IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 27 JANUARI 2018
STUDY YUSUF
(Seri 126)
(Seri 126)
Subtema: SEORANG YANG
PENUH DENGAN ROH ALLAH.
Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita semua. Salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
Segera kita memperhatikan
firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari STUDY YUSUF, Kejadian
41.
Kejadian 41: 38
(41:38) Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya:
"Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan
Roh Allah?"
Firaun berkata: “Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, SEORANG
YANG PENUH DENGAN ROH ALLAH?”
Seorang yang penuh dengan Roh
Allah, artinya; Yusuf adalah Bait Roh Kudus, atau Bait Roh Allah.
1 Korintus 6: 19-20
(6:19) Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu
adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh
dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
(6:20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah
lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Menjadi Bait Roh Kudus menunjukkan
bahwa kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.
Sebagai pembuktian;
1 Petrus 1: 18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus
dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu
bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu
darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan
tak bercacat.
Kita ditebus dari cara hidup
yang sia-sia atau ditebus dari dosa warisan dengan darah yang mahal yaitu
darah Kristus
yang sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda, dan tak bercacat.
Darah Anak Domba yang tak
bernoda dan tak bercacat = darah yang mahal.
Pertanyaannya; Mengapa darah Anak Domba itu mahal (tidak
bernoda dan tak bercacat) ?
Yesaya 53: 7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak
membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti
induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak
membuka mulutnya.
Perhatikan kalimat: “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri
ditindas dan tidak membuka mulutnya”, itu yang membuat darah Yesus tak bercacat,
tidak ternodai oleh dosa.
Tidak membuka mulut artinya
tidak membenarkan diri sekalipun dia benar, dan tidak membalas kejahatan dengan
kejahatan, di situlah letaknya darah Yesus menjadi mahal, darah Yesus tidak
ternodai dengan dosa.
Kalau seseorang masih suka
membela diri, membuka mulut dalam segala situasi menunjukkan bahwa darah yang
mengalir dalam hidupnya masih ditandai dengan noda dosa.
Jenis dosa banyak; kejahatan,
kenajisan, kefasikan, kesombongan keangkuhan, dan lain sebagainya.
Itulah yang membuat darah Yesus
menjadi mahal karena tidak ternodai dengan dosa.
Ibrani 9: 13-14
(9:13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu
jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga
mereka disucikan secara lahiriah,
(9:14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh
Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan
yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari
perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada
Allah yang hidup.
Darah yang tak bercacat dan tak
ternodai dengan dosa = darah yang mahal, berkuasa menyucikan hati nurani kita
dari perbuatan yang sia-sia.
Tujuannya; supaya kita dapat
beribadah kepada Allah yang hidup.
Berarti orang yang beribadah
kepada Allah tanda bahwa hati nuraninya telah disucikan dari hal-hal yang
jahat.
Wahyu 1: 5-6
(1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang
pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi
ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa
kita oleh darah-Nya --
(1:6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu
kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah
kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
Jadi, kita dilepaskan dari dosa
oleh darah Yesus, semata-mata bukan saja untuk beribadah, tetapi selanjutnya untuk
membuat kita suatu kerajaan dan imam-imam bagi Allah dan akan memerintah
sebagai raja = imamat rajani.
Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru
katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu
Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan
kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi
suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka
akan memerintah sebagai raja di bumi."
Menjadi suatu kerajaan dan
menjadi imam-imam bagi Allah (imamat rajani) = kedudukan yang sangat tinggi dan
istimewa.
Itulah kuasa darah Yesus, darah
yang tak bernoda dan tak bercacat cela, dan ini harus menjadi suatu pelajaran
bagi kita.
Biarlah darah yang mengalir
dalam hidup kita tidak ternodai oleh dosa sehingga kehidupan kita tidak
bercacat cela di hadapan Tuhan pada saat Dia datang pada kali yang kedua
sebagai Mempelai Pria Sorga.
Tidak usah membela diri, tidak
usah membuka mulut. Kalau salah akui saja salah. Sedangkan kita benar saja
tetap berdiam diri, apalagi kalau salah.
Ini harus menjadi suatu
pelajaran, supaya darah yang mengalir di dalam hidup kita ini tidak ternodai
dengan segala jenis dosa, kemudian kita tidak bercacat cela pada hari Dia
datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Praktek menjadi Bait Roh Kudus.
1 Korintus 6: 20
(6:20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah
lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
“Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
Jadi, praktek menjadi Bait Roh Kudus ialah; “Muliakanlah Allah dengan
tubuhmu.”
Roma 12: 1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan
Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada
Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Memuliakan Allah dengan tubuh
berarti mempersembahkan tubuh kepada Tuhan sebagai:
-
Persembahan yang hidup.
- Persembahan yang kudus.
- Persembahan yang berkenan kepada Allah.
Inilah ibadah yang sejati.
Keterangan: MEMPERSEMBAHKAN TUBUH SEBAGAI PERSEMBAHAN YANG HIDUP.
Sejenak kita memperhatikan
sidang jemaat di Sardis.
Wahyu 3: 1
(3:1) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di
Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang
itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau
mati!
Kita bersyukur, lewat ibadah
ini keadaan atau hidup rohani kita (kehidupan muda remaja), terlihat dengan
jelas di hadapan Tuhan. Setelah dikoreksi oleh firman yang rahasianya
dibukakan, terlihatlah kondisi rohani kita semua.
Demikian juga sidang jemaat di
Sardis, setelah dikoreksi oleh firman Tuhan, terlihatlah keadaan sidang jemaat
di Sardis,
yaitu: dikatakan hidup, tetapi mati.
Wahyu 3: 2-3
(3:2) Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal
yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati
sempurna di hadapan Allah-Ku.
(3:3) Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah
menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau
tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada
waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.
Penyebab, dikatakan hidup
padahal mati, adalah: tidak satupun dari pekerjaan mereka didapati sempurna
di hadapan Allah.
Pekerjaan yang dipercayakan
oleh Tuhan mungkin banyak, tetapi tidak satu pun dari pekerjaan yang
dipercayakan oleh Tuhan didapati sempurna di hadapan Allah.
Di dalam kandang penggembalaan
ini, kita dipercayakan oleh Tuhan banyak pekerjaan, selain pemimpin pujian,
pembaca firman, singer, kolektan, pemain musik, guru Sekolah Minggu,
multimedia, infokus, bendahara, sekretaris, baik juga live streaming, video internet Youtube, video internet Facebook, juga
kita mengelola Buli-Buli Emas Berisi
Manna, untuk pemberitaan firman secara tertulis, baik lewat
media cetak majalah, baik lewat media elektronik via internet (blogspot.com.)
Begitu banyak pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan.
Tetapi kalau semuanya itu tidak
sempurna dikerjakan di hadapan Tuhan, maka kehidupan rohani kita di hadapan
Tuhan seperti hidup padahal mati.
Orang yang melayani itu
rohaninya seperti hidup, tetapi kalau melayani dengan tidak sempurna = mati di
hadapan Tuhan. Oleh sebab itu hati-hati kalau kita bekerja hanya untuk dilihat
manusia, dengan kata lain bekerja asal-asalan = kelihatan hidup padahal mati,
inilah pekerjaan yang tidak sempurna.
Yang sudah melayani Tuhan
berusaha untuk memperhatikan pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan tidak boleh
dikerjakan dengan asal-asalan. Supaya jangan terlihat hidup padahal mati.
2 Korintus 3: 2-6
(3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis
dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat
Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan
Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada
loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
(3:4) Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah
oleh Kristus.
(3:5) Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup
untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak,
kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.
(3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi
pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang
tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh
menghidupkan.
Ketika firman itu telah
dituliskan oleh Roh Tuhan di dalam loh-loh daging (ditukik dalam hati) = pelayanan
yang hidup atau menikmati pelayanan Roh, sebab huruf itu mati, Roh lah
yang menghidupkan.
Berarti kita hidup oleh firman
dan firman itu hidup di dalam hidup kita untuk menopang segala pekerjaan Allah,
sesuai dengan Ibrani 1: 3.
Pekerjaan Allah tidak akan
selesai kalau tidak ditopang oleh firman. Jadi firman harus sampai mendarah
daging, dimeteraikan oleh Roh Kudus, itulah yang disebut menikmati ibadah dan
pelayanan Roh.
Seperti huruf-huruf yang
tertulis dalam dua loh batu, itu ibadah lahiriah, itu mematikan.
Maka kalau hanya mengerti
firman tetapi firman itu tidak sampai termeterai dalam loh-loh daging, maka
orang seperti ini tidak akan bisa mengerti pekerjaan Tuhan.
Sedangkan ibadah liturgis sama
seperti huruf-huruf yang tertulis pada dua loh batu = mati. Roh itu yang menghidupkan.
Yeremia 31: 33-34
(31:33) Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan
dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan
menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka;
maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.
(31:34) Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya
atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka
semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab
Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa
mereka."
Kalau firman itu telah ditulis
dalam loh-loh daging (ditukik di dalam hati), maka ia tidak perlu diajar untuk
mengenal Allah, dan tidak perlu diajar untuk mengerjakan pekerjaan Allah.
Jadi, firman itu betul-betul berkuasa
untuk menopang pekerjaan Allah.
Selama firman itu belum
berkuasa di dalam hidup seseorang, sampai kapan pun dia tidak akan mengenal
Allah, sampai kapan pun dia tidak mengerti bahkan tidak peduli dengan pekerjaan
Allah, sama seperti orang yang punya mata tetapi tidak melihat, punya telinga
tetapi tidak mendengar = bebal.
Yeremia 31: 31-32
(31:31) Sesungguhnya, akan datang waktunya,
demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan
kaum Israel dan kaum Yehuda,
(31:32) bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan
dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa
mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari,
meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN.
Perjanjian yang baru = firman
Allah telah dimeteraikan di dalam loh daging, ditukik dalam hati = hidup.
Sedangkan perjanjian Lama sama
seperti huruf yang tertulis dalam dua loh batu = berada di bawah hukum Taurat =
mati.
Sehingga kalau kita perhatikan
di sini, perjanjian Allah itu telah mereka ingkari meskipun Allah menjadi tuan
yang berkuasa atas mereka, mereka banyak melanggar hukum-hukum, menunjukkan
firman itu belum mendarah daging.
Keterangan: MEMPERSEMBAHKAN TUBUH SEBAGAI PERSEMBAHAN YANG KUDUS.
1 Petrus 1: 16
(1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku
kudus.
“Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”
Ukuran kekudusan itu bukan menurut
pemikiran manusia, melainkan sesuai dengan kekudusan Allah.
Imamat 11: 44-45
(11:44) Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, maka haruslah
kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini
kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang
mengeriap dan merayap di atas bumi.
(11:45) Sebab Akulah TUHAN yang telah menuntun kamu
keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku
ini kudus.
Syarat untuk menguduskan diri;
jangan menajiskan diri dengan binatang-binatang yang haram.
Selanjutnya, orang yang hidup
kudus menunjukkan bahwa dia sangat menghargai darah penebusan. Bangsa Israel
dibawa keluar dari tanah Mesir oleh karena darah Anak Domba Paskah.
Jadi, orang yang hidup suci dengan
ukuran kekudusan Allah menunjukkan bahwa ia menghargai darah penebusan.
Imamat 11: 2-3
(11:2) "Katakanlah kepada orang Israel, begini:
Inilah binatang-binatang yang boleh kamu makan dari segala binatang
berkaki empat yang ada di atas bumi:
(11:3) setiap binatang yang berkuku belah,
yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak boleh kamu
makan.
Binatang yang boleh dimakan
(tidak haram), yaitu; kuku belah, yang kukunya bersela panjang dan yang memamah
biak.
Imamat 11: 4-7
(11:4) Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari
yang memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang
memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:5) Juga pelanduk, karena memang memamah
biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:6) Juga kelinci, karena memang memamah
biak, tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu.
(11:7) Demikian juga babi hutan, karena memang
berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram
itu bagimu.
Unta, pelanduk,
kelinci, memang memamah biak tetapi tidak
berkuku belah dua, dan bersela panjang = haram/tidak boleh dimakan.
Sebaliknya, babi hutan,
memang berkuku belah dan bersela panjang tetapi tidak memamah biak
= haram, tidak boleh dimakan.
-
Memamah biak, artinya; merenungkan
firman Tuhan siang dan malam, sama seperti lembu sapi; siang hari makan rumput,
malam hari dikunyah lagi sampai memperoleh sari-sarinya, sampai firman itu
mendarah daging.
-
Sedangkan berkuku belah dua, bersela panjang, artinya; melayani
Tuhan sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan
Tuhan.
Kesimpulannya; hidup kudus,
berarti merenungkan firman Tuhan siang dan malam, serta melayani Tuhan sesuai
dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan.
Jadi, ukuran hidup kudus itu terletak
pada diri Allah, bukan menurut ukuran manusia; berarti merenungkan Firman Tuhan
selanjutnya melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan
yang dipercayakan Tuhan.
Percuma melayani tetapi tidak
menghargai firman Tuhan. Sebaliknya, percuma juga mengerti firman tetapi tidak melayani
Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Biarlah kita mengukur kekudusan
ini menurut apa yang sudah kita terima malam ini.
Keterangan: MEMPERSEMBAHKAN TUBUH SEBAGAI PERSEMBAHAN YANG BERKENAN.
Matius 3: 17
(3:17) lalu terdengarlah suara dari sorga yang
mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
berkenan."
Dikenan, berarti; Allah
mengasihi Dia. Sebaliknya, dikasihi tanda dikenan oleh Allah.
Kita lihat; ORANG YANG
DIKENAN TUHAN.
Ibrani 12: 5-8
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang
berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah
anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya;
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang
dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran;
Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak
dihajar oleh ayahnya?
(12:8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang
harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
Orang yang dikasihi itu adalah
orang yang mau menanggung ganjaran = menyangkal diri dan memikul salibnya.
Oleh sebab itu, jangan anggap
enteng didikan Tuhan, kemudian jangan juga putus asa bilamana kita harus sangkal
diri dan memikul salib. Jadi, orang yang
menyangkal diri dan memikul salibnya adalah orang yang dikasihi, sedangkan
salib yang harus kita pikul itu merupakan didikan Tuhan.
Jadi teguran dan hajaran itulah
didikan Tuhan, tidak perlu putus asa.
Matius 3: 14-16
(3:14) Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya:
"Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang
kepadaku?"
(3:15) Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya:
"Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan
seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
(3:16) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air
dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti
burung merpati turun ke atas-Nya,
Yesus menggenapkan seluruh
kehendak Allah lewat baptisan air yang berbicara soal pengalaman kematian.
Oleh karena kematian Yesus
Kristus di atas kayu salib, maka seluruh kehendak Allah tergenapi, seluruh
kehendak Allah terangkum di dalam Salib.
Itu sebabnya Bapa sangat
mengasihi Anak, berkenan kepada Anak.
Kalau saat ini kita,
diperkenankan untuk melangsungkan Ibadah Kaum Muda Remaja, tanda bahwa Tuhan
mengasihi kita.
Siapa orang yang mengasihi
Tuhan? Adalah orang yang menerima didikan lewat salib , sebab Yesus
menggenapkan seluruh kehendak Allah di atas kayu salib, Dia mati di atas kayu
salib.
Ciri-ciri orang yang menggenapkan seluruh kehendak
Allah di atas kayu salib: “Roh Allah seperti burung merpati turun ke
atas-Nya”
Roma 14: 16-18
(14:16) Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah
kamu biarkan difitnah.
(14:17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal
makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita
oleh Roh Kudus.
(14:18) Karena barangsiapa melayani Kristus dengan
cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.
Kerajaan Sorga bukan soal
makanan dan minuman tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita,
sedangkan tiga hal ini dikerjakan oleh Roh Kudus.
Ibadah dan pelayanan ini adalah
kegiatan Roh, di sinilah Allah bertakhta. Maka biarlah kita melayani Tuhan
dengan sistim Kerajaan Sorga supaya kita dikenan oleh Allah dan dihormati
manusia.
Di dalam Injil Matius 3: 16,
Yohanes Pembaptis melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya.
Jadi, kebenaran, damai
sejahtera dan sukacita dikerjakan oleh Roh Kudus. Dan kita saat ini berada
dalam kegiatan Roh, di situlah ada kebenaran, damai sejahtera, dan
sukacita, sebagaimana Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasnya.
Ciri-ciri Bait Roh Kudus.
1 Korintus 3: 12-16
(3:12) Entahkah orang membangun di atas dasar ini
dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,
(3:13) sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan
nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api
dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
(3:14) Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan
uji, ia akan mendapat upah.
(3:15) Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita
kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
(3:16) Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait
Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
Tahan terhadap nyala api
sebagai ujian, karena Bait Roh Kudus itu sendiri terbuat dari emas, perak, dan
batu permata.
Kita bandingkan dengan ...
Wahyu 21: 16-21
(21:16) Kota itu bentuknya empat persegi,
panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua
belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.
(21:17) Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat
puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat.
(21:18) Tembok itu terbuat dari permata yaspis;
dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.
(21:19) Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan
segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu
nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud,
(21:20) dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam
batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril,
yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas
batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung.
(21:21) Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua
belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan
jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening.
Kalau kita amati dari apa yang
kita baca ini, bangunan yang terbuat dari emas, perak dan batu permata itulah
Yerusalem baru, sifatnya kekal = tahan uji.
Jadi setelah langit yang baru,
bumi yang baru dan laut tidak ada, maka Yerusalem yang baru, kota yang kudus,
turun dari Allah.
Sekarang kita lihat satu per
satu.
Tentang: BATU PERMATA.
Wahyu 21: 18-20
(21:18) Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota
itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.
(21:19) Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan
segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu
nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu
zamrud,
(21:20) dasar yang kelima batu unam, dasar yang
keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang
kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang
kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang
kedua belas batu kecubung.
Jadi, tembok dari Yerusalem
baru itu terbuat dari 12 batu permata, antara lain; batu permata yaspis, batu nilam, batu mirah, batu zamrud,
batu unam, batu sardis, batu ratna cempaka, batu beril,
batu krisolit, batu krisopras, batu lazuardi dan batu kecubung.
Kita dapat melihat batu permata
yaspis dalam Wahyu 21: 11.
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan
cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis,
jernih seperti kristal.
Kota Yerusalem baru penuh
dengan kemuliaan Allah sebab terangnya bercahaya bagaikan permata yaspis,
jernih seperti kristal.
Kristal = transparan, berarti;
luar dalam sama atau tampil apa adanya -> orang yang jujur dan polos,
itulah Yerusalem yang baru, disebut juga pengantin perempuan, mempelai Anak
Domba, itulah gunung Sion, penuh dengan kemuliaan Allah.
Kalau hidup seperti ini tidak
mudah terpengaruh oleh hal-hal yang tak suci, sanggup melewati ujian, bentuk
apapun ujian itu.
Beda dengan Adam dan Hawa;
ketika mereka jatuh dalam dosa, mereka menjadi takut. Tandanya apa? Bersembunyi
dari Allah (ada dosa yang disembunyikan).
Beda dengan orang yang terangnya
bercahaya (tidak ada yang disembunyikan), dia siap menerima resiko apapun. Kalau
terangnya tidak bercahaya lagi, dia takut terhadap resiko karena dosa.
Inilah Yerusalem baru yang
terbuat dari permata yaspis.
Kemudian, kelebihan orang yang
jujur dan polos adalah berkobar-kobar untuk melayani Tuhan.
Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan
cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata
yaspis, jernih seperti kristal.
Permata yaspis itu disebut juga
permata yang paling indah. Kalau seseorang berkobar-kobar untuk melayani Tuhan,
ini suatu penglihatan yang hebat, bagaikan permata yang paling indah.
Jadi, motor penggerak sehingga
seseorang berkobar-kobar dalam melayani Tuhan adalah kejujuran, kepolosan,
sebab orang yang jujur dan polos dipimpin oleh ketulusan hatinya.
Siapa yang tulus hati? Adalah
orang yang diutus. Utusan Tuhan itu bagaikan domba di tengah serigala, tetapi
Tuhan memberi pesan kepada utusan Tuhan; tuluslah
seperti merpati, cerdiklah seperti ular. Sehingga kehidupan yang
berkobar-kobar, sungguh-sungguh melayani Tuhan, indah di pemandangan Tuhan.
Tentang: EMAS.
Wahyu 21: 18
(21:18) Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan
kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.
Emas tulen -> kemurnian .
1 Petrus 1: 6-7
(1:6) Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang
ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
(1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan
kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang
fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh
puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan
diri-Nya.
Maksud dan tujuan dari nyala
api siksaan sebagai ujian ialah untuk membuktikan kemurnian iman.
Tujuan dari nyala api siksaan
sebagai ujian: untuk menampilkan kadar rohaninya di hadapan Tuhan.
Ada emas dengan kadar 18 karat,
22 karat, 23 karat, ada 24 karat, tergantung nyala api siksaan (ujian) yang dia
lewati. Pendeknya, kadar rohani dan kemurnian tergantung nyala api siksaan,
kemurnian itu terkandung nyala api siksaan.
Oleh sebab itu di sini
dikatakan; “Bergembiralah akan hal itu,
sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai
pencobaan.”
Berbagai-bagai pencobaan
berarti ujian itu silih berganti; ujian pertama belum selesai, muncul ujian
kedua. Ujian kedua belum selesai, muncul ujian ketiga, namun semuanya itu untuk
membuktikan kemurnian iman.
Kalau seseorang melayani tanpa
nyala api siksaan, itu bukan orang yang mau hidup beribadah, sesuai dengan
suratan Timotius. Pendeknya, ibadah = kemurnian.
1 Petrus 1: 7
(1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan
kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang
fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh
puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan
diri-Nya.
Iman yang telah dimurnikan itu jauh
lebih tinggi nilainya dari pada segala sesuatu yang ada di muka bumi ini =
berarti kita berharga di mata Tuhan.
Yerusalem baru, kota yang
kudus, itulah gunung Sion, gambaran dari pengantin perempuan mempelai Anak
Domba, sangat berharga di mata Tuhan.
Jadi, apa yang membuat
seseorang berharga, bernilai tinggi ? jawabnya adalah; Iman yang dimurnikan.
Emas tetaplah emas sekalipun
dia berada di lumpur, dia tidak akan pernah berubah menjadi lumpur = berharga.
Dia tidak bisa dipengaruhi oleh situasi, keadaan, tidak bisa dipengaruhi oleh
hal-hal yang tidak suci, sifatnya kekal, seperti batu permata. Tidak bersungut-sungut
saat menghadapi nyala api siksaan.
Tentang: PERAK -> ketebusan.
Wahyu 21: 16-17
(21:16) Kota itu bentuknya empat persegi,
panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu:
dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.
(21:17) Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat
puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat.
Bentuk dari kota Yerusalem baru
adalah empat persegi; panjang sama dengan lebarnya dan tingginya.
Ketika kota itu diukur dengan
tongkat; panjang dan lebarnya dan tingginya, dua belas ribu stadia.
Kalau 12.000 X 3 = 48.000, dikali
3 = 144.000 stadia.
Kita lihat ukuran 144.000
Wahyu 14: 1-3
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba
berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat
ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit
bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang
kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di
hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang
pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh
empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
144.000 orang berdiri di bukit
Sion. Inilah orang-orang yang ditebus dari bumi.
Di sini kita melihat; di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama
Bapa-Nya menunjukkan bahwa mereka adalah milik kepunyaan Allah yang telah
dimeteraikan.
Menerima meterai Allah, menunjukkan bahwa kita adalah milik
kepunyaan Allah.
Kemudian, mereka menyanyikan suatu nyanyian
baru (tidak ada seorang pun yang dapat mempelajari
nyanyian itu selain 144.000 orang yang ditebus dari bumi), menunjukkan adanya
suatu persekutuan yang indah dengan Tuhan, seperti orang yang berlogat ganjil (berbahasa
asing), bahasa Roh.
Dan tidak ada orang yang dapat mengerti
bahasa Roh selain orang itu sendiri dengan Tuhan.
Bangunan itu terbuat dari
perak. Menunjuk kepada; orang yang telah ditebus dari bumi, jumlah mereka 144.000,
yang juga ukuran dari Yerusalem baru.
Di dahi mereka ada tertulis
nama-Nya dan nama Bapa-Nya -> milik kepunyaan Allah yang telah dimeteraikan.
Kemudian ada suatu persekutuan yang indah dengan Tuhan, seperti orang yang
berlogat ganjil.
Wahyu 14: 4-5
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak
mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama
seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke
mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai
korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
(14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat
dusta; mereka tidak bercela.
Bukti bahwa mereka telah
ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi
Anak Domba:
-
“Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan
dirinya dengan perempuan-perempuan”, artinya; tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging, sebab
mereka itu murni seperti perawan.
Murni seperti
perawan = suci di atas suci. Mereka itu betul-betul menjaga kekudusan.
-
“Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba
itu ke mana saja Ia pergi”, = sangkal diri dan
pikul salibnya, sebagai syarat mengikuti Tuhan.
-
“Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta” -> hidup dalam Roh dan memberi diri dipimpin Roh.
-
“Mereka tidak bercela”, artinya; darah yang mengalir di dalam hidup mereka tidak ternodai
dengan segala jenis dosa, baik itu kejahatan, kefasikan, kesombongan,
keangkuhan, dan kenajisan.
Inilah bangunan atau Bait Roh
suci yang terbuat dari perak. Betul-betul sifatnya kekal (tahan uji).
Tidak mencemarkan dirinya dengan
perempuan, kemudian mereka adalah orang yang mengikuti Anak Domba, kemudian
mereka tidak terdapat dusta dan mereka tidak bercela. Itulah Bait Roh Suci.
Itulah pribadi Yusuf, telah melewati nyala api siksaan sebagai ujian.
Ketika dia berada di rumah
ayahnya, Yakub, dia difitnah oleh 11 saudaranya. Kemudian dia ditangkap,
dibuang dan dibawa ke Mesir dan dimasukkan ke dalam liang tutupan (penjara). Bukan
karena dia salah, tetapi karena dia tidak tergoda dengan
dosa kenajisan sekalipun dia digoda oleh isteri
Firaun.
Setelah difitnah di rumah
ayahnya, difitnah juga di Mesir, sebelum menjadi mangkunegara, orang nomor dua di Mesir.
Jadilah Yusuf Yusuf di akhir zaman, menjadi Bait Roh Suci, berarti bangunan
itu terbuat dari batu permata, emas dan perak.
Hari-hari ini adalah hari yang
jahat dan sukar, artinya pengaruh dosa sangat besar. Jadilah Bait Roh Suci, yaitu
Yerusalem baru, itulah gunung Sion, pengantin perempuan mempelai Anak Domba.
1 Korintus 6: 16-18
(6:16) Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang
mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab,
demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging."
(6:17) Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada
Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
(6:18) Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa
lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang
melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.
Karena kita ini adalah Bait Roh
Suci, biarlah kita mengikatkan diri dengan Roh Tuhan = menjadi Bait Roh Suci
dengan demikian terlepas dari perempuan cabul = terlepas dari dosa kenajisan,
tidak ditunggangi lagi dengan kenajisan. Itulah Bait Roh Suci. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment