KITAB RUT
(Seri : 2)
Subtema:
DI LUAR PINTU KEMAH.
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Salam di dalam kasih Tuhan kita
Yesus Kristus. oleh karena perkenanan Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan
Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Saya
juga menyapa anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang ada di dalam negeri luar
negeri yang sedang mengikuti live
streaming di manapun anda berada, kiranya damai sejahtera dan sukacita menjadi
bagian kita dari malam ini sampai selama-lamanya.
Kita
kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab serta
perjamuan suci dari kitab Rut. Kita telah memperhatikan kitab Rut sebagai
pendahuluan pada minggu yang lalu.
Kitab
Rut ini terdiri dari empat pasal. Sedangkan Rut pasal 1 dalam susunan
Tabernakel terkena pada PINTU KEMAH, terdiri dari lima tiang.
Kisah
Para Rasul 1: 15
(1:5) Sebab Yohanes
membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh
Kudus."
Sesudah
dibaptis air, selanjutnya meningkat kepada baptisan Roh.
Baptisan
air kalau dikaitkan dengan peralatan yang ada dalam Tabernakel terkena pada kolam
pembasuhan tembaga. Kemudian setelah dibaptis air, meningkat pada BAPTISAN
ROH.
Baptisan
Roh kalau dikaitkan dengan Tabernakel, maka dia terkena pada pintu kemah.
Pintu
kemah atau baptisan Roh adalah pembuka jalan untuk berada dalam Ruangan Suci
atau supaya kita hidup dalam kesucian.
Di
dalam Ruangan Suci terdapat tiga macam alat;
1. Meja
roti sajian,
berarti bersekutu dengan firman dan perjamuan suci.
2. Pelita
emas,
berarti; bersekutu dengan Roh Kudus dan menjadi terang.
3. Mezbah
dupa,
berarti; bersekutu dengan kasih Allah lewat doa penyembahan.
Kegunaan
dari pintu kemah: untuk memisahkan Ruangan Suci dari halaman.
-
Ruangan Suci = sebelah dalam.
-
Halaman = sebelah luar = wilayah
Taurat, artinya; ibadahnya terikat dengan aturan-aturan manusia, berarti masih
hidup dalam suasana kedagingan.
Kalau
kita lihat dalam Wahyu 11 ...
Wahyu
11: 2
(11:2) Tetapi
kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau
mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka
akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
Pelataran Bait Suci sebelah luar diserahkan kepada bangsa-bangsa lain, yaitu antikris, untuk diinjak-injak selama empat puluh dua bulan atau tiga tahun setengah.
Pendeknya;
pelataran Bait Suci di sebelah luar atau halaman berada di bawah penghukuman.
Jadi
orang yang menjalankan ibadah Taurat, ibadah yang dijalankan secara lahiriah,
itu berada di bawah penghukuman, sebab halaman diserahkan kepada antikris untuk
diinjak-injak selama empat puluh dua bulan atau tiga tahun setengah.
Rut
1: 1-5
(1:1) Pada zaman
para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang
dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke
daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
(1:2) Nama orang itu
ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon,
semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah
Moab, diamlah mereka di sana.
(1:3) Kemudian matilah
Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua
anaknya.
(1:4) Keduanya
mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut;
dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya.
(1:5) Lalu matilah
juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan
kedua anaknya dan suaminya.
Di
sini kita perhatikan; Elimelekh beserta isterinya, Naomi, dan kedua anak
laki-lakinya, yaitu Mahlon dan Kilyon, pergi meninggalkan Betlehem-Yehuda, lalu
menetap di Moab sebagai orang asing.
Berarti
keluarga Elimelekh berada di luar pintu
kemah, bahkan berada di luar pintu
gerbang.
Di
luar pintu gerbang disebut juga padang pasir = binasa, sebab Allah tidak
memerintah, tidak berhadirat di luar Tabernakel.
Tabernakel
adalah wilayah di mana Tuhan berhadirat dan memerintah. Jadi keberadaan mereka
bukan saja di di luar pintu kemah, tetapi sudah di luar pintu gerbang, itulah
padang pasir = binasa, sebab Allah tidak memerintah/berhadirat di luar
Tabernakel, itu sebabnya Elimelekh mati tidak lama setelah menetap di Moab.
Kemudian
Mahlon dan Kilyon pun mati setelah sepuluh tahun menetap di Moab.
Di
luar pintu kemah = halaman. Halaman itu adalah daerah pembenaran Tuhan oleh
darah salib, tetapi masih tetap berada di bawah penghukuman, sesuai dengan Wahyu 11: 2.
Sedangkan
di luar pintu gerbang adalah padang pasir (padang gurun) = binasa, sebab di
luar Tabernakel Allah tidak berhadirat, Allah tidak memerintah sebagai raja.
Meninggalkan
Betlehem-Yehuda artinya;
meninggalkan rumah roti dan ibadah pelayanan.
-
Betlehem = rumah roti.
-
Yehuda = imamat rajani, kaitannya
dengan ibadah dan pelayanan = penggembalaan.
Rut
1: 2
(1:2) Nama orang itu
ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon,
semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke
daerah Moab, diamlah mereka di sana.
Kalau
kita perhatikan di sini, keluarga Elimelekh adalah orang-orang Efrata dari
Betlehem-Yehuda.
Apa
maksudnya di sini? Mari kita lihat kitab Mikha.
Mikha
5: 1-2
(5:1) Tetapi engkau,
hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari
padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang
permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
(5:2) Sebab itu ia
akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah
melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang
Israel.
Betlehem-Efrata
adalah yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda.
Keluarga
Elimelekh berasal dari kaum-kaum yang terkecil, namun sekalipun mereka kecil,
berani meninggalkan Betlehem-Yehuda.
Keluarga
Elimelekh tidak menyadari diri sebagai orang yang terkecil. Apa buktinya?
Keluarga Elimelekh berani meninggalkan Betlehem-Yehuda, berani meninggalkan
rumah roti, berani meninggalkan ibadah dan pelayanan.
Tidak
menyadari diri sebagai orang kecil, sebagai orang yang hina.
Andaikata
mereka bertahan di Betlehem-Yehuda, maka raja yang akan memerintah atas mereka
adalah Tunas Daud, yaitu Singa dari suku Yehuda.
Di
sini kita melihat yang permulaannya sudah sejak purba kala, sejak dahulu kala. Itu
yang akan memerintah andaikata mereka menyadari sebagai kaum-kaum yang
terkecil, menyadari diri sebagai orang yang hina, orang yang papah karena dosa,
tidak akan mungkin meninggalkan Betlehem-Yehuda.
Kita lihat
pengertian; yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
Lebih
rinci dalam Amsal 8.
Amsal
8: 22-26
(8:22) TUHAN telah
menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang
pertama-tama dahulu kala.
(8:23) Sudah pada
zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada.
(8:24) Sebelum air
samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat
dengan air.
(8:25) Sebelum
gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah
lahir;
(8:26) sebelum Ia
membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama.
Perhatikan
di sini, “sudah pada zaman purbakala aku
dibentuk, pada mula pertama”
Sudah
pada zaman purbakala, artinya; sebelum bumi ada, sebelum air samudera raya ada,
sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air, sebelum gunung-gunung
tertanam, kemudian sebelum Allah membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu
dataran yang pertama, Yesus berkata sebanyak dua kali: Aku telah lahir. Itulah pengertian pada zaman purbakala.
Artinya;
sebelum langit, bumi dan segala isinya ada, Dia sudah ada dan Dia sudah lahir.
Mari
kita lihat persamaannya dalam Injil Yohanes 1: 1...
Yohanes
1: 1
(1:1) Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman
itu adalah Allah.
“Pada mulanya adalah Firman”, namun pada
kalimat yang kedua; “Firman itu
bersama-sama dengan Allah” Seolah-olah ada dua oknum antara Firman dan
Allah, namun pada kalimat yang ketiga, ternyata “Firman itu adalah Allah” Berarti, pengertian dari zaman purbakala
adalah hidupnya tidak berkesudahan.
Berarti
pengertian dari zaman purbakala kalau dikaitkan dengan injil Yohanes 1: 1, artinya adalah hidupnya
tidak berkesudahan.
Jadi
raja yang memerintah atas mereka andaikata keluarga Elimelekh bertahan di
Betlehem-Yehuda adalah pribadi yang tidak berkesudahan. Supaya apa? Supaya hidupnya
kekal, sama seperti raja yang memerintah.
Kekal,
artinya; tidak berubah, tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci,
kemudian tidak dapat dipengaruhi oleh dosa kejahatan dan kenajisan, itu yang
disebut kekal. Dan tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya tidak kekal,
itulah perkara-perkara di bawah, di bumi.
Tetapi
sayang, mereka telah meninggalkan Betlehem-Yehuda, tidak menyadari diri bahwa
keluarga Elimelekh keturunan dari kaum-kaum yang terkecil.
Kalau
kita menyadari diri sebagai orang yang terkecil, hina karena dosa, tidak
mungkin kita berani meninggalkan rumah roti, tidak mungkin kita berani
meninggalkan pelayanan hanya karena sesuatu yang sifatnya tidak kekal.
Jadi,
pengertian dari zaman purbakala adalah hidupnya tidak berkesudahan.
Kita
lihat HIDUP YANG TIDAK BERKESUDAHAN.
Ibrani
7: 1-4
(7:1) Sebab Melkisedek
adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi
menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan
memberkati dia.
(7:2) Kepadanya pun
Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek
adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja
damai sejahtera.
(7:3) Ia tidak
berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya
tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia
tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.
(7:4) Camkanlah
betapa besarnya orang itu, yang kepadanya Abraham, bapa leluhur kita,
memberikan sepersepuluh dari segala rampasan yang paling baik.
Perhatikan;
Melkisedek harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan.
Kemudian
Melkisedek ini Dialah Raja di atas segala raja. Dialah raja salem artinya
pertama-tama raja kebenaran dan raja damai sejahtera. Melkisedek juga imam
Allah Yang Mahatinggi atau sama dengan Imam Besar Agung.
Melkisedek
ini, dia raja yang maha mulia, kemudian Dia Imam Besar Agung.
Dia
Raja mulia, maka kita dijadikan raja-raja kecil. Dia Imam Besar Agung, maka
kita dijadikan imam-imam kecil di bumi.
Itu
yang kita nikmati, dan itu juga yang harus dinikmati keluarga Elimelekh
andaisaja bertahan di Betlehem-Yehuda dan menyadari diri sebagai orang kecil,
hina karena dosa. Seharusnya berbahagia.
Jadi,
Dia Raja Mulia, kita raja-raja kecil. Dia Imam Besar Agung, kita imam-imam.
Wahyu
5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan
suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan
membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu
Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum
dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau
telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam
bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
“Engkau telah membuat mereka menjadi suatu
kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah ... dan memerintah sebagai raja di
bumi .”
Jadi
raja-raja di bumi dan imam-imam di bumi bagi Allah, adalah suatu kedudukan yang
sangat tinggi dan istimewa.
Inilah
pengalaman yang harus diterima jika raja yang memerintah adalah tunas Daud dari
suku Yehuda, berada di tempat yang tinggi.
Lihat
kalau seseorang turun dari pelayanan, itu sama seperti seorang pemuda yang
turun dari Yerusalem ke Yerikho hanya untuk mencari perkara-perkara lahiriah,
bukan mulia, bukan kepala tetapi ekor, bukan naik tetapi turun, tidak berharga,
sampai akhirnya dia ditangkap, dipukuli sampai setengah mati. Setelah itu semua
hartanya dirampas dan hidupnya setengah mati. Untung saja ada orang Samaria.
Kalau
saja tidak ada orang Samaria, tidak ada kemurahan (belas kasih), habislah,
seorang pemuda yang turun dari Yerusalem ke Yerikho.
Saudari
Maria telah bersaksi ketika dia mengecilkan pelayanan hidupnya tidak berarti,
bukan kepala tetapi ekor, bukan naik tetapi turun. Selain ditawan, dipukuli
banyak penderitaan, tetapi karena pukulan, karena dosa. Selain itu, harta
bendanya dirampas.
Karunia-karunia
Roh Kudus dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan, itu adalah harta
sorgawai yang Tuhan percayakan untuk memperlengkapi anggota-anggota tubuh
Kristus di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Kalau
raja yang memerintah itu adalah Tunas Daud, dari suku Yehuda, maka kita akan
berada di suatu tempat yang tinggi dan istimewa, imamat rajani, memerintah
sebagai raja, kepala bukan ekor, naik bukan turun. Berharga di mata Tuhan.
Jadi,
apa yang baik, yang kita miliki, jangan dibiarkan difitnah oleh orang lain. Inilah
pengalaman yang istimewa yang kita alami seandainya kita tetap bertahan di
Betlehem-Yehuda kalau memang menyadari diri kecil, lemah, tak berdaya.
Yesaya
32: 1-2
(32:1) Sesungguhnya,
seorang raja akan memerintah menurut kebenaran, dan pemimpin-pemimpin akan
memimpin menurut keadilan,
(32:2) dan mereka
masing-masing akan seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat
perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat
kering, seperti naungan batu yang besar, di tanah yang tandus.
“Ketika kita berada di tempat tinggi, kita akan
menikmati pelayanan dari raja dan pemimpin (imamat rajani).”
Seorang
raja akan memerintah menurut kebenaran.
Pemimpin (imam) akan
memimpin menurut keadilan.
Yang
dialami oleh pelayanan yang semacam ini ada tiga:
YANG PERTAMA: “mereka masing-masing akan seperti tempat
perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut”
Berarti jauh, bahkan
terlepas dari ajaran sesat. Hari-hari ini Setan berusaha untuk menyesatkan
jalan kebenaran. Jalan kebenaran itu dikaburkan dengan pemberitaan firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
FIRMAN YANG
DITAMBAHKAN seperti yang sudah-sudah saya sampaikan; menyampaikan satu dua ayat
kemudian ditambahkan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua,
takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong dan lain sebagainya.
FIRMAN YANG
DIKURANGKAN; pengajaran salib diganti dengan dua hal;
- Teologi
kemakmuran atau teori kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin,
harus kaya.
- Pengajaran
salib diganti dengan tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat.
Sejuta kali mujizat terjadi di depan mata, kalau
seseorang tidak memikul salibnya, orang semacam ini tidak akan berubah. Maka
saya kuatir sekali kalau ada imam-imam, anak-anak Tuhan, tidak mau memikul
salibnya, ujung-ujungnya bisa terhilang. Yang mempersekutukan anggota tubuh
yang berbeda-beda itu adalah darah salib. Kalau sekiranya engkau ada di posisi
itu, kembali secepatnya. Sadari diri sebagai orang kecil, hina karena dosa,
jangan sombong dan jangan merasa diri hebat dan kuat, jangan mudah terpengaruh
oleh perkara-perkara yang tidak kekal.
Ketika
kita berada di tempat tinggi, kita akan menikmati pelayanan dari pada imamat
rajani, seorang raja memerintah menurut kebenaran, kemudian pemimpin atau imam
memimpin menurut keadilan, maka yang dialami oleh pelayanan yang semacam ini
ada tiga:
YANG KEDUA: “seperti aliran-aliran air di tempat kering”
Kalau
kita perhatikan sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan
takhta Anak Domba, itu tidak pernah kering. Dikaitkan dengan penglihatan dari
pada Yehezkiel ... Yehezkiel 47: 2-5
-
Seribu hasta yang pertama air itu sepergelangan kaki.
Kalau dikaitkan dengan pengajaran Tabernakel, terkena
pada pintu gerbang -> percaya. Dengan
percaya saja pergelangan kaki sudah kuat.
-
Kemudian seribu hasta yang kedua, air
itu sudah selutut.
Kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena
pada Mezbah Korban Bakaran -> bertobat.
-
Kemudian seribu hasta yang ketiga
sudah sepinggang = baptisan air.
Dalam pengajaran Tabernakel terkena pada kolam
pembasuhan. Baptisan Kristus itu baptisan dalam kematian dan kebangkitan.
Kuasa kematian Yesus: mengubur hidup yang lama. Kuasa
kebangkitan Yesus: hidup dalam hidup yang baru, yang lama sudah berlalu. Tetapi
kalau air itu masih sepinggang, orang akan bisa menyeberangi sungai itu.
-
Seribu hasta yang keempat; air itu
sudah tidak bisa dilalui, tidak bisa
lagi disebrangi selain berenang seperti ikan-ikan yang berkeriapan di dalamnya.
Hanyut di dalam pengaruh dan kuasa firman Allah.
Sungai
air kehidupan itu tadi keluar mengalir dari takhta Allah dan takhta Anak Domba
... Wahyu 22: 1
- Sungai
air kehidupan yang mengalir keluar takhta Allah = INJIL KERAJAAN.
- Sedangkan
sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Anak Domba = cahaya injil
tentang kemuliaan Kristus, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Injil
kerajaan (pengajaran salib) juga cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, itulah
pembukaan rahasia firman dalam terang Roh Kudus, inilah yang akan terus
mengaliri, mengairi hati kita, jadi tidak akan pernah mengalami kekeringan.
Ini
pengalaman yang terjadi kalau raja yang memerintah itu adalah Tunas Daud, Singa
dari suku Yehuda.
Jadi,
selain berada di tempat tinggi, penuh dengan kebahagiaan, kepala bukan ekor,
naik bukan turun.
Ketika
kita berada di tempat tinggi, kita akan menikmati pelayanan dari pada imamat
rajani, seorang raja memerintah menurut kebenaran, kemudian pemimpin atau imam
memimpin menurut keadilan, maka yang dialami oleh pelayanan yang semacam ini
ada tiga:
YANG KETIGA: “seperti naungan batu yang besar, di tanah
yang tandus”
Apa
itu tanah tandus? Tanah tandus, berarti; gersang, tidak menghasilkan apa-apa.
Amsal
30: 15-16
(30:15) Si lintah
mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada
tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata:
"Cukup!"
(30:16) Dunia orang
mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api
yang tidak pernah berkata: "Cukup!"
“Ada empat hal yang tak pernah berkata:
"Cukup!", ini gambaran dari tanah yang tandus/gersang.
1. “Dunia orang mati.”
2. “Rahim yang mandul.”
3. “Bumi yang tidak pernah puas dengan
air.”
4. “Api yang tidak pernah berkata:
"Cukup!”
Ciri-ciri
dari tanah tandus, sama seperti si lintah mempunyai dua anak perempuan (bukan
dua anak laki-laki tetapi dua anak perempuan). Pertama: "Untukku!", anak kedua: "Untukku!" juga.
"Untukku!"
dan
"Untukku!" = kikir. Ini
ciri-ciri tanah yang tandus.
Tetapi
sekalipun berada di tanah yang tandus, kalau mau menghargai korban Kristus,
segalanya Tuhan bisa adakan. Yang tidak ada menjadi ada. Oleh sebab itu, tidak
usah kikir untuk pekerjaan Tuhan.
Dari
dua tangan yang terpaku dan dua kaki yang terpaku, menjadikan yang tidak ada
menjadi ada. Firman Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada, maka tidak
usah kita terlalu menggunakan logika manusia dan perasaan manusia daging di
tengah-tengah pengikutan kita, pengiringan kita kepada Tuhan.
Inilah
yang akan dialami oleh keluarga Elimelekh andai saja menyadari diri sebagai
orang kecil, hina karena dosa.
Pelayanan
dari pada Melkisedek itu menyempurnakan kita, karena imamat Lewi tidak
sempurna, berada di bawah hukum Taurat. Hukum Taurat itu, berarti; “Mata ganti mata, gigi ganti gigi”,
kejahatan dibalas dengan kejahatan. Tidak menyempurnakan. Yang menyempurnakan
itu adalah playanan dari Imam Besar menurut peraturan Melkisedek. Hidupnya
tidak berkesudahan, kekal, berarti tidak berubah, tidak mudah dipengaruhi oleh
hal tak suci, tidak mudah dipengaruhi oleh kejahatan, kenajisan.
Ayo,
kurang apa lagi Tuhan kepada kita, sebab Ia telah menyatakan pengertian semacam
ini telah kita terima. Oleh sebab itu berkali-kali saya sampaikan; ikut Tuhan
tidak boleh menggunakan logika, pikiran dan perasaan manusia daging. Kalau
tinggalkan Betlehem-Yehuda, berarti di luar pintu kemah. Keluarga Elimelekh
tidak saja di luar pintu kemah, sudah di luar pintu gerbang.
Kalau
di luar pintu kemah, berarti berada di halaman, masih di wilayah pembenaran
tetapi mendapat penghukuman, maka semua peralatan yang di halaman itu, semuanya
terbuat dari tembaga.
Mezbah
Korban Bakaran terbuat dari kayu penaga dilapisi dengan tembaga termasuk
tanduk-tanduknya, juga bejana pembasuhan terbuat dari tembaga, itu penghukuman
terhadap dosa, penghukuman terhadap manusia daging.
Biarlah
kita menyadari ini semua. Mau menyadari diri sebagai orang kecil, hina karena
dosa.
Kita
bisa melihat orang kecil. ada empat binatang yang terkecil. Mengapa disebut
binatang yang terkecil, karena lemah tak berdaya, bukan karena ukuran bentuknya
kecil; yang pertama itulah semut,
yang kedua pelanduk, yang ketiga belalang, yang keempat cicak.
Sebetulnya
binatang yang lebih kecil dari semut masih ada, masih banyak. Bakteri-bakteri
yang tidak kelihatan itu binatang. Tetapi sebutan kecil di sini, bukan karena
ukurannya yang kecil tetapi lemah tak berdaya.
Empat
binatang yang kecil ini cekatan, mengapa? Karena merasa diri lemah, tak berdaya
sehingga semut binatang yang pertama,
mengumpulkan makanannya pada saat musim panas tiba dan membawa makanannya untuk
persediaan di suatu tempat pada musim hujan = menghargai firman Allah.
Binatang
yang kedua; pelanduk mendirikan
rumahnya di atas gunung batu, itulah pribadi Yesus Kristus dan korban-Nya.
Kalau rumah berdiri di atas batu, sekalipun ada ujian;
1. Hujan
turun (dari atas)
2. Banjir
datang itulah dosa kenajisan
3. Angin
melanda rumah itu
Tetapi
rumah itu tidak rubuh karena dibangun di atas gunung batu, Yesus Kristus dan
korban-Nya.
Binatang
yang ketiga: belalang. Sekalipun
tidak mempunyai pemimpin tetapi belalang tetap berbaris dengan teratur. Berarti
memberi diri dipimpin oleh Roh Tuhan. Kalau menyadari diri lemah, tidak
berdaya, beri diri dipimpin oleh Roh Tuhan, seperti belalang berbaris dengan
teratur, dengan tertib.
Binatang
yang keempat: cicak. Walaupun dia
mudah ditangkap tangan tetapi tinggal di istana raja.
Jadi,
seperti semut menghargai firman
Allah, pelanduk mendirikan rumahnya
di atas gunung batu (meninggikan korban Kristus), kemudian belalang berbaris teratur sekalipun tidak ada pemimpin = memberi
diri dipimpin oleh Roh Tuhan, sampai puncaknya berada di dalam Kerajaan Sorga, untuk
selama-lamanya, seperti cicak.
Sebetulnya
itu sasaran kalau kita betul-betul menyadari diri kecil, hina, tak berdaya
karena dosa.
Amsal
30: 24-28
(30:24) Ada empat
binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan:
(30:25) semut,
bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas,
(30:26) pelanduk,
bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu,
(30:27) belalang
yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur,
(30:28) cicak
yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana
raja.
Kalau
kita mau menikmati pelayanan dari pada pribadi yang harinya tidak berkesudahan
itulah pelayanan Melkisedek, dia raja, dia Imam Besar Agung, maka pengalaman
dari empat binatang kecil ini akan menjadi bagian kita, sampai berada di istana
sorga, sampai selama-lamanya.
Dimulai
dari menghargai firman seperti semut,
memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus seperti belalang, kemudian menghargai kasih Allah berdiri di atas korban,
seperti pelanduk, akhirnya nanti
berada di Kerajaan Sorga untuk selama-lamanya. Sebetulnya ini yang Tuhan mau,
yang Tuhan mau nyatakan kepada keluarga Elimelekh, namun mereka menggunakan
logika, sebab pada saat terjadi resesi besar-besaran di Israel, mereka langsung
meninggalkan Israel dan pergi ke Moab. Itu kesalahan besar.
Berbeda
dengan keluarga Yakub dan anak-anaknya. Tuhan sendiri yang mengutus Yusuf dan
sekaligus menyediakan makanan, lalu Yakub dan anak-anaknya disuruh ke Mesir,
itu atas perkenanan Tuhan, tetapi keluarga Elimelekh meninggalkan Israel pada
saat resesi, musim kekeringan yang begitu hebat, lalu meninggalkan
Betlehem-Yehuda ke Moab, itu kehendak sendiri.
Oleh
sebab itu, di atas tadi sudah saya katakan; mengikuti Tuhan, jangan mengikuti
logika dan perasaan manusia daging, supaya jangan lemah.
Kembali
ke Tuhan. banyak kali kita mengikuti perasaan manusia daging dan logika
manusia, sehingga banyak kita menggunakan alasan untuk membenarkan diri. Orang
seperti ini sudah mendahului kegagalannya. Puji Tuhan kalau masih bertahan.
Ingat
apa yang saya sampaikan; kalau suka beralasan dan berdalih, hanya untuk membenarkan perasaan daging dan
logika manusia, ini awal kegagalan. Kalau sudah berada di ambang itu, kembali
cepat kepada Tuhan sebelum mengalami penghukuman yang dialami Elimelekh dan
yang dialami dua anaknya, Mahlon dan Kilyon.
Jalan
keluarnya.
Mikha
5: 1, 3
(5:1) Tetapi engkau,
hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu
akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang
permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
(5:3) Maka ia akan
bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam
kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia
menjadi besar sampai ke ujung bumi,
Di
sini kita melihat; raja yang akan memerintah bangsa Israel akan bertindak dan
menggembalakan umat Israel.
Matius
2: 6
(2:6) Dan engkau
Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di
antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit
seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Kalau
Raja yang memerintah dan menggembalakan umat Israel adalah Tunas Daud dan Singa
dari suku Yehuda, maka yang kecil akan menjadi besar.
Inilah
yang Tuhan mau. Ikuti cara Tuhan.
Memang
menurut ukuran dunia ini kita tidak masuk hitungan. Kita orang papah, tidak
masuk hitungan, kecil, hina, kita tidak memiliki harta yang banyak seperti
orang dunia, mereka mengumpulkan harta di bumi bahkan membangun lumbung untuk
hartanya, memang. Tetapi kalau betul-betul kita menghargai pelayanan dari
Melkisedek, pribadi yang tidak berkesudahan itu, raja besar dan Imam Besar
Agung, yang kecil jadi besar.
Dalam
kitab Mikha, Betlehem-Efrata itu kaum-kaum yang terkecil dari suku Yehuda, tetapi
di sini kita melihat bukan lagi yang terkecil di antara mereka, asal mau
menikmati pelayanan dari pada Raja besar dan Imam Besar Agung (pribadi yang
tidak berkesudahan) Melkisedek.
Saya
alami sendiri, ada saksinya pak Barita. Dihina karena dosa, kecil tidak
dianggap. Seorang yang kecil dan betul-betul miskin, tidak punya harta. Tetapi
sekarang, saya menikmati pelayanan dari pribadi yang tidak berkesudahan itu,
Imam Besar Melkisedek.
Oleh
sebab itu jangan menggunakan logika dan perasaan manusia daging.
Ulangi
dulu ...
Matius
2: 6
(2:6) Dan engkau
Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara
mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang
pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Jadi,
seorang pemimpin bangkit untuk menggembalakan umat Israel.
Yohanes
10: 10-11
(10:10) Pencuri
datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya
mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
(10:11) Akulah
gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi
domba-dombanya;
Gembala
yang baik memberikan nyawanya, memberikan hidupnya, yaitu: tubuh dan
darah Yesus Kristus, Dialah Anak Domba Allah yang disembelih.
Ini
pekerjaan dari Tunas Daud, Singa dari Yehuda. Ini bukan pekerjaan yang
lain-lain. ini hanya dikerjakan oleh satu pribadi.
Oleh
sebab itu kalau kita perhatikan dalam kitab Ibrani, korban-Nya itu tidak
diwakilkan kepada orang lain, karena orang lain tidak layak. Darah yang
mengalir dalam hidup Imam Besar Harun telah tercemari dosa, tidak layak.
Makanya imamatnya itu tidak diwakilkan kepada orang lain ... Ibrani 7: 24.
Apa
buktinya darah Yesus mahal? Ketika dia menderita aniaya, mulut-Nya tidak
terbuka. Kalau mulut terbuka, berarti membela diri, merasa diri benar atau
membalas kejahatan dengan kejahatan.
Darah
yang mengalir dalam hidup orang seperti ini mudah sekali dicemari dosa.
Bukti
bahwa darah Yesus mahal; ketika dianiaya Dia membiarkan diri ditindas, tidak
membuka mulut, sehingga darah yang mengalir dalam hidup-Nya tidak tercemari
dosa, tanpa cacat cela, tanpa noda, tanpa dosa, seperti anak domba yang
disembelih.
Wahyu
5: 4-6
(5:4) Maka
menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang
dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah
dalamnya.
(5:5) Lalu
berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis!
Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang,
sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
(5:6) Maka aku
melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah
tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh
dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Jadi,
ketika Dia memberikan nyawa-Nya berarti Dia menyerahkan tubuh dan darah-Nya,
menunjukkan Dia adalah Anak Domba Allah yang disembelih.
Siapa
Anak Domba Allah yang disembelih? Dialah Tunas Daud, Dialah Singa dari suku
Yehuda, Dialah yang sanggup membuka gulungan kitab, Dia sanggup membukakan
rahasia firman.
Kalau
rahasia firman tersingkap, maka;
1. Memberi
terang; dosa tidak ada lagi disembunyikan
2. Orang
tidak lagi kembali kepada kebodohan, tidak lagi mengulangi kesalahan-kesalahan
sebagai perbuatan bodoh.
Siapa
yang menjadi domba sembelihan? Tunas Daud, singa dari suku Yehuda. Dia telah
menang, sehingga Dia sanggup membukakan gulungan kitab = pembukaan rahasia
firman supaya kita hidup.
Wahyu
5: 7-9
(5:7) Lalu datanglah
Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang
duduk di atas takhta itu.
(5:8) Ketika Ia
mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh
empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi
dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
(5:9) Dan mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan
kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah
disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari
tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
Domba
sembelihan, Dialah Tunas Daud, Singa dari suku Yehuda, Dia sanggup membuka
gulungan kitab = membukakan rahasia firman supaya dosa tidak ada lagi
disembunyikan dan tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama sebagai perbuatan
bodoh, sampai pada akhirnya kita dibawa ke tempat yang tinggi, suatu kedudukan
yang tinggi dan istimewa, imamat rajani.
Bukankah
kita ini diistimewakan oleh Tuhan, dengan kata lain Tuhan memberi suatu sebutan
yang indah dan menarik, yaitu; Yesyurun.
Tuhan
panggil kita sebagai Yesyurun asal jangan menendang ke belakang. Begitu
istimewanya Tuhan menjadikan kita yang kecil menjadi besar, bahkan disebut
YESYURUN = panggilan untuk orang yang isitimewa.
Dia
Gembala yang baik, Dia berikan nyawa-Nya, tubuh dan darah-Nya, kaitannya dengan
pembukaan rahasia firman, dosa disingkapkan, dosa dibongkar dengan tuntas.
Lanjut, diberikan kedudukan yang tinggi dan istimewa.
Luar
bisa, suatu perkara yang tidak pernah kita pikirkan sebetulnya. Begitu agung
dan mulianya korban Kristus.
Kemudian,
tidak berhenti sampai di situ...
Wahyu
12: 2, 5
(12:2) Ia sedang
mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak
kesakitan.
(12:5) Maka ia
melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa
dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada
Allah dan ke takhta-Nya.
Anak
laki-laki yang dilahirkan itu menggembalakan segala bangsa dengan gada besi.
Tongkat
dengan gada berbeda. Kalau tongkat dia lurus saja, sedangkan gada pada bagian
atasnya melengkung.
Itu
sangat bermanfaat sekali untuk memperhatikan kehidupan kita, lengkungannya itu.
Jadi kalau tongkat hanya memukul saja, tetapi gada (lengkungan) ini cukup dan
sangat memperhatikan kita dalam penggembalaan.
Dia
bisa tarik kita dari lembah kekelaman. Kalau tongkat hanya memukul saja. tetapi
gada bisa menarik kita dari lembah kekelaman, sebab pada bagian atasnya ada
lengkungan. Jadi Tuhan menggembalakan kita, semua bangsa digembalakan dengan
penuh perhatian. Dia merasakan kelemahan-kelemahan manusia. Dia tahu orang
jahil, Dia tahu orang sesat.
Tadi
ibu Girsang sampaikan: “selamat ulang
tahun ya om. Panjang umur, sehat selalu”
Saya
jawab: “Amin”, lalu kata ibu Girsang
lagi: “ada satu lagi, sabar ya kepada
kami yang bodoh-bodoh ini, banyak kejahatan kami” Saya berkata: “Doakan saja ibu Girsang, dengan kesabaran
dan pengajaran”
Begitu
memperhatikan kehidupan domba-domba yang tergembala. Dia tahu keberadaan kita.
Dia mengerti orang jahil, Dia mengerti orang sesat. Dia merasakan segala
kelemahan-kelemahan kita semua. Dia tidak langsung menghakimi orang jahil dan
orang sesat. Dia memberi kesempatan dan menolong kita semua.
Dia
sangat memperhatikan kita, karena Anak laki-laki yang dilahirkan ini
menggembalakan semua bangsa dengan gada, bukan saja dengan tongkat tetapi juga
dengan gada.
Seorang
yang sangat pengertian namun disertai dengan ketegasan karena Ia menggembalakan
kita dengan gada besi.
Wahyu
12: 5, 7-9
(12:5) Maka ia
melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan
gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan
ke takhta-Nya.
(12:7) Maka
timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang
melawan naga itu, dan naga itu dibantu
oleh malaikat-malaikatnya,
(12:8) tetapi mereka
tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga.
(12:9) Dan naga
besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang
menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi,
bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.
Pada
saat Anak laki-laki ini telah dirampas dan berada di takhta Allah, maka Setan
dilemparkan ke bumi (musuh dikalahkan).
Iblis
atau Setan dilemparkan ke bumi. Inilah yang akan kita alami, asal saja kita mau
bertahan di Betelehem-Yehuda. Jangan tinggalkan rumah roti, jangan tinggalkan
ibadah dan pelayanan, apapun yang terjadi. Jangan gunakan logika manusia,
seperti keluarga Elimelekh. Begitu Israel mengalami kelaparan hebat, dia segera
meninggalkannya dan pergi ke Moab, suatu kebodohan besar.
Ada
juga beberapa di penggembalaan ini baru datang lalu tingggalkan kembali, tidak
bersabar. Seharusnya cari dahulu Kerajaan Sorga sebab di dalamnya ada
kebenaran, namun dia ingin mencari kerjaan bukan mencari kerajaan, dia putar
balik fakta kebenaran.
Setan
tidak berhak di dalam Kerajaan Sorga, Dia dilemparkan ke bumi. Itu bagian dari
orang kecil yang mau menghargai pelayanan dari pribadi yang tidak berkesudahan.
Yohanes
10: 10
(10:10) Pencuri
datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya
mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Dia
menggembalakan seluruh bangsa supaya mempunyai hidup dan mempunyainya dalam
segala kelimpahan. Ada hidup dan supaya mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Seorang
tuan dia berperkara dengan tiga hamba; hamba pertama dipercaya satu talenta,
hamba kedua dipercaya dua talenta, hamba ketiga dipercaya lima talenta. Tetapi
karena hamba yang pertama ini tidak setia dalam perkara yang kecil, tidak setia
memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, talenta itu diambil.
Kalau
menurut logika manusia, baiknya diberikan kepada hamba yang kedua yang hanya
menerima dua talenta. Tetapi tidak. Justru diberikan kepada seorang hamba yang
memiliki sepuluh talenta supaya siapa yang mempunyainya justru kepadanya
diberikan supaya semakin kelimpahan.
Itu
cara Tuhan, tidak menggunakan logika. Semakin kita mempunyai, semakin
dilimpahkan.
Jadi
bukan hanya hidup, tetapi punya dalam segala kelimpahan. Ibarat air diisi dalam
suatu wadah, sudah penuh tetapi diisi lagi, sampai berlimpah-limpah, sehingga
orang lain pun merasakan kelimpahan itu.
Jadi
bukan saja hidup, tetapi siapa yang mempunyainya
kepadanya akan diberikan supaya semakin kelimpahan. Itulah gembala yang baik.
Dialah Tunas Daud, Singa dari suku Yehuda, pribadi yang tidak berkesudahan.
Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment