IBADAH RAYA
MINGGU, 05 AGUSTUS 2018
KITAB WAHYU
(Seri:64)
Subtema: “PERCABULAN”
Shalom
saudaraku.
Selamat
sore, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, biarlah kiranya kebahagian sorga
turun atas kita di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita, Ibadah Raya Minggu
disertai dengan perjamuan suci karena ini adalah minggu yang pertama bagi kta
sekaliannya.
Tidak lupa
juga saya menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang
mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat livestreaming, video internet,
youtube, facebook, dimanapun anda berada di dalam maupun diluar negeri, kiranya
Tuhan memberkati kita dan kita saling berdoa supaya Tuhan tolong kita dalam
pemberitaan firman Tuhan. Seberapa saja firman Tuhan kiranya memberkati kita
dan memulihkan kita sekaliannya.
Pendeknya
kita mendapat lawatan Tuhan, uluran dua tangan Tuhan yang membawa kita dekat
dengan Dia.
Kita kembali
memperhatikan pemberitaan firman untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 9: 21,
namun pembacaan diawali dari ayat 20.
Wahyu 9:20
(9:20) Tetapi
manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu, tidak juga bertobat dari
perbuatan tangan mereka: mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan
berhala-berhala dari emas dan perak, dari tembaga, batu dan kayu yang tidak
dapat melihat atau mendengar atau berjalan,
Sangkakala ke enam yang ditiup oleh malaikat
ke enam, membunuh seperti dari umat manusia. Kemudian sisa dari yang terbunuh
(tidak mati) oleh malapetaka itu tidak juga mau bertobat dari perbuatan tangan
mereka, yaitu:
1. Tidak berhenti menyembah roh-roh jahat.
2. Tidak berhenti menyembah berhala-berhala.
Adapun
berhala itu antara lain: emas, perak, tembaga, batu, dan kayu, dan lain
sebagainya.
Perlu
untuk diketahui berhala tidak melihat, dan tidak mendengar, juga tidak
berjalan. Berarti amat rugilah rasanya kalau kehidupan kekristenan kita jatuh
di dalam penyembahan berhala, karena:
- Berhala
tidak dapat melihat, berarti tidak mengetahui kondisi.
- Berhala tidak dapat mendengar, berarti
tidak dapat mendengarkan doa permohonannya,
keluh kesah.
- Tidak dapat berjalan, berarti tidak
meninggalkan contoh teladan.
Namun
tidak hanya berhenti sampai disitu, kita kembali membaca...
Wahyu
9: 21
(9:21)
dan mereka tidak bertobat dari pada pembunuhan, sihir,
percabulan dan pencurian.
Yang kedua mereka tidak bertobat dari pada:
1. Pembunuhan.
2. Sihir.
3. Percabulan.
4. Pencurian.
Yang
Pertama dan yang kedua yaitu Pembunuhan dan Sihir telah saya sampaikan
pada minggu-minggu yang lalu.
Sekarang
kita akan memperhatikan...
Keterangan:
PERCABULAN.
Inilah
orang-orang yang tidak sopan, orang-orang yang melanggar etika baik dalam
perkataan, baik dalam perbuatan.
1 Tesalonika
4:1-2
(4:1) Akhirnya,
saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah
mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah.
Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih
bersungguh-sungguh lagi.
(4:2) Kamu
tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama
Tuhan Yesus.
Hidup
berkenan kepada Allah berarti hidup menurut petunjuk-petunjuk
Tuhan.
Dan kalau
memang kita sudah mengikuti petunjuk-petunjuk yang sudah kita terima lewat
pemberitaan firman Tuhan, kiranya kita melakukannya lebih sungguh-sungguh lagi,
itulah kerinduan dari Rasul Paulus sehingga ia menuliskan suratnya kepada
jemaat di Tesalonika.
1 Tesalonika
4:3
(4:3) Karena
inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,
Memperhatikan kehendak Allah yaitu hidup di dalam pengudusan dengan menjauhi
percabulan.
1 Korintus
10:2-4
(10:2) Untuk
menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam
laut.
(10:3) Mereka
semua makan makanan rohani yang sama
(10:4) dan
mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari
batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.
Saudaraku,
bangsa Israel telah dibaptis, kemudian makan makanan rohani yang sama dan minum minuman rohani yang sama yaitu
dari batu karang itulah Kristus yang menyertai dan mengikuti perjalanan bangsa
Israel di Padang Gurun selama empat puluh tahun.
- Dibaptis, berarti Yesus
telah menyatakan kematian dan kebangkitan-Nya -> Kelahiran baru.
2018
tahun yang lalu Yesus telah mati di atas kayu salib, bangkit pada hari yang
ketiga, dan itu bukan hanya dinyatakan kepada bangsa Israel, tetapi juga kepada
bangsa Kafir.
- Makan
makanan rohani -> Firman Tuhan yang telah diterima.
Jadi
firman Allah adalah makanan rohani yang senantiasa
dinikmati. Lewat berita firman Tuhan kita senantiasa
mendapat petunjuk-petunjuk untuk melakukan kehendak Allah Bapa supaya kita
berkenan kepada Dia, yaitu hidup di dalam pengudusan dengan menjauhkan diri
dari percabulan.
- Minum
minuman rohani –> Roh El-Kudus dengan segala aktivitas-Nya diantara
orang-orang kudus-Nya.
Saudaraku,
saat ini kita berada di tengah-tengah kegiatan Roh, kita beribadah kepada
Tuhan. Di tengah-tengahnya, imam-imam melayani sesuai dengan karunia-karunia
Roh Kudus.
1 Korintus
10:5,8
(10:5) Tetapi
sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar
dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
(10:8) Janganlah
kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh
beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga
ribu orang.
Sebagai pengikut Musa bangsa Israel telah dibaptis, makan makanan rohani, minum minuman rohani, namun Allah tetap
tidak bekenan kepada mereka, sehingga sebagian dari bangsa Israel ditewaskan di
Padang Gurun.
Salah satu
penyebab bangsa Israel ditewaskan di Padang gurun ialah karena DOSA PERCABULAN yang
dilakukan oleh sebagian dari bangsa Israel. Oleh karena dosa percabulan itu, tewaslah dua puluh
tiga ribu orang pada satu hari. Inilah pengikutan yang sia-sia.
Kalau memang
harus berhenti di tengah jalan lebih baik tidak usah ikut Tuhan, terkhusus kepada orang-orang yang hidup
seenaknya, tidak senonoh, tidak sopan, lebih baik tidak usah ikut Tuhan.
Jangan sampai pengikutan kita berhenti di
tengah jalan hanya karena dosa percabulan, tetapi biarlah
kiranya kita dibawa masuk sampai ke dalam
Kerajaan Sorga, itulah janji Tuhan.
Peristiwa
ini diangkat kembali ke atas permukaan oleh Rasul Paulus, dan ditulis kepada sidang jemaat di Korintus,
sehingga firman Tuhan atau kitab suci ini menjadi kesaksian, menjadi berkat
bagi jemaat di Korintus.
Bilangan
25:1
(25:1) Sementara
Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan
perempuan-perempuan Moab
Sementara mereka berkemah di Sitim mulailah
bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab, berarti terjadi percabulan
dari sebagian besar dari antara bangsa Israel.
Sementara
awal mereka dibebaskan dari tanah Mesir dibebaskan dari perbudakan dosa oleh karena darah anak domba Paskah. Kemudian dibaptis,
berarti Yesus talah menyatakan kematian-Nya dan saat ini kita makan makanan
rohani, firman Tuhan yang disampaikan sehingga kita mendapat petunjuk dari
Tuhan supaya kita berkenan. Tidak
berhenti sampai disitu, juga diberi minum
minuman rohani yang sama, dipercayakan
karunia-karunia Roh Kudus, tetapi sayangnya mereka ditewaskan di padang Gurun,
sia-sialah semuanya.
Mengecilkan pekerjaan
Roh Kudus, mengecilkan firman Tuhan, mengecilkan Korban Kristus hanya karena
percabulan. Padahal Tuhan senantiasa menyertai dan
mengikuti perjalanan mereka, Tuhan tidak lepas tangan, tapi perlakuan mereka, memilukan
hati Tuhan.
Bagaimana
dengan kondisi rohani kita? Bagaimana dengan pengikutan kita kepda Tuhan sampai
detik ini?
Bilangan
25:2-5
(25:2) Perempuan-perempuan
ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu
turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu.
(25:3) Ketika
Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap
Israel;
(25:4) lalu
berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tangkaplah semua orang yang mengepalai
bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang, supaya
murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel."
(25:5) Lalu
berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: "Baiklah masing-masing kamu
membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor."
Akhirnya mereka berpasangan dengan Baal-Peor
allah orang Moab. Kita dapat menarik
kesimpulan bahwa arah dari percabulan adalah penyembahan berhala. Pendeknya, orang cabul menyerahkan dirinya untuk
dipersembahkan kepada berhala. Jadi
percabulan itu mengandung resiko tinggi, sebab digiring sampai pada penyembahan berhala menjadi pasangan dari
Baal-Peor allah dari orang Moab.
2 Korintus
6:11-13
(6:11) Hai
orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami
terbuka lebar-lebar bagi kamu.
(6:12) Dan
bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya
tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu.
(6:13) Maka
sekarang, supaya timbal balik--aku berkata seperti kepada anak-anakku--:Bukalah
hati kamu selebar-lebarnya!
Rasul Paulus
membuka hati selebar-lebarnya kepada jemaat di Korintus, sehingga Rasul Paulus
mendambakan supaya jemaat di Korintus ini membuka hati lebar-lebar terhadap
pelayanannya supaya ada hubungan timbal balik.
Kenapa Rasul Paulus meminta kepada jemaat di Korintus untuk membuka hati lebar-lebar
untuk pemberitaan Injil, jawabnya tentu ada sesuatu yang tidak
baik dari jemaat di Korintus.
2 Korintus
6:14-15
(6:14) Janganlah
kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak
percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan?
Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
(6:15) Persamaan
apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang
percaya dengan orang-orang tak percaya?
Rasul Paulus
melihat bahwa jemaat di Korintus sudah menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya, seperti
bangsa Israel ketika mereka berzinah dan melakukan
percabulan akhirnya mereka berpasangan dengan
Baal-Peor.
Pasangan yang tidak seimbang, antara lain:
1. Persamaan apakah terdapat antara kebenaran
dan kedurhakaan.
Kebenaran yang sejati
berasal dari salib, diluar salib tidak ada lagi kebenaran, itulah yang disebut
dengan kebenaran iman, bukan lagi kebenaran karena perbuatan. Sementara kedurhakaan berarti mendurhaka -> orang-orang yang
memberontak kepada Tuhan.
2. Bagaimanakah terang dapat bersatu
dengan gelap.
Tentu
ini tidak bisa bersatu karena sedikit terang
saja dapat mengalahkan kegelapan. Kita diutus di bumi provinsi Banten untuk
menjadi terang, untuk menjadi kesaksian, (menjadi
contoh teladan) baik dalam
perkataan dan perbuatan, bagaikan kota di atas gunung, tidak ada yang
tersembunyi, tidak ada yang ditutup-tutupi. Menjadi kesaksian
menunjuk kepada orang-orang yang diurapi oleh Tuhan, itulah ketujuh Roh Allah
yang diutus ke seluruh bumi untuk menjadi terang dan menjadi kesaksian.
Sedangkan gelap adalah tempat yang
paling efektif untuk menyembunyikan dosa, kalau sesorang masih
menikmati dosa maka dia tidak akan mau datang kepada terang itu. Dapat kita mengambil kesimpulan di dalam gelap Setan berkuasa.
3. Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus
dan Belial.
Kristus; Dialah
kepala gereja, Mempelai Pria Sorga, Dialah yang
menyelamatkan tubuh.
Kehidupan yang yang diurapi, menjadi kepala, bukan ekor, artinya: dia tidak perlu
diajar oleh orang lain sebab Roh Tuhan mengajari dia dalam segala perkara dan
ajarannya itu benar tidak dusta sesuai dengan suratan 1 Yohanes 2:27. Seperti belalang, walaupun tidak mempunyai
raja, berbaris dengan teratur, tidak perlu diajar. Sedangkan Belial ialah roh-roh jahat = roh
antikris = roh si dajal yang terus-menerus memberontak kepada
Tuhan.
4. Apakah bagian bersama orang-orang
percaya dengan orang-orang tidak percaya.
Saudaraku,
orang-orang percaya tentu
mempercayakan hidupnya kepada Tuhan, tidak bergantung kepada yang lain-lain,
tidak mengandalkan manusia dan kekuatannya, tetapi bergantung kepada kemurahan hati Tuhan. Beda
dengan orang-orang yang tidak percaya =
orang-orang tak beriman, lebih cenderung mengandalkan manusia dan kekuatannya,
berkanjang kepada pengetahuan, tidak lagi bergantung kepada kemurahan hati
Tuhan, menganggap bodoh pemberitaan firman tentang salib.
5. Apakah hubungan bait Allah dengan berhala.
Saudaraku,
bait Allah adalah tempat Allah berdiam di dalam Roh, disebut juga dengan bait Roh Suci,
disitulah Allah bertakhta, berdiam, dan memerintah.
Di luar Tabernakel (rumah Tuhan) Allah tidak memerintah. Apa jadinya jika Allah tidak memerintah, apa jadinya kalau
Allah tidak berdiam, berkuasa, dan bertakhta di dalam kehidupan seseorang?
Inilah yang disebut kehidupan yang kosong.
Sedangkan
berhala adalah buatan tangan
manusia, berhala itu bisa dibuat dari emas, perak, tembaga, kayu, batu permata,
dan lain sebagainya. Berhala punya mata tetapi tidak melihat, punya telinga
tetapi tidak mendengar, punya hidung tetapi tidak bernafas, punya mulut tetapi
tidak dapat mengeluarkan suara dari kerongkongannya, punya tangan tetapi tidak
bisa melakukan sesuatu, punya kaki tetapi tidak bisa berjalan, seperti itu
kondisi dari orang-orang yang menyembah berhala, tidak bisa melakukan yang
sifatnya menyukakan hati Tuhan. Lihatlah orang-orang yang hidup di dalam
penyembahan berhala, sekalipun dia punya mata dia tidak bisa melihat betapa
Tuhan telah berkorban 2018 tahun yang lalu di atas kayu salib, sekalipun punya
telinga tetapi tidak mau mendengar firman, berpaling kepada yang lain-lain,
punya tangan tidak digunakan untuk berkorban, tidak digunakan untuk melayani
Tuhan, punya kaki tetapi tidak bisa mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan
oleh Kristus. Itulah berhala dan seperti itulah kondisi dari orang-orang yang
menyembah berhala.
Saudaraku,
ini terjadi oleh karena bangsa Israel telah berlaku cabul dihadapan Tuhan
sehingga akhirnya mereka berpasangan dengan Baal-Peor, itulah noda kekafiran.
Saya
tetap berdoa kepada Tuhan, biarlah kiranya saya, istri, dan anak-anak, tanpa
terkecuali seluruh sidang jemaat Tuhan, tua, muda, laki-laki, perempuan, Tuhan
tolong sampai berada di tanah yang dijanjikan oleh Tuhan, karena tanah air kita
sesungguhnya adalah tanah air sorgawi, kita menumpang dan sementara saja di bumi ini. Ayub dengan
jelas berkata; “ Dengan telanjang dilahirkan ke Bumi dan dengan
telanjang juga kembali kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi (kembali
kepada sang khalik).” Saya berdoa jangan sampai seperti sebagian
dari bangsa Israel ditewaskan di Padang Gurun hanya karena percabulan. Jangan
ada satupun diantara kita yang binasa. Itulah doa saya dan bukti bahwa saya telah menerima jabatan gembala, bertanggung jawab untuk kawanan domba
Allah.
2 Korintus
16:16
(16:16) Apakah
hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang
hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka
dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan
mereka akan menjadi umat-Ku.
Janji Allah, terhadap orang-orang yang disebut dengan bait Allah:
Yang pertama: “Aku akan dia bersama-sama dengan mereka
dan hidup di tengah-tengah mereka.”
Yang kedua: “Aku
akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.”
Kalau Dia yang menjadi Allah kita berarti
Dia mengerti keadaan kita, Dia mendengar setiap doa permohonan serta keluh
kesah dihati dalam kesesakan, Dia melihat
keberadaan kita, tidak ada satupun yang terlewatkan, Dia punya tangan yang
senantiasa terulur dari sorga untuk menyatakan kemurahan hati-Nya, untuk
menyatakan belas kasih-Nya, sekaligus dua tangan Tuhan yang kuat menarik kita
untuk mendekat kepada Dia seperti puntung yang ditarik dari api tidak binasa.
Itulah untungnya kalau kita menyembah Allah yang hidup, tidak binasa.
Tidak
berhenti sampai disitu disini dikatakan mereka akan akan menjadi umat-Ku,
berarti dipelihara oleh Tuhan, dilindungi, dibela oleh Tuhan, yang menjadi umat
Tuhan itu adalah orang-orang yang tergembala (kawanan domba). Kehidupan dari
kawanan domba itu adalah kehidupan yang sangat
rapuh sebetulnya seperti domba di
tengah-tengah serigala, maka perlu dipelihara. Yesus adalah gembala Agung,
Dia telah menyerahkan nyawa-Nya kepada domba-domba-Nya, singa dan beruang dijauhkan bahkan dibela dari serigala. Pendeknya kawanan
domba tidak dibiarkan liar. Itu keuntungan apabila kita menjadi umat-Nya.
2 Korintus
16:17-18
(16:17) Sebab
itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka,
firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima
kamu.
(16:18) Dan
Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki
dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa."
Tuhan menuntut, supaya jemaat di Korintus, keluar dan
terpisah dari noda kekafiran. Tujuannya: Tuhan akan menerima mereka.
Selanjutnya, Tuhan menyatakan diri-Nya sebagai Bapa, dan umat-Nya diakui sebagai anak-anak-Nya.
Tuhan menjadi Bapa ini merupakan
keuntungan yang besar, sebab bapa yang baik tidak akan
memberikan batu kalau anak-Nya meminta roti, tidak akan memberikan ular
kalau anak-Nya meminta ikan.
Roti -> Kebenaran
yang sifatnya kasih karunia (kemurahan).
Batu -> Hukum taurat. Misalnya: Mata
ganti mata dan gigi ganti gigi arti rohaninya kejahatan dibalas dengan
kejahatan.
Kemudian
Bapa yang baik tidak akan memberikan ular kepada anak-Nya
yang meminta ikan.
Ikan -> Kuasa Roh
El-kudus , pekerjaan dari Allah Roh El-Kudus; menyertai, memimpin, menolong, mengajar, meginsyafkan, menghibur, dan
menguatkan. Sedangkan,
Ular -> Iblis (setan)
kalau berjalan berliku-liku, tidak ada yang lurus. Tabiat dari iblis (setan)
adalah pembunuh manusia dari sejak semula, tidak hidup di dalam kebenaran, bapa
pendusta.
Tentang: Menjadi anak-anak Tuhan baik itu
laki-laki, baik itu perempuan, diasuh dan dirawat dengan baik.
Diasuh berarti dididik dengan hikmat sehingga
berkuasa di dalam perkataan dan perbuatan Musa.
Sampai sejauh ini, Tuhan telah mengasuh kita, tubuh, jiwa dan roh kita
menerima didikan yang baik dari Tuhan agar kita menerima hikmat dari sorga sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana
yang tidak baik.
Dirawat berarti luka-luka
batin dibalut. Memang Dia yang melukai, tetapi Dia juga
yang menyembuhkan. Tetapi jangan salah, Yesus sudah lebih dulu terluka di atas
kayu salib supaya hati kita yang luka ini disembuhkan oleh Tuhan. Salib-Nya yang menyembuhkan dan merawat
kehidupan kita.
Sekarang
kita kembali memperhatikan Baal-Peor di dalam...
Bilangan
25:2-3
(25:2) Perempuan-perempuan
ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu
bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang
itu.
(25:3) Ketika
Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel;
Akibat
berpasangan dengan Baal-Peor (noda kekafiran):
1. Mereka mempersembahkan korban sembelihan
kepada Baal-Peor.
Korban
sembelihan kepada Tuhan, ialah: “jiwa yang
hancur, hati yang patah dan remuk” korban seperti ini tidak dipandang hina oleh Tuhan, mempersembahkan korban sembelihan
kepada baal Peor, adalah sia-sia.
Jiwa
hancur, hati patah dan remuk tetapi untuk berhala, inikan jadi bodoh. Ibaratnya, kepala jadi kaki, kaki jadi kepala,
sudah tidak melihat lagi kebenaran, sudah jadi aneh. Tapi kenyataannya itu
terjadi dan di hari-hari ini terjadi.
2. Turut makan dari korban itu (makanan yang
dipersembahkan kepada Baal-Peor).
Ini
berbicara tentang kebenaran diri sendiri/kebenaran yang ditentukan oleh
berhala, yaitu karena kondisi, karena
keadaan, dan situasi yang ada. Banyak orang kristen hidup di dalam
kebenaran yang seperti ini, menikmati kebenaran karena situasi, karena keadaan,
karena sesuai dengan segala yang ada di lingkungannya. Jadi lingkungan yang
mempengaruhi kebenaran itu. Ibarat angin
bertiup ke timur, dia disitu, angin bertiup ke barat dia di situ, angin ke
utara dia di situ, angin bertiup ke selatan dia di situ, tidak berpegang teguh
kepada kebenaran yang sejati.
3. Mereka menyembah allah orang-orang Moab.
Berhala
artinya, segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan. Misalnya: (1) kekerasan hati,
(2) Mengutamakan perkara-perkara lahiriah. Jadi kalau pekerjaan nomor satu,
ibadah nomor dua atau Tuhan nomor dua itu berhala, kalau uang nomor satu,
ibadah nomor dua atau Tuhan nomor dua itu berhala.
Akhirnya
seperti itulah kondisi dari bangsa
Israel saat berpasangan dengan Baal-Peor.
Bilangan
25:3
(25:3) Ketika
Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel;
Saat Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah
murka Tuhan kepada bangsa Israel.
Bilangan
25:4
(25:4) lalu
berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tangkaplah semua orang yang mengepalai
bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang,
supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel."
Semua orang
yang mengepalai bangsa itu ditangkap lalu digantung di tempat terang, tujuannya: supaya murka Tuhan yang sedang bernyala-nyala,
surut kepada Israel.
Digantung
ditempat terang menunjukkan bahwa;
1. Perbuatan mereka adalah perbuatan sia-sia,
sebab orang yang digantung adalah orang yang terkutuk.
Kepala tidak
sampai ke lagit, kaki tidak sampai
ke tanah -> hidup yang
sia-sia,
sebab tidak di langit dan tidak di bumi.
2. Perbuatan mereka jelas diketahui oleh Tuhan.
Digantung di tempat terang, itu harus dilaksanakan supaya murka Tuhan
kepada bangsa Israel.
Bilangan
25:5;9
(25:5) Lalu
berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: "Baiklah masing-masing kamu
membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor."
(25:9) Orang
yang mati karena tulah itu ada dua puluh empat ribu orang banyaknya.
Ada dua puluh empat ribu orang yang terbunuh oleh karena tulah itu. Tulah
berarti hukuman karena dosa. Disini dosa yang mereka lakukan adalah berpasangan
dengan Baal-Peor, yang berawal ketika
mereka berzinah dengan perempuan-perempuan Moab (berlaku
cabul).
Bilangan
25:10-11
(25:10) TUHAN
berfirman kepada Musa:
(25:11) "Pinehas,
anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari pada orang
Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatan-Ku di
tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku.
Saudaraku,
menjauhi percabulan = membela kehormatan Tuhan seperti yang dilakukan oleh
Pinehas, anak Eleazar, cucu Harun. Ayo...yang sudah melayani Tuhan jauhi
percabulan, dengan demikian kita telah membela kehormatan Tuhan. Persis seperti
doa bapa kami; “ Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu
di bumi ini sama seperti di sorga, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”
Sikap dan doa seperti ini harus ditampilkan sebab
Dialah yang empunya kerajaan dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Yang sudah
melayani kita harus membela kehormatan Tuhan.
Bilangan
25:12-13
(25:12) Sebab
itu katakanlah: Sesungguhnya Aku berikan kepadanya perjanjian keselamatan yang
dari pada-Ku
(25:13) untuk
menjadi perjanjian mengenai keimaman selama-lamanya bagi dia dan bagi
keturunannya, karena ia telah begitu giat membela Allahnya dan telah mengadakan
pendamaian bagi orang Israel."
Kalau kita
giat membela kehormatan Tuhan maka layak menjadi pelayan Tuhan, layak menjadi
imamat rajani. Imamat rajani adalah suatu kedudukan yang sangat mulia dan
istimewa dihadapan Tuhan. Hanya orang bodoh yang mengecilkan pelayanan. Sebab
itu haruslah kita membela kehormatan Tuhan.
1 Korintus
6:12-13
(6:12) Segala
sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna.
Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba
oleh suatu apapun.
(6:13)Makanan
adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan
dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk
Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.
Perhatikan
pernyataan Rasul Paulus, dibagi menjadi dua bagian:
1. “Segala
sesuatu halal bagi ku, tetapi bukan semuanya berguna.”
2. “Segala
sesuatu halal bagi ku, tetapi aku tidak membiarkan diri ku diperhamba oleh
suatu apapun.”
Adapun
maksud dari dua pernyataan Rasul Paulus adalah: Makanan adalah untuk perut dan
perut untuk makanan, tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah, artinya: perkara lahiriah tidak akan mewarisi
kerajaan sorga. Kemudian
tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan dan Tuhan untuk tubuh.
Jadi segala
sesuatu halal, tetapi tidak segala sesutu berguna.
1 Korintus
6: 15
(6:15) Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu
adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya
kepada percabulan? Sekali-kali tidak!
Anggota-anggota tubuh Kristus sekali-kali tidak akan diserahkan untuk percabulan.
1 Korintus
6:16-18
(6:16)
Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan
cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas:
"Keduanya akan menjadi satu daging."
(6:17)
Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
(6:18)
Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia,
terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa
terhadap dirinya sendiri.
Ingat
baik-baik, “jauhkanlah
dirimu dari percabulan”. Alasan
Tuhan menuntut ini kepada kita karena: “Setiap dosa lain dilakukan manusia terjadi
di luar dirinya, tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya
sendiri.”
Yang
bersifat daging, dia terjual di bawah hukum taurat, artinya dia menghendaki
yang baik, tetapi justru dosa berkuasa terhadap
anggota-anggota tubuh, kenapa? Karena hukum taurat merangsang dosa. Di dalam
hukum taurat ada sembilan kali kata “jangan”, tetapi dengan kata jangan, dosa
justru terjadi, tetapi itu di luar pemikiran. Sedangkan orang yang berlaku
cabul, dia berdosa terhadap dirinya sendiri.
Perlu untuk diketahui: Barangsiapa berbuat
cabul dengan perempuan cabul maka ia satu daging dengan perempuan cabul. Seperti bangsa Israel oleh karena percabulannya akhirnya mereka berpasangan dengan Baal-Peor.
Sebab
dua hal harus kita ketahui, alasan untuk menjauhi percabulan...
Yang pertama:
1
Korintus 6:14
(6:14)
Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh
kuasa-Nya.
Allah
yang membangkitkan Tuhan akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya.
Inilah
alasannya supaya kita juga turut dibangkitkan bersama dengan Dia, sebab kalau
kita satu di dalam kematian-Nya maka kita juga satu di dalam kebangkitan-Nya
sampai nanti kita turut diipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Yang kedua:
1
Korintus 6:19-20
(6:19)
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang
diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu
bukan milik kamu sendiri?
(6:20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:
Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Tubuh kita ini adalah Bait Allah dimana
Allah berdiam di dalam Roh.
Berarti
hidup kita bukan milik kita lagi karena kita sudah dibeli dan harganya sudah
lunas dibayar oleh darah Anak Domba Allah yang tak bernoda dan tak bercacat
cela. Maka kita adalah milik Allah (milik Kristus) berarti kita tidak berhak
untuk melakukan percabulan. Siapa yang merasa dirinya miliknya Tuhan, berarti
saudara sudah ditebus dan harganya sudah lunas dibayar oleh darah yang mahal.
Oleh sebab itu sadarlah sesadar sadarnya kalau kita adalah milik Tuhan sebab
kita sudah ditebus oleh darah yang mahal dan harganya sudah lunas dibayar
dengan darah yang yang tak bernoda dan tak bercacat cela karena itu muliakanlah
Allah dengan tubuhmu.
Muliakanlah Tuhan dengan tubuhmu. Gunakan
dua tangan melayani Tuhan, gunakan dua kaki ikuti jejak Tuhan, gunakan mata
untuk tetap memandang dengan salib, gunakan dua telinga untuk terus mendengar
apa yang difirmankan-Nya, gunakan mulut untuk menyembah Tuhan, gunakan hidung
untuk bernafas lewat doa penyembahan kita tersungkur di bawah kaki salib.
Segala sesuatu yang kita miliki yang berkaitan dengan tubuh ini biarlah kita
gunakan untuk memuliakan Tuhan. Itulah dua alasan yang pasti. Yaitu: Allah
telah membangkitkan Tuhan, maka kalau kita jauhkan diri dari percabulan kita
juga turut dibangkitkan dan kelak Dia datang dalam kemuliaan kita akan dipermuliakan.
Kemudian,
kita adalah bait Allah dan kita sudah dibeli, harganya sudah lunas dibayar oleh
darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat cela, berarti kita adalah
milik Kristus jadi tidak berhak lagi melakukan percabulan.
Maka
sebagai milik Tuhan (Bait Allah) muliakanlah Allah dengan tubuhmu dari ujung
ramut sampai ujung kaki, gunakanlah itu untuk memuliakan Tuhan. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang: Pdt. Daniel U Sitohang
No comments:
Post a Comment