belajar terus menghargai korban Kristus.
2 Timotius 3: 11
(3:11) Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan
sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium
dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah
melepaskan aku dari padanya.
Rasul Paulus banyak menanggung
penderitaan di Antiokhia, di Ikonium dan di Listra.
Kita lihat peristiwa itu ...
Kisah Para Rasul 14: 21-22
(14:21) Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota
itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan
Antiokhia.
(14:22) Di tempat itu mereka menguatkan hati
murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan
mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami
banyak sengsara.
Ini ajaran yang disampaikan
oleh Rasul Paulus ketika dia banyak menanggung penderitaan di Antiokhia, di
Ikonium dan di Listra, yaitu; BAHWA UNTUK MASUK KE DALAM KERAJAAN ALLAH
MENGALAMI BANYAK SENGSARA, KARENA SALIB.
Dari Alfa untuk sampai kepada Omega,
jembatannya adalah salib. Yesus menunjukkan pribadi-Nya kepada Rasul Yohanes dalam
satu penglihatan di pulau Patmos dan berkata; Akulah Alfa dan Omega, Yang Awal
dan Yang Akhir, yang ada, yang sudah
ada dan yang akan datang, yang hidup, mati dan hidup.
Berarti dari Alfa untuk sampai ke Omega jembatannya adalah
Salib.
Tidak mungkin orang bisa masuk
sorga hanya karena harta banyak, karena ilmu, pengetahuan, kedudukan, jabatan,
tidak mungkin. Hanya seorang yang disalib dapat berkata: Akulah jalan, kebenaran dan hidup
untuk selama-lamanya.
Jadi jangan mau disesatkan oleh
ajaran setan. Memang hari-hari ini Setan begitu gencar untuk menyesatkan jalan
kebenaran.
- Dengan
firman yang ditambahkan, yaitu menyampaikan satu dua ayat lalu
ditambahkan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek tua, takhayul,
filsafat-filsafat kosong dan lain sebagainya.
-
Kemudian
firman yang dikurangkan itulah pengajaran salib diganti dengan dua hal,
yaitu;
1.
Teologi
kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin harus kaya.
2. Pengajaran
salib diganti tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat. Saya mau sampaikan;
sejuta kali tanda mujizat terjadi di depan mata, kalau seseorang tidak mau
sangkal diri pikul salib, orang seperti ini tidak akan bisa dan tidak akan mau
berubah, dan tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, justru menjadi batu
sandungan seperti Simon Petrus. Menjadi batu sandungan di tengah-tengah ibadah dan
pelayanannya, dimanapun dia berada tetap akan menjadi batu
sandungan. Jangan menjadi batu sandungan dalam pekerjaan Tuhan.
Kisah Para Rasul 14: 22
(14:22) Di tempat itu mereka menguatkan hati
murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan
mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami
banyak sengsara.
Tadi di Antikokhia, di Listra,
dan di Ikonium Rasul Paulus banyak menanggung penderitaan, tetapi sekalipun
demikian, dia tidak lalai untuk menasihati, tidak lalai untuk mengajarkan,
yaitu bahwa untuk masuk dalam Kerajaan Allah, gereja Tuhan harus banyak mengalami
sengsara.
Mengalami banyak sengsara,
seperti emas tempaan, dia dibentuk menjadi tujuh pelita yang menyala di atas
kaki dian. Tanpa sengsara seseorang tidak akan menjadi pelita yang menyala di
atas kaki dian, percaya saja.
1 Petrus 2: 20-21
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu
menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik
dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia
pada Allah.
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil,
karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan
teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
“Untuk itulah kamu dipanggil” Kita dipanggil untuk mengikuti contoh
teladan. Teladan yang ditinggalkan oleh Yesus Kristus adalah aniaya karena firman,
sengsara karena salib, menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung.
Pendeknya;
kita dipanggil untuk menjadi
tujuh pelita yang menyala, prosesnya; ditempa. Emas tempaan berarti dipanaskan,
dipukul, lalu dibentuklah menjadi kaki dian emas.
1 Petrus 2: 22-23
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak
ada dalam mulut-Nya.
(2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas
dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi
Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
Tanda seseorang menjadi kaki
dian emas:
1.
Ia tidak berbuat dosa = hidup suci. Ini tabiat dari Allah Anak yang
dihasilkan oleh sengsara salib.
2.
tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ini tabiat dari Allah Roh Kudus; tidak suka
berdusta.
3.
Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan
mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, artinya; tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
Ini adalah tabiat dari Allah Bapa adalah kasih.
Ayo jangan melepaskan diri dari
sengsara salib, sebagai proses
pembentukan untuk menjadi terang dunia.
Yang masih kurang disiplin,
seenaknya beribadah, seenaknya melayani Tuhan, ayo malam ini, menangislah
sejadi-jadinya di kaki Tuhan sebagai tanda penyesalan.
Rasul Paulus banyak mencucurkan
air mata bukan karena pukulan, bukan karena kesalahan tetapi aniaya karena
firman, sengsara karena salib, menanggung penderitaan yang tidak harus ia
tanggung. Namun itu adalah kasih karunia.
Filipi 3: 10-11
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa
kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi
serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
(3:11) supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari
antara orang mati.
“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia”, inilah yang dikehendaki Rasul
Paulus. Tidak menghendaki supaya menjadi kaya, orang terkenal, pejabat tinggi, supaya
usahanya lancar dan lain sebagainya. Tetapi yang dikehendaki adalah untuk
mengenal Dia. Barulah dia melihat kebangkitan-Nya.
Jadi untuk menjadi serupa
dengan Yesus Kristus dalam kematian-Nya, diawali dengan persekutuan dalam
penderitaan-Nya, atau mengalami sengsara salib, aniaya karena firman,
menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung, sampai nanti Yesus mati di
atas kayu salib.
Perlu untuk diketahui; kalau
kita satu di dalam kematian-Nya, otomatis kita juga satu dalam kebangkitan-Nya.
Kalau tidak ada pengalaman
kematian, tidak ada kebangkitan. Kalau kematiannya benar, maka kebangkitannya
juga benar. Tetapi kalau kematiannya tidak benar, kebangkitannya juga tidak
benar.
Hanya satu yang didambakan
Rasul Paulus, yaitu persekutuan di dalam penderitaan-Nya supaya akhirnya
menjadi satu dalam kematian-Nya, tiga hari kemudian bangkit.
Mengapa tidak ada kebangkitan?
Karena daging ini tidak mati-mati = menolak sengsara Salib
(proses pembentukan).
Hidup ini hanya sementara, selagi masih ada waktu, masih ada kesempatan, masuklah dalam penderitaan
aniaya dan sengsara karena salib, supaya kita tampil menjadi tujuh pelita yang
menyala di atas kaki dian. Dunia ini masih membutuhkan kita.
Itu sebabnya dengan segala
kekurangan, kita sedang berjuang untuk tetap mengadakan pelayanan live streaming (video internet) Youtube,
Facebook. Juga, pelayanan
pemberitaan firman dalam bentuk tulisan lewat media cetak (majalah)
Buli-Buli
Emas Berisi Manna,
dan juga
media elektronik, yaitu internet,
diterbitkan dalam blogspot.com, itu
semua kita kelola dengan segala perjuangan selagi masih ada kesempatan, selagi masih
diberi umur panjang.
Kalau kita sudah mati, tidak
bisa berbuat apa-apa, penyesalannya minta ampun luar biasa. Sebelum terlambat,
kembali kepada kebenaran firman. Tidak ada seorang pun yang masuk dalam
Kerajaan Sorga kalau tidak mengalami sengsara salib.
Yesus
adalah Alfa dan Omega, dari awal sampai kepada akhir, di tengahnya ada Salib;
hidup, mati, hidup. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment