IBADAH RAYA MINGGU,
26 AGUSTUS 2018
KITAB WAHYU
(Seri:67
)
Subtema: SEORANG MALAIKAT LAIN YANG KUAT.
Shalom saudaraku.
Selamat sore, salam sejahtera, salam di dalam kasih-Nya
Tuhan kita Yesus Kristus, kita bersyukur kepada Tuhan kita diijinkan untuk
melangsungkan Ibadah Raya Minggu semua karena kemurahan hati Tuhan.
Segera kita memasuki firman penggembalaan untuk Ibadah
Raya Minggu dari kitab Wahyu 10,
namun saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube maupun Facebook di dalam
negeri maupun di luar negeri, dimanapun anda berada kiranya Tuhan memberkati
kita bersama-sama sekaliannya.
Saudaraku kitab
Wahyu dalam susunan Tabernakel terkena
kepada Tabut Perjanjian, sedangkan
Wahyu 10
ini itu terkena kepada tutup pendamaian, pada minggu yang lalu kita telah
memperhatikan pemaparan dari tutup pendamaian ini secara singkat, mungkin masih
jelas dalam ingatan kita masing-masing.
Maka tutup pendamaian inilah yang menjadi dasar yang
kuat untuk kita menyelidiki ayat satu dan ayat seterusnya.
Langsung saja ...
Wahyu 10:1-3
(10:1) Dan aku
melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan
awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan
kakinya bagaikan tiang api.
(10:2) Dalam
tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia menginjakkan
kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi,
(10:3) dan ia
berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum. Dan sesudah ia
berseru, ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya.
Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat; “seorang malaikat lain yang kuat turun dari
sorga.”
Tanpa ragu saya mengatakan malaikat ini adalah pribadi
dari Tuhan Yesus Kristus sendiri, kita tidak perlu ragu dalam hal ini.
Ada beberapa alasan
untuk membuktikan bahwa malaikat yang kuat
ini adalah Tuhan Yesus Kristus:
Alasan pertama: Malaikat
ini disebut malaikat
yang kuat, sebab Ia telah mengalami tujuh kali
percikan darah.
Yesus Kristus Dialah tutup pendamaian yang telah turun
dari sorga untuk memperdamaikan dosa manusia, karena tugas seorang Imam Besar
adalah untuk mengadakan pendamaian terhadap dosa. Itulah malaikat lain yang
kuat yang turun dari sorga.
Saudaraku perlu untuk diketahui; tidak ada kekuatan lain
yang dapat mengalahkan dan membuat Dia jatuh ke dalam berbagai-bagai dosa
Ibrani 7:24
(7:24) Tetapi,
karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang
lain.
“Imamat-Nya tidak
dapat beralih kepada orang lain.” Tugas untuk pendamaian dosa tidak diwakilkan
dan tidak dapat diwakilkan oleh siapaun selain Dia kerjakan sendiri.
Ibrani 7:25
(7:25) Karena itu Ia
sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang
kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
Dia sanggup menyelamatkan semua orang dengan sempurna,
selanjutnya membawa mereka datang sampai kepada Allah sebab Dia hidup
senantiasa untuk menjadi pengantara manusia. Pengantara berarti memperdamaikan
dosa manusia kepada Allah di atas kayu saib.
Ibrani 7:27
(7:27) yang tidak
seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban
untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal
itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia
mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.
Sekarang kita akan memperhatikan imam besar Harun ( imamat lewi) : setiap hari harus
mempersembahkan korban untuk dosanya dan untuk dosa umat Tuhan.
Setiap hari berarti menunjukkan bahwa imamat lewi masih ditandai dengan kelemahan, itu
sebabnya hari mempersembahkan korban setiap hari untuk dosanya dan untuk dosa umatnya.
Yesus Kristus telah melakukannya satu kali untuk selama-lamanya sebagai
Imam Besar Dia telah mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban. Dari
sinilah kita bisa mengeetahui bahwa
Yesus sebagai Imam Besar tidak terdapat kelemahan-kelemahan dalam diri-Nya.
Ibrani 7:26
(7:26) Sebab Imam
Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa
noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada
tingkat-tingkat sorga,
Keadaan Yesus
sebagai Imam Besar;
-
Yang
saleh.
-
Tanpa
salah.
-
Tanpa
noda.
-
Terpisah
dari orang-orang berdosa.
-
Lebih
tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga.
Jadi masuk akal sebagai Imam Besar Ia telah menyerahkan
diri-Nya cukup satu kali untuk selama-lamanya.
Dialah malaikat lain yang kuat, dari sorga, turun ke
bumi untuk memperdamaikan dosa manusia.
Sedagkan imam besar yang lain berulang-ulang mempersembahkan
korban persembahan kepada Tuhan karena dosanya dan karena dosa umat Tuhan. Berulang-ulang mempersembahkan korban,
berarti masih diliputi kelemahan.
Ada
satu hal yang
tidak kalah penting untuk kita perhatikan yaitu “lebih tinggi dari pada
tingkat-tingkat sorga.”
Ibrani 9:11
(9:11) Tetapi
Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan
datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna,
yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk
ciptaan ini, --
Perhatikan kalimat pada ayat ini; “Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang
bukan dibuat oleh tangan manusia.” Kalimat
ini sama dengan Ibrani 7:26….“lebih
tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga.”
Ibrani 9:12
(9:12) dan Ia
telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan
dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa
darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
Dia tidak membawa darah domba jantan Dia tidak membawa
darah anak lembu
melainkan membawa darah-Nya
sendiri.
Jadi jelas sangat sinkron dengan Ibrani 7:26, lebih tinggi dari tingkat-tinggkat sorga, sebab Ia
telah melewati kemah yang lebih besar dan lebih sempurna yang bukan buatan
tangan manusia.
Ibrani 4:15
(4:15) Sebab Imam
Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya
tidak berbuat dosa.
“Ia telah dicobai,
hanya tidak berbuat dosa.” Karena
Dia adalah Imam Besar yang telah mengalami tujuh kali percikan darah. Dialah malaikat yang kuat turun dari sorga untuk
mengadakan pendamaian dosa. Dia sangat mengerti kelemahan manusian dan Dia
sangat merasakan kelemahan manusia, bahkan Dia sama seperti manusia, hanya
perbedaannya dengan manusia daging adalah ketika Ia dicobai, Ia tidak berbuat dosa, berarti kuat, tidak lemah.
Matius 4:3-8
(4:3) Lalu datanglah
si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah,
perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
(4:4) Tetapi Yesus
menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
(4:5) Kemudian Iblis
membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
(4:6) lalu berkata
kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab
ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan
mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk
kepada batu."
(4:7) Yesus berkata
kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan,
Allahmu!"
(4:8) Dan Iblis
membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
(4:9) dan berkata
kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud
menyembah aku."
(4:10) Maka
berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau
harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti!"
Disini kita melihat Yesus menghadapi ujian atau
pencobaan namun Yesus telah mengalahkan cobaan demi cobaan.
1.
Yesus
telah mengalahkan daging dengan segala keinginannya.
Sebab Yesus berkata; “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang
keluar dari mulut Allah." Bukankah roti atau makanan tersambung dengan
daging manusia? Dalam hal ini Yesus telah mengalahkan daging dengan segala
keinginannya.
2.
Yesus
telah mengalahkan dunia dengan kerajaan dunia.
Saudaraku di dalam dunia ini ada keinginan
daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup, tiga perkara ini berasal dari
dunia bukan dari Allah. Barangsiapa mengasihi dunia berarti kasih Allah tidak
ada dalam dirinya, dan dia akan binasa bersama dengan dunia dan keinginannya.
Dunia
ini mempunyai daya tarik tetapi Yesus telah mengalahkan kerajaan dunia dan kemegahan dunia, berarti lepas dari daya
tarik bumi. Dunia ini punya arus yang
sangat kuat untuk menghanyutkan kerohanian anak-anak Tuhan tetapi Yesus telah
mengalahkan dunia.
Kalau daging
dengan keinginannya sudah dikalahkan, maka dunia
dengan arus
yang kuat juga sudah dikalahkan.
3.
Yesus
telah mengalahkan setan.
Sebab Yesus adalah Mezbah Dupa yang besar, Dia
hidup dalam doa penyembahan yang besar. Sehingga terlepas dari berhala-berhala
termasuk tidak menyembah kepada setan, Dia sudah mengalahkan setan.
4.
Yesus
telah mengalahkan maut dan kerajaannya.
1 Korintus 15:24-26
(15:24)
Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah
Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.
(15:25)
Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua
musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
(15:26)
Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Musuh yang terakhir yang Ia kalahkan adalah
maut dan kerajaannya.
Ia menyerahkan kerajaan kepada Allah Bapa
sesudah Ia menyerahkan pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.
Inilah Imam Besar yang kita dambakan, Imam Besar yang
kita harapkan.
DAMPAK POSITIF
KEMENANGAN YESUS SEBAGAI IMAM BESAR:
Yang pertama.
1 Korintus 15:55-56
(15:54) Dan sesudah
yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati
ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang
tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
(15:55) Hai maut
di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
(15:56) Sengat
maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
Sebagai
Imam Besar Yesus telah
berkemenanganterhadap empat perkara di atas tersebut, sehingga oleh kemurahan itu
tanpa ragu kita berkata; “Hai maut di
manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
Perlu untuk diketahui; sengat maut ialah dosa sedangkan kuasa dosa adalah hukum Taurat, artinya
setiap orang yang hidup di dalam dosa dan hidup menurut daging, ia terjual di
bawah hukum Taurat.
Sengat maut ialah dosa, tetapi kalau sengat maut itu
menguasai manusia dari ujung rambut sampai ujung kaki manusia pasti binasa.
Kemudian kuasa dari dosa ialah hukum Taurat, berarti berada dibawah hukum
Taurat.
Ciri-cirinya; “mata
ganti mata gigi ganti gigi”
Artinya;
kejahatan dibalas dengan kejahatan, kemudian mengasiihi sesama tetapi musuh
dibenci, itu ibadah Taurat.
Itu sebabnya oleh karena kemenangan yang diberikan oleh
Yesus sebagai Imam Besar kita berani berkata; “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
Karena memang sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa
adalah hukum Taurat.
Ibadah
Taurat bersifat lahiriah, tidak ada artinya seperti orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat serta
imam-imam kepala, mereka mengajar orang lain tetapi mereka sendiri tidak melakukannya,
mengajarkan orang lain untuk berkorban tetapi mereka sendiri tidak berkorban. Kemudian
apa yang mereka lakukan semuanya untuk dilihat manusia bukan untuk menyukakan
hati Tuhan.
Tetapi puji Tuhan, Tuhan Yesus telah berkemenangan dan
oleh kemenangan itu sekali lagi saya tandaskan kita dapat berkat; “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut,
di manakah sengatmu?" Karena musuh telah dibinasakan itulah maut dan
kerajaan maut. Dialah Imam Besar yang saleh tanpa noda, tanpa salah, terpisah
dari orang-orang berdosa, inilah malaikat yang kuat yang turun dari sorga untuk
memperdamaikan dosa manusia.
Yang kedua.
Ibrani 10:19-21
(10:19) Jadi,
saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk
ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia
telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu
diri-Nya sendiri,
(10:21) dan kita
mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
Yang kedua; oleh
darah Yesus sekarang kita penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
sebab kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala rumah Allah yang
mengepalai rumah Tuhan, itulah kehidupan kita.
Berada
di rumah Tuhan, beribadah dan melayani Tuhan tetapi di tengah-tengah ibadah itu
tidak tampak kehadiran Imam Besar sebagai kepala rumah Tuhan, bukankah itu
ibadah rutinitas, ibadah yang sia-sia?
Tanda hadirnya seorang Imam Besar di dalam rumah Tuhan;
terdengar bunyi giring-giring itulah bahasa asing, bahasa lidah, bahasa roh. Sebab
itu dalam setiap kali kita mendengar firman Tuhan perhatikan dengan
sungguh-sungguh, perhatikanlah cara kamu mendengar firman Tuhan supaya nanti
apabila pemberitaan firman Tuhan selesai disampaikan kita dengan segenap hati tersungkur
di kaki salib-Nya, tanpa sadar nanti mulut bibir kita ini tiada henti-hentinya senantiasa
mengagungkan dan memuliakan
Tuhan, itu sudah tanda bahwa Imam Besar hadir di tengah-tengah ibadah,
mengepalai rumah Tuhan.
Segala sesuatu yang kita perbuat, yang kita kerjakan semuanya
diperhitungkan oleh Tuhan sehingga otomatis kita mempunyai keyakinan dan
keberanian untuk menghampiri takhta kudus, beribadah melayani kepada Tuhan,
mempersembahkan segenap hidup, sebagai
korban kepada Tuhan.
Ibrani 3:6
(3:6) tetapi Kristus
setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika
kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan
yang kita megahkan.
Kristus setia sebagai anak yang mengepalai rumah-Nya dan
rumah-Nya adalah kita, jika kita sampai pada akhirna teguh berpegang kepada kepercayaan,
teguh berpegang kepada pengharapan yang kita megahkan.
Yang kita megahkan itu kepercayaan
dan pengharapan
kita kepada Tuhan. Berpegang teguhlah kepada kepercayaan dan pengharapan kita megahkan.
Ibrani 7:21-22
(7:21) tetapi Ia
dengan sumpah, diucapkan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Tuhan
telah bersumpah dan Ia tidak akan menyesal: Engkau adalah Imam untuk
selama-lamanya" --
(7:22) demikian pula
Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat.
Tuhan telah bersumpah dan Ia tidak akan menyesal untuk
menjadikan anak-Nya yang tunggal sebagai Imam Besar untuk selama-lamanya, hal itu sudah terbukti sesuai
dengan penjelasan di atas tadi. Saya juga terlalu yakin mengatakan bahwa setiap
imam yang melayani Tuhan, bertanggung jawab dengan apa yang dipercayakan oleh Tuhan, supaya Tuahn tidak menyesal terhadap
panggilan dan plihan-Nya.
Sebagai
manusia ada kalanya menyesal tetapi Tuhan tidak menyesal, Allah Bapa tidak
menyesal untuk menjadikan Yesus anak-Nya yang Tunggal sebagai Imam Besar untuk selama-lamaya.
Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih
kuat Dialah malaikat lain yang kuat yang turun dari sorga, Dia telah mengalami
tujuh kali percikan darah, sehingga
Ia memiliki kekuatan oleh kuasa yang sempurna.
Kita
sudah melihat contoh teladan yang baik, Yesus Anak Tunggal Bapa adalah Imam Besar yang saleh,
tanpa salah, tanpa noda, terpisah dari orang-orang berdosa, yang tidak kalah
penting lebih tinggi dari tingkat-tingkat sorga.
Ibrani 3:1
(3:1) Sebab itu, hai
saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi,
pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,
Yang
mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar
yang kita akui yaitu Yesus Kristus, artinya: belajar mengikuti teladan yang Ia
tinggalkan, pandang terus seperti Tabut Perjanjian. Sementara suku Lewi memikul
Tabut Perjanjian bangsa Israel terus mengikutinya, arah pandangannya tidak
pernah lari dari Tabut Perjanjian karena jalan yang mereka tempuh itu belum pernah mereka lalui.
Tidak ada seorangpun yang pernah masuk dalam kerajaan
sorga selain Yesus sendiri yang tela turun ke bumi, pandang saja Dia supaya
dimana Dia berada disitupun kita berada, jangan pandang yang lain supaya jangan
sesat di tengah jalan.
Ibrani 3:2-5
(3:2) yang setia
kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap
rumah-Nya.
(3:3) Sebab Ia
dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti
ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.
Ia sebagai Imam Besar dipandang layak mendapat
kemuliaan lebih besar dari pada Musa, karena Yesus sebagai Imam Besar setia
kepada Dia yang telah menetapkan-Nya sebagai Imam Besar.
Arah
pandangan kita terus terarah kepada Yesus sebagai Rasul dan Imam Besar yang setia mengepalai rumah Tuhan.
Melayani Tuhan tidak boleh serampangan, tidak boleh ya
dan tidak, sebab itu senantiasa mengarahkan pandangan kepada Yesus. Pandangan kita terarah
kepada Dia karena Dia setia supaya kita juga setia.
Alasan-alasan
itu telah diuraikan kiranya diperhatikan
sungguh-sungguh, itu sebabnya tadi saya katakan Wahyu 10: 1-11
terkena kepada Tabut Perjanjian dan ini dasar kita untuk memasuki ayat demi
ayat.
Ada beberapa alasan
untuk membuktikan bahwa malaikat ini adalah Tuhan Yesus Kristus sendiri:
Alasan kedua.
Wahyu 10:1-3
(10:1) Dan aku
melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan
awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan
kakinya bagaikan tiang api.
(10:2) Dalam
tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia menginjakkan
kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi,
(10:3) dan ia
berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum. Dan sesudah ia
berseru, ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya.
Ada tujuh tanda di dalam diri Yesus Kristus;
1.
Berselubungkan
awan.
2.
Pelangi
ada di atas kepala-Nya.
3.
Muka-Nya
sama seperti matahari.
4.
Kaki-Nya
bagaikan tiang api.
5.
Dalam
tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka.
6.
Ia
menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi.
7.
Ia
berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum.
Itulah tujuh tanda yang di dalam diri Yesus Kristus dan
dari tujuh perkara tersebut sudah memberi kekuatan bahwa malaikat lain yang
kuat yang turun dari sorga itu adalah pribadi Yesus Kristus.
Kemudian tujuh perkara tersebut dibagi menjadi dua
bagian;
Bagian pertama:
satu sampai dengan yang keempat;
1.
Berselubungkan
awan.
Wahyu 1:13
(1:13)
Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian
jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang
dari emas.
Ada seorang serupa Anak Manusia berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki
= berselubungkan awan.
2.
Pelangi
ada di atas kepala-Nya.
Wahyu 4:3
(4:3)
Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata
sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan
zamrud rupanya.
Suatu pelangi melingkungi takhta itu
gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
3.
Muka-Nya
sama seperti matahari.
Wahyu 1:16
(1:16)
Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar
sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan
matahari yang terik.
4.
Kaki-Nya
bagaikan tiang api.
Wahyu 1:15
(1:15)
Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian;
suara-Nya bagaikan desau air bah.
Bagian yang pertama satu sampai empat itu
adalah sifat yang sudah melekat di dalam diri-Nya.
Bagian kedua;
lima sampai dengan yang ketujuh;
5.
Dalam tangannya ia memegang sebuah
gulungan kitab kecil yang terbuka
6.
Ia menginjakkan kaki kanannya di atas
laut dan kaki kirinya di atas bumi.
7.
Ia berseru dengan suara nyaring sama
seperti singa yang mengaum.
Tiga perkara ini adalah hasil dari sebuah tindakan atau apa yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus Kristus. Satu sampai empat tadi itu adalah sifat Yesus Kristus yang
sudah mendarah daging (tanda-tanda
yang sudah melekat), sedangkan lima sampai yang ketujuh
adalah hasil
dari sebuah tindakan, hasil dari sebuah perbuatan.
Adapun perbuatan tersebut;
5.
Ia
memegang sebuah kitab kecil yang terbuka.
Saudaraku, Wahyu 1-5 gulungan kitab dengan tujuh meterai yang belum terbuka,
sebab itu Rasul Yohanes dalam penglihatannya di pulau Patmos menangis
sejadi-jadinya karena tidak ada seorangpun yang dianggap layak membuka gulungan
kitab dan ketujuh
meterainya.
Kalau gulungan kitab dan tujuh meterainya
tidak terbuka ini mendatangkan kerugian yang besar bagi manusia.
Sebaliknya
kalau gulungan kitab dan tujuh meterainya terbuka maka berkuasa untuk menyingkapkan segala
yang terselubung berarti dosa
dibongkar dengan tuntas.
Wahyu 5:1
(5:1)
Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah
gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai
dengan tujuh meterai.
Gulungan
kitab dengan tujuh meterai (belum
terbuka), kerugiannya
tidak dapat melihat tulisan disebelah dalam dan sebelah luarnya.
Tulisan yang di sebelah dalam itulah isi
hati Tuhan, sedangkan tulisan yang di sebelah luar itulah karya Allah yang
terbesar, itulah salib Kristus yang Ia kerjakan dua ribu tahun yang lalu.
Saudaraku kalau di tengah-tengah ibadah
tidak terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, seseorang bisa saja menangis
karena mujizat, karena tanda-tanda heran, tetapi belum tentu menangis karena
dosanya yang besar itu dikoreksi.
Wahyu 5:2-4
(5:2)
Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring,
katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya?"
(5:3)
Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di
bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat
sebelah dalamnya.
(5:4)
Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang
dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah
dalamnya.
Rasul Yohanes menagis karena tidak ada
seorangpun yang dianggap layak membuka gulungan kitab itu ataupun melihat
sebelah dalamnya, baik
yang ada di sorga, yang di bumi, atau yang di bawah bumi untuk membuka gulungan kitab itu.
- Yang di sorga
-> para malikat, dua puluh empat tua-tua, dan empat makhluk tidak sanggup
membuka gulungan kitab.
- Yang di bumi
-> hamba-hamba Tuhan dengan lima jabatan; rasul, nabi, penginjil, gembala,
dan guru, termasuk saya sendiri kalau Tuhan tidak membukakan rahasia
firman-Nya.
-
Yang
di bawah bumi -> alam berzah tempat roh-roh jahat,
roh najis atau setan-setan disembunyikan untuk sementara waktu.
Kalau
firman Tuhan tersingkap maka segala yang terselubung akan tersingkap, dosa
dibongkar dengan tuntas. Sebaliknya
kalau tidak terjadi pembukaan rahasia Firman, masalah tidak terselesaikan,
sehingga yang sakit tetap sakit, yang susah tetap susah, yang jahat tetap jahat.
6.
Ia
menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi.
Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut
dan kaki kirinya di atas bumi, artinya; berkuasa untuk menahan kuasa dari antikris,
kaki kiri menginjak bumi berarti berkuasa menahan kuasa dari nabi-nabi palsu.
Sesuai dengan Wahyu 13:1, binatang yang keluar dari dalam laut itu adalah
antikris, sedangkan binatang
yang keluar dari dalam bumi itu adalah nabi-nabi palsu...Wahyu 13:11.
Berarti saat ini Tuhan masih memberikan
kesempatan kepada kita untuk mengusahakan dan memelihara ibadah pelayanan yang
Tuhan percayakan ini, tandanya
kaki
kanan-Nya menginjakkan laut dan kaki kirinya menginjak bumi sehingga kita
terlepas dari ajaran antikris itulah roh jual beli dengan cap meterainya enam
ratus enam puluh enam (666).
Kaki kiri menginjakkan bumi berarti berkuasa menahan ajaran dari nabi-nabi
palsu dengan segala ajaran yang palsu antara lain firman yang ditambahkan dan
firman yang dikurangkan.
Kalau kita bebas dari ajaran nabi palsu ini
berarti kaki kiri-Nya menginjakkan bumi dan itu sudah nyata oleh karena
perbuatannya ini nyata dalam kehidupan kita sampai saat ini.
7.
Ia
berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum.
Yesus Kristus adalah singa dari suku Yehuda.
Kalau singa sudah mengaum siapa yang tidak
takut? Kalau Tuhan telah berfirman siapa yang tidak takut dan gentar?
Yang
menyadari dirinya berdosa dia akan takut dan gentar saat singa dari suku Yehuda
mengaum, saat firman Allah disampaikan dengan jelas dan tegas.
Jadi sudah terbukti dengan dua alasan ini, alasan yang
pertama Dia kuat, Dia Imam
Besar yang tidak diliputi dengan kelemahan. Alasan yang kedua dengan tujuh
perkara dibagi menjadi dua bagian kita yakin malaikat yang kuat yang turun dari
sorga tidak lain tidak bukan adalah pribadi Tuhan Yesus Kristus sendiri.
Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment