IBADAH DOA PENYEMBAHAN 17 JANUARI 2018
(Seri 137)
Subtema: KORBAN PENDAMAIAN.
Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera,
salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, kita patut bersyukur kepada
Tuhan karena Tuhan masih izinkan kita untuk memelihara dan mengusahakan ibadah
dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini, terkhusus malam ini lewat ibadah doa
penyembahan.
Sebelum membawa hidup kita
rendah dibawah kaki salib Tuhan, terlebih dahulu kita perhatikan firman
penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan, dari surat yang dikirim oleh Rasul
Paulus kepada jemaat di Kolose pasal satu ayat 29, ayat yang terakhir
dari pasal 1, dan kiranya di minggu yang akan datang kita boleh
menikmati kemurahan Tuhan dari Kolose pasal 2.
Kolose 1:29
(1:29) Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan
segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.
Rasul Paulus berusaha bahkan
bergumul dalam hal memberitakan pribadi Yesus Kristus yang disalibkan. Jadi, nasihat
dan
ajaran Rasul Paulus kepada
tiap-tiap orang topiknya adalah pribadi Yesus Kristus yang disalibkan.
Sebetulnya berita ini suatu
batu sandungan untuk orang-orang Yahudi dan suatu kebodohan untuk
orang-orang yang bukan Yahudi, sesuai dengan 1 Korintus 1:22-24.
Tetapi dalam hal ini Rasul
Paulus tetap berusaha, berjuang, bahkan bergumul untuk memberitakan pribadi
Yesus Kristus yang disalibkan itu.
2 Korintus 5:18-20
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan
perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah
mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
(5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya
oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
(5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus,
seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus
kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Sebagai seorang utusan Tuhan
kepada Rasul Paulus dipercayakan pelayanan pendamaian atau berita pendamaian,
yaitu berita tentang Kristus yang disalibkan itu.
Itu sebabnya, nasihat
dan ajaran Rasul Paulus kepada
tiap-tiap orang topiknya adalah pribadi Yesus Kristus yang disalibkan itu.
2 Korintus 5:21
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya
menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Dia yang benar dijadikan dosa
karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Kesimpulannya;
menjadi korban untuk membenarkan orang lain.
Ibrani 7:25-27
(7:25) Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan
sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup
senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
(7:26) Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita
perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda,
yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada
tingkat-tingkat sorga,
(7:27) yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang
setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu
barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk
selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.
Tugas dari seorang Imam Besar
ialah menjadi pengantara, berarti Ia harus mempersembahkan diri-Nya sebagai
korban.
1 Timotius 2:5-6
(2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang
menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
(2:6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan
bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
Yesus Kristus, Dialah Allah
yang menjadi manusia, Dia ditetapkan menjadi pengantara antara Allah dan
manusia.
Sebagai pengantara berarti Ia
telah menyerahkan diri-Nya, sebagai tebusan bagi semua manusia.
Yang telah ditetapkan menjadi imam-imam
di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini harus menjadi pendamaian
dosa, harus mau jadi pengantara antara Allah dan manusia.
1 Timotius 2:7
(2:7) Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan
sebagai pemberita dan rasul -- yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta --
dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran.
Untuk kesaksian itulah Rasul
Paulus diutus atau ditetapkan sebagai pemberita dan Rasul (penginjil
dan pengajar) untuk orang-orang yang bukan Yahudi, dia mengatakan itu dengan benar, tidak dusta.
Ibrani 5:1-2
(5:1) Sebab setiap imam besar, yang dipilih dari
antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah,
supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.
(5:2) Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil
dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,
Sebagai seorang imam besar, dipilih dari antara manusia, dan ditetapkan sebagai
pengantara supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa
sesamanya.
Kemudian, ia harus mengerti orang
jahil, dan orang sesat = tidak tergembala.
Kalau kita sadar sebagai orang
yang berdosa yang mendapat kemurahan, maka harus dengan rela menjadi pelayan pendamaian, membawa
berita pendamaian = menjadi
korban = mengerti orang lain.
Ibrani 4:14-15
(4:14) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar
Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita
teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
(4:15) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam
besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya
sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Sehingga sebagai Imam Besar Dia
turut merasakan apa yang dialami oleh manusia (kelemahan-kelemahan kita), Dia
sangat mengerti orang jahil, mengerti orang sesat, (tidak
tergembala), hanya ketika Dia dicobai, ketika Dia harus menanggung penderitaan
yang tidak harus Ia tanggung, Ia tidak berbuat dosa. Itulah pribadi Yesus,
Dialah Allah yang menjadi manusia.
Ibrani 2:18
(2:18) Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita
karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Jadi, rumus untuk dapat
menolong dan membenarkan orang lain adalah rela menjadi korban.
Orang yang tidak mau berkorban,
ia tidak pernah merasakan penderitaan orang lain, bagaimana mungkin orang yang
semacam ini dapat menolong orang lain?
Melayani tapi dalam keadaan
tawar hati, tidak dapat merasakan apa yang dialami orang lain.
Kalau hanya mengerti diri
sendiri, mengerti orang baik saja, berarti belum layak menjadi pengantara,
belum layak menjadi pelayan pendamaian atau membawa berita pendamaian.
Kalau hanya mengerti diri
sendiri tidak mengerti orang lain = menggemukkan diri, resikonya nanti batang
lehernya patah, tidak ada lagi persekutuan yang indah dengan Tuhan = tanpa
penyerahan = tanpa penyembahan.
Tetapi, saudara sendiri melihat
kita sedang berjuang untuk itu, di dalam kekurangan kita belajar untuk memberi,
kita memberi bukan dari kelebihan yang kita punya, kita memberi dari segala
kekurangan, karena kita telah ditetapkan untuk menjadi pengantara, untuk
selama-lamanya di hadapan Tuhan.
Sekali lagi, rumus untuk
menolong dan membenarkan orang lain adalah terlebih dahulu menderita karena
pencobaan, dengan demikian ia dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain,
mengerti orang jahil, mengerti orang yang sesat. Kalau tidak mau jadi korban,
orang yang semacam ini tidak akan pernah mengerti orang lain, sebaliknya ia
lebih suka memperhatikan dirinya dan mengorbankan orang lain.
Jangan lari dari tanggung
jawab, jangan bebankan tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan kepada orang
lain, supaya kita dipercaya untuk membawa berita pendamaian ini, dimanapun kita
diutus oleh Tuhan.
Ibrani 2:16-17
(2:16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat
yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
(2:17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus
disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh
belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh
bangsa.
Yesus Dia Allah yang menjadi
manusia, tujuannya,
supaya Ia menjadi Imam Besar,
karena dengan demikianlah Dia dapat merasakan, Dia mengerti orang jahil, Dia
mengerti orang sesat.
Darah Yesus tercurah bukan
untuk malaikat, sebab roh tidak memerlukan darah, yang membutuhkan korban
Kristus adalah orang sesat, orang jahil, orang yang berdosa.
Sebagai Imam Besar:
-
Ia menaruh belas kasihan kepada kita (kepada manusia).
Ia sangat mengerti
orang jahil, Ia sangat mengerti orang sesat.
-
Ia setia kepada Allah untuk menjadi pengantara.
Dua hal ini sangat penting untuk
diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Sebab itu adalah syarat untuk menjadi imam/pelayan
Tuhan.
Lebih jauh...
Ibrani 7:24-26
(7:24) Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya,
imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain.
(7:25) Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan
sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup
senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
(7:26) Sebab Imam Besar yang demikianlah yang
kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari
orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
Yesus Kristus ditetapkan
sebagai Imam Besar untuk selama-lamanya, maka imamat-Nya tidak dapat beralih
kepada orang lain, pengorbanan-Nya tidak dapat diwakilkan oleh siapapun.
Yang pertama.
-
Ia saleh, berarti jujur (tampil apa adanya), dan
takut akan Tuhan.
-
Tanpa salah, berarti tidak perbuatan atau tindakan yang sifatnya
menyakiti hati Tuhan.
-
Tanpa noda, berarti tidak dipengaruhi dosa = tidak dapat
dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci.
-
Terpisah dari orang yang berdosa.
Jadi, wajar saja korban-Nya
tidak dapat diwakilkan oleh siapapun.
Yang kedua.
Lebih tinggi dari tingkat-tingkat sorga.
Ibrani 4:14
(4:14) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar
Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah,
baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
Yesus Kristus, Dia Imam Besar
Agung, Ia telah melintasi semua langit, berarti betul-betul Ia lebih
tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga.
Saudaraku, dalam kesempatan, ibadah
raya minggu, saya pernah mengatakan; “Seindah indah dan semewah-mewahnya
kerajaan sorga, tidak ada artinya jika suatu takhta tidak ada di dalamnya.
Sebab Ia lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga = Ia telah melintasi
semua langit.”
Langit
= cakrawala = takhta Allah.
Sebetulnya,
ini berbicara tentang kebenaran
yang sejati -> pada salib, sebab
di luar salib tidak ada lagi
kebenaran.
Ibrani 9:11
(9:11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar
untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang
lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia,
-- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --
Sekarang kita mempunyai Imam
Besar Agung, yang lebih tinggi dari tingkat-tingkat sorga, sebab Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih
sempurna, tubuh-Nya sendiri
yang Ia persembahkan sebagai korban dan persembahan di atas kayu salib, untuk
menebus dosa manusia.
Maka di muka tadi sudah saya katakan, kebenaran yang sejati
terletak pada salib, di luar salib tidak ada kebenaran.
Ibrani 10:20
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan
yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
Tabir -> pribadi Yesus Kristus yang telah mengalami
perobekan, penyaliban terhadap daging dengan sempurna.
Kebenaran dari salib
lebih tinggi dari tingkap-tingkap sorga, dan lebih sempurna, yang bukan buatan tangan manusia (kebenaran diri
sendiri).
Ibrani 12:20
(12:20) sebab mereka tidak tahan mendengar perintah
ini: "Bahkan jika binatang pun yang menyentuh gunung, ia harus dilempari
dengan batu."
Pelayanan imamat Lewi tidak sempurna,
sebab jika binatang menyentuh gunung itu harus dilempari dengan batu.
Dilempari dengan batu, artinya;
kejahatan dibalas kejahatan, tidak diberi kesempatan untuk berubah.
Tetapi puji Tuhan kita sekarang
mempunyai Imam Besar Agung, Yesus Kristus, Dia sangat mengerti orang jahil dan orang sesat dia merasakan
kelemahan-kelemahan kita.
Ibrani 12:21
(12:21) Dan sangat mengerikan pemandangan itu,
sehingga Musa berkata: "Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar."
Akan ada suatu pemandangan yang
sangat mengerikan kalau melayani menurut imamat Lewi karena berada di bawah
pengaruh hukum Taurat , yaitu: “Mata ganti mata, gigi ganti gigi” =
kejahatan dibalas dengan kejahatan.
Menakutkan sekali dan kita
tentu gemetar karena tidak ada jaminan untuk memperoleh penebusan dosa, ibadah
seperti ini sangat mengkhawatirkan, karena tanpa jaminan.
Kita dipanggil oleh
karena darah Yesus, maka kita juga harus berpadanan dengan panggilan itu,
menghargai korban Kristus, selanjutnya dipilih untuk melayani Dia.
Orang yang sudah merasakan
kemurahan Tuhan, tidak boleh egois, melainkan murah hati.
Ibrani 12:22-24
(12:22) Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion,
ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat,
suatu kumpulan yang meriah,
(12:23) dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang
namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan
kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,
(12:24) dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian
baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari
pada darah Habel.
Kita patut bersyukur, sebab
kita memiliki Imam Besar Agung, yang menjadi pengantara Perjanjian Baru,
darah-Nya lebih kuat dari pada darah Habel, yang berkuasa menempatkan kita di gunung Sion.
Persamaan berada di gunung
Sion, antara lain:
-
Kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang
meriah.
-
Kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya
terdaftar di sorga.
-
Kepada Allah, yang menghakimi semua orang.
-
Kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi
sempurna.
-
Kepada Yesus, pengantara Perjanjian Baru.
-
Kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat
dari pada darah Habel.
Pendeknya,
berada di bukit Sion menunjukkan bahwa kita menjadi milik kepunyaan Allah. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment