IBADAH RAYA MINGGU, 28 JANUARI
2018
(Seri 41)
“KITAB WAHYU”
Subtema: SUNYI SENYAPLAH DI SORGA.
Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera
di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah mempersekutukan kita malam
ini dan seterusnya sampai Tuhan datang pada kali yang kedua, yaitu di dalam
pesta nikah Anak Domba sebagai sasaran akhir dari ibadah dan
pelayanan di atas muka bumi
ini.
Saya juga menyapa anak-anak
Tuhan, hamba-hamba Tuhan di dalam negeri maupun di luar negeri supaya boleh
bersama-sama kita menikmati pemberitaan firman Tuhan.
Kita kembali memperhatikan
firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian dari kitab Wahyu.
Wahyu 8: 1
(8:1) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai
yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah
jam lamanya.
Ketika Anak Domba itu membuka
meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga kira-kira setengah jam
lamanya.
“Anak Domba membuka meterai yang ketujuh”, sebelumnya kita telah
melihat enam meterai yang dibuka di dalam Wahyu 6, dan itu sudah
diterangkan.
Mari kita lihat meterai yang
pertama sampai dengan meterai yang keenam;
- Meterai yang
pertama tentang kuda putih ... Wahyu 6: 1-2.
- Meterai yang kedua
tentang kuda merah padam ... Wahyu 6: 3-4.
-
Meterai yang ketiga tentang kuda hitam ... Wahyu 6:
5-6.
-
Meterai yang keempat tentang kuda hijau kuning ... Wahyu
6: 7-8.
-
Meterai yang kelima tentang orang-orang yang mati
sahid ... Wahyu 6: 9-11.
-
Meterai yang keenam tentang gempa bumi yang dahsyat
yang akan terjadi, kemudian menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab ... Wahyu
6: 12-17.
-
Meterai yang ketujuh tentang ada dua hal yang terjadi
dan kedua-duanya saling bertolak belakang, yaitu;
Yang pertama; sunyi senyaplah di sorga, menunjuk kepada hari
perhentian yang memberi suatu ketenangan dan kedamaian yang tak terlukiskan
dengan kata-kata ...Wahyu 8: 1-5.
Yang kedua; penghukuman dari tujuh sangkakala yang ditiup oleh
tujuh malaikat terhadap orang-orang yang tidak menghargai Anak Domba, yaitu
firman yang menjadi daging.
Kita kembali memperhatikan
kalimat: “Maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.”
Ini terjadi berkenaan dengan pembukaan
meterai yang ketujuh. Pembukaan meterai adalah pekerjaan dari Allah Roh Kudus,
sedangkan puncak dari kegiatan Roh Kudus adalah sunyi senyap, yaitu suatu
perhentian penuh, dengan ketenangan dan kedamaian yang tidak dapat dilukiskan
oleh kata-kata.
Maka di hari-hari terakhir ini
sunyi senyap itu harus terjadi dan anak-anak Tuhan (gereja Tuhan) harus
mengalaminya. Oleh sebab itu anak-anak Tuhan harus ada waktu untuk mengalami
sunyi senyap, yaitu suatu perhentian penuh untuk memperoleh suatu kabar atau
berita yang besar dari Tuhan, dari sorga turun ke bumi.
Lukas 2: 8-10
(2:8) Di daerah itu ada gembala-gembala yang
tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
(2:9) Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di
dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat
ketakutan.
(2:10) Lalu kata malaikat itu kepada mereka:
"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan
besar untuk seluruh bangsa:
Gembala-gembala yang sedang
berjaga-jaga mendapat suatu berita besar dari sorga untuk seluruh bangsa yaitu
tentang kelahiran Juru selamat, Yesus Kristus. Berita itu mereka terima pada
waktu malam, berarti waktu sunyi senyap = waktu perhentian. Perhentian penuh.
Lukas 10: 38-40
(10:38) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam
perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta
menerima Dia di rumahnya.
(10:39) Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang
bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan
perkataan-Nya,
(10:40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia
mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa
saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu
aku."
Juga Maria mendapatkan berita
yang besar dari sorga turun ke bumi karena ia duduk dekat kaki Tuhan atau
berada di bawah kaki Tuhan, berarti dalam hal ini Maria memberi waktu untuk
sunyi senyap, sedang Marta sibuk melayani, sehingga tidak ada waktu untuk sunyi
senyap, tidak ada waktu untuk hari perhentian penuh dengan Tuhan.
Jadi, roh yang tidak ada hari perhentian itu bukan berasal
dari Tuhan, melainkan berasal dari Iblis atau Setan, yang membuat manusia
sibuk.
Kalau seseorang dapat menahan
diri terhadap dosa dusta dan dosa yang lainnya, Setan akan menggunakan cara
yang lain, yaitu dengan kesibukan-kesibukan. Bukan Setan namanya kalau Setan tidak
berusaha menjatuhkan anak-anak Tuhan.
Jadi roh yang tidak ada hari
perhentian itu bukan berasal dari Tuhan, melainkan berasal dari Iblis atau
Setan.
Sebagaimana dalam kitab Ayub,
Setan itu jalan sana, jalan sini, tidak ada hari perhentian, tidak ada waktu
untuk sunyi senyap.
Ayub 1: 6
(1:6) Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah
menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis.
Saat ini kita sedang menghadap
takhta kasih karunia lewat Ibadah Raya Minggu. Bukan hanya anak-anak Tuhan yang
menghadap takhta Allah, tetapi di tengah-tengahnya juga ada Iblis/Setan
menggoda. Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, jangan diabaikan.
Hati-hati.
Ayub 1: 7
(1:7) Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis:
"Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari
perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."
Ketika Iblis atau Setan menghadap
takhta Allah (ada di hadapan Tuhan).
Tuhan bertanya kepada Iblis: “Dari mana engkau?”, kemudian Iblis
menjawab: “Dari perjalanan mengelilingi
dan menjelajah bumi.”
Berarti, sudah sangat jelas Iblis
jalan ke sana, jalan ke sini, tidak ada hari perhentian bagi dia.
“Waktu anak-anak Allah
menghadap takhta Tuhan” = perhentian penuh, berarti ada waktu untuk sunyi
senyap. Tetapi di antara mereka datanglah juga Iblis/Setan menghadap Tuhan.
Ayub 1: 8-10
(1:8) Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis:
"Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di
bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan
menjauhi kejahatan."
(1:9) Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan
tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?
(1:10) Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling
dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah
Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
Pekerjaan Iblis atau Setan
adalah, mendakwa atau berusaha menjatuhkan manusia dalam berbagai-bagai dosa.
Oleh sebab itu, Iblis berkata
kepada Tuhan: “Apakah dengan tidak
mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?” Dalam hal ini Setan, berusaha
untuk merusak kebahagiaan manusia termasuk pribadi Ayub.
Saudaraku, bukan berarti dengan
banyaknya aktivitas, dengan banyaknya kesibukan, oleh karena tawaran dunia yang
sepertinya menggiurkan, maka ada kebahagiaan. Tidak. Itu salah.
Yang saya tahu; kebahagiaan itu
dari Tuhan. Jadi, bukan pekerjaan yang menentukan supaya kita datang pada hari
perhentian penuh, tetapi dari hari perhentian itulah kita memperoleh
segala-galanya. Jadi, jangan diputar balik.
Matius 4: 3-10
(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata
kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu
ini menjadi roti."
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia
hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah."
(4:5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan
Dia di bubungan Bait Allah,
(4:6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak
Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia
akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di
atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
(4:7) Yesus berkata kepadanya: "Ada pula
tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang
sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan
kemegahannya,
(4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan
kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
(4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya:
"Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan,
Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Di sini kita melihat, Iblis mencobai
Yesus sebanyak tiga kali:
Pencobaan yang pertama; soal kebenaran yaitu firman. Banyak
anak-anak Tuhan mengabaikan kerajaan sorga hanya karena soal makan, minum dan
pakaian, soal kebutuhan sehari-hari, sehingga mengabaikan kebenaran,
mengabaikan firman. Sementara kebenaran itu ada di dalam Kerajaan Sorga. Saat
ini kita berada di hadapan takhta, di dalam Kerajaan Sorga, di dalamnya ada
kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Ini harus diperhatikan.
Pencobaan yang kedua; soal kesucian, juga banyak anak-anak
Tuhan mengabaikan kesuciannya sehingga rela menjatuhkan dirinya dalam
berbagai-bagai dosa. Ini juga suatu kekeliruan. Hati-hati.
Pencobaan yang ketiga; soal penyembahan. Penyembahan berarti
penyerahan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan. Di hari-hari ini banyak orang
tidak mempunyai waktu untuk duduk diam dan tersungkur di bawah kaki Tuhan hanya
karena kerajaan dunia dengan kemegahannya, itulah arus dan pengaruh dunia,
magnet atau daya tarik dunia.
Tetapi kita lihat ayat 11
...
Matius 4: 11
(4:11) Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan
lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Namun pada akhirnya Iblis itu
undur dan meninggalkan Yesus Kristus, karena Yesus Kristus adalah Tuhan atas
hari Sabat.
Kalau pekerjaan dan segala
sesuatu yang kita miliki bukan dari hasil perhentian, maka segala perkara yang
tidak baik akan timbul dan terjadi.
Misalnya ada rasa jemu, ada
rasa bosan untuk melayani Tuhan, ataupun bekerja (melayani) untuk Tuhan
kemudian, tidak ada rasa puas, dan tidak ada rasa damai, seperti yang dialami
oleh sidang jemaat di Efesus, sidang jemaat yang pertama kali dikoreksi
oleh Tuhan. Akhirnya tuntutan-tuntutan
jasmani banyak (keinginan daging timbul) ingin cuci mata, ingin jalan sana, sini
dan ingin ini dan itu.
Wahyu 2: 1-4
(2:1) "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di
Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan
kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
(2:2) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih
payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar
terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut
dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah
mendapati mereka pendusta.
(2:3) Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena
nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
(2:4) Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau
telah meninggalkan kasihmu yang semula.
Jemaat di Efesus banyak
bekerja, mereka bertekun dan sampai tidak mengenal lelah. Tetapi mereka telah
kehilangan kasih yang semula.
Melayani Tuhan, bekerja untuk
Tuhan tanpa kasih, ini tidak benar. Tidak ada artinya.
Maka di atas tadi saya katakan;
biarlah kita memperoleh segala sesuatu oleh karena hari perhentian, jangan
karena sesuatu untuk hari perhentian, supaya jangan ada rasa bosan di dalam
diri, sehingga tuntutan-tuntutan yang sifatnya daging tidak terjadi.
Sidang jemaat di Efesus;
bekerja bahkan sampai tidak mengenal
lelah, tetapi telah kehilangan kasih yang semula. Melayani tanpa kasih itu
tidak benar. Melayani dengan rasa bosan itu juga tidak benar. Walaupun
kelihatan dengan jerih lelah, itu tidak benar.
Wahyu 2: 5
(2:5) Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau
telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau
lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil
kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Perlu untuk diketahui, seorang pencuri
suatu kali akan bertobat. Tetapi orang yang melayani dengan rasa bosan, tidak
ada kepuasan, kejatuhannya amat dalam.
Setelah dikoreksi oleh firman
yang tajam, terlihatlah kelemahan-kelemahan dari tujuh sidang jemaat di Asia
kecil, namun terkhusus untuk sidang jemaat di Efesus, Tuhan berkata: “Betapa
dalamnya engkau telah jatuh.”
Ini harus kita perhatikan
dengan sungguh-sungguh, supaya kita jangan sama seperti sidang jemaat di Efesus.
Lihat, orang yang melayani
Tuhan, banyak bekerja tanpa mengenal lelah, tetapi tidak memiliki kasih; kering-kering
rohani. Seperti apapun pemberitaan firman, tetap saja kering-kering. Tidak tersentuh.
Sebetulnya kasih yang dalam
terhadap Tuhan akan menghasilkan aksi yang besar di tengah-tengah hari perhentian
penuh = ada waktu untuk sunyi senyap.
Kita lihat dulu ...
Markus 2: 27-28
(2:27) Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat
diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,
(2:28) jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas
hari Sabat."
“Jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”
Hari Sabat (hari perhentian
penuh) diadakan untuk manusia, jadi bukan manusia untuk hari Sabat. Sesungguhnya,
kita yang membutuhkan Tuhan.
Biarlah kiranya kita bekerja
karena hari perhentian. Jangan sampai kita memiliki, ini dan itu untuk hari
perhentian. Tetapi hari perhentian menghasilkan segala yang ada supaya jangan
ada rasa bosan (rasa jenuh).
Bukti bahwa Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat.
Matius 11: 28-29
(11:28) Marilah kepada-Ku, semua yang letih
lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
(11:29) Pikullah kuk yang Kupasang dan
belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan.
Yesus adalah Tuhan atas hari
Sabat, Dia akan memberi kelegaan kepada orang yang letih lesu dan berbeban
berat.
Kita lihat persamaannya dalam
...
Yesaya 28: 11-12
(28:11) Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat
ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara
kepada bangsa ini
(28:12) Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah
tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat
peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.
Saat ini kita berada dalam
kegiatan Roh, itulah hari perhentian bagi orang yang lelah, sebab Yesus adalah
Tuhan atas hari Sabat.
Itulah hari perhentian yang
pertama.
Sekarang kita akan melihat HARI
PERHENTIAN YANG KEDUA.
Wahyu 20: 1-4
(20:1) Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari
sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya;
(20:2) ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis
dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya,
(20:3) lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan
menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi
menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu;
kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.
(20:4) Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang
yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku
juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian
tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan
patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan
mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja
bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
Hari perhentian yang kedua
adalah kerajaan seribu tahun damai, akan memerintah dan menjadi hakim bersama
dengan Kristus selama seribu tahun damai.
Apa tandanya hari perhentian
yang kedua ini?
-
Mereka tidak menyembah binatang itu dan patungnya.
-
Tidak juga menerima tandanya pada dahi dan di tangan
mereka.
HARI PERHENTIAN YANG KETIGA: Terdapat
dalam Wahyu 21 dan Wahyu 22, yang mewakili Wahyu 21: 2-5.
Wahyu 21: 2-5
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem
yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin
perempuan yang berdandan untuk suaminya.
(21:3) Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari
takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia
dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan
Ia akan menjadi Allah mereka.
(21:4) Dan Ia akan menghapus segala air mata dari
mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi
perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab
segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
(21:5) Ia yang duduk di atas takhta itu berkata:
"Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya:
"Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
Yerusalem yang baru, kota yang
kudus yang turun dari sorga, dari Allah. Inilah perhentian yang ketiga, hari
perhentian untuk selama-lamanya.
Di sini Tuhan akan menghapus
air mata dari mata mereka, kemudian maut tidak ada lagi, tidak ada lagi
perkabungan, tidak ada lagi ratap tangis, tidak ada lagi dukacita, sebab yang
lama itu telah berlalu.
Masih tetap bagian dari hari
perhentian yang ketiga ...
Wahyu 22: 1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air
kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari
takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Inilah hari perhentian yang
kekal, di dalamnya ada takhta Allah dan takhta Anak Domba, dan dari takhta
Allah dan takhta Anak Domba itu mengalir sungai air kehidupan.
-
Sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta
Allah -> Injil kerajaan, kegunaannya; untuk mendewasakan gereja
Tuhan.
-
Sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta
Anak Domba -> cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, kegunaannya;
untuk menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati = dosa
dibongkar dengan tuntas.
Saudaraku, itulah hari
perhentian.
-
Yang pertama; Yesus adalah Tuhan atas hari sabat.
-
Yang kedua; kerajaan seribu tahun damai.
-
Yang ketiga; Yerusalem yang baru = perhentian kekal.
Kemudian kita lihat hasilnya
apabila masuk ke dalam hari perhentian yang penuh: ada hari untuk sunyi senyap.
Lukas 1: 30, 35
(1:30) Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan
takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
(1:35) Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus
akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau;
sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak
Allah.
Oleh naungan Roh Kudus, maka Maria
melahirkan Anak Allah.
Perhentian penuh, yaitu; berada
di dalam naungan Roh Kudus, maka gereja Tuhan akan melahirkan Anak Allah.
Naungan Roh Kudus itu adalah hari
perhentian tadi untuk orang yang lelah, dan yang berbeban berat = persekutuan
yang indah = hubungan yang intim, sehingga melahirkan Anak Allah.
Wahyu 12: 1-2
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit:
Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan
sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
(12:2) Ia sedang mengandung dan dalam keluhan
dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
Di sini kita melihat; perempuan
itu mengandung, kemudian dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia
berteriak kesakitan.
Ada tiga naungan bagi gereja
Tuhan, yaitu; KASIH, kemudian IMAN, dan HARAP (Firman, Roh dan kasih).
Ketika gereja Tuhan ada di
dalam persekutuan yang indah (hubungan intim) dengan tiga naungan tadi, maka
gereja Tuhan akan mengandung dan mengalami penderitaan seperti seorang
perempuan yang hendak melahirkan...Wahyu 12:2.
Saat kita ada di dalam
persekutuan itu (hubungan intim dengan; tiga oknum Allah), maka daging
mengalami penyalipan, mengalami penderitaan.
Wahyu 12: 5
(12:5) Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki,
yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu
dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
Kalau ada hubungan kasih yang
dalam, akan melahirkan Anak laki-laki.
Itulah yang akan menggembalakan
kita dan memelihara selama tiga tahun setengah.
Kemudian pada akhirnya, anak
yang dilahirkan ini dirampas dan dibawa kepada Allah dan ke takhta-Nya,
sementara perempuan itu lari ke padang gurun dan dipelihara, di mana telah
disediakan suatu tempat baginya oleh Allah supaya dipelihara selama 1260 hari
lamanya.
Wahyu 12: 7-9
(12:7) Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan
malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya,
(12:8) tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka
tidak mendapat tempat lagi di sorga.
(12:9) Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut
Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia
dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.
Saat anak yang dilahirkan ini
dirampas dan dibawa ke takhta-Nya, maka Iblis dikalahkan, dan dilemparkan ke
bumi, Iblis tidak mendapat tempat di sorga.
Hasilnya; penghukuman berlangsung
terhadap Iblis atau Setan, dialah si pendakwa, yang merusak kebahagiaan
manusia.
Biarlah kiranya kita semua ada
di dalam naungan Tuhan, betul-betul ada waktu untuk sunyi senyap, hari
perhentian penuh, dan dalam persekutuan yang indah itu (hubungan intim/hubungan
nikah) akan melahirkan seorang Anak laki-laki. Dan kita lihat saat Anak itu
dirampas dan dibawa ke takhta-Nya, terjadilah peperangan dan penghukuman
terhadap Setan (dilemparkan ke bumi).
Pembukaan meterai yang
pertama sampai ketujuh, itu semua penghukuman-penghukuman. Pada saat
pembukaan meterai yang ketujuh, sunyi senyaplah di sorga kira-kira setengah
jam, dengan waktu yang cepat, di dalam perhentian itu ada reaksi, ada
aktivitas.
Jadi hari perhentian itu penuh
dengan aksi, dan akselerasi (percepatan).
Di hari-hari terakhir ini kita
harus ada waktu untuk yang sunyi. Memberi waktu untuk hari perhentian. Keadaan
dunia sudah tidak menentu lagi. Dunia sudah rusak bersama dengan rusaknya laku
manusia. Intensitas kejahatan juga semakin bertambah dan kekejamannya juga
bertambah. Lalu kalau tidak ada waktu untuk hari perhentian itu, bagaimana kita
mengantisipasi keadaan yang sulit hari-hari terakhir ini?
Kalau tidak ada hari perhentian
penuh, maka anak-anak Tuhan mudah sekali dipengaruhi oleh tiga ujian tadi. Ujian
yang pertama yang dihadapi Yesus soal firman, kebenaran. Banyak anak
Tuhan mengabaikan kerajaan sorga (ibadah dan pelayanan) hanya soal makan, minum
dan pakaian.
Yang kedua mengabaikan kesucian, lebih bergantung kepada yang
lain-lain, sehingga rela menjatuhkan dirinya dalam dosa.
Ujian yang ketiga soal doa
penyembahan, penyerahan diri-Nya. Ketika ular itu membawa Yesus ke atas gunung
yang tinggi, dan menunjukkan kerajaan dunia dengan kemegahannya. Jadi, dunia
ini punya arus, punya daya tarik, punya magnet yang sungguh luar biasa untuk
mengecoh anak-anak Tuhan, yaitu di dalam hal mengabaikan penyembahannya kepada
Tuhan. Tetapi kita melihat Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat dan kalau kita
terus ada di dalam naungan, hari perhentian penuh, akan melahirkan Anak
laki-laki, sebagai Gembala untuk menghukum si pendakwa.
Tujuh meterai yang dibuka
adalah penghukuman terhadap orang-orang yang tidak menghargai hari perhentian, kegiatan
Roh.
Saudaraku, tadi kita sudah
lihat, sunyi senyap di sorga kira-kira setengah jam lamanya. Berarti Tuhan masih
memberi kesempatan, walaupun tinggal sedikit waktu, selanjutnya...Wahyu 8:
6-13, penghukuman dari keempat sangkakala yang pertama kemudian, akan menyusul
tiga malaikat untuk meniup tiga
sangkakala untuk tiga kali celaka. Kemudian, setelah itu, pada Wahyu 9
sangkakala yang kelima itu merupakan penghukuman terhadap manusia yang tidak
menghargai firman menjadi daging.
Maka itu sebabnya pemberitaan
firman ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, tidak boleh diabaikan
lagi. Melayani Tuhan tidak boleh menggunakan logika dan perasaan manusia
daging.
Perasaan ini mudah dipengaruhi
oleh situasi, keadaan, kondisi, namun asal saja ada waktu untuk yang sunyi, ada
waktu untuk hari perhentian, anak-anak Tuhan tidak mudah goyah = terlepas dari
daya tarik bumi.
Itu pembelaan Tuhan bagi mereka
yang terus menerus ada di dalam naungan Tuhan sampai melahirkan anak laki-laki,
hasil dari hubungan yang intim dengan Tuhan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment