IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 10 FEBRUARI 2018
STUDY YUSUF
(Seri 127)
(Seri 127)
Subtema: YUSUF ADALAH GAMBARAN DARI MEMPELAI PRIA SORGA.
Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita semua. Oleh kemurahan Tuhan, kita dimungkinkan kembali untuk
melangsungkan Ibadah Pemuda Remaja sebagaimana biasanya. Segera saja kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja dari Study
Yusuf, Kejadian 41: 39.
Kita memasuki ayat 39 setelah kita menikmati berkat di mana Yusuf
adalah Bait Roh Suci pada ayat 38.
Sekarang kita akan
memperhatikan ayat 39, kiranya Tuhan memberkati kita seperti Tuhan
memberkati kita pada ayat-ayat sebelumnya.
Kejadian 41: 39
(41:39) Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena
Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang
demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau.
Yusuf adalah seorang yang “Berakal
budi“ dan “Bijaksana” di mata Firaun, sebab Yusuf dapat mengartikan
mimpi Firaun.
Adapun mimpi Firaun adalah
tentang tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan, dan arti mimpi itu
telah diartikan oleh Yusuf.
Kisah Para Rasul 7: 9-11
(7:9) Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual
Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia,
(7:10) dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan
kepadanya kasih karunia dan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja
Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh
istananya.
(7:11) Maka datanglah bahaya kelaparan menimpa seluruh
tanah Mesir dan tanah Kanaan serta penderitaan yang besar, sehingga nenek
moyang kita tidak mendapat makanan.
Allah menganugerahkan kepada
Yusuf; “Kasih karunia” dan “Hikmat.”
Itu sebabnya dia dapat
mengartikan mimpi dari pada Firaun yaitu tentang tujuh tahun kelimpahan dan
sesudah itu akan menyusul tujuh tahun kelaparan.
Tentang: KASIH KARUNIA yang dianugerahkan kepada
Yusuf.
1 Petrus 2: 19
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena
sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia
tanggung.
“Jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan
yang tidak harus ia tanggung” itu merupakan kasih karunia.
Mari kita lihat; PENDERITAAN
YANG TIDAK HARUS IA TANGGUNG.
Kisah Para Rasul 7: 9
(7:9) Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual
Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia,
Karena iri hati, Yusuf dijual
oleh saudara-saudaranya ke tanah Mesir.
Berarti dia harus menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Jadi, ketika Yusuf dijual ke
Mesir, itu merupakan kasih karunia, dia harus menanggung dan dia harus
menderita, dia harus mengalaminya. Tetapi perlu untuk diketahui; itu merupakan
kasih karunia.
Pendeknya; kejahatan terjadi
karena iri hati dari pada saudara-saudara Yusuf.
Mari kita lihat; IRI HATI
SAUDARA-SAUDARA YUSUF.
Kejadian 37: 11
(37:11) Maka iri hatilah saudara-saudaranya
kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
Saudara-saudara Yusuf iri hati
kepadanya, atau kesebelas saudara Yusuf iri hati kepada Yusuf.
Kita akan melihat; LATAR
BELAKANG DARI IRI HATI INI TERJADI.
Kejadian 37: 1-2
(37:1) Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan
ayahnya, yakni di tanah Kanaan.
(37:2) Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala
berumur tujuh belas tahun -- jadi masih muda -- biasa menggembalakan kambing
domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua
isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang
kejahatan saudara-saudaranya.
Yusuf menyampaikan kepada
ayahnya (Yakub), kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
Berarti Yusuf sangat teraniaya oleh
karena kejahatan saudara-saudaranya itu.
Kejadian 37: 3-4
(37:3) Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua
anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan
ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
(37:4) Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa
ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu
kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
Di sini kita melihat karena
benci saudara-saudara Yusuf tidak mau menyapa Yusuf dengan ramah. Tidak ramah berarti disertai dengan perlakuan
yang kasar.
Penyebab kebencian: Yakub
lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain.
Bukti bahwa Yakub lebih
mengasihi Yusuf: Yakub membuat jubah yang maha indah bagi Yusuf. Inilah sumber
kebencian itu.
Segera kita melihat; JUBAH YANG
MAHA INDAH.
Keluaran 28: 4
(28:4) Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup
dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban
dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun,
abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.
Jubah yang maha indah adalah
pakaian imam besar, terdiri dari: efod, gamis baju efod dan kemeja
yang ada raginya.
Tentang: EFOD -> kehidupan Tuhan Yesus Kristus dalam tanda salib atau tanda
kematian.
Keluaran 28: 6
(28:6) Baju efod itu harus dibuat mereka dari emas,
kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan
halus yang dipintal benangnya: buatan seorang ahli.
Kemudian, adapun warna baju
efod, antara lain;
-
Ungu -> keagungan dan kewibawaan Yesus sebagai Raja.
-
Biru langit atau ungu tua ->
kebangkitan Yesus sebagai hamba.
-
Kirmizi -> sengsara yang dialami
Yesus Kristus sebagai manusia.
-
Lenan halus -> keadilan dan
kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
-
Emas -> tabiat Roh-El Kudus =
tabiat Ilahi -> kemurnian atau kesucian Ilahi.
Tentang: GAMIS BAJU EFOD (warna biru langit atau biru tua) -> kebangkitan
Yesus Kristus.
Keluaran 28: 31, 33
(28:31) Haruslah kaubuat gamis baju efod dari kain
ungu tua seluruhnya.
(28:33) Pada ujung gamis itu haruslah kaubuat buah
delima dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, pada
sekeliling ujung gamis itu, dan di antaranya berselang-seling giring-giring
emas,
Gamis baju efod itu terbuat
dari kain ungu tua.
Kemudian pada ujung gamis baju
efod bergantung buah delima dan giring-giring emas
berselang-seling.
-
Buah delima -> sidang
jemaat bergantung kepada kebangkitan Tuhan Yesus Kristus = bergantung pada
kasih karunia. Persis seperti bangsa Israel tinggal di tanah Kanaan. Keadaan di
tanah Kanaan itu bergunung dan berlembah -> mati dan bangkit.
Jadi satu dalam
kematian tentu satu juga dalam kebangkitan-Nya, sama seperti keadaan bangsa
Israel di tanah Kanaan bergunung dan berlembah, itu pengalaman kematian dan
kebangkitan, bergantung pada kemurahan hati Tuhan. tidak mungkin orang yang
berada di atas gunung, untuk menyiram ladang anggurnya harus mengambil air ke
bawah, itu sesuatu yang tidak mungkin.
Jadi berada di atas
gunung dan berlembah, bergantung kepada, sebanyak hujan turun dari langit = bergantung
kepada kemurahan hati Tuhan.
-
Giring-giring emas -> kehadiran
Yesus sebagai Imam Besar di tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu. Apa
tandanya?
Keluaran 28: 35
(28:35) Haruslah
gamis itu dipakai Harun, apabila ia menyelenggarakan kebaktian, dan bunyinya
harus kedengaran, apabila ia masuk ke dalam tempat kudus di hadapan TUHAN
dan apabila ia keluar pula, supaya ia jangan mati.
Kehadiran Imam Besar ini dibuktikan dengan penyembahan
dengan bahasa lidah. Giring-giring yang bersuara, itulah penyembahan dengan
bahasa lidah -> orang yang masuk dalam persekutuan yang indah seperti tubuh
dengan kepala menyatu, di situ nanti ada bahasa lidah.
Kalau ada persekutuan dengan Tuhan lewat doa penyembahan,
pasti ada bahasa lidah, bahasa Roh, itulah suara giring-giring emas. Itulah
tandanya bahwa Imam Besar hadir dalam setiap kebaktian diselenggarakan. Setiap
kali ada bahasa lidah, bahasa Roh, itu dihasilkan dari suatu persekutuan yang
indah dengan Tuhan lewat doa penyembahan. Barulah kita yakin di situ hadir Imam
Besar.
Maka pada saat kita menyembah, di situ ada luapan
hati, suatu keharuan yang membawa kita kepada suatu kesukaan, kenikmatan,
keindahan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Tidak usah kita tanya-tanya; ada Yesus tidak? Itu saja
sudah tanda. Kita terharu malam ini mendengar firman, tanda bahwa Yesus hadir
sebagai Imam Besar.
Oleh sebab itu, kalau menyembah mulut jangan
ditahan-tahan.
Tentang: KEMEJA YANG ADA RAGINYA DARI LENAN HALUS -> kenaikan Yesus ke
Sorga = tanda dalam kemuliaan-Nya.
Imamat 16: 1-4
(16:1) Sesudah kedua anak Harun mati, yang terjadi
pada waktu mereka mendekat ke hadapan TUHAN, berfirmanlah TUHAN kepada Musa.
(16:2) Firman TUHAN kepadanya: "Katakanlah kepada
Harun, kakakmu, supaya ia jangan sembarang waktu masuk ke dalam tempat kudus
di belakang tabir, ke depan tutup pendamaian yang di atas tabut supaya jangan
ia mati; karena Aku menampakkan diri dalam awan di atas tutup pendamaian.
(16:3) Beginilah caranya Harun masuk ke dalam tempat
kudus itu, yakni dengan membawa seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus
dosa dan seekor domba jantan untuk korban bakaran.
(16:4) Ia harus mengenakan kemeja lenan yang kudus
dan ia harus menutupi auratnya dengan celana lenan dan ia harus memakai ikat
pinggang lenan dan berlilitkan serban lenan; itulah pakaian kudus yang harus
dikenakannya, sesudah ia membasuh tubuhnya dengan air.
Pada hari Raya Pendamaian, Imam
Besar masuk ke dalam Ruangan Maha Suci dengan mengenakan lenan halus -> kemuliaan
Yesus Kristus.
Saudaraku, pada waktu Yesus
naik ke sorga di dalam kemuliaan-Nya, Dia sudah melepaskan baju efod (tanda
dalam kematian), juga melepaskan gamis baju efod (tanda di dalam
kebangkitan-Nya), sehingga Ia naik dan dipermuliakan, sekarang duduk di sebelah
kanan Allah Bapa, Dia sedang memakai baju lenan halus, itu tanda berada dalam
kemuliaan.
Sama seperti Imam Besar Harun
tidak boleh sembarang masuk. Ketika Dia masuk ke dalam Ruangan Maha Suci, harus
dengan memakai lenan halus.
Jadi baju efod; tanda dalam
kematian-Nya, gamis baju efod; tanda dalam kebangkitan-Nya, dan lenan halus;
tanda dalam kemuliaan.
Ciri-ciri ada di dalam kemuliaan.
Imamat 16: 3, 13
(16:3) Beginilah caranya Harun masuk ke dalam tempat
kudus itu, yakni dengan membawa seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus
dosa dan seekor domba jantan untuk korban bakaran.
(16:13) Kemudian ia harus meletakkan ukupan itu di
atas api yang di hadapan TUHAN, sehingga asap ukupan itu menutupi tutup pendamaian
yang di atas hukum Allah, supaya ia jangan mati.
Ciri dalam kemuliaan: membawa dua
bokor;
1.
Bokor berisi darah -> pengorbanan
besar, supaya nanti terjadi tujuh kali percikan di atas tutup pendamaian dan
tujuh kali percikan di depan tutup pendamaian. Ini adalah pengorbanan besar.
Kalaupun mungkin
harus berkorban di tengah ibadah pelayanan ini, itu ciri bahwa dia sedang
berada di dalam kemuliaan.
Pengorbanan besar
dari seorang imam, dari seorang pelayan Tuhan (seorang hamba Tuhan), itu adalah
suatu ciri bahwa dia sedang berada di dalam kemuliaan.
Kalaupun harus
berkorban sebagai pemimpin pujian, pembaca firman, singer, kolektan, pemain
musik, guru sekolah minggu, multimedia, infokus, bendahara, sekretaris,
pengetikan kotbah sampai larut malam, pengeditan kotbah sampai larut malam, juga
berkorban untuk mengelola Buli-Buli Emas Berisi Manna (menerbitkan firman dalam
bentuk tulisan). Itu sudah ciri-ciri dalam kemuliaan.
Kalau orang
melepaskan itu, ciri bahwa dia sedang berada dalam kemerosotan rohani, bukan
dalam kemuliaan.
2.
Bokor berisi kemenyan sebagai dupa yang harum -> hidup dalam doa penyembahan yang besar.
Hari-hari ini kita
harus hidup dalam doa penyembahan yang besar supaya kita tetap dalam kemuliaan
yang besar.
Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir di mana kedatangan Tuhan sudah
tidak lama lagi. Tanda-tandanya sudah terlihat, kesudahan dunia sudah terlihat,
kejahatan semakin bertambah-tambah, kenajisan semakin bertambah-tambah, terjadi
keonaran, kelaliman di mana-mana. Kasih sudah semakin dingin (tidak lagi
memperhatikan satu dengan yang lain). gunung digeser, laut bergelora, dan bukan
hanya di satu tempat, bukan hanya di dalam satu negara, tetapi di semua negara
keadaan sudah semakin bergelora. Untuk menghadapi situasi seperti ini harus
menjadi mezbah dupa besar (penyembahan besar) harus terus berlangsung di hari-hari
terakhir ini. Itulah yang dialami oleh Yusuf. Jangan banyak mengeluh, jangan
banyak menggerutu.
Saya berkali-kali sampaikan; ikut Tuhan jangan gunakan logika, jangan
gunakan perasaan daging.
Saat pikul salib memang sakit bagi daging. Tetapi dibalik sengsara,
Tuhan sediakan kemuliaan. Dibalik kemuliaan ada bokor berisi darah dan bokor
berisi kemenyan.
Kemudian, kita akan melihat
lagi KEBENCIAN YANG KEDUA yang dialami oleh hamba-Nya Yusuf.
Kejadian 37: 5-8
(37:5) Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu
mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka
lebih benci lagi kepadanya.
(37:6) Karena katanya kepada mereka: "Coba
dengarkan mimpi yang kumimpikan ini:
(37:7) Tampak kita sedang di ladang mengikat
berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian
datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada
berkasku itu."
(37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya:
"Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa
atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya
dan karena perkataannya itu.
Yusuf bermimpi dan oleh karena
mimpi itulah Yusuf dibenci, dan kebencian itu bertambah dua kali lipat.
Semakin benci berarti kebencian
bertambah dua kali lipat oleh karena mimpi dan perkataan Yusuf.
Jadi sebetulnya ini sangat lucu
sekali, hanya oleh karena mimpi saja, Yusuf dibenci dua kali lipat oleh
saudara-saudaranya, dan juga oleh karena pernyataannya itu.
Yeremia 23: 28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan
mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan
firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum?
demikianlah firman TUHAN.
Sudah jelas di sini dinyatakan;
“Nabi yang beroleh mimpi, biarlah
menceritakan mimpinya itu”, kemudian “Nabi” yang beroleh firman
Tuhan, dia juga harus menceritakan firman Tuhan itu dengan benar.
Jadi sebetulnya yang dialami,
yang dilakukan oleh Yusuf itu sudah benar, sesuai dengan firman, karena Yusuf
memang seorang nabi.
Tadi Yusuf menampilkan pribadi
Yesus Kristus sebagai seorang Imam Besar, dan lewat peristiwa yang
kedua, Yusuf menampilkan pribadi Yesus Kristus sebagai seorang nabi besar.
Jadi apa yang dilakukan oleh
Yusuf itu sudah sesuai dengan standarisasi Alkitabiah, firman Tuhan. apa yang
dilakukan oleh Yusuf ini betul-betul Alkitabiah, sesuai dengan maunya Tuhan.
Kesimpulannya; Yusuf adalah
seorang nabi besar.
Bilangan 12: 6
(12:6) Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku
ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan
diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam
mimpi.
Kepada seorang nabi, Tuhan
menyatakan diri-Nya dalam penglihatan dan juga berbicara dengan nabi dalam
mimpi.
Jadi, setiap kali Tuhan menyatakan
diri-Nya kepada seorang nabi lewat penglihatan, itu harus disampaikan, juga apabila
Tuhan bercerita, berkata-kata kepada seorang nabi dalam mimpi, itu pun harus
disampaikan oleh seorang nabi.
Jadi, tidak ada yang salah
dengan apa yang dilakukan oleh seorang Yusuf. Dan juga di hari-hari terakhir
ini, andaikata firman nubuatan, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan
disampaikan, tidak ada yang salah di situ, tetapi anehnya banyak orang tidak
suka.
Berbahagialah mereka yang
menikmati firman nabi, firman nubuatan, firman pengajaran yang rahasianya
dibukakan, itu kasih karunia. Bukan suatu kebetulan engkau hadir di sini. Bukan
suatu kebetulan kita tergembala dan digembalakan oleh firman nabi, firman
Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.
Kita lihat; TUGAS SEORANG NABI.
1 Korintus 14: 4, 24-25
(14:4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia
membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
(14:24) Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang
yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan
diselidiki oleh semua;
(14:25) segala rahasia yang terkandung di dalam
hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku:
"Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu."
Tugas dari pada seorang nabi
adalah bernubuat; menyingkapkan segala rahasia firman Tuhan.
Kalau tersingkap rahasia
firman, berkuasa untuk menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam
hati, tetapi tadi kita melihat ketika mimpi itu disampaikan oleh Yusuf, justru
saudara-saudaranya tidak terima, bagaimana dengan keberadaan kita malam ini? Ketika
dosa dikoreksi, oleh firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan, apakah
bersungut-sungut, memberontak dan sebagainya?
Seharusnya kita justru memberi
penghormatan kalau betul-betul Tuhan berbicara kepada seorang nabi, kita ingat
selalu, tidak boleh lupa. Tuhan yang memelihara hidup kita.
Kita sudah dipelihara oleh
Tuhan, bagaimana mungkin kita lupa kepada seorang nabi, kepada seorang hamba
Tuhan yang dipakai dengan karunia nabi. Betul-betul Tuhan menyatakan diri-Nya lewat penglihatan,
betul-betul Tuhan berbicara kepada seorang nabi dalam mimpi, bagaimana mungkin
kita bisa lupa.
Pertanyaannya; APA MIMPI YANG
DICERITAKAN OLEH YUSUF?
Kejadian 37: 7
(37:7) Tampak kita sedang di ladang mengikat
berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri;
kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud
menyembah kepada berkasku itu."
Yusuf dan saudara-saudaranya
sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, inilah mimpi Yusuf.
Hal yang terjadi pada saat
itu:
-
Bangkitlah berkas Yusuf tegak berdiri.
- Berkas-berkas saudara-saudaranya sujud menyembah mengelilingi
berkas Yusuf.
Ini adalah nubuatan tentang
gunung Sion; tegak berdiri.
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir:
gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang
tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata:
"Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar
kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari
Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Gunung Sion berdiri tegak di
hulu gunung-gunung menjulang tinggi di atas bukit-bukit.
Jadi, gunung Sion itu mengatasi
gunung lain dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit, berkuasa mengatasi
masalah persoalan di atas muka bumi ini.
Itulah nubuatan tentang gunung
Sion.
Lihat lebih jauh tentang itu,
harus tergenapi ...
Wahyu 21: 2, 9-11
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang
baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan
yang berdandan untuk suaminya.
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat
yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu,
lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan
kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah
gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus
itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan
cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis,
jernih seperti kristal.
Jadi, sampai pada akhirnya,
gunung Sion itu memuncak sampai kepada pengantin perempuan mempelai Anak Domba.
Ini sebetulnya yang dinyatakan
oleh Yusuf kepada saudara-saudaranya.
Tetapi mereka justru menolak
bahkan oleh karena mimpi yang kedua ini, kebencian mereka juga semakin
bertambah. Siapa yang bisa menunjukkan penampilan pengantin perempuan mempelai Anak
Domba, siapa yang bisa menunjukkan penampilan dari gunung Sion selain seorang
nabi, tidak lain tidak bukan.
Ilmu dan pengetahuan manusia di
atas muka bumi ini, tidak akan bisa menunjukkan penampilan dari gunung Sion,
tidak akan bisa menunjukkan penampilan dari pengantin perempuan mempelai Anak
Domba, kecuali seorang nabi. Maka tidak ada alasan untuk menolak seorang nabi.
Seharusnya kita semakin takut
di hari-hari terakhir ini untuk menggunakan logika dan perasaan manusia daging.
BAGAIMANA SEORANG NABI
MENUNJUKKAN PENAMPILAN DARI GUNUNG SION (pengantin perempuan mempelai Anak
Domba)?
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung
tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang
tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata:
"Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia
mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan
menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN
dari Yerusalem."
Kita bersyukur, dari Sion
keluar Pengajaran, itu yang menuntun kita, supaya kita berjalan menempunyai, sebab jalan itu belum pernah dilalui, belum pernah
ada orang masuk naik turun ke sorga, kecuali Dia yang pernah turun ke dunia
orang mati, Yesus Kristus.
Ikuti pengajaran mempelai
seperti bangsa Israel mengikuti tabut perjanjian karena jalan itu belum pernah
ditempuh. Demikianlah cara seorang nabi untuk menunjukkan penampilan dari
pengantin perempuan Mempelai Anak Domba kepada kita. Tidak ada cara lain, dan
tidak ada yang bisa menunjukkan penampilan mempelai perempuan kecuali seorang
nabi.
Jangan sampai yang terdahulu
menjadi yang terkemudian, yang terkemudian menjadi yang terdahulu, hati-hati.
Kita sudah mendapatkan Pengajaran Mempelai, firman nabi, puji Tuhan, tetapi
jangan sampai kehilangan.
Yusuf nabi besar, Musa nabi
besar, mereka ini hamba-hamba Tuhan besar, yang telah menunjukkan penampilan
gunung Sion kepada kita malam ini.
Firaun saja telah mengakui: Aku
telah bermimpi tetapi tidak ada seorang pun yang dapat mengartikan mimpiku itu,
baik yang berilmu, baik yang berpengetahuan, tidak ada yang bisa menunjukkan
penampilan dari gunung Sion yang berdandan untuk suaminya. Sudah dihiasi, sudah
diperlengkapi dengan perhiasan yang begitu menawan hati Mempelai Laki-Laki
Sorga.
2 Petrus 1: 19
(1:19) Dengan demikian kami makin diteguhkan
oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu
memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat
yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di
dalam hatimu.
Mari kita memperhatikan firman
nubuatan, firman para nabi supaya hati kita diteguhkan, supaya kita tidak
menyimpang ke kiri dan ke kanan, kita menempuh jalan-jalan-Nya, sesuai dengan
pengajaran yang keluar dari gunung Sion.
Apapun yang terjadi di sekitar
kita, perhatikanlah firman nabi supaya kita mantap dalam pengiringan,
pengikutan kita kepada Tuhan. Kita diteguhkan, tidak goyah oleh
pengaruh-pengaruh yang tak suci, oleh pengaruh-pengaruh keadaan situasi yang
sudah tidak menentu ini.
Jangan sampai karena tidak
punya uang lalu mengikuti cara-cara yang tidak halal. Perhatikan firman nabi,
supaya hati ini diteguhkan, tidak goyah, tidak bimbang, tidak ragu oleh karena
ketidakpercayaan.
Saudara Gideon hatinya telah
diteguhkan oleh firman nabi, tidak bisa digoyahkan sekalipun orang tuanya
mempengaruhi dia dengan gaji besar, itu keputusan yang baik asal diimani.
Tanda, bahwa dia sudah lihat penampilan dari pengantin perempuan yang begitu
menawan, mempesona hati Tuhan.
Kemudian ketika kita
memperhatikan firman nabi, itu sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya
di tempat yang gelap, berarti tidak ada lagi dosa yang disembunyikan sebab
pengantin perempuan mempelai Anak Domba itu juga digambarkan seperti permata
yang paling indah, yaitu permata yaspis, jernih seperti kristal, tidak ada lagi
dosa yang disembunyikan.
Memperhatikan firman para nabi
sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap. Gelap
diterangi oleh pelita, tidak ada lagi dosa yang disembunyikan, tidak ada lagi
yang ditutup-tutupi, semua sudah diakui tuntas.
Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan
cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata
yaspis, jernih seperti kristal.
“Kota itu penuh dengan kemuliaan” karena terangnya bercahaya, tidak
ada lagi yang ditutupi.
Terangnya bercahaya digambarkan
seperti permata yang paling indah, itulah permata yaspis, jernih seperti
kristal.
Kristal = transparan, luar
dalam sama, tampil apa adanya, berarti jujur, polos. Orang yang jujur dan polos
dipimpin oleh ketulusan hatinya.
Ibadah ini adalah kejujuran,
kepolosan. Siapa orang yang beribadah? Mereka adalah orang-orang yang dipimpin ketulusan
hati. Siapa yang melayani dengan berkobar-kobar dengan segala pengorbanan?
Adalah orang yang dipimpin ketulusan hatinya.
Jadi, ibadah adalah; kejujuran.
Juga pelayanan adalah; kejujuran, kepolosan. Siapa yang jujur, siapa yang
polos, siapa yang beribadah, siapa yang melayani? Adalah orang yang dipimpin
oleh ketulusan hatinya.
Tidak ada orang yang mau
berkorban di tengah-tengah ibadah dan pelayanan tanpa ketulusan.
Betapa indahnya pengantin
perempuan, berhias berdandan untuk suaminya, mempesona hati Tuhan, tetapi
sayang, saudara-saudara Yusuf tidak memperhatikan firman nabi; dekat tetapi
jauh. Apa yang membuat jauh? Ada jurang pemisah, kebencian yang mendalam.
Kebencian menunjukkan dia telah kehilangan kasih, sampai berlaku kasar kepada
adiknya sendiri.
Sekarang kita lihat; MIMPI
YUSUF YANG KEDUA.
Dari peristiwa ini nanti kita
bisa menarik kesimpulan tentang pribadi Yusuf.
Kejadian 37: 9-11
(37:9) Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang
diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula:
Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah
kepadaku."
(37:10) Setelah hal ini diceritakannya kepada ayah dan
saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya: "Mimpi apa mimpimu itu?
Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai
ke tanah?"
(37:11) Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya,
tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
Mimpi yang kedua dari Yusuf;
matahari, bulan dan sebelas bintang sujud kepada Yusuf, menunjukkan bahwa Yusuf
adalah raja besar sekaligus Mempelai Pria Sorga.
Wahyu 12: 1
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit:
Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah
kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Perempuan berselubungkan
matahari, bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di
atas kepalanya, inilah gereja Tuhan yang sempurna = pengantin perempuan
mempelai Anak Domba, atau mempelai wanita Tuhan.
Tunduk, sujud menyembah kepada
Yusuf menunjukkan bahwa Yusuf adalah mempelai Laki-Laki Sorga.
Jadi bukan Yusuf yang sujud
menyembah kepada matahari, bulan dan bintang, tetapi matahari, bulan dan bintang
yang sujud kepada Yusuf.
Lebih diteguhkan; APA PERSAMAAN
DARI MEMPELAI PRIA?
Wahyu 19: 6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar
orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai,
dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan
pengantin-Nya telah siap sedia.
Yesus Kristus, Anak Domba
Allah, Dialah Raja dan Mempelai Pria Sorga. itu sebabnya tadi waktu mimpi
pertama di dalam Kejadian 37: 8, saudara-saudara Yusuf berkata; “Apakah
engkau ingin menjadi raja atas kami? Memang Yusuf adalah gambaran raja dan
mempelai Pria Sorga.
Kejadian 37: 8
(37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya:
"Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin
berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya
dan karena perkataannya itu.
Jadi, memang Yusuf adalah
gambaran dari Mempelai Laki-Laki Sorga, Raja sekaligus Mempelai Laki-Laki
Sorga, sebab pada akhirnya Yusuf diangkat menjadi perdana menteri, menjadi
kuasa nomor dua di seluruh negeri Mesir, maka nubuatan yang disampaikan oleh
Yusuf itu tergenapi, yaitu tujuh tahun kelimpahan sesudah itu menyusul tujuh
tahun kelaparan di seluruh dunia, maka dari negeri Kanaan datanglah Yakub ayah
Yusuf dan anak-anaknya (sebelas saudara Yusuf).
Jadi betul-betul, matahari,
bulan dan sebelas bintang sujud kepada dia, berarti Yusuf adalah gambaran dari
raja dan Mempelai Pria Sorga. Nanti kepada Yusuf semua orang bergantung,
demikianlah nanti dalam pesta nikah Anak Domba, semua orang bergantung kepada
Raja sekaligus Mempelai Pria Sorga.
Jadi keberadaan Yusuf ini
sebetulnya bukan suatu kebetulan, dia dijual ke Mesir, karena difitnah oleh
saudaranya, lalu difitnah oleh isteri Potifar, sehingga ia dimasukkan ke dalam
liang tutupan (penjara).
Antara Betlehem Efrata turun ke
Mesir, itu perjalanan salib. Seperti Yesus Kristus dari Sorga turun ke bumi,
itu perjalanan salib.
-
Dalam hal ini Yusuf menceritakan bahwa Yesus adalah imam besar yang
melayani berdoa dan memperdamaikan dosa kita.
-
Menceritakan bahwa Yesus adalah SEORANG NABI BESAR, untuk menunjukkan
penampilan mempelai perempuan -> menunjukkan bahwa Yesus adalah RAJA DAN
MEMPELAI PRIA SORGA, itulah kasih karunia itu.
Bagi orang yang tidak mengerti,
ini tidak ada artinya baginya. Tetapi bagi kita ini sangat berarti sekali.
Bagaimana dengan anak-anakku
semua apakah meresponi kasih karunia ini? Pribadi Yesus sebagai Imam Besar,
pribadi Yesus sebagai nabi besar, pribadi Yesus sebagai Raja
dan Mempelai Pria sorga telah ditampilkan dalam pribadi Yusuf, bagaimana
respon kita? Bukankah ini kasih karunia itu?
Malam ini kita harus mengakui
Yesus yang terbesar dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi, tidak ada lagi
yang lain.
Kalau ada sesuatu yang salah,
khilaf kita perbuat, mengakulah, minta ampunlah, jangan lemah lagi. Ikutilah pengajaran
yang keluar dari gunung Sion, jangan lagi menyimpang ke sana ke mari, kiri dan
kanan, supaya berhasil dan beruntung.
Kerajaan Sorga belum pernah ada
orang lalui kecuali Yesus yang turun ke bumi, ikutilah pengajaran salib yang
keluar dari gunung Sion. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment